Thursday, July 28, 2016

Alasan di balik perombakan kabinet



Harus di catat bahwa perombakan kabinet itu hak prerogatif presiden. Mengapa? sistem negara kita adalah presidentil dan Presiden terpilih secara langsung memang berhak melaksanakan agenda politik nya. Untuk melaksanakan agendanya itu dia butuh pembantu yang " Loyal dan kredibel". Jadi syarat utama adalah loyal dan setelah itu barulah kredibel. Mengapa harus loyal terlebih dahulu ? karena presiden bekerja hanya bisa mengendalikan mentri sementara Parlemen wilayah yang tak bisa di campuri presiden. Contoh kasus pemberhentian Rizal Ramli, Sudirman Said, Anis Baswedan, Jonan, bukan karena mereka tidak capable tapi di nilai tidak loyal. Apa itu ? Kita tidak tahu pasti. Itu hanya Jokowi yang tahu. Tapi demi agenda nasional yang menjadi obsesi Jokowi, apapun dia korbankan. Ketika Jokowi terpilih sebagai presiden , dia sadar bahwa dia tidak di dukung oleh koalisi yang kuat. UU MD3 menguntungkan KMP. Akibatnya pemilihan perangkat DPR berupa pimpinan DPR di menangkan oleh KMP. Partai koalisi yang mendukung Jokowi di Parlemen dibuat keok oleh KMP. Semua pimpinan DPR di pegang oleh KMP. Dengan kondisi ini tidak mudah bagi jokowi melaksanakan agendanya. Apalagi partai pendukungnya juga ikut merasa di anak tirikan dan tidak 100 % mendukung. Akibatnya penyusunan APBN harus kompromi dan tidak sepenuhnya mengikuti agenda Jokowi.

Setahun pertama Jokowi harus berjuang bagaimana agar kekuatan tangan DPR di luar parlemen terhadap Lembaga Negara dapat dikuasainya. Satu demi satu dapat di kuasainya. KPK jilid baru berhasil di bentuk dengan orang orang independent yang tidak berhutang budi dengan partai dan kredibel. Ini selesai. Selama proses itu Jokowi dengan dukungan TNI berhasl menggusur  Mafia yang di dukung oligarky kekuasaan untuk keluar dari bisnis MIGAS, Pangan, Laut dan lain lain. Ini selesai. Namun kebijakan reformasi yang di tuangkan dalam paket kebijakan Ekonomi dan percepatan pembangunan insfrastruktur serta revitalisasi industri mengalami hambatan serius. Karena dana fiskal yang tersedia di hambat DPR melalui persetujuan bersyarat atas Penyertaaan Modal Negara pada BUMN. Di samping itu kebijakan PPP atau B2B pembangunan insfrastruktur mengalami hambatan serius karena terhalang UU dan restriksi DPR yang menggunakan kekuatan partai yang main mata dengan Mentri. Belum lagi tangan tangan rakus elite politik yang masih bercokol di BUMN berusaha mendapatkan rente dari proyek triliunan rupiah. Akibatnya restruktur BUMN terhambat dan mobilitas BUMN jadi tidak efisien. Padahal ujung tombak Jokowi dalam memacu pembangunan insfrastruktur adalah BUMN.

Selama proses itu Jokowi terus berjuang untuk menguasai DPR, akhirnya dia berhasil merontokan KMP dengan bergabungnya PAN dan Golkar dalam barisan mendukungnya. Dengan demikian praktis dia berhasil mengontrol DPR. Terbukti dengan mudahnya Jokowi menempatkan Kapolri baru bukan dari orang yang punya utang budi dengan partai tapi murni professional dan ahli menangani aksi teror.  Sekarang yang masih ngotot berada di luar barisan Jokowi adalah Partai Demokrat. Ini tidak mudah. Karena strategi yang di pakai Jokowi di baca dengan mudah oleh SBY. Karena nya penempatan Sri Mulyani ( SMI) sebagai mentri keuangan sebagai satu cara elegant untuk membungkam PD. Maklum SMI adalah saksi kunci dari kasus century dan kasus penggelapan pajak dari group yang masih duduk sebagai dewan pembina Golkar dan punya private link dengan VP-RI2. Masalah " dua jago " yang pernah seiring sejalan itu telah di bungkam dengan hadirnya SMI sebagai menteri kuangan. Di samping itu SMI punya akses dan network financial player banker berkelas dunia untuk ambil bagian mendukung tax amnesty dan repatriasi asset. Bambang di tempat di pos baru sebagai Ketua Bappenas yang memang sesuai dengan ke ahliannya sebagai periset dan perencana hebat untuk mendukung kebijakan fiskal.

Ormas yang berhaluan keras yang masih di back up partai yang berseberangan dengan Jokowi harus berhadapan dengan Wiranto yang di kenal sebagai jenderal negarawan dan loyal untuk NKRI. Ia terbukti sukses mengawal proses pergantian kekuasaan Soeharto ke Habibie. Juga punya kemampuan menjinakan Ormas garang untuk tetap berjalan dalam kuridor NKRI.  Rizal Ramli di copot karena dia lebih cocok jadi aktifis di bandingkan jadi pejabat negara yang harus bekerja dalam sistem bukan semaunya dengan mengandalkan retorika. Penempatan Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menko Maritim adalah tepat sekali karena dia di kenal berani dan tegas menghadapi mafia yang ingin mengangkangi potensi laut. Mengapa ? Sumber kekayaan di laut dan pesisir pantai adalah financial resource yang merupakan inti dari agenda Jokowi untuk menjadikan Indonesia melesat dari ketertinggalan selama ini. Karena nilai kekayaan laut kita, baik migas maupun ikan serta pariwisata sangat luar biasa. Ini merupkan potensi yang tak pernah habis habisnya untuk di kembangkan dan sumber kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Apalagi posisi geostrategic Indonesia berada di lintasan pelayaran yang mengangkut triliunan dollar perdagangan dunia yang berhadapan dengan fasifik merupakan posisi tawar di hadapan raksasa ekonomi seperti China dan Amerika.


Pencopotan Anis Baswedan dan digantikan oleh Muhadjir Effendy adalah tepat sekali sesuai dengan visi Nawa Cita Jokowi yang  menginginkan sistem pendidikan yang berkualitas yang tidak hanya penyedia lapangan kerja tapi ke wirausahaan atau kemandirian. Muhadjir di kenal dengan reputasi yang menjadikan Unversitas Muhammadiah Malang sebagai kampus yang memadukan pendidikan dan kewirausahaan. Sebagai aktifis Muhammadiah yang merupakan Ormas Islam terbesar kedua di Indonesia, dia di kenal berani bersikap karena dia bersih. Akhlak islaminya sangat kuat. Makanya engga kaget setelah di lantik dia minta pejabat Kementrian Pendidikan untuk menyerahkan daftar kekayaan kepada KPK untuk diperiksa. Yang bersedia silahkan terus menjabat dan yang tidak silahkan mundur. Karena sistem pendidikan sekarang ini penuh dengan mafia yang menguasai proyek triliunan rupiah sehingga membuat sistem pendidikan hanya jadi proyek kaum elite dan pengusaha. Ini tentu karena adanya konspirasi dengan pejabat kementrian. Anis Baswedan terkesan lugu dan tidak punya nyali melakukan gebrakan membrantas mafia pendidikan yang di dukung oleh para elite politik. Padahal seharusnya Anis Baswedan meniru ibu Susi dan Sudirman Said yang gagah berani berhadapan dengan Mafia. Hanya satu backing yaitu presiden , bukan partai atau elite politik.

So what next...saya liat ke bawah dari bari kaca lebar Fountain cafe Grand Hyatt , jalanan masih macet dan saya harus segera pulang. Ya proses politik telah di selesaikan dengan sederhana namun dengan tekad besar yang di dukung oleh niat baik, negeri ini selanjutnya akan menghadapi tantangan yang tak mudah karena awan krisis global masih menghadang. Namun di tangan orang baik semua akan akan baik baik saja..

Monday, July 18, 2016

Erdogan dan Geopolitik nya...


