Sebagian orang menyikapi atas peluncuran uang digital China terkesan seakan mata uang Yuan berpatokan dengan emas. Mereka beranggapan bahwa mata uang digital China sama dengan cryptocurrency yang bisa digunakan untuk alat spekulasi. Itu semua tidak tepat. Mata uang digital China atau DCEP ( Digital Currency Electronic Payment ) bukanlah cryptocurrency yang terdaftar di bursa cryptocurrency. Mata uang digital itu hanyalah mengubah metodelogi cara bertransaksi dengan uang phisik menjadi digital atau electronic. Sistem mata uang sendiri tidak berubah.
Secure
Secara teknologi sistem uang digital ini sangat secure. Mengapa ? karena dia menerapkan tekhnologi blockchain yang terpusat. Apa itu blockchain ? semua orang sudah terhubung dengan jaringan internet dan apa saja data tercatat dalam pusat data di dalam internet ( cloud ). Dari kumpulan dan jaringan data inilah lahirnya tekhnologi Blockchain. Dengan tekhnologi ini maka pusat data tidak lagi di atur oleh lembaga clearing yang bertugas melakukan verifikasi terhadap setiap pertukaran informasi dan transaski, tetapi verifikasi oleh mesin blockchain yang memuat data masing masing pihak yang berinteraksi. Dengan tekhnologi ini masing masing terhubung secara tertutup (peer to peer ) tanpa ada pihak lain bisa yang terlibat. Akurasi dan keamananya sangat tinggi karena terlindungi oleh data digital di semua jejak yang ada di internet.
Contoh anda bertukar informasi atau bertransaksi dengan saya maka mesin blockchain anda akan menjelajah kesemua jejak digital data saya yang ada di internet. Sehingga bisa dipastikan tidak mungkin anda berhubungan dengan selain saya. Para hacker gigit jari. Dengan demikian transaksi keuangan dapat langsung ( real time ) settle tanpa harus menunggu confirmasi dari lembaga clearing. Akurasinya terjamin selama lamanya tanpa kawatir akan dibajak orang. Makanya sistem blockchain lebih secure dibandingkan dengan teknologi SWIFT atau TT, yang masih membutuhkan pusat clearing untuk melakukan verifikasi dan otentikasi. Sampai disini paham ya.
Terpusat.
Karena sistem blockchain di create oleh negara, maka pemerintah China satu satunya yang mengontrol sistem ini. Artinya terpusat. Hak control itu bukan intervensi atas data yang ada di cloud tetapi untuk memastikan uang digital itu benar benar digunakan sebagai alat pembayaran, dan tidak disalahgunakan untuk spekulasi atau alat pembayaran untuk transaksi fraud. Kalau terbukti sistem mata uang digital itu dimanfaakan untuk spekulasi maka pemerintah pusat China bisa menghancurkan transaksi ini dan menyita uang itu.
Berlaku bagi siapa saja.
Karena uang digital ini sebagai alat pembayaran negara maka dia berlaku bagi semua orang China dan siapa saja. Walau dia bersifat digital namun hebatnya, sistemnya tidak mengharuskan setiap orang terhubung dengan internet untuk bisa melakukan transaksi. Misal orang di desa tidak punya akses internet tetapi dia punya hape. Dia bisa membeli uang digital itu melalui bank yang ditunjuk. Bank akan meinput data uang digital ke hape dia. Nah di saat belanja, dia cukup perlihat QR code dan mesin DCEP pada marchant akan memindai QR code nya. Dalam hitungan detik, saldonya berkurang. Transaksi selesai.
Distribusi uang
Dalam phase berikutnya uang digital ini akan didistribusikan melalui provider payment digital seperti WeChat Pay dan AliPay. Jadi walau orang tidak punya rekening bank mereka tetap bisa mengakses uang digital itu melalui aplikasi WeChat Pay dan AliPay. Dengan sistem adanya keterlibatan provider seperti WeChat Pay dan AliPay pertukaran antar individu juga bisa terjadi. Contoh saya mau beri uang ke pengemis jalanan, selagi dia punya hape, saya bisa transfer ke pengemis itu lewat aplikasi weChat. Dengan demikian peran bank sebagi lalulintas uang sudah berkurang. Selanjutnya bank focus kepada core business nya untuk membantu dunia usaha mendapatkan solusi pembiayaan. Tenaga kerja bank bisa berkurang di font office.
Transaksi Global
Menurut studi yang dilakukan oleh lembaga konsultan manajemen globalMcKinsey yang menganalisis 186 negara, China menjadi destinasi ekspor terbesar 33 negara dan sumber impor terbesar bagi 65 negara. Dalam periode 2015-2017, China telah menjadi sumber investasi terbesar kedua di dunia, terutama sejak adanya proyek OBOR. Dan menjadi penerima aliran investasi terbesar kedua di dunia. Raksasa-raksasa teknologi China telah berperan dalam mengubah kehidupan umat manusia. Contoh nyatanya adalah produk ponsel pintar sepertu Xiaomi, Huawei, OPPO dan Vivo hingga perusahaan e-commerce Alibaba.
Walau perang dagang di canangkan AS terhadap China, namun upaya AS untuk menahan China tidak akan berhasil. China kian menjaga langkah untuk menggapai tujuan menggandakan pendapatan dan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam satu dekade. Negara ini ingin menjadi kekuatan ekonomi global. Tak bisa dipungkiri, China sekarang sedang berada di jalur untuk menjadi pemain nomor 1 dunia. China terus menguntit Amerika Serikat (AS) di posisi 2 dunia, dengan PDB sebesar USD 13,1 triliun. Apalagi jika China mengoperasikan ekonomi pasar yang terintegrasi dengan rantai nilai global tetapi tidak bergantung pada AS.
