Thursday, July 26, 2012

Keadilan buat semua


Dua bulan lalu dalam satu kesempatan saya diajak teman dalam presentasi project pembangunan kawasan di China. Teman ini sebagai team perancang pembangunan kemunitas. Jadi spesialisasinya bukan dibidang pembangunan phisik tapi adalah pembangunan social budaya kawasan. Mengapa diperlukan team ahli soal social dan budaya ? Pertanyaan ini saya ajukan keteman karena biasanya pembangunan kawasan lebih kepada pendekatan marketing. Bagaimana design bangunan, infrastruktur dan daya tarik lainnya yang sehingga membuat orang merasa modern tinggal dikawasan itu, dan akhirnya membeli. Teman itu tersenyum sambil menjelaskan bahwa kawasan itu dibangun untuk manusia , bukan untuk hewan. Maka pendekatan design kawasan haruslah sesuai dengan culture yang sudah exist di wilayah itu. Bila pembangunan tidak memperhatikan factor culture maka yang ada tak lebih seperti tubuh/jasad tanpa ruh. Banyak sudah contoh betapa project pembangunan kawasan menjadi kawasan exlusive yang tak memberikan dampak berganda apapun bagi lingkungan sekitarnya.

Untuk sampai tahap ini penjelasannya dapat saya pahami. Dan bertambah paham saya ketika dia mengatakan bawha apa jadinya suatu kawasan tumbuh tanpa mendapat dukungan dari kawasan lainnya? Tentu pertumbuhan berkelanjutan tidak akan tercapai. Suatu saat akan stuck. Bila stuck maka dengan sendirinya akan runtuh. Lihatlah California yang dibangun dengan design hebat namun mengabaikan factor cultural , dan kini terpaksa di negosiasikan untuk di outsourcing kan kepada China karena Negara Bagian California tidak ada anggaran cukup untuk menjamin pertumbuhan berkelanjutan. Mungkin California dengan keberadaan universitas terbaik didunia hanyalah menghasilkan lulusan yang buta budaya, kecuali memaksakan diri menerapkan konsep tanpa peduli budaya. Pemerintah Negara Bagian California percaya bahwa China mampu mengelola dengan baik.  Lantas apa kebaikan dari china , konkritnya. Itu pula yang saya ingin tahu lebih banyak.

Teman itu menjelaskan rencana detail project yang akan dibangun. Bahwa project itu dibangun dengan visi sederhana bahwa bagaimana menjadikan potensi wilayah itu dapat berkembang dengan optimal tanpa kehilangan indentitasnya. Riset membuktikan bahwa wilayah itu kaya akan sumber daya alam berupa tanaman apotik atau herbal. Sudah dikenal dari ribuan tahun lalu bahwa wilayah itu sebagai sumber kebutuhan industry obatan tradisional China.  Ada ribuan pabrik di China yang mendapatkan pasokan bahan baku dari wilayah ini tapi mengapa wilayah ini tetap tidak berkembang. Apa masalahnya ? Masalah dapat diketahui bahwa, pertama, rendahnya kualitas SDM untuk mengelola industry. Kedua, rendahnya kualitas SDM mengelola paska panen. Ketiga, rendahnya insfrastruktur kepada pasar, keempat, rendahnya putaran modal sehingga petani terjebak dengan rente ekonomi lewat penguasaan pasar oleh pemilik modal.

Keempat masalah itu adalah masalah umum bagi setiap wilayah. Namun hasil riset yang menggabungkan faktor social budaya berhasil menemukan titik persoalan yang sebenarnya. Bahwa wilayah berkembang namun keluar dari jalur sosial dan budaya. Pertumbuhan wilayah nampak kepermukaan tapi tetap tidak bisa menyelesaikan masalah utama wilayah itu.Dikawatirkan dalam jangkan panjang wilayah ini akan stuck dan akhirnya hancur. Ini harus dikembalikan kejalurnya. Bagaimana solusinya ?  Solusinya adalah pemerintah China akan me revitalisasi wilayah dengan membangun  kota baru yang berbasis kepada potensi wilayah itu sendiri. Strategi yang ditetapkan adalah menjadikan wilayah itu sebagai  pusat industry Obat tradisional. Untuk itu Pemerintah Pusat memberikan kebijakan bahwa seluruh industry Obat tradisional China harus  pindah ke kota baru itu. Ini artinya ada lebih dari 15.000 industri akan masuk kekota baru itu. Dengan adanya industry obat tradisional di wilayah ini maka dipastikan petani mempunyai akses langsung kepada pasar. Para petani yang tergabung dalam koperasi akan menjadi pemasok utama pabrik tersebut. Pemerintah juga memberikan inseptif kepada pengusaha yang merelokasi pabriknya kewilayah itu dalam bentuk bebas pajak. Pada waktu bersamaan Pemerintah juga akan menyiapkan Pusat riset herbal diwilayah itu, dengan dilengkapi pelatihan olah tanam dan paska panen kepada seluruh Petani. Dari kehadiran 15000 industri maka dapat dipastikan terjadi multiflier efek dalam bentuk tumbunya kawasan itu dengan hadirnya usaha pendukung seperti perbankan, asuransi, hotel, restoran, tempat hiburan, dan lain sebagainya.

