Sunday, October 11, 2009

Terimakasih

Ada kesan yang menarik sebagai bagian dari program Hari Kemerdekaan China. Saya menonton acara CCTV tentang kunjungan anak sekolah ke rumah rumah mantan pejabat. Yang dikunjungi bukan hanya mantan pejabat tinggi tapi juga pejabat biasa. Mereka semua pensiun dengan tenang dan hidup dalam keadaan sederhana. Para anak murid sekolah itu datang kerumah pejabat bukan hanya bertamu tapi juga melayani segala kebutuhannya. Layaknya anak melayani orang tua yang sudah uzur. Saya perhatikan anak anak itu melayani dengan sepenuh hati. Kegiatan ini diawali oleh President Hu yang mendatangi rumah bagi venteran kemerdekaan China. Kegiatannya sama yaitu melayani sang veteran, seperti menyuapi makan, membimbing ke Toilet dan lain lain. Semua dilakukan dengan senyuman kasih sayang.

Begitulah cara china mendidik generasinya untuk mencintai mereka yang telah berjasa kepada bangsanya. Siapapun dia, apapun jabatannya, mereka semua telah mengabdikan umurnya bagi bangsanya. Maka generasi penerus harus berterimakasih untuk itu. Ujud terimakasih bukan hanya dalam bentuk lagu dan upacara tapi merasakan akrab lahir batin dengan para pejuang itu. Nampak air mata berlinang bagi setiap mantan pejabat yang didatangi itu. Mereka terharu. Karena menyaksikan generasi penerusnya lebih baik dari mereka. Dulu mereka masih menggunakan baju drill kualitas rendah tapi kini generasi penerusnya telah menggunakan baju woll dengan kualitas terbaik China. Dan yang lebih penting lagi bahwa para generasi penerus mencintai mereka dan tetap menganggap merekalah yang terbaik.

Progaram ini keliatannya bukan hanya ditujukan sebagai tanda terimakasih generasi penerus kepada generasi sebelumnya tapi lebih daripada itu adalah menggugah para pejabat yang kini berkuasa untuk memberikan kesan terbaik bagi umurnya. Mereka harus membuktikan kecintaannya kepada tanah air dengan kerja keras dan jujur agar kelak ketika mereka pensiun pantas untuk dihargai. Setidaknya , sikap mereka kini akan menentukan nilai mereka kemudian. Di China, apabila pejabat dihukum karena korupsi maka hukum sosial lebih berat dibandingkan hukuman mati. Keluarga dan keturunannya mendapatkan aib seumur hidup. Mereka terhina oleh kelompok sosialnya dan terisolasi. Budaya malu dan mengutamakan kehormatan telah menjadi kekuatan ampuh bagi rezim yang berkuasa untuk kampanye anti korupsi.

Rasa terimakasih adalah ujud dasar akhlak mulia. Diceritakan dalam Hadith Nabi tentang seorang yang dianiaya oleh penyamun. Setelah harta diambil, kemudian tangan dan kakinya dipotong. Korban ditinggalkan begitu saja ditengah gurun. Tapi korban ini tetap hidup karena lukanya ditutup oleh jutaan semut yang mengerumuninya. Begitu berat penderitaannya karena teraniaya tapi Allah menempatkannya ke neraka. Apa pasal ? Karena orang ini tidak bisa berterimakasih dengan semut yang telah membantunya menutupi luka. Orang ini selalu mengeluh dengan keadaannya dan berharap Allah melindunginya. Padahal Allah telah memerintahkan semut tapi dia meminta lebih dari apa yang Allah berikan. Diapun lupa berterimakasih.

Begitulah, bahwa bila kepada mahkluk saja kita tidak bisa berterimakasih apalagi kepada Allah yang telah memberikan kita terlalu banyak dan tak ternilai berupa nikmat akal, nikmat panca indra , dan nikmat kehidupan. Orang yang tidak pandai bersyukur kepada Allah adalah serendah rendahnya makhluk. Orang yang tidak pandai berterimakasih atas jasa orang lain adalah orang yang memenggal masa lalunya dan hidup dalam kegelapan aura untuk dicintai dan mencintai...Siapapun kita harus menanamkan budaya ”terimakasih”, utamanya kepada mereka yang telah berbuat karena cinta , sekecil apapun pemberiannya

Thursday, October 01, 2009

Bencana lagi ?

