Monday, September 25, 2023

Akal.

 


Saya sedang di cafe Grand Hyatt. Awi datang bawa relasinya untuk ketemu saya. Seorang wanita. Dia pengusaha. Dia berencana mau jual cold storage nya. Usia sekitar 40an. “ Saya tahu nama anda tapi baru kali ini ketemu.” Katanya.


“ Tahu darimana ?


“ Dari tulisan anda di blog” katanya. Saya senyum aja.


Dia terdiam. Saya juga diam aja. “ Bro, kita pindah ke Safehouse aja. Enak disana ngobrolnya.” kata Awi. Ya udah, Kami pindah ke gedung sebelah.


“ Sejak orang tua saya meninggal. Salah satu usaha yang tidak saya pahami adalah bisnis ikan. Keliatan mudah cuan tapi mudah juga tekor. Tadinya bisnis property bagus. Sekarang juga nyungsep. Dan setelah cerai dari suami saya jadi males bisnis. “ Katanya. “ BIsa bantu memotivasi saya untuk tetap bersemangat. Setidaknya bisa membuat saya hebat. Tidak larut dalam keluhan. Saya benar benar dalam titik terendah dalam hidup saya” Lanjutnya. Saya tersenyum menatapnya.


“ mengapa ? Katanya mengerutkan kening. “ saya lebih tertarik bertemu anda untuk ngobrol daripada bisnis. “ Katanya.


“ Semua manusia lahir dalam keadaan telanjang. “ Kata saya muulai mencerahkan ala pedagang sempak. “ Mau anak raja atau konglomerat atau rakyat jelata, sama saja. Tidak ada perbedaan. Namun dalam perkembangannya manusia jadi berbeda, tentu berbeda nasip. Mengapa ini terjadi? ini berkaitan dengan mindset. Orang-orang yang kuat mencari sesuatu (potensi) di dalam dirinya sendiri. Sementara orang yang lemah mencari sesuatu (potensi) pada diri orang lain.” Kata saya. Dia mengangguk.


“ Anda tahu kan Yahudi. “ lanjut saya. “ Populasinya sekarang hanya 15 juta. Tapi etnis mereka mengontrol keuangan dan investasi di seluruh dunia. Bahkan perubahan zaman selalu dimotori oleh kaum Yahudi seperti lahirnya kapitalisme dan sosialisme. Nah kalau orang Yahudi melihat keluar dari dirinya, mereka pasti sudah jadi follower dan pasti ditelan oleh perubahan zaman. Karena mereka minoritas tanpa negara. Tapi karena mereka tidak pernah melihat keluar dirinya. Tapi selalu melihat ke dalam dirinya. Yaitu, potensi kekuatan yang dianugerahkan Tuhan kepada dirinya. “


“ Apa itu? tanyanya cepat. Artinya dia menyimak dengan baik saya bicara.


“ Akal. “ jawab saya tegas. “ Akal itu gabungan dari IQ dan EQ. BIsa saja IQ orang rendah tetapi EQ tinggi, dia bisa dianggap lebih berakal. Dan jauh lebih berakal bila dilengkapi dengan spiritual. Jadi dapat disimpulkan akal itu lebih bersifat rohaniah, yang berkembang menjadi kecerdasan berdasarkan pengalaman, dan pengetahuan. Itulah yang disebut dengan mindset.


Zaman dulu di Eropa, orang yahudi dilarang berdagang dan membangun pabrik. Apakah mereka jatuh miskin? tidak, Mereka tidak larut dengan situasi dan kondisi yang diciptakan diluar dirinya. Dari larangan yang bersifat diskriminasi itulah mereka menciptakan bank simpan pinjam. Ya berdagang barang tidak boleh. Buat pabrik engga boleh. Ya mereka membuka jasa. Jasapun bersifat titipan saja. Dari sanalah awal bank tercipta di era modern, sampai kini mereka kuasai sistem perbankan. Dari sistem perbankan ini, mereka mengembangkan pasar modal dan pasar uang.” Kata saya. Dia terpesona.


