“ Aku kehilangan paham. Mengapa orang bersusah payah untuk mengimani Allah. Tinggal percaya saja, selesai. Masuk sorga. “ Kata Sukri waktu mereka berbuka bersama di Rumah Bandi.
“ Siapa yang kau masuk, Sukri ? Tanya Dulah.
“ Ah siapa lagi kalau bukan orang semacam si Udin itu.” Kata Sukri mencibir. Udin tersenyum.
“ Eh gerangan apa Si Udin. ? Tanya Mahmud.
“ Apapun soal agama, dia pertanyakan. Padahal di madrasah dia hafid Al Quran. Entah dimana otak Al Quran dia. Sepertinya sejak dagang sempak jadi ikut tercemar otaknya.” Kata Sukri.
“ Aku juga ada pertanyaan soal agama. Apakah ada dalilnya dalam Al Quran bahwa air itu didatangkan dari langit.“ Tanya Dulah kepada Sukri.
“ Itu ada dalam Al Quran QSAn Nahl : 65. “
“ Terus kemarin Si Udin bilang begitu, kenapa kau salahkan? Tanya Dulah.
“ Ah si Udin panjang sekali ceritanya. Padahal sudah ada dalam Al Quran. “ Kata Sukri.
“ Bukan soal panjang ceritanya. Tetapi diterima akal. Dan keimanan kita bertambah. Kalau hanya dari Al Quran, sulit dipahami. “ Kata Dulah. “ Ya udah. Sekarang aku mau tanya lagi sama Udin. Bagaimana proses terciptanya alam semesta ini, termasuk bumi. “ Lanjut Dulah.
“ Ah bodohnya kau. Itu sudah dijelaskan dalam Al Quran surat Al Anbiya ayat 30. Makanya ngaji kau , Dulah.”
“ Aku mau dengar ceritanya dari Si Udin. “ Kata Dulah. Sebaiknya kau diam, Sukri. “ Dulah Kesal.
***
Udin menjelaskan.
Semua kita tahu, apa itu garam. Garam laut (NaCL) atau natrium clorida. Terdiri dari dua unsur Natrium dan Clorida. Bila dua unsur ini dipisahkan maka Natrium dan clor akan menjadi gas yang berbahaya bagi manusia. Tapi bila mereka bergabung maka tidak nikmat makanan tanpa garam. Fungsi garam itu untuk tubuh kita ternyata luar biasa, yaitu mengatur proses keseimbangan cairan dalam tubuh, transmisi darah dan kerja otot.
Kebayang kan, kalau engga ada cairan garam dalam tubuh. Lalu lintas darah dan kerja otot engga teratur. Tidak ada keseimbangan. Jantung bisa jebol. Kitapun mati. Apapun yang kalian makan, tanpa garam, makanan itu tidak akan diserap oleh tubuh dan tidak akan terurai jadi nutrisi. Kita bisa mati.
Dari penjelasan soal garam itu kita tahu, bahwa ada dua unsur Na dan Clor bersatu. Bagaimana mereka bisa bersatu?. Tentu tidak mungkin bersatu begitu saja. Apalagi bersatunya mereka jelas manfaatnya untuk kehidupan. Padahal unsur di semesta ini banyak sekali. Mengapa tidak salah pasangannya? Pasti ada penyebabnya. Berabad abad rahasia itu terkubur. Barulah tahun 2012, ilmuwan berhasi menyibak rahasia itu. “Kata Udin
“ Apa itu? Tanya Bandi.
“ Partikel Higgs boson.” Kata Udin
“ Apa itu Partikel Higgs boson?
“ Partikel Higgs boson itu diibaratkan sama dengan magnit atau lem yang menarik berbagai partikel yang ada berkumpul dan berinteraksi satu sama lain dengan bertukar partikel lainnya. Setelah terkumpul, mereka membentuk massa. Nah kalau sudah ada massa maka atom akan tercipta dengan sendirinya. Dengan adanya atom maka energi tercipta untuk terjadinya proses penciptaan semesta secara sunnatullah “ Kata Udin.