Kemajuan inptek diera modern dewasa ini telah membuat manusia merasa mampu berbuat apa saja. Logika dipertuhankan. Tapi satu fakta yang sampai kini tak bisa dijawab oleh kemampuan Inptek bahwa tak ada satupun tekhnolgi atau pengetahuan yang mampu memastikan jadwal kapan gempa itu terjadi. Dimana sumber gempa itu tepatnya yang akan terjadi. Tak ada yang bisa menduga. Tekhnologi modern hanya mampu mempelajari sebab akibat dari gempa. Hanya itu. Tapi , jawaban yang diberikan tak menyelesaikan esensi yang sebenarnya. Sama seperti tak ada orang yang bisa menduga kapan dia mati. Ilmu pengetahuan mampu menjawab sebab kematian walau tak sebenarnya tepat.

Keangkuhan paham sekuler yang mempertuhankan Ilmu akal sulit untuk mengakui esensi dari bencana yang sebenarnya. Karena dia berada diruang yang sangat sempit dan terbatas. Sementara memahami alam semesta ini tidak bisa hanya mengandalkan Ilmu tapi lebih daripada itu adalah pehaman akan qada dan qadar yang menjadi hak Allah. Pemahaman ini hanya mungkin bila qalbu manusia putih bersih hingga hijab terbuka. Maka Allah lah yang akan mengajarkan manusia untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Satu ketika terjadi gempa di jazirah Arab. Ketika itu Umar Bin Khatap sebagai khalifah. Dia menghentakan tongkatnya sambil berkata kepada bumi ” wahai bumi,engkau hamba Allah dan aku khalifahNya, mengapa engkau berguncang, apakah aku pernah bertindak tidak adil atas engkau?. Dengan seketika gempa berhenti. Allah berjanji dalam Qur’an Surat Al Anbiya’ ayat 105 : “ akan Aku wariskan bumi ini kepada hamba-hambaKu yang soleh( bertaqwa) ”.

Sejarah masa lalu yang diceritakan oleh Allah dalam Alquran, jelas menyebutkan bahwa bencana itu datang karena azab Allah serbagai bentuk peringatan. Peristiwa alam yang dikatakan oleh penganut paham sekuler sebagai penyebab gempa hanyalah sebuah sunatullah. Kesadaran bahwa bencana datang sebagai azab dari Allah , maka Umar Bin Khatap berkata sebagaimana diriwayatkan oleh Shafiyah binti Ubaid bahwa sesudah gempa Umar berpidato ”Kalian suka melakukan bid’ah yang tidak ada dalam Alquran, sunah Rasul dan ijma para sahabat Nabi sehingga kemurkaan dan siksa Allah turun lebih cepat.”.

Itulah sikap seorang pemimpin yang bertakwa kepada Allah . Umar adalah kepala negara yang adil kepada siapapun termasuk kepada orang kafir dan melaksanakan roda pemerintahannya berdasarkan ruh Alquran dan Hadith secara kaffah. Di era umar tidak akan pernah diizinkan kemunkaran , kezoliman merajelala. Keadilan ditegakan walau dia harus membunuh sendiri anaknya yang melakukan kesalahan. Korupsi receh tak diberi ruang, apalagi korupsi besar. Walau ketika itu perluasan kekuasaan Khalifah sudah hampir seluruh jazirah arab namun dia tetap hidup sederhana, yang tak ubahnya dengan penduduk yang masih belum menikmati kemakmuran. Hatinya sangat dekat dengan orang miskin dan airmatanya tak henti beurai dalam tahajudnya untuk memohon ampun atas segala kelalaiannya melindungi rakyat.

Dengan itu semua, Umar bin Khatap , tetap mengakui bahwa bencana itu akibat dari dosa sebagai ujud peringatan dari Allah. Agar manusia mendapatkan hikmah untuk semakin dekat kepada Allah. Bertobat sebelum datangnya kematian. Inilah ujud kasih sayang Allah agar kita senantiasa berprasangka baik kepada Allah. Bagaimana dengan Indonesia. ? Allah menjawabnya dalam surat Al-Balad : 1 – 7 , 11 – 18) ” Sesungguhnya Aku bersumpah dengan negeri ini. Dan kamu tinggal di negeri ini. Demi Bapak dan anaknya.Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam kesusah payahan..Apakah ia menduga bahwa tidak akan ada seorangpun yang berkuasa atasnya. Dia berkata, “Saya menghambur-hamburkan harta yang banyak”. Apakah ia menduga bahwa tidak seorangpun yang melihatnya

Dan Kami telah menunjukkan 2(dua) jalan , kebajikan dan kejahatan. Namun dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan berliku-liku. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan berliku-liku itu?. Yaitu memerdekakan hamba saya. Atau memberi makan pada hari penceklik, kepada anak yatim yang masih kerabat. Atau kepada orang miskin yang melarat.