“ Jadi orang yang senantiasa mengeluhkan sesuatu, itu karena akal nya tidak berfungsi. Dia selalu melihat keluar dari dirinya. Selalu jadi follower. Bila kamu melihat ke dalam kamu tercerahkan. Dimana Tuhan anugerahkan kamu kekuatan besar untuk menjadi special. Dan Tuhan create kamu itu tidak main main. Serius banget. jadi kuatlah, bersukurlah. “ kata saya. Dia termenung. Mungkin berpikir. Saya tidak berharap dia cepat mengerti. Setidaknya berharap dia terus bertanya.


“ Pak ini kantor atau apartement.” tanyanya. Seakan tidak ingin melanjutkan pembicaraan.


“ Tepatnya apartement merangkap kantor saya pribadi. “


“ Lounge nya keren banget. “ Katanya melangkah kearah jendela kaca lebar, menghadap ke Thamrin Pulman. “ Tapi kok hape saya mati ya. “ Katanya bingung. “ engga ada sinyal.” saya senyum aja.

“ Ok soal bisnis nanti kamu bicara aja dengan Lina dirut saya.” Kata saya. Dia mengangguk senang.


Power of love


 

Pernah satu waktu saya sedang di Guangzhou. Saat akan masuk restoran ada wanita berusaha mendekati saya. Tetapi sekretaris saya cepat menahan wanita itu. Entah apa yang dia katakan.Tetapi wanita itu berusaha ingin bicara dengan saya.  Saya cuek aja. Terus masuk restoran bersama James, Michael, Chang.  Setelah di table. Sedang menanti menu datang. Ada wanita yang berjalan cepat ke arah table saya. Dia berlutut depan table kami. Wajah tertunduk. Sekretaris saya Lena, langsung dekati dia. Menanyakan alasan dia berlutut. 


“ Pak, “ seru Lena. “ Dia minta maaf. “ kata Lena


“ Maaf ? Untuk apa ? 


“ Pacarnya kerja di Pabrik elektronika kita. Minggu lalu pacarnya diberhentikan karena melanggar disiplin kerja. “ 


“ Siapa Boss dia?


“ Pak Chang. Pabrik circuit board di Dongguan.” Kata Lena melirik ke arah Chang. Saya menghela napas. “ Suruh dia berdiri.” kata saya. Lena minta wanita itu berdiri. Dia berdiri tapi tidak berani menatap saya. 


“ Sekarang kamu bicara langsung kepada saya. Apa masalah kamu? Kata saya.


“  Hubungan saya dengan pacar saya sudah berlangsung 1 tahun. Tapi orang tuanya tidak bisa menerima saya. Karena orang tua saya  tidak bisa membayar mahar.  Kami miskin, pak. Sejak itu pacar saya stress. Belakangan saya tahu dia berhenti kerja. Saya tidak bisa lagi bertemu dia. Semua komunikasi tertutup. “ Kata wanita itu dengan tetap menunduk.


“ Ok terus..” kata saya mengerutkan kening. 


“ Saya mohon agar pacar saya diberi kesempatan lagi kerja. Saya tulus dibuang dia. Itu lebih baik daripada dia berhenti kerja karena stress memikirkan hubungan kami.” Kata wanita dengan air mata berlinang. Saya kembali menghela napas. Power of love.


“ Lena, kamu tenangkan wanita itu. “Kata saya kepada sekretaris. Lena mengajaknya wanita itu ke table lain. Tak berapa lama wanita itu pergi setelah membungkuk depan saya. Saya lanjutkan makan.


“ B, kata Michael Direktu BDG SIDC “ engga usah terlalu dipikirkan. Itu sudah biasa di china. “ Lanjut Michael. Dia orang Hong Kong. Cara berpikirnya tentu beda dengan China daratan. 


“ Saya bukan mempermasalahkan soal budaya. Bukan pula soal pacarnya dipecat. Yang tidak bisa saya terima, mengapa wanita itu sampai berusaha bertemu dengan saya. Itu pasti tidak mudah. Kalau komunikasi management baik, tentu tidak perlu dia sampai harus bicara dengan saya” 


“ Mana ada waktu kita ladenin yang begituan. Masalah kita banyak” kata Chang. Saya melotot. “ Ngomong apa kamu!! Seketika saya lempar serbet depan dia. Chang terkejut. 


