Saturday, May 23, 2020

Lebaran telah tiba...



Di bulan ramadhan terjadi perang paling bersejarah bagi Umat islam.  Yaitu perang Badar, Perang Khandaq, Penaklukan Kota Makkah, Perang Tabuk, keempat perang ini dipimpin langsung oleh Nabi yang menghasilkan kemenangan gemilang. Kemudian, perang Ain Jalut merupakan perang besar yang terjadi pada 3 September 1260 antara orang-orang muslim Mamluk dengan bangsa Shamanis Mongol. Ini adalah perang  dengan kekalahan pertama pasukan Mongol setelah sebelumnya mereka berhasil menaklukkan negeri-negeri besar lainnya, termasuk Cina. Pembebasan Andalusia ( Spanyol ) yang dipimpin oleh panglima Tariq bin Ziyad dari dinasti Umayyah. Di  Indonesia, Proklamasi kemerdekaan Indonesia di kumandangkan pada bulan Ramadhan. 

Bagi umat islam , ramadhan itu bulan yang sangat sakral. Bahkan dalam situasi ancaman dan tersulitpun, perjuangan di bulan Ramadhan diyakini akan mendapatkan berkah dari Tuhan. Di bulan ramadhan kali ini umat islam menghadapi cobaan terberat yaitu harus patuh kepada protokol  PSBB sebagai cara memberikan dukungan kepada paramedis yang berada di garda terdepan dalam perang melawan COVID-19. Kita bisa bayangkan di tengah lapar dan haus , paramedis yang beragama islam harus melayani mereka yang kena infeksi COVID-19 dengan resiko mereka juga bisa tertular. Kita yang bersabar menahan diri tetap patuh terhadap protokol PSBB secara tidak langsung telah ikut ambil bagian dalam perang melawan COVID-19

Lihatlah dampak dari COVID-19 betapa kita tidak berdaya. Orang mengaku solehpun kehilangan narasi untuk berkata sombong bahwa dia kebal terhadap COVID-19. Betapa negara yang kaya dan paling tinggi produksinya seperti China tidak berdaya dengan pandemic COVID-19. Bahkan AS yang negara digdaya , juga menyerah dengan COVID-19. Karena itu selama pandemic COVID-19 kita tak lagi mendengar deru pesawat tempur Arab membombdir Yaman, Tak lagi mendengar Helicopter Turki menembaki tentara suriah di perbatasan. Tak ada lagi rudal AS dan Iran saling berterbangan untuk saling membunuh. Dunia damai, dan tersungkur dalam keputusasaan diatas kesombongan di hadapan COVID-19.

Ramadhan usai, tidak ada pesta kemenangan yang layak dirayakan sebagai bagian dari budaya kita orang Indonesia. Perang melawan COVID-19 belum usai. Sama seperti ketika Nabi memenangkan perang Badar, beliau berkata, bahwa perang belum usai. Perang melawan hawa nafsu adalah perang terbesar sepanjang hayat di kandung badan. Mungkin hikmah yang kita dapat dari adanya COVID-19 adalah pesan cinta dari Tuhan, bahwa tidak ada kemenangan yang sesungguhnya selagi kita masih hidup. Selama kita masih hidup adalah battle field untuk menjadi sebaik baiknya kesudahan.  Bukan hanya di  hari raya Idul fitri kita bermaafan.  Tetapi setiap tarikan nafas kita harus terus menyuarakan cinta dan maaf memaafkan kepada siapapun.  

Monday, May 18, 2020

Hurrem yang cantik dan berbisa..


Gerombolan liar menyerang desanya. Dalam perisitwa itu ayah dan Ibunya serta adiknya terbunuh. Dia dijual ke pasar budak. Bangsawan Turki membelinya dan dihadiahkan kepada Istana Topkapı, Kesultanan Ustmaniah. Namanya adalah Hürrem. Dia lahir di Rutenia, Slavia (Rusia). Ia putri pendeta Ortodoks Ukraina. Agamanya kristen Ortodoks. Ketika itu Sultan Ustmani adalah Suleiman I , yang merupakan Sultan ke 10 dari dinasti Ustmani. Selama di istana dia ditempatkan khusus di apartement para selir. Memang kecantikanya paling menonjol dibandingkan selir lainnya.  Di samping itu ambisisnya ingin menjadi selir pavorit Sultan sangat besar.  Dia punya dendam pribadi dengan masa lalunya yang kelam. 

Sudah tradisi di lingkungan Istana, para selir itu sebelum dipersembahkan untuk malam jumat di kamar Sultan, mereka harus mengikuti pendidikan kepribadian hidup sebagai wanita bangsawan. Mereka juga dididik ketrampilan ditempat tidur memuaskan sultan. Jadi bukan hanya cantik, kepribadian juga penting bagi Sultan. Semua selir itu langsung di bawah pengawasan ibu Suri Hafsa Hatun Sultan. Dari sekian selir itu tidak semua akan merasakan kehangatan di kamar kekaisaran. Hanya segelintir saja yang qualified. Bagi selir yang termasuk pavorit Sultan akan mendapat hadiah budak, yang juga dari kalangan selir yang downgrade. 

Mengapa saya ceritakan tentang seorang Hürrem?. Karena dia bukan beragama islam. Kalaupun kelak dia masuk islam, itu hanya cara dia untuk merebut hati sultan dan menjadi selir primadona Sultan. Itu bisa dimaklumi karena dia harus bersaing dengan , Mahidevran Gülbahar, permaisuri Sultan yang berasal dari keluarga bangsawan. Juga cantik dan telah punya anak laki laki dari Sultan, bernama Mustafa. Otomatis anaknya jadi putra mahkota. Walau koleksi  selir sudah jadi tradisi beratus tahun para Sultan Ustamani, tetap saja ada sifat cemburu permaisuri terhadap para selir itu. Terutama yang masuk pavorit Sultan, yang salah satunya Hurem.

Di sisi lain, ketika Sultan Suleiman I hatinya kepicut kepada Hurem,  Hurem pun cemburu dengan permaisuri, Mahidevran Gülbahar. Hurem tidak menyadari bahwa dia hanyalah selir. Namun dia sudah terlanjut jatuh cinta kepada Suleiman. Dia berusaha bagaimanapun membuat Suleiman tidak berjarak dengannya. Bukan hanya sekedar selir. Terjadilah perang batin dan cemburu antara selir dan permaisuri. Akhirnya berkat kehebatan Hurem memainkan perannya sebagai wanita penghibur diatas tempat tidur, Sultan pun jatuh cinta dan menjadikannya sebagai istri. Walau menentang tradisi kesultanan yang terlarang menikah dengan selir, namun tradisi itu ditabrak oleh Suleiman demi cintanya.

Ambisi Hurem untuk menguasai kesultanan Ustamani semakin besar sejak dia melahirkan anak laki laki bernama  Selim. Tahun tahun berkitnya lahirkan anak,  Bayezid, dan Jihangir. Sementara dari Permaisuri yang pertama, Sultan hanya punya anak satu yaitu Mustafa. Hurem kawatir akan nasip putranya Selim. Karena kemungkinan besar yang akan jadi putra mahkota adalah Mustafa. Apalagi Mustafa diakui memiliki talenta lebih besar dibanding anak Sultan lainnya, dan juga mendapat dukungan Pargalı İbrahim Pasha, yang ketika itu menjadi Wazir Agung,  Mustafa juga punya kepribadian yang hebat. Dia cerdas dan terdidik secara agama. 

Dalam tradisi kesultanan Ustmani, setiap selir yang punya anak harus tinggal di luar istana bersama anaknya sampai anak itu dinyatakan sebagai penerus tahta kesultanan. hanya Harem yang selir tidak pernah keluar dari lingkungan istana. Hurem berusaha agar dia tidak dipisahkan dengan Sultan untuk membesarkan anak anaknya di luar istana Topkapı. Dan dia berhasil.  Selanjutnya Hurem menciptakan intrik di lingkungan istana. 

