Tuesday, August 20, 2024

Merindukan Gus Dur.

 



Kalau boleh dikatakan kecelakaan Politik adalah Ketika 1952, NU memilih menjadi Partai Politik. Walau itu bertentangan dengan Khittah NU. Namun NU jalan terus dan kemudian bergabung dalam koalisi NASAKOM ( Nasionalis, Agama dan Komunis). Alasannya sederhana. NU ingin mengontrol PKI lewat koalisi. Mengendalikan lawan tidak dengan menjadi musuh tetapi jadi teman. Alasan fiqih, ya berpijak pada prinsip fiqih yang fleksibel dan elastis.  Jadi tidak hitam putih. Abu abu dikitlah. Namanya berjuang lewat perbuatan. Harus cerdas. Daripada ikut Partai Masyumi yang akhirnya dibubarkan Soekarno, kan lebih baik menerima jalan pikiran Soekarno sambil berusaha memperbaiki.


Tahun 1965, terjadi G30S PKI.  Soekarno lengser. Tahun 1971, muncul seruan kembali ke Khittah  NU 1926. Kala itu Ketua Umum PBNU KH Muhammad Dahlan menilai langkah tersebut sebagai sebuah kemunduran secara historis. Karena artinya NU harus menjauh dari Politik dan focus kepada ormas kemanusiaan saja. Sebagian besar tokoh NU masih percaya perlu menginfluence Politik. Karenanya walau Partai NU dilikuidasi. Namun faktanya secara tidak langsung NU membidani lahirnya PPP. 


Baru tahun 1983 pada Munas di Situbundo, kembali ke khittah disetujui. Itu berkat pikiran-pikiran brilian sekaligus pribadi-pribadi bersih penuh kharisma dari kedua tokoh besar, KH Achmad Siddiq dan Gus Dur. Namun harus dicatat. Bahwa kembali ke khittah itu bukan pula berarti NU tidak peduli dengan politik kebangsaan. Kepemimpinan ulama harus mampu menginfluence politik tetap pada jalur Pancasila.  Sejak itu rumusan hubungan islam dan Pancasila menjadi acuan bagi seluruh ulama NU. 


Sejak itu pula secara kelembagaan NU tidak lagi berpolitik. PPP bukan partai NU tetapi vehicle bagi aktivis NU dan kader NU secara personal. Samahalnya era reformasi, Gus Dur dan kawan kawan mendirikan PKB. Itu juga bukan organic PBNU.   Gus Dur tidak membawa embel embel Islam. Tetapi kebangsaan. Dan Gus Dur terpilih sebagai Presiden pada tahun 1999, bukan karena PBNU, tetapi karena dia dikenal sebagai tokoh utama Prodem yang konsisten melawan rezim Orba secara terpelajar.


Dengan adanya fakta kini , adanya Pansus Haji, politisasi PBNU saat Pilpres 2024, dan terakhir adalah intervensi PBNU terhadap PKB. Saya merindukan pribadi Gus Dur ada di NU. Mengapa Gus Dur berani keluarkan Dekrit membubarkan DPR? karena dia tidak mau melanggar UUD 45 yang rohnya adalah Pancasila. Dia tidak peduli kalau karena itu dia harus dilengserkan. Begitulah model ulama NU sesungguhnya. Tidak kemaruk harta dan kekuasaan. Pejuang Pancasila. Ulama bersehaja yang menjadi inspirasi umat yang mendambakan negeri Makmur di bawah lindungan Allah… Alfatihah untuk tokoh inspirasiku.

Wednesday, August 14, 2024

Kekuasaan, memabukan





Mungkin sepanjang sejarah  Pemilu yang paling bersih dan jujur adalah Pemilu pada tahun 1955. Saat itu belum ada money politik. Setiap partai punya narasi idiologi yang jelas dan akar rumput yang memang mengakar. Maklum sebelum Indonesia di proklamirkan sebagai bangsa merdeka, sudah ada tiga besar kekuatan politik yang mengakar. Yaitu Agama, Komunis dan nasionalis. Tiga kekuatan itu berjasa  secara politik memperjuangkan kita lepas dari system colonialisme. Hanya saja, yang nasionalis ada yang condong ke agama, nasionalis religious seperti Hatta. Ada juga yang condong ke Komunis, nasionalisme sosial seperti Syahrir dan Tan Malaka.