“ Kamu pikir saya tunjuk kamu jadi CEO anak perusahaan karena anda hebat dan saya tergantung anda ? Tidak. Semua bisnis yang ada, market,  finance  dan teknologi bersumber dari networking saya. Anda bertugas  hanya mengelola sumber daya, termasuk didalamnya SDM. Kalau pendekatan anda hanya berpatokan kepada aspek bisnis. Saya rasa saya kemahalan bayar anda. “ kata saya dengan nada keras. Chang terdiam. Semua terdiam. Saya geleng geleng kepala seraya menatap mereka semua. 


“ James, “ kata saya kepada CEO SIDC “ Saya minta investigasi khusus soal ini. Saya ingin tahu mengapa pacar itu sampai dipecat dan bagaimana prosesnya sampai wanita itu ngotot mau ketemu saya. “ kata saya.


“ B. Seru Chang” Saya ikut anda sejak nol. Saya sudah anggap anda sebagai kakak saya sendiri. Saya tahu karakter anda. Engga mungkin saya merugikan anda.” kata Chang. 


“ Anda memang sahabat saya. Tetapi saya membuat garis keras antara teman dan bisnis. Kalau terbukti kamu gagal melakukan komunikasi dengan bawahan kamu, kamu keluar.” kata saya tegas.  


***

Seminggu kemudian saya dapat laporan dari James hasil investigasi team controllership. “ B, masalahnya pacar wanita itu ditugaskan ikut pendidikan ke Shanghai selama 1 tahun. Tetapi pacar wanita itu menolak. Alasanya dia perlu uang untuk bantu pacarnya bayar uang mahar. Kalau dia ikut pendidikan. Dia akan kehilangan  uang tunjangan kerja. Hanya karena itu Chang pecat pacar wanita itu. Alasannya tidak disiplin. “ Kata james


“ Ada suratnya jelaskan masalanya itu ? Tanya saya.


“ Ada. Ini suratnya kepada HRD.” Kata james perlihatkan suratnya.


“ Dan bagian HRD tidak memberikan solusi kepada CEO?


“ Tidak ada. Langsung pecat. Itu sudah SOP. “


“ Index prestasi dia gimana ?


“ 5 tahun kerja dengan predikat excellent . “ kata james mantap.


“ Kalau begitu saya ingin ketemu pacar wanita itu dan wanita itu juga. Atur ketemu dengan saya di Shenzhen. “ Kata saya. James atur pertemuan itu.


Hari sabtu saya ke shenzhen. Bertemu di restoran dengan pacar wanita dan juga wanita itu . Mereka berdua menunduk depan saya. 


“ Ini uang 100.000 Yuan. “ Kata saya menyerahkan uang kepada wanita itu. “ kamu sekarang sudah punya uang mahar untuk bisa menikah dengan pacar kamu.”  Lanjut saya. 


“ Mulai senin besok kamu masuk kantor lagi. Kerja yang baik ya. “ Kata saya kepada pacar wanita itu. Mereka berdua tertegun. Akhirnya mereka membukuk mengucapkan terimakasih. 

“ Engga perlu terimakasih. “ Saya kibaskan tangan. “ Kalian semua anak saya. Setelah bekeluarga, Jaga suami dengan baik dan kamu sebagai suami jaga perasaan istri ya. “ kata saya. Setelah itu saya pergi. James lanjutkan makan malam bersama mereka. 

Setelah peristiwa itu sistem HRD diperbaiki dan materi Diklat juga diperbaiki dengan memasukan unsur spiritual dalam pendidikan management komunikasi. Menjadi pemimpin itu bukan hanya menyalahkan bawahan tetapi menemukan solusi dan memperbaiki proses menangement secara komprehensif. Itu akan terus berproses. Karena tidak ada sistem yang sempurna.


Tuesday, September 19, 2023

Memilih jalan hidup.

 





Saya pernah jadi salesman pada perusahaan Jepang. Tujuan saya adalah mendapatkan pengetahuan lewat training dan pengalaman kerja. Saya sungguh sungguh sejak melalui training. Sehingga saya bisa lolos sebagai salesman untuk pabrikan. Itu hanya 10% dari peserta training yang lolos sebagai salesman pabrikan. Yang lain sebagai salesman umum termasuk menjadi supporter team. Hanya saya saja yang lulusan SMA dalam team Salesman itu. 