Meskipun Hurrem adalah seorang istri Sultan, dia tidak memiliki peran resmi apa pun dalam pemerintahan, tetapi demikian ia tetap memiliki pengaruh politik. Karena kesultanan tidak memiliki aturan formal, pergantian kekuasaan biasanya diwarnai oleh pembunuhan di antara pangeran-pangeran yang bersaing memperebutkan takhta. Bagi penganut ajaran khilafah tradisi ini dibenarkan agar tidak ada dualisme kekuasaan khalifah. Hurrem sadar betul cara bagaimana anaknya bisa naik tahta. Agar anak-anaknya terhindar dari hukuman mati atau pembunuhan, Hürrem menggunakan pengaruhnya untuk menyingkirkan mereka yang mendukung Mustafa. Dia menggunakan pendekatan politik dari atas ranjang.

Hürrem memprovokasi Suleiman untuk membunuh Ibrahim dan menggantinya dengan menantunya, Rustem Pasha. Pada tahun 1552, ketika kampanye melawan Persia dimulai dan Rustem ditunjuk sebagai komandan ekspedisi, intrik melawan Mustafa dimulai. Rustem mengirimkan salah satu orang kepercayaan Suleiman untuk melaporkan bahwa  Suleiman tidak lagi memimpin, pasukan berpikir bahwa inilah saatnya seorang pangeran yang lebih muda untuk menggantikannya; pada saat yang sama Rustem menyebar isu bahwa Mustafa mendukung ide itu. Suleiman marah dan menuduh Mustafa hendak merebut kekuasaan.

Ketika Mustafa kembali dari kampanye di Persia, Suleiman mengirim surat kepada Mustafa untuk datang ke tendanya di Lembah Ereğl. Dalam surat itu Suleiman berpesan ”Mustafa dapat datang dan menjelaskan semua permasalahan yang dituduhkan kepadanya; tidak ada yang perlu ditakutan”. Mustafa hanya memiliki dua pilihan: ia datang kepada ayahnya dengan risiko dibunuh; atau, bila ia menolak datang, ia akan dituduh berkhianat. 

Mustafa akhirnya memilih untuk menghadap ayahnya dengan keyakinan bahwa pasukannya akan melindungi dia. Ketika Mustafa memasuki tenda ayahnya, salah seorang kasim Suleiman menyerangnya. Mustafa mencoba bertahan namun kewalahan dengan banyaknya penyerang dan akhirnya tewas dicekik menggunakan tali dihadapan Suleiman, ayahnya sendiri. Atas kejadian ini membuat Jihangir, putri dari Hurrem sangat sedih. Dia tidak mengerti mengapa Ayahnya tega membunuh kakak tirinya. Belakangan kesedihannya semakin bertambah sejak tahu dibalik pembunuhan itu adalah ibunya sendiri, Hurrem. Jihangir akhirnya meninggal karena depresi.

Tinggalah dua orang anak dari Hurrem, yaitu Bayezid dan Selim.  Hurrem memprovokasi Sultan agar memberikan masing masing anaknya wilayah kekuasaan. Namun Hurrem sulit menerima sikap anaknya, Beyezid yang menentang Suleiman. Diapun memprovokasi anakya Selim agar menghabisi Beyezid. Suleiman membantu gagasan Hurrem ini. Tanggal  15 April 1558 Hurrem meninggal. Setahun setelah itu perang terjadi antara pasukan anak dan ayah  di Konya pada tahun 1559, menyebabkan Beyezid lari ke Persia bersama empat anaknya.  Apakah selesai? tidak. Suleiman memprovokasi Shah Persia agar mengekstradisi atau mengekeskusi Beyezid dengan imbalan sejumlah besar emas. Shah akhirnya mengizinkan algojo dari Turki untuk mengeksekusi Beyezid dan keempat anaknya- cucu Hurrem- pada tahun 1561

Dengan demikian memuluskan jalan Selim ke tampuk kekuasaan.  Karena dia satu satunya pewaris tahta.  Pada tanggal 5 atau 6 September 1566, Suleiman memimpin pasukan dalam ekspedisi ke Hongaria. Pasukan ustamani kalah, dan Suleiman meninggal dunia. Selim pun menggantikan ayahnya memimpin Kekaisaran Ustamani dengan gelar Sultan Selim II. Dalam sejarah, Sultan Selim II pernah mengirim angkatan lautnya ke Aceh untuk membantu kesultanan Aceh menghadapi Portugis. Namu pasukan yang sampai ke Aceh hanya 500 orang  karena dialihkan untuk memadamkan pemberontakan di Yaman yang berakhir tahun 1571. Selama kekuasaanya Selim II melakukan berkali kali ekpedisi penaklukan. Namun tidak semua berhasil. Justru uang habis dan mengakibatkan kemunduran kesultanan ustamani. Terutama setelah pertempuran laut Lepanto tahun 1571.

Dalam buku "The Seeds of Decline”, Lord Patrick Kinross menyebutkan kemunduran Ustamani karena kemerosotan moral di kalangan elite dan Panglima lapangannya. Reputasi Selim II secara pribadi juga buruk. Dia suka mabuk mabukan dengan selirnya. Sehingga tidak focus seperti ayah dan kakeknya Sultan Muhammad Al Fatih. Selim meninggal setelah sakit akibat tergelincir di lantai ruang mandi yang belum selesai. Itu bisa saja terjadi karena dia dalam keadaan mabuk berat. 

Dari kisah tentang Hurrem ini seakan mengingatkan kita bahwa selalu jalan kemunduran kekuasaan terjadi, dan selalu karena merosotnya moral. Andai Sultan Suleiman tidak pernah jatuh cinta dengan selirnya dari Rusia, Hurrem, mungkin sejarah akan berkata lain. Tetapi inilah pelajaran bagi kita semua. Bahwa akhlak itu sumber kekuatan bagi siapa saja dan di mana saja..Kalau akhlak  merosot maka kejatuhan hanya menghitung hari.

Monday, May 11, 2020

Sudahilah drama Corona


Teman teman WA saya yang umumnya seusia dengan saya, sering sekali me share berita menakutkan soal Corona. Saya tidak begitu tertarik membahasnya. Karena mereka hanya me share berita bukan pendapat mereka sendiri. Namun secara tersirat sudah cukup menyimpulkan bahwa mereka korban provokasi menakutkan tentang Corona. Mereka adalah kelas menengah yang memang tampa ada PSBB atau social distancing atau lockdown ,mereka sudah lebih dulu lakukan. Mengapa? karena mereka sangat sadar harga dari sebuah kesehatan. Apa arti uang bagi kelas menengah kalau badan sakit. Mereka sangat tahu arti memanjakan diri.

Tentu berbda dengan kaum bawah. Mungkin bagi kelas menengah bawah atau yang rentan miskin, hidup mereka by condition memang sulit untuk disiplin kesehatan. Bagaimana kita bisa meminta mereka disiplin tentang kesehatan bila sebagian besar penduduk, jangankan di daerah, di jakarta saja banyak yang engga punya jamban. Tinggal di bantaran kali yang kotor. Lingkungan rumah yang berdesakan, gang yang sempit, miskin sinar matahari. Pasar tradisional yang kumuh. Warung pinggir jalan dan jajan yang tidak higienes. Adalah keseharian mereka, yang selama ini kita abai.

Karena PSBB dan prokol kesehatan perang terhadap virus Corona, semua aktifitas bisnis berhenti. Shutdown. Bagi kaum middle class yang punya kebebasan financial, andai setahun atau dua tahun WFH tetap bisa bertahan hdup. Tetapi bagi mereka kelas bawah sehari tidak bekerja adalah alarm kematian secara lambat. Mereka tidak berteriak seperti oposan. Mereka hanya diam. Mungkin doapun tak lagi punya kekuatan membuat mereka bisa bertahan. Tetapi hidup berlalu terus, karena selalu pada moment tak tertanggungkan oleh mereka, ada saja jalan untuk mereka bisa bergerak walau hanya sekedar melata.

