Tuesday, April 11, 2023

Diri kita adalah amanah Tuhan.

 


“ Ah mimpi lue B. “ kata Eshter dengan ketus setelah saya cerita mimpi ingin mendirikan bisnis Private Equity. “ Emang kamu siapa? Jangankan dapat trust dari investor, menjadi money broker saja kamu engga punya cantolan dengan aset manager. Jangankan Asset manager berkelas dunia, kelas lokal aja kamu engga qualifed. Udah ah. Lupakan saja mimpi kamu itu. Udah cukup kamu sukses di bisnis maklon. Mending pulang ke Indonesia. Nikmati saja laba yang ada itu. Hidup damai bersama keluarga. Setidaknya kamu tidak perlu terhina lagi karena kemiskinanan. Ngapain ngayal terlalu tinnggi.”  Lanjut Esther. 


Saya tidak negatif thingking atas ucapan Esther pada tahun 2008 itu. Bagaimanapun dia sahabat saya. Dia tentu lebih banyak mengenal saya secara pribadi. Tapi dari kata katanya itu, satu hal yang saya garis bawahi. Bahwa untuk bisa sukses berbisnis Private Equity adalah punya network dengan banker dan investor kelas dunia. Kalau engga, ya benar kata Esther. bahwa saya hanya menggantang asap. Mimpi doang. Saya harus focus dapatkan cantolan dengan asset manager berkelas dunia.  


Tapi bagaimana ? saya tidak punya orang hebat untuk rekomendasi bertemu dengan asset manager berkelas dunia. Saya cepat tutup rapat pikiran negatif tentang saya. Semua orang terlahir sama. Tidak ada bedanya. Tapi saya tahu. Bahwa mereka orang bisnis. Tentu mereka punya mindset positif dan efisien. Kalau engga, mana mungkin mereka bisa sukses. Nah saya harus bawa bisnis yang bisa memancing mereka mau bicara dengan saya. Soal suka tidak suka, tidak penting. Diberi kesempatan bicara saja, itu udah berkah. 


Tahun 2008 juga saya mendirikan PE yang terdaftar di Hong Kong. Dengan modal yang ada dari hasil bisnis maklon, saya hired profesional dan sewa kantor di kawasan financial Center Hongkong. Awalnya hanya 2 orang saja. Saya focus mendapatkan peluang memancing investor untuk bicara dengan saya. 


Satu saat saya dapat peluang untuk akuisisi perusahaan Satelit. Perusahaan ini  sudah IPO di Wallstreet, namun pemegang saham pengendali adalah perusahaan yang terdaftar di New Jersey. Wilayah bebas paja. Pemiliknya adalah keluarga kerajaan Arab. Saya tahu perusahaan ini kinerjanya tidak bagus karena faktor kompetisi tekhnologi.


Dalam rentang waktu 8 bulan saya butuh 10 kali meeting di Eropa dan AS. Talenta sales kepakai juga. Meeting dengan berbagai pihak sampai akhirnya saya bertemu dengan pemegang saham pengendali. 


“ Saya sudah baca proposal kamu. Bagus dan masuk akal.  Tapi kamu tidak punya reputasi berbisnis dengan saya.” Katanya.


“ Saya tidak menawarkan bisnis kepada anda. Tetapi memberikan solusi. Kalau anda setuju, selanjutnya skema financing yang melibatkan institusi keuangan akan deal langsung dengan anda. Saya hanya jadi advisory. Resiko arrangement tanggung jawab saya.” Kata saya.


“ Anda dapat apa dari saya” katanya sambil berdiri. Saat itu saya meeting dengan dia di Hilton London Euston hotel. 


“ Saya dapat trust. “ Kata saya singkat.  Dia hanya tersenyum. Dan pergi tanpa permisi. Tapi keesokan hari staf nya hubungi saya untuk ambil surat special assignee (S/A) untuk program akuisisi sahamnya.


Dengan surat S/A itu saya travelling ke semua lembaga keuangan. Ahaaa benar. Tidak ada satupun lembaga keuangan first class tutup pintu. Semua setuju bicara dengan saya. Dengan bicara itu saya punya peluang untuk improvisasi melawati proses  izin dari bursa, FSA, dan belum lagi negosiasi dengan pemegang saham lain, termasuk para direksi. Ini benar benar jungkir balik dan kadang salto saya. 1 tahun selesai proses itu semua termasuk dapat dukungan pembiayaan dari bank. Uang habis USD 50 juta untuk arrangement.  Sampai akhirnya saya bisa akuisisi 40% saham pendiri.


Semua kerja keras saya 4 tahun berbisnis maklon ludes. Kemudian saya lakukan corporate aksi melalui merger dengan perusahaan satelite Eropa senilai USD 1,4 miiliar. Dua tahun kemudian atau tahun 2011 saya lepas ke perusahaan AS dengan nilai USD 2 miliar. Dua tahun saya dapat untung USD 600 juta. Bagi saya ini bukan soal untung besar tetapi saya dapat trust dari lembaga keuangan papan atas dan fund manager berkelas dunia.  