Saya kerja keras untuk mendapatkan deal. Itu tidak mudah karena pesaing saya adalah para supplier pabrik yang sudah punya kaki di pabrik. Saya bisa lewati tantangan sehingga saya termasuk top sales. Kalau sedang dikantor, banyak hal yang sepele ditugaskan kepada saya. Seperti, Manager kedatangan tamu. Dia seenaknya suruh saya buatkan minuman untuk tamunya. Kalau mau meeting, teman selalu dapat prioritas pakai kendaraan kantor. Belum lagi, super visor saya kalau sedang marah, selalu bully saya. Hanya setahun kerja. Saya memilih berhenti. 


Saya terjun dalam bisnis. Berkali kali saya bangkrut. Praktis selama rentang waktu 15 tahun saya tida pernah sukses dalam arti sesungguhnya. Bukan karena saya gagal. Tapi mitra saya singkirkan saya. Saya tidak menyalahkan mereka.  By proses Tuhan berdialogh dengan saya tentang bagaimana bersikap. Ya saya memang seharusnya keluar dari situasi dimana saya tidak diterima, itu hikmahnya. Akhirnya mengantar saya hijrah ke China.


Teman saya PNS mengeluh terus karena boss nya di kantor paksa dia dapatkan cuan dari jabatan dia. Batinnya berontak tetapi dia kerjakan juga. Saya sarankan agar di resign saja. Tetapi dia lebih utamakan pride dihadapan keluarga daripada kebahagiaan dirinya sendiri. Sampai pensiun dia masih terus mengeluh. Makanya saya engga kaget bila dia kena sakit jantung dan diabetes. 


Dalam hidup ini kita diwajibkan memilih apa yang membuat kita nyaman. Nyaman dalam arti secara batin kita mendapatkan kebahagiaan atas apa yang kita kerjakan. Tidak merasa terintimidasi secara batin. Hidup hanya sekali setelah itu selesai. Mengapa kita membuang umur untuk pride dan harta, kalau karena itu kita tidak bahagia.  Kebahagian itu bukan pemberian tapi kita ciptakan sendiri dengan cara kebebasan memilih dan berani melewatinya.

Monday, September 18, 2023

Hukum lumpuh.

 




Pablo Escobar, putra seorang petani dan guru sekolah, memulai kehidupan kriminalnya saat masih remaja. Menurut beberapa laporan, skema ilegal pertamanya adalah menjual ijazah palsu. Dia kemudian melakukan pemalsuan rapor sebelum menyelundupkan peralatan stereo dan mencuri batu nisan untuk dijual kembali. Escobar juga mencuri mobil, dan karena kasus inilah yang dia dipenjara pertamanya, pada tahun 1974. Tak lama kemudian, ia menjadi penyelundup narkoba yang mapan, dan pada pertengahan tahun 1970-an ia membantu mendirikan organisasi kejahatan yang kemudian berkembang menjadi kartel Medellín .


Seorang Escobar,  akhirnya menjadi orang terkaya di dunia dari bisnis narkoba. Diperkirakan net asset nya mencapai USD 25 miliar saat itu. Marketnya hanya 1% dalam negeri. Sisanya dia ekspor ke Manca negara dan terbesar ke Eropa dan AS. Setiap minggu nilai ekspornya mencapai USD 440 juta. Dengan laba 400%. Itu lebih besar dari ekspor Migas kita. Fenomena seorang Escobar, tidak bisa dilepaskan oleh sistem politik dan kekuasaan Kolumbia yang hampir semua level bisa disuap. Semua lembaga demokrasi lumpuh dan hipokrit. Begitu sibuknya para elite berbagi dan bertransaksi kue kekuasaan, sehingga mereka lupa tugasnya mensejahterahkan rakyat.  


