Saturday, April 29, 2017

Islam itu ramah dan lembut..


Setiap pagi Rasulullah SAW mendatangi pengemis buta dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya setiap hari hingga menjelang Beliau SAW wafat. Pengemis buta itu baru tahu yang menyuapinya selama ini adalah rasulullah, setelah Rasululah SAW wafat. Itupun yang memberi tahu bukan putri Nabi tapi sahabat Rasulullah yaitu Abubakar r.a. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…

Ketika itu Nabi adalah pemimpin Umat di Madinah. Yang walau tidak menyebut diri beliau sebagai Raja atau Sultan namun secara defakto Rasul diakui oleh penduduk Madinah adalah Raja. Hukum yang berlaku di Madinah berasal dari sabdanya. Sehebat itu pengakuan masyarakat Madinah terhadap beliau tidak membuat beliau marasa berhak di hormati oleh siapapun termasuk Yahudi yang juga komunitas di Madinah. Bahkan beliau tidak mengumumkan berdirinya Khilafah di Madinah. Beliau menerapkan piagam  Madinah yang merupakan kesepakatan dengan seluruh pimpinan suku lintas agama. Sehingga sejak itu tidak ada lagi istilah ukhuwah Islamiyah “Yang Islam saudara, yang bukan Islam bukan saudara.”, tetapi ukhuwah madaniyah, yaitu persaudaraan untuk seluruh penduduk. Semua sama kedudukannya dalam hukum, siapapun dia. Siapapun yang salah, tidak melihat sukunya harus dihukum.

Namun apakah Rasul menerapkan hukum dengan kaku ? Tidak. Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat menghardik orang ini. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang tindakan para sahabat tersebut. Tatkala orang tadi telah menyelesaikan hajatnya, Nabi lantas memerintah para sahabat untuk mengambil air, kemudian bekas kencing itu pun disirami. Kemungkaran itu wajib diingkari dengan segera sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat tadi. Namun menyelesaikan penodaan agama tidak dengan kekerasan dan kutukan tapi dengan cinta. Dan agama tidak mengajarkan kekerasaan kepada orang yang berbeda dan tidak tahu akan hal yang munkar yang diatur dalam islam.

Islam tidak mengajarkan berlaku kasar kepada Pemimpin yang diakui oleh rakyat. Apakah ada zaman sekarang pemimpin yang menandingi kezoliman dan kesombongan Firaun?  Ia kejam dan dengan kepongahannya dia bisa membuktikan bahwa dia sama dengan Tuhan karena dia bisa menentukan kapan orang mati dengan hukum pedangnya. Namun apakah Allah menyuruh Musa melawan sikap arogan itu dengan kekerasan dan kebencian ? Tidak.!  Bahkan Allah berfirman kepada Musa dan Harun“ Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas". "Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. 

Islam adalah agama cinta. Allah mengutus Rasul menyampikan kabar gembira kepada Manusia tentang rahmat Allah itu. Rasulullah pernah ditanya oleh sahabatnya "Wahai Rasulullah, tidakkah engkau mendoakan keburukan untuk orang-orang musyrik?” Tahukah anda bahwa tidak ada perbuatan yang paling buruk dalam islam melainkan perbuatan menyekutukan Allah. Lantas apa jawab Rasul? “Sesunguhnya aku tidak diutus sebagai tukang melaknat, sesungguhnya aku diutus hanya sebagai rahmat “.  Rasul punya prinsip yang keras terhadap pemeluk agama lain tapi sikap keras itu lebih kepada sikap percaya diri tanpa terpengaruh dengan provokasi apapun, bahkan Rasul tidak akan terpancing untuk memerangi mereka hanya karena perbedaan agama. Tidak akan membenci dengan berlaku kasar kepada mereka. Allah berfirman bahwa “ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”.

Perang demi perangan di lakukan zaman Rasul dan juga sahabat, bukanlah perang penyebaran agama. Bukan. Tapi perang menegakan keadilan. Umumnya karena pedagang Madinah di larang berniaga di suatu kota yang pemimpinnya non muslim. Atau banyak penduduk yang telah muslim namun di perlakukan tidak adil oleh pemimpin disuatu negara.  Karena itulah seruan hidup damai dan keadilan disampaikan Rasul dengan dasar perintah Allah agar mereka berlaku adil kepada rakyatnya. Kalau seruan itu di setujui dan dilaksanakan oleh pemimpin maka urusan selesai. Walau tidak harus pemimpin itu menerima dan memeluk islam. Tapi apabila seruan itu tidak disetujui maka jalur perundingan ditempuh. Kalau perundingan tidak tercapai maka perangpun di maklumkan. Dalam perang,  dilarang pasukan islam membunuh anak anak, orang tua yang tidak ikut perang, wanita yang lemah. Tidak boleh merusak tanaman dan rumah penduduk. Andaikan berhasil dalam perang penaklukan, juga tidak di benarkan memaksa penduduk setempat untuk pindah agama. Bakan tidak di benarkan merusak tempat ibadah penduduk setempat yang beragama non muslim. Jadi perang dilakukan itu berdimensi moral bukan penjajahan.

***

Kitab Mulia bukan hanya sekumpulan dogma tapi lebih banyak berupa inspirasi agar manusia bisa mengkayakan akal dan hatinya. Tapi bagi sebagian orang menganggap lain. Agama jadi dokrin politik dan kebenaran hanya miliknya seorang. Pada tanggal 8 Juni 1992, Farag Fouda tewas tertembak di Madinat al-Nasr, Kairo, anaknya luka luka. Siapa pembunuhnya ? Dua orang bertopeng menyerangnya yang mengaku Kelompok Jamaah Islamiyah. Bagi kelompok itu, tak ada dosa bila Fouda dibinasakan. Bukankah lima hari sebelum itu sekelompok ulama dari Universitas al-Azhar memaklumkan bahwa cendekiawan ini telah menghujat agama, dan sebab itu boleh dibunuh? Seorang ulama, membenarkan aksi teror itu yang menurutnya tindakan mereka adalah pelaksanaan hukuman yang tepat bagi seorang yang murtad. Jika kita baca buku yang diterbitkan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama," Kebenaran Yang Hilang",  yang juga memuat kata pengantar Samsu Rizal Panggabean. Pendirian Fouda dikemukakan dengan gamblang dalam serangkaian bab al-Haqiah al-Ghaybah-nya yang diterjemahkan oleh Novriantoni. Ia memang bisa mengguncang sendi-sendi pemikiran kaum “Islamis”: mereka yang ingin menegakkan “negara Islam” berdasarkan ingatan tentang dunia Arab di abad ke-7 ketika para sahabat Nabi memimpin umat. Bila kaum “Islamis” menggambarkan periode salaf itu sebagai zaman keemasan yang patut dirindukan, Fouda tidak. Baginya, periode itu “zaman biasa”.Bahkan sebenarnya “tidak banyak yang gemilang dari masa itu. Malah, ada banyak jejak memalukan.”

