Wednesday, July 27, 2022

Pemakan bangkai

 





Si Udin pedagang sempak di kaki lima. Ini jenis usaha informal bernama. Setiap hari secuil laba didapatkan. Setiap hari uang habis untuk dimakan. Tidak ada yang ditabung. “ Itu semua kendaraan mewah yang ada di jalanan. Pemiliknya sama saja dengan aku. Apakah mereka merasakan was was seperti aku. Kalaulah, kaya itu dekat ke dosa, mungkin berdosa juga tidak buruk daripada setiap hari kawatir tidak makan” kata Udin dalam hati. Dia tidak mengeluh. Hanya bertanya soal keadilan yang semakin jauh.


Udin mulai tertarik membeli baju impor bekas. Walau bekas tetap saja merek berkelas. Harga murah barang berkualitas. Beda produksi dalam negeri yang jahitannya mudah lepas. Omzet meningkat. Laba meningkat. Tabungan juga tambah berlipat. Hidup Udin berubah tempat. Jadilah dia pengusaha formal. Tak lagi di kaki lima hidup bersama mereka yang kumal. Ia bergaul dengan ormas terkenal. Yang menuntunnya mengakses modal. Bank memberinya kredit NRL skema. Uangpun diterima. Pabrik sempak berdiri impian menjelma. Kepada ormas dan pejabat dia berderma.


Distribusi barang merambah. Jumlah pekerja bertambah. Laba meningkat bertambah. Berlalunya waktu hidup berubah. Kepada OJK dia melirik sumber modal. Izin IPO diajukan untuk melantai di pasar modal. Saham 1 rupiah dijual dengan harga Rp. 300 rupiah. Uang mengalir dan Visi bisnis pun berubah. Persepsi pasar menjadi prioritas. Citra dibangun agar rating teratas. Value saham digoreng agar naik tak terbatas. Value diri pun naik kelas


Jadi perusahaan terbuka. Sehingga peluang leverage terbuka.  Udin tidak perlu kerja keras untuk bayar utang bank. Exit lewat penerbitan obligasi non bank. Belum cukup terpuaskan. Diapun melakukan kontrak REPO untuk menarik uang dari para spekulan. Uang mengalir lagi. Dari aliran uang masuk itu, dia punya akses ke politik dan pejabat tinggi.


Dengan uang ditangan dia mudah dapatkan izin konsesi tambang. Konsultan menentukan nilai tambang. Kontraktor kerja mengeruk tambang. Pasar ekspor dirambah, diapun semakin berkembang. Aliran uang dari berbagai sumber itu, dia dirikan bank. Modal hanya 8%, 92% uang publik mengalir ke bank. Udin ongkang ongkang kaki,  orang setor uang ke bank. Pembinaan ada pada central bank.


Udin semakin kaya dan semakin sadar bahwa “ kekayaan itu ada pada kekuasaan. Kekuasaan itu ada pada birokrasi.” Tapi itu tidak gratis. Tidak hanya perlu effort besar tapi juga perlu mental culas. Dari pedagang, pengusaha tokoh agama, politisi, pejabat, sama saja. Hanya beda caranya saja. Ada ada yang vulgar dan ada yang nampak bersehaja. Sistem memberikan kesempatan bagi siapapun jadi pemangsa. Yang korban tetaplah rakyat jelantah hidup nelangsa.

Thursday, July 14, 2022

Keadilan sosial?

 




Pada Pancasila tidak ada sila yang menjanjikan kemakmuran. Yang ada hanyalah keadilan sosial. Mari kita pahami bahasa. Kata Adil pada Pancasila ada dua. Satu, kemanusiaan yang adil dan beradab. Kedua, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Perhatikan. Kemanusiaan yang adil dan beradab itu, konteksnya adalah akhak yang melekat pada manusia. Ini menyangkut hak asasi yang dimiliki oleh rakyat, bukan hak pemberian dari negara. Jadi tugas negara yang harus melindungi hak itu.


Nah gimana dengan “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat”, itu adalah kewajiban yang harus diberikan oleh negara. Philosopi negara memang tidak menjanjikan hasil tapi mengajak rakyat berproses. Mengapa? Keadilan sosial itu bukan adil sama rata dan sama rasa. Tetapi keadilan proporsional. Jabatan OB kan engga mungkin sama gajinya dengan Manager. Driver Ojol kan engga mungkin sama dengan driver pesawat terbang. Jadi keadilan sosial itu keadilan sesuai dengan effort orang perorang. Sampai dini paham ya.