Saat itulah Escobar tampil di panggung politik seperti Robinhood. Dia membangun rumah sakit, stadion, dan perumahan bagi masyarakat miskin. Dia bahkan mensponsori tim sepak bola lokal. Popularitasnya di mata banyak orang Kolombia ditunjukkan ketika ia terpilih menjadi anggota Kongres negara itu pada tahun 1982. Sayangnya, anggota kartel dia sendiri tidak happy dengan karir politiknya. Sampai mereka membayar Menteri kehakiman melakukan investigasi.. Karena itu Escobar mengundurkan diri. Hanya dua tahun anggota kongres. Tapi setelah itu Menteri Kehakiman dibunuhnya.


Aparat keamanan dan peradilan bertekad menghabisi Escobar. Itu bukan karena penegakan hukum. Tetapi AS membayar lebih besar dari apa yang dibayar oleh Escobar kepada Elite Politik Columbia.  Maklum yang paling menderita akibat bisnis narkoba Escobar adalah AS sendiri. Escobar punya segala galanya, tetapi sebagai swasta dia tidak punya akses politik international. Dan politik hanyalah milik elite penguasa. Tapi Escobar percaya bahwa hukum yang rapuh telah membuat rakyat juga muak dengan kekuasaan. Terutama kepada aparat polisi. hakim, jaksa dan tentara yang bergelimang harta dari suap dan transaksi ilegal.


Escobar cerdas. Dia memberikan hadiah bagi rakyat yang bisa membunuh Polisi atau Tentara. Upah satu kepala aparat USD 100- USD 3000. Tergantung tinggi pangkatnya. Apa yang terjadi kemudian? ribuan polisi dan tentara mati ditangan rakyat sendiri.  Kalau akhirnya perang melawan Narkoba atau gank kartel Medellín  bisa dikalahkan, itu bukan karena aparat Kolumbia hebat. Tetapi peran team FDA dan CIA yang dominan dalam operasi pemberantasan. Praktis Aparat polisi hanya jadi penonton saja terhadap aksis team FDA. 


Dari kisah Escobar kita tahu bahwa bila  hukum tidak berpihak lagi kepada keadilan dan aparat bisa disuap atau dibeli, disaat itulah eksistensi negara dengan mesin pemerintahannya lumpuh. Praktis legitimasi negara hanya ada pada simbol istana presiden dan gedung parlement serta gedung pengadilan. Yang menentukan adalah asing  atau pemodal. 



Tuesday, September 05, 2023

Dewasa bersikap

 




Hanya dengan ayah dan ibu anda tidak pernah transksional. Tapi dengan orang lain, bahkan dengan keluarga sedarah pun tidak mungkin anda dapatkan ketulusan seperti dengan  kedua orang tua. Artinya Anda tidak bisa memaksa orang lain mengikuti hubungan relasi dengan standar moral  anda. Mengapa ? Hubungan kemitraan dan pertemanan pastilah transaksional. Take and give yang terus terjadi tanpa jeda. 


Kalau salah satu timpang, hubungan relasi pasti  bubar atau hambar. Jangan pula sakit hati. Biasa saja. Engg usah pula diumbar ke publik. Saat anda mengatakan orang lain salah atau buruk atau kianat, itu semakin mempermalukan anda. Bahwa anda memang tidak qualifed dalam hubungan relasi. Mengapa ? Ya kalau anda hebat kan engga mungkin dilepas orang atau orang walk away dari anda. 


Anies itu bukan capres yang punya hak legitimasi mencalonkan diri sebagai presiden. Yang punya hak mencalonkan adalah partai. Nah dalam hal capres, Anies diusung oleh tiga partai agar cukup presidential threshold. Yang deal itu bukan Anies. Tapi partai. Artinya, sekuat apapun keinginan anies mau jadikan AHY sabagai cawapres, itu useless. Janji apapun dari anies kepada AHY dan SBY, itu tidak penting. Anies itu poweless. Seharusnya PD bisa memaklumi situasi ini untuk bersikap proporsional terhadap Anies.