Contoh yang paling tajam yang dikemukakan Fouda ialah saat kejatuhan Usman bin Affan, khalifah ke-3. Sahabat Rasul yang diangkat ke kedudukan pemimpin umat pada tahun 644 itu–melalui sebuah musyawarah terbatas antara lima orang–berakhir kekuasaannya 12 tahun kemudian. Ia dibunuh. Para pembunuhnya bukan orang Majusi, bukan pula orang yang murtad, tapi orang Islam sendiri yang bersepakat memberontak. Mereka tak sekadar membunuh Usman. Menurut sejarawan al-Thabari, jenazahnya terpaksa “bertahan dua malam karena tidak dapat dikuburkan”. Ketika mayat itu disemayamkan, tak ada orang yang bersembahyang untuknya. Siapa saja dilarang menyalatinya. Jasad orang tua berumur 83 itu bahkan diludahi dan salah satu persendiannya dipatahkan. Karena tak dapat dikuburkan di pemakaman Islam, khalifah ke-3 itu dimakamkan di Hisy Kaukab, wilayah pekuburan Yahudi. Tak diketahui dengan pasti mengapa semua kekejian itu terjadi kepada seseorang yang oleh Nabi sendiri telah dijamin akan masuk surga. Fouda mengutip kitab al-Tabaqãt al-Kubrã karya sejarah Ibnu Sa’ad, yang menyebutkan satu data yang menarik: khalif itu agaknya bukan seorang yang bebas dari keserakahan. Tatkala Usman terbunuh, dalam brankasnya terdapat 30.500.000 dirham dan 100.000 dinar. Kaum “Islamis” tak pernah menyebut peristiwa penting itu, tentu. Dan tentu saja mereka tak hendak mengakui bahwa tindakan berdarah terhadap Usman itu menunjukkan ada yang kurang dalam hukum Islam: tak ada pegangan yang mengatur cara mencegah seorang pemimpin agar tak menyeleweng dan bagaimana pergantian kekuasaan dilakukan. 

Ketika Usman tak hendak turun dari takhta (ia mengatakan, “Demi Allah, aku tidak akan melepas baju yang telah disematkan Allah kepadaku!”), orang-orang Islam di bawahnya pun menemui jalan buntu. Sebagaimana disebut dalam Kebenaran Yang Hilang, para pemuka Islam waktu itu mencari-cari contoh dari masa lalu bagaimana memecahkan soal suksesi. Mereka gagal. “Mereka juga mencari kaidah dalam Islam…tapi mereka tak menemukannya,” tulis Fouda. Maka perkara jadi runcing dan mereka mengepung Usman–lalu membunuhnya, lalu menistanya. Tampak, ada dinamika lain yang mungkin tak pernah diperkirakan ketika Islam bertaut dengan kekuasaan. Dinamika itu mencari jalan dalam kegelapan tapi dengan rasa cemas yang sangat. Orang memakai dalih agama untuk mempertahankan takhta atau untuk menjatuhkan si penguasa, tapi sebenarnya mereka tahu: tak ada jalan yang jelas, apalagi suci. Di satu pihak, mereka harus yakin, tapi di lain pihak, mereka tahu mereka buta.

Itu sebabnya laku mereka begitu absolut dan begitu bengis. Pada tahun 661, setelah lima tahun memimpin, Ali dibunuh dengan pedang beracun oleh seorang pengikutnya yang kecewa, Ibnu Muljam. Khalifah ke-4 itu wafat setelah dua hari kesakitan. Pembunuhnya ditangkap. Sebagai hukuman, tangan dan kaki orang ini dipenggal, matanya dicungkil, dan lidahnya dipotong. Mayatnya dibakar. Ketika pada abad ke-8 khilafah jatuh ke tangan wangsa Abbasiyah, yang pertama kali muncul al-Saffah, “Si Jagal”. Di mimbar ia mengaum, “Allah telah mengembalikan hak kami.” Tapi tentu saja ia tahu Tuhan tak pernah menghampirinya. Maka ia ingin tak ada lubang dalam keyakinannya sendiri (juga keyakinan orang lain) tentang kebenaran kekuasaannya. Al-Saffah pun mendekritkan: para petugas harus memburu lawan politik sang khalif sampai ke kuburan. Makam pun dibongkar. Ketika ditemukan satu jenazah yang agak utuh, mayat itu pun didera, disalib, dibakar. Musuh yang telah mati masih terasa belum mutlak mati. Musuh yang hidup, apa lagi….

Islam ketika digunakan sebagai kendaraan politik maka dia kehilangan nilai rahmatan lilalamin. Islam semacam itu hanya menebarkan fitnah, kebencian, pembunuhan, kerakusan, pembodohan, demo yang tak berkesudahan dan menyusahkan orang banyak. Karena sebetulnya mereka tidak menyiarkan islam tapi mereka merusak islam itu sendiri demi kekuasaan dan akses kepada harta. Kepada Allah kita berserah diri, karena hanya Allah yang bisa menjaga Islam itu rahmat bagi semua. Dan biarlah waktu yang akan menilai nanti... Kita hanya tahu islam itu seperti yang diajarkan Rasul, sebagaimana Aisyah radhiyallahu 'anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Lembut, mencintai yang lembut di dalam seluruh perkara". (HR. Bukhari.)  Yang tidak lembut, itu bukan islam. Mereka hanya memanfaatkan islam untuk kepentingan pribadinya.

Tuesday, April 04, 2017

China dan Islam.