“ Bagaimana energi bisa tecipta Din? Tanya Bandi.
“ Kan atom itu terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral, kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron. Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya interaksi lemah, gaya elektromagnetik, gaya interaksi kuat, dan gaya gravitasi. Tarik menarik akibat gaya itu melahirkan energi. Paham? Kata Udin.
“Baiklah. Pertanyaan berikutnya adalah kalau partikel itu terpisah, tentu sebelumnya bersatu. Kapan partikel itu bersatu dan mengapa mereka terpisah dan akhirnya bersatu dalam bentuk berbagai materi sehingga alam semesta terbentuk? kata Bandi.
“ Pertanyaan bagus. Benar! sebelum berpisah, mereka bersatu. Saat itu tidak ada ruang dan waktu. Itu sesuai informasi dari kitab mulia dalam surat Al Anbiya ayat 30. Waktu bersatu itu mereka tanpa massa. Belum berupa materi. Kemudian, Tuhan bersabda, Kun Fayakun. Baca surat Al-Baqarah ayat 117. Peristiwa alam itu secara sains bisa dijelaskan, itu ditandai dengan ledakan raksasa atau big bang.” Jawab Udin.
“ Mengpa disebut ledakan raksasa? Tanya Dulah.
“Karena partikel itu kecil sekali tapi padat. Tentu ledakannya sangat besar. Ledakan itu membuat mereka terpencar dalam bentuk beragam partikel. Kemudian Partikel Higgs boson mempersatukan mereka sesuai kehedak Tuhan agar mereka bisa memproduksi beragam benda, mulai dari benda-benda luar angkasa seperti planet-planet sampai makhluk hidup seperti halnya manusia, tumbuhan, dan hewan. “ Kata udin.
“ Jadi kun fayakun terjadilah ledakan dan proses penciptaan semesta terjadi secara otomatis sesuai sunnatullah. Artinya Alam semesta memperpoduksi dirinya sendiri. ? Kata Bandi.
“ Tepat. Mereka ada kerana hukum ketatapan Allah. Mereka patuh kepada Tuhan. Sangat disiplin. Engga percaya?. Cobalah pisahkan, unsur garam yang terdiri dari Natrium dan clor. Kedua unsur itu kalau sendiri sendiri adalah gas beracun bagi manusia. Tetapi Tuhan peritahkan mereka bersatu. Dengan itu, tak enak sayur tanpa garam.” Kata Udin.
Mereka semua terdiam.
“ Lantas apa hikmah dari proses terciptanya semesta itu Din? Tanya Sukri melemah.
“ Bagi saya yang awam, sains itu adalah pesan dari Tuhan. Sama dengan firman Tuhan yang ada pada kitab Suci. Apa yang mempersatukan unsur itu? ya partikel Higgs boson. Nah, manusia yang mempersatukan itu adalah cinta. Tanpa cinta tidak ada kehidupan. Cinta adalah substansi dari kehidupan manusia. Karena bila sendiri, manusia nothing, tetapi bila bersama, dia something. Kita bisa memproduksi apa saja. Dan hebatnya cinta itu tumbuh karena perbedaan, bukan persamaan. Pahami QS. Al-Hujurat Ayat 13 “ Kata udin tersenyum.
“ Ah inilah buat perutku mulas. Selalu ujungnya Cinta. Agama cinta. Ya sudahlah. Pertanyaan terakhir, bagaimana kalau manusia mati. Bagaimana sain menjelaskan? tanya sukri.
“ Ketika manusia mati, jasadnya kembali ke alam sesuai sunantullah. Ketika ruh terpisah dengan materi, maka Ruh jelas tidak nampak. Karena sesuatu tanpa massa dia tidak terikat dengan ruang waktu. Artinya manusia meninggal, tapi tidak lenyap. Selanjutnya kita mengenal kehidupan akhirat atau kehidupan setelah mati. “ Kata Udin.