UUD 45 yang sudah ada tidak dianggap sebagai konstitusi. Karena dibuat dalam waktu singkat dan tergesa gesa oleh mereka yang mengaku wakil rakyat Indonesia. Sebagai bangsa merdeka yang memilih bentuk republic, maka sudah seharusnya kita punya UUD yang dibuat oleh mereka yang dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu 1955 adalah pemilu pertama kali sejak kita proklamirkan kemerdekaan. Agenda utama tentu membuat UUD. 


Namun apa yang terjadi setelah Pemilu?  Ketika tiga golongan itu duduk satu meja dalam suasana damai, ternyata mereka tidak bisa dipersatukan. Masing masing dengan ego idiologinya sendiri sendiri. Keadaan ini diperhatikan oleh Soekarno. Kalau dibiarkan terus dewan konstituante tanpa ada kata sepakat melahirkan UUD, maka lama lama NKRI akan bubar. Apa yang diperjuangkan sekian lama dan berdarah darah, untuk lahirnya negara kesatuan akan sia sia. Makanya dengan dukungan ABRI, Soekarno pada tanggal  5 juli 1959 mengeluarkan dekrit Kembali kepada UUD 45 dan otomatis dewan konstituate dibubarkan. Demokrasi dibuang ke tong sampah. Sebenarnya dari awal Soekarno tidak setuju Dektrit itu. Tapi karena dorongan ABRI dekrit itu harus dilaksanakan.


Namun jangan pula dianggap bahwa Soekarno pro demokrasi dalam arti demokrasi liberal. Dalam notule rapat  dengan PPKI (panitia persiapan kemerdekaan Indonesia ), Soekarno tegas meminta agar hak-hak manusia dan warga negara tidak dicantumkan dalam undang-undang dasar Indonesia. Artinya jangan karena alasan HAM, nilai nilia kepemimpinan jadi lemah. Indonesia negara besar dan tidak bisa dipimpin dengan lemah. Pemimpin harus kuat. Dan karenanya demokrasi harus terpimpin. Dan setelah Soekarno jatuh, UUD 45 itu diteruskan oleh Soeharto. Presiden menjadi Lembaga tak tertandingi. Yang berhak menafsirkan Idiologi Pancasila adalah presiden. Semua orang harus ditatar P4 untuk memahami tafsir itu. Dan Soeharto berkuasa 32 tahun dalam stabilitas politik, keamanan dan ekonomi. Namun juga 32 tahun dalam KKN.


Ketika Soeharto jatuh. Ada kehendak kuat untuk mengembalikan demokrasi secara utuh lewat amandemen UUD 45. Lembaga demokrasi seperti KPK, MK, DPD, MPR, DPR, dan lain lain dibentuk. Sharing power terstruktur sedemikian rupa namun share holder tetaplah Partai. Belakangan di era Jokowi, ada UU ITE  hate speech. Yang sebenarnya mengurangi hak warga negara menyampaikan pendapat. Kemudian muncul lagi wacana RUU Pers dan penyiaran. RUU TNI. Yang semuanya mengarah kepada esensi dari UUD 45. Presiden memang bukan diktator tapi konduktor orchestra oligarki yang mengolok olok civil society.


Perjalanan sejarah bangsa kita diwarnai oleh proses yang tidak sabar menjalankan visi saat kemerdekaan di proklamirkan. Sampai hari ini kita masih bicara politik dan menjadikan politik sebagai panglima. Sementara Visi keadilan sosial  terlupakan oleh kekuasaan yang memang memabukan. Dengan retorika yang diulang-ulang, lewat pecintaran yang tidak pernah kehabisan drama, tentang Pemimpin yang hebat dan selalu benar, ternyata akhirnya gagal! 


