Usia 39 tahun saya kena strok ringan dan kemudian empat tahun kemudian atau usia 43 tahun saya kena strok ringan lagi ketika sedang di guangzho. Salah satu dokter di china menasihati saya agar mengubah gaya hidup. Gimana caranya? Perkaya spritual kamu. Ubah persepsi kamu tentang kesuksesan. Ubah persepsi kamu tentang harta. Ubah persepsi kamu tentang kehormatan. Ubah persepsi kamu tentang bahagia. Ya apa tip yang jitu untuk bisa mengubah persepsi itu? Desak saya. Menurutnya “ melihat lah kedalam. Jangan melihat keluar. Melihat keluar kamu akan tersesat. Melihat kedalam kamu akan tercerahkan. Sehingga semua itu dapat terjawab dengan mudah. “
Saya kuasai ilmu agama karena ibu dan nenek saya ulama. Dari kecil saya sudah diajarkan soal Tauhid dan Syariah. Tetapi saya tidak menemukan jawaban yng memuaskan. Bagi saya ilmu, tetaplah ilmu namun itu bukan jalan saya menemukan cahaya. Saya ingin sehat. Karenanya saya ikut program healing di Hunan di pedepokan Shaolin. Saya juga ikut program ritual Mutih. Benarlah lewat program itu saya menemukan jawaban yang membuat saya tenteram. Bahwa apapun yang membentuk pribadi saya itu tergantung kepada persepsi saya. Kesalahan terbesar adalah bila persepsi saya tentang materi berhubungan dengan kebahagian, kelengkapan diri. Sampai mati saya tidak akan pernah menemukan kebahagiaan dan kelengkapan. justru saya akan terperangkap paradox.
Untuk lebih jelasnya saya akan uraikan lebih jauh tentang apa itu persepsi ?. Semua tahu mangga ? yang anda pahami bahwa mangga itu rasanya manis atau asam. Kulitnya kuning atau hijau. Kalau dibanting akan terdengar suara lembek. Cobalah rasakan? rasa manis atau masam karena lidah anda, bukan mangga. Warna kulit karena mata anda, bukan mangganya. Suaranya ketika di banting karena telinga anda, bukan mangganya.Lantas apa sebetulnya mangga itu ? Mangga itu adalah persepsi anda yang di terjemahkan oleh otak berkat memori yang tersimpan berdasarkan informasi dan pengalaman anda.
Mengapa kalau engga makan nasi belum terasa makan? karena persepsi anda bahwa untuk bisa kenyang ya harus makan nasi. Mengapa kalau engga kaya engga bahagia ?karena persepsi anda bahwa untuk bahagia harus kaya. Mengapa kalau bukan cantik atau ganteng tidak menarik?karena persepsi anda bahwa cantik dan ganteng membangkitkan libido anda. Mengapa harus jadi sarjana untuk bisa jadi orang pintar ?karena persepsi anda untuk jadi orang pintar harus sarjana. Mengapa harus pakai bermerek membuat gengsi anda baik ? karena persepsi anda bahwa pakaian bermerk menaikan kelas anda. Semua karena persepsi. Karena persepsi itu membuat anda terisolasi pemikiran dan informasi dari luar.
Benarkah persepsi itu absolut ? saya pernah melakukan pengalaman tirakat "mutih " di sebuah pondok pesantren. Sebelum memasuki tirakat "mutih" sang kiyai menanamkan persepsi bahwa " kita menciptakan kejadian di alam semesta ini bersama Tuhan. Kedua, kita bekerja sama dengan Tuhan untuk menciptakan berbagai peristiwa yang kita kehendaki. Artinya Allah itu sangat dekat dengan kita. Bahkan kalangan ahli tasawuf mengajarkan manusia harus memikirkan diri sebagai manifestasi Tuhan. Sebagaimana paham wahdatul wujud, bahwa kehendak seseorang bersatu dengan kehendak Tuhan. Semua hal yang ada di dunia ini akan kembali pada dirimu sendiri, didalam pikiranmu. Kau milik dirimu sendiri.Kalau kau anggap semua benda tidak ada maka yang ada adalah dirimu sendiri.". Persepsi di tanamkan pada diri saya.
