Saturday, May 04, 2019

Ketakutan



Dalam satu kesempatan survey tambang, ditengah perjalanan, rombongan yang jalan di depan berteriak “ Ular”. Dia pun berlari. Diikuti oleh yang lainnya. Saya bingung mengapa mereka lari? “ Ularnya besar sekali”  kata salah satu teman dengan wajah ketakutan. Tinggal saya sendirian. Saya perhatikan ular itu sedang berusaha keluar dari saluran air. Kepalanya ada di jalan setapak. Tubuhnya masih di saluran air yang bersemak. Panjangnya mungkin lebih dari 3 meter. Saya mendekati ular itu. Dengan cepat saya memegang lehernya dan melemparnya kembali kesaluran air. Ular itu menjauh dari jalan setapak. 

Teman saya bengong. Bagaimana saya begitu tenangnya menghadapi ular ?. Mungkin anda punya pikiran sama. Sebetulnya ular itu matanya buta. Dia tidak bisa melihat targetnya dengan jelas seperti kita manusia. Mata ular itu bekerja dengan sistem sonar atau semacam infra merah. Ular hanya akan melihat kita apabila matanya kita tatap secara langsung. Dalam persekian detik mata ular bisa merekam kita dan otaknya lansung menterjemahkan siapa kita. Bagi ular apapun didepannya adalah mangsa. Selagi dia bergerak itu tandanya dia lapar. Makanya ular kalau kenyang dia engga jalan. Dia tidur. Jadi dengan mudah saya bisa memegang lehernya tanpa ada perlawanan. Karena  saya tahu apa itu ular. 

Manusia itu makluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk lain ciptaan Tuhan. Kekuatan manusia itu ada pada pikirannya. Namun kelemahannya juga ada pada pikirannya. Kalau anda berpikir ular itu menakutkan maka apapun pengetahuan yang anda punya itu akan sia sia. Kalau pengetahuan itu mencerahkan anda maka rasa takut akan hilang, berganti dengan keyakinan dan kekuatan. Dalam kehidupan juga begitu. Orang memilih Prabowo karena rasa takut yang ditiupkan ulama berdaster bahwa kalau Jokowi menang maka umat islam akan dipinggirkan. Membela prabowo adalah membela islam. Jalan kemenangan islam. Yang tidak mengikuti saran ulama akan masuk neraka. Kafir. Ketakutan neraka itu terus ditiupkan.

Padahal kalaulah bersandar kepada pengetahuan, engga perlu ada rasa takut. Ulama juga manusia, yang bisa saja salah. Pemilu hanya kegiatan rutin lima tahunan. Tidak ada yang luar bisa dari sebuah pemilu. Berkali kali pemilu digelar sejak Orla, apakah umat islam dipinggirkan? Apakah umat islam berkurang jumlahnya ? apakah semua orang jadi kafir ? kan engga.  Komunis, China, Asing. Semua hal yang berbeda menjadi hantu yang menakutkan. Padahal paham komunis di China justru membuat negara itu makmur dan tidak menghalangi orang melaksanakan ritual agamanya. China ada di Indonesia jauh lebih dulu daripada orang Arab. Asing sudah berbisnis di Indonesia sejak abad ke 6. Kan lucu kalau China, asing, komunis menjadi momok menakutkan. Tapi karena rasa takut sudah menjadi mindset maka S3 jadi S-teler. 

Orang tidak tertarik   kepada  wirasausaha karena takut gagal. Banyak orang gagal bukan karena dia tidak punya pengetahuan atau tenaga tetapi karena rasa takut gagal. Makanya sikapnya selalu ragu. Sama dengan orang takut ular karena takut mati. BIsa ular itu memang mematikan. Anda tidak harus takut. Ketakutan adalah pembunuh pikiran. Ketakutan adalah kematian kecil yang membuat anda jadi zombi. Hadapilah dan lewati ketakutan itu. Yakinlah setelah anda lewati ternyata semua biasa biasa saja. Jadi tidak ada yang perlu ditakuti.

No comments:

Akhlak atau spiritual

  Apa pendapat bapak soal kenaikan pajak PPN 12 % “ tanya Lina. Peningkatan tarif PPN tujuannya tentu untuk meningkatkan penerimaan negara d...