Yang jadi masalah adalah Pemerintah Pusat tidak memberikan anggaran satu sen pun kepada wilayah itu. Lantas bagaimana Pemda menyiapkan anggaran ? Ternyata team terpadu yang dibentuk oleh PEMDA juga adalah sukarelawan yang bertugas menjahit semua aspek dalam satu paket peluang investasi. Team relawan inilah yang melakukan pendekatan kepada investor dan sekaligus menawarkan struktur pembiayaan dengan berbagai alternative. Setiap struktur pembiayaan itu tentu berhubungan dengan kesediaan pemerintah pusat dan pemda memberikan payung hukum agar investor punya kepastian hukum. Salah satu investor terpilih untuk menjadi developer. Dana yang diperlukan membangun kota itu sebesar USD 40 miliar atau Rp. 360 triliun. Ini bukanlah jumlah sedikit. Apakah investor ada uang sebanyak itu ? Ini bukan soal uang ditangan tapi smart solution untuk mendapatkan financial resource. Caranya adalah penerbitan unit obligasi berbasis revenue. Sudah dapat dipastikan peminatnya banyak karena ada kepastian kenaikan harga tanah kawasan setelah selesai dibangun.

Setelah unit obligasi berbasis revenue terjual , maka dananya ditempatkan pada bank yang akan memberikan jaminan pembiayaan project kepada kontraktor melalui mekanisme turn key. Para kontraktor mendapatkan kredit kontruksi dari bank untuk menyelesaikan pembangunan. Yang berkaitan dengan infrastruktur umum seperti Jalan raya menuju bandara, pelabuhan laut , power plant di bail out oleh pemerintah setelah project selesai dibangun, tentu dengan memberikan yield tertentu kepada developer. Para pemilik Revenue bond mendapatkan yield dari kenaikan harga tanah dan value project , yang likuiditasnya dijamin sesuai harga pasar yang berlaku.  Yang menarik adalah bagaimana peran pendekatan social dan budaya atas pembangunan wilayah itu ? Design pembanguna menggunakan system block dengan silang keterkatian antara industry dan pergudangan dengan kawasan perumahan , antara zona komersial seperti hotel, perkantoran, Pasar, hiburan dll dengan UKM dan perumahan. Antar block ada interexchange yang merupakan kawasan hijau dan kawasan terbuka yang memungkinkan tumbuhnya zona komersial pendukung.

Dari pembangunan kawasan itu, dipastikan antar sector saling terhubung bukan hanya dalam bentuk budaya dan social tapi juga dalam bentuk phisik. Apa yang terjadi? Tidak ada kecemburuan social. Tidak ada kemacetan, tidak ada tanah emas karena setiap jengkal tanah punya harga yang sama. Para petani menikmati kemakmuran dari lahan yang mereka punya dan sesuai dengan budaya mereka sebagai petani. Terjadinya arus orang kota kedesa karena peluang terbuka luas didaerah, dan tentu mengurangi masalah social akibat urbanisasi dikota besar. Demikian yang saya ketahui dari teman bagaimana sebuah kota dirancang. Menurutnya semua orang bisa merencanakan kota yang baik tapi masalahnya adalah bagaimana menjauhkan nafsu rakus menguasai kawasan oleh segelintir orang. Caranya adalah melalui revenuebond dimana dana mengalir dari banyak orang untuk kepentingan banyak orang pula. Maka yang terjadi adalah keadilan bagi semua, dan disitulah fungsi negara.

Sunday, July 15, 2012

Akhir yang baik...


“Kerendahan hati merupakan cerminan kecerdasan spiritual seseorang. Pribadi yang rendah hati dan pandai menghargai orang lain adalah pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi. Unsur penting yang diperlukan dalam pembentukan karakter pribadi mulia.”
***
Kemarin malam saya dapat kabar dari teman bahwa sahabat saya terpilih sebagai walikota disebuah kota di Sumatera Barat. Saya sempat terkejut. Karena sepengetahuan saya sahabat ini tidak pernah cerita banyak soal niatnya menjadi Walikota. Bahkan dua minggu lalu, dia masih sempat bersama rombongan Pemerintah dan DPR ke Beijing untuk urusan Negara. Artinya kalau memang ada niat untuk ikut dalam PILKADA tentu tidak mungkin dia berangkat ke Beijing. Apakah memang dia tidak serius dan akhirnya tidak punya pilihan bila dia terpilih sebagai walikota dalam PILKADA ? Kebetulan saya lagi diluar negeri, untuk itu saya langsung menelphonenya melalui saluran international. Saya mengucapkan selamat dan pembicaraan cukup singkat karena dia terkesan sibuk. Keesokan siangnya dia menelphone saya. Dia menjelaskan bahwa memang benar dia tidak berniat dan tak berambisi untuk jadi Walkota. Namun teman teman serta tokoh masyarakat menginginkan dia tampil. Dia masih tidak menanggapi serius dorongan itu. Detik detik akhir pencalonan , dia mendapatkan surat Perintah dari DPP Partainya untuk ikut dalam PILKADA. Dia sempat bingung.Karena tidak ada persiapan, apalagi dana untuk kampanye.

Ditengah tengah kebingungan itu, para tokoh masyarakat terus mendorongnya untuk menerima tugas dari DPP itu dan memang masyarakat menginginkan dia tampil menjadi pemimpin dikota itu. Dia baru menyadari bahwa didepannya ada cobaan termaha berat. Tak ada yang bisa dia lakukan kecuali meminta pertolongan kepada Allah. Mungkin dia teringat akan baginda Rasul pernah bersabda kepada sahabatnya “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberinya karena engkau mencarinya engkau akan dibiarkan mengurusi sendiri (tidak Allah bantu). Tetapi jika engkau diberinya tanpa mencarinya maka engkau akan dibantu (Allah l) dalam mengurusinya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim). Itulah sebabnya, setelah bertemu dengan tokoh masyarakata, dia masuk kedalam masjid. Dia sembahyang dan berdoa kepada Allah. Setelah itu dia mendapatkan ketenangan. Didepan saya,  katanya, ada ladang ibadah termaha agung dan dihadapan saya ada jalan , tepatnya persimpangan jalan; kekanan , jalan kemuliaan untuk berkorban demi amanah , demi perintah Allah. Kekiri, jalan setan untuk hidup bermegah diatas tumpukan kemewahan dan pujian dari banyak orang. Ya kekuasaan adalah  sumber fitnah terbesar, dan tanpa pertolongan Allah, tidak ada manusia bisa selamat dari fitnah itu...