Bagaimana politik regional Erdogan setelah aksi kudeta yang gagal ini ? tanya teman saya. Soal  ini saya masih tingat tahun 2008 saya di ajak teman untuk melakukan investasi di Turki untuk membuka lahan perkebunan. Sebelum saya memasuki pembicaraan lebih serius, saya minta pendapat dari consultant for global strategy yang punya reputasi tinggi.  Setelah saya membaca laporan itu,saya terhenyak. Betapa tidak. Karena ini kali pertama saya membaca laporan yang tidak biasa namun memberikan pencerahan kepada saya luar biasa.  Atas dasar itu saya memutuskan mundur dari rencana investasi itu. Namun selang 2 tahun kemudian teman dari China menanamkan uangnya di Turki dengan menggandeng mitra local. Belakangan dia sendiri merasakan betapa keadaan tidak stabil. Semakin kokoh kekuatan Erdorgan,  korupsi semakin sistematis. Sepertinya rezim Erdorgan sengaja membangun kekuatan dari system korup, yang pada waktu bersamaan menjadikan agama serta subsidi sebagai cara membujuk rakyat untuk terus melegitimasi kekuasaannya. Pertumbuhan ekonomi selama ini terkesan fake growth karena di picu oleh utang dan banjirnya likuiditas akibat suku Bunga AS yang rendah. Rasio Debt2GDP Turki sudah mencapai 37%. Rasio  DSR mendekati 70%. Rasio ini sudah mengindikasikan Turki di ambang insolvent. Nasip Turki akan menyusul anggota EU yang gagal bayar.

November tahun lalu ketegangan Turki-Rusia memanas karena pesawat SU-24 milik Rusia ditembaki oleh militer Turki hingga terbakar dan jatuh di perbatasan Turki dan Suriah, Turki mengklaim bahwa Rusia telah dengan sadar memasuki wilayah mereka. Karena serangan tersebut 1 pilot Rusia bernama Oleg Peshkov tewas setelah melontarkan diri dan akhirnya ditembaki oleh militer Turki yang berada di Suriah. Keadan ini semakin membuat Turki tergantung dengan Negara Eropa dan AS untuk melepaskannya dari krisis ekonomi. Namun Obama tidak memberikan bantuan yang significant, bahkan Turki di keluarkan dari Negara yang tergantung dari kebijakan moneter AS. Amerika sudah tidak tertarik dengan gaya Erdogan yang terkesan dictator. Gulen yang dianggap musuh Erdogan kini ada di bawah perlindungan pemerintah AS. Erdorgan tetap membujuk Obama. Caranya menjalin rekonsiliasi dengan Israel. Rekonsiliasi terjadi namun Israel tidak sepenuhnya ikut dengan syarat yang di tetapkan dan ini memancing sentiment negative dari koalisi Erdorgan. Erdorgan melancarkan permainan  dua kaki sambil berharap Amerika atau Rusia terpengaruh atas maneuver politik regionalnya. Caranya ?

Erdorgan berusaha melirik ke Rusia dengan permintaan maaf secara pribadi ke pada Rusia atas insiden penembakan pesawat tempur Rusia di Syiriah. Namun di sikapi dingin oleh Rusia karena masih berharap permintaan secara resmi atas nama Turki dan Turki belum bersikap. Tahun 2015 saya bertemu lagi dengan consultant strategy global yang dulu pernah memberikan saya nasehat. Menurutnya kalau ingin selamat , Erdogan harus menerima kenyataan agar keluar dari oligarki kekuasaan yang ada di AS. China yang koalisi dengan Rusia sudah lebih proaktif membantu Turki melalui pinjaman miliaran dollar. Ada lima alasan mengapa Erdogan melirik ke Rusia.  Alasan pertama, dukungan elite politik Turki yang selama ini setia kepada Erdogan nampak melemah dan memilih menjadi oposisi diam karena sikap rezim Erdogan yang terkesan diktator, mengabaikan hak hak demokrasi, terutama terjadi ketegangan antara pemerintah dengan kelompok kurdi. Juga dampak buruk dari kebijakan rekonsiliasi dengan Israel. Isyu kerjasama bisnis Israel dan Turki untuk memasok  gas lewat jalur pipa gas sepanjang 550 KM  menuju kota pelabuhan Mersin, Turki itu terletak di Selatan negara tersebut dan di pesisir pantai Timur Laut Mediterania. Rencana ini juga belum nampak kemajuan berarti. Gas masih tergantung dengan Rusia.

Alasan kedua, ketidakstabilan politik dalam negeri ini juga datang di saat ekonomi Turki sedang memburuk. Pertumbuhan ekonomi melambat, korupsi merajalela dan investasi asing mengering. Belum lagi sangsi Rusia telah menyulitkan Turki karena 55% gas alam di suplai oleh Rusia. Berdampak penerimaan devisa menurun drastis. Karena 20% penerimaan sector pariwisata berasal dari Rusia. Sebagian besar jasa kontraktor Turki mendapatkan pekerjaan proyek APBN Rusia yang bernilai miliaran dollar. Pembeli utama produk pertanian Turki adalah Rusia. Erdogan butuh perbaikan ekonomi Turki sebagai alat melanggengkan kekuasaanya. Karena kalau ekonomi terus turun maka rakyat yang tadi di belakang dia akan berbalik menjatuhkannya. dan di sini Rusia dapat memainkan peran yang sangat penting untuk menyelamatkan Erdogan. Alasan Ketiga, Erdogan menyadari bahwa campur tangan Rusia di Syria mendukung rezim Assad jauh lebih efektif secara politik dan rencana Turki menjatuhkan Presiden Bashar al-Assad praktis gagal. Erdogan mungkin juga ingin menemukan cara untuk menenangkan situasi di Syria dan mengurangi risiko ketidakstabilan Suriah mengarah ke Turki. Dan ini perlu Rusia membantunya.

Alasan Keempat, Pemilu yang akan datang di AS akan mengakhiri masa jabatan Obama. Erdogan harus menjaga diri dari perubahan kebijakan politik AS terhadap Turki yang kemungkinan tidak menyukai kebijakan Erdogan dalam membangun demokrasi di Turki. Kalau ini terjadi tidak menguntungkan partai Erdogan. Sikap kepada Rusia adalah posisi tawar yang strategis dengan AS. Alasan Kelima, walaupun upaya untuk rekonsiliasi dengan Moskow telah di lakukan, Guncangan tabrakan "Brexit" mungkin sebagai pemicu Erdogan harus menemukan cara untuk melindungi diri terhadap dampak dari ketidakstabilan Eropa. Karenanya ia berharap peningkatan hubungan dengan Rusia dapat membantu dia keluar dari krisis domestik maupun regional. Bagi Rusia ,ini kesempatan untuk menggunakan bantuan Turki dalam upaya menstabilkan Suriah dan menemukan solusi kemenangan politik di Suriah pada khususnya dan Timur tengah pada umumnya.

Teman saya sebagai consultant global strategy mengatakan kepada saya bahwa manuver Turki ini secara geopolitik merugikan AS. Apabila Turki menjalin rekonsiliasi dengan Rusia maka peta politik regional akan berubah drastis. Dampaknya bisa membuat konplik baru. Maklum biasanya proxy AS yang ada di Turki akan melancarkan serangan keras kepada rezim Erdorgan dan ini akan menimbulkan konplik baru. Tentu dampaknya akan mendorong harga minyak terkerek keatas. Mengapa? Ya karena jalur pipa minyak dan gas alam ke Eropa melintasi Turki akan terganggu dan ini akan mendorong harga minyak naik. Namun nampaknya Obama tidak terpengaruh dengan manuver Erdogan ini, bahkan Obama menilai langkah Erdogan untuk rekonsiliasi dengan Rusia suatu hal yang positip khususnya bersatu melawan ISIS. Dan bila Turki pada akhirnya menjalin aliansi dengan Rusia maka otomatis China akan ikut mem back up nya. Rekonsiliasi dengan Israel akan bubar. Ini akan meningkatkan popularitas Erdogan di hadapan Elite Politiknya. Selanjutnya Turki akan bersama iran dan suriah berhadapan dengan israel.