Selagi kita tidak menyadari itu, maka bencana akan terus datang silih berganti. Pemimpinlah yang bertanggung jawab untuk mengingatkan umatnya. Tentu dimulai dari keteladanan para pemimpin untuk bertobat dan merangkai kebijakannya dengan kasih sayang demi tegaknya keadilan , kebenaran, kebaikan di bumi pertiwi. Maka berkah Allah akan datang, bumi indonesia bukan lagi negeri ditengah bencana tak berujung...Mungkinkah ?

Tuesday, September 22, 2009

Menghidupkan

Dulu kita terpesona dengan bertebarannya bintang dilangit. Bila malam kita memandang langit dan bermimpi untuk menjangkaunya. Langit adalah batas manusia. Tapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan barulah kita sadari bahwa disamping kehidupan ruang angkasa yang penuh takjub itu ternyata ada juga yang tak kurang menakjubkan yaitu kehidupan mikrokosmos, yaitu GEN. Tuibuh kita terdiri dari banyak sekali sel. Dalam setiap satu kilogram berat badan kita terdapat satu triliun sel. Artinya bila berat tubuh anda 65 Kg maka jumlah sel anda adalah 65 triliun. Jumlah ini mungkin lebih banyak dari jumlah benda luar angkasa.

Didalam sel itu terdapat nukleus yang dilapisi oleh membran ( pelindung). Gen terletak didalam nukleus itu yang merupakan asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleat acid ( DNA ). DNA inilah yang disebut dengan GEN. Pada DNA ini terdapat molekul Adenin, Timin, Citosin dan Guanin. Atau disingkat dengan hurup kimia ATCG.yang oleh ilmuwan dikenal sebagai kode genetik kita dan dipercaya memuat semua informasi yang diperlukan untuk membentuk kehidupan. Satu buah sel manusia memiliki tiga miliar hurup. Bayangkanlah berapa jumlah informasi yang terdapat didalam Gen kita yang jumlahnya puluhan triliun itu. Yang lebih menakjubkan lagi adalah sel yang sekian banyaknya itu mempunya fungsi dan struktur yang sama serta informasi yang sama, yaitu membangun.

Sel kulit, mata, otak, jantung, rambut, mempunya fungsi dan struktur yang sama. Tapi hebatnya satu sama lain tidak pernah salah fungsinya ketika mereka berada diposisinya. Contoh sel kulit tidak mungkin dia membuat mata. Sel mata tak mungkin membuat jantung. Bayangkanlah bila organisasi itu kacau. Sampai kini system iti berjalan dengan well organise. Mengapa ini bisa terjadi ? Kazuo Murakami Ahli Genetika terkemuka dunia dalam penelitiannya menemukan rahasia ini, yang disebut dengan mekanisme ’nyala / padam. Lewat mekanisme inilah masing masing sel dapat berfungsi dengan tepat sesuai timing dan tempatnya. Misal , bila sel itu bertugas membuat kuku, maka sel kuku akan menyala dan fungsi lainnya akan padam. Sel payudara untuk wanita tidak akan tumbuh sebelum waktunya tepat. Artinya sebelum usia balikh sel ini padam dan baru akan nyala ketika wanita mencapai usia balikh.

Tapi semakin dalam penelitan orang tentang genetika semakin orang terkagum kagum melebihi rahasia ruang angkasa.. Mengapa ? ternyata mekanisme padam/nyala itu tidak hanya dipengaruhi oleh timing dan tempat tapi juga oleh faktor psikologis. Karena kalau semua sel itu sama pada setiap manusia tapi mengapa takdir berbeda satu sama lain. Mengapa menausia yang berjumlah 6 miliar di bumi ini tidak ada yang sama rupanya. Bahkan sidik jarinya saja tidak ada yang sama.. Bukan itu saja , fakta bahwa struktur genetik dasar dari setiap makluk hidup, mulai dari mikroba yang paling kecil hingga hewan, tumbuhan mempunyai kesamaan dan dengan ”prisip kerja yang sama” dengan mausia. Tapi tetap saja ujudnya berbeda.

