Thursday, October 21, 2021

Propaganda lewat Film.

 




Selama lebih dari 10 tahun di China, Saya suka nonton drama TV. Padahal di Indonesia hal yang jarang sekali saya tonton adalah Drama TV. Mungkin sudah lebih 20 tahun saya tidak nonton Drama TV.  Jadi apa yang menyebabkan saya tertarik. ? Tentu beralasan. Saya pernah berbisnis dibidang film dan rumah produksi (PH). Jadi saya tahu bagaimana tekhnis sinema dan proses produksi, yang melibatkan ahli pembuat skenario, pengatur lampu, peran, musik dan sutradara. Karena itu saya kagum dengan tampilan drama TV di China. 


Teman saya seorang wanita penulis skenario di Wuhan cerita kepada saya. Dia sedang menggarap cerita dengan tema cinta kepada keluarga. Selama 1 tahun dia riset secara langsung. Tinggal bersama mereka dari kelas bawah maupun atas, menyelami fenomena yang sedang terjadi pada keluarga akibat adanya perubahan zaman. Memahami mindset yang berkembang di masyarakat. Setelah itu dia harus belajar tentang kebudayaan dalam keluarga di China, AS dan Eropa. Dari sana lahirlah film drama hebat, yang kaya hikmah dalam setiap dialogh. Engga asal adegan atau sekedar follow trend apa yang suka ditonton orang.


Sahabat saya di Changsa yang pengusaha industri kimia tidak merasa rendah dan kawatir ketika melihat putranya belajar mandiri berbisnis. Diawali membuka restoran kecil dengan karyawan 1 orang.  Padahal dia punya uang banyak untuk memanjakan putra satu satunya itu. Mengapa ? 


“ Istri saya mendidik dia jadi petarung yang tabah dan punya semangat. “ Katanya. 


“ Bagaimana istri kamu mampu memotivasinya?tanya saya.


“ Itu berkat drama TV, yang mengajarkan semangat dan karakter wirausaha.” Katanya.


“ Mengapa ?


“ Dalam ilmu psikologi ada yang disebut dengan konsep Neoro Linguistic Programming ( penyusunan bahasa syaraf ) yang menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai susunan syaraf yang sama. Artinya segala sesuatu yang orang lain dapat lakukan , kita juga bisa melakukannya. Film drama TV menggunakan konsep itu. Mendidik orang meniru yang baik.


Saya sadar bahwa drama TV di China itu tidak lebih bagian dari propanda politik. Itu sebabnya semua perusahaan TV dimiliki oleh Negara.  Partai menggunakan media TV untuk mendidik rakyat bela negara, semangat wirausaha, perang terhadap korupsi, cinta kepada orang tua, setia kawan, peduli dalam semangat berkorban, keutamaan keluarga, dan cinta. 


Walau sifatnya propaganda, namun ditampilkan dengan tekhnis sinema yang luar biasa cerdasnya. Orang tidak merasa sedang masuk perangkap brainwashing. Karena cerita drama memang menggiring emosi  dan psikis penonton untuk belajar memahami makna dibalik adegan. Ya menghibur dan mendidik. Sehingga proses perubahan mental dan transformasi budaya terjadi terus menerus kearah yang positif.


Di Indonesia, media TV memang orientasinya bisnis. Tidak penting apakah itu mendidik atau tidak. Yang penting orang terhibur dan rating naik. Dari sana pendapatan iklan meningkat. Walau karena itu acara TV lebih banyak mengarahkan orang jadi bigot, mengggap dunia itu  too good to be true. Realitas yang menyesatkan dan karenanya penonton terjebak kepada kehidupan hedonis, individualisme, tidak open minded. Makanya jangan kaget,  kemajuan sains yang berhasil membawa manusia ke platnet lain tetapi kita masih doyan membahas omong kosong.



