Ada nitizen berkata kepada saya bahwa hadith nabi soal “ tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China” اُطْلُبُوْا العِلْمَ وَلَوْ في الصِّينِ. Mayoritas ulama menilai hadits ini sebagai hadits dho’if (lemah). Ibnu Hibban menilai hadits ini adalah hadits yang bathil. Sedangkan Ibnul Jauziy menilai bahwa hadits ini adalah hadits maudhu’ (palsu). Ini hanya pendapat ulama. Kita tidak tahu pasti mana yang benar dan mana yang salah. Masing masing cara berpikirnya textbook dari kitab kitab sebelumnya tanpa berusaha menggunakan nalar secara bebas. Tapi saya ingin menggunakan nalar saya untuk mengetahui kebenaran Hadith itu.
Seaadainya benar Nabi pernah bersabda soal “ tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China”. Tentu ada dasarnya, apalagi ini bukan berasal dari Firman Allah. Mengapa ? Nabi Muhammad lahir di Mekah pada 570 dan wafat di Madinah tahun 632. Ketika Era Nabi, China berada di bawah Dinasti Tang yang kelak digantikan oleh Dinasti Song. Saat itu China mengalami “Zaman Keemasan” (Golden Age) karena maju pesat di berbagai bidang: pendidikan, seni, sastra, budaya, politik-pemerintahan, ekonomi, teknologi, dan lain sebagainya. Chang’an (kini Xi’an) sebagai ibu kota, menjelma menjadi kota kosmopolitan dan pusat peradaban yang masyhur kala itu. Banyak para sastrawan, sarjana, dan ilmuwan hebat lahir pada masa ini.
Bagaimana dengan sistem pemerintahan China ketika itu ? Dinasti Tang menerapkan sistem pemerintahan terbuka di mana hanya orang yang punya kapabilitas, kompetensi dan intelektualitas ( bukan KKN) yang berhak duduk di pemerintahan. Proses seleksi sangat ketat dan terbuka. Pada Dinasti Tang pula sistem clearing perdagangan imbal beli dengan jaminan emas di perkenalkan keseluruh dunia yang menjadi mitra dagangnya seperti Arab, Persia, Maroko dan Afrika Utara dan Barat lainnya melalui Jalur Sutera (Silk Road). Untuk mendukung itu Dinasti Tang menyediakan ribuan kapal dan pejelajah darat yang hebat. Juga menyediakan World trade Center bernama Fan Fang, untuk menampung para pedagang dan pelayar dari Timur Tengah dan Afrika ini.
Ketika itu Jeddah yang berada di wilayah Arab adalah pusat perdagangan dan pelayaran di Semenanjung Arabia. Kota pelabuhan ini ramai dikunjungi oleh pedagang dari berbagai belahan dunia. Melalui mereka lah Nabi mendapat cerita kehebatan peradaban China. Mungkin alasan logis mengapa Nabi sampai mengeluarkan sabda bahwa tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Kelak, setelah Rasul wafat , Khalifah Usman bin Affan, menunjuk Sa’ad bin Abi Waqash pahlawan penakluk Persia untuk memimpin delegasi kaum Muslim ke China guna menjalin persahabatan dengan Dinasi Tang. Bahkan beliau konon wafat dan dimakamkan di China.
Orang China menyebut Nabi Muhammad adalah orang bijak. Namun panggilan untuk Nabi adalah Ma. Banyak orang China dengan nama Ma. Seperti Jack Ma pendiri Alibaba , sang miliarder yang menghentak wallstreet, yang juga di kenal sebagai inspirator wisedom. Banyak orang China bukan muslim tapi mereka tahu bahwa Nabi itu orang bijak. Makanya banyak orang tua kasih nama anaknya Ma. Dan bahkan Ma, salah satu marga yang ada di China. Tapi bagi orang yang sudah terlanjur benci dengan China, masalah hadith ini palsu ini dibesar besarkan dengan alasan China komunis. Padahal komunis itu baru muncul tahun 1947, dizaman Nabi tidak ada komunis. Cara berpikir salah, tafsir juga pasti salah, apalagi dibarengi nafsu kebencian.