Ketika kita menetapkan standar hidup tinggal di rumah, menjauhi kerumunan, jangan naik angkutan umum, dan menjaga jarak, , pernahkah kita bertanya bagaimana dengan standar hidup orang yang rumahnya ukuran 21 meter— yang mencicil atau menyewa—dan tinggal di gang sempit berdesakan, di bataran kali, dan hidup mengais rezeki dari kerumunan orang banyak, yang mengharuskan menggunakan angkutan massal. Apakah itu mungkin?. Jawablah dengan jujur? Narasi kepedulian soal ancaman Virona tak lain narasi hipokrit. Itu lebih cenderung ketakutan kepada diri sendiri.

Corona dalam dimensi moral dan politik adalah narasi paradox terhadap nilai nilai kehidupan. Orang survival bukan karena donasi tetapi karena struggle diatas resiko kalah atau menang. Kalau upaya struggle dihalangi secara politik dengan alasan kawatir CORONA, sebetulnya kita sengaja menghilangkan nilai nilai kehidupan dan kita sedang mengubur orang miskin kedalam lobang tanpa harapan…

Sudah cukup drama Corona, saatnya tirai ditutup untuk kembali kepada kehidupan nyata, dalam suka dan duka,. Bergandengan tangan dalam semangat egaliter, membantu mereka yang didera derita, menghapus air mata mereka dengan hope. Semua akan baik baik saja. Karena coronga kita semua tercerahkan dan berubah…

Corona pesan dari Tuhan.
Saya sempat melakukan riset sederhana untuk mengetahui bagaimana COVID-19 ini mudah menular kepada manusia. Bagaimanapun Virus itu makhluk hidup. Tentu dia punya ekosistem  sendiri untuk bisa bertahan hidup. Apa yang membuat dia mudah menular ? ternyata terletak pada protein di permukaan virus. Protein ini bentuknya 'runcing' yang dengan mudah nyantol di membran sel inangnya. Gimana dia bisa nyangkut ? Itu karena di inang tempat cantolannya ada enzim Furin. Nah enzim ini hanya ada di Paru paru, lever dan usus kecil pada manusia. Lain tempat engga ada. 

Kalau kita baca hasil penelitian yang banyak dilakukan oleh lembaga riset, seperti oleh Harvard Medical School, bahwa gangguan kecemasan berisiko besar untuk alami sejumlah kondisi medis kronis. Juga US National Institutes of Health's National Library of Medicine, mengungkapkan bahwa emosi bisa memengaruhi kesehatan tubuh, khususnya sistem saraf tepi bagian viseral. Juga peneliti dari Finlandia bahwa organ tubuh dapat dipengaruhi oleh emosi sukacita, kemarahan, kesedihan, ketakutan dan pensiveness.

Nah penyakit paru paru itu dipengaruhi adanya kesedihan dan kecemasan yang berlebihan.  Seorang yang tak bisa menerima kenyataan atas kehilangan sesuatu, merasa direndahkan, tidak dihormati, cenderung dirudung kesedihan yang tak bertepi. Biasanya setelah itu akan diikuti oleh rasa tidak aman ( insecure ).  Timbulah rasa kawatir berlebihan. Kecemasan yang kadang tidak masuk akal. Tetapi karena dia sangat sensitif, kecemasan yang dirasakannya kadang berlebihan.  Orang yang mudah sedih dan cemas, rentan sekali terkena penyakit paru paru.

Penyakit Lever, dampak dari sifat membenci dan sangat mudah marah. Dia terlalu baper terhadap apapun persoalan. Kadang hal yang sifatnya humor atau satire bisa disikapinya berlebihan dengan marah. Karena dasarnya benci maka apapun disikapinya salah, dan  cenderung emosian. Sulit sekali berpikir positip. Apalagi memaafkan. Dampak sifat pembenci dapat mengakibatkan hipertensi dan pada giliranya mempengaruhi asam lambung dan jatung.

Usus kecil, itu karena orang terlalu memaksakan apapun sesuai maunya. Dia terlalu keras terhadap dirinya agar semua bisa berjalan seperti dia mau. Padahal kehidupan bukan memaksakan seperti kita mau tetapi melewatinya dengan rendah hati. Berusaha berdamai dengan kenyataan. Kalau enga, maka bisa  menyebabkan ketidakharmonisan dan ketidak stabilian mental. Sulit konsentrasi dan gampang melankolis.

Apa artinya? Corona hadir seakan utusan Tuhan yang mendidik kita untuk ikhlas. Mengapa ? Kalau kita ikhlas maka tidak ada kesedihan dan kekawatiran. Apa yang terjadi, terjadilah, sehingga Paru paru kita aman. Tidak perlu ada kebencian dan harus marah. Sehingga lever kita aman. Dan terakhir engga perlu harus ngotot segala sesuatu seperti kita mau. Lalui hidup dengan kerja keras namun tetap relax, apa adanya. Kalau bersua sesuai dengan harapan, ya sukuri, kalau engga, ya bersabar.  

Kalau tiga penyakit itu kita aman maka sistem antibodi kita pada paru paru, lever dan usus bisa melawan Corona. Kalaupun kita terjangkit, dalam status orang tanpa gejala ( OTG). Berlalunya waktu atau hitungan hari, kita akan sembuh sendiri dan imune terhadap COVID-19. Tapi kalau kita punya riwayat penyakit salah satu atau ketiganya, maka COVID-19 memang bisa bedampak fatal sekali. Benarlah bahwa kekuatan ikhlas itu maha dahsat. Bukan hanya membuat organ kita aman tetapi juga hidup kita jadi happy. Tetapi memang di era modern dan kapitalis, sifat ikhlas itu engga mudah, dan karenanya pesan corona menjadi menakutkan.

Monday, May 04, 2020

Agama dan sains

Dalam Al Quran dijelaskan, bahwa manusia terbuat dari saripati tanah. Lebih rincinya dari tanah liat alias lempung. “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah,” (QS. Al-Mu’minun: 12). Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. ( QS, al Hijr : 26 ).  Kita bertanya apakah keyakinan dan kepercayaan saja cukup? Sebagai makhluk yang berakal kita diberi kemampuan untuk mencari tahu kebenaran informasi Tuhan melalui kitab mulia itu.

Para ahli dibingungkan, tentang bagaimana sebuah sistem kehidupan dimulai di muka bumi ini. Yang diketahui, bahwa semua besi yang ditemukan pada fosil yang berusia sejak 3,8 milyar tahun lalu, ternyata sudah berkarat. Padahal sebelum itu semua besi murni. Karat besi yaitu Fe2O3, artinya besi dikenai korosi oleh oksigen. Padahal atmosfir bumi sebelumnya hanya sedikit saja mengandung oksigen.

Namun sejak 3,8 milyar tahun, tiba tiba saja oksigen melimpah ruah, sehingga semua besi dikenai korosi dan perlahan berkarat. Lalu apa penyebab oksigen yang ujug-ujug begitu berlimpah ?. Jawabannya mudah didapat, karena sejak itu mestinya sudah ada organisme hidup, yang menghisap CO2 dari udara dan menghembuskan 02 ke udara. Hal ini bisa dibuktikan dengan ditemukannya fosil fosil sel pro-karyotik dikedalaman bumi. Pro-karyotik alias pra-nucleus, alias inti selnya belum terbentuk utuh. Sel masih menggunakan bentuk RNA untuk penggandaan dirinya, tidak seperti sel-sel eukaryotik ( true-nucleus ) yang sudah menggunakan DNA, atau double helix.