Selama sekian bulan hubungan koalisi PD, Nasdem, PKS memang sangat rentan.  Nasdem sebagai pengusung Anies sabagai capres siap uang walau tidak cukup. Nasdem berharap bukan hanya elektabilitas tapi juga dana kontribusi PKS dan PD. Nah tentu yang sumbang dana berhak jatah CaWapres. PKS sudah nyerah. Bokek. Tinggal PD yang berharap agar AHY sebagai cawapres. Duit ada engga? Yang pasti ada hanya janji yang belum mampu ditunaikan. Waktu terus berjalan, dan janji itu hanya tinggal janji.  Sehingga terpaksa partai Nasdem menjual anies kepada pihak lain. Kebetulan penyandang dana itu inginkan Cak Imin sabagai cawapres berpasangan dengan anies. Ya politic follow money.


PKS juga tetap bertahan dalam koalisi dengan Nasdem, walau cawapres dari PKB bukan chemistry  PKS. Itu karena memang tidak ada tempat lain untuk berlabuh. Sementara konstituen PKS sudah terlanjur cinta dengan Anies. Karenanya PKS tidak ada urusan dengan Pilpres. PkS hanya jadikan Anies untuk naikan Elektabilitas partai pada pileg. Beda dengan PD yang punya agenda untuk cawapres. Kalau PKS bertahan bukan berati tidak toleran dengan PD tapi ini soal kepentingan hubungan relasi yang harus dikelolanya.  Jadi udahan dech baper soal hubungan relasi. Selagi anda lemah, ya jangan ngeluh dijadikan keset kaki atau dibuang ke tong sampah. Biasa saja. Makanya kuatlah ! kalau engga, dewasalah!


Friday, August 25, 2023

Ketulusan..

 


Aku mengenalnya di situasi tidak direncanakan. Kali pertama  bertemu di Kereta dari pejalanan Hong Kong- Shenzhen. Aku beranikan diri menegurnya karena dia sedang membaca novel berhasa inggris. Aku memang seperti orang linglung di China tanpa bisa bahasa mandarin. Ada orang China yang kutemui sedang membaca novel berbahasa inggris. itu seperti musafir yang kehausan menemukan oase di tengan gurun. Setidaknya aku bisa berkomunikasi dan kalau bisa berteman dengan dia. Ini berkah bagi sang kelana sepertiku di negeri orang. itulah yang patut kamu ketahui kekonyolanku saat kali pertama menginjakan kaki di China tahun 2004.


Setelah bertemu di Kereta, aku lupa tanya nomor telpnya dan dia pun tidak minta nomor telp ku. Tapi berselang sebulan kemudian, Tuhan pertemukan aku lagi dengan dia di sebuah cafe di kawasan central Hong Kong. Sejak itu kami jadi akrab. Aku tahu namanya Wenny. Dia bekerja pada perusahaan investasi di Shanghai. Wanita bersuami dan ibu dari satu anak. Apa peduliku dengan statusnya. Aku hanya butuh dia menjadi tongkatku selama awal awal berbisnis di China. Karena aku tidak punya sedara atau kenalan yang bisa menuntunku dalam hijrah ini. 


Selama dia membantuku, aku selalu membayarnya. Tidak gaji tapi setiap dia mengenalkan networking untuk melancarkan bisnisku, pasti setelah itu aku serahkan amplop uang untuk dia. Tapi dia terus menolak pemberianku. Akupun maklum. Tapi sebenarnya bagiku itu sinyal agar aku harus lebih waspada. Mengapa? wanita kadang cerdas dan hebat menaklukan pria. Mereka bisa saja bersabar sampai mereka menguasai potensi pria dan akhirnya menguasai hati pria untuk ditaklukan. Aku datang ke China tidak untuk jadi pecundang. Aku sangat hati hati menjaga hubunganku dengan dia. Terutama aku tidak boleh percaya bahwa dia tulus.


Setelah setahun di China aku belum juga berhasil ekspor. Bisnis maklon menghadapi kendala. Terutama dari segi pabrikan  dan keharusan menyediakan sample barang sebelum teken kontrak dengan buyer. Uang bekal yang gua bawa dari jakarta sudah habis. Aku tidak tahu kemana harus minta tolong. Pulang tidak mungkin. Itu sama saja aku kalah. Entah kenapa aku beranikan berhutang kepada dia. Uang tabungan untuk persiapan  biaya kuliah anaknya ke luar negeri dia serahkan kepadaku. Setelah itu aku bisa berhasil melakukan ekspor dan terus berlanjut. Utang kepada dia aku bayar tak lebih 3 bulan. Tapi dia menolak aku kembalikan uang itu. Dia sempat menangis sebelum pergi. 


