Saturday, February 02, 2008

Uang ?

Uang adalah konspirasi yang tak diucapkan. Dia mungkin hadir dalam ruang sempit dan sejuk. Kita juga tahu bahwa ia hanyalah selembar kertas atau selembar cek atau logam atau emas. Dia menjadi status dan khayalan bagi siapa saja. Berpindah terbang semudah angin dari satu rekening kerekening lintas benua. Tapi bagaimanapun , kita semua , membuat uang begitu penting. Money is the second god on the world, begitu kata orang Yahudi. Sejumlah uang menggiring orang berdemotrasi. Sejumlah uang Pemilu tidak lagi rahasia. Sejumlah uang dapat berinitial suap atau upeti atau hadiah atau apa saja yang tentu menggairahkan bagi yang menerima. Rezim otorites terbentuk dan uang mengalir kepundi penguasa. Demokrasi terbentuk dan uang mengalir kekantong anggota dewan dan partai. Ini budaya setua peradaban manusia sejak dahulu kala.

Uang, bahkan ia sanggup membuat kumpulan orang orang terhormat di senayan menjadi betah disana. Menciptakan ruang berdebat dan bertanya kepada pemerintah. Disana lebajikan menjadi hablur manakala uang berbicara walau tak bersuara. Koalisi dibentuk dan uang terdistribusi. Kompromipun menjadi kewajaran selagi pendapatan sama. Namun, karena uang pula BI dengan integritas tinggi pencetak uang terjebak diruang terhormat itu. Uang ada di BI dan mengalir keruang DPR komisi IX. Para petinggi ketika itu berkuasa , ada yang sekarang duduk sebagai ketua BPK dan satu lagi besan President dan sebagian sekarang menjabat sebagai dewan Gubernur. Uang berbicara dan besuara. Semua berdalih dan berlindung dibalik hokum. Uang, jarak antara hokum dan moral memang tidak ada. Jarak antara nasionalis dan criminal tidak ada.

Bagaimana suatu tugas moral terpilih atas nama rakyat harus menetapkan tarip dari sebuah kompromi tentang kebijakan masa depan pengelolaan moneter Negara seperti RUU Likuidasi Bank, RUU Lembaga Penjamin Simpanan, RUU Kepailitan, dan RUU Transfer dana. Mengapa BI harus mengeluarkan dana dari YPPI (Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia) sebesar Rp. 100 milliar. Inilah yang harus dijawab oleh hukum daripada mengejar siapa yang menerima dan memberi. Tapi lagi lagi esensi moral memang tidak pernah tersentuh hokum manakala berbica soal uang. Peristiwa korupsi berupa uang sogok telah membuat perhatian public teralihkan dari masalah esensi tentang keberadaan RUU itu sendiri.. Padahal masalah ini lebih penting diusut untuk mengetahui sejauh mana manfaat UU tersebut untuk kesejahteraan rakyat. Mengapa pejabat BI begitu berambisi untuk meng golkan RUU sehingga uang bertaburan dalam setiap pembahasan Rancangn Undang Undang.? Mengapa ?

Dari informasi yang saya dapat dari pejabat bank asing mengatakan bahwa ini semua berkaitan dengan RUU Lembaga Penjamin Simpanan dan RUU transfer dana. Sebagian lembaga Asuransi Asing dan Lokal berusaha mengambil manfaat dari RUU Lembaga Penjamin Simpanan. Busness Re insurance dari Lembaga Penjaminan Simpanan memang menyangkut business dengan fee raksasa. Ini ladang business baru dan peluang besar untuk mendapatkan untung dari system moneter bebas. Juga ada pesan sponsor agar BI melakukan modernisasi Transfer Dana dan menghilangkan border dengan Global Payment Management System. Akibatnya lintas dana menjadi borderless dan serba digital atau script less. Ini adalah grand design untuk meng integrasikan system moneter kita kedalam globalisasi pengelolaan dana. Dengan UU ini maka International Private Banking menjadi legitimate untuk interconnection dengan Offshore Financial Center ( OFC) , tentu tujuannya adalah memanjakan pemilik rekening kakap dan uangpun dapat bebas berbicara tanpa bersuara tak terlacak. Akhirnya uang dalam system kapitalisme modern memang harus "non disclosure" atau tidak mengenal transfarance. Demokrasi , paradox bila soal uang, tidak ada bedanya dengan rezim otoriter...Siapakah sponsor dibalik ini semua ???

Pemerintah

Saya sering datang berkunjung kekantor instansi pemerintah. Tentu setiap kedatangan saya dengan alasan berbeda.. Saya bukanlah satu satunya pengunjung. Di instansi pemerintah itu selalu saja ramai dikunjungi orang.. Ramai atau tidak pengunjung namun suasana kantor tetap dengan irama yang sama. Seperti pegawai negeri yang asyik baca koran. Berdiskusi soal acara sinetron yang tadi malam ditonton. .Berbisisk bisik diantara mereka. Kadang terdengar juga suara tawa tertahan. Ketika pulang , maka kesimpulan saya juga sama bahwa saya memandang satu bentuk yang bernama pemerintah, yang tak lebih menyerupai loby hotel.