Kebaikan atau keburukan, salah atau benar, sehat atau sakit, bahagia atau menderita tak bisa dilepasakan dari mekanisme ”nyala/padam” sel itu sendiri. Artinya sejauhnya mana fungsi sel itu menghasilkan kebaikan untuk tubuh kita berkembang di dunia ini sangat tergantung dari jiwa kita.. Nah, jiwa ini dipengaruhi oleh faktor eksternal yang bersifat informasi yang kita terima. Informasi bisa dalam bentuk apa yang kita lihat, rasakan, dengar dan baca. Itulah yang akan dominan memerintah sel ”nyala/padam” untuk akhirnya menentukan takdir kita. Yang pasti didalam GEN itu terdapat semua informasi untuk kita menjadi apa. Tergantung cara bagaimana kita memadamkan dan menyalakannya.

Untuk diketahui bahwa Gen yang begitu besar dalam tubuh kita , ternyata hanya 5- 10% saja yang berfungsi disetiap waktu. Sampai kini para ilmuwah tidak tahu apa yang dilakukan oleh sisanya. Tapi dengan hanya 5-10% saja sel berfungsi ternyata telah membuat manusia bisa pergi keruang angka, membangun gedung pencakar langit, membuat pesawat super sonic dan berbagai kehandalann ilmu pengatahuan moden. Bayangkanlah bila semua fungsi sel itu bekerja, apa jadinya ?. Dan mungkinkah dimasa depan sel itu akan terus bertambah fungsinya sebagai sebuah evolusi manusia menuju purna ? yang pasti proses evolusi manusia menuju kepada satu titik yaitu musnah . Begitupula makhluk lainnya.

Ternyata kekuatan dahsyah mengarahkan jiwa kita untuk mengontrol ”nyala/padam ” itu adalah kekuatan spiritual kita.sendiri. Semakin tinggi pemahaman spiritual kita semakin tinggi kemampuan kita mengendalikan ”nyala padam itu” untuk lehirnya kebahagian yang menentramkan. Semakin rendah nilai spiritual kita semakin rendah kemampuan kita meraih keselamatan dan kebahagian. Makanya kita sadar dan tahu bahwa Allah mengirim rasul tak lebih untuk menuntun kita untuk menjadi sempurna dengan cara yang benar sesuai dengan makanisme tubuh kita yang Allah ciptakan. Betapa meruginya manusia yang tak mau mengikuti apa kata Allah yang disampaikan oleh rasul. Karena inilah ujud nyata kasih sayang Allah yang Maha Agung. Itulah yang membedakan kita dengan makhluk lainya dibumi.

Thursday, September 03, 2009

Rendah hati

Acap saya bertemu dengan seseorang yang begitu sederhananya. Pada kartu namanya hanya menyebutkan namanya. Tidak ada titel dan jabatan yang tertera. Ketika dia berbicara , suaranya lembut tanpa intonasi yang meledak ledak. Susunan katanya rapi dan jelas. Wajahnya selalu berhias senyuman. Ketika terjadi dialogh , dia menjadi pendengar yang baik dan berbicara dengan baik pula. Apa yang saya rasakan dari orang ini ? bagaimana menurut anda ? tentu kita langsung tertarik dengan orang ini. Kita tidak lagi peduli soal tak jelas titel dan kedudukannya. Dia kita hormati karena sifat tawadhunya. Belakangan saya ketahui orang ini ternyata seorang Phd dengan kedudukan bergengsi. Rasa hormat saya semakin tinggi.

Sebaliknya, acap saya bertemu dengan orang yang begitu menjaga penampilannya. Pakaiannya bermerek terkenal. Kartu namanya menyebutkan jabatan dan titel yang berderet. Kendaraannya menunjukan kelasnya sebagai orang yang sukses. Bila dia berbicara , ingin menguasai keadaan dan malas mendengar. Dia bersikap , membangun image agar orang menghormatinya. Semua itu tidak murah. Dia harus mengeluarkan uang tidak sedikit. Lantas apa yang kita rasakan dengan orang ini ? Kita mungkin menghormatinya , tapi bukan dirinya. Rasa hormat hanya kepada pakaian, kendaraan, kedudukan dan titelnya. Itu saja. Semua itu hanyalah lambang dari kesombongan. Bagi yang memuja itu dan menghormatinya maka sudah terperangkan dalam budaya sombong.