Orang China menyebut Nabi Muhammad adalah orang bijak. Namun panggilan untuk Nabi adalah Ma. Banyak orang China dengan nama Ma. Seperti Jack Ma pendiri Alibaba , sang miliarder yang menghentak wallstreet, yang juga di kenal sebagai inspirator wisedom. Banyak orang China bukan muslim tapi mereka tahu bahwa Nabi itu orang bijak. Makanya banyak orang tua kasih nama anaknya Ma. Tentu doa agar anaknya seperti Nabi. Ada sebagian kita tidak mempercayai Hadith Nabi " Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China" Mereka bilang itu hadith engga valid. Alasannya bagaimana mungkin Nabi menyuruh umat islam belajar dengan China yang komunis. Mereka engga paham bahwa komunisme di terapkan di CHina hanya di era Mao Zedong, tahun 1949. Padahal Hadith Nabi itu turun ratusan tahun lalu ketika China di kenal sebagai bangsa yang paling maju peradabannya di dunia. Artinya Nabi meminta kita umat islam berpikir terbuka, bukan sempit.

Nabi Muhammad lahir di Mekah pada 570 dan wafat di Madinah tahun 632. Ketika Era Nabi, China berada di bawah Dinasti Tang yang kelak digantikan oleh Dinasti Song. Saat itu China mengalami “Zaman Keemasan” (Golden Age) karena maju pesat di berbagai bidang: pendidikan, seni, sastra, budaya, politik-pemerintahan, ekonomi, teknologi, dan lain sebagainya. Chang’an (kini Xi’an) sebagai ibu kota, menjelma menjadi kota kosmopolitan dan pusat peradaban yang masyhur kala itu. Banyak para sastrawan, sarjana, dan ilmuwan hebat lahir pada masa ini.

Bagaimana dengan sistem pemerintahan China ketika itu ? Dinasti Tang menerapkan sistem pemerintahan terbuka dimana hanya orang yang punya kapabilitas, kompetensi dan intelektualitas ( bukan KKN) yang berhak duduk di pemerintahan. Proses seleksi sangat ketat dan terbuka. Pada Dinasti Tang pula sistem clearing perdagangan imbal beli dengan jaminan emas di perkenalkan keseluruh dunia yang menjadi mitra dagangnya seperti Arab, Persia, Maroko dan Afrika Utara dan Barat lainnya melalui Jalur Sutera (Silk Road). Untung mendukung itu Dinasti Tang menyediakan ribuan kapal dan pejelajah darat yang hebat. Juga menyediakan World trade Center bernama Fan Fang, untuk menampung para pedagang dan pelayar dari Timur Tengah dan Afrika ini.

Ketika itu Jeddah yang berada di wilayah Mekah adalah pusat perdagangan dan pelayaran di Semenanjung Arabia. Kota pelabuhan ini ramai di kunjungi oleh pedagang dari berbagai belahan dunia. Melalui mereka lah Nabi mendapat cerita kehebatan peradaban China. Mungkin alasan logis mengapa Nabi sampai mengeluarkan sabda bahwa tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Kelak, setelah Rasul wafat , Khalifah Usman bin Affan, menunjuk Sa’ad bin Abi Waqash pahlawan penakluk Persia untuk memimpin delegasi kaum Muslim ke China guna menjalin persahabatan dengan Dinasi Tang. Bahkan beliau konon wafat dan dimakamkan di China.

China merupakan salah satu “rumah Muslim” kedua tertua di dunia. Masjid Kwang Ta Se di Kanton adalah mesjid kedua yang dibangun umat islam setelah Masjid Nabawi di Madinah. Jadi yang anti etnis Chna sebaiknya belajar sejarah. Karena kalau ada umat islam membenci etnis china memang lucu, apalagi mengkapanye kan pribumi lebih baik. Baik buruk orang itu bukan ditentukan oleh etnis tapi oleh akhlaknya yang di dasarkan oleh ilmu pengetahuan, kemampuan berbagi dan berdamai karena Allah...Akui sajalah. Kalau soal urusan dunia, china lebih hebat dari kita. Kenapa engga mau belajar dari China?

Saturday, April 01, 2017

Melawan rasa takut..


Teman saya seorang politisi bilang “ sepertinya dia engga punya urat takut. Banyak kebijakannya yang sebetulnya oleh pemimpin sebelumnya di hindari karena takut menimbulkan kekacauan politik. Maklum walau presiden di pilih langsung oleh rakyat ratusan juta orang namun setelah terpilih,  negeri ini di kuasai oleh elite politik yang jumlahnya tidak lebih 1000 orang. Tidak sulit mereka menjatuhkan Jokowi apalagi kalau terjadi konspirasi dari mereka. Tapi memang apapun kebijakan yang memaksa kita keluar dari comfort zone, dia lakukan tanpa rasa takut. Walau berkali kali diperingatkan dengan segala resiko goncangan politik, dia tidak peduli. Semakin tinggi rasa takut kita semakin dia kencang untuk melaksanakan. “ 

Menurut saya, secara manusiawi tentu Jokowi punya rasa takut namun dia mampu mengalahkan rasa takut itu sendiri. Mengapa ? Rasa takut itu bisa membuat pikiran dan pertimbangan kacau. Akibatnya banyak keputusan dibuat tidak tepat karena pikiran kacau di kecam rasa takut. Akhirnya, keputusan-keputusan itu justru menciptakan masalah yang lebih besar. Dampak keputusan yang salah amatlah merugikan. Banyak orang menderita, karena kesalahan kebijakan yang dibuat pemerintah. Sayangnya, banyak kebijakan tersebut dibuat atas dasar rasa takut akan masa depan. Rasa takut mengaburkan kejernihan berpikir, dan memperbesar masalah yang sudah ada sebelumnya.