Untuk mencapai keadilan sosial, sebenarnya pemerintah tidak sulit. Karena toh engga ada janji politik rakyat pasti makmur seperti jargon khilafah atau syariah islam yang menjanjikan too good to be true. Dalam Pancasila ada sila ke tiga tentang “ persatuan indonesi.” Ini bukan saja bermakna negara kesatuan tetapi yang esensinya adalah semangat gotong royong. Artinya Negara tinggal membuat kebijakan yang memungkinkan terjadinya proses gotong royong itu.


Gimana contoh kongkritnya?


Misal Soal Bisnis Sawit. Kebiajakan PIR itu sudah bagus. Dimana Plasme dan inti bergotong royong dalam kegiatan produksi. Tetapi seharusnya tidak hanya dalam hal produksi, distribusi dan tata niga juga harus ada kebijakan gotong royong itu. Andaikan rakyat tidak mampu ya negara yang menyediakannya lewat stokis dan logistik. Dengan begitu negara tetap punya akses menjamin terjadi proses gotong royong. Maka keadilan bukan hanya bagi produsen tetapi juga rakyat sebagai konsumen.


Tapi kan besar sekali ongkosnya untuk menyangga produksi sawit. Itu butuh tangki yang besar dan kawasan khusus untuk logistik? Lah kalau tidak mampu mengatur tata niaga, ngapain pemerintah beri izin HGU  kepada pengusaha kebun yang luasnya terbesar di dunia? Apakah kebijakan hanya untuk segelintir orang yang jadi orang super kaya di negeri ini?  Itu jelas bertentangan dengan Pancasila sila kedua dan lima.


Kalau ada niat untuk melaksanakan Pancasila, tentu tidak perlu kawatir. Toh semua demi keadilan sosial. Agar semua orang punya akses dan kesempatan sama dan hasilnya tergantung effort masing masing orang. Sayang sekali, mindset Pancasila yang sederhana itu tidak dipahami oleh para elite tapi anehnya mereka berikrar bahwa Pancasila harga mati. Entahlah


Tanggung jawab anak laki laki


 

Kemarin di cafe saya milih duduk di luar yang bebas merokok. Sebelah saya ada pasangan sedang ngobrol. “ Pacar kamu jadi orang tuanya datang hari minggu ini? Kata pria. Saya tahu wanita itu bekerja di cafe ini dan pria itu bukan tamu cafe. Dia sengaja luangkan waktu bertemu pria itu di tengah kesibukannya.


“ Ya mas.”


“ Bisa engga tunda aja pacar kamu datang melamar. Aku belum ada uang untuk pernikahan. Kemarin utangku belum aku bayar di kantor untuk Anto masuk sekolah. Mau pinjam lagi engga enak”


“ Mas, pacarku mau beri aku uang untuk acara itu. Sekalian itu silahturahmi hari ldul Adha”


“ Jangan terima Dik. Nanti mas pulang dari Medan, mas dapat uang bonus dari kantor. Kita bisa sambut mereka. Mas janji akan selesaikan sampai kamu menikah. Yang sabar ya dik”


Wanita itu menatap kosong ke luar.“ mas aku kangen Papa. Sejak papa tidak ada, mas harus mengorbankan kuliah dan kerja keras untuk aku dan dua adik. Bahkan mas, putus dengan pacarnya. Engga jadi nikah. “ Kata wanita itu dengan air mata berlinang. Dia berdiri. “ Nanti aku kembali lagi mas. Ada tamu. ” Kata wanita itu.


Saya tatap pria itu. Usianya mungkin belum 25 tahun. Mungkin dia anak tertua. Dari logo yang ada pada seragamnya saya tahu itu perusahaan pelayaran. Saya tegur dia dengan menyebut boss nya. 


“ Ya benar pak. Kok bapak kenal. Saya di priok, engga di kantor pusat.” Katanya. 


Saya tanya namannya. Dia perlihatkan tag kartu pegawainya. Setelah tahu nama saya. Dia terkejut. Segera salami saya dan cium punggung  lengan saya. Saya tepuk bahunya.


“ Di, cari nama karyawan kamu namanya ini..“ kata saya kepada direksi saya via telp menyebut nama anak muda itu. “ Bina dia yang baik ya” Kata saya seraya melirik ke anak muda itu yang duduk depan saya. Saya yakin ini anak baik. Karakter yang hebat. Saya keluarkan uang dari tas selempang. Saya beri dia USD 200. “ Ini ambil uang untuk kamu. Salam untuk boss kamu ya” Kata saya.