Sombong atau takabur adalah yang paling dibenci oleh Allah. Makhluk Allah yang paling mulia dan selalu beribadah kepada Allah , akhirnya dikutuk karena sombongnya. Itulah Iblis namanya. Firaun ditenggelamkan Allah di laut merah, ketika mngejar Musa karena kesombongan dan kecongkakannya. Ia merasa memiliki kekuasaan sehingga merasa pantas untuk disembah dan dipuja. Qarun yang akhirnya dibenamkan Allah kedalam bumi bersama seluruh kekayaannya karena sombong dengan harta yang melimpah. Demikian Al Quran bercerita tentang hadirnya sifat sombong itu , selalu karena merasa paling banyak beribadah, paling berkuasa dan paling banyak harta. Inilah cobaan yang terberat hingga membuat manusia mudah tergelincir.

Sifat sombong itu menyebabkan seseorang terhalang mendapatkan hidayah dan tidak akan pernah merasakan wanginya sorga. seperti terjadi pada Abu Jahal, yang merasa memiliki kekuatan dan pengaruh hingga merasa tidak butuh pertolongan Allah dan menafikan ajakan Rasulullah untuk beriman. Tak jauh beda dengan para pemimpin era sekarang yang cepat sekali tersinggung bila masalah negara dikaitkan dengan Al Quran dan hadith. Mereka cepat sekali berkata bahwa masalah politik tidak boleh dikait kaitkan dengan Agama. Bagi yang rajin menyuarakan tentang perlunya agama diterapkan secara kafah maka akan dicap sebagai fundamentalis.

Fatimah istri Khalifah Umar Abdul Azis acap melihat suaminya menangis ketika tahajud. Padahal kekuasaan ditangannya telah membuat negara makmur. Ketika Fatimah menanyakan itu, Umar berkata ” Saya lagi merenungi nasib rakyat, takut masih ada diantara mereka yang lapar, yang sakit tanpa pengobatan, yang tidak mempunyai pakaian, yang dizalimi, yang terasing, yang tua bangka tanpa ada bantuan, yang miskin dan mempunyai banyak keluarga dan lain sebagainya dibelahan negeri ini. Saya tahu dihari kiamat nanti akan dimintai pertanggungan jawab atas mereka. Saya takut kalau saya tidak mempunyai alasan yang benar. Itulah sebabnya saya menangis.” Itulah bila pemimpin yang jauh dari sifat takabur , maka yang terjadi adalah keadilan bagi siapa saja. Seperti kata Umar ” siapa saja yang berada pada posisi seperti saya pasti akan bersedih. Bayangkan , saya selalu memikirkan bagaimana menyampaikan setiap hak kepada masing masing rakyat, baik ia meminta ataupun tidak ”

Sifat sombong akan melahirkan perbedaan . Kelas terbentak antara sikaya dan simiskin dalam bentuk lingkungan mewah dan kumuh. Ekonomic class dan first class. Jarak simiskin dan sikaya semakin jauh dan jauh. Yang kaya curiga kepada silapar, yang miskin gusar kepada sikaya. Bagaikan srigala dan domba. Tapi dizaman Umar berkuasa , srigala dan domba hidup berdampingan dalam satu gembala. Ketika ditanya bagaimana mungkin srigala itu tidak menyerang domba, sang pengembala menjawab ” Bila pemimpin baik maka seluruh akan baik.”. Pemimpin yang jauh dari kemewahan seremonial dengan segala astribut kekuasaan dalam bentuk istana dan kendaraan mewah. Dia tampil dan akrab secara lahir maupun batin dengan rakyat yang mayoritas masih miskin...

Tuesday, September 01, 2009

Untuk apa ?

Tak ada seorangpun yang berusia lebih dari seratus tahun, dan tidak ada satu dari seribu orang yang dapat mencapai usia seratus. Dan bahkan orang yang satu ini menghabiskan setengah dari kurun waktu kehidupannya sebagai anak anak yang tak berdaya atau orang tua yang sudah pikun. Dari waktu yang tersisa, setengahnya dihabiskan untuk tidur atau terbuang disiang hari. Selanjutnya dari sekian waktu yang tersisa dari itu semua masih didera oleh rasa sakit, penyakit, kesedihan,dendam, kematian,kerugian , kekawatiran serta ketakutan. Dalam kurun waktu sepuluh tahun atau lebih, boleh dikatakan bahwa tidak sampai satu jam seseorang dapat merasakan kedamaian terhadap diri sendiri dan lingkungannya.