Namun masalahnya apakah rakyat Turki yang sebagian besar bermahzab Sunni mau menerima aliansi dengan Rusia yang otomatis bersama Iran yang syiah ? Akankah Israel berdiam diri? Apakah presiden AS yang terpilih kelak mampu menolak lobi oligarki kekuasaan yang mendukung Israel ? Kalau Erdogan berani melakukan akrobat politik ini maka AS akan berupaya menjatuhkannya, dan tentu Rusia tidak akan tinggal diam. Namun demi ekonomi dan kemakmuran rakyat, di era globalisasi ini setiap pemimpin harus menentukan pilihan yang tepat. Ini bukan soal agama atau mahzab atau idiologi tapi soal ekonomi. Apalagi seperti Turki yang diapit oleh dua kekuatan besar dan berada di kawasan yang paling strategis bagi Barat dan Timur.

Wednesday, July 13, 2016

Agama dan berpikir ?


Saya sering menulis tentang spiritual tanpa menyitir ayat atau firman Allah , ternyata di like bukan hanya oleh mereka yang beragama islam tapi juga  non islam. Padahal semua pesan dalam tulisan itu saya dapat dari firman Allah dan hadith Nabi. Mengapa ? karena pesan spiritual sosial adalah hubungan horizontal antara manusia dengan manusia. Ini bahasa universal , apalagi di sampaikan berdasarkan ajaran Islam maka ia bukan hanya universal tapi semesta ,lintas waktu.Tentu di terima oleh semua orang.  Tapi kalau sudah bicara hubungan vertikal atau hubungan antara kita dengan Allah maka keadaannya lain. Bukan hanya dengan non muslim yang tidak akan dapat like tapi juga banyak dari kalangan islam juga tidak sependapat. Bahkan kalau saya mencoba membangun teori dengan pemikiran bebas terhadap firman Allah dan hadith maka orang islam akan cap saya islam leberal karena pendapat saya tidak sesuai dengan ulama yang di imaninya. Kalau saya ladenin maka hubungan kemanusiaan saya dengan dia akan rusak. Mengapa ? karena itu akan jadi ajang pertengkaran.

Memang aneh dalam beragama. Kalau bicara hubungan dengan Allah akan selalu saja menjadi medan perang dalil. Seakan kebebasan berpikir di haramkan. Padahal Allah sendiri dengan jelas mengatakan bahwa gunakan akalmu. “Sesungguhnya didalamnya terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang menggunakan aqlnya . Tidak sedikit Al Quran dalam ayat-ayatnya menganjurkan dan mendorong manusia supaya banyak berfikir dan mempergunakan akalnya. Banyak variasi kata dalam al Quran yang menggambarkan aktifitas berfikir, bukan hanya aql tetapi juga kata-kata seperti : Nadzara; melihat secara abstrak, dalam artian berfikir dan merenungkan, Tadabbara; merenungkan, Tafakkara; berfikir, Faqaha; mengerti, faham, Tadzkkara; mengingat, memperoleh peringatan, memperhatikan, Fahima; memahami, Selain itu juga terdapat alam al Quran sebutan-sebutan yang memberi sifat berfikir bagi seorang muslim yaitu : Ulul Albab ; orang berfikiran, Ulul Ilmi; orang yang berilmu, Ulun Nuha; orang bijaksana. Berkaitan dengan filsafat Islam, Integralitas wahyu dan Akal adalah sebuah keniscayaan, dimana posisi akal dapat berdampingan dengan wahyu yang transendental untuk ‘melihat’ kehadiran Tuhan dalam relitas kehidupan.

Lantas bagaimana bedanya hubungan antara konsep berpikir hubungan antar manusia dengan hubungan dengan Allah?  Kalau anda berhubungan dengan manusia tanpa dasar Tauhid maka itu hanya akan jadi hubungan transaksional. Anda berbuat baik karena berharap orang lain juga berbuat baik kepada anda. Anda inginkan damai agar orang lain juga tidak menyerang anda. Tapi kalau harapan tidak bersua dengan kenyataan , anda pasti kecewa. Artinya ketika anda berbuat sesuatu  tidak ada kesan positip pada jiwa kecuali rasa kawatir kalau harapan tidak  bersua kenyataan. Dan bila benar buruk yang didapat , anda kecewa. Kalau baik yang di dapat ,anda senang. Artinya dalam proses kehidupan anda sangat tergantung dengan situasi dan kondisi di masa depan. Hidup anda renta.  Bagaimana dengan perbuatan yang di dasarkan kepada Tauhid ? Kita berbuat baik  tidak tergantung kepada manusia. Tidak berharap kepada manusia. Kita berbuat baik dan bergantung hanya karena Tuhan. Apa yang terjadi dengan jiwa kita ? Ketika kita berbuat,  jiwa kita merasa bahagia dan bila yang buruk yang terjadi kita sudah siap karena kita percaya bahwa setiap keimanan yang di dasarkan  niat baik serta perbuatan baik akan selalu di uji oleh Allah. Mengapa ? agar kita semakin matang secara kejiwaan. Jadi baik dan buruk yang kita dapat dari perbuatan baik kita , selalu baik untuk perkembangan jiwa kita. Kita sehat lahir dan batin karena situasi dan kondisi yang ada. Kini atau besok sama saja. Indah kan.

Kalau benar bahwa cara berpikir berdasarkan Tauhid itu menentramkan, lantas bagaimana caranya? Bukankah banyak orang beragama tapi justru spiritual sosialnya miskin sekali.  Kembali lagi persepsi anda tentag Allah harus di perbaiki dulu.  Persepsi tentang agama itu juga harus di perbaiki.  Kalau anda anggap cara berhubungan dengan Allah itu rumit maka agama akan menjadi cara yang rumit di laksanakan sehingga tidak semua orang bisa memahaminya. Ini salah. Allah itu tidak rumit di dekati. Agama bukan hal yang sulit di laksanakan dan dipahami. Yang rumit adalah cara umatnya yang berpikir ekslusif karena akalnya di penjara. Anda harus melaksanakan ritual yang diajarkan oleh Agama. Ritual ini keliatannya seperti sulit dipahami oleh akal. Tapi mudah di pahami. Mengapa ? Karena kita tinggal di dunia dan terikat dengan aksi dan reaksi. Hubungan anda dengan Tuhan yang imaginer itu tidak akan menyatu tanpa ritual seperti  contoh dalam islam melaksanakan syahadat ,  sholat , puasa, zakat dan haji. Kalau kegiatan ritual ini anda lakukan secara rutin dengan disiplin tinggi maka secara kejiwaan akan melekat menjadi auto response terhadap realita yang ada. Tapi kalau anda tidak melakukan ritual maka informasi tentang Tuhan hanya akan berputar putar di dalam pikiran anda tanpa bisa menjadi sebuah keyakinan. Mengapa ? karena memahami Tauhid tidak bisa hanya di selesaikan dengan akal tapi juga harus melalu prosesi ritual.

Bahwa melaksanakan ritual dalam agama adalah hubungan antara kita dengan Allah. Hanya Allah yang berhak menilai dan kalau kita lalai maka hanya Allah yang berhak mengampuninya. Apabila ritual kita baik maka secara ke jiwaan kita kuat. Hubungan dengan manusia di sikapi sebagai cara kita beribadah kepada Allah tanpa berharap kepada manusia kecuali kepada Allah semata. Tapi kalau persepsi kita secara ritual salah maka hubungan dengan manusia menjadi transaksional ,tak ada bedanya dengan orang yang tak ber-Tauhid. Anda melaksanakan ritual karena berharap sorga dari Allah. Anda berdoa agar dapat berkah dari Allah. Dan ketika doa tidak bersua dengan harapan maka keberadaan Allah di pertanyakan. Keadilan Allah di ragukan. Secara ke jiwaan, agama tidak membuat anda kuat malah renta , baik secara realita maupun secara imaginer. Anda suka marah dan kecewa bila orang tidak seperti yang anda suka. Mudah berprasangka  buruk. Mari perbaiki konsepsi berpikir secara Tauhid untuk meninggikan kalimah Allah melalui hubungan dengan sesama manusia yang menentramkan bagi siapa saja. Ingat bahwa perbuatan dosa kepada orang lain tidak akan di ampuni Allah bila tidak mendapatkan maaf dari orang yang anda zolimi walau ia bukan seiman dengan anda.

Thursday, July 07, 2016

Manipulasi harga..