Setelah itu, secara reguler mereka hubungi saya dan undang saya makan malam. Semua menjadi mudah untuk berkembang namun tidak mudah menjaganya. Jauh lebih sulit daripada memulai. Kini Esther baru menyadari bahwa dia salah namun dia belajar dari pria kampung yang pernah dia cintai. Namun dia tahu walau lingkungan bisnis saya top level financial community tapi saya tetap jadi diri saya sendiri,  untuk hidup lebih rendah hati. " Although you are able to conquer the world, you are not swallowed up by the world. Instead, you become stronger as a person " Kata Esther.


***

Memang benar. Hidup adalah proses. Saya juga mengalami. Pada titik tertentu dalam hidup, kita semua pernah menjadi korban. Namun, satu-satunya cara agar kita dapat maju dalam hidup adalah jika kita berkomitmen, " Hidupku adalah diriku dan ini milikku. Tak akan bersedih dan kecewa saat orang lain ignore  terhadapku hanya karena aku dianggap tidak qualified. Aku harus Focus memperbaiki diri sendiri dan meraih apa yang menjadi milikku secara terhormat . Akan kulakukan itu dengan baik dan benar. "

Percayalah. Semua manusia dibekali kekuatan hebat. Sayangnya,  tidak semua orang menyadari itu. Mereka lebih percaya hal negatif pada dirinya dan kemudian  menyalahkan di luar dirinya. Akibatnya tanpa disadari dia hidup dengan victim mentality. Sikap “Ah siapa sih saya. Orang miskin. Engga punya kelas. “ Sikap ini sikap tidak bertanggung jawab atas berkah kehidupan yang Tuhan beri. Mengapa? Anda menyerahkan amanah Tuhan atas diri anda kepada orang lain. Bego poll


Penelitian yang mempelajari victim mentality menunjukkan bahwa individu dengan mentalitas korban mengalami kesulitan dalam mengekspresikan dan memproses emosi negatif, seperti kemarahan, ketakutan, dan kekecewaan. Akibatnya, mereka sering mengalami perasaan putus asa dan tidak berdaya. Cenderung berusaha membenarkan prilaku buruknya akibat ulah pihak lain. Hidupnya selalu punya alasan untuk mengeluh. Jika Anda berperilaku seperti ini secara konsisten, kekuatan dalam diri anda akan meredup dan akhirnya lenyap. Anda bukan lagi mahkluk bernama manusia dalam dimensi Tuhan, tetapi tak ubahnya dengan korban  hewan buruan.

Perkuat spiritual anda. Awali dengan buang jauh jauh sikap negatif. Tanamkan pada diri bahwa andalah pencipta realitas Anda, yang artinya andalah satu-satunya orang yang memiliki kekuatan untuk mengubahnya. Alih-alih mengasihani diri sendiri, percayalah bahwa begitu Anda mulai menguasai pikiran, emosi, dan keyakinan Anda, Anda akan menyadari bahwa inilah satu-satunya kekuatan yang Anda miliki untuk menjadi pahlawan bagi diri anda sendiri. Dan tentu anda akan tahu nikmat bersukur akan kehadiran Tuhan dalam hidup anda. Tentu tahu arti mencintai.

Friday, April 07, 2023

Janganlah membenci...

 





Matthew Williams, seorang profesor kriminologi Inggris melakukan penelitian yang panjang tentang hasrat membenci dan kebencian pada individu dan masayarakat. Hasil penelitian itu ditulis dalam bukunya “ Science of Hate “. Fakta, kemampuan untuk membenci sudah terprogram dalam diri kita semua. Kita dilahirkan dengan kebencian dalam DNA kita. Tapi untuk mengarahkan kebencian itu perlu pengetahuan dan informasi. Nah kalau kita bisa mudah mengakses informasi dan belajar untuk membenci, mengapa kita juga tidak belajar untuk mencintai.? 


***

Saya benci diskriminasi dan segala manifestonya, kata Neson Mandela. Saya bertarung sepanjang hidup saya, saya bertarung sekarang dan sampai akhir hayat saya.Mandela dikenal sebagai orang yang menentang politik kulit hitam. Perjuangannya menentang itu dikisahkan dalam buku yang ditulisnya berjudul Walk to Freedom. Tujuannya untuk mengambil simpati warga Afrika Selatan agar terbebas dari belenggu orang kulit putih.


Nelson beberapa kali melakukan sabotase kegiatan pemerintahan karena beranggapan Afrika Selatan terlalu dikuasai orang kulit putih. Warga lokal yang berkulit hitam tidak mendapatkan tempat sama sekali di tanah kelahirannya. Alasan inilah yang membuat Nelson dan banyak teman-temannya berjuang mati-matian. Hal yang dilakukan Nelson membuat pemerintah marah kemudian mempenjarakannya. Mendekam di penjara tak membuatnya berhenti berjuang, ia terus berkoordinasi dengan anggotanya bahkan dibantu orang-orang di dalam penjara. 


Tak lama setelah terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan (1994-1999), Nelson Mandela mengajak beberapa pengawalnya untuk keliling kota. Dia singgah di sebuah restoran, dan tidak meminta perlakuan khusus. Dia memesan makanan untuk disantap bersama rombongan. Di meja bagian pojok ada seorang laki-laki yang duduk menunggu pesanannya. Nelson meminta pengawalnya untuk mengajak laki-laki itu bergabung ke meja Nelson. Laki-laki itu pun dipersilakan duduk tepat di samping Nelson.  