Pertanyaan lanjutan, darimana mulainya sel pro-karyotik ini berasal ?. Sebagaimana kita tahu, bahan dasar dari sel adalah protein. Sedang protein disusun oleh berbagai asam-asam amino. Asam amino sendiri merupakan caplet atau codon, alias kombinasi rangkaian 3 buah nitrogen basa, yaitu Adenin , Thymine, Guanine dan Cytine ( ATGC ). Jika diurut dari bawah, darimana basa-nitrogen itu berasal ?, lalu bagaimana mereka bergabung tiga-tiga membentuk asam-asam amino, kemudian terangkai sedemikian rupa menjadi protein. Sebagian menjadi cetak biru dalam bentuk RNA, lalu jadilah sel – sel awal yang berjenis pro-karyotik. Seraya menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesis dan respirasinya. Ini yang bikin bingung ...

Apa kebetulan molekul jadi nitrogen basa, lalu kebetulan ngumpul jadi asam amino, kebetulan pula jadi potein dan kebetulan bisa merangkai RNA yang kompleks ?. Rasanya terlalu naif jika menggunakan teori kebetulan. Karena jikapun iya, kok kebetulan bisa terjadi begitu masif di seluruh dunia, sehingga atmosfir dipenuhi oleh oksigen. Pada momen 3,8 milyar tahun itu, layaknya ada sebuah tombol yang ditekan bersamaan, dan sel prokaryotik tiba tiba saja mengalami peledakan populasi. Kunci awalnya adalah bagaimana asam amino terbentuk. Tanpanya tak akan ada protein, lalu sel pun tak punya building-block nya yang paling elementer. Hasilnya tak pernah ada kehidupan di muka bumi ini. Jadi wajar, saat perburuan kejadian asam amino ini menjadi sangat signifikan, sekaligus krusial di wilayah bio-kimia.

Percobaan Miller-Urey di tahun 50 an, nampak memberikan harapan. Dengan mengambil contoh atmosfir Jupiter yang dianggap identik dengan atmosfir bumi di masa lalu, yaitu gas methana CH4 dan amoniak NH3 . Dimasukan kedalam tabung yang diperciki pijaran listrik, sebagai simulasi sinar Ultra Violet dari halilintar. Setelah 3 hari asam amino terbentuk pada dinding bejana.  Benggo! Tapi sayangnya, 20 tahun kemudian terbukti, bahwa atmosfir bumi tak sama dengan Jupiter. Bumi sangat pekat dengan Nitrogen, CO2, CO, dan sedikit H2O. Ya gagalah penemuan itu.

Dalam kebingungan itu, Carl Sagan ahli astrofisika dari Itchaka University New York, memberikan solusi sementara. Menurut Sagan, sumber asam amino dari meteor yang berupa gumpalan es ( ice-ball ). Selama 500 juta tahun pertama dari awal penciptaan 4,5 – 4,8 milyar tahun yang lalu, bumi dibombardir oleh meteor. Dimana es bawaannya perlahan membentuk samudera purba, dengan droping zat bawaannya dalam bentuk asam-asam amino. Proses lanjutan pembentukan protein, bisa jadi dalam gelembung lipid, sehingga pengaruh dari luar bisa diminimalisir. Jujur, pandangan ini mengandung banyak keraguan. Termasuk penulis sendiri, dengan dasar pemikiran …

Secara akal dan keilmuan, probabilitas rangkaian asam amino yang renik, dalam gelembung buih lipid, di samudera yang begitu luas, rasanya kecil sekali. Mungkin hanya bersifat sporadis, tidak mungkin bersifat abundance dan serempak. Jadi balik lagi ke teori kebetulan. Intinya harus ada mekanisme lain, dimana angka probabilitasnya harus diperbesar.

Sampai di awal abad 21 kemaren ....
Dalam kegelapan laut dalam, tanpa cahaya matahari, di sana ada lubang-lubang ventilasi magmatik. Tempat lava keluar, seperti kawah gunung kecil didasar samudera. Sekalipun gelap gulita, namun airnya hangat, bahkan bisa mencapai 600 derajat.  Para ahli menemukan bahwa, di tempat yang gelap tanpa sinar matahari, serta tekanan air yang sedemikian tinggi sekalipun, ternyata kehidupan bisa tumbuh dan berkembang

Well ....
Mengapa tidak kita coba, persis seperti yang dilakukan oleh Miller Urey, namun dengan kondisi yang disesuaikan ulang. Lalu di dalam lab simulasi dilakukan. Di Lab Downtown Abbey Inggris, dalam tabung emas tahan tekanan, dimasukan bahan-bahan dasarnya, yaitu molekul yang terdapat di atmosfir purba bumi, yang direndam dalam air, lalu diberi panas serta tekanan. Persis seperti lingkungan disekitar ventilasi magmatik di dasar samudera purba bumi. Hasilnya ternyata .... nihil, theres nothing happened ... he he  Siaaauulll ... demikian gerutu para ahli, padahal udah optimis buanget dah. Tapi hasilnya nihil, bener bener bikin pengen garuk garuk kepala botak sang profesor.

Sampai, tersadar, ada ramuan yang belum dimasukan, yaitu batuan tempat mereka tumbuh. Lalu batuan digerus dijadikan tepung, lalu dimasukan kedalam bejana tekan. Percobaan dimulai lagi dari awal .... hasilnya mencengangkan. Bahan organik, asam amino, bahkan rangkaian RNA bisa terbentuk !!!. Ahaaa ...  Eureka !!!, amazing !!!. zat organik bisa terbentuk saat batuan mineral dimasukan ... tapi bagaimana hal ini bisa terjadi ? . Logikanya bagaimana ?

Okay ... mari kita periksa sama sama.
Batuan yang dijadikan tepung, sesungguhnya melimpah dibumi ini. Yaitu hasil dari penggerusan permukaan bumi oleh air, angin, dsb. Mereka terkumpul yang membentuk lapisan sedimen, sebagai bahan yang paling halus. Saat zat ini bercampur dengan air, mereka berubah menjadi lumpur berwarna gelap, alias tanah lempung. ( gambar 1 ) Tanah lempung secara molekular ternyata berupa lembaran-lembaran atau sheet dengan rongga yang diisi air diantaranya. Lembaran yang mengandung silikon oksida, gantian dengan lembaran yang mengandung aluminium oksida. Kadang jumlahnya sama, alias 1 : 1, atau 2 silikon dan 1 aluminium alias 2 : 1. Aluminium dan silikon, sama sama bersifat elektro-positip ( ion positip ), serta sama sama konduktor panas yang baik. ( gambar 2 ).

Gas-gas di atmosfir tadi, terperangkap diantara lembaran-lembaran ini. Namun satu hal yang pasti, bahwa setiap senyawa baru, mempunyai “permukaan” sebagai jangkar, untuk tumbuh dan lalu saling mengait, seraya membentuk untaian baru. ( gambar 3 ). Peter Coveney dari University College London membuat simulasi dengan super komputer, sehingga bisa memonitor secara detail setiap proses dan kejadian pada level molekular yang ada dalam tumpukan lembar lembar tadi. Jadi jika dalam pandangan awal, environment tertutup itu dalam gelembung lipid. Namun dengan cara ini terdapat dalam rongga diantara dua lembaran pembentuk tanah lempung. Lapisan ini bukan hanya alat untuk saling terkait, namun ikut serta dalam seluruh prosesnya. Tanah lempung ini menjadi bagian dari keseluruhannya. ( gambar 4 ).