" Bapak...saya hanya tahu nama bapak karena sering disebut sama manager saya.   Baru kali ini ketemu. Katanya bapak pemarah dan suka pecat orang seenaknya kalau kerja engga becus... tapi nyatanya berbeda dengan yang diceritakan" Katanya.


Kemudian saya panggil waitress minta bill. Saya pergi dan tersenyum kearahnya. Dia mengangguk dan masih menyiratkan ketidak percayaan apa saja yang saya lakukan kepadanya.


Saya terharu anak muda itu sadar akan tanggung jawabnya kepada adik perempuannya. Berat sekali jadi anak laki laki tertua. Apalagi setelah Ayah tidak ada. Menjaga adik perempuan adalah tanggung jawab kakak laki laki seumur hidup.

Chaos Srilanka



Apakah nasip Srilanka bisa juga terjadi pada Indonesia? tanya teman. Menurut saya. Bisa saja muncul people power.  Bukan hanya Indonesia, negara manapun pasti akan mengalami hal yang sama dengan Srilanka kalau mereka dianggap sebagai negara gagal. Rakyat itu sederhana saja. Kalau barang tersedia di pasar. harga berapapun mereka akan beli. Walau marah, engga akan mungkin terjadi Chaos. Tetapi kalau barang kebetuhan pokok seperti BBM, migor dan obat obatan tidak tersedia di pasar ya mereka marah, Chaos pasti terjadi. Orang lapar kan engga rasional.


Sebenarnya masalah Srilanka itu sejak awal januari 2022, sudah ada titik temu antara negara kreditur dan investor untuk memberikan solusi atas krisis keuangan akibat Pandemi. China sudah setuju menjadwalkan hutang dan atau mengubah skema jadi B2B. Jadi beban kewajiban cicilan hutang tidak ada lagi, India sudah pula menawarkan SWAP settlement untuk keperluan Impor pangan dan BBM. IMF juga bersedia memberikan dukungan kepada Bank central Srilanka untuk mengatasi kurs yang terus melemah. Engga ada masalah.


Lantas apa yang jadi masalah? Negara dontor dan IMF kan memberikan tidak gratis. Mereka tahu Srilanka itu bermasalah karena pemimpinnya brengsek. Mereka tentukan syarat ketat dan menetapkan tim peninjau dalam rangka proses pemulihan ekonomi. Nah salah satu sarat itu adalah menghapus semua praktek KKN. Lah, 2/3 bisnis di Srilanka ini dikuasai oleh keluarga dan Kroni Presiden Gotabaya Rajapaksa.  Ya jelas saja tidak dilaksanakan oleh Presiden. 


Malah ditengah krisis itu dimanfaatkan oleh Kroni dan Keluarga presiden mengkorup ekonomi Srilanka. Mereka ramai ramai pindahkan uangnya ke luar negeri. Ya devisi habis. Dan menimbun Obat obatan dan pangan.  Ya harga semakin melambung. Sehingga keadaan semakin rumit dan akhirnya terjadi default utang. Dampaknya sistemik.


Seharusnya kalau presiden, tidak mau mengikuti sarat negara donor, ya militer bersikap tegas kepada Presiden. Tetapi Militer  ada dibawah cengkraman Presiden. Maklum Gotabaya Rajapaksa mantan jenderal yang sukses menghabisis pemberontak macan Tamil. Walau militer hebat, namun pada akhirnya tidak ada yang berani menghadapi people power. Mengapa ? Karena apabila Militer berlaku keras terhadap rakyat, maka  pintu bantuan luar negeri tertutup sudah. Tidak ada peluang untuk dapatkan dana. Apa gunanya berkuasa kalau bokek. 

Apa yang terjadi pada Srilanka tidak akan terjadi di Indonesia, Kita punya pengalaman tahun 1965 dan tahun 1998. Pada akhirnya militer turun tangan kalau pemerintah dianggap gagal mengelola ekonomi. Dan militer masuk selalu lewat konstitusi tanpa kudeta. Karena dokriin TNI kita adalah tentara rakyat. TNI menjalankan politik negara. Mereka bisa masuk kapan saja kalau situasi  politik dianggap genting.


Tahu diri aja.