Hidangan sudah lengkap, Nelson dan rombongan siap menyantap, termasuk laki-laki yang berada di sampingnya. Namun, laki-laki itu tampak aneh. Wajahnya berkeringat dan tangannya gemetar. Dia tidak sanggup menyantap hidangan yang ada, kecuali hanya sepotong roti dan beberapa tegukan air. Pengawal pun bingung.


“Tampaknya dia sedang sakit, dan sebaiknya segera kami bawa ke rumah sakit”, ujar pengawal kepada Nelson. Nelson diam sampai selesai makan. Pengawal semakin bingung melihat kondisi laki-laki tersebut, hingga dia dipersilakan untuk kembali ke mejanya yang pertama dia pesan.


Kata Nelson kepada pengawal, “Dia tidak sakit. Keringat yang keluar dan tangan yang gemetar itu bukan karena dia sakit. Dialah sipir yang dulu menyiksa aku ketika aku dipenjara di ruang isolasi. Pernah, ketika aku haus dan meminta air darinya, dia malah mengencingi kepalaku. Jadi, dia sedemikian gemetar karena dia takut aku akan membalas apa yang pernah dia perbuat terhadap aku. Tapi aku tidak akan membalasnya. Dendam bukan akhlakku. Dendam tidak akan dapat membangun negara, tapi memaafkan selalu menjadi jalan menuju kebangkitan sebuah bangsa.” Ujar Mandela.


***

Nabi terpaksa hijrah ke Madinah dari tempat kelahirannya di Makkah. Itu karena kekejaman penduduk makkah di bawah kekuasaan Abu Sufyan dan bangsawan Quraisy. Sejak Nabi hijrah  ke Madinah, bangsawan qurais tetap memerangi Nabi  dan Nabi terpaksa membela diri. Itu karenanya sering terjadi perang antara kekuatan Qurais dan pasukan Nabi. Kemudian terjadilah gencatan sejata yang ditandai dengan perjanjian Hudaibiyah. 


Akan tetapi, perjanjian Hudaibiyah yang seharusnya menjadi masa genjatan senjata, justru dimanfaatkan Naufal bin Muawiyah Ad-Daili, bersama segolongan orang Bani Bakar untuk melampiaskan dendam lama terhadap Bani Khuza’ah. Mereka melakuakan serangan mendadak pada malam hari, ketika bani Khuza’ah sedang berada di mata air mereka, Alwatir. Padahal sudah terinci jelas di salah satu poin perjanjian Hudaibiyah, bahwa siapa yang ingin bergabung ke pihak Muhammad dan perjanjiannya, dia boleh melakukannya. Sebaliknya, siapa yang ingin bergabung ke pihak Quraisy, dan perjanjiannya dia boleh melakukannya.


Dalam rangka menegakan perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah membawa pasukan sebanyak 10 ribu orang dan bermaksud untuk menaklukkan Kota Makkah dan menyatukan para penduduk kota Makkah dan Madinah. Slogan penaklukan adalah al-yaum yaumal marhamah (hari ini hari kasih sayang). Penguasa Makkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai memilih untuk menyerah. Kemenangan Nabi tidak membuat Nabi melampiaskan kebencian  dengan darah dan kepala terlepas dari tubuh musuh, tapi memaafkan mereka semua yang tadi membencinya. 


Tuhan diatas sana terkagum kagum dengan pribadi Rasul “ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS Ali 'Imran: 159).  


Kebencian akan merusak iman dan merusak peradaban. Tapi akhlak cinta dan kasih sayang akan melahirkan keselarasan dan perdamaian di muka bumi. Dan islam diperkenalkan Nabi tak lain bertujuan adalah rahmat bagi semesta. 


***


HAMKA, Ia ulama besar. Tak pernah masuk perguruan tinggi namun mendapat gelar Doktor Honouris Causa dari Universitas Al-Azhar. Rezim Soekarno menuduhnya makar. Muhammad Yamin dan Pramoedya Ananta Toer memfitnah dan menghujatnya anti Pancasila. Hamkan ditangkap dan dipenjara tanpa ada proses pengadilan. Setelah keluar dari penjara, HAMKA telah memaafkan mereka semua. Benarkah ?


Sesuai wasiat Soekarno, Buya Hamka pun memimpin shalat jenazah tokoh yang pernah menjebloskannya ke penjara itu. Dengan ikhlas ia menunaikan wasiat itu, mereka yang hadir pun terharu. Setelah itu Hamka mendukung orde baru. Namun agama tetap nomor satu. Ketika berbeda pendapat dengan orde baru, ia hanya tersenyum jabatan Ketua MUI pun dilepas berlalu.


Muhammad Yamin tergolek lemah menjelang datang malaikat maut. HAMKA mendampingi sampai ajal menjemput. Walau ia pernah di musuhi. Namun Hamka menuntun Yamin menyebut  " Laa ilaaha illallah" untuk di patuhi.  Tak ada dendam bertalu. Semua telah berlalu. Yang akhirnya Tuhan Yang Maha tahu. Tugas manusia beriman dalam tawadhu.