Bukan hanya asam amino, bahkan RNA awal juga mampu dibentuk. Akibatnya bentuk kehidupan mampu mereplika dirinya dengan persis. Walaupun kita juga harus maphum bahwa RNA saat itu, jauh lebih sederhana dibanding mahluk yang hidup saat ini. Tapi dengan adanya RNA, maka bakteri ber sel tunggal prekaryotik mulai berkembang dengan pesat. ( gambar 5 ). Mereka melakukan proses fotosintesa, mengambil CO2 dari artmosfir, dan melepas O2 ke atmosfir, yang tiba tiba saja menjadi kaya oksigen, dan mengoksidasi molekul besi sehingga mulai berkarat.

Selama 2,5 milyar tahun mereka mengisi atmosfir kita dengan oksigen, seraya mempersiapkan bentuk kehidupan baru, sel-sel eukaryotik dengan benang double helix DNA didalamnya, sehingga lebih stabil. Pada 540 juta tahun yang lalu, terjadi ledakan spesies pada fase cambrium. Sel-sel tunggal ini berubah menjadi ribuan jenis mahluk multi-selular pertama di muka bumi. Diantaranya yang paling tua adalah trilobits. Binatang sebesar kuku, namun untuk pertama kalinya mahluk mempunyai “shield” sebuah tameng kuat untuk pertahanan diri.

Muncul bentuk kehidupan diair dalam bentuk ikan atau pisces, lalu amfibi, reptilia, aves alias burung, dan 65 juta tahun yang lalu muncul spesies mamalia. Dari sini spesies naik dalam derajat kompleksitasnya. Yang berakhir di primata, dimana puncak kompleksitas mahluk, kita namakan sebagai homo sapiens-sapiens, alias kita sang manusia.

Well ...

Sekali lagi, ilmu dan agama bisa dengan indah saling menerangkan. Mereka berpasangan secara komplementerian. Tinggal menunggu waktu buat dikawinin saja. ...  Namun lebih sering ilmu dan agama , layaknya jomlo, yang hidup sendiri-sendiri. Seraya mengedepankan dikotomi dengan argumentasi cocokologi. Padahal yang sesungguhnya terjadi adalah proses alienasi. Mirip diri-diri yang tak sadar tengah mengasingkan dirinya sendiri ... hhhh.

Sunday, May 03, 2020

Know how...


Kalau anda pernah ke pabrik. Anda akan melihat proses produksi. Dari suasana itu anda akan melihat orang bekerja yang diatur by system melalui ban berjalan. Di setiap lini proses produksi itu ada mesin yang bekerja. Sehebat apapun mesin pada akhirnya yang menentukan produktifitas bukanlah mesinnya tetapi orang yang menjalankan mesin itu. Teman saya beli mesin dari China. Sesuai kontrak bahwa kapasitas mesin itu sebesar katakanlah 100.000 krat. Tapi nyatanya setelah mesin diinstal hanya mencapai produksi setengahnya. Dia protes kepada penjual mesin di China. Pihak china mendatangkan pekerja inti ke Pabrikan tersebut. Apa yang terjadi ? mesin mampu bekerja sesuai spec yaitu 100.000 krat perhari.

Perbedaan itulah yang disebut dengan know how. Jadi know how itu adalah pemahaman yang kita dapat atas suatu knowledge setelah melalui praktek. Mengapa? knowledge yang kita dapat dari sekolah, kuliah atau kursus tidak bisa setara dengan know how? Padahal untuk mendapatkan knowledge anda butuh bertahun tahun sekolah. Ya knowledge yang anda miliki hanya 40% untuk anda bisa memahami. Orang bayar anda kerja bukan karena knowledge tapi knowhow. Nah, kata kuncinya adalah praktek. Mengapa ? 80% tingkat pemahaman itu kita dapat dari praktek dan bisa mencapai 90% apabila kita mengajarkan orang bagaimana praktek. Saya menjelaskan soal ekonomi itu bukan knowledge lagi tapi know how. Makanya berbeda dengan akademisi.

Makanya kalau investasi di bidang Industri, yang rumit itu adalah transfer dari knowledge ke know how. Ini berhubungan langsung dengan produktifitas. Sehebat apapun mesin, tidak akan bisa menghasilkan output sesuai spec kalau SDM nya tidak menguasai know how. Bayangkan tanur Blast Furnace untuk mengeringkan lump cutter 1200 ton perhari pada smelter nikel, kalau operator mesin tidak punya know how, target  output tidak tercapai dan ini berdampak kepada lini produksi lainnya yang juga melambat. Ujungnya kepada pemborosan investasi. Karena investasi tungku tidak sesuai dengan output. Tentu berdampak harga pokok tidak kompetitif.

Bagaimana tranfer knowledge ke know how ? biasanya calon pekerja lokal yang punya knowledge akan mendapatkan pelajaran dasar proses produksi dan aspek teknis mesin. Itu hanya 10% saja. Selebihnya mereka hanya meliat langsung tenaga akhli asing ( expat ) bekerja. Dari melihat ini mereka bisa memahami mengapa begitu dan mengapa begini. Kemudian mereka diarahkan untuk praktek di bawah pengawasan tenaga ahli asing yang ada. Proses ini bisa tiga bulan, bisa setahun atau lebih. Tergantung tingkat kerumitan dari tekhnologi mesin.

Awalnya industri China itu masih tradisional. Tetapi sejak Deng membuka diri, arus investasi asing masuk. Orang China cepat sekali melakukan transformasi dari knowledge ke know how. Mereka mendapat trasfer know how tekhnologi alat berat dari Jerman. Electronika dari Jepang dan Korea, Pertambangan dari israel dan otomotif dari AS. Tadinya AS juga belajar dari Inggris mendapatkan know how industri. Semua negara berproses seperti itu dan kehadiran tenaga kerja asing adalah keniscayaan kalau kita mau bergerak maju. Walau kadang tenaga ahli itu tidak S3 namun know how mereka itulah yang mahal.

Monday, April 20, 2020

Segera akhiri COVID-19

Uang ada.
Indonesia menghadapi dua krisis, yaitu krisis ekonomi dan pandemi COVID-19. Kedua krisis ini saling kait-mengkaitk. Kalau engga ada duit, COVID-19 engga selesai. Covid-19 engga selesai, ekonomi engga jalan. Pandemi COVID-19 telah menghantam sektor riil.  Selama Pandemi dan PSBB, bisnis yang masih bagus adalah farmasi, telekomunikasi hingga e-commerce. Sementara yang lainnya seperti industri makanan kemasan juga tetap tumbuh bagus. Namun yang lainnya seperti industri tourism, transportasi udara dan laut, otomotif, konstruksi dan real estate, manufaktur, serta jasa keuangan jelas suffering. Di samping itu, usaha informal  dan outlet toko jelas tengkurep. Dampaknya sangat luas terhadap perekonomian negara. Pajak jelas drop. Pertumbuhan jangan diharap, bisa bertahan saja sudah bagus. PHK secara terselubung tidak bisa dihindari khususnya tenaga kerja kontrak.

Dengan situasi tersebut diatas, mereka yang kaya pasti berkurang kekayaannya. Yang miskin jadi tambah miskin. Yang tambah miskin teracam kelaparan. Kalau melihat data terbaru angka kemiskinan BPS persentase penduduk miskin pada September 2019 sebesar 9,22% atau sebesar 24,79 juta orang. Dengan adanya pandemi ini bisa saja bertambah menjadi 30 juta orang. Pemerintah harus cepat memberikan bantuan tunai kepada rakyat yang 30 juta itu. Engga bisa terlambat. Kecepatan memberikan bantuan menjadi concern ketika membelakukan PSBB. Pada waktu bersamaan juga Pemerintah harus cepat menyalurkan dana stimulus kepada pengusaha dan sistem keuangan agar gelombang PHK tidak meluas.