Darimana akar ketakutan semacam ini? Saya melihat, akar ketakutan terletak pada kegagalan memahami arti hidup sesungguhnya. Artinya, ketakutan lahir, ketika orang gagal memahami kenyataan apa adanya. Ia melihat dunia hanya semata dengan pikiran dan perasaannya, yang seringkali dianggap utopia. Menurut saya karena kita anggap hidup ini terlalus serius. Padahal hidup ini hanya senda gurau saja.  Engga percaya?. Banyak orang menghindari rasa sakit. Mereka takut akan rasa sakit. Berbagai cara dilakukan, mulai dari yang masuk akal sampai dengan yang mistik, untuk menghindari rasa sakit. Padahal, rasa takut akan rasa sakit adalah rasa sakit itu sendiri. Usaha untuk menghindari rasa sakit akan menghasilkan rasa sakit itu sendiri. Ketika orang berusaha untuk menghindari rasa sakit, maka rasa sakit itu akan bertambah. Banyak orang berusaha mencari kedamaian dalam hidupnya. Banyak yang melihat agama sebagai jalan menuju kedamaian. Banyak pula yang mencari jalan lain, guna memperoleh kedamaian di dalam hatinya. Namun, keinginan untuk merasa damai justru menciptakan perasaan tidak damai. Segala upaya untuk mencapai kedamaian hanya akan menghasilkan ketegangan. Ketegangan itulah yang menjadi akar dari rasa tidak damai. 

Banyak orang menghindari rasa takutnya. Mereka mencari berbagai cara, supaya bisa melampaui rasa takutnya. Mereka bekerja keras untuk menemukan keberanian di dalam hidupnya. Padahal, keinginan untuk berani adalah tanda dari ketakutan. Semakin kita ingin berani, semakin ketakutan akan mencekam hidup kita. Orang yang mencari segala cara untuk melampaui ketakutannya justru akan selamanya dijajah oleh rasa takut di dalam hatinya.  Banyak orang takut memberi, karena mereka takut kehilangan. Akhirnya, mereka menjadi pelit. Mereka menutup diri dari dunia, dan hidup semata untuk dirinya sendiri. Padahal, di dalam hidup ini, semakin banyak kita melepas, semakin banyak kita mendapat. Orang harus keluar uang, guna mendapat uang. Orang harus memberi, guna mendapat. Orang harus melepaskan keinginan untuk damai, jika ingin memperoleh kedamaian di dalam hidup.

Semakin kita mengontrol orang dengan ketat, semakin semuanya kacau. Namun, semakin kita memberikan ruang kebebasan di dalam manajemen, maka produktivitas dan kebahagiaan anggota organisasi akan meningkat. Kontrol yang keras akan menghasilkan kebencian dari pihak yang dikontrol. Banyak orang mencari pengetahuan di dalam hidupnya. Mereka pergi ke sekolah dan perguruan tinggi ternama. Mereka mencari pengetahuan di negara lain, jauh dari tanah air mereka. Padahal, pengetahuan yang sesungguhnya bisa dicapai, jika kita berhenti dan berdiam diri. Pengetahuan yang sejati tidak berada di luar diri kita, melainkan di dalam diri kita. Ketika bergerak dan berbicara, kita justru akan terlepas dari pengetahuan yang sejati. Kita lalu hanya akan terjebak di dalam jutaan pendapat yang mayoritas adalah omong kosong.

Jadi gimana seharusnya ? menurut saya dan pengalaman saya hidup diatas usia 50, caranya ya lepaskan semua ambisi yang berlebihan. Maknailah  keseharian kita sebagai cara Tuhan berdialogh dengan  kita. Hadapi keseharian kita dengan senyum. Mengapa? Semua peristiwa itu adalah cara cinta Tuhan untuk melatih kita sabar, rendah hati, ikhlas. Soal peristiwa yang terjadi itu hanya senda gurau saja. Itulah hebatnya Tuhan. Orang bego aja yang anggap hidup serius amat. Dan lihatlah Jokowi, dia bisa melakukan hal yang luar biasa karena dia mampu melawan rasa takut. Nyatanya aman aman aja. Dia masih bisa santai piara kambing dan kodok. Ente aja yang tiap hari stress pakai baper segala , bawa orang demo segala…Mau ngapain? 

Sunday, March 19, 2017

Kerjasama China dan Saudi Arab.


Kedatangan Raja Salman ke China dalah rangka kerjasama ekonomi dan kebudayaan. Di bidang ekonomi ditandai dengan MOU antara Saudi Aramco dan NORINCO ( China North Industries Corporation) dalam rangka pembangunan Industri Petrokimia. Dalam MOU tersebut, Saudi Aramco akan menjadi off take supply atas kebutuhan bahan baku berupa minyak fosil dan sekaligus membangun industri tersebut. Konpensasinya China akan menjadi market off taker dari Saudi Aramco dan juga investor atas Hybrid Fund yang akan diterbitkan oleh Pemerintah Arab apabila IPO Saudi Aramco berhasil. Artinya Arab mengharapkan sumber keuangan dari China dan juga sebagai pasar utama produk minyak nya. Dan tentu sumber mendapatkan tekhnologi maju untuk rencana diversifikasi industrinya agar semakin kecil ketergantungannya dengan SDA berupa minyak. Apalagi Arab sekarang sedang menghadapi tekanan ekonomi akibat krisis harga minyak yang jatuh di pasaran. APBN mereka difisit dan hutang semakin untuk menutupi difisit itu. Ancamannya sangat besar apabila tidak segera di atasi. Nasip saudi akan sama dengan Venezuela , negara kaya namun bangkrut karena gagal mengolala SDA akibat mendidik rakyat malas dengan program subsidi tak terbilang menguras APBN.
Jadi MOU yang bernilai USD 65 miliar ini atas dasar apabila Saudi Aramco sukses dalam IPO. Sama halnya kesepakatan dengan Indonesia untuk tujuan beauty contest Saudi Aramco menuju IPO. Di bidang kebudayaan, Saudi Aramco akan berpartisipasi dari proyek ruang angkasa China , riset pengembangan industri Drone untuk tujuan keamanan dan pemetaan wilayah, riset energy terbarukan. Disamping itu ada 22 perusahaan di China yang qualified mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan manfaat dari MOU ini. Di samping itu industri hilir china yang jumlahnya jutaan unit sangat rakus akan bahan baku yang di hasilkan oleh industri petrokimia. Ini indikasi positip kebutuhan akan minyak fosil masih akan tinggi sampai dengan satu dekade kedepan. Diversifikasi industri Saudi paska IPO Saudi Aramco akan punya pijakan kuat karena didukung pasar yang besar di China.
Yang menarik dari pertemuan antara Raja Salman dan Xi, adalah pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri China Zhang Ming “ bahwa antara Raja Salman dan Presiden Xi Jinping adalah teman lama. “ Ini mengundang spekulasi bahwa sampai ada MOU ini ditanda tangani sudah ada pembicaraan sebelumnya yang intens antara kedua kepala negara. Bagaimana politisi China mampu bermain cantik dalam posisinya sebagai bagian kompok Iran, Rusia dalam konteks geostrategis Timur tengah untuk menarik Arab dalam kemitraan permanen. Sementara Arab Saudi yang berada dibawah kendali group Amerika Serikat dapat bermain cantik untuk mengalihkan perahunya berlabuh ke Beijing. 
Bagi Arab , China lebih bisa di harapkan untuk kemitraan lebih luas karena tidak punya catatan sejarah yang buruk dengan Arab. Arab bisa melajar dengan China sebagaimana sabda agar carilah ilmu sampai ke negeri China. Arab akan belajar bagaimana mengelola ekonomi atas dasar partisipasi aktif rakyat dalam kerja keras, kerja cerdas menggunakan IPTEK untuk membangun peradaban. Arab akan belajar bagaimana membangun komunitas atas dasar sunnatullah. Bahwa memberi subsidi kepada rakyat terus menerus justru akan menciptakan generasi muda yang lemah dan tak mampu bersaing ditengah sumber daya yang semakin berkurang. Bagaimana dengan politik luar negeri China ? Walau CHina mendukung rezim Bashar di Suriah namun Arab menilai sikap China sesuai dengan kuridor international dan sesuai dengan UUD China yang melarang China menjatuhkan rezim yang sedang berkuasa. Apalagi di pilih secara demokratis. Kedua belah pihak sepakat menyerahkan penyelesaian Suriah melalui meja perundingan yang di awasi badan dunia. 