Mengapa kekuasaan itu sumber fitnah ? pada kekuasaan itu melekat pakaian yang mudah dikenanakan dan memang tersedia akibat system kekuasaan, yaitu kesombongan dan akhirnya lupa dengan amanah yang harus dibela dan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak. Bagi orang beriman, hidup adalah proses mencapai kesempurnaan. Kesempurnaan iman adalah jauh dari sifat sombong. Sebagaimana firman Allah “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 83). Dalam setiap kesempatan bertemu dengan sahabat saya itu , saya tahu percis dia adalah pribadi yang rendah hati. Padahal dia lulusan terbaik dari Universitas Terkemuka di Indonesia, hafal Al quran , aktifis kemanusiaan sejak masih duduk di bangku kuliah. Dia pendengar yang baik dan bisa menyembunyikan perasaannya dihadapan orang lain walau mungkin pendapat atau sikap orang lain itu tidak dia inginkan. Bila dia berbicara yang dikedepankan adalah prasangka baik dan rasa hormat. Gaya hidupnya sangat sederhana dan murah senyum.

Kini dia telah menjadi walikota. Suatu jabatan yang tak pernah dikejarnya dan ketika datang, dia berserah diri kepada Allah. Semoga dia tetap istiqamah dalam menjalani kehidupan ini. Sebagaimana dia pernah berkata, saya ingin menjadi diri saya sendiri yang bermanfaat bagi orang lain, tak penting dimana saya harus berada. Karena pada akhirnya semua kita akan kembali kepada Allah dan nilai kita adalah keikhlasan berbuat karena Allah. Sebagai penutup saya ingin mengingatkan satu puisi dari Taufik Ismail. Pujangga hebat dari Sumatera Barat.

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
Yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
Yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul di pinggir jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
Tentu harus ada awak kapalnya..
Bukan besar kecilnya tugas
Yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu..
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

Wednesday, July 11, 2012

Miskin karena malas ?


Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie. Saat menjadi pembicara dalam seminar Badan Eksekutif Mahasiswa-Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama se-nusantara di kampus Unipdu Rejoso, Peterongan, Jombang, Minggu (8/7/2012), Marzuki Alie mengatakan, "orang miskin itu karena salahnya sendiri, karena dia malas bekerja. Selain itu, petinggi partai Demokrat itu mengurai persoalan kemiskinan sebagai persoalan pribadi (personal). Katanya, tidak ada orang miskin  yang disebabkan oleh orang lain. "Salah sendiri malas. Kalau mau usaha, pasti tidak miskin," demikian katanya.  Benarkah begitu?  Satu kesempatan saya bertemu dengan teman dalam suatu acara investment road show yang berkaitan dengan satu project di Indonesia. Teman ini seorang fund manager yang bekerja di Shanghai. Dia mengatakan karena budaya malas dari pejabat Negara lah yang memungkinkan pasar investasi untuk pengelolaan sumber daya Alam ini terjadi. Saya sempat terkejut. Lanjutnya, bagaimana  mungkin begitu kayanya sumber daya alam Indonesia tapi diobral kepada orang asing. Kemana orang pintar dan penjabat anda. Katanya sambil menggeleng gelengkan kepala. Bukankah kemerdekaan bangsa itu bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada diatas semangat kemandirian untuk kemakmuran. Demikian tanyanya yang mungkin tak mudah kita jawab. 

Tapi bagi China,  kata teman itu, untuk mencapai kemandirian itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Ia butuh kerja keras dari semua pejabat Negara yang berada di executive, legislative, yudikative. Mereka bahu membahu bekerja keras siang dan malam untuk membuat rencana , mengornisirnya dengan baik agar terlaksana dengan efektif dan efisien , serta mengawasinya dengan ketat agar strategi berjalan dengan baik meraih tujuan. Para pejabat dari pusat hingga daerah mempunya visi yang sama bahwa kemakmuran tidak mungkin didapat dari bantuan orang asing, tidak mungkin dari investasi asing dengan mengorbankan sumber daya alam. Kemajuan hanya mungkin lewat penguasaan tekhnologi, produksi, pasar dan penguatan system moneter maupun fiskal. Mereka berpacu dengan waktu, karena setiap tahun ada jutaan orang lahir kedunia yang butuh infrastructure dan lingkungan untuk hidup dan berkembang. Sementara masih ada sebagian yang tertatih tatih butuh peluang untuk bangkit dari kemiskinan. Dari keadaan inilah membuat pejabat china tidak bisa tidur nyenyak apalagi bersantai. Seorang pejabat china pernah berkata kepada saya bahwa dia merasa duduk diatas bara. Sedikit saja dia terlambat mengambil kebijakan dan solusi ada jutaan orang yang akan terkapar.

Demikian china membangun dan demikian hasil yang kini kita lihat dimana dari kehancuran setelah revolusi kebudayaan kini mereka menjadi kekuatan ekonomi nomor dua didunia. Keberhasilan China bukan hanya didukung oleh pejabat yang mampu bekerja keras tapi didukung oleh budaya kerja keras rakyatnya. Dua duanya saling mendukung untuk kemajuan. Pemerintah menyediakan peluang , sarana dan prasarana agar rakyat yang bekerja keras hari ini dapat menikmati kemakmuran besok.  Beda dengan Indonesia. Negara dikelola oleh segerombolan orang yang pemalas. Budaya menunggu dan lebih banyak berdiskusi tapi miskin tindakan. Kalaupun ada tindakan maka yang ditempuh adalah short cut. Bagaimana mendatangkan dana ke APBN untuk membiayai organisasi Negara yang boros dan culas. Caranya sederhana; bebaskan izin agar asing yang membawa modal dan tekhnologi mau mengelola sumber daya alam. Kalau ada BUMN yang merugi karena salah urus bukannya di evaluasi untuk diperbaiki namun memilih untuk dijual kepada asing atau swasta. Negara tinggal menikmati pajak dan bila pendapatan pajak masih kurang maka terbitkan surat hutang. 