Anehnya, setiap orang berbicara tentang pemerintah bila harga melambung, jalanan macet, jalanan berlubang. Seakan ”pemerintah ” adalah kata kunci untuk dimintai pertolongan. Saya bingung bila eksistensi pemerintah masih dianggap ada. Bagaimana kita bisa berharap kepada orang orang yang suka duduk di kantor sambil diskusi soal sinetron, baca kora , berbisik bisik dan kadang kala beristirahat lebih dari 8 jam sehari atau bahkan ada yang datang sebentar dan kemudian pulang. Bagaimana bisa dipahami bila soal sepele perijinan butuh waktu lebih dari 30 hari untuk sampai kemeja walikota setelah berputar putar dari satu meja kemeja berikutnya. Disebelah lain,lihatlah kelakuan elite politik disenayan. Tidak jauh beda. Rapat paripurna diisi oleh manusia kardus yang tertidur pulas. Rapat kerja yang hanya dihadiri segelintir anggota. Selebihnya ngobjek diluar. Hebatnya , Republik ini tidak runtuh, walau jembatan rubuh, bendungan jebol, Jalan rusak berat , rel kereta dicuri orang, rumah sakit di BOT kan , Universitas di komersialkan. Republik ini semakin pongah dan kantor Pemerintah terus direnovasi dari tahun ketahun.

Mungkin, dari sudut kacamata orang asing , ini adalah negeri ajaib karena dengan APBN yang 70% habis terkuras untuk belanja pegawai negeri , republik ini masih utuh dan rajin membagi bagikan uang kepada rakyatnya lewat Bantuan Tunai Langsung. Ada alasan yang terus diungkapkan dalam setiap seminar bahwa birokrasi ada bukti kekuatan dari mesin pemerintahan yang efektive. Benarkah itu ? Ini bukan keajaiban melainkah upaya kolektive saling memahami dari keberdaan system yang korup. Lihatlah , pemerintah membiarkan para pegawainya berpura pura kerja supaya merekapun bisa terus berpura pura menggaji mereka. Masyarakatpun larut dengan budaya pura pura ini karena semua bisa dibuat pura pura legal untuk mendapatkan cap dan tanda tangan. Dengan ini dapat disimpukan adalah ,pertama jadilah birokrasi sebagai ilusi tentang ketertiban dan keadilan. Kedua, sebagai tempat menampung lapangan kerja bagi mereka yang bermental sapi

Penjara yang setiap hari tidak berhenti kedatangan pendatang baru. Rumah sakit tidak pernah sepi dari mereka yang sakit kurang gizi. Infrastructure ekonomi yang terus rusak tambal sulam tapi gedung pemerintah terus dipercantik dan ditambah. Lembaga barupun terus bermunculan dan pegawai barupun ditambah. Republik ini tetap saja exist dan birokrasi tetap jalan. Karena rakyat membayar pajak dan pegawai minta disuap oleh rakyat. Bila sudah begini maka pemerintahan bermakna ketertiban dan keadilan adalah sebuah fiksi. Fiksi ini harus terus dibangun karena masyarakat takut dengan revolusi yang akan melahirkan chaos. Itu sebabnya negara bukanlah status yang menarik bagi Karl Max dan menjengkelkan bagi penganut neo liberal. Kalr Max , membayang negara akan terdulusi bila masyarakat sama rata sama rasa terbentuk. Neo liberal yang dimotori oleh Partai Republik AS , juga berpikir peran negara harus terdulusi bila mekanisme pasar bekerja dan terintegrasi secara global.

Bagi orang cerdas , energic , inovative, negara tidak lebih adalah a necessary evil. Makhluk jahat yang dipaksakan ada karena takdir namun harus diminimalkan perannya, kalau ingin peradaban manusia terjaga adil. Yang minimal ini, adalah negara yang mengurus catat mencatat, tidak teknorat, tidak sentralisasi. Peran negara dilaksanakan oleh organisasi yang diisi oleh orang orang yang bermental negarawan, amanah dan religius. Para ahli dan professional berada di obit luar pemerintahan untuk menjadi fuel dan rakyat sebagai mesin untuk terciptanya masyarakat madani. Mungkinkah ini dapat terjadi di Indonesia , ditengah situasi jual beli kekuasaan terus terjadi...

Sunday, January 27, 2008

Soeharto

Dari kematian Soeharto ada pertanyaan bisu, tentang salah dan tidak salah.Ajal memang membuat banyak hal jadi tak jelas. Kita tidak tahu kenapa sebuah kehidupan yang bergairah pada suatu saat akhirnya terhenti dan kenapa selalu ada yang akan hilang dari sebuah kebersamaan. Orang bijak berkata bahwa waktu adalah sebilah pedang. Ia benar. Waktu mengukir proses, tapi juga memenggal. Umur memendek, rambut menipis, jantung melemah, kayu dikusen akan melepuk dan bumi kian kehilangan kesejukan. Seakan hidup hanya energy hangat yang mesti luput, seperti matahari yang pelang pelan meluputkan diri dari ladang. Hidup adalah ketidak berdayaan sejati. Semua berlalu dalam proses menuju kepastiaan,. Kematian.

