Teman saya cerita bahwa putrinya
lulusan S2 jurusan Chemical dari universitas terkemuka di Amerika namun
putrinya lebih memilih menjadi guru musik untuk anak anak. Karena musik adalah
hobinya sejak dia masih kecil dan kini dia bahagia dengan pilihan hidupnya. Ada
juga sahabat saya yang insinyur Sipil tapi hidup sebagai consultant SDM. Karena
memang sejak kuliah dia senang bergaul dan sangat humanis. Pengetahuan SDM dia
pelajari secara otodidak. Dia bahagia dengan
pilihan hidupnya. William Henry Gates, Sr adalah seorang jaksa,
filantropis dan penulis buku Showing Up for Life: Thoughts on the Gifts of a
Lifetime asal Amerika Serikat. Walau kebanggaan dan kehormatan orang tua diukur
dari gelar kesarjanaan putra putrinya namun Ia tidak merasa rendah sebagai pejabat
negara dan orang terkenal ketika putranya memilih keluar dari Harvard
University hanya karena gandrung dengan hobi merekayasa software computer.
Belakangan putranya menjadi orang paling sukses dibidang software,dia adalah Bill
Gates. Thomas Alfa Edison, terpaksa dikeluarkan disekolah karena dinilai
terbelakang oleh gurunya namun ibunya mendukung kesenenangannya akan listrik
dan terbukti Thomas Alfa Edison berhasil menemukan lampu pijar. Dunia terang
karenanya. Banyak orang sukses dalam pendidikan namun karirnya berbeda dengan
latar belakang pendidikannya, bahkan kadang tidak ada hubungannya sama sekali
dengan pendidikannya. Walau banyak juga orang sukses dengan menggunakan gelar
kesarjanaannya namun yang pasti pendidikannya berangkat dari kesenangannya atau
minatnya. Itulah yang utama.
Nelayan menemukan layar,
karena tak ingin capek mendayung. Orang memasang bajak ke punggung sapi karena
enggan mencangkul. Begitu juga apa yang
dialami para biarawan Italia abad kegelapan saat belum ditemukannya angka arab,
ia harus mengalikan angka romawi CDXXXIV x IX, betapa susahnya. Karena
ditemukannya angka 0, perkalian itu menjadi lebih mudah. Orang tak ingin melakukan hal yang sama untuk hal yang sama atau yang bersifat rutinitas. Dengan komputer memungkinkan pekerjaan rutinitas bisa diselesaikan dengan cepat dan akurat dan memberikan orang bebas berkreasi tanpa terjebak dengan rutinitas. Orang malas mengingat semua address website yang tersebar di internet karenanya Larry Page dan Sergey Brin menemukan mesin pencari GOOGLE. Kemajuan dan keunggulan peradaban yang ada sekarang ini diciptakan oleh orang-orang yang merdeka jiwanya , tak mau memakai cara-cara lama dalam melakukan sesuatu. Ia bukan follower yang senang status quo. Kekuatan dari dalam atau inner power yang bisa mengangkat potensi terpendam orang bukanlah kecerdasan otaknya tapi karena kekuatan jiwanya terhadap sesuatu yang dia minati. Kekuatan jiwa itu ada karena panggilan jiwa. Kekuatan ini adalah berkah dari Tuhan. Orang yang bekerja dengan kekuatan jiwanya tidak akan nampak dia menyiksa diri dengan kerja kerasnya. Setiap keringat yang keluar adalah kebahagiaan baginya. Walau kadang kerja kerasnya tidak menghasilkan uang sebesar yang diharapkan atau mungkin kerja keras tidak medapatkan pujian. Namun slow but sure dia akan menjadi orang sukses yang hidup diatas kerja yang menyenangkan.