 




Waktu saya masih muda dibawah usia 40 tahun. Walau saya bergaul dengan kalangan bisnis dan bertemu dengan banyak wanita dari berbagai kalangan, tidak pernah saya dapatkan perhatian khusus dari mereka. Hubungan hanya sebagai sahabat. Itu bisa saya rasakan. Mereka tidak pernah merindukan saya. Dan kalaupun ada telp, dan ingin bertemu itu karena mereka butuh bantuan saya. Dan itu juga hanya sebatas bisnis. 


Saya juga tahu diri. Engga berharap apapun dan tak ingin pula menggoda terlalu jauh. Kalau mereka agresip, saya juga tahu diri. Karena saya tahu itu tidak tulus. Mengapa saya katakan tidak tulus? karena selalu ada alasan mereka ingin dekat dengan saya. Dan mereka smart soal itu.


“ Wenny dan Yuni, Esther tidak ada satupun yang mencintai anda dengan tulus. Kedekatan dengan anda hanya karena mereka butuh secure. Itupun wajar. Tapi hebatnya anda tahu diri. Engga terbawa emosi sehingga tidak juga harus merindukan mereka. Kalau mereka dekat dengan  pria lain, anda juga tidak kecewa. Biasa saja. Hubungan kalian jadi begitu indah sebagai sahabat “ Kata Lena sekretaris saya yang berkata kepada saya suatu waktu. 


“ mengapa ? tanyanya


“ Sebelum menikah saya berusaha mendekati wanita. Dua wanita sangat dekat dengan saya. Tetapi mereka menolak menikah dengan saya. Itu artinya saya memang tidak memenuhi sarat oleh wanita yang saya sukai. Kalau akhirnya saya menikah dan itu karena pilihan orang tua dan saya nyaman” Kata saya.


“ Kenapa nyaman?


“ Karena saya nothing to lose. Engga perlu janji apapun. Kapanpun saya siap ditinggal istri. Dan tidak perlu baper. Engga perlu jaim. Saya tidak menjanjikan apapun kepada istri dan dia siap berproses bersama saya.”


“ Dan justru karena itu anda bisa bertahan sampai diatas 30 tahun usia perkawinan. Mengapa ?


“ Ya itu bukan karena saya hebat. Tetapi istri saya yang hebat. Dia berjuang untuk mempertahankan cintanya dan berkorban untuk itu. Empat kali saya bangkrut, dia tidak pernah minta cerai. Bahkan dia semakin setia.”  ‘


Lena tersenyum. “ Benar mencintai itu agung dan bersukur karena dicintai itu lebih agung. Makanya anda tahu diri sekali. Tidak mudah baper dihadapan wanita lain. Karena sehebat apapun mereka tidak akan bisa mengalahkan cinta hebat istri anda. “ Kata saya Lena.

Monday, June 27, 2022

Tahu diri..


 


Tahun 1983, saya kalau pulang kerja kadang mampir ke Sarinah. Putri dari bibi saya kerja di Sarinah sebagai Pramuniaga. Saya hanya lewat aja lewat konter dia dan dia senyum melihat saya. Kemudian setelab bosan keliling konter. Saya dekati dia. “ Aku disuruh Mak Tuo jemput eli. “ Kata saya. Maktuo itu panggilan untuk kakak perempuan ayah. Karena memang Mak Tuo saya pesan “ kalau kau mampir ke Sarinah, antar pulang sekalian adik kau.“


Satu watku saat saya datang mau jemput lagi. Di konternya ada ponakan ayahnya. Baju parlente. Insinyur. Kerja di BUMN dan saat pulang pakai mobil. Ya udah saya pulang naik bajay. Sejak itu saya tahu diri. Kalau datang jemput, saya lihat dari jauh. Kalau tidak ada yang jemput ya saya tawarkan diri. Kalau engga mau, ya udah saya pulang aja.


Tahun 1983. Saya punya teman wanita, Florence. Kami satu kantor. Dia minta diantar ke rumah tantenya. Tetapi sampai di rumah tantenya, dia pulang diantar sama teman sekolahnya yang lebih tua dari dia. Menggunakan kendaraan sedan. Saya pulang sendirian naik. Mana hujan deras. Bajay engga ada. Terpaksa saya jalan kaki dari komplek rumah tantenya ke ke pinggir jalan. Besoknya ketemu dia di kantor, saya biasa saja. Saya tahu diri aja.