Soeharto atau Orde baru memang lahir dengan rasa jenuh, mungkin jijik , mungkin gentar terhadap apa yang disebut ”Politik pluralisme”. Sebelum 1966, partai partai pegang peranan penting dalam menampung aspirasi rakyat. Mereka berperan pula merumuskan semua kebijakan atas nama rakyat dan menggerak massa untuk melaksanakan kebijakan itu. Dari atas turun kebawah dan dari bawah meluas keseluruhnya. Soeharto menciptakan kekuasaan dari kejenuhan ” era lama”. Ini tuntutan rakyat yang tak pernah menuai janji politisi tentang hidup makmur dan sejahtera. Ini soal pilihan situasional bila partai harus diciutkan, hak bersuara harus dibungkam, ulama masuk penjara, lawan politik diasingkan. Semua itu dengan satu keyakinan tentang perlunya stabilitas politik , stabilitas ekonomi , stabilitas keamanan. Rakyat tidak butuh kebebasan asalkan mereka tidak sulit membeli pangan, papan dan sandang. Soehato memenuhi janjinya walau harus berhutang kepihak asing. Rakyat butuh stabilitas. Ini soal pilihan dari kekesalan masalalu yang harus antri beras dan makan katul.

Kini , mengenang Soeharto adalah ketakutan tentang militer. Kita tak ingin apapun yang berbau militer hadir dalam ruang diskusi. Kita tidak ingin militer ikut bersuara. Semua yang berbau militer adalah anti HAM. Semua yang berbau agama adalah teroris atau anti pluralisme. Demokrasi tiran yang dikemas dalam jargon pluralisme, kebebasan sebebasnya. Sehingga syah saja bila president dan wakilnya jadi bahan dagelan di TV. Demokrasi terbebas didunia. Pers terbebas didunia, Porgnographi terbebas didunia. Korupsi terbebas didunia. Inipun adalah pilihan situational akibat masa lalu menakutkan. Kini tidak ada lagi demontrasi kesenayan. Disana tidak ada pekik. Yang ada hanyalah loby politik dan kompromi. Tawar menawar akan menjadi galib dan orang akan mulai melihat kebajikan dari kompromi. Tidak ada lagi suasana yang dibentuk oleh krisis. Dan kehidupan kini tidak jauh beda ketika era Soekarno, antri minyak, antri beras dan busung lapar. Sepuluh tahun setelah pilihan kita. Apakah kita puas dengan kebebasan? Apakah kita merindukan stabilitas ? waktu terus berjalan dan terasa hambar, seperti sekedar mencuci botol bekas. Tapi adakah ia akan kehilangan makna dihadapan kita ?

Soekarno, Soeharto, juga adalah kita semua. Yang kadang lupa ketika menuangkan anggur kedalam gelas sambil duduk berdiskusi diruang terhormat, kita sebetulnya hidup dalam keangkuhan dihadapan sang waktu. Padahal tak ada satupun manusia dapat tabah menghadapi Maut, walau tadinya begitu yakin memperalat dunia tempat kita berada. Kita memang tidak berdaya , lemah dan zolim dengan segala pilihan kita. Hidup juga tak menakjubkan hanya karena retorika tentang sang maha Ada, sang maha Suci. Retorika tentang kebebasan,kesetaraan, perdamaian. Hidup tidak menentramkan tentang stigma militer dan sipil, tentang demokrasi dan otoriter. Hidup menakjubkan dan menentramkan karena kita, disituasi yang mendung , memetik buah yang ranum dan mencicipinya , dan membaginya...Bisakah

"Selamat jalan Pak Harto..."

Friday, January 18, 2008

Restorasi

Teman saya yang kebetulan adalah salah satu direksi diperusahaan raksasa disuatu Negara tetangga. Dia nampak bingung dan tidak habis piker dengan menyaksikan keadaan perusahaannya dari tahun ketahun terus menurun kinerjanya. Padahal perusahaan ini menguasai resource yang sangat besar. Juga pasar yang sangat besar dan bahkan hampir menguasai 70 % pasar domestic. Tapi mengapa sangat lemah sekali menghadapi kompetisi. “Apakah SDM yang tidak berkualitas ?” tanya saya. Dia jawab bahwa “ hampir semua lini meneger S2 bahkan ada yang S3. Soal SDM kita terbaik “ Terus saya coba bertanya lagi dengan teman ini “ apakah anda sudah melakukan management audit dan financial audited secara menyeluruh “ ? Dia jawab bahwa “ sudah dan hasilnya selalu ada solusi untuk perbaikan namun nyatanya perbaikan tidak pernah terjadi. “ Memang perusahaannya belum bangkrut tapi sedang menuju kebangkrutan total. Dia resah.