Pram meminta calon menantunya  belajar Islam kepada Hamka. Tanpa menolak , Hamka memenuhi keinginannya.  Padahal Pram yang komunis dan HAMKA yang Islam selalu berbeda idiologi. Tak membuat mereka musuh abadi. Karena itu tak ada lagi jejak saling membenci. Hamka memberi contoh pribadi religi terpuji.


Janganlah pandang hina musuhmu, karena  jika ia menghinamu, itu ujian tersendiri bagimu..”(Syair Imam Syafi’i).


Kekuatan cinta adalah senjata untuk memusnahkan sifat membenci. Dunia ini tidak pernah damai, penyebabnya  bukan karena miskin harta dan sumber daya, tetapi miskin cinta. Dengan kebencian, kemakmuran melahirkan peradox, bukan kebahagian malah menimbulkan stress dan paranoid antar golongan. Instability politik, sosial dan ekonomi mengancam program sustainable growth dunia.

Bebaskan diri…

 



Saat saya SMA di Lampung, saya lihat orang Tionghoa keluar dari kendaraan bagus. Saya sempat nyeletuk “ Mereka kaya tapi kafir. “ 


“ Mengapa kamu berkesimpulan begitu. Padahal kamu tidak kenal mereka “ tanya ibu saya.


“ Ya karena mereka China. Kan agamanya beda dengan kita” Kata saya. 


“ Nak, sifat itu akan merusak mental kamu dan akhirnya merendahkan dirimu diihadapan Tuhan dan orang lain. Jangan perturutkan laku buruk” kata Ibu saya.  Kemudian Ibu saya cerahkan saya dengan firman Allah. “Janganlah sekali-kali kebencianmu kepada satu kaum, mendorong kamu tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Maidah [5]: 8).


“ Nak, jangan pernah kehilangan objektifitas meskipun kepada mereka yang tidak kamu sukai dan mereka yang membencimu. Ingat itu nak” kata Ibu. 


***


Semakin dewasa saya bergaul dengan beragam etnis dan strata sosial. Nasehat itu selalu saya ingat. Sehingga saya tidak punya musuh dan bisa terus bergerak ke depan. Mengapa ? Dalam kehidupan ini setiap orang yang kita temui memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Ada orang yang memiliki pemikiran positif. Dan ada juga orang yang mengalami pemikiran negatif. Mereka yang memiliki pemikiran, cara pandang, hingga kepercayaan negatif ini lebih banyak disebut dengan stigma.


Satu kesempatan saya bertemu dengan mentor saya. Dia pendeta, berkata “ Kalau rezeki kamu mau lapang. Maka yang utama harus kamu lakukan adalah buang stigma pada diri kamu. Secara personal, stigma itu penyakit mental sama dengan orang gila. Dalam konteks sosial, stigma itu adalah penyakit mental masyarakat, yang ditandai dengan sikap stereotip umum. Persepsi bahwa orang lain diluar kelompoknya salah dan harus dihindari atau dimusuhi, bila perlu dibully. Karenanya pastilah rasis dan diskriminatif. Penuh prasangka buruk.


Teman saya bercerita. Ketika usahanya  bangkrut, istrinya mengusirnya. Maklum istrinya juga professional di bank. Dia keluar rumah dengan hanya pakaian melekat di badan. Semua kenalan dihubunginya untuk mendapatkan bantuan, namun lebih banyak meminta dia bersabar tanpa memberikan solusi apapun. Akhirnya dia ingat salah satu wanita yang dia kenal baik namun kehidupannya tidak pantas di mintai tolong. Karena wanita itu hidup tidak berlebih. Hidupnya hanya berdagang di pasar tradisional dan masih tinggal sama orang tuanya. 


Namu ketika dia hubungi wanita itu langsung mendatanginya. Dengan seksama wanita itu mendengar segala masalahnya. Wanita itu memberi dia tempat tinggal di apartement yang baru dia beli. Wanita itu belum bisa tinggal sendiri karena belum menikah. Teman saya terima bantuan itu dengan haru karena pada saat itu yang dia butuhkan hanya tempat tinggal. Setelah dia berhasil bangkit kembali. Istri dan anak anaknya minta dia kembali. Dia berkumpul kembali dengan keluarganya. 


Tapi setelah dia cerita soal kebaikan teman wanitanya, Anak dan istrinya menyerbu rumah wanita itu. Bukannya berterima kasih, malah dituduh wanita itu pelakor. Kalau tinggal bersama di apartement pastilah berbuat zina. Itu stigma yang melekat. Segala umpatan ditujukan kepada wanita itu. Tapi wanita itu diam saja. Mengapa? “ Stigma wanita berteman dengan pria berkeluarga sebagai pelakor sulit dihilangkan di tengah masyarakat yang sakit mental. Kalau saya marah dan kecewa, itu artinya saya tidak ada beda dengan mereka.” kata teman saya menirukan sikap teman  wanitanya.


***


Pilihan  politik personal saya adalah PDIP. Tetapi sahabat saya banyak dari PKS dan PAN. Ya maklum karena saya dibesarkan dari lingkungan agama yang ketat. Ibu saya sebagai ustadzah dan pengurus Panti berafiliasi dengan Ormas Islam. Almarhum paman saya pernah jadi ketua DPD Muhammadiah. Antara pilihan politik dan kehidupan personal saya tidak ada korelasinya. Saya tidak merasa harus memusuhi PKS dan PAN, tentu tidak bigot terhadap PDIP.