Selama ritual itu saya lalui, hari pertama sampai seminggu ,perasaan lapar dan haus terus mengganggu saya. Saya menderita dan lemah. Namun lewat seminggu, lewat pengalaman yang melelahkan, persepsi saya mulai terbangun. Bahwa tidak ada lapar, tidak ada haus tidak ada keinginan apapun. Apa yang terjadi ?lewat seminggu kemudian , saya benar benar tidak merasakan lagi lapar dan haus. Saya tidak lagi memikirkan lezatnya makanan.Tidak lagi memikirkan air untuk di minum.Tidak lagi memikirkan hal diluar yang membuat saya senang. Saya hanya melihat kedalam diri saya sendiri. Tanpa disadari saya bisa mengendalikan pikiran saya, dan tentu perasaan senang, bahagia, libido,orgasme, lapar, menderita pun dapat saya kendalikan. Semua karena pikiran, karena persepsi.
Jadi, dirimu terbentuk karena persepsimu atas dasar pengetahuan dan pengalamanmu. Bila pengetahuan dan pengalamanmu membentuk persepsi hidup ini menakutkan maka kau akan menderita. Bila persepsi mu buruk tentang sesuatu maka hasilnya akan buruk menimpamu. Bila persepsi tentang hidup ini adalah perjalanan spiritual yang indah maka hidupmu akan penuh cinta ,tentu kebahagian akan menyertaimu. Kemenangan akan menjadi bagianmu. Karenanya, bertemanlah dengan orang yang soleh, yang membuatmu berpikir positip dan berbicaralah tentang hal yang baik agar orang lain mendapatkan persepsi yang baik. Karena bagaimanapun kamu bertanggung jawab atas dirimu dan dilingkunganmu...
Atas dasar pemahaman baru itu, saya bisa tersenyum dengan keadaan diluar saya yang masih menganggap sukses ukurannya adalah harta dan jabatan. Saya melihat kedalam diri saya. Saya menemukan kebahagiaan dan kelengkapan ketika saya bisa Relax dengan kekurangan, hinaan, pujian, dan kelebihan harta. Persepsi saya semua itu sama saja. Itu hanya virtual yang bisa saya luruskan melalui latihan spritual setiap waktu. Akhirnya saya bisa selalu Relax. Bisnis deal sukses dan gagal tidak pernah lagi membuat saya euforia atau stres. Sayapun tak pernah lagi menghitung saldo uang di bank atau jumlah asset. Saya tidak terhina bila mengajak orang beramal dan berbagi. Karena saya ingin orang bahagia menurut persepsi saya. Bahwa berbagi itu menyehatkan jiwa.
Kemanapun saya naik angkutan umum. Tanpa kendaraan pribadi. Makan ditempat orang kebanyakan Ok, ditempat berkelas juga biasa saja. Tangan saya bersih tanpa jam tangan seharga puluhan ribu dollar. Pakaian saya sederhan. Dipuji orang tidak membuat saya mabuk. Di hina orang tidak membuat saya rendah. Apa yang terjadi karena itu ? Kini diusia 56 tahun. Alhamdulilah. Badan saya sehat. Penyakit jantung dan darah tinggi pun hilang. Penyakit kolestrol hilang. asam lambung sembuh. Benar menurut Peneliti Jepang bahwa penyebab penyakit adalah karena 50% faktor spiritual, Psikis 25%, Sosial 15% dan Fisik 10%. Jadi phisik yang dijaga setengah mati dengan menu sehat dan Gym ternyata hanya 10% faktor yang membuat anda sehat.
Jadi kalau kita ingin selalu sehat, perbaiki : Diri kita, Pikiran kita,terutama hati kita dari segala jenis penyakit. Hindari iri, dengki, pendendam, fitnah, benci, amarah terpendam, sombong, pelit, egois, keras kepala, sedih, malas, dan lainnya. Perbanyak Doa dan mudah memaafkan. Lembutkan hati dan ikhlaskan yg sudah terjadi. Banyak bersyukur dan nikmati kebahagiaan sekecil apapun. Jalin persaudaraan yang mengajak dan selalu mengingatkan dalam kebaikan. Serap ilmu dari arah mana saja. Dari kawan maupun lawan.
3 comments:
Mesu budi. Manajeman jiwa
Mesu budi. Manajeman jiwa. Ibarat batang padi. Semakin tinggi kian merunduk.
Terimakasih pak Erizeli Bandaro.
Hatta ketika saya membaca pengalaman anda mutih pun, persepsi saya terus bermain..
Post a Comment