Secara pribadi dia meminta saya untuk membaca seluruh data keuangan perusahaan dan memberikan kesempatan saya untuk meninjau lingkungan perusahaannya. Saya bersama team saya tidak membutuhkan waktu berlama lama untuk mencari tahu tentang kondasi perusahaan ini dan juga tidak butuh waktu lama untuk memberikan terapi agar perusahaan dapat keluar dari krisis. Hasilnya saya sampaikan kepeada teman ini bahwa hampir dua pertiga resource perusahaan terpakai untuk kegiatan operasional yang tidak ada hubungannya dengan pengembangan perusahaan. Seperti research, Pengembangan technology produksi, pelatihan , perluasan sinergi investasi. Perusahaan dengan resource yang besar memang mampu meningkatkan penjualan namun biaya operasional semakin meningkat dan harga juga terus turun karena factor kompetisi.Akibatnya laba semakin terkuras. Lambat namun pasti pesaing semakin kuat dan penjualan menurun sementara harga tidak bisa dikoreksi karena sudah terlanjur jatuh. Perusahaanpun semakin terjebak dengan high cost, low selling price. Ini jebakan mematikan. Jalan keluarnya hanya satu , yaitu restructurisasi dan rasionalisasi. Nah inilah yang sulit karena para petinggi perusahaan sudah terlanjur senang dengan segala facilitas yang ada dan malas untuk mengambil resiko untuk tujuan restucturisasi dan rasionalisasi. Mereka terus asik dengan berbagai strategy tanpa melihat kenyataan dimana structure perusahaan sudah tidak sehat untuk bersaing dan eksis.

Apa yang dialami oleh teman saya ini , sebetulnya juga banyak dialami oleh perusahaan raksasa. Memang diluar mereka nampak hebat. Apalagi dengan fasilitas direksi dan managemern,yang berstandard international. Tapi mengapa berbagai perusahaan raksasa yang tadinya terdaftar dalam 500 fortune dan akhirnya rontok dimakan banyak skandal. Dan itu terjadi sangat cepat. Jawabnya sederhana bahwa mereka para penangggung jawab terjebak dengan permainan akuntasi dalam mengotak atik neraca keuangan perusahaan. Juga didukung oleh Financial analysis yang gemar memasukkan data data prediksi dengan segala asumsi asumsi yang dipaksakan agar hasilnya memuaskan pemegang saham dan akhirnya tetap memberikan kesempatan direksi untuk terus memburu impiannya. Ini disebut dengan penyakit fundamental , yang tidak mau melihat data fundamental. Asumsi dan rasio keuangan selalu dijadikan acuan untuk menilai kinerja perusahaan. Dari sinilah banyak celah terjadinya skandal dikala perusahaan diambang kehancuran.

Keadaan tersebut diatas tidak jauh berbeda dengan situasi negara kita sekarang. Walau begitu banyak analisa makro dibuat dan digambarkan dengan berbagai asumsi untuk rencana kedepan namun nyatanya negara tidak pernah keluar dari masalah. Rasio pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat tidak ada hubungannya. Semua itu hanya ada dalam catatan pejabat otoritas moneter. Padahal senyatanya fundamental negara kita memang sangat lemah. Coba bayangkan pada tahun 2007, APBN mncapai Rp. 763 triliun. Dari sejumlah ini 70% habis untuk biaya operasional yang tidak ada kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia, research dan tekhnology , perluasan infrastructure., dll. Hanya 30% dari total APBN dipakai untuk tujuan pembangunan. Namun dari 30% ini daya serapnya hanya 70% atau 21 % dari total APBN. Artinya Seluruh pegawai negara baik itu xecutive, legislative, yudikatif menghabiskan anggara sebesar 70% dari APBN dengan kinerja hanya 21% dari total APBN. Ini artinya bila asumsi satu berbanding satu maka kemampuan organisasi negara adalah sebesar minus 300% dari hasil yang dicapai.

Kondisi diatas sangat tidak efisien. Jalan keluarnya hanyalah melalui restructurisasi dan rasionalisasi. Tapi banyak restucturisasi dan rasionalisasi mengalamai kegagalan karena tidak didukung oleh perbaikan system dan pengembangan budaya yang beroirientasi kepada hasil dan tanggung jawab. Restructure hutang adalah mutlak apapun resikonya. Walau akan diembrgo oleh luar negeri. Mengalokasinya untuk peningkatan sumber daya manusia dan perbaikan lingkungan. Reorientsi kebijakan investasi dari investor private kepada investor financial untuk memperkuat pasar uang / modal domestik sebagai financial resouce dalam negeri. Reorientasi kebijakan industri dalam negeri yang mendorong pertumbuhan industri pengolah hasil pertanian dan tambang. Reorientasi pasar dalam negeri dengan memberikan ruang dan akses seluas mungkin bagi UKM untuk eksis. Reorientasi kebijakan privatisasi BUMN melalui standard Public Service Obligation. Disisi hukum adalah memberikan kekuatan penuh kepada president untuk mengambil kebijaksanaan dengan menghidupkan kembali Garis Besar Haluan Negara sebagai ketetapan MPR, yang merupakan payung dari semua UU tentang kebijakan dibidang moneter, fiskal, budaya, sosial. Law enforcement secara systematis untk mengikis pratek korupsi disegala bidang. Reorganisasi birokrasi yang sesuai dengan demokratisasi pelayanan.