Tidak ada system negara atau idiologi yang bisa jadi jembatan emas. Semua kembali kepada pribadi masing masing elite penguasa. Bahwa kekuasaan itu ibarat jembatan tipis setipiis rambut dibelah 7. Apabila jatuh tergelincir. Di bawahnya menanti jilatan api panas yang siap menelan. Sikap hati hati sangat diperlukan. Setidaknya hati hati menerima pujian. Jangan sampai membuat sombong. Hati hati menerima fasilitas, jangan sampai kemaruk harta. Ya perkuat keseimbangan antara spiritual dan intelektual atau cerdas hidup. Bukan bangunan megah dan proyek hebat ukuran sukses memimpn tetapi kepemimpinan yang menginspirasi rakyat untuk mandiri dan punya martabat sebagai bangsa merdeka.


Sunday, August 11, 2024

Berkah teknologi internet

 


Awalnya China khawatir dengan hadirnya Internet. Mereka paham manfaatk IT terhadap pertumbuhan sains dan ekonomi. Namun karena informasi tersebar luas. Pengaruh buruk bisa saja dengan mudah meng infiltrasi China. Sementara mereka sudah berdarah darah membangun ideologi. Apa pengaruh buruk itu? hilangnya identitas China. Pemerintah membayangkan masa depan. Internet membuat generasi muda terjebak jadi follower fantasi, Itu akan meracuni spirit innovasi dan kreativitas serta kemandirian.  


“Kami ingin terus membangun kebebasan berpikir dan berkreasi tanpa menghilangkan spirit egaliter.” kata teman di China. Maka apa yang harus dilakukan.? Di penghujung tahun 1999, China memutuskan untuk masuk ke dalam sistem IT. Saat itu teknologi internet sedang berkembang sangat pesat. Semua hal jadi serba terbuka. Anywhere, anytime,  orang bebas mengakses informasi. Bagi kita yang ada di luar China memang agak sulit memahami bagaimana bentuk internet bisa diadopsi oleh negara Komunis. Tapi China sudah sangat menguasai arsitektur IT secara utuh. Mereka sudah riset lebih 10 tahun atau sejak tahun 1987. 


Ada tiga hal yang menjadi dasar dan fokus pemerintah mempersiapkan era IT. Pertama, membangun data center sebagai clearing house ID setiap orang China. Ini awalnya berupa digital signature. Kemudian berkembang menjadi fingerprint. Dan kini sudah ke tahap face identification. Kedua. China membangun data center khusus e government yang terintegrasi dengan platform independent. Ketiga. Membangun infrastruktur telekomunikasi guna mendukung IT. China punya sendiri kabel FO yang terhubung dengan konsorsium gateway internet global. Tiga hal itu tahun 2008 sudah rampung 100%. 


Kemudian pemerintah mengawal perkembangan konten multimedia yang berproses menuju global society, Konten diawasi ketat. Yang merusak budaya China ya dilarang. China melarang keras konten judi dalam bentuk apapun. Tidak dibenarkan konten mengajak publik donasi dengan alasan agama atau kemanusiaan. Fitur Like and subscriber dihapus pada setiap konten internet. Jadi para influencer dari kalangan selebritis tidak bisa memanfaatkan ketenarannya untuk dapatkan penghasilan. Sosial media dari Barat seperti Youtube, facebook dan lainnya dilarang. Bahkan mesin pencari Google dilarang di China.


Larangan itu menimbulkan kreativitas bagi generasi China untuk menciptakan konten sendiri, yang terbukti kini lebih hebat dari negara lain. Seperti lahirnya WeChat yang terpadu dari Chat, videocom, blog, sosial media sampai kepada ecommerce. Mesin pencari Baidu, Sogou dan Bing lebih hebat daripada Google. Baidu Map lebih bersih dan akurasi dibandingkan google map. Mereka punya Silicon valley di Hangzhou dan Tsingtao, yang melahirkan berbagai aplikasi. 


Proses itu semua di lead oleh negara secara ketat dan diarahkan agar internet menjadi sumber daya untuk melakukan   lompatan jauh kedepan. 8 tahun lalu mereka sudah masuk 5G  dan kini sudah masuk era AI. Xiaomi membangun pabrik smartphone baru di  di Changping, China. Luasnya 8,1 hektar. Kapasitas tahunan 10 juta smartphone Xiaomi MIX Fold 4 dan Xiaomi MIX Filp. Tapi tahukah anda bahwa pabrik ini tanpa ada buruh di dalamnya. Semua proses produksi dikerjakan secara artificial intelligence. Bekerja 24 jam tanpa perlu uang lembur. Di jamin pabrik bersih tanpa debu.