Bila demikian untuk apakah manusia hidup ? Apakah kesenangan yang dapat diperoleh dari kehidupan itu ? apakah kita hidup untuk menikmati keindahan serta kekayaan? Apa kah untuk menikmati keindahan suara dan warna wani alam ? Bukankah ada saatnya ketika keindahan dan kekayaan tidak lagi memenuhi kesenangan hati, dan ada pula saatnya ketika suara dan warna menjadi sesuatu yang menggangu telingan dan mata.

Apakah kita hidup agar ditakut takuti sehingga tunduk pada hukum dan kadang kadang bertindak nekat melawan hukum karena didorong oleh materi dunia. Kita merusak diri kita sendiri dengan berusaha mati matian merangkak keatas, sambil berusaha untuk mereguk pujian dangkal yang diperdengarkan satu jam semata. Mencari akal untuk menemukan bagaimana caranya nama baik kita tetap dikenang setelah kematian. Kita bergerak melintasi dunia dalam suatu celah sempit yang penuh dengan berbagai hal remeh yang kita lihat serta dengar, sambil berpikir berdasarkan prasangka prasangka , mengambaikan kenyamanan hidup , tanpa menyadari bahwa kita telah kehilangan segala galanya.

Orang tolol disadarkan bahwa kehidupan dan kematian datang secara tiba tiba. Mereka tidak mengingkari salah satu dari keinginan keinginan alami mereka, dan tidak pula menekan satupun diantara hasrat hasrat mereka. Mereka menyimak melalui kehidupan , sambil memperoleh kesenangan yang digerakan oleh detak jantung mereka. Karena tidak memedulikan amalan setelah kematian, merekapun menguasai hukum dunia. Mereka tidak pula memperdulikan tabungan bekal akhirat dan tak memperdulikan soal usia panjang atau pendek. Mereka hidup dalam kesian siaan dan merugi.

Ketahuilah bahwa mereka yang memahami kehidupan tidak akan mengupayakan sesuatu yang tidak diberikan oleh kehidupan. Mereka yang memahami kekuasaan Allah tidak akan mengupayakan sesuatu yang berada diluar jangkauan takhdirnya. Memahami adalah puncak dari keimanan. Kelemahan kita terhadap sang waktu. Kseharian kita yang terisolasi oleh kekuasaan Allah. Maka Allah berfirman dalam Alquran ” Sesungguhnya manusia itu hidup dalam keadaan merugi, kecuali orang orang y ang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasihat menasehati untuk kebenaran dan nasehat menasehati supaya berlaku sabar

Selamanya akan ada jurang yang sangat dalam antara kita dengan al-Quran jika kita tidak memunculkannya dalam perasaan kita dan menghadirkannya dalam hati kita. Al-Quran ini di turunkan kepada umat yang mempunyai semangat untuk hidup dan diarahkan untuk menghadapi problematika umat ini dan umat manusia pada umumnya. Selain itu juga berfungsi untuk mengatur pergolakan yang terjadi dalam jiwa manusia dan realita kehidupan di muka bumi yang selalu berputar dan berkembang. Selamanya akan ada tabir yang sangat tebal antara hati kita dengan al-Quran selama kita hanya membacanya atau mendengarnya sebagai rutinitas ritual. Hampa dari sentuhan-sentuhan yang berhubungan dengan realitas kehidupan manusia sehari-hari, yang selalu dihadapi oleh makhluk yang bernama manusia dan yang di alami oleh umat yang bernama kaum muslimin!

Saturday, August 15, 2009

Nikmat dan Nafsu

Pada suata hari didalam kelas , seorang guru memberikan pertanyaan kepada muridnya. Tahukah kalian tentang 7 keajaiban dunia ? saya minta kalian menulis daftar keajaiban dunia dan segera kumpulkan kemeja saya.” Para murid dengan cepat menulis keajaiban dunia itu dalam daftar. Mereka menulis daftar tersebut yaitu , 1. Egypt's Great Pyramids 2. Taj Mahal 3. Grand Canyon, 4. Panama Canal , 5. Borobudur, 6. St. Peter's Basilica, 7. China's Great Wall. Tapi ada satu murid yang belum juga menyerahkan daftar jawaban tersebut. Kemudian Guru bertanya kepada murid ini « Apakah kamu ada kesulitan menjawab pertanyaan itu. Sang Murid menjawab " Sebentar bu, keliatannya jawaban saya berbeda dengan yang lainnya." " Ok sebutkan apa jawaban mu « Kata sang guru ..