Dan saya juga tahu diri bahwa saya bukan kader partai. Ngapain saya provoke mereka agar berkiblat ke PDIP.  Stigma bahwa PDIP anti islam dan PKS anti Soekarno saya buang habis. Karena patokan saya adalah Pancasila dan UUD 45. Partai berdiri karena konstitusi. Pilihan Politik saya atas dasar ilmu  dan pengetahuan bukan emosional.  Saya bisa saja salah atau benar, tetapi tidak harus membuat saya jadi follower buta tanpa kehilangan hak kritis saya kepada PDIP dan Jokowi. Tidak harus membuat saya jadi pembenci partai lain, tentu tidak menghalangi saya kritis terhadap mereka.


Saya berteman dan berbisnis dengan orang Yahudi. Bahkan Yahudi kolot yang tidak miras dan freesex. Kalau ketemu saya dia tidak lepas kapeah cubungnya. Juga orang Arab yang selalu pakai gamis, Saya juga punya mitra bisnis dari China, Eropa dan AS, tentu Indonesia. Saya focus menghadapi mereka dengan karakter mereka tanpa melihat identitas, asal usul mereka atau agama mereka. Kalau salah ya saya salahkan tanpa harus membenci. Kalau benar dan hebat ya saya berlajar tanpa harus mengidolakan mereka. Tidak akan merendahkan agama saya kalau saya belajar dagang dari China dan memahami financial knowledge dan business model dari orang Yahudi.


Menurut Imogen Tyler dalam bukunya Stigma: The machinery of inequality” Upaya menghapus stigma ini sangat penting jika kita ingin melawan kekuatan politik identitarian yang memecah belah, 'menyelamatkan umat manusia' dari mesin stigma yang ganas.  Perang terhadap stigma harus menjadi concern kaum terpelajar agar kesehatan mental masyarakat  dan peradaban cinta kasi terjelma bagi semua. Semooga.

Kelemahan kita adalah logika kita.

 



Logika itu berkaitan dengan hukum kausalitas. Kausalitas itu mengekor kepada hukum aksi dan reaksi atau hukum alam. Artinya setiap perbuatan selalu diawali karena reaksi. Tanpa reaksi tidak ada aksi. Perbuatan ditempatkan sebagai ekses dari respon yang ada. Kalau anda belajar filsafat itu dasar hukumnya. Dan semua tahu induk dari ilmu pengertahuan adalah filsafat ( mater scientiarum). Yang tidak berinduk kepada filsafat dianggap irasional.


Sejak muda saya belajar ilmu agama. Saya pelajari ilmu syariat dan fikih tapi saya tidak menemukan Jalan ke Tuhan. Malah membuat saya merasa bodoh dan lemah. Logika saya kuat sekali mempertanyakan banyak hal tentang syariat dan fikih. Apalagi melihat fenomena kehidupan yang terus berubah. Sementara saya tidak mau kehilangan rasa hormat kepada syariat. Saya beriman dan saya tidak bisa lepas dari fikih.  Dan karena itu saya hidup dalam keadaan terombang ambing.


Kemudian usia 30 an saya belajar ilmu tasauf. Di sini saya dipaksa mendefinisikan kembali tentang syariat dan hakikat. Awal belajar, membuat saya terjebak dalam ruang kosong. Syariat semakin menjauh dan hakikat tidak saya temukan. Ibu saya minta saya belajar dari Kitab Tasauf Modern Hamka. Saya baca lambat lambat. Akhirnya keranjingan sampai saya lumat semua buku itu.


Nah logika saya bertanya. Kalau tasawuf adalah pembersihan hati. Gimana caranya melaksanakan tasawuf itu. Bukankah marah, kecewa, sedih, nafsu rakus terhadap harta, tahta dan wanita,  takut, kawatir, itu ada pada diri manusia. Itu fitrah manusia. Bagaimana kita lepas dari itu. Bagaimana mengelolanya. Ini perlu bukti untuk membenamkan  persepsi tentang prinsip tasawuf. Kalau engga, saya akan kembali lagi ke ilmu syariat. Berputar putar lagi saya. Bingung lagi. Tapi saya terus berusaha mencari jalan ke Tuhan. Saya sempat pergi haji usia tepat 40 tahun. Itupun tidak membuat saya tercerahkan.


Mungkin karena effort dan niat saya sungguh sungguh untuk mendapatkan hikmah dalam perjalanan hidup saya. Entah kenapa. Tahun 2006 saya berangkat ke Shaolin Tempel di Hunan. Ikut program healing selama 40 hari. Saya sendiri tidak tahu mengapa saya ikut program healing ini. Selama di Klenteng itu saya tidak makan kecuali minum. Saya tetap melaksanakan sholat lima waktu. Seminggu puasa makan,  saya sudah merasa tidak tahan. Badan lemah. Tapi saya tetap bertahan. Masuk hari ke 10, saya  sudah benar benar tak ada tenaga. Tetapi para biksu itu  biasa saja. Mereka juga puasa. Kegiatan sama dengan saya. Mereka bangun setiap jam 2 pagi. Mereka meditasi. Saya sholat malam.