Kemana uang utang di salurkan pemerintah ? Tanya seorang teman kepada saya. Pertanyaan ini sangat sederhana namun sangat penting di jawab. Karena sebagian orang tahu bahwa utang itu di gunakan untuk pembangunan. Pembangunan apa ? kalau pembangunan kekuasaan itu adalah benar. Mengapa ? Karena kekuasaan di bangun dari system keamanan yang represif dan manipulasi harga. Era Soeharto kekuasaan di tegakakn melalui kekuatan militer dan subsidi. Indonesia berhasil tumbuh tapi manipulative. Akhirnya rontok akibat satu hentakan dari pelaku pasar uang seperti Sorros. Di era reformasi, kekuasaan di tegakkan dengan menipulasi harga melalui subsidi BBM. Data juga menunjukkan, uang di hamburkan melalui subsidi BBM dalam 14 tahun terakhir. Pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, misalnya, menghabiskan sekitar Rp 1.300 triliun atau tepatnya Rp 1.297,8 triliun sepanjang 2004-2014 atau rata-rata Rp 129,7 triliun setiap tahun. Presiden sebelumnya, Megawati Soekarnoputri, membakar subsidi BBM hingga Rp 198,6 triliun selama tiga tahun memerintah atau Rp 66,2 triliun setiap tahun. Subsidi memang ampuh menahan harga melambung dan menahan uang jatuh terpuruk. Rakyat tenang karena harga terjangkau dan kalau bisa pemerintah masih memberi Bantuan Tunai langsung. Ekonomi tumbuh tapi fake growth 

Mengapa saya katakan manipulasi harga ? karena harga itu tidak terbentuk by system sesuai dengan kapitalisme dimana harga terbentuk karena factor kompetisi serta di pengarui oleh kapasitas produksi dan tingkat permintaan.  Pemerintah sebelumnya tidak punya keberanian membuat konsep yang sedermikian rupa system terbangun agar permintaan dan penawaran berjalan sehat. Memang untuk membangun system yang kokoh sebagai Negara yang berorientasi kepada produksi tidak mudah. Ia harus di dukung dengan kebijakan yang keras terhadap platform industrialisasi; Tersedianya sumber daya manusia yang bermutu, serta basis suplly chain yang lentur, hilangnya retriksi bagi kebebasan berkompetisi, mengurangi bisnis rente yang tidak punya nilai tambahnya bagi angkatan kerja luas, revitalisasi industry hulu yang efisien dengan orientasi menjamin supply chain bagi terbentuknya industry hilir yang luas. Kebijakan moneter yang longgar namun terkendali agar akumulasi dana di pasar uang dapat mengalir ke sector riel, pembangunan insfrastrutur ekonomi agar system logistic efisien sehingga semua potensi yang ada  di setiap wilayah di Indonesia dapat di manfaatkan secara optimalkan untuk mensejahterakan penduduk setempat.

Namun bila hal tersebut dilaksanakan maka yang terjadi adalah proses social engineering yang luas di tengah masyarakat. Akan ada goncangan bagi mereka yang tidak siap dan akan menerbangkan orang yang siap.  Masalahnya dalam system demokrasi,  ini  di hitung dengan cermat. Bahwa pemilih mayoritas akan kena kroban. Maka pemimpin di hadapkan dilemma. Apabila dia lakukan perubahan drastic maka dampaknya dia akan kehilang  popularitas. Tapi kalau tidak di lakukan beban Negara semakin besar di masa datang karena fundamental ekonomi tidak kokoh. Memberikan warisan ekonomi yang tidak sehat juga tidak elok. Karenanya pemimpin sebelumnya berusaha membangun dengan jalan tengah. Platform industrialisasi di teruskan namun kepentingan rakyat banyak juga di jaga. Artinya proses industrialisai di jalankan namun subsidi terus di lanjutkan. Apakah benar ?  dari segi politik ekonomi ada benarnya namun dari kacamata ekonomi real ini menghasilkan paradox. Era SBY justru terjadi de industrialisasi. Ekonomi hanya tumbuh karena di picu oleh komoditas utama yang dibangun di era Soeharto seperti batu bara, CPO,Coklat, karet dll.

Sejak tahun 2013 harga komoditas utama sudah mulai turun dan terus turun sampai kini.  Masalahnya apakah akan terus di lanjutkan dengan menghibur rakyat melalui manipulasi harga ? Kalau iya maka kita kembali memberikan subsidi agar harga sembako turun. Cara menurunkannya gampang yaitu subsidi biaya angkut melalui BBM dan kredit murah untuk sarana angkutan. Tapi karena anggaran fiscal tersisa tak lebih 12 % dari total APBN. Ini tidak efektif lagi untuk melaksanakan fungis APBN sebagi pemicu pertumbuhan ekonomi. Makanya Jokowi intensif promosi program B2B atau PPP agar tidak semua pembangun menggunakan dana APBN. Lantas apa jadinya bila susbidi di berikan lagi. Anda bisa bayangkan tinggal berapa persen anggaran fiscal kita ? mungkin hanya cukup bangun jalan tak lebih 50 KM. Tidak ada lagi dana untuk membangun waduk, cetak sawah, bangun irigasi dan reviltalisasi industry hulu. Selanjutnya pemerintah jalan otopilot tanpa ada perubahan yang significant. Mau ?  Kalau kita setuju maka kita sepakat membunuh harapan bagi anak cucu kita akan ekonomi yang kokoh dan bermartabat.

Teman saya sempat nyeletuk, andaikan di era megawati dan SBY tidak ada subsidi, dan dana itu di salurkan untuk pembangun insfrastruktur ekonomi dan revitalisasi industry hulu mungkin kita sudah punya refinery berkelas dunia, pertro chemical berkelas dunia dan industry strategis yang hebat, trans sumatera berkelas Toll dan kereta angkutan barang dan orang untuk tras sumatera dan jawa, Sulawesi, Kalimantan. Sehingga koneksitas wilayah terjadi. Mungkin kita sudah punya ratusan armada kapal yang menjadi jembatan laut yang menghubungkan antara pulau sehingga tidak ada lagi pulau terisolir yang membuat harga melambung berlipat ketika sampai di tujuan. Sementara uang Rp 1.300 triliun hanya di bakar untuk  onani kemakmuran, dan penguasa dan pengusaha rente menikmati laba tak terbilang dari system yang mengendalikan harga demi kekuasaan yang nyaman diatas popularitas yang menyesatkan

Untunglah Jokowi sadar akan pilihanya sebagai sebuah takdir untuk merubah keadaan yang manipulative menjadi realistis. Pertama tama yang dilakukannya adalah memotong jaringan oligarki business yang selama ini mengedalikan system kekuasaan sehingga terjadi distorsi kebijakan pro rakyat atau pro pertumbuhan berkelanjutan. Itu sebabnya oligarki business di sebut dengan Mafia di berantas di semua sector. Ini perang yang hampir tidak mungkin di menangkan. Namun akhirnya menang juga. Selanjutnya paket kebijakan ekonomi di gelar termasuk tax amnesty dan dampaknya luas sekali bagi reformasi anggaran. Memang sakit namun bagaimanapun siapapun harus sadar bahwa pemerintah bukanlah segala galanya.Tugas pemerintah  dalam sistem demokrasi adalah membuka kanal agar semua orang punya kesempatan yang sama untuk memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kemakmuran dirinya maupun bangsa. Karenanya setiap orang harus mau juga berubah dari hidup serba di subsidi menjadi mandiri. Mengapa ? karena setiap orang di ciptakan Tuhan dengan sebaik baiknya untuk bertahan dalam situasi dan kondisi apapun, termasuk situasi yang mengarah kepada sebuah HOPE for a better tomorrow. 

Ini soal pilihan dan sedang berproses. SBY berkuasa selama 10 tahun telah melakukan utang baru mencapai USD 136,6 miliar atau setara Rp. 1.600 Triliun. Artinya secara tidak langsung 81 % utang di gali hanya di bakar begitu saja melalui subsidi BBM. agar harga terkendali dan popularitas naik. Apakah ini akan terus di lanjutkan demi manipulasi harga. Tidak! kesalahan masalah lalu tidak boleh terjadi lagi. Kalaupun subsidi ada maka itu hanya untuk produksi dan untuk mereka yang benar benar miskin. selebihnya NO !