Dengan hal tersebut diatas maka wajar saja China punya ambisi ingin menjadikan Yuan sebagai mata uang international. Apalagi IMF sudah menjadikan mata uang Yuan sebagai cadangan international, dengan fasilitas Special Drawing Right (SDR). Upaya menjadikan Yuan sebagia mata uang dunia sudah dilakukan sejak tahun 2009. Ketika itu China meluncurkan skema perdagangan dengan menggunakan mata uang RMB khusunya dengan ASEAN yang kemudian diperluas. Pada 2010, hanya 1% dari perdagangan luar negeri China dalam mata uang RMB. Tahun 2014 melonjak menjadi 27,8%. Namun, pelonjakan ini terjadi karena peran Hong Kong sebagai hub financial dunia. Berdasarkan hasil riset SWIFT menunjukkan pangsa pembayaran internasional RMB hanya 1,88% pada April 2019.
Pada 2015, bank sentral China membuat sistem pembayaran internasional sendiri, atau CIPS. Tetapi keanggotaannya terbatas pada 900 saja. Walau anggota langsung hanya 31, tetapi itu mencakup nama-nama besar seperti JP MorganChase, Citibank, HSBC, BNP Paribas dan Deutsche Bank. Selain sebagai alat pembayaran perdagangan, CIPS mendukung penyelesaian instan untuk transaksi keuangan seperti payment versus payment (PVP), Delivery versus Peyment (DVP). Sementara SWIFT yang merupakan alat pembayaran multiple currency memiliki 10.000 anggota dengan fitur yang luas.
Dalam hal mata uang digita, sebetulnya sejak tahun 2014 China sudah menerapkan uang digital yang sifatnya masih terbatas. Namun sejak Libra Facebook memperkenalkan mata uang digital, bagi China ini masalah serius. Mereka harus bergerak cepat. Sejak itu china mulai membangun uang digital berbasis blockchain yang secure. Karena bagaimanapun ketergantungan dengan mata uang dollar sebagai alat pembayaran jelas tidak sehat. Saat sekarang China sudah secara resmi merilis uang digitalnya
Dalam jangka panjang uang digital Yuan ini bisa menjadi alat pembayaran global antar perusahaan maupun antar personal. Contoh wisatawan China datang ke Bali. Mereka tidak perlu bawa uang kontan. Selagi tersedia marchant DCEP di Indonesia, mereka bisa bertransaksi secara digital. Apalagi Alipay / paypall sudah terhubung dengan Gerbang Pembayaran Nasional ( GPN), tentu hampir semua marchan bisnis pariwisata bisa menerima uang digital china ini. Kalau anda bertransaksi lewat ALIBABA, juga bisa menggunakan sistem uang digital china selagi anda punya akun PayPall.
Walaupun begitu untuk menggantikan US dollar sabagai alat pembayaran global jelas tidak mudah. Akan panjang sekali waktu yang diperlukan. Namun setidaknya kepada negara yang tergabung dalam proyek OBOR, dan negara yang mendapatkan pinjaman dari China, penggunaan mata uang Yuan akan mendominasi sebagai alat pembayaran. Yang jadi masalah adalah menurut data Institute of International Finance (IIF) utang korporasi, rumah tangga, dan pemerintah China meningkat menjadi 303 persen dari PDB pada kuartal I 2019. Angka ini lebih tinggi dibandingkan 297 persen pada periode yang sama tahun 2018. Pengadaan uang digital akan sangat memungkinkan China menambah uang beredar, dan semakin besar utang.
Bagaimanapun, sebagaimana mata uang dollar AS, legitimasi hegemoni dalam bentuk pengakuan sebagai mata uang dunia, sangat ditentukan oleh pasar. Pasar menilai berdasarkan kecepatan, keamanan dan reputasi trust. Selagi China bisa menjaga dan meningkatkan kepuasaan pasar terhadap mata uang digital Yuan, kemungkinan mata uang Yuan sebagai alat pembayaran global sangat mungkin terjadi. China menjadi penguasa dunia dalam sistem mata uang tinggal sejengkal lagi.
Bagaimanapun, sebagaimana mata uang dollar AS, legitimasi hegemoni dalam bentuk pengakuan sebagai mata uang dunia, sangat ditentukan oleh pasar. Pasar menilai berdasarkan kecepatan, keamanan dan reputasi trust. Selagi China bisa menjaga dan meningkatkan kepuasaan pasar terhadap mata uang digital Yuan, kemungkinan mata uang Yuan sebagai alat pembayaran global sangat mungkin terjadi. China menjadi penguasa dunia dalam sistem mata uang tinggal sejengkal lagi.
Manfaat ekonomi dari adanya uang digital Yuan.
Sebagaimana dari awal saya jelaskan, uang digital Yuan ini hanya mengganti uang kertas atau coin Yuan ke mata uang digital. Konversinya tetap 1:1 dengan uang konvensional. Engga ada kaitannya dengan jaminan emas. Ya uang digital uang dalam pengertian konvensional. Namun secara nasional, manfaatnya bukan hanya bisa menekan ongkos pendisitribusian uang kertas, tetapi juga menciptakan keamanan terdistribusian dari tindak pemalsuan. Yang lebih penting lagi, tujuan uang tercapai. Hanya alat transaksi, bukan alat spekulasi. Di samping itu, setiap orang China secara sistem pergerakan transaksinya diawasi negara. Korupsi dan fraud sudah pasti sulit dilakukan.