« Menurut saya keajaiban dunia itu adalah 1 Melihat, 2. Mendengar. 3. Menyentuh. 4. Selera. 5. Merasakan. 6. Tertawa dan 7. Mencintai. Dapatkan dibayangkan kehidupan tanpa tujuh itu. ? « Jawab sang murid. Ruangan kelas sunyi senyap. « Karena hal yang sangat bernilai dalam hidup ini dan ajaib , tidak bisa dibangun dengan tangan atau dibeli oleh manusia. Dia abadi menyatu dalam jiwa manusia. Ini keajaiban yang tak boleh satu detikpun kita lupakan sebagai ujud rasa syukur kepada sang pencipta kita.

Memang banyak orang begitu bangga dengan segala yang mampu dibuat dan dibelinya didunia ini namun itu semua tidak ada yang abadi. Apakah arti keindahan dunia , wanita cantik, gedung megah dan tahta berjenjang bila kita tidak bisa melihat ? Apakah arti hidup ini bila kita tidak bisa mendengar indahnya burung berkicau dipagi hari. Tak bisa mendenar suara penyanyi mendayu diringi oleh alat musik. Tak bisa merasakan gejolak kehangatan persahabatan melalui sentuhan jabatan tangan dan pelukan. Tak bisa menikmati rasa manis , asam, pahit, asin hingga tak ada lagi hidangan lezat. Tak bisa merasakan ceria dan empati kepada orang lain. Tak mampu tertawa menyalurkan letupan bahagia dan kelucuan. Dan tak bisa mencintai, hingga kesepian didunia ini. Bayangkanlah ! apabila ketujuh keajaiban dalam hidup kita itu diambil oleh Allah.

Tapi keadilan Allah berlaku bagi semua. Baik kaya maupun miskin, bodoh maupun pintar, Dibarat mapun ditimur, semua manusia mendapatkan ketujuh nikmat itu sebagai anugerah terindah dari Allah. Acapkali kita bersua dengan orang yang cacat, tak bisa melihat karena buta, tak bisa mendengar karena tuli. Atau melihat orang sakit yang tak bisa merasakan apapun. Melihat orang lain yang kesepian karena kehilangan cinta. Setiap hari kita menyaksikan kekurangan orang lain dan dengan itulah Allah berdialogh dengan kita. Tidak ada yang diharapkan Allah dari kita kecuali rasa syukur dalam bentuk perbuatan yang sesuai apa yang Allah mau.

Yang mebuat manusia lupa bersyukur kepada Allah tidak lebih karena nafsunya menunggangi nikmat pemberian Allah itu. Dengan ketujuh pemberiaan Allah itu, kita merasa akan hidup selama lamanya dan lupa akan esensi tujuan hidup didunia sebagai jembatan menuju kehidupan yang abadi setelah kematian. Ketika tujuan sudah terkaburkan maka hubungan kita kepada Allah hanya satu bentuk cara kita berniaga kepada Allah. Syirik sosial. Solat karena hasrat masuk sorga. Berdoa karena hasrat meminta. Bersedekah karena hasrat dapat berkah harta. Cinta kepada Allah pun bersyarat, layaknya kapitalisme. Nothng to free, Padahal andai kita dihidupan tujuh kali didunia ini, tak akan mampu membayar ketujuh nikmat yang telah Allah berikan.

Menaklukan nafsu bukanlah menghindari nafsu tapi mengelolanya dengan baik sesuai tuntunan hadith dan al Quran. Puncak dari rasa sukur itu tak lain adalah Ikhlas untuk berbuat karena Allah. Maka kemakmuran , kedamaian akan terjadi kini dan disini…

Tuesday, August 11, 2009

Ingatlah !

Seminggu lagi 17 Agustus. Kita akan menyaksikan bendera dikibarkan dengan diiringi lagu kebangsaan. Kitapun akan mengingat jasa para pahlawan. Setelah itu selesai. Lantas dimanakah makna sebuah tanah air ? enam puluh empat tahun yang lalu para pemimpin kala itu mencantumkan dengan hati bergetar kalimat ” Bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa...” Karena kalimat itulah mereka berkyakinan hati untuk mempertahankan hak. Rakyat dibelakang mereka bahu membahu dan terkapar mati menjemput sahid. Apa yang diperjuangkan adalah hal yang universal. Tapi kini kita hanya mendengar kalimat itu dalam upacara dan ditanggapi dengan malas.