Saturday, July 02, 2016

Cinta yang Kuberi , Volume 2


Tanggal 27 Juni 2016 buku yang saya tulis telah di terbirkan oleh PT.Elex Media Komputindo ( Gramedia&Kompas Group). Buku berisi kumpulan cerpen spiritual yang saya tulis sejak tahun 2006.  Ada 56 cerpen yang di muat dalam buku ini. Ini merupakan kumpulan pengalaman keseharian saya bergaul dan berlajar dari universitas kehidupan. Saya tidak berusaha menggurui anda tapi sekedar mengungkap sisi lain dari ke hidupan yang saya maknai. Mungkin anda akan berkerut kening atau mungkin menangis. Cinta yang Kuberi sebagai judul dari buku yang sedang Anda baca ini merupakan kumpulan cerita pendek tentang nilai nilai cinta yang berhubungan dengan suami istri, anak, dan orangtua, antar sesama sahabat. Mungkin sebagian Anda akan berkerut kening ketika membaca cerita pendek dalam setiap judul karena memang tidak bersandar kepada standar etika. Mengapa? Karenakebenaran pada etika adalah kebenaran akal yang bersandar pada filsafat. Ini kebenaran yang bersifat subjektif yang tentu kebenaran itu tidak selalu benar tergantung dengan tempat, situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan tulisan saya bersandar kepada akhlak. Bahwa akhlak itu sumber kebenaran itu berasal dari Allah. Ini bukan buah pikiran akal dan bukan pula tesis filsafat. Ini firman Allah. Ia menembus ruang dan waktu yang tak mungkin didebat. Karena dasarnya adalah akhlak, maka kadang terasa aneh bila perbuatan baik tidak berbuah apresiasi seperti yang kita mau.

Karena itulah akhlak, bahwa berbuat baik, berkorban, memberi, bukan untuk nilai-nilai di hadapan manusia tapi di hadapan Tuhan. Setiap manusia harus menggunakan umurnya yang terbatas ini untuk perjalanan spritualnya menemukan makna dan kelengkapan di hadapan Tuhan. Ketika manusia berbuat atas dasar akhlak maka sebetulnya dia sedang menebarkan cinta kepada siapa pun. Karena cinta dia memberi, walau karena itu dia harus berkorban melepaskan sesuatu yang pada waktu bersamaan dia sangat membutuhkannya. Dia ikhlas karena dia hanya percaya perbuatannya hanyalah bentuk ibadah kepada Tuhannya. Melalui pengalaman sehari-hari berinteraksi dengan berbagai kalangan, membaca fenomena pergaulan keseharian, saya berusaha merekamnya dalam tulisan dan menyampaikan dengan perspektif agama yang saya yakini dalam Cinta yang Kuberi Namun semua itu tak lebih cara saya mengungkapkan apa yang rasa dan potret dari kehidupan. Yang pasti buku ini tidak sempurna sebagaimana saya sendiri masih banyak kekurangan. 

Untuk lebih jelasnya gambaran tentang isi buku dapat di lihat salah satu judul cerpen yang ada : Tertidur di atas sajadah" 

***

”Bang....!!!”,  terdengar suara teriakan di belakang.  Muktar menoleh ke belakang. Nampak seorang wanita berjilbab melambaikan tangan ke arahnya. Dia hentikan sepedanya. Wanita itu berlari mendekatinya.

”Aku ikut denganmu, boleh kan, Bang?” tanya wanita itu.

Wanita itu berusaha menyembunyikan wajahnya di balik hijabnya. Muktar mengangguk sambil tersenyum. Dengan hati-hati wanita itu naik ke atas sepeda tanpa berusaha menyentuh tubuh Muktar. Sepeda melaju. Udara pagi itu sangat cerah. Apalagi ketika mereka melintasi lereng bukit yang di kiri kanannya kebun membentang dalam kehijauan. Benar-benar nikmat Allah yang menciptakan seisi alam.

”Sof”,  Muktar menyebut nama wanita yang dipanggilnya Sof. Nama lengkapnya adalah Sofiah. 
”Tak baik kamu ikut bonceng sepeda dengan aku. Apa kata orang nanti? Tentu ayahmu akan marah. Belum lagi teman-teman sekolah akan mentertawakan kamu”, kata Muktar sambil mengayuh sepedanya.

”Ayahku sedang ke Jakarta. Aku tidak peduli orang mau ngomong apa. Aku lebih senang ke sekolah tanpa mobil. Tanpa sopir yang selalu mengawasiku. Aku ingin seperti kamu, Tar. Boleh kan?”, kata Sofiah.

”Tentu boleh. Tapi mengikuti nasehat dan kemauan orang tua adalah lebih baik untuk seorang wanita”, kata Muktar lagi.

”Ah kamu, sama saja dengan Ayah..”, wanita itu merajuk.

Muktar hanya terdiam. Dia dapat membayangkan wajah Sofiah merengut, tanda tidak setuju dengan nasehatnya. Dia bukan hanya kawatir tentang Sofiah yang akan dimarahi orang tuanya. Tapi juga dia khawatir akan nasib Ayahnya yang bekerja sebagai supir keluarga Sofiah. Tentu, ayahnya akan mendapatkan damprat dari ayah Sofiah, bila mengetahui Sofiah berboncengan sepeda dengannya. Pilihan sulit tapi dia tidak berdaya.

Di pelankannya sepeda dan kemudian berhenti.

”Kenapa berhenti?”, Sofiah terkejut ketika Muktar turun dari sepeda.

”Lebih baik kamu turun di sini. Itu sekolah kita sudah nampak. Mengertilah..”, kata Muktar terkesan menghiba.

”Tidak!  Ayo terus jalan”, Sofiah setengah berteriak kepada Muktar, yang akhirnya tak berdaya untuk menolak keingain wanita itu.

Malamnya..

”Pang...”, tangan keras ayah Muktar mendarat di pipinya. ”Kamu memang anak tidak tahu diri. Tidak tahu diuntung”, suara ayahnya meninggi. Muktar hanya duduk diam di pojok dinding rumahnya. ”Berkali-kali Ayah bilang jangan turuti kemauan Sofiah untuk pergi bersamamu ke sekolah, tapi kamu tetap saja bandel. Sadarkah kamu? Hidup keluarga kita tergantung dengan keluarga Sofiah. Ayah bisa berhenti bekerja kapanpun bila orang tuanya kehilangan kesabaran. Paham..!”.

Setelah itu Ayahnya pergi ke luar rumah. Tinggallah Muktar terduduk di beranda rumah sambil menahan sakit kakinya terkena rotan dan juga pipinya tergurat merah bekas tamparan ayahnya. 

”Anakku.!”, seru ibunya sambil membelai kepalanya. ”Jangan sedih dengan sikap Ayahmu. Kita orang miskin. Sabar ya Nak. Kamu adalah anak kami satu-satunya. Tempat kami berlindung di hari tua kelak. Kamu harus terus sekolah. Pekerjaan sebagai supir itu sangat berarti bagi Ayahmu untuk meneruskan cita-citamu masuk universitas”. 

Muktar hanya tertunduk. Ia menyadari kegelisahan Ayahnya dengan sikap Sofiah yang kadang manja kepadanya. Walau diam-diam, dia menaruh hati kepada Sofiah. Betapa tidak, Sofiah yang cantik, terlahir dari keluarga kaya raya namun tetap rendah hati dan soleha. Tapi hasratnya itu, dipendamnya dalam-dalam. Ia tidak ingin bagaikan pungguk merindukan bulan. Hidup dalam angan-angan adalah dosa. Bersikap realistis adalah kebijakan.

Belum lagi ia menamatkan SLA, ayahnya sudah tidak lagi bekerja di keluarga Sofiah. Muktar menyadari bahwa ini adalah puncak dari sikap Sofiah sendiri yang sulit dilarang untuk berusaha dekat dengannya. Untuk membantu beban orang tuanya, Muchtar ikut membantu ayahnya membuat anyaman dinding bambu untuk dijual. Ini dilakukannya setelah pulang sekolah. Tidak banyak uang yang dapat dihasilkan namun cukup untuk mereka tetap bertahan hidup. 