Wednesday, October 20, 2021

Meyakinkan Investor


 


Saya sedang nongkrong di Starbuck Plaza Indonesia. Sedang asyik ada yang tegur saya dari luar. Ternyata teman saya.  Kami ngobrol sebentar. Saya tawarin minum kopi dia engga bisa. Karena ada janji ketemu relasi di Grand Hyatt. Setelah teman saya pergi. Datang dua anak muda, Pria dan wanita mendekati saya. “ Maaf pak. Saya kenal dengan teman bapak tadi. Dia kan boss distributor besar di Indonesia dan punya jaringan retail juga. “ Katanya. Saya senyum saja. 


“ Pak, serunya. “ Boleh saya bertanya soal bisnis. ?

 

“ Kenapa ?


“ Pasti bapak pengusaha. Saya boleh tanya?


“ Tanya aja”


“ Saya sudah dua kali buat proposal bisnis.  Udah banyak investor saya temui. Tetapi selalu gagal.  Bagaimana meyakinkan investor agar mereka mau keluar uang? 


Saya tersenyum. Saya pandang lama dia. “ OK.” kata saya menarik napas. “  Ini cangkir starbuck. Benar ?“ Kata saya menunjukan cangkir ke depan dia. 


“ Benar. “


“ Kamu tahu terbuat daripada apa cangkir starbuck ini ?


“ Engga tahu. “


“ Ini terbuat dari Iimbah singkong dari industri tapioka dan limbah jagung  dari industri ethanol.” 


“ Oh..”


“ Pada awalnya perancang bisnis ini melihat peluang lain. Dia berkata kepada investor, saya akan buat kemasan dari limbah pabrik tapioka dan etanol. Yang ada di kepala investor ketika mendengar kalimat singkat itu adalah pertama, bahan baku yang mudah dan murah. Itu bisa menjamin kelangsungan produksi. Kedua, produk yang punya hubungan kuat dengan stakeholder  yaitu pemerintah dan industri yang menghasilkan limbah. Ini pasti sustainable. Cukup dua itu saja, investor akan bertanya lebih jauh. Proposal bisnispun dia baca.  Proces deal terjadi. Investor pun akan rogoh kantong nya untuk mendukung.”


“ Terus gimana dengan marketing. ?


“ Dia datangi starbuck dengan kalimat singkat. -Kami menyediakan produk kemasan yang akrab lingkungan. Dengan anda menjadikan kemasan dari bahan baku limbah maka anda sudah berperan dalam menjaga bumi. Juga berperan mengurangi limbah plastik. - “ Kata saya.


“ Mengapa akhirnya mereka mau dan bersedia jadikan produk kemasan dari limbah itu?


“ Semua banker dan lembaga keuangan punya misi mendukung produk ramah lingkungan.  Dan starbuck kan berkembang berkat ekosistem keuangan yang melibatkan perbankan dan pasar modal.”


“ Oh begitu..” katanya bengong seakan berpikir. 


“ Di kuliah mata pelajaran apa itu pak ?


“ Engga tahu. Saya engga pernah kuliah. Tapi dalam dunia bisnis, itu disebut dengan enterpreneur vision. Wawasan wirausaha yang bekerja untuk kepentingan stakeholder, yaitu pemerintah, investor, suplier, konsumen, karyawan.  Nah selagi kamu punya bisnis dengan prinsip entrepreneurship vision, siapapun yang kamu temui akan mendukung kamu. Pemerintah akan permudah izin. Orang punya ilmu dan skill akan mendukung. Suplier akan senang menjadi bagian bisnis proses kamu. Investor happy menanamkan uangnya.” kata saya  


Saya menghabiskan minuman. Mereka berdua saling pandang. Mungkin mau tanya lagi.Tetapi saya sudah berdiri untuk pergi. “ terimakasih pak. “ kata mereka.