Untuk memenuhi konsumsi mereka yang kaya dari rente business akibat penguasaan sumber daya alam dari asing maka pejabat  tidak mau repot mendesign kemandiran Produksi dalam negeri untuk memenuhi konsumsi itu. Daripada berlelah merencanakan indusri hulu dan hilir dengan dukungan riset maka lebih baik buka kanal import agar barang tersedia dietalage. Daripada berlelah dan bersusah memompa produksi pertanian lebih baik import. Akibatnya jalanan macet diisi oleh kendaraan buatan jepang, korea, eropa dan Amerika. Penumpang angkutan darat laut udara, dilayani oleh alat transfortasi buatan asing. Produk pertanian import membanjiri pasar dalam negeri dan petani keok.  Daripada berlelah merencanakan dan membangun kekuatan rakyat menyediakan distribusi barang maka lebih baik mengizinkan asing mengurusnya. Maka gerai raksasa asing hadir disemua sudut kota dan desa. Dari pada berlelah lelah membuat perencanaan undang undang yang qualified berdasarkan standar ilmiah maka lebih baik tiru Negara lain. Maka studi banding para anggota legislative menjadi marak. Anggaran berjuta juta dollar terkuras untuk menikmati perjalalanan dari sekelompok orang malas ini. Dari anggaran kemalasan ini saja,tingkat impelementasi APBN masih tergolong rendah atau hanya 70% anggaran terpakai. Memang pejabat malas dan super malas.

Benarkah rakyat Indonesia malas ? tanyalah kepada orang Hong Kong , Arab, Malaysia, Korea,Taiwan. Setiap tahun permintaan buruh migran asal Indonesia terus meningkat.  Para pengguna tenaga kerja asal Indonesia itu bukan orang tolol yang mau membayar mahal tanpa manfaat yang jelas.  Apa sebab? Karena etos kerja orang Indonesia dinilai mereka paling baik dibandingkan Negara lain. Tidak akan terbangun gedung tinggi dan infrastruktur ekonomi tanpa keterlibatan buruh migran asal Indonesia. Tidak akan nyaman para suami instri yang bekerja di hong kong dan Arab tanpa kehadiran PRT asal Indonesia. Ini fakta. Mengapa mereka terkesan malas di Indonesia ? mereka tidak malas!. Mereka smart. Karena mereka merasa di zolimi sebagai petani , nelayan  bila pendapatannya lebih rendah dibandingkan mereka jadi kuli di  negeri jiran atau jadi pengemis dijalanan. Jadi kemiskinan  bukanlah disebabkan oleh kemalasan rakyat tapi karena para pejabat Negara memang pemalas menggunakan segala sumber daya, serta pengetahuannya untuk membangun system yang memungkinkan orang bekerja keras mendapatkan hasil yang manusiawi. 

Jadi apa yang dikatakan oleh Marzuki Alie mungkin ada benarnya kalau yang dia maksud adalah kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh pejabat Negara yang malas, culas , korup dan tidak punya empati seperti dia…

Saturday, July 07, 2012

Ekonomi kearifan


Waktu di pesawat disebelah saya duduk pria bule. Awalnya kami bersediam sambil asyik dengan buku bacaan masing masing. Namun satu jam dalam penerbangan, dia menegur saya dengan menanyakan buku yang sedang saya baca. Saya perlihatkan buku itu yang berjudul the great Arab Conquests. Dia tersenyum sambil menanyakan apakah saya muslim. Saya mengangguk dengan tegas. Dari sini kami mulai asyik berbicara. Barulah saya tahu bahwa dia seorang banker yang mempunyai posisi sebagai VP di Singapore. Dia berkeluh kesah karena keadaann ekonomi global yang tidak kondusif. Dia juga menyalahkan system ekonomi saat ini yang merantai tangan pemerintah untuk perkasa mengatur. Saya hanya diam sambil mengaminkan. Namun ada yang mulai membuat saya tertarik untuk memberikan perjelasan ketika dia menyinggung tentang keberadaan Bank syariah yang katanya hanyalah symbol agama dalam marketing business perbankan. Essensinya tetap tidak beranjak dari system perbankan konventional.

Saya katakan kepadanya bahwa sebetulnya dalam islam tidak ada ajaran tentang perbankan. Yang ada adalah Baitul Maal. Mengapa sampai ada bank syariah? Tanya nya. Menurut saya bahwa itu karena kesepakatan para ulama yang mencoba menerapkan hukum islam dalam system perbankan yang mana dizaman Nabi tidak ada. Umat islam percaya. Namun bagaimanapun, dalam tataran implementasinya tergantung dari manusia itu sendiri. Apakah dia mau mengikuti prinsip ajaran islam dengan benar ataukah dia bermain main dengan symbol agama untuk keperluan bisnisnya. Dia nampak terkesan dengan penjelasan saya. Diapun mengakui bahwa pada awalnya memang ekonomi itu lahir dari kebijakan agama seperti gereja, yang dikenal dengan hukum trustee. Tapi belakangan pada awal abad 17 , ketika adanya revolusi industry, keadaan ini mulai berubah. Agama dan ekonomi terpisah. Ia berjalan sendiri sendiri. Akibatnya batasan moral menjadi subjective , dan akhirnya kepentingan pelaku ekonomi lebih dominan. Kerakusan dan keculasan menjadi bumbu system ekonomi yang akhirnya menjadi biang ketidak adilan dan memicu terjadi krisis ekonomi, katanya.