Sofiah pun sudah jarang bertegur sapa dengannya, karena supir yang sekarang menggantikan ayahnya, terkesan sangat protektif. Apalagi belakangan, Muktar mengetahui Sofiah semakin akrab dengan anak seorang pejabat. Teman sekelasnya. Namanya Danny. Mereka memang nampak pasangan yang serasi. Nampak bahagia. Orang tua Sofiah sangat mendukung hubungan ini. Terbukti, orang tua Sofiah mengizinkan Danny memboncengnya dengan vespa ke sekolah.

Lambat laun seiring dengan semakin dekatnya Sofiah dan Danny, kemanjaan Sofiah kepadanya pun sirna sudah. Kalaupun bertemu di sekolah, Sofiah hanya melempar senyum tanpa sapa. Namun, Muktar tetap tidak bisa membuang panah cinta yang sudah terlanjur menghujam hatinya. Dia mengharapkan Sofiah. Mengharapkan menjadi istrinya. Menjadi ibu dari anak anaknya. Mungkinkah.

”Bertemu karena Allah dan berpisah pun karena Allah. Jangan tenggelamkan hatimu karena cintamu pada manusia. Perkuatlah tali cintamu kepada Allah, maka Allah yang akan menjagamu. Pergilah merantau. Jangan tinggalkan sholat. Jangan berzina, jangan berjudi, jangan minum alkohol. Berjalanlah dengan cara yang benar maka kamu akan sampai pada tujuan yang sebenarnya”, demikian nasihat Ibundanya ketika Muktar akan pergi meninggalkan kampung halamannya untuk mengadu nasib di rantau

***
Lima tahun sejak tamat SLA,  Muktar termenung di koridor stasiun sambil memandangi orang yang lalu lalang sambil berharap ada yang menawar barang dagangannya. Sejak tamat SLA, Muktar pergi merantau untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Dua tahun setelah berjuang mandiri, barulah ia dapat masuk perguruan tinggi. Itupun bukanlah Universitas terkenal. Ia terima ini sebagai nikmat Allah dengan rasa syukur. Karena ada 99,8 % penduduk negeri ini, tidak mendapatkan kesempatan belajar ke jenjang lebih tinggi, dan ia mendapatkan kesempatan itu.

Dalam kelelahan dan rindu akan kampung halaman serta ayah ibunya, ia larutkan dalam doa di setiap sholat tahajudnya. Walau tubuh kerempeng namun wajahnya berseri. Ketika itu ia merasa pedagang buah yang tak jauh dari tempatnya  berdagang selalu tersenyum kepadanya bila perpapasan. Tak lupa mengucapkan salam.  Bila datang waktu Lohor, ia selalu betemu wanita itu. Orang-orang di sekitar stasiun tahu nama wanita itu adalah Nurmala. Wanita yatim yang harus menangggung biaya ibunya dan adiknya. 

Walau Muktar dan Nurmala saling kenal namun jarang sekali mereka berbicara. Wanita itu tak berusaha untuk mendekat kepada Muktar dan Muktar sengaja menjaga jarak karena ia tak siap untuk menjalin cinta dengan siapapun, mengingat keadaannya yang masih belum punya apa-apa. 

Usai sholat Ashar, perut Muktar terasa sakit. Sebagaimana  biasanya, ia bisa menahan rasa sakit itu, namun kini sakit itu terasa menusuk dan seluruh tubuhnya berkeringat dingin. 

“Kang, ada apa? Kenapa wajah Akang pucat?“, kata Nurmala ketika melihat Muktar ke luar dari masjid. Muktar tak sanggup menjawab pertanyaan Nurmala. Karena pandangannya semakin kabur dan setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi. Ketika sadar, di hadapannya nampak Nurmala berwajah sedih. Ia menggerakan tangannya memegang pinggiran tempat tidur namun Nurmala menahannya. “Kang, jangan bergerak dulu. Akang sekarang di rumah sakit“, kata Nurmala menahan tangan Muktar yang hendak berdiri dari pembaringannya. “Sebentar Akang tunggu ya. Saya panggil suster“.

Suster datang ke ruangan. “Pak, Kami akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan penyakit Anda”, kata suster itu.  Keesokannya dokter mengabarkan bahwa Muktar terkena penyakit hepatitis. Ini dibutuhkan perawatan yang intensif. Selama di rumah sakit, Nurmala selalu menjaganya. Sampai saatnya Muktar keluar dari rumah sakit. 

“Sebaiknya Akang tinggal di rumah Nur aja ya“, kata Nurmala. Muktar sadar bahwa ia butuh perawatan jalan dan selama itu ia belum bisa terlalu banyak bergerak, apalagi jika harus berdagang di stasiun. Ingin rasanya Muktar menolak uluran  tangan Nurmala namun pancaran wajah ikhas Nurmala membuat ia sulit menolak.  

Rumah  Nur yang merupakan peninggalan almarhum ayahnya tidak begitu besar, namun tersedia tiga kamar. Muktar menempati satu kamar di bagian belakang.  Sejak itu, hari-hari Muktar diisi dengan istirahat dan sholat. Diapun mengkhusukan dirinya menghapal Al Quran. Selama di rumah, Nurmala sangat telaten menjaga makan Muktar. Pakaian Muktar selalu dicuci bersih. Namun sebegitu baiknya Nurmala, Muktar tidak pernah bersetatap dalam berbicara. Muktar selalu mengalihkan wajahnya bila Nurmala berbicara dengannya. Nurmala pun tidak pernah lepas dari hijab, walau ia berada di rumah. Semua lakunya dijaganya agar tidak terkesan menggoda.

Dalam keseharian Nurmala sangat santun kepadanya. Melayani semua kebutuhannya. Ketika malam datang, dia acap mendengar Nurmala merintih halus dalam doa setelah usai tahajudnya. “Ya Allah kirimkanlah kepadaku pria yang bisa menjadi imamku, untuk membimbingku mencintaiMu dengan berbakti kepadanya. Hindari aku dari perbuatan zina. Hindarkan aku dari fitnah dunia. Berilah kekuatan kepadaku ketika aku lemah. Berilah kebijakanku ketika aku lelah dan kecewa dengan hidup yang kadang tidak ramah terhadap aku yang miskin dan yatim ini“.

Dalam kesunyian malam di dalam kamar, di atas bale-bale, Muktar menatap dinding kamar, tapi pikirannya kepada Sofiah. Ia masih merindukan Sofiah. Walau ia dapat merasakan bahwa Nurmala mencintainya, namun Nurmala terlalu halus memperlakukannya. Mengapa Sofiah yang diharapkannya, yang datang justru wanita lain yang kini ada di dekatnya? Muktar kembali menarik nafas. Dua orang wanita yang hadir dalam hidupnya, telah membuat dirinya  tergadai. Sofiah, cintanya yang tergadai tak bersatu. Dan Nurmala, dirinya tergadai karena kebaikan hati Nurmala. Sofiah wanita modern dan Nurmala wanita sederhana.

Setiap pagi Muktar ke luar kamar duduk di teras sampai Nurmala selesai membersihkan kamar dan kembali ke kamar setelah Nurmala ke luar rumah untuk berdagang di stasiun. Begitulah hari-harinya. Dan Nurmala tak berkurang ikhlasnya menolong Muktar. Begitu pula Ibu dan adiknya mendukung upaya Nurmala merawat Muktar.  Walau keluarga Nurmala bukan berasal dari kalangan berada, dan Nurmala tidak pernah menamatkan SMU namun mereka kaya hati untuk berbuat dan berkorban untuk membantu Muktar.

Setelah keadaan kesehatan Muktar memungkinkanya untuk kembali kuliah dan berdagang di stasiun, Nurmala tetap menawarkan Muktar untuk tetap tinggal di rumahnya. Setidaknya sampai Muktar punya cukup uang untuk membayar kos. Lagi-lagi Muktar tak bisa menolak karena ia memang butuh bantuan ini. Apalagi tiga bulan lagi ia harus membayar uang kuliah.Tentu tidak mungkin ada uang berlebih untuk membayar biaya kos. Berapalah pendapatan sebagai pedagang kaki lima di stasiun. 