Banyak pihak menyarankan agar pemerintah cetak uang. Walau cara cetak uang itu bisa saja dilakukan pemerintah tetapi cara itu sudah jadul. Lebih besar resikonya terhadap ekonomi. Walau memang itu cara mudah.  Yang benar itu tetap kosisten melalui kebijakan fiskal dan moneter yang terukur. Secara fiskal, pemerintah merealokasi APBN sebesar Rp. 255,1 triliun. Dana itu berasal dari K/L Rp 95,7 triliun dan TKDD [Transfer ke Daerah dan Dana Desa] sebesar Rp 94,2 trilun, dan realokasi cadangan sebesar Rp 54,6 triliun. Kemudian pemerintah menambah pembiayaan anggaran sebesar Rp. 150 triliun. Sumber dananya dari utang. Jadi total semua Rp. 405,1 triliun.

Agar program Ekonomi dan pendanaan itu tidak melanggar UU yang ada, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan. Dengan PERPPU 01/2020 ini memungkinkan negara bisa suplai uang ke dunia usaha dan sistem keuangan. Dengan demikian goncangan krisis yang terjadi terhadap dunia usaha dan sistem keuangan dapat diatasi.

Dengan asumsi setiap orang mendapat Rp. 1 juta perbulan. Kalau per keluarga miskin anggota keluarga ada 4 oragn maka itu jumlah Rp. 4 juta per bulan. Dan diberikan selama 3 bulan. Maka total dana bantuan tunai mencapai Rp. 90 triliun. Apakah dananya tersedia? Saya perhatikan Jokowi ketika mengeluarkan PP PSBB dan PERPPU 01/2020 sudah menghitung dampak ekonomi dari adanya PSBB. Dari anggaran stimulus Rp 405 triliun terkait penanganan virus Corona. Sebanyak Rp 110 triliun di antaranya akan digunakan untuk program jaring pengaman sosial (social safety net).  Apa artinya ? secara ekonomi dan financial kita sangat aman dan siap menghadapi pandemi COVID-19.

Lantas apa masalahnya ? Pertama, belum ada pengesahaan dari DPR tentang PERPPU 01/2020. Sehingga dana stimulus berupa penambahan APBN dan realokasi APBN yang dianggarkan sebesar Rp. 405 triliun masih belum bisa dicairkan. PEMDA juga masih talik ulur dengan DPRD soal dana realokasi APBD. Kedua, sistem desentralisasi (pemda ) pedinstribusian BLT ini sangat lambat proses sampai ke tangan rakyat. Bahkan cenderung boros. Bahkan seperti Banten, dananya tersandera oleh Bank Banten karena gagal bayar. Sehingga dana Jaring pengaman belum bisa dibagikan. Sementara PSBB sudah berlaku di 20 wilayah. Dampak tersendatnya BLT ini bisa megakibatkan terganggunya stabilitas nasional.

BPS punya data orang miskin. Mendagri dan semua PEMDA punya data orang miskin. Segera sajalah salurkan dana itu.  Di sini kita menguji kelenturan sistem birokrasi dan demokrasi dalam menghadapi keadaan darurat.  Kalau memang sistem tidak mendukung, ya saatnya UU Darurat yang menjadi acuan PP PSBB diterapkan. Engga usah ragu.  Selagi media massa, publik tetap diberi hak bersuara, tidak ada kebocoran yang bisa bebas begitu saja. KPK pasti akan mendapatkan laporan dari masyarakat kalau memang ada penyelewengan oleh aparat. Segera salurkan atau terlambat maka yang terjadi, terjadilah..Karena uang ada! kita engga bangkrut.

Abas Gagal
Saya baca kompas. Ada video orang tidur di trotoar jalan di kawasan Tanah Abang. Mereka tidak punya uang untuk bayar kontrakan dan kos. Jaraknya hanya sejengkal dari Istana dan Balaikota. Abas begitu pedulinya dengan nyawa orang. Itu disampaikan dengan raut wajah sedih dan suara bergetar di hadapan media massa. Orang terharu begitu mulianya gubernur pilihan umat. PSBB diajukan kepada Menteri Kesehatan. Izin didapat. PSBB pun berlaku bagi warga jakarta. Semua kegiatan bisnis berhenti kecuali kegiatan yang dibolehkan oleh aturan PSBB.

Apa yang terjadi? ada ribuan pekerja informal yang di toko, pusat perbelanjaan, pusat pujasera, restoran, cafe, hotel terpaksa di rumahkan. Begitu pula pekerja bangunan terpaksa kehilangan pekerjaan karena proyek semua terhenti. Karena mereka bukan pekerja tetap, maka tidak bekerja tidak ada gaji atau upah. Juga usaha informal seperti pemulung, pedagang kaki lima, supir taksi, bajay , udah bisa dipastikan kehilangan pendapatan. Karena kebijakan staying home. Jumlah mereka jutaan di Jakarta.

Pertanyaannya adalah kapan mereka akan dapat dana bansos. Mereka tidak butuh sembako. DKI tegas mengatakan tidak ada bantuan uang tunai. Padahal mereka butuh uang tunai untuk bayar kontrak rumah atau kos. Untuk makan dan minum. Mereka tidak punya tabungan untuk bertahan hidup lebih dari semingu tanpa penghasilan. Mau pulang kampung saat PSBB ini juga engga mudah. Karena angkutan umum terkena protokol PSBB. Kalaupun ada, tentu ongkosnya mahal karena tidak bisa berdesakan dalam kendaraan.

Memang sudah ada 20 wilayah yang terapkan PSBB. Namun Jakarta adalah episentrum COVID-19, juga adalah ukuran kewibawaan pemerintah menghadapi pandemi. DKI sudah setuju mengeluarkan dana realokasi COVID 19 sebesar lebih dari Rp 10 triliun. Tetapi anggaran tunai untuk mereka yang jadi korban akibat PSBB tidak ada. Padahal DKI punya anggaran belanja pegawai Rp. 25 triliun. Kalau ada kemauan dan niat baik tentu tidak sulit. Karena jumlahnya lebih dari cukup menanggung mereka yang hilang pendapatan selama masa PSBB.

Sudah saatnya Jokowi bersikap tegas kepada DKI. Secara fakta Abas sudah gagal. Apalagi data menunjukan setelah PSBB, jumlah positif COVID-19 DKI bertambah. Jadi sudah saatnya gunakan UU darurat sipil untuk memastikan Abas demosioner dan selanjutnya penanganan COVID-19 di Jakarta dikendalikan langsung oleh pusat. Mengapa ? Kalau terlambat, chaos sosial hanya masalah waktu. Orang lapar dan frustrasi bisa melakukan apa saja dan sangat mudah diprovokasi. Apalagi partai pendukung Abas dan para oposisi selalu menyalahkan pusat. Ini akan terus bergulir menjadi masalah politik yang kalau meledak sulit dipadamkan.***

Mitigasi CORONA
Saya nonton Video jumpa pers yang diadakan di Gedung Putih.   Dalam jumpa pers ini di hadiri oleh Team gugus tugas Coronavirus AS, William N. Bryan, juga wakil menteri untuk sains dan teknologi di Departemen Keamanan Dalam Negeri dan disaksikan oleh   Presiden Trump dan Wakil Presiden Pence. Yang membuat saya tertarik dan akhirnya menjadi referesi bahan tulisan saya di blog tentang cara efektif mitigasi COVID-19 adalah karena Team Gugus Tugas AS itu menyampaikan hasil laporan dari laboratorium biosekuriti Angkatan Darat AS di Fort Detrick, Md. 

William Bryan, menyebut bahwa kombinasi sinar ultraviolet (UV) serta temperatur lebih hangat membuat COVID-19 tidak berdaya. “ Observasi kami sejauh ini yang paling mencolok adalah efek powerful sinar Matahari sepertinya membunuh virus itu, baik di permukaan maupun di udara," cetus Bryan. Hasil temuan ini engga main main. Karena disampaikan di Gedung Putih. Riset dilakukan di Lab milik Angkatan Darat. Jadi tingkat validitasnya tinggi sekali.

