Thursday, July 24, 2014

Kehendak Allah...

Ambisi Prabowo untuk menjadi Presiden sudah ada sejak tahun 1998. Ia pernah berkata bahwa dia menyesal  tidak melakukan kudeta  pada tahun 1998 itu. Tahun 2004 dia mencoba tampil sebagai capres melalui Konvensi Partai Golkar tapi gagal karena terhalang Wiranto yang lebih ungggul daripadanya. Tahun 2009 dia maju sebagai cawapres mendampingi  Ibu Megawati sebagai capres,tetapi gagal oleh elektabilitas dari SBY. Setelah itu Prabowo focus dengan membesarkan partainya. Selama lima tahun dia mendatangi hampir semua kota di Indonesia, hadir disemua forum interlektual dan universitas di Indonesia untuk  mempresentasikan visi Indonesia bangkit. Ia juga diundang oleh berbagai universitas terkemuka diluar negeri seperti  Singapore , China, Korea untuk menyampaikan pidato tentang visinya. Prabowo selalu rajin mengiklankan dirinya disemua media massa dengan slogan “ kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi” karenanya dia dikenal luas oleh seluruh rakyat Indonesia, salian itu ia memang pemimpin HKTI dengan basis tani dan nelayan diseluruh Indonesia.Ketika verifikasi KPU untuk Pemilu tahun 2014, Partai Garindra menjadi salah satu Partai dengan infrastruktur terbaik dengan menjangkau cabang di semua kabupaten/kota dan provinsi. Semua itu tentu memakan ongkos mahal. Prabowo bersyukur karena ada adiknya, Hashim Djoyohadikusomo sebagai penyandang dana yang selalu ada untuk mendukung ambisinya menjadi RI-1..

Ketika Prabowo masuk dalam putaran pemilu melalui Pilpres berhadapan dengan Jokowidodo –Jusuf Kalla ,dia didukung bukan hanya oleh partainya (Garindra) tapi juga oleh Partai  Golkar, PAN, PPP, PBB. Semua ormas Islam sebagian besar ada bersama  Prabowo. Apabila digabungkan suara hasil pileg seluruh partai yang mendukungnya maka totalnya adalah 52 persen dari jumlah keseluruhan kursi di DPR atau sebesar 292 kursi. Bandingkan dengan koalisi Jokowi- Jusuf Kalla yang terdiri dari PDIP,Hanura,PKB, dan Nasdem.Total suara pileg dari partai pendukung itu 39,32%. Jadi kalaulah dengan asumsi mereka yang memilih pada pileg tetap konsisten mengikuti kemana partainya berkoalisi maka dapat dipastikan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa akan menjadi pemenang. Ini pertarungan yang gampang ditebak. Selain itu kekuatan akar rumput PKS dan PPP mampu melakukan panetrasi black campaign bahwa Jokowi keturunan China, Syiah, kafir , korupsi, didukung PDIP yang pro PKI dll.Ini berdampak sangat luar biasa menekan electabilitas jokowi. Hampir sebagian besar umat islam aliran keras menolak memilih Jokowi. Hasil survei lembaga Survey pada bulan Mey , electabilitas  Jokowi semakin menurun , dan sementara Prabowo semakin naik.Pada bulan Juni hasil survery menunjukan perbedaan elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo semakin tipis. Bahkan ada laporan Survei yang sempat mengunggulkan Prabowo.Saya yakin ketika itu memang Jokowi sulit bisa menang.

