Kemarin saya membesuk
adik bungsu saya di rumah sakit THT yang usai operasi. Ketika di rumah sakit,
saya dapat telp dari sahabat saya untuk
bertemu. Dia datang ke Jakarta sejak
hari jumat dan ingin mengundang saya minum teh di hotelnya. Nampak dia senang sekali
karena saya menemuinya bersama istri. Sahabat ini bekerja di otoritas Keuangan
di Hong kong. Selama pertemuan kami bicara ringan saja. Yang menarik ketika
dia memberikan pendapatnya tentang Tax Amnesty yang sedang di gelar di
Indonesia. Menurutnya ini sangat
beresiko bagi Indonesia. Mungkin resiko terendah adalah bila tidak semua uang
yang parkir di luar negeri masuk ke Indonesia. Lebih banyak declare daripada repatriasi. Benarkah ? Kamu ingat kan dampak
kebijakan QE (Quantitative Easing) dari
AS yang mengakibatkan uang mengalir deras ke Negara emerging market. Biaya
operasi moneter yang digelontorkan Bank central meningkat tajam hingga
menyebabkan defisit. Di samping itu juga berdampak mata uang mulai menguat
sehingga membuat barang impor jadi murah. Keadaan ini mendorong swasta berlomba
lomba impor dan memanfaatkan dana melimpah itu dengan menarik pinjaman yang sebagin besar tanpa di
hedging. Paradox.
Pemerintah Jokowi ingin menjadikan TA sebagai strategi
memperkuat likuiditas perbankan agar suku bunga turun dan memberikan peluang BUMN punya
akses keuangan luas di pasar modal dan uang. Maklum BUMN di nilai Jokowi yang
paling siap melakukan investasi berkala raksasa dan sebagai tulang punggung untuk men drive pembangunan insfrastruktur yang ambisius itu. Demikian
kata saya untuk menegaskan niat strategis di balik TA itu. Ya itu bagus sekali, katanya. Tapi keliatannya belum ada upaya serius dari pemerintah menyiapkan instrument pasar obligasi khususnya
dari BUMN. Mungkin saja karena Debt to Equity Ratio yang sudah tinggi sehingga
tidak qualified menerbitkan obligasi sebanyak target repatriasi asset. Pihak
perbankan seharusnya bisa menyerap dana repatriasi asset melalui instrument NCD
agar bisa menekan suku bunga. Tapi keliatannya ini tidak mudah. Mengapa ? CAR
tinggi sebagai indikasi kesiapan perbankan menyerap dana, itu hanya ada di akuntasi. Fundamental
perbankan Indonesia tidak sekuat neraca yang di publikasikan. Ada borok yang sengaja
di sembunyikan sejak 10 tahun lalu dan tak tuntas di benahi sampai sekarang. Demikian analisanya. Sahabat
saya terdiam sebentar seakan berpikir untuk mengatakan sesuatu yang sulit dia
ungkapkan.
Dengan situasi ini , lanjut teman saya, maka dana TA dari luar yang masuk akan mengalir ke BI melalui instrumen operasi
moneter seperti SBI, reverse repo SBN maupun Term Deposit, yang akan
menimbulkan dampak buruk bagi sector moneter dan bisa menguras cadangan devisa.
Dan ketika BI surrender dengan menurunkan suku bunga , yang terjadi adalah uang akan mengalirkan lagi keluar sebagai akibat sudden capital reversal (rentan terhadap pembalikan ) khususnya di pasar keuangan, dan mata uang akan melemah dan harga kebutuhan pokok akan melambung tinggi. Resikonya sengat mahal. Rakyat yang tidak tahu apa
apa harus jadi korban karena Negara memberikan yield bagi wajib pajak yang
mendapatkan ampunan. Tapi
menurut saya di sinilah dunia melihat seorang Jokowi yang fenomenal. Kini Jokowi
telah berhasil mengendalikan politik dalam negeri yang pada awalnya di kuasai
kekuatan koalisi dari oposisi di parlemen. Ini hampir tidak mungkin di
laksanakan dengan keadaan yang dia menang tipis dari lawannya, dan tidak
seratus persen di dukung oleh partai pengusungnya. Jokowi tentu belajar dari
pengalaman masa lalu. Dengan kekuatan politik di tangannya, dia akan memperkuat DER dari BUMN ( termasuk bank plat
merah ) melalui Penyertaan Modal Negara dan divestasi melalui Right Issue sehingga qualified menyerap dana dari pasar uang maupun pasar modal.
Dengan demikian investor mendapat saluran diversifikasi
investasi di pasar obligas dan pasar modal. Jokowi akan lebih focus soal ini agar tidak
semua dana repatriasi masuk ke sector pebankan yang bisa mengancam stabilitas
moneter. BIla pasar obligasi dan pasar modal likuid maka skema financial
engineering dapat di akses untuk mendorong tumbuhnya sector real. Peluang investasi
insfrastruktur akan dibuka seluas mungkin bagi siapa saja termasuk asing. Jadi tidak
hanya berkutat kepada BUMN dan pengusaha itu itu saja. Kemudahan akses
investasi akan mengabaikan eklusifitas dan memberikan kesempatan siapa saja,
termasuk bagi pendatang baru. Kata saya. Benar, teman saya menimpali bahwa jangan
sampai seperti lima tahun dulu ketika uang melimpah, arus investasi masuk tidak menodorong dunia
usaha melakukan langkah strategis karena memang pemerintah tidak
mengansipasinya dengan baik sehingga
berdampak current account deficit. Paradox ! Upaya meningkatkan kredibiltias
pemerintah melalui rasionalisasi dan reorientasi APBN adalah kata kunci agar
pasar percaya bahwa pemerintah serius menjadikan sector real segala galanya
untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan, kata saya.
Teman saya tersenyum sambil berkata Indonesia terlalu lama kehilangan
nilai nilai lama yaitu gotong royong dan Jokowi berhasil membangkitkan kembali nilai
lama itu melalui kebijakan TA. INi benar benar revolusi mental , yang berani dan beresiko. Kelebihan Indonesia
di bandingkan bangsa lain adalah rakyat selalu percaya kepada penguasa, bahkan
di tengah banyak kegagalan dan keterpurukan, rakyat selalu punya kesabaran
tinggi memberikan kesempatan pemerintah berbuat. Rakyat percaya kepada Jokowi
karena dia bekerja keras dan mempertaruhkan resiko politik di hadapan lawan
politiknya, semua karena ketulusannya untuk rakyat dan cintanya kepada Tuhan. Ketika niat baiknya di laksanakan, selanjutnya Tuhan yang akan menjaga. Uang masuk deras atau tidak , Indonesia akan baik baik saja di tangan orang baik. Ya kan..demikian
kata teman saya. Kami berpisah. Saya dan istri pergi sholat maghrib. Saya
berdoa khusu..Tuhan , sekarang kami masih sibuk meraih kemakmuran dengan pengorbanan dan kerja keras agar besok cucu kami punya waktu lebih banyak memeriahkan bumi dengan cinta dalam kedamaian memuliakan nama Mu, tanpa harus di hantui rasa kawatir akibat penghasilan tidak cukup untuk belanja. Karena mencari rezeki mudah , keluaga sejahtera, punya sahabat setia dan agama di amalkan untuk cinta dan kasih sayang..Amin Ya Allah..
No comments:
Post a Comment