Agar tidak misleading  atas pernyataan virus corona mati karena tempratur panas, sehingga diartikan udara panas seperti di Indonesia itu aman dari Corona. Karena di dalam ruangan ber AC tentu suhu dingin dan jauh dari matahari. Penyebaran bisa saja terjadi dari orang ke orang. Maka saya jelaskan secara singkat seperti uraian dari video itu.  Bahwa virus itu tidak efektif tersebar lewat udara, apabila suhu panas UV langsung ada dari matahari. Misal, seribu partikel virus tersebar lewat udara. Dalam 18 jam,  virus turun menjadi 500. Dalam 18 jam setelah itu, turun menjadi 250, dan seterusnya dan seterusnya. Artinya berlalunya waktu, penyebaran virus lewat udara itu akan menurun dan akhirnya hilang.

Atas dasar itu, maka metode mitigasi atas pandemi ini jadi mudah di rancang khususnya di Indonesia, yang tempraturnya diatas 24 derajat celcius. Kita tidak perlu ada lockdown dan tak perlu social distancing terlalu ekstrim. Biarkan saja orang terus beraktifitas secara normal. Kita harus syukuri karena kita berbeda dengan negara yang berada di sub tropik. Kita berada di daerah equatorial yang kaya UV. Tentu berbeda cara mitigasi kita dengan mereka. Nah dengan asumsi semua orang terinfeksi virus corona, maka   cara mitigasi dilakukan sebagai berikut :

Pertama, pastikan semua tempat yang berada di ruangan tertutup menyediakan bahan disfektan. Orang dipaksa untuk disiplin agar sering sering cuci tangan. Mengapa? Cairan dari orang yang terinfeksi virus corona bisa bertahan lama di ruangan tertutup tanpa sinar matahari. Bisa nempel di tombol lift, di pegangan eskalator, di toilet, di sofa cafe, di pegangan jendela atau pintu , tempat duduk angkutan umum dan lain lain. Pemerintah dan pengelola gedung dan fasilitas umum harus menyediakan petugas menjaga dan mengawasi tempat tempat yang berpotensi sebagai penyebaran virus. Mereka harus dilengkapi dengan alat disfektan.

Kedua, Pastikan semua orang menggunakan masker bila berada di ruangan tertutup termasuk dalam kendaraan.  Kalau bisa di setiap tempat atau gedung, di pintu masuk sediakan masker gratis sesuai standa kesehatan. Karena dokter dan paramedis berhadapan langsung dengan pasien terinfeksi, jadi tidak bisa menghindari sebaran virus corona. Pastikan semua dokter dan paramedis punya APD. Yang lebih penting lagi adalah perbanyak ventilator agar proses penyembuhan secara alami dapat berlangsung dan tidak berakibat fatal.

Ketiga, cara pertama dan kedua itu harus disosialisasikan terus menerus kepada publik agar mereka sadar akan kesehatannya. Jangan sampai menakuti nakuti. Berita soal kematian tentang virus corona sebaiknya dikurangi. Yang diperbanyak adalah berita orang sembuh. Ini penting agar orang tetap waspada namun tidak panik. Karena kepanikan justru membuat imune orang berkurang.

Apakah cara mitigasi tersebut diatas salah. Kita bisa liat fakta di China. Setelah masuk musim semi, dan matahari mulai menampakan diri, musim dingin berlalu. Mitigasi COVID-19 tidak ada lagi seperti lockdown yang pernah dilakukan di Wuhan. China kembali beraktifitas seperti normal namun mitigasi corona tetap dilakukan seperti langkah pertama dan kedua itu. Mereka memang melakukan sosial distancing tetapi tidak ekstrim sehingga menghentikan semua fasilitas umum. Kehidupan berjalan normal namun gaya hidup udah berubah.


BLT penting, kerja jauh lebih penting.
Saya nonton video yang ditayangkan lewat sosial media. Seorang wanita bernama Yuli. Warga banten. Dia berkata dengan raut wajah memancarkan putus asa dan air mata berlinang seraya memeluk buah hatinya yang masih balita. Sudah dua hari tidak makan. Suaminya Kholid sebagai pekerja lepas yang menerima upah Rp. 25.000 perhari. Kalau tidak bekerja tentu tidak dapat upah. Sudah dua hari tidak bekerja sejak ada ketentuan social distancing. Seperti Yuli itu bukan hanya satu itu. Tetapi ada banyak Yuli lain yang harus terpaksa sabar menerima kenyataan suaminya di rumah tanpa penghasilan.

Pandemi Covid-19 adalah satu hal tetapi korban kemanusiaan akibat sikap kita menghadapi pandemi ini sangat luar biasa. Pandemi ini sangat mengkawatirkan karena sering dibicarakan oleh mereka kelas menengah  atau mereka yang punya akses kepada informasi sosial media. Yang tentu mereka yang punya tabungan untuk bertahan selama masa staying at home. Saya menonton video aksi demo di Amerika serikat. Ketika ditanya “ When it come to the pandemic. Are you scared at all? Do you think it, do you believe in it.   Mereka berkata “ Kami percaya. Tetapi kami tetap butuh pekerjaan. “

Mereka yang rentan miskin, tak hendak mengemis. Tak hendak BLT. Tak hendak dibagi gratis Masker. Mereka hanya butuh kerja dan karena itu mereka bisa membayar kebutuhannya. Mereka sangat percaya akan resiko virus corona. Tapi apakah cukup meyakinkan mereka akan bahaya Corona lantas membuat mereka takut keluar rumah.  Tidak! Mungkin bagi anda yang belum pernah merasakan betapa susahnya tak punya uang dan hidup tidak secure secara financial, akan sulit memahami bagaimana mereka kelas bawah itu seperti tidak takut mati dan tidak peduli resiko Corona.

Di saat kita sering bicara tentang angka kematian akibat Corona, jauh sebelumnya orang miskin sudah akrab dengan kematian. Bisa karena gizi buruk. Bisa karena lingkungan yang kumuh, yang mudah membuat mereka terkena DBD, malaria. Mati di jalan akibat kecelakaan angkutan umum. Atau bisa apa saja. “ People are gonna die. They die no matter what.” Apakah sebelumnya kita pernah peduli dengan mereka, seperti kepedulian kita sekarang terhadap ancaman corona?

Bantuan tunai atau sembako, tidak akan bisa membayar rasa takut kehilangan pekerjaan dan masa depan. Tidak sebanding dengan ancaman kematian akibat corona. Bagi mereka bekerja itu adalah hope, dan karena itu mereka bisa bertahan hidup dalam kemiskinan dan derita tak bertepi. Yang jelas, akibat kekawatiran kelas menengah yang berlebihan ini, mereka yang miskin jadi korban. Dan memberi amunis politisi untuk menaikan citra, bahwa mereka peduli. Realokasi anggaran didengungkan bombamdis. Namun sulit cair atau hanya menetes tak sampai kepada Yuli. Yang akhirnya Yuli harus mati, karena kelaparan. Tragis!

Saya tak hendak menghakimi siapapun. Saya juga tidak ingin mengabaikan COVID-19. Namun saya berharap pemerintah pusat dan daerah benar benar menjadikan perang terhadap COVID-19 ini  sebagai perang total. Jangan lagi gunakan covid-19 ini sebagai alat politik. Masyarakat juga harus mendukung penuh. Patuhi PSBB. Agar perang bisa segera kita akhiri. Terlambat?  sangat besar resikonya bagi NKRI. Karenanya DPR segeralah pengesahan PERPPU 1/2020. PERPPU itu sangat penting untuk menyelamatkan ekonomi dan pembiayaan pandemmi. Bukan hanya kita yang suffering tetapi semua negara di dunia suffering. Terlambat siap menyediakan payung hukum maka secara politik kita tidak siap menghadapi chaos. Maka yang terjadi , terjadilah...