Dengan keadaan diatas angin itulah , Prabowo penuh percaya diri akan berhasil memenangkan pilpres. Impian menjadi RI-1 yang bermukim di Istana Merdeka sudah ada didepan mata. Apalagi pada moment menjelang tanggal pemungutan suara , SBY melepas posisi netralnya dengan mengizinkan Partai Demokrat bergabung bersama Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo. Selain itu ada Hatta Rajasa sebagai capres yang juga adalah besan SBY. Maka lengkaplah keyakinan Prabowo kemenangan dipihaknya. Anda bisa bayangkan bahwa ada 50 kepala daerah (walikota ,bupati , gubernur) diseluruh Indonesia yang berasal dari partai koalisi pendukungnya. Sementara kita tahu bahwa peran KPU-D sangat ditentukan dukungan Kepala Daerah. Disisi lain Cawapresnya,Hatta Rajasa  adalah besan SBY yang juga kepala negara dan kepala pemerintahan. Artinya Prabowo didukung luar biasa oleh  elite politik yang kini berkuasa baik di Parlemen maupun dipemerintahan. Tentu dapat dipastikan bahwa Prabowo tidak mungkin akan dicurangi. Karena mesin politik dan mesin kekuasaan para pendukungnya baik dipusat maupun didaerah akan bertindak sebagai pengawal untuk memastikan semua proses pilpres menguntungkan Prabowo-Hatta. Tapi apa yang terjadi kemudian? Tanggal 9 juli setelah pemungutan suara, hasil quick count dari lembaga survey yang kredibel menyatakan pemenangnya Jokowi-JK. Namun ini ditangkal dengan cepat oleh Prabowo- hatta melalui hasil survei lembaga yang kredibilitasnya dipertanyakan. Pada saat ini  team sukses Prabowo tidak mempercayai quick count. Mereka lebih percaya kepada KPU.

Team Prabowo sudah mengetahui pasti Jokowi-JK unggul namun mereka berharap KPU bisa membalik keadaan? Itu sebabnya dengan lantang mereka berkata bahwa quick count dilakukan lembaga yang pro kepada Jokowi, jadi pasti tidak fair.Dan lagi quick count bukan real count. Dengan penuh keyakinan mereka berargumen bahwa meski potensi kecurangan tetap ada, kubu Prabowo-Hatta yakin sekecil apa pun kecurangan dapat dideteksi dan diantisipasi KPU. KPU sudah meyakinkan seluruh lapisan masyarakat akan hal itu. Bahwa KPU bukan hanya satu lembaga yang pegang (formulir C), tapi semua pihak seperti Bawaslu,perserta pilpres ,DKPP juga memegangnya, sehingga semua pihak punya hak kontrol. Apalagi KPU mempunyai kebijakan dimana data pilpres bisa diakses melalui website KPU sehingga semua bisa memantau. Prabowo berkeyakinan tanggal 22 juli KPU akan memenangkannya. Karena itu yang diyakinkan oleh pihak undertaker kemenangannya, yang katanya mampu "mengatur" KPU. Tapi nyatanya pihak undertaker kemenangannya last minute saat akan diadakan rekap KPU justru keluar dari commitment. Maka walau sangat menyakitkan , Prabowo terpaksa menggunakan exit strategy nya dengan menyatakan munarik diri dari proses pilpres. Exit strategy yang akan dilakukannya melalui MK akan kontraproduktif. Upaya lainnya seperti mencari cari kesalahan Jokowi –JK untuk me delegitimasi kemenangan akan semakin mempermalukan Prabowo. Mahfud MD mengatakan bahwa sebetulnya sejak adanya keputusan KPU tanggal 22 Juli maka the game is over. Ini seharusnya disadari tim sukses Prabowo agar memberi saran kepadanya untuk kalah tanpa kehilangan kehormatan.

Kemenangan  Jokowi adalah kehendak Allah. Pada Ali-Imran 26 Allah berfirman " Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." Sehebat apapun kekuatan manusia untuk menghalangi Jokowi menjadi presiden namun bila Allah berkehendak tak ada yang bisa menghalangi.  Sehebat apapun Prabowo dengan segala resource yang dimiliki namun  kalau Allah berkehendak maka dengan mudah dia terhinakan akibat kekalahannya. Kemenangan Jokowi adalah kemenangan mereka yang merindukan islam menjadi agama cinta untuk membela kaum duafa. Firman Allah SWT dalam surat Al-Qoshash ayat 6, “Dan kami (Allah) akan menolong kaum dhu’afaa di muka bumi dan menjadikan mereka pemimpin dan orang-orang yang akan mewarisi (bumi).” Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya kemenanganmu adalah bersama-sama dengan kaum dhu’afaa.”Itulah keyakinan Jokowi ketika menerima tugas sebagai Capres dari PDIP. Dia berbuat untuk cinta dan kasih sayang, sebagai caranya beribadah kepada Allah.Apapun yang terjadi itulah kehendak Allah dan jokowi menerima itu dengan rendah hati..

No comments:

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...