Disinilah dituntut keberanian dan tekad dari semua eksponen bangsa untuk menerima ini sebagai suatu kenyataan untuk kemudian melakukan restorasi secara menyeluruh. Walau terapi ini sangat menyakitkan dan penuh dengan penderitaan , tidak akan masalah kalau itu bertujuan untuk kehormatan dan harga diri sebagai negara berdaulat. Masalahnya adakah keberanian dari elite politik untuk melakukan ini ? Selagi tidak ada keberanian maka negeri ini tidak akan pernah bisa keluar dari masalah. Siapapun kelak yang jadi president.

Saturday, January 12, 2008

HANURA

Didalam diri kita ada tiga hal yang membentuk kita dan juga menentukan pribadi kita. Yaitu hati nurani , akal dan nafsu. Kalau dianalogikan maka Hati Nurani itu adalah Hakim Agung. Akal adalah raja. Nafsu adalah Laskar. Artinya dalam diri kita haruslah akal sebagai raja yang tunduk dengan keputusan hati nurani sebagai Hakim Agung untuk memerintahkan nafsu ( laskar ) untuk berbuat dan bertindak. BIla kita mampu mengoranisir ketiga hal ini dalam kehidupan kita maka kita akan menjadi manusia prima sebagai rahmatan lilalamin. Namun bila nafsu sebagai raja maka nurani sebagai hakim agung akan diabaikan dan akal kita akan menjadi moster untuk menyesatkan dan menindas orang lain. Bila Nurani sebagai raja dan akal sebagai hakim maka nafsu akan lemah berbuat dan kita akan hidup dalam philosopy tanpa berbuat apapun.

Sebagai Hakim agung maka nurani begitu pentingnya dalam diri kita.. Nurani sebetulnya berasal dari bahasa Arab ( =NUR) yang berarti cahaya. Kemudian ditambah menjadi NURANIYYUN yang artinya “bersifat cahaya”. Dalam Al Qur'an, nurani disebut dengan nama bashirah, (Q/75;14-15) yang mengandung arti pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala. Bagi orang yang nuraninya sehat, pandangan mata hatinya lebih tajam menembus dimensi ruang dan waktu, berbeda dengan “mata kepala” yang sangat terbatas jangkauan pan­dangannya. Bagi orang yang “mata hatinya” buta, maka ketajaman penglihatan “mata kepala” tidak banyak membantu menemukan kebenaran (Q/22:46 ). Nurani bagaikan kotak hitam (black box) di dalam hati, sebagai sub sistem yang bekerja secara konsisten ter­hadap kebenaran dan kejujuran.. Dengan demikian nurani adalah cahaya yang ditem­patkan oleh Allah di dalam hati setiap manusia; Cahaya ini pula yang menyebabkan manusia rindu kepada Tuhan, yang menyebabkan manusia bisa menangis ketika berdoa, yang menyebabkan manusia tak terkecoh oleh godaan rendah harta duniawi dan sebaliknya bisa melihat dengan jelas tingginya nilai keutamaan kebajikan yang bersifat ukhrawi.

Hati dalam bahasa arab disebut qalbu . Sifat hati ini tidak pernah konsisten dan suka berdalih yang subjective.. Berlainan dengan nurani, karena tabiatnya yang bolak balik. Hati boleh mencari-cari dalih pembenar, akal boleh membuat rumusan yang logis membenarkan dirinya, tetapi nurani tetap konsisten membisikkan bahwa yang salah tetap salah, dan yang benar tetap benar. Itulah sebabnya mengapa nurani harus menjadi Hakim Agung dalam diri kita untuk berbuat dan bersikap. Jiwa manusia merupakan kesatuan sistem, oleh karena itu berfungsinya nurani juga bisa disebut sebagai sehat­nya hati (qalbun salim) atau seperti yang dikatakan oleh Imam Fakhr ar Razi dalam tafsir al Kabir, sebagai akal yang prima (al `aql as salim).

Bila digabungkan Hati dan Nurani maka sebetulnya pesan yang ingin disampaikan oleh Partai HANURA adalah anda boleh membanggakan akal dan pengetahuan , beretorika tentang pembenaran dihadapan orang lain tapi anda tidak bisa membohongi nurani anda sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa apabila nurani anda berfungsi maka hatinya pasti sehat , yang sehingga mampu menggunakan akal dengan prima untuk melaksanakan program sesuai pesan yang disampaikan oleh nurani. Pesan apakah itu ? Pesan dari rakyat kepada pemimpinnya yang mengharapkan keadilan social.