Seperti biasa, setiap pagi Nurmala menyiapkan sarapan pagi untuk Muktar dan memasukkan makanan di rantang untuk bekal Muktar makan siang. Ketika pergi ke stasiun, Muktar tidak pernah duduk di angkot berdekatan dengan Nurmala dan tidak pula bicara banyak. Muktar sangat menjaga pandangan mata dan kata-katanya terhadap Nurnala. Ia ingin menjaga kesucian persahabatannya dan tanpa terkesan menggoda Nurmala. Dan lagi cintanya tetap pada Sofiah. Tak berubah.

***

Hampir Muktar tidak percaya ketika ia menatap sosok wanita yang tak pernah hilang dalam pikirannya. Sofiah. Benarkah itu Sofiah? Sofiah setengah berlari mendekatinya.

”Bang Tar?”, teriak Sofiah.

”Ya, ini Aku Sof. Bagamana kabar kamu?”, tanya Muktar penuh kerinduan. 

”Kabarku baik, Bang.  Dua bulan setelah kepulanganku ke tanah air, aku menetap di sini. Aku bekerja di sini, Bang. Abang gimana?”

”Aku masih kuliah. Tahun depan selesai”, kata Muktar. Dilihatnya Sofiah sempat melirik ke arah dagangannya “Inilah usahaku untuk menyambung hidupku dan kuliahku”, sambung Muktar. Kebetulan Nurmala datang mendekat membawa rantang makan siang Muktar. Ia agak ragu untuk memperkenalkan Nurmala. Tapi Nurmala cepat tersenyum ke arah Sofiah.

“Kamu sudah menikah?”, tanya Muktar

”Denny brengsek. Aku benci dia. Kami sudah putus sejak dua tahun lalu”, jawab Sofiah.

”Oh...”

Mereka sempat terdiam sesaat. ”Wanita ini?”, tanya Sofiah kemudian.

”Bukan siapa-siapa”, entah mengapa Muktar menjawab spontan seperti itu. Tidak disadarinya Nurmala ada di belakangnya. Nurmala pasti mendengar apa yang dikatakannya. Pikirnya. Tapi ia abaikan sambil tersenyum kepada Sofiah. Sofiah seperti kembali ketika masa SLA dulu. Nampak manja di hadapan Muktar. Dia merasakan menemukan kembali Sofiah yang sebenarnya.

”Ini kartu namaku. Telpon aku ya..”, kata Sofiah sambil tersenyum manja kepada Muktar. Mereka berdua tidak memperdulikan kehadiran Nurmala yang nampak diam seperti patung. Muktar pun tak ketinggalan pula memberikan nomor Hpnya.

”Sofiah tentu beruntung sekali”, kata Nurmala ketika mereka berada di dalam angkot menuju pulang sore hari.

”Apa maksud kamu ?”, tanya Muktar. 

”Cantik, terdidik dan mempunyai jabatan bergengsi. Ia wanita terhormat“, jawab Nurmala.

“ Iya“, Muktar menjawab pendek, pikirannya masih kepada Sofiah.

Setelah pertemuan di stasiun, Sofiah dan Muktar terus melakukan hubungan intensif. Suatu saat Sofiah memberikan amplop warna pink kepada Muktar. “Terimalah amplop ini. Di dalamnya ada surat. Itu surat dengan prangko lima tahun lalu yang tak pernah sempat aku kirim namun tetap aku simpan. Surat itu untukmu..”, kata Sofiah.

Muktar membaca surat itu. Airmatanya berlinang

“Aku tidak pernah mencintai Danny. Tapi hanya karena inigin membahagiakan Ayah maka aku berusaha untuk mencintainya, tapi tidak pernah berhasil. Ia terlalu kasar kepadaku. Ia tidak pernah menghormatiku maupun orang tuaku karena ia beranggapan usaha ayahku berhasil berkat dukungan ayahnya sebagai pejabat. Akhinrya, hubungan kami berakhir setelah Danny menikah dengan wanita lain”.

Sofiah terdiam sebentar sambil membuka kaca mata minusnya dan mengusap air matanya. 
”Akupun mencintaimu, Sof”, kata Muktar. 
Sofiah nampak tersenyum dan tertunduk. Hati mereka berbunga. Hari itu merupakan hari terindah dalam hdup mereka. Lima tahun mereka terkungkung oleh ruang dan waktu, akhirnya bertemu untuk bersatu menuju mahligai rumah tangga.

”Sejak kelas 1 SLA, aku sudah tertarik denganmu. Kamu pria yang berhati mulia dan santun kepada orang tua. Kamu cerdas di sekolah. Walau orang tuamu miskin namun kamu selalu menjadi bintang sekolah. Apalagi ketika kamu tampil menjadi juara Tilawatil Quran. Sejak itu aku bermimpi mendapatkan kamu sebagai imamku. Doaku kini terkabulkan setelah melewati proses waktu yang panjang. Benarlah, kesabaran selalu membuahkan kemenangan dan kebahagiaan”, kata Sofiah yang membuat Mukhtar merasa tersanjung dan bahagia.

Mukhtar terasa melambung ke atas awan dengan taburan bunga cinta di kepalanya. Tapi, ia sempat miris bila memikirkan Nurmala. Apa yang harus dikatakannya kepada Sofiah tentang hubungannya dengan Nurmala. Lantas bagaiamana pula perasaan Nurmala yang selalu setia dan santun kepadanya dengan segala pengorbanan merawatnya dan menjaga aqidahnya dari perbuatan zina. 

Di sisi lain, Muktar pun menyadari bahwa perjalanan waktu, telah menimbulkan benih-benih cinta di dalam hati Nurmala kepadanya. Walau tak pernah disambutnya. Nurmala selalu hadir dengan senyum tanpa terkesan menggodanya. Disadari oleh Mukhtar, walau wanita ini tidak membuat dia jatuh cinta namun tidak ada alasan baginya untuk menyakiti perasaan Nurmala. 
***

Tujuh bulan setelah pertemuan dengan Sofiah, Mukhtar tetap menjalin cinta dengan Sofiah. Walau Nurmala mengetahui hubungan percintaanya dengan Sofiah tapi tidak pernah sekalipun ia mempermasalahkannya. Nampaknya Nurmala menyadari siapa dirinya. Akhirnya suatu malam ketika usai sholat Isya, Nurmala berkata kepada Muktar, 

”Kang”, seru Nurmala. Muktar masih tetap di atas sajadahnya sambil berzikir. Ia agak terkejut ketika mendengar Nurmala memanggil namanya.

”Ada apa?”

 ”Aku ingin bicara. Apakah Akang berkenan mendengarnya?”, kata Nurmala sambil tetap menundukkan kepalanya. Dia tidak ingin berlama-lama bertatapan langsung dengan Muktar. Ini sesuai dengan tekadnya untuk menjaga hubungan mereka tidak terjebak dalam zina.

”Bicaralah. Aku siap mendengar”, kata Muktar.

”Sebulan lalu, Aku sempat bertemu langsung dengan Sofiah. Kami berbicara dari hati ke hati sebagai wanita. Akang begitu berharga bagi Sofiah. Ia sangat mencintai Akang. Aku pun tidak bisa berdusta dengan perasaanku kepada Akang, bahwa Aku sangat mencintai Akang dan berharap menjadi istri Akang.  Aku ceritakan semua tentang hubungan kita dan juga kesucian Akang yang tak pernah menyentuhku”, urai Nurmala.

Muktar terkejut mendengar kejujuran Nurmala. Namun ia nampak kawatir dengan sikap Sofiah setelah mengetahui cerita Numala. Akankah Sofiah mempercayainya?

”Sofiah mempercayai semua kata-kataku, Kang. Karena ia kenal betul sifat Akang yang sangat sholeh dalam beragama”, kata Nurmala seakan menangkap kekawatiran Mukhtar. 

”Aku tahu Akang akan menikah dalam waktu dekat ini. Jangan ragu Kang. Nikahilah Sofiah. Ia sangat pantas mendapatkan cinta Akang”, kata Nurmala tanpa ekspresi apapun. Namun kemudian nampak ia membalikkan tubuhnya untuk membelakangi Muktar. Nurmala menangis. Muktar hanya diam menyaksikan kegalauan perasaan Nurmala dengan kata-katanya sendiri.