Kini, kita melihat Pancasila bukan lagi produk yang laku dijual diranah politik. Philosphy ”main” untuk menjadi pemenang menjadi trend baru. Pemain politik tak punya rasa percaya diri untuk mempertaruhkan pancasila sebagai landasan media image. Blackbery lebih laku dijual daripada Pancasila. Makanya jangan kaget bila kampanye politik perlunya consultant media yang tahu menipu publik demi image. ”Kita harus melihat ke barat dan belajar dari Barat untuk menjadi demokrat sejati. Anda tidak perlu paham soal angka kemiskinan dan ketertinggalan Indonesia dibanding negara lain. Yang harus anda pahami adalah kita berbangga diri sebagai bangsa yang demokratis dibanding Iran.”

Kini kitapun merasakan bahwa masa lalu yang bau amis darah demi berkibarnya sangsaka merah putih tak lagi sakral ketika rupiah kita sebagai lambang legitimasi negara tak laku di luar negeri untuk bayar hotel dan ticket pesawat. Pemahaman yang tercerahkan lewat media demokrasi telah mengaburkan hakikat merdeka. Bahwa orang peduli pada negerinya adalah amatir atau kolot. Orang yang memandang setiap negeri adalah negerinya, dia orang yang kuat dan professional. Dan orang yang menganggap asing negeri lain adalah fundamentalis alias ektrimis yang harus diperangi sebagai teroris. Ini era globalisasi. Batas nasionalisme tak perlu lagi diperjuangkan. Lewat satelit GPS , Satelit Springe dan MCI , dunia berada dalam satu kuridor menuju satu arah kiblat ke barat. Ini realita. Menentang ini adalah konyol.

Lantas dimanakah tanah air kita. Dimanakah kita harus berpijak ? apakah kita harus terus berpura pura tidak tahu dan membiarkan waktu menelan kita. Seperti sebagian orang berkata ” Apa salahnya AS dan Barat? Tanpa Cevron kita tidak bisa menutupi APBN untuk pendidikan dan kesehatan. Atau ” Tanpa underwrting JP mogant , global Bond kita tidak laku dijual. Tanpa asing kita sulit mengangkat pertumbuhan ekonomi dan menampung angkatan kerja.’ Singkatnya yang menolak asing dan bangga dengan potensi Indonesia untuk kemakmuran adalah ”mimpi. Yang realitas adalah potensi alam untuk globalisasi, bukan hanya untuk anak negeri yang bodoh dan tolol.

Dari itu semua, saya ingin mengutip kalimat Petrick Henry di abad ke 18 sebagai patriot AS mengusir kolonial inggeris ” Give me liberty or give me death ” . Kalimat ini juga ditulis di tembok jalanan Jakarta tahun 1945. Bahwa bagi AS dan juga kita , kemerdekaan adalah hak yang harus diperjuangkan dengan nyawa. Titik. Penjajahan dalam bentuk apapun harus dilawan.Untuk itulah perlu ada batasan kamu disana, kami disini. Nasionalisme menjadi kekuatan dahsyat untuk mempersatukan semua , menjadi benteng mempertahankan nilai nilai kemerdekaan dari waktu kewaktu. AS tak hentinya melakukan invasi kemana mana demi kepentingan nasional mereka. Sekecil apapun nasionalisme terganggu maka semua resource dikerahkan untuk melawan.

Mari kita ingatkan sejarah kemerdekaan kita, diatas tumpukan batu nisan dan lembaran cerita diperpustakaan. Jangan dianggap usang. Biarkan anak anak kita mengetahui semua dan jangan ditutupi dengan alasan apapun. Karena para pahlawan yang gugur dimedan laga tak berharap banyak kecuali ”ingat ingatlah kami , agar apa yang kami korbankan tidak sia sia ” Dari ingatan inilah , spiritual kita bangkit untuk menjadi komunitas yang pandai ”berterimakasih” dengan semangat bela negara dan cinta tanah air untuk tegaknya keadilan, kebenaran dan kebaikan dibumi pertiwi. Semoga...

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...