“ Investor tidak akan pernah percaya hanya  karena membaca proposal yang kamu buat.  Mereka akan percaya  kalau meeting, kamu bisa yakinkan mereka dalam 5 menit. Tetap semangat ya. Kalian masih muda, Masa depan masih panjang. Teruslah belajar dan bersemangat.Udah ya.“ Kata saya.


Wednesday, October 13, 2021

Persahabatan …?

 




Sejak  minggu lalu, sejak saya membuat keputusan perubahan susunan Komisaris perusahaan, setiap hari email datang dari Yuni dengan nada protes dan marah. Saya diamkan saja surat itu. Saya tahu suasana batinya sedang tidak nyaman.  Apapun alasan saya tidak akan dia bisa terima sebelum keinginanya depak Florence tercapai. Saya percaya dia sahabat saya, yang tentu dia sangat paham sifat saya. Sayapun sebaliknya juga harus memahami suasana hatinya.  Perasaan tidak aman, kadang membuat orang berpikir diluar dirinya. Itu biasa saja. 


Saya sudah membuat keputusan menempatkan Florence sebagai Preskom dan itu jelas pertimbangan profesional, bukan emosional. Saya bisa membedakan di mana Florence berdiri dan dimana  Yuni. Tentu tidak elok saya menentukan mana yang baik dan mana yang tidak. Yang jelas masing masing punya alasan bagi saya untuk bersikap. 


Florence mengenal saya disaat saya sebagai pemula dalam bisnis. Berbeda denga Yuni ketika bertemu saya, saya di puncak usia emas saya. Florence tahu saya pria yang lemah. Mudah kalah dan mengalah.  Tidak bisa bersikap tegas. Kadang terkesan tidak berani berkata tidak. Mudah dimanfaatkan.


Dia selalu hadir disaat saya sangat membutuhkan dukungan moral Di saat saya dalam gelap, dia datang membawa lilin. Ketika saya  limbung, dia menyediakan tubuhnya untuk menopang saya agar tidak jatuh. Ketika orang meragukan saya, dia menguatkan saya. Tidak pernah mengadili saya kecuali mengarahkan cahaya kepada saya.  Walau dia pernah menikah dengan pria bukan saya, dan akhirnya perceraian terjadi, dia tidak pernah menyesali sebagaimana dia tidak menyesali memilih tidak menikah dengan saya. Namun 35 tahun persahabatan kami selalu terjaga.


Saya tidak mengatakan bahwa Florence melakukan itu semua karena dia pecundang di hadapan saya. Justru karena sikap tidak mementingkan diri sendiri dan tampa berhitung apa yang telah dia korbankan , sebenarnya dia membangun rasa hormat,  yang menumbuhkan keyakinan dan kerpecayaan saya kepadanya tanpa syarat.  Dari itu semua, tetap Istri saya di rumah tidak bisa bandingkan dengan Florence. Karena satu hal yang tidak pernah dimiliki oleh Florence? apa ? Dia tidak pernah berani menikah dengan saya. Sementara istri saya, adalah wanita pertama yang berani menikah   karena Tuhan, bukan karena cinta manusia yang selalu bersyarat. 


Kamu tahu Yun, Manusia memang lemah. Persahabatan adalah jembatan yang dibuat oleh manusia. Jembatan selalu lapuk. Janji biasa inkar. Karenanya ongkos persahabatan kadang dibayar dengan airmata dan keluhan yang tak sudah. Tetapi menikah karena Tuhan adalah jembatan persahabatan yang dibuat oleh Tuhan. Jembatan yang sangat kokoh, tak lapuk karena hujan, dan tak lekang karena panas. Dan itu jelas tidak mudah dan tidak sederhana. Butuh kekhlasan dan sabar tak bertepi…


***


Kemarin sehabis temanin Oma dan Nazwa makan di Lippo Karawaci, Oma pergi belanja bersama Nazwa. Saya pergi starbuck ketemu dengan Awi, Florence dan Yuni. Ketika saya datang ke table mereka, Awi langsung berdiri pesan kopi untuk saya.  Florence dan Yuni diam saja. Saya menebak ada masalah. Tak berapa lama, Awi datang membawa kopi “ Capucino  tanpa gula” kata Awi. Saya tersenyum.  Saya liat Awi melirik ke Yuni dan memberi isarat. Yuni berdiri dari tempat duduknya.  