Kerjasama  antara KSA dengan China memasuki babak baru dan tentu ini berdampak besar bagi konstelasi global khususnya hegemoni geostrategis timur tengah, hubungan Arab- Israel,hubungan Arab dan Iran, dan hubungan Arab dengan AS. China akan menggunakan Raja Arab sebagai gerbang untuk menarik negara negara arab di Timur tengah dalam kuridor pembangunan ekonomi dari asia timur jauh sampai ke Asia Tengah guna membangun kembali jalur sutra yang dulu pernah berjaya di era kejayaan islam Turki Ustmani. Mungkin suatu saat matahari akan terbit lagi dari arah timur dan Barat gelap…entahlah. Dunia tidak datar dan ia bundar, dan selalu berputar. Terbit dan tenggelam adalah siklus zaman…

Tuesday, March 14, 2017

Dia tidak menyesal

Juli 1974. Dini hari hujan gerimis mengiringi langkah William Simon menuju bandara Angkatan Udara Andrews. Ia  baru dilantik sebagai Menteri Keuangan AS. Kepergiannya ke Arab Saudi didampingi oleh Wakilnya Gerry Parsky. Didalan pesawat suasana nampak tegang. Betapa tidak. Dia harus sukses dalam misi rahasianya ke Arab. Ini perintah langsung dari Presiden Nixon. Hanya segelintir elite AS yang tahu tugas William Simon. Saat itu krisis minyak telah memukul AS akibat embargo oleh OPEC. Ini sebagai sikap negara Anggota OPEC yang protes atas bantuan AS kepada Israel terhadap perang Arab Israel. Dampaknya memang menyulitkan ekonomi AS.  Inflasi melonjak, pasar saham jatuh, dan amerika masuk dalam spiral krisis.  Kegagalan misi ini akan sangat berdampak buruk terhadap perekonomian AS. Dan sekaligus memberikan peluang bagi Uni Soviet menanamkan pengaruhnya lebih besar di Timur Tengah.

Sebelum diangkat sebagai Menteri Keuangan , Willim Simon berkarir di Salomon Brothers. Ia menyebut dirinya sebagai Genghis Khan karena kehebatannya mempermainkan pasar dan menguasai pasar. Pria yang gemar merokok ini adalah kebanggaan Salomon Brothers. Jadi dia bukan seorang diplomat. Dia terbiasa membujuk, menekan dan melumat lawannya. Itulah yang biasa dia lakukan di wallstreet.  Mungkin itulah dasar mengapa Nixon menunjuknya sebagai menteri keuangan dan melaksanakan misi khusus yang sangat strategis, yaitu bagaimana menggiring Kerajaan Arab Saudi mau mengikuti proposal AS untuk hubungan jangkan panjang. Sebelum menginjakan kaki di Arab untuk kunjungan empat hari, dia sadar bahwa permusuhan negara Arab kepada AS sulit di lupakan akibat kekalahan dalam perang dengan Israel. 

Namun ketika baru saja menginjakan kaki di Arab, dia sudah mengeluarkan jurus yang jitu yaitu mengecam Shah iran dengan menyebut Raja Kacangan. Padahal ketika itu Shah Iran adalah sahabat Amerika Serikat. Secara emosional sikap William ini menimbulkan simpati Raja Arab. Karena mereka tahu AS akan lebih memilih bekerja sama dengan Arab daripada Iran yang shiah. Sehingga ancaman Iran terhadap existensi Arab tidak perlu di kawatirkan lagi. Kemudian dengan lancar Simon menawarkan proposal  too good to be true kepada Arab Saudi. Intinya adalah AS akan jadi sekutu tetap Arab untuk menjaga segala ancaman dari luar, dan agar hubungan jangka panjang dapat permanen maka perlu adanya kerjasama ekonomi. AS akan menjadi tempat berlabuh uang hasil penjualan minyak dan pada waktu bersamaan AS akan memberikan jaminan Tbill. Tbill masuk dalam katagori no risk yang bersipat likuid. 

