Saturday, January 12, 2008

HANURA

Didalam diri kita ada tiga hal yang membentuk kita dan juga menentukan pribadi kita. Yaitu hati nurani , akal dan nafsu. Kalau dianalogikan maka Hati Nurani itu adalah Hakim Agung. Akal adalah raja. Nafsu adalah Laskar. Artinya dalam diri kita haruslah akal sebagai raja yang tunduk dengan keputusan hati nurani sebagai Hakim Agung untuk memerintahkan nafsu ( laskar ) untuk berbuat dan bertindak. BIla kita mampu mengoranisir ketiga hal ini dalam kehidupan kita maka kita akan menjadi manusia prima sebagai rahmatan lilalamin. Namun bila nafsu sebagai raja maka nurani sebagai hakim agung akan diabaikan dan akal kita akan menjadi moster untuk menyesatkan dan menindas orang lain. Bila Nurani sebagai raja dan akal sebagai hakim maka nafsu akan lemah berbuat dan kita akan hidup dalam philosopy tanpa berbuat apapun.

Sebagai Hakim agung maka nurani begitu pentingnya dalam diri kita.. Nurani sebetulnya berasal dari bahasa Arab ( =NUR) yang berarti cahaya. Kemudian ditambah menjadi NURANIYYUN yang artinya “bersifat cahaya”. Dalam Al Qur'an, nurani disebut dengan nama bashirah, (Q/75;14-15) yang mengandung arti pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala. Bagi orang yang nuraninya sehat, pandangan mata hatinya lebih tajam menembus dimensi ruang dan waktu, berbeda dengan “mata kepala” yang sangat terbatas jangkauan pan­dangannya. Bagi orang yang “mata hatinya” buta, maka ketajaman penglihatan “mata kepala” tidak banyak membantu menemukan kebenaran (Q/22:46 ). Nurani bagaikan kotak hitam (black box) di dalam hati, sebagai sub sistem yang bekerja secara konsisten ter­hadap kebenaran dan kejujuran.. Dengan demikian nurani adalah cahaya yang ditem­patkan oleh Allah di dalam hati setiap manusia; Cahaya ini pula yang menyebabkan manusia rindu kepada Tuhan, yang menyebabkan manusia bisa menangis ketika berdoa, yang menyebabkan manusia tak terkecoh oleh godaan rendah harta duniawi dan sebaliknya bisa melihat dengan jelas tingginya nilai keutamaan kebajikan yang bersifat ukhrawi.

Hati dalam bahasa arab disebut qalbu . Sifat hati ini tidak pernah konsisten dan suka berdalih yang subjective.. Berlainan dengan nurani, karena tabiatnya yang bolak balik. Hati boleh mencari-cari dalih pembenar, akal boleh membuat rumusan yang logis membenarkan dirinya, tetapi nurani tetap konsisten membisikkan bahwa yang salah tetap salah, dan yang benar tetap benar. Itulah sebabnya mengapa nurani harus menjadi Hakim Agung dalam diri kita untuk berbuat dan bersikap. Jiwa manusia merupakan kesatuan sistem, oleh karena itu berfungsinya nurani juga bisa disebut sebagai sehat­nya hati (qalbun salim) atau seperti yang dikatakan oleh Imam Fakhr ar Razi dalam tafsir al Kabir, sebagai akal yang prima (al `aql as salim).

Bila digabungkan Hati dan Nurani maka sebetulnya pesan yang ingin disampaikan oleh Partai HANURA adalah anda boleh membanggakan akal dan pengetahuan , beretorika tentang pembenaran dihadapan orang lain tapi anda tidak bisa membohongi nurani anda sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa apabila nurani anda berfungsi maka hatinya pasti sehat , yang sehingga mampu menggunakan akal dengan prima untuk melaksanakan program sesuai pesan yang disampaikan oleh nurani. Pesan apakah itu ? Pesan dari rakyat kepada pemimpinnya yang mengharapkan keadilan social.

Sebetulnya nama HANURA lebih tepat untuk icon dunia agar planet bumi ini dapat menjadi tempat yang tentram dan damai. Tapi bagi Wiranto, nama HANURA merupakan repliksi dari perjalanan panjangnya sejak dari ajudan President, Komandan Tempur, Panglima. Semua tugas itu dilaluinya dengan istiqamah. Loyalitasnya kepada tugas lebih karena sifat pribadinya yang selalu mendengar “bisikan nuraninya”. Itu sudah dibuktikan nya dengan mengawal tuntutan rakyat mengamankan suksesi dari Pak Harto ke Habibie dan akhirnya ke kaum reformis. Seperti yang dikatakan oleh Joseph W. Prueher, Panglima Komando Pasukan AS diPasifik, pada 1998 menuliskan "Untuk Jenderal ketahui, kekaguman saya kepada Jenderal begitu besar karena Jenderal telah berhasil menciptakan suatu kondisi dan melaksanakan peralihan kepemimpinan dengan tertib di Indonesia dan dengan cara yang selalu berpijak kepada konstitusi. Padahal, sebulan yang lalu hanya beberapa orang saja yang berpikiran bahwa Jenderal akan mampu melaksanakannya."

Mungkin takdir akan lberkata lain bila Wiranto menggunakan surat perintah KOPKKN (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Nasional) --yang oleh banyak pihak dapat disamakan dengan Supersemar (surat sakti yang telah digunakan Soeharto menumbangkan Soekarno di tahun 1966)-- untuk menjadi dictator. Padahal ketika itu seluruh kekuatan militer ada ditangannya dan president terpilih secara demokratis ( Pak Harto ) sudah memberikan mandate kepadanya..Ketika reformasi menang maka yang menang adalah akal sehat seorang Wiranto yang mampu senantiasa berbuat karena “nurani” nya. Publik dan kaum reformasi pada khususnya harus mengakui ini semua.

Bila Wiranto terpilih sebagai president maka pertanyaannya adalah apakah mungkin dia dapat melaksanakan tuntutan HANURA, sementara system negara yang terbangun melalui berbagai UU selama reformasi telah menempatkan bangsa Indonesia kedalam kubangan masalah dengan korban rakyat yang lemah bersaing ditengah era globalisasi. Apakah hati nurani Wiranto tergugah untuk menggerakkan akal dan nafsunya untuk berperang melawan segala kekuataan yang telah membuat system negara ini tidak berkeadilan kecuali kepada pemodal ? Apakah Wiranto hanya sebagai follower atas program /UU yang sudah dibuat oleh pemerintah sebelumnya atau merestorasinya sesuai dengan tuntutan Hati Nurani Rakyat tentang keadilan dan kedaulatan sebagai bangsa yagn merdeka. … Yang pasti pengalaman dan didikan TNI , penguasaan cara berpikir strategis serta nurani yang selalu sebagai hakim untuk berbuat dan bertindak maka wiranto pantas disebut "pemimpin" ditengah arus globalisasi untuk megembalikan negeri berdaulat disegala bidang. KIta lihat nanti..

No comments:

Cerdas berlogika dan bersikap.

Mengapa kegiatan ekonomi itu terbelah.Ada yang formal dan ada yang informal. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang melimpah sumber day...