Namanya Dhonu. Dia pria Nepal. Dia lulus test international yang dilakukan oleh SIDC holding. Dia sarjana finance di Cambridge. Tadinya tahun 2014, dia ditempatkan di London. Tahun 2018, dia di tempatkan di Hong Kong. Apa yang menarik tentang dia?
Sebelum meeting. Saya dekati dia. Saya rapikan dasinya. Dan benarkan posisi pin melekat di kerah jass nya. Saya tersenyum kepadanya. Usianya 28 tahun. Wajahnya tirus. Entah mengapa airmatanya berlinang. Saya senyum aja. Dan melangkah ke kursi saya.
Saya perhatikan saat meeting dengan BDG, dia menyimak dengan baik. Memang dia tidak ikut bicara. Hanya mendengar di belakang kursi meeting. Itu kebiasaan saya. Agar staff dilibatkan dalam meeting direksi BDG. Tidak perlu semua. Salah satu aja. Dipilih secara random. Sehingga mereka bisa belajar dan menambah wawasan.
Usai meeting. Saya panggil dia ke kamar kerja saya. Dia datang dan membungkuk dengan wajah ragu. “ Ya pak.”
Saya tatap dia sejurus. “ Dhonu, kamu baca file ini” Kata saya menyerahkan selembar kertas. Dia baca cepat sekali. “ Ya pak. Ada apa ?
“ Saya minta kamu analisa. Saya mau masuk ke pasar leverage untuk akuisisi perusahaan itu. Coba hitung premium yang layak. Gunakan data riset yang ada dan segala informasi yang bisa kantor akses. Ini tugas khusus dari saya. Jangan bicara kepada siapapun”
“ Tapi pak. Bagaimana saya rahasiakan kepada boss saya.”
“ Engga usah kawatir. Saya pinjem kamu sebentar. Boss kamu udah tahu.
“ Siap pak.” Katanya. Saya kibaskan tangan saya. Dia keluar ruangan.
1 bulan kemudian, direktur BDG cerita kepada saya. “ Dhonu selalu lembur. Sebulan ini saja dia udah 3 kali ke Singapore. Anggaran traveling dia sangat efisien. Rencana minggu depan dia minta izin ke Shanghai dan Tel Avip. Dia sangat focus. Beban yang kamu berikan kedia terlalu besar. Itu perlu team mengerjakannya. Tetapi kamu serahkan ke dia sendiri. Apa iya mungikin dia mampu. “
Saya senyum aja.
Masuk bulan ke tiga. Masuk file dari Dhonu ke email saya. Saya buka file itu. Saya pelajari. Setelah itu saya termenung. Hebat
. Data lengkap sekali. Bahkan dalam analisainya, dia berani menggunakan cara dia sendiri. Tidak mengikuti standar normatif. Saya panggil dia ke rung kerja saya. “ Dhonu, temanin saya makan siang ya” Kata saya. Dia mengangguk dengan wajah kawatir.
“ Darimana kamu tahu, kalau bahan kimia untuk pembersih kapal itu tidak efektif?
“ Saya dapat data anggaran pembersih pencemaran lingkungan di pelabuhan di Hong Kong, Singapore dan Shanghai. Anggaran pemerintah sangat besar. Berbeda dengan negara lain. Mereka tidak ada tambah anggaran. Mereka cukup dengan anggaran biaya yang dibebankan kepada pemilik kapal sesuai protokol konvensi international. Tetapi tidak efektif. Makanya pelabuhan negara lain sangat buruk lingkungannya. Beda dengan Hong Kong, shanghai, dan Singapore. Sangat bersih. Menjadi pelabuhan terbaik di dunia“ Katanya. Saya menyimak.
“ Nah “Lanjutnya. “ Saya temukan perusahaan di Israel. Mereka sudah berhasil menemukan bahan kimia yang sangat efektif. Tapi perusahaan kecil. Mereka udah provent di pelabuhan Tawilah, Abudabhi. Kalau kita beli perusahaan israel itu dan kemudian akuisisi target perusahaan yang anda tentukan. Kita bisa masuk kepasar leverage dengan sangat kecil premium. Setelah itu harga saham akan melambung. “
“ Mengapa “
“ Sesuai konvensi international terkait protokol Marpos, kita akan dapatkan dana dari greenbank. Karena efektif menjaga keutuhan planton dilaut. Dan pasar akan meluas ke negara lain dengan standar lingkungan terbaik
. Kebutuhan bahan kimia akan meningkat. Sehingga kita bisa bangun pabrik bahan kimia itu di China.” Kata nya dengan tenang dan runut memperlihat semua skenario lewat komputernya. Sangat detail anailisa. Setiap item dia bedah. Saya tersenyum.
“ Saya akan buat keputusan hari ini. Kita lakukan akuisisi itu. Dan kamu ketua Team nya.” kata saya. Dia terdiam. Menatap lama saya. “ Pa boleh saya peluk bapak? Katanya.
Saya langsung memeluknya. Saya tahu dia menangis.
“ Mengapa kamu menangis sayang”
“ Saya ingat ayah saya. Dia miskin tapi dia yakin saya akan sukses. Setelah saya tamat di cambridge , ayah saya meninggal. Kini saya harus menanggung dua adik perempuan dan ibu saya di Nepal.”
“ Bagus. Jaga adik dan ibu kamu seumur hidup kamu. Karena sebenarnya ayah kamu sudah persiapkan kamu untuk jadi hero bagi keluarga kamu. Kamu akan baik baik saja.” Kata saya membelai kepalanya.
Di penghujung tahun 2019 saya dapat kabar dari Risa, proses akuisisi selesai. Tahun ini pabrikasi kimia akan dibangun di shanghai.
Direktur BDG bertanya kepada saya. “ Bagaimana kamu bisa yakin dia akan sukses dan hebat
. Padahal hasil test nya tidak begitu bagus. Hanya sesuai standar saja.”
“ Saya udah baca data CV dia. Dia lahir dari keluarga miskin. Dia lulus di Cambridge sambil kerja di resto. Orang miskin itu, yang dia perlukan adalah kesempatan dan cinta. Itu adalah kemewahan bagi mereka. Dan mereka tahu berterima kasih. Itulah passion mereka “ kata saya
No comments:
Post a Comment