Sebetulnya nama HANURA lebih tepat untuk icon dunia agar planet bumi ini dapat menjadi tempat yang tentram dan damai. Tapi bagi Wiranto, nama HANURA merupakan repliksi dari perjalanan panjangnya sejak dari ajudan President, Komandan Tempur, Panglima. Semua tugas itu dilaluinya dengan istiqamah. Loyalitasnya kepada tugas lebih karena sifat pribadinya yang selalu mendengar “bisikan nuraninya”. Itu sudah dibuktikan nya dengan mengawal tuntutan rakyat mengamankan suksesi dari Pak Harto ke Habibie dan akhirnya ke kaum reformis. Seperti yang dikatakan oleh Joseph W. Prueher, Panglima Komando Pasukan AS diPasifik, pada 1998 menuliskan "Untuk Jenderal ketahui, kekaguman saya kepada Jenderal begitu besar karena Jenderal telah berhasil menciptakan suatu kondisi dan melaksanakan peralihan kepemimpinan dengan tertib di Indonesia dan dengan cara yang selalu berpijak kepada konstitusi. Padahal, sebulan yang lalu hanya beberapa orang saja yang berpikiran bahwa Jenderal akan mampu melaksanakannya."

Mungkin takdir akan lberkata lain bila Wiranto menggunakan surat perintah KOPKKN (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Nasional) --yang oleh banyak pihak dapat disamakan dengan Supersemar (surat sakti yang telah digunakan Soeharto menumbangkan Soekarno di tahun 1966)-- untuk menjadi dictator. Padahal ketika itu seluruh kekuatan militer ada ditangannya dan president terpilih secara demokratis ( Pak Harto ) sudah memberikan mandate kepadanya..Ketika reformasi menang maka yang menang adalah akal sehat seorang Wiranto yang mampu senantiasa berbuat karena “nurani” nya. Publik dan kaum reformasi pada khususnya harus mengakui ini semua.

Bila Wiranto terpilih sebagai president maka pertanyaannya adalah apakah mungkin dia dapat melaksanakan tuntutan HANURA, sementara system negara yang terbangun melalui berbagai UU selama reformasi telah menempatkan bangsa Indonesia kedalam kubangan masalah dengan korban rakyat yang lemah bersaing ditengah era globalisasi. Apakah hati nurani Wiranto tergugah untuk menggerakkan akal dan nafsunya untuk berperang melawan segala kekuataan yang telah membuat system negara ini tidak berkeadilan kecuali kepada pemodal ? Apakah Wiranto hanya sebagai follower atas program /UU yang sudah dibuat oleh pemerintah sebelumnya atau merestorasinya sesuai dengan tuntutan Hati Nurani Rakyat tentang keadilan dan kedaulatan sebagai bangsa yagn merdeka. … Yang pasti pengalaman dan didikan TNI , penguasaan cara berpikir strategis serta nurani yang selalu sebagai hakim untuk berbuat dan bertindak maka wiranto pantas disebut "pemimpin" ditengah arus globalisasi untuk megembalikan negeri berdaulat disegala bidang. KIta lihat nanti..

Monday, December 31, 2007

Tahun Baru

Ketika manusia kali pertama diciptakan , Allah meminta semua makhluk sujud kepada Adam,. Hanya Iblis satu satunya yang tidak bersedia sujud. Sementara malaikat hanya mempertanyakan ” Mengapa manusia harus diciptakan. Bukankah manusia itu kelak akan menciptakan kerusakan dimuka bumi. ” Namun Allah menjawab ” Aku lebih tahu apa yang tidak kamu ketahui” . Sejak itu Iblis ditakdirkan menggiring manusia untuk membangun kejahatan. Manusia juga diciptakan Tuhan untuk menebarkan kebaikan sebagai wakil Tuhan. Jadi manusia disebelah disini dan Iblis disebelah sana. Ada dinding yang jelas dan transference oleh aturan dan dogma kitab suci untuk memisahkan antara yang hitam dan putih.

Dalam kehidupan selanjutnya antara yang hitam dan putih melebur manjadi abu abu. Manusia dan Iblis saling memanfaatkan.. Tidak tahu siapa memanfaatkan siapa. Yang jelas manusiapun membangun system yang sehingga kejahatan tersetructure dalam kebijakan Public dan budaya materialisme, hedonismo. Premanisme bersandal jepit dan berdasi ada disetiap sudut kehidupan. Akibatnya mungkin kini baru disadari oleh Iblis bahwa manusia memang pantas disujud. Manusia ternyata lebih canggih dari Iblis soal menciptakan kerusakan ketika mereka masuk dalam wilayah abu abu. Bahkan ada anekdot mengatakan , “ disini iblispun terampas pekerjaannya…”

Dalam ruang abu abu inilah bersemayam komunitas elite yang punya dokrin dan bahasa yang sama. Seperti komunitas pengusaha bicara tentang “ buy low , sell high and pay later. Dan later , never comes. Kredit macet adalah biasa.. Politisi menggantinya menjadi “promised now and pay tomorrow. Tapi tomorrow never come. Amanah menjadi bahan tertawaan sarapan pagi. Diluar komunitas mereka adalah komunitas lain layaknya deretan barang dietalage yang sudah dibandrol. Soal harga tergantung tempat dan packaging. Semakin mewah tempatnya dan indah packaging nya maka semakin mahal pula harganya. Suara bisa dibeli, hukum diperdagangkan, Image bisa dibangun. Ketulusan , jangan tanya,! Apalagi keadilan.

