Thursday, August 11, 2016

Mari berubah...

Buku " Mari berubah, Cintaku Negeriku"
Tersedia di toko Buku Gramedia

Di China, Ada seorang salesman gagal di kota, yang akhirnya terpilih sebagai kepala desa di suatu desa teramat miskin. Mungkin dia terpilih sebagai kepala desa karena jabatan itu tidak ada yang membayarnya namun penduduk mengharapkan ada yang memimpin mereka. Lantas apa yang dia harapkan dari pekerjaannya itu? Rasa hormat. Sebagai orang gagal dia selalu di rendahkan namun di desa semua orang menghormatinya. Lantas apa yang di lakukannya ? Dia meminta agar petani tidak lagi bertanam padi tapi singkong dan jagung. Mengapa ? Sudah sekian lama kehidupan petani selalu miskin karena hasil padi tidak lagi mencukupi biaya hidup. Terus bertanam padi adalah mati konyol dan bodoh. Bagaimana dengan singkong dan jagung ? Singkong dan jagung akan di jual ke pabrik pengolahan di kota dan dia minta pabrik agar ampasnya di serahkan kedia untuk di jadikan bahan baku pembuat piring dan mangkok. Memang kemasan dari bahan plastik atau Styrofoam sudah jarang di gunakan untuk mengemas makanan. Mengapa ? karena styrofoam di buat dari polystyrene yang merupakan bahan nafta dari minyak bumi. Ini bahan kimia dan beresiko untuk kesehatan.

Kalau anda ke Starbucks , anda akan temukan kemasan berupa gelas, piring dan mangkok. Itu bahan bakunya di buat dari singkong dan di campur dengan jagung. Kemasan dari singkong dan jagung ini sangat akrab lingkungan. Karena biasanya di buat dari limbah pabrik tapioka atau ethanol yang beracun namun dengan di olah jadi bahan baku untuk membuat kemasan maka ia menjadi produk yang aman untuk kesehatan. Harganya pun tergolong tinggi dan pasarnya luar biasa besarnya di luar negeri seiring kesadaran orang tentang gaya hidup kembali ke alam. Tekhnologi ini di temukan di Amerika dan kemudian di kembangkan secara modern oleh jerman namun di implementasikan oleh china secara massive dengan membangun pabrik cassava tableware. Thailand merupakan salah satu negara yang banyak pabrik pembuatan kemasan dari jenisi ini. Dengan adanya pabrik kemasan ini maka harga singkong produksi petani semakin meningkat dan downstream singkong semakin luas.

Penduduk desa begitu percaya dengan dia sebagai pemimpin. Semua sepakat tanpa tanya untuk beralih menanam singkong dan jagung. Perubahan ini ada resiko karena mereka terancam tidak makan apabila program gagal. Setiap hari kepala desa hadir di tengah mereka di kebun sampai akhirnya panen. Hasil panen ternyata melimpah dan dia berhasil memasarkan produk pabrik. Dan sekaligus mendapatkan ampasnya. Dia minta bantuan universitas mendesign mesin mixing dan press , molding untuk mengolah ampas jadi piring dan mangkok. Produk ini akan di pasarkan ke restoran cepat saji sebagai kemasan sekali pakai. Dari mana biaya membangun pabrik ? Ini ide gila. Engga ada bank yang akan biayai. Apalagi di usulkan oleh komunitas desa miskin. Namun tanpa di minta, semua rakyat desa menjual ternak sebagai satu satunya harta tersisa untuk mendapatkan uang membeli mesin. Bangunan di kerjakan gotong royong.

Setelah ampas diolah jadi piring dan mangkok , berbulan bulan dia memasarkan produk itu tapi tidak ada yang berminat mencoba. Namun dia tidak pernah menyerah. Sampai akhirnya ada restoran yang mau mencoba tanpa membayar dengan kondisi apabila konsumen restoran suka maka akan dibayar. Apa yang terjadi kemudian? Ternyata konsumen suka dan pesanan datang secara tunai. Akhirnya produknya menjadi terkenal. Rakyat desa di samping mendapatkan hasil penjualan singkong dan jagung , juga dapat penghasilan tambahan dari keuntungan menjual produk dari ampas. Rakyat desa yang tadinya miskin kini makmur. Apa kunci sukses di balik ini semua ?  Mereka bersatu menghadapi masalah dan tidak bercerai berai ketika masalah datang, percaya kepada pemimpin, berani mengambil resiko untuk berubah , berkerja keras untuk meraihnya. Sukses sebagai pembaharu tidak mudah dan kalau berhasil bukan hanya menjadi lebih baik tapi akan menjadi pertumbuhan yang berkelanjutan karena mindset untuk terus berubah , unggul dalam putaran waktu.

Kemajuan dunia karena keberanian untuk berubah. Kadang orang yang berani berubah terkesan gila dan tidak rasional. Dia pemberontak dan melihat sesuatu secara berbeda. Dia tidak menyukai keteraturan. Dan dia tidak menghormati status quo. Dia tidak menyerah dengan keadaan dan tidak suka mengeluh menyalahkan orang lain atau pemerintah. Anda boleh setuju atau tidak , memuliakan atau menjelekkan dia. Tapi satu hal yang tidak dapat Anda lakukan adalah mengabaikan dia. Karena dia mengubah keadaan. Dia mendorong orang ke depan dan mengabaikan orang yang terlalu banyak alasan karena takut berubah. Anak ku..jangan takut untuk berubah menjadi lebih baik. Ingat bahwa orang-orang yang cukup nekat untuk berpikir bahwa mereka dapat mengubah dunia, adalah orang-orang yang berbuat dan mengambil resiko karena itu.. Mereka adalah hero dan peradaban terbentuk karena adanya orang orang pemberani untuk berubah..

No comments:

Persepsi sesat

  Persepsi itu penilaian atas dasar realita. Realita itu apa yang kita lihat, baca dan dengar. Realita bukan fakta.  Nah di era sosial media...