Saya sedang nongkrong di Starbuck Plaza Indonesia. Sedang asyik ada yang tegur saya dari luar. Ternyata teman saya. Kami ngobrol sebentar. Saya tawarin minum kopi dia engga bisa. Karena ada janji ketemu relasi di Grand Hyatt. Setelah teman saya pergi. Datang dua anak muda, Pria dan wanita mendekati saya. “ Maaf pak. Saya kenal dengan teman bapak tadi. Dia kan boss distributor besar di Indonesia dan punya jaringan retail juga. “ Katanya. Saya senyum saja.
“ Pak, serunya. “ Boleh saya bertanya soal bisnis. ?
“ Kenapa ?
“ Pasti bapak pengusaha. Saya boleh tanya?
“ Tanya aja”
“ Saya sudah dua kali buat proposal bisnis. Udah banyak investor saya temui. Tetapi selalu gagal. Bagaimana meyakinkan investor agar mereka mau keluar uang?
Saya tersenyum. Saya pandang lama dia. “ OK.” kata saya menarik napas. “ Ini cangkir starbuck. Benar ?“ Kata saya menunjukan cangkir ke depan dia.
“ Benar. “
“ Kamu tahu terbuat daripada apa cangkir starbuck ini ?
“ Engga tahu. “
“ Ini terbuat dari Iimbah singkong dari industri tapioka dan limbah jagung dari industri ethanol.”
“ Oh..”
“ Pada awalnya perancang bisnis ini melihat peluang lain. Dia berkata kepada investor, saya akan buat kemasan dari limbah pabrik tapioka dan etanol. Yang ada di kepala investor ketika mendengar kalimat singkat itu adalah pertama, bahan baku yang mudah dan murah. Itu bisa menjamin kelangsungan produksi. Kedua, produk yang punya hubungan kuat dengan stakeholder yaitu pemerintah dan industri yang menghasilkan limbah. Ini pasti sustainable. Cukup dua itu saja, investor akan bertanya lebih jauh. Proposal bisnispun dia baca. Proces deal terjadi. Investor pun akan rogoh kantong nya untuk mendukung.”
“ Terus gimana dengan marketing. ?
“ Dia datangi starbuck dengan kalimat singkat. -Kami menyediakan produk kemasan yang akrab lingkungan. Dengan anda menjadikan kemasan dari bahan baku limbah maka anda sudah berperan dalam menjaga bumi. Juga berperan mengurangi limbah plastik. - “ Kata saya.
“ Mengapa akhirnya mereka mau dan bersedia jadikan produk kemasan dari limbah itu?
“ Semua banker dan lembaga keuangan punya misi mendukung produk ramah lingkungan. Dan starbuck kan berkembang berkat ekosistem keuangan yang melibatkan perbankan dan pasar modal.”
“ Oh begitu..” katanya bengong seakan berpikir.
“ Di kuliah mata pelajaran apa itu pak ?
“ Engga tahu. Saya engga pernah kuliah. Tapi dalam dunia bisnis, itu disebut dengan enterpreneur vision. Wawasan wirausaha yang bekerja untuk kepentingan stakeholder, yaitu pemerintah, investor, suplier, konsumen, karyawan. Nah selagi kamu punya bisnis dengan prinsip entrepreneurship vision, siapapun yang kamu temui akan mendukung kamu. Pemerintah akan permudah izin. Orang punya ilmu dan skill akan mendukung. Suplier akan senang menjadi bagian bisnis proses kamu. Investor happy menanamkan uangnya.” kata saya
Saya menghabiskan minuman. Mereka berdua saling pandang. Mungkin mau tanya lagi.Tetapi saya sudah berdiri untuk pergi. “ terimakasih pak. “ kata mereka.
“ Investor tidak akan pernah percaya hanya karena membaca proposal yang kamu buat. Mereka akan percaya kalau meeting, kamu bisa yakinkan mereka dalam 5 menit. Tetap semangat ya. Kalian masih muda, Masa depan masih panjang. Teruslah belajar dan bersemangat.Udah ya.“ Kata saya.
No comments:
Post a Comment