Lantas bagaimana sebetulnya system ekonomi dalam islam? Tanyanya. Menurut saya bahwa islam punya system tersendiri. Didalamnya ada kandungan filsafat yang menjadi dasar berpikir dan bersikap umat islam dibidang ekonomi. Bahwa alam semesta, langit dan bumi berserta isinya termasuk harta yang ada pada manusia adalah milik Allah. Mengapa ? karena Allah yang menciptakan dan mengkaruniakannya kepada seluruh manusia ( QS 20:6, 5:120). Manusia hanya diberi hak mengurus dan mengelolanya, bukan memilikinya. Hak mengurus dan mengelola itu akan dipertanggung jawabkan kelak diakhirat. Kami umat islam percaya itu.  Jadi filsafat ekonomi islam dengan tegas  menempatkan Tuhan sebagai titik awal dan titik akhir dari semua permasalahan ( QS 2:156).  Kalau begitu, apakah nilai nilai dasar dari filsafat ekonomi islam itu sendiri. Karena, katanya, dia ingin membandingkan secara konkrit dengan system ekonomi lainnnya seperti kapitalis, sosialis , komunis yang masing masing mempunyai seperangkat nilai nilai sebagai struktur bangunan.

Saya katakanya bahwa nilai dasar dalam islam dibangun dari tiga hal yaitu nilai kepemilikan, keadilan, persaudaraan dan kebersamaan. Pertama kepemilikan, islam menegaskan bahwa kepemilikan itu bersifat relative, karena pemilik hakiki dari segala sesuatu adalah Allah ( QS 2:107). Jadi kami umat islam percaya bahwa apapun yang ada pada kami maka itu tak lain adalah titipan dari Allah dan kami mengemban tanggung jawab atau kepemilikan itu. Makanya harus dipergunakan sesuai dengan apa kata Allah. Apa yang Allah mau ? kepemilikan itu harus mempunyai fungsi social.  Kedua adalah keadilan. Semua umat islam percaya bahwa setiap mereka dituntut untuk menegakkan keadilan ( QS. 5:8) dan menghormati hak orang lain. Ini artinya dalam bidang ekonomi  umat islam harus menghindari perbuatan yang merugikan orang lain. Tidak boleh ada iklan yang menipu dengan tujuan menaikkan laba berlipat. Tidak boleh merekayasa pasar untuk menguasai pasar. Tidak boleh menguasai barang dan produksi untuk mengatur harga dipasar. Tidak boleh ada perjanjian yang merugikan pihak lain atau mereka yang lemah. Dan lain sebagainya.

Ketiga, persaudaraan dan kebersamaan. Umat islam percaya bahwa manusia adalah bersaudara karena dia sama sama diciptakan dari tanah ( QS 6:2) dan sama sama keturunan Adam ( QS 4;1). Artinya dalam islam , setiap orang harus  menjunjung tinggi nilai nilai persaudaraan dan kebersamaan ( QS 49:10). Dalam konteks ekonomi, dia harus berbuat sesuatu dengan hartanya agar mampu mendorong terciptakan perluasan kesempatan bagi orang lain. Jadi islam tidak mengenal individualistis. Tidak mengenal pengelompokan untuk kepentingan kelompok seperti konglomerasi dll. Yang ada adalah satu untuk semua dan semua untuk satu dengan satu tujuan beribadah kepada Allah. Kembali nampak dia terpesona dengan uraian saya tersebut. Lantas bagaimana mengimplementasikan nilai nilai tersebut. Maaf terkesan utopis, katanya. Saya jelaskan bahwa ini bukan utopis yang tidak mungkin dilaksanakan. Islam punya instrument untuk terbangunnya nilai nilai tersebut. Apa? Jelaskan kepada saya. Katanya.

Intrument atau alat untuk terbangunnya nilai nilai islam itu ada lima yaitu pertama, kewajiban membayar zakat ( QS 2:43). Karena dalam pandangan islam, setiap harta yang dimiliki ada hak orang lain dan karena itu harus dikeluarkan zakat untuk diberikan kepada yang berhak menerima ( QS 9:61).Kedua, jaminan social. Setiap umat islam bertanggung jawab untuk memberikan peningkatan kualitas hidup didalam masyarakat ( QS 9: 6). Banyak sekali dalam Al Quran menjelaskan tentang kewajiban membantu orang miskin , karyawan, juga orang yang sedang mengalami kesulitan ekonomi ( QS 2:273.  9:60). Ketiga, pelarangan Riba. Islam tidak membenarkan praktek bisnis ribawi,dimana menempatkan orang lemah karena modal, pengetahuan dirugikan. Itu sebabnya bunga bank yang memberatkan dan bagi untung juga tidak boleh bila memberatkan. Prinsipnya apapun itu, entah bunga entah bagi hasil harus atas dasar suka sama suka dan akad dibuat dalam keadaan masing masing merdeka. Itu sebabnya tidak dibenarkan kenaikan harga berlebihan dipasar karena permainan suplly and demand. Itu sebabnya perdagangan tanpa barang /jasa seperti perdagangan index bursa saham/komoditi tidak dibenarkan.