Yang jadi masalah proposal ini tidak bisa langsung di buka  didepan umum. Karena kawatir akan menjatuhkan harga obligasi di pasar dan melemahkan mata uang AS. Ini tentuk akan merugikan Arab Saudi yang berharap harga minyak terus tinggi terhadap nilai mata uangnya. Makanya kesepakatan ini di masukan dalam  ruang hukum yang rahasia. TIdak ada yang tahu kecuali anggota terbatas. Pertanyaannya adalah bagaimana menempatkan obligasi dalam pasar terbatas serta terjamin kerahasiaannya. Amerika Serikat di bawah the fed System punya pasar uang rahasia yang di atur dalam 144a SEC Act. Yang memungkinkan perdagangan surat berharga dapat di lakukan secara rahasia tanpa dibuka kepada umum. Karenanya Arab  menggunakan perusahaan offshore untuk masuk dalam keanggotaan pasar 144A SEC Act dan bertindak sebagai pembeli surat utang AS. Dalam waktu bersamaan Pejebat Menteri keuangan memberikan keistimewaan kepada pembeli yang merupakan perusahaan cangkang milik Arab. Sehingga selalu mendapatkan jatah pertama sebelum obligasi di lepas ke publik.

Belakangan modus yang dipakai AS mendapatkan financial resource ini di pakai juga oleh Jepang dan Eropa untuk membiayai anggaran Nasionalnya. Sebagian besar obligasi eropa dan Jepang  di beli oleh Arab secara rahasia melalui pasar 144a SEC Act melalui perusahaan cangkang di Swiss. Dana ini juga mengalir deras ke china di awal awal reformasi ekonomi Deng melalui perusahaan investasi di German yang merupakan sahabat China. Selama empat dekade proses ini berjalan. Membuat AS dan negara maju lainnya mendapatkan segala galanya berkat petrodollar Arab yang melimpah. Semua negara maju melindungi Kerajaan Arab dari segala ancaman. Mereka juga menjejali Arab Saudi dengan miliaran dollar senjata dan mesin perang dengan tekhnologi mutakhir. Karenanya jangan kaget bila timur tengah selalu di buat gonjang ganjing. Tujuannya jelas agar bisa menciptakan rasa takut bangsa Arab dengan menjadikan Israel dan Iran sebagai musuh permanen. Dengan itu mereka terus belanja dan belanja, lupa bagaimana melakukan transformasi ekonomi dari minyak kei Industri.

Namun harga minyak jatuh akibat kebijakan nasional AS dan Eropa juga jepang yang berkomitmen mengurangi ketergantungan minyak fosil. Akibatnya keuangan Kerajaan Saudi mengalami tekanan luar biasa. APBN mengalami defist akibat tanggung jawab sosial kerajaan memberikan jaminan kesehatan , pendidikan, kepada penduduknya dan subsidi bensin yang boleh dikatakan gratis. Untuk menutupi defisit APBN tersebut, Kerajaan Saudi terpaksa menarik hutang dari publik. Sejak tahun 2010 sampai dengan kini jumlah hutang terus meningkat karena APBN selalu defisit. Lantas bagaimana dengan obligasi atau surat berharga yang ada di tangan kerajaan Arab ? Inilah yang menjadi tanda tanya besar. Pernah terdengar kabar , Kerajaan Arab mengancam akan mencairkan Tbill yang dipegangnya sebesar hampir USD 1 trilon namun ancaman itu tidak dianggap serius oleh Pemeritah AS.  Bahkan ancaman itu tidak menghalangi Obama untuk mencabut embargo terhadap Iran karena kebijakan nuklirnya.

William Simon telah meninggal tahun 2000 pada usia 72 tahun. Sementara Gerry Parsky sampai sekarang masih berkarir di wallstreet. Mengatakan bahwa seharusnya rahasia itu di buka tahun lalu tapi entah mengapa Menteri Keuangan tidak mau membukanya. Namun dia tidak menyesal telah ikut dalam sejarah yang paling menentukan menyelamatkan ekonomi AS dengan cara mudah dan juga membuat AS makmur dalam beberapa dekade….Kemana asset milik Saudi  trilion dollar AS itu ? Rahasia! Sebuah konspirasi dari balik kegegelapan yang merampok kemakmuran yang di berikan Tuhan kepada bangsa Arab penjaga makam Ibrahim, dan kini semua harus dibayar oleh Raja Arab dengan tekanan APBN yang defisit dan harus berhutang untuk hidup, dan terakhir terpaksa melepas permata indah di tangan, Saudi Aramco untuk harapan dapat selamat dari krisis anggaran. Apakah pelepasan saham Saudi Aramco akan bernasip sama dengan proposal Willam Somon di tahun 1974, yang bila Arab melakukan kesalahan yang sama di tahun 1974 maka tidak ada lagi yang tersisa untuk hidup. …

Tuesday, February 28, 2017

Selamat datang Raja Salman


Menjelang kedatangan Raja Arab Saudi Salman ke Indonesia pada 1-9 Maret nanti. Kemarin Delegasi yang dipimpin Darmin terdiri dari Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, Duta Besar RI untuk Iran, sejumlah pejabat tinggi dan jajaran eksekutif dari Badan Usaha Milik Negara, dan pengusaha nasional, malah terbang ke Iran. Padahal Iran berseteru dengan Arab. Mereka membahas isu strategis yang meliputi kerja sama energi, perdagangan, investasi, keuangan, perbankan, ilmu pengetahuan, teknologi, pertanian, pariwisata dan mendorong peran aktif dari kerja sama dunia usaha dari kedua negara. Indonesia dan Iran juga sepakat mempererat kembali hubungan ekonomi bilateral, setelah sempat mengalami kemunduran selama pengenaan sanksi ekonomi, atas isu nuklir oleh Barat kepada Iran. Semua tahu bahwa di belakang Iran ada China dan Rusia yang telah menjalin aliansi sejak Iran di embargo..

Mengapa ? Indonesia tidak terikat dengan negara manapun. Selagi menguntungkan kepentingan nasional maka kerjasama akan di jalin. Bagaimana dengan Arab Saudi ? Secara ekonomi Saudi sekarang dalam posisi sulit, atau tepatnya krisis. Dengan harga minyak di bawah USD 100 per barrel tidak akan mencukupi untuk menanggun biaya sosial negara yang mencapai USD 92 per barrel. Tahun 2015 nilai ekspor tersungkur sebesar 34% dari tahun sebelumnya. GDP dari USD 753 miliar di tahun 2014 , pada 2016 terjun di bawah USD 700. Jatuhnya sangat drastis. Pada waktu bersamaan hutang nasional digali semakin dalam. Bila tahun 2010 hutang nasional sebesar USD 44, 5 miliar , tahun 2016 sudah mencapai USD 90 miliar, dan di perkirakan tahun 2017 akan tembus USD 100 miliar. Para analis memperkirakan tahun 2020 hutang Saudi akan mencapai USD 255 miliar, lebih besar dari Indonesia yang berpenduduk 10 kali dari Arab. Namun upaya menggali hutang sudah semakin sulit karena investor tidak melihat masa depan cerah pada ekonomi Saudi.