Masuk hari ke 20 saya sudah benar benar lemah. Sudah tak ada tenaga untuk duduk. Tetapi ada yang tegur. Saya terkejut. Siapa? dia menggunakan bahasa ibu saya.  Oh dia menggunakan bahasa telepati. “ Saya ada disamping kamu. “ Kata suara itu. Saya lirik ke samping.  “ Kamu sedang dikuasai oleh jiwa dan raga kamu. Itu sisi terlemah kamu. Padahal kekuatan kamu itu ada pada diri  kamu. Keluarlah dari dimensi itu” Lanjutnya.


“ Semua hidup ini hanya ilusi. Lapar, sakit, haus, senang, marah, kecewa, sedih, itu hanya ilusi. Buah dari permainan pikiran saja. Materi itu tidak ada. Ragamu lemah karena ia berusaha memperdaya jiwamu, agar jiwamu jadi budak ragamu. Selama jiwamu jadi budak ragamu, kamu terisolasi oleh pikiran kamu. Kamu  hidup dalam ilusi. Akan lemah selamanya. Orang lemah tidak akan menemukan kebijakan. Tidak akan menemukan jalan kepada Tuhan “ Katanya.


Kata kata itu seperti cuci otak. Membenamkan persepsi baru kepada saya.Selama seminggu saya gunakan persepsi itu bertarung melawan lapar. Akhirnya masuk hari ke 30 saya sudah tidak lemah lagi. Badan saya terasa enteng. Bahkan saya bisa melihat gerakan kupu kupu dengan slow motion. Dengan sumpit mudah saja tangkap lalat yang terbang. Pernah saya lempar daun kering ke arah pohon. Daun itu nancap kepohon.  


Nah, kalau anda mendewakan Logika, hukum kausalitas dan filasafat sebagai induk pengetahuan, Anda tidak akan percaya kalau saya bisa lempar daun kering ke pohon dan nancap. Tidak akan percaya dengan sekali gerakan sumpit bisa jepit lalat yang terbang. Tidak akan percaya air saya siram seperti silet tajamnya. Tapi itulah yang saya alami. Begitu juga orang yang llmunya tinggi lebih memilih diam ketika diajak berdebat oleh orang bodoh. Orang yang kaya memilih hidup sederhana di tengah lingkungan hedonisme


Apa hikmah yang saya dapat?. Konsepsi materi itu ada karena pengetahuan dunia, dan itu hanya berlaku saat anda terisolasi oleh ruang waktu. Yang terisolasi itu adalah pikiran. Jiwa akan mengikuti kemana pikiran kita. Tapi kalau  kita (ruh dalam dimensi sufi) lead terhadap jiwa ( captain of the soul ) maka kita sudah menjadi Shadow of God. Pengetahuan dunia kita tumbangkan. Dan kita bisa tersenyum menghadapi situasi apapun. Kita terlalu kuat untuk diperdaya dunia berserta materi dan cungkuneknya.

Monday, April 03, 2023

Eksistensi Israel dan Palestina


 

Tadi saya dampingi Lina meeting di Bank asing di Jalan Sudirman. Usia meeting, saya diantar  sampai Citraland. Karena oma sudah janji akan jemput saya di Citraland.


“ Pak, boleh tanya ? Kata lina. Saya dan lina duduk dibelakang. Yang setir supir kantor.


“ Apa ?


“ Mengapa kita menolak Israel ?  Tanyanya. Saya lirik dia.  Mengapa dia tertarik dengan politik? aneh aja. Tapi ya engga salah saya beri dia wawasan agar dia tidak jadi korban provokasi media massa. “ Secara hukum pendirian negara israel itu cacat. Karena dia berdiri hanya karena faktor historis, bukan berdasarkan the facto kekuasaan.  UUD 45 mengamanahkan untuk kita menolak segala bentuk penjajahan. Nah kalau kita percaya kepada UUD45 dan Pancasila. Masalah ini tidak boleh diperdebatkan. Itu udah final” Kata saya.


“ Loh kan sejak era Soekarno sampai sekarang Israel tetap eksis. Mengapa kita tidak berubah sikap?


“ Sejak era Soeharto kita kembali menjadi anggota PBB. Sejak itu pembelaan kita kepada pelestina ya melalui PBB. Kuridornya ya PBB. Tahun 1974 keluar resolusi PBB tentang two state solution, atau dua negara, Israel dan Palestina. Batas wilayah ditentukan dalam perjanjian Oslo, dan secara resmi ditandatangani di Washington, AS pada 13 September 1993. Selesai dah perjuangan kita. “ kata saya. Lina mengangguk.


“ Ya tahu itu. Proses perundingan sudah banyak sekali misalnya Perjanjian Oslo atau Insiatif Perdamaian Arab, semuanya sudah pernah berjalan, tapi kemudian berhenti. Terus kenapa sampai sekarang ribut terus? tanya lina.


“ Nah itu masalah lain. Itu masalah internal. “


“ Internal apa ?