Dia berlutut di hadapan saya “ Maafkan saya, B. Maafkan saya. Saya salah telah berprasangka buruk kepada kamu. Hukumlah saya. Saya siap terima.” Kata Yuni dengan suara tangis tertahan.


Saya pandang Awi. “ Saya ceritakan kepada Yuni persahabatan saya dengan kamu. Saya cerita ketika saya terpuruk, keluar dari penjara. Anak dan istri diusir dari rumah mertua. Kamu bantu saya, dan sewakan rumah untuk keluarga saya. Kamu memang keras dalam bisnis tetapi dalam bersahabat, hanya kamu yang menyabung nyawa melindungi saya dari preman yang berniat membantai saya.  Saya tidak pernah ragukan persahabatan kita, walau kadang dalam bisnis saya kadang kesel dengan sikap kamu. Tetapi ternyata itu semua untuk kepentingan saya juga. Saya bersahabat dengan B sejak tahun 1988. ” Kata Awi seraya melirik kepada Florence.


“ Saya ceritakan ke Yuni. Suami menceraikan saya. Bank akan sita perusahaan saya karena hutang yang macet. B datang disaat saya kehilangan pintu untuk keluar. Dia bailout hutang itu. Padahal saat itu dia baru saja bangkit dari bangkrut. Dan karena itu dia bangkrut juga.  Dia tidak pernah cerita kebangkrutannya kepada saya. Yang saya tahu dia terpaksa hijrah ke China. Bertarung sendiri tanpa teman dan saudara di negeri orang. Dia simpan kegalauannya sendiri demi sahabatnya. Saya bersahabat dengan B lebih 30 tahun “ Kata Florence.  


Yuni masih berlutut. Saya hampiri dia “ Saya tempatkan Florence sebagai preskom kamu karena dia lebih tua dari kamu, dan dia bisa jaga kamu. Florence pasti jaga kamu, sebagaimana dia jaga saya selama ini. Awi sudah menua. Usianya sudah 62 tahun. Dia mau pensiun walau dia sendiri tidak pernah minta pensiun kepada saya. Lima tahun lagi, saya berharap putri kamu, putra Awi dan putra saya bisa gantikan persahabatan kita semua. Mereka bisa lanjutkan apa yang telah kita bangun dengan kerja keras. 


Sekarang berdiri kamu. Saya sudah maafkan sebelum kamu minta maaf. Kamu adalah kesayangan kami. Saya dan AWi sangat sayang kamu, Yun. Kamu termuda diantara kami. Kamu telah melewati banyak kesulitan bersama kami. Udah ya. Senyumlah.” kata saya mengusap airmata Yuni. Florence tersenyum.  Sayapun kembali ke Oma dan Nazwa temanin mereka belanja.  


Memahami sahabat itu tidak mudah. Sahabat itu jangan dibuang. Apapun dia. Sabar sajalah. Semua akan baik baik saja.

Sunday, October 03, 2021

Mental Kaya.

 



Kemiskinan itu bukan karena pendidikan, atau keturunan. Tetapi karena mindset. Atau sikap mental. Ciri orang yang bisa bebas dari kemiskinan adalah sebagai berikut:

Punya rasa hormat. Bekerja atau bisnis bukan sekedar mencari uang tetapi berjuang untuk mendapatkan rasa hormat. Artinya apa yang kita lakukan ada muatan moral dan harga diri. Sehingga kita tidak perlu merasa kecil hati kalau sarjana pada awal bekerja  hanya kebagian kerja yang remeh remah. Tidak perlu merasa rendah kalau harus mengawali bisnis berdagang kaki lima, atau jadi salesman panci. Tidak merasa rendah bila harus merendahkan diri untuk melayani konsumen atau boss..Punya kesabaran dan passion melewati setiap hal, walau kecil sekalipun.