2 tahun  berbisnis di China aku sudah sukses mendapatkan laba diatas USD 5 juta. Dan karena kesibukan, aku sudah jarang bertemu dengan dia. Satu saat aku dapat telp dari dia. Bahwa dia sudah bercerai dengan suaminya karena dikejar debt collector. Dia terpaksa berhutang untuk biaya berobat ibunya. Diapun terpaksa berhenti kerja. Aku sempat termenung. Namun alarm mengingatkanku bahwa dia sedang menagih uangnya dan mungkin lebih banyak yang akan dimintanya. Aku harus temui dia. Aku tidak bisa lari.


Aku akan bayar berapapun yang dia minta dan closed file. Aku tidak mau dibebani hutang budi, yang tak mungkin aku beri lebih banyak dari yang dia harapkan. Aku pria beristri dan ayah dari dua anakku. Mereka ikhlaskan aku hijrah untuk berbisnis bukan untuk senang senang. “ Aku tidak minta kamu kasihani aku dan keluar cash menyelesaikan masalahku. Aku sudah senang karena kamu sudah sukses. “ Katanya menolak pemberian uang dariku. Padahal jumlah nya 10 kali dari uang yang pernah aku pinjam dua tahun lalu


“ Aku hanya mengabarkan keadaanku, bahwa aku tidak lagi bisa membantumu. Karena aku akan pulang ke kampung  membawa anakku untuk tinggal bersama ibuku. Setelah itu, aku akan berkerja apa saja di Shanghai untuk membayar utangku. “Kata Wenny. Aku masih beranggapan dia sedang bersiasat menguasai perasaanku. Tapi aku tidak peduli. Ya udah. Karena dia menolak uang dariku, ya aku tidak bisa paksa. Dan tinggalkan dia.


8 bulan kemudian aku hampir melupakannya. Tapi entah mengapa  aku merasa tetap berhutang kepada dia. Aku telp dia dan berjanji besok pagi akan ke Shanghai menemuinya. Dia beri tahu tempat kerjanya. Keesokannya aku dapati dia berkerja sebagai front officer perusahaan travel agent. Dari balik kaca aku lihat dia bekerja. Hampir 1 jam aku dia diam perhatikan dia dari luar. Entah mengapa aku luluh. Tidak nampak sama sekali dia bersiasat dalam hubungannya dengaku. Aku sempat berlinang air mata ketika dia makan siang dibalik loket kasir sambil jongkok. Itu makan siang yang dia bawa dari rumah. Tidak dibelinya.  Dia tidak percaya ketika melihatku sudah di depannya. 


“ B, “ katanya terkejut berusaha berdiri. Aku mengangkat bahunya.” Wen, kita ke Hong Kong sekarang! Kataku tarik tangannya. Dia sempat berpikir berusaha menahan tarikan tanganku. “ Lupakan kerja di sini. Mari ke hong kong. Ikut aku” Kataku.  Dia patuh saja. 


Di Hong Kong aku sewakan apartement dan beri dia modal start up bisnis shadow banking. Aku akan jadi mentor dia. “ B, kamu sahabatku.” Katanya menolak uang dariku untuk melunasi hutangnya. “ Kamu beri aku peluang bisnis dan juga modal, itu  beban yang sangat  berat bagiku. Tanpa nilai persahabatan engga mungkin kamu percaya beri aku modal dan peluang” katanya. “ Aku akan kerja keras di perusahaan yang baru kamu dirikan ini dan dari itulah caraku membayar utang yang aku ciptakan sendiri.” Lanjutnya.