“ Ya karena politik kepentingan para elite. Dan itu bisnis dibungkus Politik identitas. Di israel, partai Likud hidupnya jualan agama guna menarik donasi dari etnis yahudi di seluruh dunia. Semua tahu, 2/3 aset dunia dikuasai etnis Yahudi. Jadi 2% saja mereka sumbang, itu partai engga akan pernah kalah pemilu di israel dan pasti para elitenya kaya raya.


Di pihak Palestina, faksi Hamas perlu narasi perjuangan merebut kota Suci Yarusalem dan mengenyahkan Israel. Ini efektif sekali sebagai kemasan menarik donasi dari umat islam sedunia. Di Timur tengah itu banyak orang kaya Arab yang gampang emosinya terpancing membantu perjuangan merebut kota Yarusalem. Belum lagi dari negara islam lainnya. Mereka militan sekali cari sumbangan membatu HAMAS. Jangankan sempak, nyawapun mereka siap korbankan kalau diminta. Yang kaya ya elite Hamas.”  Kata saya.


“ Wah repot dong”


“ Yang bikin rumit dan sulitnya jalan mencapai kemerdekaan bagi rakyat Palestina adalah para broker donasi ikut terlibat terus mengompori seperti sales MLM. Masalah kecil diperbesar dan dianalisa yang ujungnya perlu donasi lagi. Saya pernah bertemu dengan Fund Manager Filantropi untuk Israel dengan alasan membantu kemanusiaan di Gaza.  Uang mengalir lewat Qatar, namun singgah di rekening elite Likud, kemudian berbagi dengan elite Hamas”


“ Mengapa ? 


" Agar drama terus berjalan dan donasi selalu ada underlying. Ya para broker jadi kaya raya juga.”


“ Eh ujung ujungnya uang.”kata lina tersenyum.


“ Ya mana ada di dunia ini urusan bisa rame tanpa uang. Dan ini udah jadi ladang bisnis.” Kata saya.


“ Jadi sebenarnya masalah israel dan Palestina itu sudah lama selesai.  Yang bikin rumit itu ulah elite masing masing. Kalau pelastina dan israel melaksanakan piagam PBB, kan udah berdiri dua negara yang berdampingan secara damai.”


“ Ya. Sementara rakyat palestina dan Israel mereka berbaur. Sebagian besar orang palestina kerja di wilayah israel karena gaji lebih besar daripada di  daerah otonomi palestina. Engga percaya? Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina, bersama dengan Pusat Penelitian Perdamaian Tami Steinmetz di Universitas Tel Aviv,  melakukan survey. 1. Dua negara berdampingaa secara damai. 2. Satu negara dengan hak yang sama setiap warga ( palestina dan Israel ). 3.  Satu negara tanpa hak yang sama untuk Palestina, atau pengusiran atau "transfer" populasi minoritas dari Israel atau Palestina yang lebih besar.  


Apa hasilnya? 43% rakyat kedua belah pihak memilih dua negara  berdampingan secara damai. Itu artinya mayoritas rakyat kedua negara ogah ribut dan inginkan perdamaian. Yang bikin ribut itu hanya elite saja. Yang korban rakyat banyak.” Kata saya.


“ Terus kenapa kita rakyat luar ikut kompori? Mau jadi sales HAMAS atau Sales LIKUD? bego aja kalau mau. Apalagi karena itu harus saling membenci. Islam benci Yahudi. Yahudi benci Islam. Sementara para bandar ketawa pelukan bersama gadis cantik di pusat kota Dubai. Sambil berkata " Kapan lagi cari uang gampang kalau bukan sekarang. " Kata lina.


“ Nah selanjutnya biarkan masalah kemerdekaan Palestina itu diurus pemerintah kita. Pemerintah lebih tahu bagaimana bersikap. Paham? “ kata saya.


“ Paham pak.” Kata Lina tersenyum. 


***


" Ngomong ngomong mengapa sampai FIFA coret kita sebagai tuan rumah U20 ? Tanya Makmur kepada Udin saat jalan ke lapau setelah usai sholat tarawih.


" Ada beberapa kemungkinan alasannya. Pertama. Saat kita mengajukan diri sebagai tuan rumah, kita yakin Israel engga bakalan lolos semi final U20. Eh engga tahunya lolos. Nah kena dah Peraturan Menteri Luar Negeri No.3/2019 yang melarang kerjasama dan kehadiran resmi delegasi Israel ke seluruh wilayah NKRI. Kedua. Setelah FIFA menginspeksi semua stadion hanya 2 yang memenuhi syarat. Ketiga. Peraturan FIFA melarang pejabat pemerintah merangkap ketua organsisasi sepakbola nasional. Keempat. Lima butir rekomendasi FIFA kepada presiden mengenai keselamatan dan keamanan pertandingan pasca tragedi Kanjuruhan sepertinya belum semua ditindaklanjuti. Keenam, bisa saja tekanan dari EU. Kan EU kontrol FIFA. karena bulan desember 2022 kita kalah di panel WTO atas kebijakan hilirisasi nikel dan kita naik banding. Ya marahlah EU. ” Kata Udin.