Tahun 1984 saya punya teman wanita, Risa. Tiga bulan kenalan. Dia bilang pengen nonton FIlem. Ya saya tawarkan diri untuk ajak dia. Dan dia mau. Tapi saaat saya datang jemput, sudah ada pria lain yang datang lebih dulu. Saya lihat dia sedang santai dengan pria itu di teras. Saya tahu diri. Ya sebelum dia lihat saya, lebih baik saya pulang aja. Tetapi dalam perjalanan saya lihat dia goncengan naik motor pergi keluar. Padahal saya datang karena dia minta. Ya udah. Biasa saja.


Mengapa saya ceritakan ini? Saya tidak punya kemewahan untuk dapatkan perhatian dari wanita. Saat itu usia saya masih muda. Dan saya sedang dalam impian mengejar cita cita mengubah nasip saya. Jadi saya tahu diri aja. Bahkan sikap mereka itu menjadi pemicu saya. “ Pria miskin tidak akan pernah dapat tempat terhormat di hadapan wanita.” Itu wajar saja. Dan saya tidak perlu kecewa. Apalagi dalam usia muda semua orang punya banyak pilihan.


Kalau akhirnya Florence tidak pernah mau menikah dengan saya. Itu juga saya maklum. Siapa saya yang pantas mendapatkan lebih. Ada wanita cantik yang mau berteman, itu udah alhamdulilah. Begitu juga dengan Risa yang pergi begitu saja meninggalkan saya. Yuni waktu awal kerja sama saya sempat menikah lagi dengan Pilot. Setelah cerai, sempat pacaran beberapa kali. Dia tidak pernah punya perasaan kepada saya. Dia hanya focus kerja saja. Saya juga engga ogah ikut campur masalah personal dia. Yang penting kerjaannya bagus dan make money untuk saya.


Ketika saya akhirnya menikah karena pilihan orang tua, saya tahu bahwa andaikan istri saya punya kebebasan memilih tentu dia tidak akan pilih saya. Makanya selama berumah tangga saya tidak tanya apakah dia jatuh cinta atau tidak kepada saya. Mau saja dia menjadi istri itu udah alhamdulilah. Kalau dia tidak merasa terbebani hidup bersama saya, karena dia memang tidak punya ekspektasi berlebihana. Hanya mengikuti aliran takdir saja.


Semua orang punya hak menentukan piliha di usia emasnya. Dan saat itu bagi mereka saya bukan pilihan yang tepat. Wajar saja. Di masa muda saya tidak begitu di kepoin oleh istri. Tetapi setelah tua ini istri selalu kawatirkan saya. Dan para sahabat wanita saya, mereka masih sendiri dan tidak bisa jauh dari saya. Kalau saya tidak bisa seperti yang mereka harapkan, salah saya dimana ?

Moral cerita: Jadilah diri sendiri dan tahu diri. Dah gitu aja.


Tuesday, June 21, 2022

Kesempatan dan Cinta.

 




Namanya Dhonu. Dia pria Nepal. Dia lulus test international yang dilakukan oleh SIDC holding. Dia sarjana finance di Cambridge. Tadinya tahun 2014, dia ditempatkan di London. Tahun 2018, dia di tempatkan di Hong Kong. Apa yang menarik tentang dia?


Sebelum meeting. Saya dekati dia. Saya rapikan dasinya. Dan benarkan posisi pin melekat di kerah jass nya. Saya tersenyum kepadanya. Usianya 28 tahun. Wajahnya tirus. Entah mengapa airmatanya berlinang. Saya senyum aja. Dan melangkah ke kursi saya.


Saya perhatikan saat meeting dengan BDG, dia menyimak dengan baik. Memang dia tidak ikut bicara. Hanya mendengar di belakang kursi meeting. Itu kebiasaan saya. Agar staff dilibatkan dalam meeting direksi BDG. Tidak perlu semua. Salah satu aja. Dipilih secara random. Sehingga mereka bisa belajar dan menambah wawasan.


Usai meeting. Saya panggil dia ke kamar kerja saya. Dia datang dan membungkuk dengan wajah ragu. “ Ya pak.”


Saya tatap dia sejurus. “ Dhonu, kamu baca file ini” Kata saya menyerahkan selembar kertas. Dia baca cepat sekali. “ Ya pak. Ada apa ?


“ Saya minta kamu analisa. Saya mau masuk ke pasar leverage untuk akuisisi perusahaan itu. Coba hitung premium yang layak. Gunakan data riset yang ada dan segala informasi yang bisa kantor akses. Ini tugas khusus dari saya. Jangan bicara kepada siapapun”


“ Tapi pak. Bagaimana saya rahasiakan kepada boss saya.”


“ Engga usah kawatir. Saya pinjem kamu sebentar. Boss kamu udah tahu.