Yang membuat Investor berkerut kening adalah tahun 2016 kemarin Saudi membatalkan sepertiga proyek yang sudah ditetapkan dalam APBN. Ribuan proyek senilai sekitar 260 miliar rial Saudi atau sekitar 69 miliar dolar di batalkan. Sementara anggaran perang di Yaman serta dukungan finansial kepada kelompok-kelompok teroris di beberapa negara kawasan terus di pacu. Bedasarkan laporan Organisasi Internasional Pembangunan Sumber Daya Manusia (WHDO), meskipun Arab Saudi memperoleh pendapatan ratusan miliar dolar pertahun dari penjualan minyak, namun sekitar 70 persen warga negara ini mengalami kesulitan ekonomi dan tidak puas dengan kondisi ekonomi mereka. Mereka menginginkan perubahan dasar di Arab Saudi terutama di sektor ekonomi. Artinya tidak ada hasil lain dari kekuasaan bertahun-tahun rezim Al Saud di Arab Saudi kecuali lemahnya ekonomi negara ini yang selalu bergantung pada hasil penjualan minyak.

Yang jadi pertanyaan adalah kemana saja hasil dari penjualan Minyak selama bertahun tahun.? Teman saya seorang bankir di Dubai mengatakan bahwa bisnis minyak Saudi bukanlah bisnis negara. Itu bisnis keluarga kerajaan yang berkonspirasi dengan Barat. Saudi Aramco walau sudah di nasionalisasi tahun 1988 sejatinya tetap di miliki mayoritas oleh konsorsium TNC Amerika. Hampir 90% dari pendapatan minyak masuk kekantong TNC Amerika melalui biaya engineering, construction, management, procurement. Dan biaya itu di mark up untuk mengalir ke rekening keluarga kerajaan yang ada di London, Swiss, New York. Yang menyedihkan , rekening gendut itu di SWAP dalam bentuk Asset synthetic  dari produk derivative Wallstreet dengan nilai future 10 kali lipat. Tahun 2008 ketika krisis wallstreet, nilai asset jatuh tinggal hanya 0,1. Atau bisa di katakan uang yang di rampok bertahun tahun itu hilang begitu saja akibat konspirasi bursa. Dan sampai kini tidak meningkat secara significant karena AS dan Eropa sebagai pemicu likuiditas pasar uang dan modal juga terkena krisis.

Visi Saudi 2030 yang dicanangkan oleh kerajaan, di tanggapi dengan sinis oleh pasar. Karena visi bagaikan lampu aladin. Betapa tidak. Solusi mengatasi krisis di lakukan melalui IPO Saudi ARAMCO. Hampir semua investor dunia tahu bahwa Saudi Aramco tak lebih hanya proxy dari TNC Amerika dan Eropa yang memang akan melakukan cut loss dari bisnis minyak sejak mereka berhasil dalam mengembangkan shale gas di AS.  Semua tahu bad attitude dari TNC tersebut yang menjadi biang jatuhnya harga komoditas utama dunia di Bursa Boston dan merembet ke London. Sehingga menjadi pemicu terjadi krisis struktural di Eropa dan AS, juga Asia. Makanya jangan kaget bila Penasehat Investasi kelas dunia seperti Goldman Sachs, JP Morgan, HSBC Global Asset Management, UBS Global tak tertarik untuk memegang mandatory advisory IPO Saudi Aramco. Yang di tunjuk adalah Moelis & Co yang bermarkas di Beijing.  Moelis mungkin punya exit strategy yang bisa meningkatkan libido Pasar dengan cara menjadikan Indonesia dan China sebagai salah satu konsumen minyak terbesar di dunia untuk terjadi aliansi strategis. Tentu dengan iming iming akan menggunakan hasil IPO untuk proyek kemitraan. 

Namun dari seorang analis investasi di Hong kong mengatakan bahwa China dan Indonesia tidak mungkin bisa masuk dalam rekayasa IPO Saudi Aramco. Mengapa ? Walau arus politik Islam sedang naik daun di Indonesia namun Jokowi yang berlatar pengusaha tahu percis bahwa bermitra itu seharusnya dengan negara yang punya uang, bukan negara yang di landa masalah. Indonesia punya banyak masalah ekonomi akibat puluhan tahun tidur, dan sekarang Indonesia sedang bergiat mengatasi masalah itu, dan itu butuh mitra yang kuat secara ekonomi. Saudi datang ke Indonesia justru menawarkan aliansi strategis IPO Saudi Aramco dan penjualan SUKUK. Makanya jangan kaget bila di pandang sebelah mata oleh team Ekoonomi Jokowi yang lebih memilih terbang ke Iran untuk kemitraan ekonomi. Sementara China, tidak mungkin bisa menyetujui kemitraan permaneh dengan Saudi karena China sudah lebih dulu memberikan dukungan pembiayaan kepada Pemerintah Yaman dan mendukung Basar mengusir ISIS.  