Karena semua dikerjakan oleh AI, maka standar kualitas pasti sama. Proses produksi satu unit ponsel pintar hanya perlu waktu 1 detik. Jadi sebatang rokok habis anda hisap, udah 300 ponsel tercipta.  Udah pasti sangat efisien. Jadi walau AS dan Eropa tentukan tarif impor produk china 20% tetap saja bisa competitive dengan produk buatan AS dan Eropa.  Makanya Apple dan Samsung di China hanya punya dua pilihan. Ubah bisnis model mereka lewat proses produksi high tech atau keluar dari China. Makanya Samsung dan Apple udah mulai pindahkan pusat produksi nya ke Vietnam.


Mengapa China tidak memikirkan kehilangan buruh? Maklum selama sekian dekade era internet telah membuat wirausaha tumbuh pesat terutama dari kalangan muda. Terjadinya gelombang arus orang kota pindah ke desa sejak adanya modernisasi Pertanian. Ini menciptakan peluang ekosistem baru dalam agro Industri yang melahirkan banyak newcomer entrepreneur. Seorang pemuda yang membuka pertanian rumah kaca yang dijalankan secara AI, dengan lahan kurang dari 1 hektar mampu memberikan penghasilan setahun 500.000 yuan atau lebih Rp. 1 miliar. 

Kini ada 180 juta orang China berwirausaha. itu memerlukan lebih 1 miliar pekerja. Sementara China punya masalah besar rendahnya tingkat kelahiran bayi. Mereka kekurangan tenaga kerja. Jadi memang masalah kelangkaan pekerja merupakan ancaman serius bagi China di masa depan.  Kehadiran teknologi AI menjadi solusi. Manusia bisa memanfaatkan mesin untuk hidup lebih makmur tanpa harus menguras tenaga. Sehingga ada waktu membaca dan menulis.  Berkat IT, belum tua mereka sudah kaya namun hidup secara egaliter menikmati Eat, peace and love. Beda dengan Indonesia, gara gara internet, Judol dan pinjol mewabah membuat orang muda miskin dan bankrut. Dari awal kita tidak pernah paham apa dan bagaimana mengelola Internet sebagai sumber daya. Hanya jadi follower buta.

Monday, August 05, 2024

Kepemimpinan.

 


20 tahun lalu saya minta ke ibu Wenny agar membangun bisnis model berbasis kepada SDM high grade untuk mendukung supply chain global dan ekosistem trading international. Baru sekarang saya tampil bicara di depan kalian semua, itupun sempat tertunda selama 1 bulan setelah laporan kinerja Yuan holding beserta anak perusahaannya pada semester pertama. Baiklah. Ok saya lanjut.  Setiap kita terlahir sebagai pemimpin setidaknya dalam lingkungan terkecil di Rumah Tangga. Setiap pemimpin harus punya sifat dasar seperti visioner, tahu diri, rasa hormat, Cinta, komunikasi, gemar belajar, berkolaborasi, inspirator, integritas dan keberanian. 


Pemimpin harus punya visi besar untuk rencana masa depan dan tentu tahu apa yang harus ia lakukan pada hari ini dengan berkaca kepada masa lalu. Pemimpin harus tahu diri. Ia punya keterbatasan untuk menjelaskan secara detail visinya itu. Rencana yang baik harus bisa dimengerti oleh semua pihak, bahkan orang idiot pun bisa paham. Makanya dia harus memberi  tempat terhormat kepada mereka yang punya skill akademis membuat perencanaan itu.


Dalam proses management, Pemimpin harus mampu berkomunikasi dengan semua pihak dalam bahasa yang mudah dipahami. Bahasa terbaik adalah bahasa cinta. Hilangkan semua prasangka buruk. Like or dislike. Satu sama lain harus menempatkan rasa hormat terhadap lainnya. Jadi bersikaplah dengan data. Focus kepada data dan informasi yang objektif dalam bersikap. Kalau ada yang kurang segera perbaiki dan kalau ada yang baik harus ditingkatkan. Kalian sebagai pemimpin harus menjadi inspirator menumbuhkan bahasa cinta itu.  