Mitra saya di China mengatakan kalau ingin dapatkan refund tax secara real time dari pemerintah, maka saatnya beli produk dan jasa UKM. Apapun itu. Pemerintah China menggelontorkan dana stimulus dalam bentuk pemotongan pajak sangat gila gilaan. Pada waktu bersamaan industri dan manufaktur juga mendapatkan dana stimulus dalam bentuk pemotongan bunga bank, dan pelonggaran kredit untuk pengadaan stok barang dan pembelian barang / jasa dari para supply chain UKM. Para distributor juga mendapatkan pelonggaran kredit dari pabrikan. Triliunan Yuan disuplai dari APBN agar ekonomi kembali bergerak.

Mengapa? dampak pandemi COVID-19. Akibat kebijakan lockdown dan social distancing Ekonomi China suffering.  Laporan Biro statistik China, Ekonomi pada kuartal I-2020 terkontraksi alias tumbuh negatif -6,8% year-on-year (YoY). Ini adalah kontraksi pertama sejak China mencatat pertumbuhan ekonomi secara YoY pada 1992. Kalau ini berlanjut sampai kwarta 2 maka diperkirakan ratusan juta orang kehilangan pekerjaan. Makanya, pemerintah China sejak awal maret mulai start work. Dana stimulus digelontorkan. Tidak dalam bentuk BLT tetapi dalam bentuk membanjiri likuiditas sektor produksi.

China pernah mengalami pandemi yang lebih buruk dari COVID-19 namun bencana kelaparan di era revolusi kebudayaan, itulah yang paling menakutkan. 25 juta orang mati begitu saja.” Kami telah melewati proses pilihan kami dalam perang melawan COVID-19, dan kami sudah membayarnya dengan Lockdown selama 3 minggu. Apa hasilnya? tidak menghentikan kematian akibat COVID-19. Tidak menjamin setelah sembuh aman dari corona. Kita tidak bisa melawan kematian, namun kita bisa melewati hal terburuk dalam kehidupan. Kuncinya adalah bergerak. Kerja!

Harus diakui bahwa angin badai resesi sudah sampai disetiap negara. Negara kaya karena minyak, kini suffering. Karena tidak ada yang membeli sebanyak dulu. Hargapun jatuh. Semua negara Timur Tengah ramai ramai gedor IMF minta bantuan hutang. Ramai ramai menggedor pasar uang untuk terbitkan obligasi. Negara sehebat China dalam produksi, kehilangan power untuk tumbuh. Bahkan di AS orang lebih memilih mati karena corona daripada kehilangan pekerjaan. Indonesia jangan terlalu lama panik dengan staying at home.  Jadikan social distancing itu sebagai mindset baru untuk hidup bersih dan menjaga kesehatan. 

Di dunia ini hanya China, india dan Indonesia yang masih tumbuh. Kebangkitan ekonomi tiga negara ini bisa menyelamatkan dunia dari lubang resesi. Kita tidak bisa meniru budaya orang AS dan Eropa yang terlalu sibuk membahas politik karena corona. Kita punya tanggung jawab lebih besar terhadap dunia. Jadi jangan karena corona lantas kita kehilangan human being dan passion hidup sebagai orang modern. “ Katanya melalui email.

Saya mencermati kebijakan ekonomi Jokowi berkaitan dengan pandemi COVID-19. Sangat rasional. 70% dana stimulus diarahkan kepada stabilitas Ekonomi dan moneter. Hanya 30% untuk COVID-19. Apa artinya? masalah serius itu bukan COVID-19 tetapi masalah ekonomi.  Yang dikawatirkan Jokowi adalah resesi ekonomi, wabah kelaparan. Kalau sudah bicara ekonomi, maka kecepatan berproses melewati kendala non ekonomi harus lebih cepat. Itu sebabnya Pemerintah mengeluarkan PERPPU 1/2020. Sehingga penyaluran dana untuk perang terhadap covid-19 dapat segera dilakukan, termasuk membantu mereka yang rentan miskin agar tidak kelaparan.  Agar apa yang dilakukan China setelah melewati focus COVID-19 bisa juga kita lakukan. Yaitu genjot ekonomi secara all out. Agar orang kembali kerja dan ekonomi kembali tumbuh. Semoga MK bisa menolak pembatalan PERPPU dan DPR segera sahkan itu.***

Akhirnya ..
Andaikan ilmuwan dari Johns Hopkins Center for Health Security, tidak membuat simulasi yang menakutka dunia tentang COVID-19. Bahwa dalam enam bulan ke depan hampir setiap negara di dunia akan terkena wabah ini. Dalam 18 bulan, diperkirakan 65 juta orang bisa mati karena virus ini. Mungkin panggung teater lockdown Wuhan tidak akan meriah. Media massa tidak punya referensi kuat untuk membuat orang takut dan kawatir. Padahal sebelumnya ada Wabah Flue di AS, yang membuat 50.000 meninggal, namun tidak ada reaksi apapun. Dianggap biasa saja.

Kalau anda jeli mengamati dan sedikit memahami tentang Pilsafat kehidupan, anda mungkin akan tersenyum sendiri. Mengapa ? Semua respon yang berhubungan dengan ekonomi, sosial, politik, agama dan budaya serta seperangkat nilai dari itu semua, menjadi no meaning dihadapan COVID-19. Hanya respon WHO, dan CDC atau Lembaga Penyakit Menular yang punya otoritas menentukan seperti apa yang harus dilakukan. Semua informasi harus diragukan kecuali dari WHO dan CDC. Semua negara selain komunis harus tunduk kepada WHO. Dia menjadi diktator diatas rasa takut.

Tetapi apakah semua by design? entahlah. Yang pasti karena COVID-19, drama collosal dengan peran tunggal aktor CORONA telah meyingkirkan narasi agama, kebudayaan dan ekonomi. Tanpa disadari kita semua kehilangan nilai sebagai makhluk sosial yang harus menjadi mesin ekonomi dan meninggikan peradaban melalui nilai nilai agama. Planet bumi ini memang tidak aman, terutama bagi yang lemah. Cara dan respon terhadap COVID-19 telah menempatkan kita sebagai makhluk terlemah di planet bumi ini. Padahal Tuhan menyerahkan bumi ini kepada kita, bukan kepada makhluk lain. Kita kehilangan nilai nilai lama, yang terbiasa cerdas living in dangerous place.

Apakah ini semua by design ? entahlah. Yang pasti dengan adanya drama COVID 19 ini, media massa yang terancam bangkrut karena korporat gagal bayar iklan bisa selamat. Mengapa ? korporat akan mendapatkan dana stimulus dari pemerintah. Iklan akan terbayar lagi. Pemerintah punya dana segar berkat stimulus dan bisa menjadi robin hood dihadapan kaum miskin. Para banker yang terancam collapse karena NPL terselamatkan berkat stimulus ekonomi. Para IT provider semakin kaya raya. Karena dengan adanya COVID-19 bisnis berbasis daring melonjak 350%. Dan industri pharmasi semakin tajir dan terus tajir diatas ancaman penyakit. Sementara Agama kehlangan spirit dan narasi.

Semua negara seakan sepakat bahwa panggung drama COVID-19 ditutup bulan juli. Sama dengan Indoensia. Setelah itu ? Orang akan kembali membuat jalanan macet. Kembali melakukan senggama dan berbiak. Kembali meramaikan pasar. Semua normal dan yang kaya semakin kaya dan simiskin punya harapan. Yang hidup pasti mati. Yang sakit akan terobati, kalau tidak, modar. Namun tidak akan ada berita heboh soal kematian dan sakit, bahkan kelaparan. Lantas apa arti semua ini ? selalu pesta ada akhirnya. Yang tersisa hanyalah sejarah, bahwa kita pernah terlalu lemah dan bego diatas status orang modern…Rendah hatilah selalu, ya sayang.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...