Keempat, kerjasama ekonomi. Allah menyuruh umat manusia untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan  jangan tolong menolong dalam keburukan atau permusuhan ( QS 5:3).  Apapun model kerjasama itu tidak dipersoalkan asalkan terciptanya produktifitas ditengah masyarakat (QS 2:190) untuk terciptanya kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan social ( QS 3:103, 5:3, 9:71,105) serta melindungi kepentingan ekonomi lemah ( QS 4:5-10, 89:17-26). Kelima, peran Negara ( Khilafah). Islam menghormati mekanisme pasar tetapi juga sekaligus memberikan peran kepada Negara atau pemerintah untuk menegakkan keadilan. Jadi peran Negara sangat penting dan harus regulated for justice.  ( QS 4:57).  Apa yang dimaksud dengan negara harus mengatur itu ? tanyanya. Negara harus menguasai semua usaha  yang berhubungan dengan kepentingan publik  sepertik Listrik, Air , jalan , perbankan dll,. Negara harus menguasai sepenuhnya semua sumber daya alam yang tak terbarukan. Semuanya ditujukan untuk kepentingan umum. Demikian saya sampaikan dengan singkat. Pria yang duduk disebelah saya berkata “ Kalau begitu saya sebut ekonomi islam adalah ekonomi kearifan untuk  keadilan. Inilah yang tak ada dalam system ekonomi lainnya. Inilah sebetulnya solusi bagi dunia untuk keluar dari krisis berkepanjangan. Saya tersenyum dan mengangguk.

Wednesday, July 04, 2012

Menakjubkan...


Bunga (24), sebut saja namanya begitu. Warga Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini merupakan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia. Bunga, adalah wanita dan terlahir dari keluarga miskin. Dia bekerja diluar negeri karena situasi mengharuskan dia bekerja untuk membantu meringankan beban keluarganya yang dihimpit kemiskinan. Namun, bernasib kurang beruntung. Niat memperbaiki ekonomi keluarganya pun lenyap, setelah Bunga diperbudak untuk memenuhi syahwat si hidung belang. Tentu dia tahu dosa, dia rasakan penderitaan dari setiap sentuhan pria yang menidurinya. Tiga tahun derita itu dilewatinya dan kembali pulang tanpa uang. Dokter telah memfonisnya bahwa dia terinfeksi virus HIV yang mematikan itu. Bukan hanya soal sakit yang dideranya tapi rasa terhina dan bersalah akan dosanya yang membuat dia depresi. Bunga tidak sendirian yang mendulang derita tak bertepi, Ada banyak Bunga Bunga lain yang menjadi korban kebejatan moral dan akhlak. Bukan hanya diluar negeri , didalam negeri juga jauh lebih mengerikan nasip wanita lemah yang diam dalam kelam di barak barak pelacuran kota. Mereka wanita ,lemah,miskin dan karena itu mereka dizolimi. Dimana negara ? dimana hukum? DImana kita orang beriman yang berharta dan berkuasa? 

Ya pada umumnya pelacuran terjadi karena korban dari kemiskinan. Memang benar bahwa kemiskinan mendatangkan kekufuran. Tapi sebetulnya siapapun kita yang beriman kepada Allah punya tanggung jawab besar untuk mengurangi korban dari akibat kemiskinan. Kita menjadi wakil Allah dimuka bumi untuk menegakkan keadilan bagi mereka yang lemah , apalagi wanita yang lemah lagi miskin.  Sebagaimana firman Allah  “ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa ( AL Baqarah 177).

Dalam Shahih bukhari juga diriwayatkan“ Terdahulu, ada orang yang keluar rumah tengah malam ingin bersedekah secara diam-diam, kemudian ia bertemu dengan seorang wanita yang kemudian ia memberikan sedekahnya kepada wanita itu, pada pagi harinya ia mendengar bahwa tadi malam ada seorang pelacur yang mendapat sedekah yang besar. Malam kedua, ia pun keluar lagi untuk memberi sedekahnya, kemudian ia bertemu dengan seorang laki-laki yang kemudian ia memberikan kepdanya sedekah, ia berkata,” ini sedekah dari saya pak, segeralah pulang”. Pada pagi harinya ia mendengar kalau tadi malam ada seorang pencuri yang mendapat sedekah besar. Pada malam ketiga, ia pun berdoa, Ya Allah sudah dua malam, aku bersedekah dan yang mendapat sedekahku adalah orang-orang yang keliru, semoga malam ini sedekahku ke orang yang tepat, maka pada malam ketiga ini ia pun keluar untuk membagikan sedekahnya, tak lama berselang, ia pun bertemu dengan seorang laki-laki, ia pun menghapiri laki-laki tersebut dan kemudian bersedakah kepadanya. Pagi harinya ia pun mendengar dari orang-orang bahwa tadi malam orang yang paling kaya di kampungnya mendapat sedekah yang besar.

Malam ke-empat, ia bermunajat kepada Allah, Ya Allah, sudah tiga malam aku keluar untuk bersedekah, namun aku tidak mendapati sedekahku ke arah yang tepat, maka pada malam hari ini aku tidak akan keluar untuk bersedekah, kemudian ia pun tidur.. dalam tidurnya ia bermimpi bertemu dengan malaikat utusan Allah, berkatalah malaikat ini, ya Fulan.. tiga sedekahmu diterima oleh Allah. Sedekah pertamamu menghalangi pelacur itu untuk melacur malam hari itu, karena ia telah mendapatkan uang belanja darimu, malam kedua, sedekahmu menghalangi pencuri itu untuk mencuri karena ia telah mendapatkan kebutuhannya darimu, dan malam yang ketiga.. sedekahmu menyadarkan sikaya yang pelit dikampungmu untuk senantiasa rajin bersedekah..”

Kisah dari hadith dan firman Allah  itu sangat mendalam. Bahwa zakat bersanding dengan tauhid. Menyelesaikan masalah kemiskinan ( lahir maupun batin ) dimuka bumi adalah dengan cinta dan kasih sayang. Konsep ini sangat ampuh dan diajarkan langsung oleh Allah kepada kita. Siapapun kita bisa bertindak sebagai jarring pengaman social bagi lautan kemiskinan yang terbentang dihadapan kita. Bisa pula sekaligus sebagai penghalang mereka yang miskin terjerumus dalam lembah dosa dan kelam. Ya rasa  empati, uluran hati, membantu simiskin, membela silemah adalah solusi transformative bagi tegakknya peradaban islam yang dirahmati Allah.  Itulah yang menakjubkan dalam ajaran islam. Karena suka tidak suka , setiap kesalahan atau dosa seseorang yang terjadi karena akibat dari kemiskinannya maka kita yang dinilai mampu dan kuat adalah bagian dari kesalahan itu sendiri bila kita tidak berbuat apapun untuk membela dan melindungi mereka. Sebagaimana firnan Alah ...Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkan pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi dan mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu” ( At Taubah QS 9. 34- 35 
Wallahualam

Saturday, June 23, 2012

Kemiskinan?