Lantas bagaimana bisa menemukan cara-cara jenial tersebut ? Gampang!, jalani hidup seperti permainan. Kita masih ingat bagaimana kita memperlakukan permainan pada masa bocah. Kita melakukan semuanya dengan senang, tanpa beban. tiap detik harus fun abis! karena dalam kondisi fun, otak menghasilkan neurotransmitter yang disebut endorphin, mirip morfin yang bisa menghilangkan rasa sakit dan menawarkan perasaan nyaman dan tenang. Dalam keadaan seperti itu maka ide-ide keren akan berebut bermunculan.Agar tetap bisa senang, lakukan apa yang menurut anda adalah panggilan jiwa anda. ide seperti ini sebenarnya sudah pernah diulas oleh paulo coelho dalam novel fenomenal sang alkemis. Coelho menyebutnya dengan legenda pribadi. Itu sebabnya saya tidak pernah memaksa anak anak saya mau ambil jurusan apa kuliahnya.Saya ingin apapun yang dia pelajari adalah karena dia menikmati pelajaran itu,dan dia merasa happy atas pilihannya. Karenanya jangan pernah mendikte anak seperti apa yang anda inginkan.Tugas anda adalah memberikan rasa aman kepada anak bahwa dia punya kebebasan melakukan apapun yang dia senangi. Sekecil apapun prestasi anak, jangan pernah abaikan tapi pujilah setinggi langit. Tugas kita sebagai orang tua hanyalah mengenalkan dunia kepada anak dan membiarkan dia melihat dan merasapi semua hal sehingga dia bisa menemukan moment terindah menentukan pilihannya. Ketika dia memilih dia akan bersuka cita dengan hidupnya dan tak akan pernah berhenti bersyukur dengan kehidupan yang diberikan Tuhan kepadanya.
Lantas bagaimana bisa menemukan cara-cara jenial tersebut ? Gampang!, jalani hidup seperti permainan. Kita masih ingat bagaimana kita memperlakukan permainan pada masa bocah. Kita melakukan semuanya dengan senang, tanpa beban. tiap detik harus fun abis! karena dalam kondisi fun, otak menghasilkan neurotransmitter yang disebut endorphin, mirip morfin yang bisa menghilangkan rasa sakit dan menawarkan perasaan nyaman dan tenang. Dalam keadaan seperti itu maka ide-ide keren akan berebut bermunculan.Agar tetap bisa senang, lakukan apa yang menurut anda adalah panggilan jiwa anda. ide seperti ini sebenarnya sudah pernah diulas oleh paulo coelho dalam novel fenomenal sang alkemis. Coelho menyebutnya dengan legenda pribadi. Itu sebabnya saya tidak pernah memaksa anak anak saya mau ambil jurusan apa kuliahnya.Saya ingin apapun yang dia pelajari adalah karena dia menikmati pelajaran itu,dan dia merasa happy atas pilihannya. Karenanya jangan pernah mendikte anak seperti apa yang anda inginkan.Tugas anda adalah memberikan rasa aman kepada anak bahwa dia punya kebebasan melakukan apapun yang dia senangi. Sekecil apapun prestasi anak, jangan pernah abaikan tapi pujilah setinggi langit. Tugas kita sebagai orang tua hanyalah mengenalkan dunia kepada anak dan membiarkan dia melihat dan merasapi semua hal sehingga dia bisa menemukan moment terindah menentukan pilihannya. Ketika dia memilih dia akan bersuka cita dengan hidupnya dan tak akan pernah berhenti bersyukur dengan kehidupan yang diberikan Tuhan kepadanya.
Karena pada akhirnya hidup bukanlah
sesuatu yang rumit. Hidup itu sederhana. At the end of the day, it's not what I
learned but what I taught, not what I got but what I gave, not what I did but
what I helped another achieve that will make a difference in someone's
life....and mine" Ini menyiratkan bahwa pada akhirnya hakikat manusia
bukanlah mendapatkan tapi memberi…dan itu hanya mungkin bila kita berbuat
dengan tanpa beban...