”Akang tidak berhutang sesenpun terhadapku. Apapun yang aku lakukan selama ini semata mata ikhlas karena Allah. Benar aku berharap, tapi aku berharap kepada Allah, bukan kepada manusia. Itu sebabnya aku tidak merasa kecewa bila Akang menikah dengan Sofiah. Jangan ditunda niat baik Akang. Hidup Akang akan lebih teratur bersama Sofiah. Apalagi ia sudah punya rumah dan penghasilannya lebih dari cukup untuk mendukung Akang meraih cita-cita jadi sarjana. Kini, menikahlah dengan Sofiah dan doaku selalu untuk Akang...”, kata Nurmala dengan tenang sambil mengusap airmatanya yang berlinang.

”Besok Sofiah akan antar aku pindah ke tempat kosku”, kata Muktar tanpa berani menatap Nurmala.

” Ya Kang....”, jawab Nurmala lemah.

***
Keesokan paginya di hari Minggu yang cerah, Sofiah datang menjemput Muktar di rumah Nurmala. Dengan ramah Nurmala  menyambut kedatangan Sofiah.  Muktar ke luar dari kamar dengan tas koper pakaiannya. Ia mendapati Sofiah dan Nurmala sedang bicara layaknya sahabat dekat.

 “Itu Kang Mukhtar sudah siap“, kata Nurmala kepada Sofiah. Ditanggapi Sofiah dengan senyum indah kepada Mukhtar. 

“Apa sudah siap, Bang?”, kata Sofiah seraya berdiri dan melangkah mendekati Muktar yang nampak mematung di hadapan Nurmala dan Sofiah.

“Ya, sudah siap“, kata Mukhtar menundukkan wajah di hadapan Nurmala.

“Mari kita pergi ..”, kata Sofiah dan  memagut lengan Muktar.

Nurmala menatap ke tempat lain melihat keceriaan Sofiah bersama Muktar. Kemudian ia mendekat kepada Muktar dan Sofiah 

“Jaga kesehatan ya Kang“, kata Nurmala melirik kepada Sofiah.

“Tenang aja. Aku akan rawat Bang Muktar“, jawab Sofiah.

“Jaga dirimu baik-baik. Aku berdoa semoga kamu mendapatkan pria yang dapat menjadi imammu “, kata Muktar kepada Nurmala.” Terimakasih untuk segala-galanya“, lanjut Muktar menyalami Nurmala.

Nurmala menatap kepergian Muktar dan Sofiah. Ia baru masuk ke rumah setelah Sofiah dan Muktar menghilang di ujung gang rumahnya.  Ketika masuk ke rumah, Nurmala berlari ke pangkuan ibunya. Ibunya dengan lembut membelai kepalanya. “Ikhlas ya Nak. Kalau kamu benar benar mencintai Tuhan maka kamu harus siap melepaskan sesuatu di saat kamu sangat membutuhkannya..”. 

“Ya Bu…”, Nurmala terus memeluk ibunya dan saat itu ia sangat merindukan ayahnya.  

***
Keesokan paginya, di hari Minggu yang cerah, Sofiah datang menjemput Muktar di rumah Nurmala. Dengan ramah, Nurmala  menyambut kedatangan Sofiah.  Muktar ke luar dari kamar dengan tas koper pakaiannya. Ia mendapati Sofiah dan Nurmala sedang berbicara layaknya sahabat dekat.

 “Itu Kang Mukhtar sudah siap“ kata Nurmala kepada Sofiah. Ditanggapi kalimat itu oleh  Sofiah dengan senyum indah kepada Mukhtar. 

“Apa sudah siap, Bang?” tanya  Sofiah seraya berdiri dan melangkah mendekati Muktar yang nampak mematung di hadapan Nurmala dan Sofiah.

“Ya sudah siap“, kata Mukhtar menundukkan wajah di hadapan Nurmala.

“Mari kita pergi ..”, kata Sofiah dan  memagut lengan Muktar.

Nurmala menatap ke tempat lain demi melihat keceriaan Sofiah bersama Muktar. Kemudian ia mendekat kepada Muktar dan Sofiah.

“Jaga kesehatan ya Kang“, kata Nurmala melirik kepada Sofiah.

“Tenang aja. Aku akan merawat Bang Rahmat“, jawab Sofiah.

“Jaga dirimu baik-baik. Aku berdoa semoga kamu mendapatkan pria yang dapat menjadi imammu “, kata Muktar kepada Nurmala.” Terimakasih untuk segala-galanya“, lanjut Muktar menyalami Nurmala.

Nurmala menatap kepergian Muktar dan Sofiah. Ia baru masuk ke dalam rumah setelah Sofiah dan Muktar menghilang di ujung gang rumahnya.  Ketika masuk ke rumah, Nurmala berlari ke pangkuan ibunya. Ibunya dengan lembut membelai kepalanya. “Ikhlas ya Nak. Kalau kamu benar benar mencintai Tuhan, maka kamu harus siap melepaskan sesuatu di saat kamu sangat membutuhkannya..”. 

“Ya Bu…”, Nurmala terus memeluk ibunya dan saat itu ia merasa sangat merindukan ayahnya.  

***
Ketika malam datang, seusai berbicara melalui telepon dengan Sofiah, Muktar berwudhu untuk melaksanakan sholat Isya. Dua orang pria perkasa dengan berotot kawat datang menghampirinya. Pria itu membawanya ke suatu istana yang megah, namun istana itu tidak beratap. Dari atas istana tak beratap itu, seberkas cahaya yang sangat panas menerobos masuk sehingga membuat kulit Muktar hampir terbakar dan memerah.

”Siapa pemilik istana ini?”, tanya Mukhtar kepada dua orang pria perkasa itu.

”Ini adalah milikmu, sebagai ganjaran dari Allah atas segala amal kebaikanmu. Terutama karena kamu selalu menjaga sholatmu dan dapat menghindar dari perbuatan zina.” kata salah seorang dari kedua pria kekar itu.

”Tapi mengapa istana ini tidak beratap? Bagaimana aku dapat tinggal nyaman bila sinar matahari menerobos ke dalam istana dengan panas menyengat?” kata muktar 

”Tadinya, istana ini beratap kokoh. Atapnya hilang karena kesombongan kamu dalam beribadah. Kamu begitu teguh menjaga aqidah tapi kamu melupakan kasih sayang kepada manusia. Kamu abaikan semua keikhlasan wanita yang telah memberikanmu tempat berlindung, melayanimu, memberimu makan dan merawatmu ketika sakit, hanya karena kamu lebih mengedepankan hawa nafsumu kepada wanita lain. 

Ditambah lagi, kamu tidak pernah berterima kasih kepada semua kebaikan wanita itu, bahkan kamu tetap merasa pantas menerima kebaikannya dan membalasnya hanya dengan ucapan doa dan zikir. Ketahuilah bahwa karena kamu tidak berterima kasih kepada manusia, maka kamu termasuk golongan orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Kamu sombong dalam beramal. Kamu bangga dengan ibadahmu, sehingga kamu lupa hakikat Islam tentang keikhlasan memberi dan berkorban karenanya. Padahal setiap kamu melihat wanita itu sholat dan tahajud, sebetulnya Allah sedang berdialog denganmu. Tapi kamu menulikan telingamu, membutakan hatimu, sehingga kamu lupa berterima kasih. Orang yang tidak pandai berterima kasih adalah orang yang paling merugi di ahirat kelak, karena amal ibadahnya berterbangan dan menyiksanya dalam sesal tak berujung” ungkap pria perkasa satunya lagi itu. 

”Ooohhhh....”, kerongkongan Muktar terasa panas dan tersekat. Ia berusaha memegang kerongkonganya untuk menghilangkan rasa panas yang dideritanya itu. Ia berusaha berteriak keras. ”Aahhhhh”, akhirnya Muktar terjaga dari tidurnya. Muktar baru menyadari bahwa ia tertidur pulas dalam keadaan bersila di atas sajadahnya. 

***
Pesan edisi khusus ( tanda tangan penulis) dapat hubungi Irfan  atau Telp +62 811 331924. Saat sekarang dapat di peroleh di toko buku Gramedia di kota anda..



Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...