Dunia terus berkembang dan waktu mengajarkan kepada kita tentang perubahan sebagai sebuah keniscayaan. Pemimpin harus punya kemampuan belajar secara mandiri. Dengan demikian kalian sebagai pemimpin juga bertanggung jawab menumbuhkan semangat belajar itu kepada semua bawahannya. Jangan pernah ragu berinvestasi kepada R&D dan jangan pernah takut mengakui kelemahan kita dalam hal sains. Ber-kolaborasi-lah dengan siapapun yang punya teknologi, walau harus berinvestasi karenanya. Hanya dengan cara itu kita bisa tumbuh berkelanjutan di tengah arus perubahan yang dahsyat.


Visi besar dan rencana hebat, tidak akan menjadi kenyataan kalau kalian sebagai pemimpin tidak punya keberanian melaksanakannya. Keberanian bukan hanya soal eksekusi tetapi punya integritas terhadap visi. Jangan mudah menjadi pragmatis. Itu dalam jangka panjang menyesatkan. Karena sama saja kalian berjalan tanpa rencana dan visi. Tanpa mercusuar. Kalian sebagai pemimpin harus punya keberanian mendelegasikan otoritas kepada bawahannya. Jangan pernah intervensi mereka, tetapi influence mereka agar terus konsisten mengikuti standar kepatuhan management yang berbasis kepada punishment and reward.


Nah terakhir. Pemimpin yang efektif karena ia punya rasa hormat. Rasa hormat yang menginspirasi adalah rendah hati. Akar dari kesombongan dan jauh dari sikap rendah hati adalah feodalisme dan nepotisme. Hindari itu! Jangan pernah menepuk dada dan berusaha membangun citra personal. Jangan. Itu toxin terhadap kesehatan organisasi. Rendah hatilah, bahwa tanpa bawahan, tanpa stakeholder,  kalian nothing. Rendah hati adalah bahasa cinta bagi semua. Tentu bahasa cinta kepada Tuhan. Paham ya..

Tuesday, July 16, 2024

Survival..

 


APBN itu adalah politik. Disusun dengan pendekatan politik anggaran. Pasti ada konsensus dan kesepakatan antara pemerintah dengan  DPR. Namun dalam politk tidak ada kesepakatan yang final, bahkan tidak pernah terjadi sesuai dengan niat awalnya. Dalam perkembangannya selalu terjadi adu kekuatan tarik menarik dengan sesama elite. Jokowi menyayangkan peringkat pendidikan yang jauh tertinggal di posisi ke-57 secara global. Dia tentu tahu penyebabnya. Karena alokasi mandatory spending 20% APBN untuk pendidikan diselewengkan ke dana desa sesuai UUDesa. Ini penting untuk elektoral bagi Capres yang didukungnya.


Jokowi pun mengingatkan infrastruktur sebaik apapun tidak akan berdampak besar pada bangsa dan negara apabila SDM belum mumpuni, itu kata Jokowi dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/7). Jokowi paham. Tetapi dia tidak paham bagaimana mencapainya. Bahkan dia tidak paham bagaimana komunikasi yang inspiratif kepada bawahan nya, terutama kepada kepala daerah yang dapat dana transfer mandatory spending. Sehingga apa yang dia katakan tidak sesuai dengan realitas. Apa yang dia janjikan, bukan harapan yang bisa dia delivery. Ya waiting for nothing.

Retorika itu absurd. Orang banyak terkooptasi olehnya. Karena harapan. Dan juga politik punya cara memaksa mereka yang berisik lewat UU  ujaran kebencian agar adab santun terjaga. Kalau itu kurang, masih ada tokoh dari Ormas keagamaan bicara tentang Wahyu Tuhan, bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Utamakan akhlak daripada Fiqih katanya. Hindari chaos dan utamakan NKRI. Tokoh ormas itu jelas  berbeda dengan mayoritas rakyat. Mereka tidak perlu menanti. Karena harapan sudah mereka raih. Setidaknya hidup berkecukupan sebagaimana elite bangsa ini.