Percaya bahwa semua tidak mudah dan murah. Uang atau harta yang kita dapat adalah reward dari proses yang tidak mudah. Kalau ada yang menawarkan too good to be true, anda mudah sekali menerima, maka itu sudah mental miskin. Tapi kalau anda tidak meresponse nya maka anda sudah menepak jalan mental pemenang. Memang tidak mudah tapi kita belajar mendaki untuk sampai diatas bukit walau harus melewati blukar dan onak. Kadang terjatuh. Kadang terluka. Tetapi dengan melewati proses itu, kita tahu artinya kesuksesan dan tahu arti mencintai.

Kemauan untuk belajar. Belajar bisa darimana saja. Tetapi jangan belajar dengan orang saya setara dengan anda. Jangan belajar dari pengeluh. Jangan belajar dari orang yang pemalas. Belajar dari orang yang kaya effort dan berpikir positif. Kemauan untuk menerima hal yang baru, dan haus akan informasi dari beragam sumber. Diskusi dengang orang yang  memungkinkan anda mendapatkan ilmu baru dan pengetahuan baru. Yang membuka jalan anda menuju mata air. Itu lebih berarti daripada uang. Karena pengetahuan membuat anda lebih bijak bersikap, tahu makna berkompetisi. 

Hidup sederhanaKetika anda berpikir untuk jadi orang kaya, maka saat itu juga anda masuk jebakan dunia kapitalis.  Anda tidak akan pernah kaya. Karena sikap itu membuat anda cepat sekali melihat resiko dan menghindar.  Sikat rakus !Anda tidak akan pernah memulai untuk sesuatu yang bernilai. Kalau ada jalan yang mudah dan murah, anda akan cepat sekali mengejarnya, walau itu hanya sekedar ilusi semacam too good to be true. Hidup sederhana adalah bersikap sederhana, bahwa hidup bukan apa yang kita pikirkan tetapi apa yang bisa kita perbuat. Bukan apa yang kita dapat, tetapi apa yang kita beri. Bukan apa yang kita pelajari tetapi apa yang kita ajarkan. Hidup bukan mengejar jumlah tetapi nilai. Kelengkapan diri.


Dengan sikap mental tersebut, Selama jantungmu berdetak lebih cepat, kenapa tidak bertindak lebih cepat? Daripada hanya berpikir, kenapa tidak sekalian dikerjakan? Ingat! semua orang miskin di dunia ini, karena satu kebiasaan yang sama. Seluruh hidup mereka dihabiskan dengan menunggu untuk hal yang mudah dan murah. Selalu ada waktu menyalahkan di luar dirinya. 


Tuesday, September 28, 2021

Dosa kolektif.

 





Kalaulah kerajaan di Nusantara ini tidak membuka pintu kepada Inggris, perancis, pertugal, belanda  untuk datang berniaga, mungkin tidak akan  ada minat VOC mau berinvestasi di Nusantara ini. Kalaulah VOC investasi di Indonesia, tidak ada korupsi di kerajaan dan pegawai VOC, tidak mungkin akhirnya VOC bangkrut dan akhirnya Pemerintah Belanda menjadikan Indonesia sebagai wilayah kolonial. Kalaulah Kolonial Belanda tidak membiarkan korupsi di kalangan elite kerajaan yang menyengsarakan rakyat, tidak mungkin  ada perlawanan rakyat kepada Belanda. 