Wenny bekerja keras siang malam. Seperti tidak ada lelahnya. 10 tahun kemudian, bisnisku dengan Wenny berkembang pesat. Bila modal awal tahun 2006 USD 200,000, tahun 2016 sudah menjadi International holding. Wenny jadi CEO. Kini aku benar benar menyesal berprasangka buruk dari awal kepadanya. Tapi mau gimana lagi. Aku harus survival di negeri orang dan itu mengharuskan aku terus waspada. Kalau melihat kejujuran dan loyalitas nya selama ini, membuat aku terus merasa bersalah dan berhutang dengan dia…

Hikmah cerita : Ketulusan itu bukan dengan kata kata tetapi bagaimana kita bersikap dan berbuat tanpa syarat. Ya, melepaskan segala sesuatu yang kita miliki, yang pada waktu bersamaan kita sangat membutuhkannya. Dari Wenny saya belajar tentang ketulusan. Memang tidak mudah..

Saturday, August 05, 2023

Belajar sepanjang masa

 




Saya bersukur. Ibu saya lulusan sekolah Guru Agama dan pernah 3 tahun di ponpes. Jadi sedikit banyak dia paham agama. Saya belajar bahasa arab dan inggris dari ibu saya. Ibu saya sadar bahwa saya disleksia. Tidak bisa menghapal dengan baik.  Dengan kelemahan saya itu, ibu saya mendidik saya. Tidak melalui pelajaran tata bahasa. Tetapi lewat komunikasi langsung. Sehingga dua bahasa itu bisa saya kuasai. Dengan menguasai dua bahasa itu, saya punya kemampuan belajar secara mandiri.


Yang menarik dan sampai kini jadi dasar saya belajar adalah metodelogi belajar yang diajarkan ibu saya. Pertama. Kamu tidak akan pernah memahami ilmu apapun kalau kamu tidak tahu apa manfaatnya. Kedua, kamu tidak akan bisa memanfaatkannya dengan benar kalau kamu tidak paham mengapa ilmu itu ada. Ketiga, jangan pernah puas dengan pengetahuan yang ada. Sudut pandang pada satu hal bisa beragam. Dari keberagaman itu tidak ada satupun yang pasti benar kecuali Tuhan. Atas dasar itulah jangan pernah sombong dengan pengetahuan yang ada.


Pertama kali saya belajar ilmu marketing dan salesmanship usia 21 saat bekerja sebagai salesman di perushaan Asing. Saya dapat training. Dari sana saya tahu Seni menjual. Tahu pentingnya product knowledge, business process. Setelah berhenti kerja dan terjun ke bisnis, pengetahuan tentang product dan business process terus saya pelajari lewat bergami bacaan dan kursus serta ikut dalam seminar international tentang product knowledge. Dari produk mineral tambang, Agro, jasa logistik , migas, kimia dan biokimia, pharmasi, termasuk produk Hitech saya pelajari dengan tekun. 


Saya juga gunakan kesempatan untuk kursus pajak sampai lulus brevet B. Itu penting agar saya bisa mandiri membayar dan menghitung pajak. Saya juga belajar international trade dengan berbagai metode. Dari metode TT sampai LC, dan terus mendalami counter trade. Saya juga belajar ilmu management modern. Saya hanya Tamatan SMA-IPA. Tentu tidak pernah belajar ilmu Ekonomi dan tidak pernah lulus sarjana ekonomi. Tetapi saya bisa lulus terbaik ketika ikut kursus financial engineering yang diadakan lembaga keuangan multilateral. Sehingga saya termasuk segelintir orang pemegang certificate financial engineering di dunia ini.


Agar saya bisa berinteraksi dengan beragam kelas, Etnis, agama , saya belajar ilmu filasafat dan teologi.  Dengan dasar itu saya tahu mengapa perlu ilmu sosiologi, ekonomi, cultural, agama dan psikoanalisa. Sehingga mudah saya belajar ilmu tersebut. Maka pikiran saya terbuka dan karenanya saya bisa diterima oleh semua golongan di dalam dan luar negeri. Dan begitulah saya membangun network international dalam bisnis. Nah proses  belajar itu sejak saya SLTP dan sampai kini. Jadi kalau anda tanya gimana belajarnya atas apa yang saya capai ? Itulah yang saya lalui…engga mudah memang. Dan bukan too Good to Be true …


Mengapa petani China dan Thailand kaya raya.

  Anda mungkin tahu semua apa itu sauce tomat. Tentulah. Itu menu tambahan wajib yang tersedia di meja saat anda makan sup atau nasi goreng....