“ Jadi sebelum Ganjar bicara dan Koster kirim surat ke menpora,  sebenarnya FIFA sudah sampaikan secara informal bahwa kita disqualifikasi sebagai tuan rumah. Karena engga memenuhi standar compliance FIFA. Baru ramai setelah penolakan Ganjar dan Koster atas kehadiran timnas Israel. Ya politik. Pemerintah dan PSSI buang badan ke Ganjar dan Koster yang keduanya kader PDIP“  Kata Makmur.


“ Ya namanya tahun politik. Apapun digoreng.  Orang kecewa bebas ngomong apa saja. Itu biasa saja di alam demokrasi. Abaikan saja.” Kata Udin.


Sampai di lapau. Terdengar teman teman bicara soal issue yang sedang hangat dibicarakan.. Udin hanya diam saja saat teman temannya bicara Politik. “ Kau lihat tuh, Mur. PDIP akan nyungsep. Sejak ulah dua kadernya menolak kehadiran israel dalam pila FIFA U20 dan akhirnya Indonesia dicoret oleh FIFA sebagai tuan rumah. “ Kata Dulah. Dia mahasiswa.  


“ Memang seharusnya nyungsep aja tuh PDIP. Pendukungnya  sebagian memang otak sekolam. Pada baper. Katanya anti radikalisme, ternyata mereka lebih radikal. Anti amanah UUD 45 dan Pancasila.  Tuh rasakan sendiri. “ Kata Sukri dengan tersenyum cerah seraya mengambil rokok Udin. 


“ Ah tololnya kau Dulah. Kalau mahasiswa bodohnya seperti kau, entah bagaimana nasip negeri ini. “ Kata Bandi.  Hanya Bandi yang sarjana dan dia PNS.


“ Eh kenapa emangnya bang Bandi.” kata dulah.


“ Dengar ya. “ Kata Bandi sambil berdiri. “ Engga mungkin FIFA batalkan indonesia sebagai tuan rumah U20 dengan alasan penolakan kehadiran timnas israel oleh Ganjar dan Kortes. FIFA berusaha menghindari politik. Karena dari 86 negara anggota PBB  termasuk Indonesia menyetujui sanksi terhadap Israel. Rusia dan Tiongkok juga mendukung resolusi tersebut. Yang menolak hanya Amerika Serikat, dan 24 anggota lainnya termasuk Inggris dan Jerman. Itu resolusi baru diadakan desember 2022 silam.


Nah Majelis Umum PBB meminta Mahkamah International untuk memberikan pendapat tentang konsekuensi hukum dari pendudukan, pemukiman dan aneksasi Israel. “ Kata Bandi. Mereka semua terdiam. “ Tahu kalian apa artinya? kalau sampai FIFA beralasan mencoret Indonesia karena menolak kehadiran Israel, pasti akan dapat sanksi dari 86 negara itu. Bisa eksodus mereka dari FIFA. Jadi engga mungkin FIFA mau masuk kepolitik hanya mau bela israel. “ Lanjut bandi.


“ Kenapa FIFA bisa coret Rusia “ Tanya Dulah.


“ Loh FIFA itu patuh pada resolusi PBB yang ban Rusia dari semua event international. “ Kata Bandi.


“ Tapi kenapa tahun 2019 Indonesia ajukan tuan rumah. Dan setelah itu banyak kegiatan yang melibatkan israel “ Kata Makmur. 


“ Makmur nan rancak. Resolusi PBB atas sanksi Israel itu baru diadakan tahun 2022 tepatnya 31 desember. Paham kau. ! Ini perjuangan banyak negara membela hak rakyat palestina, termasuk Indonesia. Mereka akan terus berjuang di Mahkmah International”  “ Kata Bandi.


“ Sudah kubilang “ kata Sukri. “ lebih banyak negara di dunia ini yang berpihak kepada perjuangan umat islam untuk membela Palestina. Kalian aja yang tolol sok bela israel.” Lanjut Sukri.


“ Ah kau Sukri. “ teriak Dulah. “ Tadi kau doakan PDIP nyungsep  karena menolak israel. Sekarang kau puji negara yang tolak israel. Dasar otak kau terbalik balik. Sempak juga kau bolak balik pakainya. “ Kata Dulah.  Sukri berdiri. “ Beraninya kau hina aku. “ Teriak Sukri. “ Kau masih anak kemarin sore. Kencing saja belum lurus “ Lanjut sukri dengan garang. Udin berdiri dan mendamaikan. 


“ Mengapa kalian harus bertengkar. Mungkin tendang bola saja kalian tidak lurus. Mau teriak segala menyesali kegagalan indonesia sebagai tuan rumah U20. Apalagi berharap timnas kita akan masuk final U20. Terlalu besar sempak daripada otak kalian  “ Kata Bandi. “ Bang Udin bisa bantu jelaskan ke mereka “ Kata Bandi.


“ Apa yang harus aku jelaskan. Suka pun tidak aku dengan bola sepak. Kemarin tujuh belasan aku sedang main dikeluarkan oleh bang Jambek. Katanya rusak permainan gara gara aku salah sepak bola, yang kena kaki orang terus. Tak bisa aku komentar. Aku hanya berharap. Kalau kalian mau main bola. Aku jual sempak dan celana pendek dari kaus.” Kata Udin sambil hembuskan asap rokok GG.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...