Dalam hidup ini ada yang disebut karma., Terjadi sebab akibat dari rangkain proses terciptanya salah dan benar. Satu dosa yang anda buat maka orang lain akan merasakan dampaknya. Pak Harto memberikan izin kepada Freeport McMoran untuk kuasai Tambang di Papua, itu karena dia dapat dukungan dari AS menjatuhkan rezim Soekarno. Dampaknya luas sekali kepada orang banyak. Karena itu proses neokolonial berlangsung selama 32 tahun dia berkuasa. Kalaulah Gus Dur tidak dijatuhkan oleh MPR, kartel politik tidak akan terjadi. 


“ Kemiskinan itu karena orang malas. “ Kata orang kaya. “ Kemiskinan itu karena sistem yang salah.” Kata orang apatis dan kalah. Kemiskinan itu karena korupsi “ Kata orang pesimis. Semua ada alasan. Dan lucunya alasan itu menjadi hal yang dianggap normal saja. “ Toh bukan hanya di Indonesia ,  di negara lain juga sama. “ Enggga penting amat dunia, yang penting akhirat.” Selesai sampai disitu. Artinya ketika kita memaklumi dan akhirnya menjadi hal permisif, kita bagian dari kesalahan itu. Dosa satu orang menjadi dosa kolektif. Peradaban akan terus mundur.


Lantas bagaimana seharusnya?. Apa yang terjadi pada diri kita sekarang itu adalah proses panjang dari sikap dan perbuatan kita di masa lalu. Kalau kita mencari rezeki mudah, beribadah damai, itu sudah cukup. Normatif. Soal kaya atau miksin itu relatif. Tetapi kalau kita saja yang mudah cari rezeki, sementara ada orang lain yang untuk makan sehari saja sulit, bayar kontrakan bingung, bayar cicilan hutang tersesak nafas dikejar debt collector, maka hanya masalah waktu kitapun akan merasakan hal yang sama. Tidak ada ketimpangan berjalan bebas, akan ada koreksi untuk mencapai keseimbangan.  Kalau terjadi, terjadilan…itu hukum alam, karma kehidupan. Makanya perlu saling nasehat menasehati  atas dasar nurani, bahwa kebenaran itu harus diperjuangkan agar keadilan menang. Hanya dengan itu kita terhindar dari dosa kolektif dan meninggalkan legacy yang terbaik bagi masa depan.


Friday, September 10, 2021

Mindset positif.

 





Waktu masih kecil setiap usai berkelahi dengan orang, papa saya marah dan kawatir. Karena saya babak belur. Kadang terluka. Padahal dia tahu saya bukan anak yang nakal dan mengundang berkelahi. Yang dia tahu saya tidak ada rasa takut dan tidak tega terhadap orang lain.  


“ Kalau kamu diganggu orang, cepatlah menghindar. Bila perlu berlari dari mereka” Kata Papa saya.  

“ Kalau saya lari nanti dia tersinggung. “ Kata saya.

“ Ya udah. Kalau dia pukul kamu, larilah segera.”

“ Bagaimana mau lari. Dia pegangi dan terus pukul”

“ Balas!. Lawan! Kamu itu laki laki. Jadilah petarung. “

“ Nanti dia sakit kalau aku balas. “

“ Jadi kamu sendiri engga sakit dipukul ?

“ Ya karena aku sakit, aku engga mau dia juga sakit.”


Anda  bisa bayangkan bagaimana suasana batin papa saya mendengar itu. Marah dan kawatir sekaligus menyatu. Akhirnya, masuk SMP, papa saya masukan saya latihan karate. Saya senang latihan karate. Kebetulan simpainya sangat bijak. “ Saya tidak malatih kalian memukul untuk  menghabisi lawan. Tetapi menghentikan niat buruknya terhadap kalian. “ Katanya. Saya terinspirasi latihan bela diri bukan karena ingin jagoan, tetapi ingin agar orang tidak mudah berniat buruk terhadap saya. Benarlah sejak itu jarang sekali orang mengganggu saya. Dan kalau diganggu saya cepat melumpuhkannya tanpa membuat dia dan saya babak belur.