Sehari sebelum pulang ke Jakarta, teman sengaja mengundang saya makan malam bersama keluarganya. Tempat yang dipilihnya adalah Sky dining , yang terdepat di element building, Kowloon. Ini tempat yang sangat berkelas dan tentu mahal sekali. Karena tak banyak orang kaya yang bisa makan malam ditempat ini. Usai makan malam itu, saya melirik bill yang diajukan oleh pelayan restoran. Jumlahnya  sama dengan gaji tiga bulan TKW di Hong Kong atau sama dengan gaji Pejabat eselon 1 di Indonesia. Mau tahu berapa bill nya ? HKD 8500 atau Rp. 10 juta rupiah! Ketika membayar  bill itu nampak dia melirik kearah saya. Mungkin dia melihat ada sesuatu diwajah saya makanya dia berkata, ini hanyalah uang namun kesenangan dan layanan yang ramah tak bisa dihitung dengan uang. Katanya. Saya hanya tersenyum. Namun setelah usai makan malam, kami berjalan keluar restoran itu, saya berkata bahwa memang hanya uang dan seharusnya memang tidak perlu membeli kemewahan dengan uang. Inilah yang membuat dunia menjadi tidak adil. Kata saya. 

Mengapa ? tanyanya. Ada kesan dia kurang memahami soal kata kata saya itu.  Menurut saya ,agama saya mengajakan banyak hal tentang kesederhanaan diatas tumpukan harta dunia. Kesederhanaan ini tak lain agar kami semakin dekat dengan orang miskin dan merasakan penderitaan mereka untuk berkorban membantu mereka. Banyak sekali dalam Al Quran berbicara soal membantu orang yang lemah ini. Dia tersenyum sambil berkata , ya  suatu ajaran yang agung ,  yang oleh mereka yang berkuasa di Timur Tengah ditenggelamkan dengan kebisingan benda-benda impor dan dengan suara angker pemuka agama yang hanya mengukuhkan kebekuan pikiran dan kekuasaan oligarki. Menurutnya kata kata saya itu akan antusias didengar oleh orang  miskin di sekitar jazirah Arab , Indonesia, juga tidak jauh berbeda dari apa yang dirasakan orang Kristen miskin di benua Amerika. Benarlah, uang adalah sumber ketidak adilan, ketika keikhlasan hilang maka manusia menjadi budak. Katanya. 

Dua minggu lalu saya sempat membaca berita lewat media internet. Dua orang bocah berasal dari Pariaman Sumetara Barat, terpaksa makan tanah karena orang tuanya tak mampu memberi makan. Mereka keluarga miskin dan kedua anaknya mengalami penyakit buruk gizi. Tak jauh dari Pariaman, ada ratusan ribu ladang Sawit yang membuat ribuan orang kaya hidup mewah di Jakarta, makan malam berkelas di Orchard Singapore dan memberikan hadiah bagi selirnya jam tangan berlapir emas dan bertaburkan berlian seharga ratusan ribu dollar. Benarlah, bahwa kemiskinan adalah ketidak adilan yang dipertontonkan dihadapan siapapun. Rumah mewah, tempat hiburan mewah, mobil impor mewah dan lain sebagainya kemewahan bersanding dengan kemiskinan. Hebatnya jarak itu semakin hari semakin timpang. Bayangkanlah makan direstoran Jepang di Indonesia sama dengan gaji dua bulan pekerja kelas bawah atau sama dengan gaji kelah menengah di Indonesia dan  lima kali dari gaji buruh tani… 

Kemiskinan, dan terutama ketidakadilan yang mencekik dalam konteks kemiskinan itu, memang persoalan yang bagi Dunia Ketiga merundung siapa saja yang peka dan prihatin. Dan bagi sebagian para pegiat dakwah tegaknya syariah islam, keadaan itu menorehkan rasa pedih yang lebih, karena sementara umat mereka tertindas, Masjid dan mushollah mereka tegakkan namun ketidak adilan tidak pernah kunjung tegak. Mereka memprotes, mereka ingin menegaskan lagi bahwa Allah dekat kepada mereka yang miskin dan mengecam yang kaya  yang tak peduli, dan mereka pun mengerahkan dalil agama  untuk memihak kepada yang dianiaya secara lebih tegas. Komunitas islam Indonesia yang sebagian besar adalah lautan buruh tani dan nelayan, harus tampil memimpin perubahan untuk tegaknya keadilan. Nah, kalau begitu harus ada upaya transformasi dari kehidupan beragama sehari-hari menjadi suatu kesadaran baru untuk perlawanan. Katanya.

Teman saya itu mengatakan seakan mengamini bahwa inti persoalannya adalah  kemiskinan, atau lebih tepat lagi ketidakadilan. Dan seperti terlihat dalam sejarah dan ekspresi agama manapun, inti itu tak bisa dilepaskan dari soal iman. Saya tegaskan bahwa dalam Islam adalah bagaimana kita berpegang kepada harapan tentang sebuah sumber AL Quran dan hadith untuk menterjemahkah hakikat adil itu sendiri. Saya teringat Firman Allah dari Surat Abasa (Al Quran 80:42) yang sampai menegur Rasul karena asyik mencerahkan para orang pintar dan sempat mengabaikan ( bermuka masam) orang buta yang miskin yang lapar pengetahuan untuk sebuah pencerahan. Mengabaikan  mereka yang miskin untuk bertanya saja Allah marah apalagi mengabaikan mereka dari keadilan, dan rasa lapar...