Menggantungkan harapan kepada politik, terutama kepada Pemimpin, itu seperti lakon teater Waiting for Godot karya Samuel Beckett. Dari lakon waiting for Godot itu  nampak ada suasana silent konsesus. Seperti kata orang jawa "Sing waras ngalah".  Rakyat punya cara berdamai dengan kenyataan yang pahit sambil tetap menantikan datangnya harapan.  Demi harapan mereka menolak bertengkar atau chaos. Keadaan hening tanpa gejolak. Stabilitas politik terjaga dengan baik. Dalam suasana tenang itu, tingkat kepuasan rakyat kepada Pemerintahan Jokowi diatas 70%.


Apa yang terjadi dibalik sunyi itu ?  harapan politik untuk membentuk civil society yang kuat kandas. Dalam suasana waiting for godot. Politik adalah hening. Politik adalah medan permainan bagi mereka yang mampu membayar dan membeli keadilan, mengatur hukum, politik transaksional yang saling menyandera, selebihnya hanya penonton yang hidup dalam menanti harapan. Politik di Indonesia, bukan hanya defisit APBN karena hutang. Tetapi juga defisit etis dan moral karena tamak. Sadari itu!. 

So..

Jangan sampai kooptasi politik mendominasi terhadap nasib anda. Jangan! Kehidupan ini bukan soal makmur atau miskin. Karena kalau anda makmur bukan karena anda hebat. Kalaupun miskin,  itu juga bukan dosa. Bukan soal penguasa atau jelantah. Karena penguasa juga pemain, dan jelantah, bagian dari pemain juga. Kan penguasa dipilih oleh rakyat dalam suasana free for vote. Bukan soal penantian yang akan datang besok. Karena besok itu yang pasti hanyalah kematian. Tetapi soal hari ini bagaimana anda bisa  survival.  Fungsikan akal anda secara optimal. Dan di suasana mendung, anda bisa ngopi dan makan ubi kayu seraya berbagi. Seharusnya begitu daripada waiting for godot.

Friday, July 12, 2024

IKN dan Transformasi

 






Transformasi dalam arti modernisasi tentu tidak bisa hanya dilihat dari tampilan fisiknya. Tetapi karena Kapitalisme, transformasi adalah  visualisasi. Visual mengubah perasaan seperti para istri melihat tas di etalage outlet branded, dia pun jadi konsumen yang ternganga-nganga takjub dan akhirnya memaksa dompet suami keluar. Seperti Jokowi melihat design visual tiga dimensi IKN. Dia terpesona. Ingin segera memilikinya walau harus merengek ke rakyat agar duit APBN disisihkan untuk IKN. Dengan visualisasi, pesona bergeming dengan realitas, bahwa itu hanya ilusi dan persepsi saja namun menguras ongkos sia sia.


Ibukota Negara bernama IKN, dirancang sebagai kota futuristik,  yang tidak mungkin mudah dipahami oleh rakyat desa di Jawa, Sumatera atau desa tetangganya di Kalimantan. Jokowi ingin jadikan IKN sebagai transformasi Indonesia mengelola masa kini dan masa depan. Tidak boleh ada kaki lima, bahkan warteg pun tidak boleh ada kecuali jaringan resto international. Pertanyaan nya adalah apakah mungkin bisa terjadi transformasi lewat pembangunan fisik yang divisualisasikan dengan Istana Megah, Hotel Bintang V, MRT tanpa rel, Jalan Tol, High speed train, Fly Taxi, Smart city, dan apalah lagi? 

Ketika di Pyongyang, saya melihat Mall yang besar sepi pengunjung dengan SPG tanpa senyum karena digaji ala kadarnya. Tempat wisata sepi pengunjung kecuali hari libur, itupun 80% adalah keluarga tentara. Infrastruktur MRT yang hebat namun sepi penumpang. Jalanan yang lebar dan mulus namun sepi kendaraan. Tida ada geliat kota yang nampak sibuk. Walaupun pemandu dan pejabat pemerintah berusaha menggambarkan Pyongyang sebagai tolok ukur modernisasi Korea Utara yang bergerak menjadi negara makmur, saya mendengarnya hanya tersenyum saja. 