Setelah dewasa, saya merantau ke Jakarta. Papa saya masih mengkawatirkan akan sikap saya yang menurutnya “lemah”. Saya tanya kepada ibu saya “ Apakah aku salah kalau tidak bisa berbohong, mengalah, memaafkan, mudah percaya kepada orang lain?


“ Tidak salah. Jaga terus itu. Apapun yang terjadi, pertahankan itu. Sabar ajalah” Kata ibu saya menasehati saya. “ Tapi itu sifat lemah. Bagaimana laki laki bisa bertahan hidup  kalau dia lemah. “Kata papa saya.


Saya menikah dengan ponakan papa saya. Hubungan keluarga papa saya dengan mertua perempuan adalah sepupu garis ibu. Itupun dengan alasan agar istri saya bisa menjaga saya dari sifat “ lemah ” itu. Awalnya saya sulit untuk bisa nyaman. Karena apapun sikap saya selalu disalahkan istri.  Saya pulang malam habis ajak client ke karaoke. istri tanya. “ darimana ? 

“ Dari karaoke temanin clients minum.”

“ Ada perempuannya “

“ Ada.”

“ Kamu sentuh dia ?

“ Engga. Dia sentuh saya.”Kata saya. Istri marah besar. Papa saya nasehat ini, kamu harus bisa berbohong dihadapan istri. Menjaga perasaannya itu juga kebaikan. Mertua saya juga nasehati yang sama. Tetapi saya bingung. Masalahnya apa?  saya hanya temanin clients minum dan itu cara saya mem bujuk clients. Sejak itu kalau saya pulang malam, istri engga pernah tanya lagi darimana saya. Karena setiap dia tanya, saya jawab apa adanya. Dia marah. Dan saya tidak pernah membalas marah itu. Saya terima saja. Karena tidak tega marah kepada istri.


Dalam bisnis tiga kali saya bangkrut karena disingkirkan mitra saya dengan cara paksa. “ Bagi saya orang selalu ada alasan mengapa sampai singkirkan saya.  Belum tentu dia salah. Bisa saja memang saya yang salah. “ Kata saya. Karena itu istri saya marah  besar. “ Aneh selalu merasa salah dan merasa patut minta maaf. Papa tidak pernah ragu memberi kalau teman minta tolong. Tidak pernah kapok dibohongi orang. Mudah memaafkan semua itu, seperti tidak pernah terjadi apapun. Dan tidak melawan ketika orang menzolimi, bahkan dihujat didepan papa, papa diam saja. Itu bego namanya.” Kata istri.


Tahun 2004 saya hijrah ke China untuk bisnis. Itupun karena 15 tahun bisnis saya tidak pernah berhasil dalam arti sebenarnya. Selalu jatuh bangun. Di China, sifat yang dianggap lemah itu justru memudahkan saya cari uang. Mudah dapat kepercayaan. Mudah dapatkan mitra yang saling menjaga. Awal merintis, saya ajak pabrikan di china pameran dagang di Eropa dan mereka mau saja produksinya dilabelin merek perusahaan saya. Dan setiap ada order, saya bisa lakukan dengan mudah cross settlement lewat LC transferable. Tidak pernah mereka  potong langsung saya atau deal langsung dengan pelanggan saya.  Saya jujur dan mereka lebih jujur.  Dan terus berkembang di tenga  lingkungan seperti itu.


Menjadi baik itu tidak mudah. Karena tanpa dukungan lingkungan yang baik,  sulit anda jadi orang baik. Kita makhluk sosial, yang tidak bisa menghindar dari lingkungan pergaulan kita. Kalau lingkungan kita doyan bisnis rente, korup,  culas, mau enak sendiri,   sombong , doyan berghibah, tidak menghormati komitmen berkeluarga, ya lambat laun kita juga akan terpengaruh. Ya,  Jangan salah gaul dan bersabarlah dengan mindset positip. Karena itulah kekuatan sejati anda.