Monday, June 18, 2012

Budaya empati


Pada waktu di Zhuhai saya ngobrol ngalur ngidul dengan teman warga negara Canada. Bersama kami juga ada teman dari China. Melihat kemajuan china yang begitu pesat dan upaya kerja keras pemerintah mengatasi dampak krisis, teman dari Canada sempat melontarkan pertanyaan, mengapa rakyat china dengan populasi terbesar didunia mau saja dikelola oleh segelintir orang? . Tidak ada system demokrasi. Kepemimpinan ditentukan oleh elite politik Partai komunis. Anehnya kekuasaan dengan model seperti ini tetap bisa eksis ditengah upaya kampanye demokrasi diseluruh dunia. Mengapa ? Teman saya orang china tersenyum mendapatkan pertanyaan itu. Menurut dia , itu pertanyaan yang wajar. Apalagi dikaitkan dengan standard norma dan pengetahuan yang orang asing pelajari. Di china, rakyat kebanyakan tidak terbiasa memikirkan masalah ruwet. Mereka percaya bahwa kehidupan ini hanya sebatas dinding rumah dan gang kampung mereka. Selebihnya bukan urusan mereka. Ini sudah budaya. Tidak mudah merubahnya.

Teman dari Canada mengatakan bahwa kekuasaan yang terlalu besar akan cenderung membuat orang korup. Seharusnya ada niat dari para orang terdidik di china untuk melakukan koreksi terhadap kebijakan pemerintah seperti cara cara demokrasi dengan memicu adanya polemik, debat,  dll sebagainya. Ini human being bahwa kita peduli dengan  nasip orang lain dan berempati dengan mereka untuk berbuat sesuatu agar kebenaran, kebaikan , keadilan dapat dirasakan oleh semua. Ketahuilah, teman orang Canada ini mencoba mencerahkan. Siapapun yang hidup dalam system demokrasi punya waktu untuk berbicara  dan memikirkan nasip orang banyak. Makanya LSM tumbuh bagaikan jamur. Para pegiat LSM sibuk mengagalang opini apa yang terbaik yang harus pemerintah lakukan. Dan media massa sebagai mitra yang solid untuk memaksa pemerintah mendengar. Dengan itu semua, check and balance terjadi. Teman dari China menanggapi dengan tersenyum.

Menurutnya, bahwa Orang china percaya dengan siapa saja yang mau memimpin mereka . Mereka tidak peduli soal sistem pemerintahan mau seperti apa. Dikekang atau dibebaskan , bagi rakyat china bukan masalah asalkan mereka diberi kanal untuk mendapatkan makan dan tempat tinggal, kesehatan, pendidikan. Itu saja. Bila terjadi interaksi antar individu atau kelompok, itu bukanlah  LSM yang lebih banyak bicara sedikit berbuat. Mereka bertemu dan orientasinya adalah ; bagaimana meningkatkan produksi, bagaimana menghasilkan barang yang bagus , bagaimana mendapatkan mitra yang kuat, bagaimana mendapatkan pekerjaan, bagaimana meningkatkan penjualan, dan lain sebagainya. Pemerintah sebisanya mendukung semua itu agar berjalan diatas budaya china. Karenanya , kalau mereka punya masalah maka itu adalah tanggung jawab mereka sendiri. Mereka tidak suka berkeluh kesah , menyalahkan  siapapun termasuk pada pemerintah. Itu sebabnya, mereka tidak punya waktu untuk berdebat soal sesuatu yang bukan urusan mereka, apalagi bicara soal politik yang jauh dari dapur mereka.

Tapi, dimana sikap empati rakyat china bila melihat ketidak adilan bagi mereka yang tidak mampu berbuat. Bukankah ini bagian dari akibat keberadaan system yang di create oleh Pemerintah.  Tanya saya. Teman ini menjawab bahwa empati mereka kepada orang terdekat mereka, seperti anak, istri, orang tua, tetangga, teman. Hanya sebatas itu empati mereka. Untuk itu mereka punya budaya yang sangat luar biasa , yang menjadikan empati bukan hanya soal perasaan tapi tindakan untuk berkorban. Bila tetangganya punya masalah mereka akan membantu, tapi tidak dalam bentuk uang tapi kemitraan untuk berproduksi atau berkarya. Bila temannya punya masalah maka mereka akan bergotong royong membantu temannya, tapi tetap tidak dalam bentuk uang melainkan dalam bentuk natura. Ingat di china , ketika orang memberi , si penerima akan menjawab se se ( terimakasih). tapi sipemberi akan menjawab fu young se ( tidak perlu terimakasih). Artinya, ketika memberi maka orang yang menerima punya kewajiban untuk menebarkan kepada yang lain, bukan kepada si pemberi. 

Teman saya orang Canada terpesona dengan uraian singkat teman saya orang china itu. Dia mengatakan ,kalau begitu secara budaya sebetulnya setiap orang china adalah agent pembaru bagi lingkungan terdekatnya dan ini  meluas secara nasional. Itulah sebabnya mengapa pemerintah China dapat dengan mudah mengelola populasi besar ini. Para elite politik china  paham budaya bangsanya dan mengelola budaya itu untuk membangun peradaban. Budaya ini dijadikan platform oleh Deng ketika membuka china dari dunia luar. Kekuatan kapitalis dikelola dengan smart lewat budaya china. Negara mengawal keberadaan budaya , dengan menjaga keseimbangan produksi ( capitalism ) dan distribusi barang, modal dan pasar yang adil sesuai dengan azas gotong royong ala sosialis namun betumpu kepada kekuatan komunitas ( komunis ), bukan golongan atau kelompok…

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...