Maka lihatlah ketika waktu berlalu dan tahun berganti , yang terjadi adalah permainan sirkus kepatutan moral. Kualitas bukan ukuran tapi loyalitas sebagai penentu. Kader partai berkualitas tersingkir . digantikan oleh kader yang loyal berbagi kepada partai. Barang tidak perlu berkualitas tapi cukup ciptakan image agar konsumen loyal .Semua itu , dikemas dalam retorika magic word ; we care you, we serve you. Lagi lagi iblispun kalah jauh dengan manusia soal menggoda dan menghasut. Diruang elite itu kebusukan. kerakusan tersembunyi dibalik pidato, ruang seminar , keramah tamahan dan senyuman. Tidak ada persahabatan sejati yang ada hanyalah kepentingan. Akan selalu berbeda pendapat selagi pendapatan tidak sama.

Komunitas elite , komunitas abu abu , komunitas yang merampas tugas Iblis dan mengacaukan tugas manusia. Hingga , tidak perlu diperdebatkan tentang makro ekonomi yang tinggi harus dibayar dengan semakin luasnya gap antara yang kaya dan miskin. Jangan pula disesalkan bila alam dikuras menimbulkan bencana bagi orang banyak. Jangan pula bersedih bila potensi alam diobral kepihak asing. Jangan pula terkejut bila ulama lebih suka tampil di TV daripada hadir bersama misionaris di daerah terpencil. Jangan pula meratap bila daerah kumuh harus digusur untuk pembangunan super block Jangan pula marah bila porno aksi dan porno graphi adalah keseharian yang kita lihat di TV dan dijalanan. Semua itu ada pembenaran dalam retorika yang sulit dipahami oleh komunitas yang berwajah muram , yang berada di kubuk perkotaan, didesa desa , dibalik gunung dan lembah , dipulau pulau terpencil. Komunitas yang akrab dengan PHK, pernggusuran, bencana Alam, kelaparan, wabah penyakit, kebodohan , pengangguran.

Besok tahun 2008 menjemput kita. 2007 ada dibelakang kita. Tentu komunitas elite direpublik ini akan tertawa dalam kemenangan. Diluar itu terdapat mereka yang hanya diam memaknai tahun baru karena esok masih tanda tanya atau mungkin mereka bingung karena tidak pernah tahu tentang tahun , apalagi mempertanyakannya. Masa lalu itu berhubungan dengan masa kini , dan masa depan seperti kata orang bijak ” Dengan berdiam tentang kezoliman, dengan menguburkannya jauh didalam diri kita...., kita menanamnya” Kelak kejahatan yang ditanam kemarin dan hari ini akan tumbuh berlipat ganda...Semua terserah anda untuk menyikapi sang waktu dan memaknai pergantian tahun...Ingatlah firman Allah ” Demi waktu , sesungguhnya manusia itu hidup dalam keadaan merugi. Kecuali , orang yang beriman dan melakukan perbuatan baik, saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.”

Wednesday, December 26, 2007

Renungan Natal

Wanita yang terkulai dalam tangis disudut kota Beirut tidak bisa berbuat banyak ketika menatap putranya berumur belasan tahun terbujur kaku didepannya. Wanita ini beragama Kristiani. Disampingnya nampak sahabatnya wanita muslim yang mencoba menghiburnya untuk tegar melawan kekejaman tentara Israel. Beirut adalah satu bait prosa yang tak pernah lekang dari sejarah barat dan timur. Seakan terus mengulang kisah tentang pembunuhan, kerakusan, dendam , amarah, kebusukan dan semua yang bermuara kepada kebenjian terhadap pemeluk agama tauhid.

Mungkin Syaila berusia kanak tidak mengerti mengapa Tank Amerika begitu banyak hadir dijalanan Irak hingga menggangu ketenangan malam. Yang langsung memaksa kita melompat jauh kemasa berabad abad lalu yang gelap , sebagai titik awal yang tak berujung tentang kerakusan dan darah. Kekinian yang muram adalah senyum kemenangan bagi Hamdan al-Qarmath pendiri kaum Hashyashyin, sebuah sekte (ordo) dari kelompok Ismailiyah-Qaramithah, salah satu cabang dari kelompok Syiah di bawah Dinasti Fathimiyah. Mereka adalah kelompok murtad Islam Yang sangat berperan menghancurkan kekuatan Islam dengan kelompoknya bernama Bolsyewisme-Islam. Keberadaan mereka yang selalu bergandeng tangan dengan knighs templar , piawai melakukan provokasi dan pembunuhan secara diam diam. Seakan antara Islamiliya-Qaramithah dan Knights templar terjalin dari satu misi yang sama tentang kecurangan dan kebusukan peradaban. Tidak dapat dipungkiri karena sejarah Knighs Templar sendiri adalah pengikut Kabbalah yang merupakan aliran sesat dari Islam , walau mereka mengaku sebagai pemeluk Kristen pada awalnya.