Wahai Raja Salman, penjaga Baitullah, sudahilah berpikir bahwa hanya uang yang bisa menyelesaikan masalah. Persoalan Saudi bukanlah uang tapi keadilan ekonomi. Bukan hanya kepada rakyat Saudi tapi juga kepara umat islam di dunia. Jadikan krisis ini sebagai pesan cinta dari Allah untuk perbaiki niat karena Allah. Masa lalu sudah cukup sampai di moment kirisis ini saja. Selanjutnya lakukan konsolidasi nasional dan international untuk kembali sebagai negara penjaga Baitullah yang menjauh dari segala upaya Barat menciptakan krisis di mana mana. Sudahi hidup glamour yang bermewah mewah dan kembalilah seperti teladan rasul yang lebih memilih hidup tawadhu walau beliau mampu untuk bermewah…

Sunday, February 05, 2017

Kebodohan


Ketika nitizen berkata kepada saya bahwa apabila ada orang islam membela Al Quran itu biasa tapi yang aneh adalah orang islam bukannya membantu malah ikut menjatuhkan semangat membela Agama. Padahal puncak taqwa adalah melakukan jihad.  Bagi saya, engga perlu bicara tentang jihad. Hari ini sejak orang yang paling keras menyuarakan perjuangan Islam, kemaruk harta dan doyan dengan kemewahan harta , saya sudah tak tahu lagi apa maksudnya. Kamu bisa saja berkata, jihad bukanlah kekerasan. Ini gerakan super damai.Tapi berbareng dengan itu orang lain berkata jihad itulah yang membenarkan bila orang yang dianggap kafir atau murtad dibunuh atau di enyahkan atau di cerca. Tiap tafsir bisa dibantah tafsir lain. Kepada siapa saya bisa minta kata akhir tentang apa sebenarnya yang diperintahkan agama? Maka jangan bicara kepada saya tentang jihad. Kekerasan  tak perlu dan tak bisa diterangkan dengan sabda atau fatwa.

Kalau kamu menafsirkan ada hubungan yang erat antara kekerasan dan ajaran agama, maka itu sama saja kamu menyeret pemahaman agama untuk orang yang malas berpikir. Hal yang universal pesan dari setiap agama adalah cinta dan kasih sayang. Kekerasan karena konsesus UU , itu adalah penegakan hukum yang bertujuan untuk tegaknya keadilan dan ketertiban bagi semua. Suka tidak suka, tidak ada konsesus yang memuaskan semua orang tapi semua orang yang cerdas paham untuk berdamai dengan kenyataan. Kekuasaan bukanlah menempatkan seseorang sebagai yang kalah dan siap menjadi pecundang di hadapan UU.  Namun juga harus di maklumi bahwa pemenang berhak mendapatkan pampasan. Dan yang kalah punya kesempatan merebutnya lewat sistem yang lahir dari sebuah konsesus. Kelak bila kamu bisa mencapai kemenangan , konsesus UU syariah juga tidak akan ada bedanya dengan yang kamu anggap sekular. Tidak akan memuaskan semua orang. Mengapa ? Karena perbedaan itu adalah takdir.

Di situasi dimana sistem demokrasi terbuka yang memberikan peluang bagi sikalah merebutnya, tidak di sikapi cerdas oleh para kaum radikal yang menjadikan agama sebagai emosi pemeluknya. Mereka mengisolasi diri, menjadikan dirinya oposisi, merawat khayal atau phantasma-nya, menyimpan tenaga, dan menanti sampai saatnya datang. Tapi yang nampak saat ini mereka  tak melihat hidupnya berharga makanya tak akan nampak passion berkompetisi secara intelek, dan tak memandang hidup orang lain berharga pula. Maka andai ketika saat itu tiba dan mereka menjadi pemenang maka agama di lembagakan untuk membenarkan penguasa jangan di tanya kalau korup.  Di Indonesia, Aceh yang menerapkan syariah islam, jika dibandingkan dengan provinsi lain, Aceh masih menduduki peringkat teratas dalam korupsi.

Bagaimana kekuasan yang di rebut dengan jargon Islam  di negara islam lainnya ?  Lembaga transfaransi International, mengeluarkan Corruption Perception Index (CPI), dimana  Yaman, Sudan, Libya, Suriah ,Sudan Selatan , Somalia, Pakistan, Iran adalah negara yang termasuk buruk indek korupsi, bahkan jauh lebih baik Indonesia yang berbasis Pancasila. Memang petualang politik sangat suka dengan idiolgi di bungkus agama. Itu sebabnya ia punya cara mencocokan isyu agama yang bisa di makan kaum radikal: petuah dan petunjuk itu, tentang jihad atau perang, lahir dari tafsir yang diutarakan ulama. Makanya cara seperti inilah yang jika ”Islam” adalah nama bagi sebuah peradaban, yang terjadi adalah sebuah riwayat panjang tentang arus yang surut. Penyair muslim kelahiran India, Hussain Hali (1837-1914), yang menggambarkan bagaimana peradaban yang pernah jaya pada abad ke-8 itu akhirnya ”tak memperoleh penghormatan dalam ilmu/tak menonjol dalam karya dan industri”.

Yang kemudian berlangsung adalah Islam yang hanya memungut, cuma meminjam, dan tak bisa lagi memperbaharui. Terutama di dunia Arab, yang pada satu sisi bangga telah jadi sumber dari sebuah agama yang menakjubkan tapi di sisi lain gagal mengalahkan hawa nafsunya sendiri. Bagi setiap orang Islam yang peduli untuk merenungkannya, tiap benda yang kini hampir mutlak dipakai di kehidupan sehari-hari … mewakili sebuah penghinaan yang tak diucapkan—tiap kulkas, tiap pesawat telepon, tiap colokan listrik, tiap obeng, apalagi Sosial media berbasis IT ”. Bahkan terorisme—dari gagasan, gaya, serta peralatannya—datang pada abad ke-20 dari ”Barat” yang mereka haramkan. 

Lingkaran setan tak dapat dielakkan lagi. Merasa di pinggirkan dan kalah. Dalam lingkaran itu kebencian pun berkecamuk—gabungan antara kepada ”mereka” dan juga kepada diri sendiri. Tak mengherankan, di wilayah ini, si radikal berkelimun. Akankah ada kemenangan yang di janjikan Tuhan? Mungkinkah ada ? Saya percaya, kekalahan bukanlah hukuman tapi hanya kurang cerdas berjuang. Dengan syarat perlu melihat kekalahannya sebagai bagian dari pengalaman dan memandang pengalaman itu sebagai, seperti kata petuah lama, guru yang baik. Tapi saya sadar, mereka yang radikal akan sulit untuk bersikap demikian. Terutama ketika petualang politik memperkaya "ulama" untuk terus benci dengan jargon bahwa kekalahannya karena sikafir dan si murtad yang  lahir dari system thagut. Maka chaos diupayakan terjadi, surga yang kekal dijanjikan, maka memang kebodohan menjadi tak ada batasnya…

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...