Kim Il Song bapak pendiri Korea utara, dan kemudian dilanjutkan oleh putranya Kim Jong Il, terus ke cucunya, memang tidak hendak membangun Pyongyang sebagai kota kosmopolitan namun dia juga tidak ingin Pyongyang sebagai kota terbelakang. Banyak gedung bergaya retro-futuristik, dengan lengkungan dan kaca, yang kaku. Bangunan tua telah dicat ulang dengan corak permen berwarna merah, hijau laut, dan biru langit. Kalau dari udara memang kelihatan indah. Cara terbaik menyembunyikan kegagalan membangun peradaban.


Politik bisa saja memaksakan anggaran besar dari APBN untuk lahirnya sebuah kota dengan segala infrastrukturnya. Tetapi design kota tidak akan otomatis menjadi design peradaban seperti yang dimimpikan Jokowi terhadap IKN. Di Pyongyang kota penuh icon politik yang bisu tanpa makna. Manusia bergerak tetapi tidak ada transformasi sosial dan budaya, apalagi ekonomi. Juga terjadi di Myanmar pada ibu kota baru Naypyidaw, yang terletak sekitar 320 km di utara Ibukota lama, Yangon. Hampir semua negara yang memindahkan ibukotanya, gagal membangun kota seperti visualisasi design.


Kim, mungkin juga Jokowi lupa, bahwa sebuah kota adalah sebuah peradaban yang terbentuk dari adanya magnitudo kota sebagai pusat ilmu pengetahuan, pusat ekonomi, pusat kebudayaan. Dan magnitudo tidak bisa di create oleh Politik UU,  tetapi oleh geografi sebagai hub pelabuhan dan pusat persinggahan yang ramai. Itu sunnatullah. Dari sana social budaya kosmopolitan terbentuk lewat proses panjang dari abad ke abad. Roma tidak dibangun dalam sehari."  Setiap proses yang layak dilakukan atau layak dibangun memerlukan waktu.”Tidak ada yang terjadi dalam semalam”. Pahamkan sayang..


Wednesday, July 10, 2024

Pasar ?

 




Substitusi impor diterapkan pemerintah dengan memberikan insentif kepada industri domestik. Pasar domestik diproteksi untuk melindungi industri hilir dari serangan produk impor, dan juga pasar domestik bisa menyerap produk industri hulu dalam negeri. Namun saat oversupply, daya beli domestik melemah, pasar ekspor menjadi keniscayaan. Tanpa ekspor industri bangkrut.  Free trade area dan WTO diratifikasi. Globalisasi pasar tak terelakan agar uang dan barang bebas mengalir melintasi benua. Kalau inginkan FDi masuk ya bebaskan pasar.


Apa yang terjadi kini bukanlah situasional dan mendadak. Tapi itu sudah kita aminin sejak tahun 1980an. Sejak Milton Friedman  gencar memperkenalkan konsep free to Choose. Dunia terikat satu sama lain dalam satu jaringan globalisasi. Semangat deregulasi, privatisasi BUMN meluas. Awalnya negara menikmati neoliberal. Namun lambat laun hutang menjadi kebutuhan. Jebakan utang tak terelakan. Tahun 2008, neoliberalisme terjerembab. Negara harus mengorbankan PDB nya untuk mem bailout akibat kerakusan pasar. Uang semakin depresiasi, GINI rasio semakin melebar. 


Pemerintah kita maju mundur terhadap fenomena globalisasi. Habis gimana ? ekonomi dunia sudah terlanjur imbalance. Ya mau tidak mau, market adjustrumet harus dilakukan dengan regulated. Namun tidak mudah.   Pasar mungkin bisa dikendalikan tetapi uang tidak mungkin. Ketika arus impor TPT dan plastik mengalir deras,  pada waktu bersamaan Industri petrokimia terpuruk. Mengurangi minat investasi. Ketika AS memproteksi pasar domestik dari serangan barang China, ekonomi jadi tidak efisien. Tenaga kerja tak terserap karena investor ogah tanam uang di sektor real kecuali beli surat utang.