Sebuah konpirasi jahat terbentuk dengan memanfaatkan kelemahan dari ego tentang agama. Dsinilah Templar dan Ismailiyah-Qaramithah bermain dengan sumbu ledakan perang tak terelakan. Konspirasi ini telah membuat keberadan dunia barat dan timur mengalami perpecahan. Dunia barat menjadi dua kekuatan besar. Kirsten Timur yang berpusat di Byzantium dan Kristen barat yang berpusat di di Roma. Disisi lain Dunia Islam juga terbagi menjadi dua kekuatan besar yang juga saling memusuhi yakni Kekhalifahan Abbasiyah yang sunni dan Kekhalifahan Fathimiyah yang syiah yang berpusat di Mesir.

Jerusalem, disini semua berawal dari sebuah kesalahan dan kebodohan akibat asut dan adu domba bagi pemeluk agama samawi. Sejarah gelap perang salib yang membuat Islam dan Kristen , barat dan timur , menumpahkan darah kebumi. Sejarah membenarkan teori konspiransi. Terbukti setahun sebelum pasukan salib gelombang pertama yang dikomandani Godfroi de Bouillon tiba di pintu Yerusalem di tahun 1099 dan merebutnya, Yerusalem diserang oleh pasukan dari Dinasti Fathimiyah-Syiah yang berpusat di Mesir dan merebutnya dari tangan kekuasaan Dinasti Abbasiyyah yang beraliran Sunni.Jadi, ketika pasukannya Godfroi tiba di pintu kota Yerusalem, kota suci itu sebenarnya telah berada di bawah kekuasaan Bani Fathimiyah. Suatu jalinan kerjasama yang solid walau tidak nampak kepermukaan. Ordo Kabbalah dengan pembagian kerja: Mereka bekerja di Dunia Islam, sedangkan Yohanit (Ordo Sion dan kemudian Templar) bekerja di Dunia Kristen.

Salahudin melihat semua akibat dari perang yang sia sia itu. Setelah membebaskan Yerusalem dari konspirasi kotor dan menjadikan Yerusalem sebagai tempat yang damai bagi semua pemeluk agama, Salahudin terus melakukan pembebasan hingga ke Benteng Alamut, markas besar kelompok Ismailiyah-Qaramithah dan di Persia, sebelum akhirnya ke Mesir untuk melakukan pembersihan terhadap sekte Syiah. Juga menghabisi semua tawanan perang dari kesatria Templar. Kembali darah bertaburan kebumi tapi tentu untuk sesuatu perdamaian yang harus dibayar. Hal seperti ini juga belakangan diikuti oleh kelompok kristed Tahun 1307, Raja Prancis Philip le Bel dan Paus Clement V memutuskan untuk menangkap dan membubarkan anggota-anggota ordo ini. Clevement V bahkan mengeluarkan keputusan kepausan dengan nama Vox in Excelso (suara dari langit). Sejak itu, para pemimpin Templar, yang dijuluki "pemimpin Besar (Grand Master)", mulai dari yang terpenting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka dijebloskan ke dalam penjara, namun sebagaian melarikan diri ke tempat yang aman seperti swiss dll.

Selanjutnya sejarah mencatat pembantaian dengan alasan pembersihan terus berlangsung dari abad ke abad terhadap ordo ini. Namun konpirasi terus terbangun dalam bentuk lain yang lebih canggih hingga menyeret dunia memasuki perang dunia. Dari puing puing kelelahan dalam perang yang sia sia itulah membuat dunia lemah dan ordo ini dapat tumbuh subur dan bangkit dalam kemasan ; neocolonial, kapitalisme, globalisasi, neoliberal , demokratisasi. Hingga kini di abad 21, ordo ini telah menjadi kekuataan dunia yang menguasai lembaga keuangan, industri, media massa , HIgh Technology dll. Mereka juga berperan membuat imbalance economic global dan menggiring lembaga multilateral memaksakan kebijakan yang merugikan Negara ketiga. Penderitaan bangsa , Irak dan Libanon dan belahan dunia lain yang terjerat dalam kemiskinan parah adalah contoh dari akibat kehadiran mereka. Semuunya berujung kepada pembentukan system dunia yang tidak berkeadilan agar menjadi lemah dibawah komando ordo ini.

Perang belum berakhir. Inilah seharusnya disadari oleh umat kristani dan Islam untuk menyatukan langkah dan menghindari segala provokasi yang bisa menimbulkan pertikaian , yang akhrnya akan menguntungkan ordo ini. Ruh kasih sayang diyakini oleh Islam dan Kristiani sebagai misi yang harus diemban seumur hidup adalah dasar untuk " stop pertikaian karena perbedaan". Kenalilah sebenar benarnya musuh disekitar kita dan perangilah "mereka" dengan Iman dan semangat kebersamaan untuk kedamaian dibumi.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...