Wednesday, September 08, 2021

Bahagia..

 



“ Ah mereka kaya belum tentu bahagia.” Kata seseorang yang  meliat mobil mewah berhenti depan lobi mall. Itu saya dengar dan saya tersenyur. Memang bahagia itu tidak ditentukan oleh kemewahan harta. Tetapi oleh hati. Namun tidak banyak orang yang bisa bahagia dengan tampa harta. Itu juga manusiawi.  Tentu tidak banyak juga orang bahagia karena harta. Maklum apapun butuh ongkos dan kompetisi. Jadi bahagia itu relatif dan setiap orang kadarnya berbeda, dan tidak ditentukan oleh harta.


***


Saya jalan kaki dari Pecenongan ke masjid istiqlal untuk sholat ashar. Di trotor saya meliat dua orang sedang makan nasi bungkus. Satu bungkus dimakan berdua. Saya perhatikan. Mereka tersenyum menatap saya. “ Makan pak.”Kata mereka. Saya mengangguk. 


“ Itu ada restoran padang. Gimana kalau kita makan disana saja. Kalian ikut saya.”


“ Engga usah pak. Ini aja sudah kenyang. “ 


“ Kalau saya belikan nasi bungkus lagi mau ?


“ Terimakasih pak. Lumayan untuk teman saya.”


“ Siapa teman kamu ?


“ Noh..” Dia menunjuk pria yang sedang duduk agak jauh dari mereka. 


“ Mengapa engga diajak makan bareng?


“ Dia sebenarnya kaya di kampung. Tapi dia jadi pengemis di dekat masjid cari uang”


Saya dekati pria itu. Saya beri uang dengan mengenggamkan uang ditangannya. Jadi tidak nampak oleh kedua temannya yang agak jauh. Dia mengucapkan terimakasih dengan wajah ceria. 


Saya kembali kepada dua orang yang sedang makan. “ Itu teman kamu dekat ?


“ Engga, Kenal disini aja.” Katanya dengan menghapus keringat dikeningnya. Lahap sekali dia makan. Padahal menunya hanya tempe dan sayur. Saya keluarkan uang di dompet. “ Ini uang untuk kamu. “ Kata saya.


“ Wah banyak sekali. “ dia menghitung lembaran 50.000. 


“ Apa rencana kamu dengan uang itu” tanya saya.


Dia melirik ke temannya. “ Nih bagi dua. “ Katanya. “ Sisanya untuk bayar bon makan di warung. Dapat uang dari pemulung semakin sulit sekarang. “ Katanya ringan. Saya melangkah menjauh dari mereka. 


Dari pengalaman diatas, saya dapatkan hikmah. Dua kelompok yang berada pada lapisan bawah. Satu punya semangat hidup dan harga diri dengan cara tampa mengemis dan ketika mendapat,dia berbagi. Satu lagi hidup dari mengemis dan ketika mendapat malas berbagi. Saya menduga dua orang yang hidup sebagai pemelung tidak sulit bagi mereka untuk bahagia dengan cara sederhana. Karena mereka tidak tergantung kepada manusia tetapi kepada dirinya sendiri. Sementara yang hidup dari mengemis, jelas sulit untuk bahagi karena hidupnya tergantung kepada belas kasihan orang.

Dalam hidup ini, passion atas apapun yang bernilai itu karena skill  dan kapasitas anda sendiri. Kalau karena itu uang datang, itu akan menjadi puncak kebahagiaan, dan anda tidak akan ragu untuk berbagi. Dan tidak akan kawatir apapun akan di PHK, bisnis lesu, atau apalah. Dalam hati yang lapang dan bahagia, selalu ada solusi.

Mengapa petani China dan Thailand kaya raya.

  Anda mungkin tahu semua apa itu sauce tomat. Tentulah. Itu menu tambahan wajib yang tersedia di meja saat anda makan sup atau nasi goreng....