“ Siap pak.” Katanya. Saya kibaskan tangan saya. Dia keluar ruangan.


1 bulan kemudian, direktur BDG cerita kepada saya. “ Dhonu selalu lembur. Sebulan ini saja dia udah 3 kali ke Singapore. Anggaran traveling dia sangat efisien. Rencana minggu depan dia minta izin ke Shanghai dan Tel Avip. Dia sangat focus. Beban yang kamu berikan kedia terlalu besar. Itu perlu team mengerjakannya. Tetapi kamu serahkan ke dia sendiri. Apa iya mungikin dia mampu. “


Saya senyum aja.


Masuk bulan ke tiga. Masuk file dari Dhonu ke email saya. Saya buka file itu. Saya pelajari. Setelah itu saya termenung. Hebat


. Data lengkap sekali. Bahkan dalam analisainya, dia berani menggunakan cara dia sendiri. Tidak mengikuti standar normatif. Saya panggil dia ke rung kerja saya. “ Dhonu, temanin saya makan siang ya” Kata saya. Dia mengangguk dengan wajah kawatir.


“ Darimana kamu tahu, kalau bahan kimia untuk pembersih kapal itu tidak efektif?


“ Saya dapat data anggaran pembersih pencemaran lingkungan di pelabuhan di Hong Kong, Singapore dan Shanghai. Anggaran pemerintah sangat besar. Berbeda dengan negara lain. Mereka tidak ada tambah anggaran. Mereka cukup dengan anggaran biaya yang dibebankan kepada pemilik kapal sesuai protokol konvensi international. Tetapi tidak efektif. Makanya pelabuhan negara lain sangat buruk lingkungannya. Beda dengan Hong Kong, shanghai, dan Singapore. Sangat bersih. Menjadi pelabuhan terbaik di dunia“ Katanya. Saya menyimak.


“ Nah “Lanjutnya. “ Saya temukan perusahaan di Israel. Mereka sudah berhasil menemukan bahan kimia yang sangat efektif. Tapi perusahaan kecil. Mereka udah provent di pelabuhan Tawilah, Abudabhi. Kalau kita beli perusahaan israel itu dan kemudian akuisisi target perusahaan yang anda tentukan. Kita bisa masuk kepasar leverage dengan sangat kecil premium. Setelah itu harga saham akan melambung. “


“ Mengapa “


“ Sesuai konvensi international terkait protokol Marpos, kita akan dapatkan dana dari greenbank. Karena efektif menjaga keutuhan planton dilaut. Dan pasar akan meluas ke negara lain dengan standar lingkungan terbaik


. Kebutuhan bahan kimia akan meningkat.  Sehingga kita bisa bangun pabrik bahan kimia itu di China.” Kata nya dengan tenang dan runut memperlihat semua skenario lewat komputernya. Sangat detail anailisa. Setiap item dia bedah. Saya tersenyum.


“ Saya akan buat keputusan hari ini. Kita lakukan akuisisi itu. Dan kamu ketua Team nya.” kata saya. Dia terdiam. Menatap lama saya. “ Pa boleh saya peluk bapak? Katanya.


Saya langsung memeluknya. Saya tahu dia menangis.


“ Mengapa kamu menangis sayang”


“ Saya ingat ayah saya. Dia miskin tapi dia yakin saya akan sukses. Setelah saya tamat di cambridge , ayah saya meninggal. Kini saya harus menanggung dua adik perempuan dan ibu saya di Nepal.”


“ Bagus. Jaga adik dan ibu kamu seumur hidup kamu. Karena sebenarnya ayah kamu sudah persiapkan kamu untuk jadi hero bagi keluarga kamu. Kamu akan baik baik saja.” Kata saya membelai kepalanya.


Di penghujung tahun 2019 saya dapat kabar dari Risa, proses akuisisi selesai. Tahun ini pabrikasi kimia akan dibangun di shanghai.


Direktur BDG bertanya kepada saya. “ Bagaimana kamu bisa yakin dia akan sukses dan hebat


. Padahal hasil test nya tidak begitu bagus. Hanya sesuai standar saja.”

“ Saya udah baca data CV dia. Dia lahir dari keluarga miskin. Dia lulus di Cambridge sambil kerja di resto. Orang miskin itu, yang dia perlukan adalah kesempatan dan cinta. Itu adalah kemewahan bagi mereka. Dan mereka tahu berterima kasih. Itulah passion mereka “ kata saya


Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...