Kini, mungkin juga besok bila kita tidak berubah. Kita akan selalu gamang terhadap perubahan pasar. Pasar akan kita sikapi sebagai sebuah kekuatan ampuh yang unpredictable. Kita hanya pasrah dan berdoa semoga Tuhan dapat berpihak kepada kelambanan dan kedunguan kita terhadap fenomena dunia. Padahal Tuhan telah beri kita akal untuk mengubah tanah liat jadi tembikar, menjadikan angin menggerakan kapal berlayar. Namun   karena serakah, akal tidak berfungsi, dari peniti sampai baju, bahkan gantungan baju pun kita tidak mandiri. 


Itulah pasar. Fundamentalisme pasar, kata George Soros. absolutisme laissez faire kata Paul Krugman. Abaikan negara, utamakan pasar. Bahkan orang mengukur baik-buruknya sebuah kabinet dari sejauh mana ia “disukai Pasar”. Negara, pemerintahan, birokrasi, DPR, kelihatan dungu di hadapan pasar. Pasar engga bisa dilawan atau diotak atik dengan kebijakan buka tutup impor. Tapi harus dengan efisiensi dan kreatifitas, dan itu butuh R&D. Paham kan sayang…


Harga…


Merek Dior digugat ke pengadilan Perancis dan begitu juga merek produk terkenal lainnya. Apa pasal? bocornya ongkos produksi outsourcing mereka di China. Misal harga tas Dior Rp 45 juta. Ternyata ongkos outsourcing hanya Rp. 1 juta untuk satu tas. Begitu juga dengan pakain dalam wanita merek Armani. Harga Rp. 5 juta satu set bikini ternyata ongkos  outsourcing hanya Rp. 200.000 satu set. Digugat juga di pengadilan italia dengan alasan mereka eksploitasi buruh China.


Yuan juga punya pabrik di China dan Vietnam khusus outsourcing aksesoris wanita merek terkenal tahu pasti. Sebenarnya tidak ada istilah eksploitasi pekerja. Biasa saja. Bahkan upah pekerja khusus outsourcing produk branded 2 kali UMR. Karena sebagian dikerjakan dengan handmade. Margin keuntungan pabrik diatas 100% dari harga pokok. Tidak ada yang salah dari sisi produksi. Lantas masalahnya dimana ?


Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Dior atau Armani menjual dengan harga tinggi. Karena nilai kreativitas itu sifatnya imajiner dan konsumen puas membayar nilai imajiner itu. Tetapi gugatan ini sepertinya satire atas kebijakan makro Industri Eropa dan As. Mereka tuduh China jual kendaraan EV dengan harga murah atau 20% dari harga EV keluaran Pabrik otomotif Eropa dan AS. Mereka tuduh China dumping. Padahal mereka sendiri yang rakus selama ini. Menarik laba diatas wajar. Sehingga ekonomi global jadi tidak efisien.


Industri China memang tumbuh dalam suasana bersaing. Dan itu dipelihara oleh pemerintah. Persaingan bukan karena tarif atau lobi rente seperti di Indonesia, tetapi bersaing dalam hal R&D untuk lahirnya proses produksi  inovasi yang berkualitas dan harga murah. Misal produk aluminium extrusion  China ongkos produksinya 80% lebih murah dari Eropa dan AS.  Walau pasar AS dan Eropa di proteksi sampai 20%, tetap saja produk aluminium extrusion  China mengalahkan pesaingnya di Eropa dan AS.


Sebenarnya pada hari ini terutama situasi setelah Pandemi COVID, terjadi market adjustment yang dimotori oleh China. Bahwa rakus itu  buruk. Ayolah berubah. Mari ciptakan produk berkualitas dengan ongkos imajiner rendah agar kehidupan dunia lebih baik dan adil bagi semua…


Pasangan kita, adalah takdir kita.

  Saya bertemu dengan Robi. Kami sudah bersahabat lebih dari 30 tahun. Kami jarang bertemu. Setahun bisa dihitung dengan jari ketemuan. Dia ...