Saturday, April 17, 2010

Berbuat baik ?

Thomas Alfa Edison tidak pernah terpikirkan untuk menjadi terkenal bila berhasil menemukan lampur pijar. Tidak pernah. Dia hanyalah pria yang tak pernah mengenyam pendidikan formal. Pemalu dan lebih banyak menyendiri. Tapi kegigihannya untuk berbuat sesuatu telah menghasilkan dunia terang benderang sampai kini oleh keberadaan lampu. Mungkin Thomas tidak kaya raya karena penemuan itu tapi namanya harum sampai kini. Larry Page dan Sergey Brin ,juga adalah dua pemuda yang tak selesai program doktor, yang bermimpi untuk berbuat sesuatu bagi orang lain. Ketika mereka memulai ide menemukan mesin pencari ( Search Engine ) tidak pernah terpikirkan mereka akan kaya raya karena itu. Mereka hanya berpikir untuk mendapatkan sesuatu agar orang dapat mudah menemukan alamat di dunia maya.

Warren Buffet awalnya hanya berpikir untuk mengelola saham yang berpotensi dimasa depan. Dia tidak pernah berpikir untuk meningkatkan nilai saham yang dikuasainya melalui permainan bursa. Dia hanya menanti nilai saham naik karena fundamental emiten itu sendiri. Maka kini dia dikenal sebagai investment manager pootfollio terbaik. Awalnya dia tidak pernah berpikir untuk menjadi kaya raya seperti saat ini karena penguasaan saham. Banyak sekali terjadi perubahan didunia ini justru lahir dari impian untuk berbuat tanpa mengharapkan apapun. Orang orang seperti ini berbuat dan terus bergerak tanpa mengejar simbol sukses. Mereka melangkah kearah tabir yang sebagian orang menilai gelap. Tapi bagi mereka langkah itu adalah terang karena mereka berbuat dengan jiwa dan raganya menuntun untuk terus melangkah.

Orang orang yang mengawali langkahnya karena untuk kepentingan orang lain , kesuksesannya tak pernah jauh dari orang lain. Larry Page dan Sergey Brin telah menjadikan suasana kantornya menjadi tempat sebuah keluarga yang hangat lahir batin. Dinobatkan oleh majalah fortune sebagai kantor terbaik. Karena dia menempatkan SDM segala galanya dan menjadikan google dengan motto ” Dont be evil. Warren Baffet telah menyumbangkan USD 30 miliar hartanya untuk kepentingan sosial. Juga berhasil menarik seorang miliuner muda Bill Gates untuk bergabung dalam program sosialnya. Telah mempengaruhi banyak jutawan untuk lahirnya Humanitarian Capitalisme, Telah ikut berperan terbentuknya Global Social Democrat untuk kehidupan dunia lebih baik. Ketika crisis global, Warren Baffet tetap aman. Google tetap aman. Mereka tidak beragama Islam tapi mereka melakukan hakikat sunattulah dengan benar maka mereka mendapatkannya.

Hakikat sunnatullah adalah berbuat dengan syariat yang benar sesuai mau Allah. Syariat yang benar adalah berbuat baik untuk orang lain. Dimanapun kita berada, apapun profesi kita maka budaya kita adalah berbuat baik untuk orang lain. Titik. Karena inilah hakikat Allah. Hakikat pengasih lagi penyayang. Kita menyembah Allah tapi bila kita tidak bisa melakukan sifat kasih sayang Allah kepada orang lain maka itu sama saja kita melawan Allah. Allah telah menegaskan dalam QS- AL Qashash: 77 ” berbuat baiklah (kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”. Ini tegas sekali. Firman Allah ini bersifat holistik bagi semua manusia, tak penting dia islam mapun non islam. Selagi manusia berbuat baik maka .. Allah bersama orang yang berbuat baik. ( QS – AL Ankabuut 69). Inilah sunnatullah. Soal sorga atau neraka , itu soal lain..Karena ini soal hak Allah untuk memberikan rahmat kepada siapapun.

Kemakmuran suatu bangsa karena para pemimpinnya tidak pernah berpikir untuk dirinya sendiri tapi lebih memikirkan untuk orang lain. Umar Abdul Azis telah membuktikan itu dengan menyerahkan seluruh hartanya kepada Baitul Maal Ketika dia diangkat sebagai Kalifah. Maka sunnatullah berlaku untuk kemakmuran rakyat yang dipimpinnya. Sukses seseorang yang teraktualkan dalam bentuk keluarga sakinah, persahabatan yang tulus, lingkungan yang damai, badan yang sehat, rezeki yang cukup , tak lain karena sunnatullah berlaku dari tabungan kebaikan dimasa lalu untuk kepentingan orang lain. Tidak akan datang kesuksesan dengan bibir berbusah karena zikir tapi lupa berjihad untuk orang lain. Tak akan datang kesuksesan dengan doa siang dan malam tapi malas untuk berbuat bagi orang lain dan gemar menumpuk harta.

Wallahualam..

Wednesday, April 14, 2010

THE LAZY WAY TO SUCCESS

Sesuai judulnya yang bombastis dan kontroversial, buku ini membahas bagaimana cara menghindar dari pekerjaan. Mindset yang terbangun sejak kecil, orang yang tak mau kerja identik dengan malas. menurut Fred Gratzon, justru orang-orang malaslah yang bisa memecahkan masalah sulit yang dihadapi manusia dalam hidupnya. Gratzon mengacak-acak mindset yang telah didesak-desakkan oleh orang tua kita sejak kecil. Contohnya kita selalu disuruh untuk bekerja keras agar tercapai cita-cita, sehingga kelak akan mendapatkan kebahagiaan. dan sampai detik ini belum ada orang yang membantahnyai.

Menurut Gratzon, kerja keras bukanlah dasar kesuksesan. kerja keras sama sekali tidak ada hubungannya dengan kesuksesan. Jika mereka yang sukses karena kerja keras, itu hanyalah suatu kebetulan belaka dan bukan karena sebab akibat. Lebih keras, penulis yang membawahi ribuan karyawan ini menegaskan, kesuksesan berbanding terbalik dengan kerja keras. Orang yang mendukung keutamaan nilai kerja keras sebenarnya mereka melakukan tindakan yang merendahkan kemanusiaan. Gratzon, menghamparkan fakta-fakta yang mendukung oponinya. kemajuan dan keunggulan peradaban yang ada sekarang ini diciptakan oleh orang-orang yang bosan, tak mau memakai cara-cara lama dalam melakukan sesuatu. nelayan menemukan layar, karena tak ingin capek mendayung. orang memasang bajak ke punggung sapi karena enggan mencangkul.

Begitu juga apa yang dialami para biarawan Italia abad kegelapan saat belum ditemukannya angka arab, ia harus mengalikan angka romawi CDXXXIV x IX, betapa susahnya. Karena ditemukannya angka 0, perkalian itu menjadi lebih mudah. Dalam hal ini, kasus ini bisa diselesaikan dengan ketiadaan (0). Lalu bagaimana bisa menemukan cara-cara jenial tersebut kalau malas? gampang. ia punya saran: jalani hidup seperti permainan. Kita masih ingat bagaimana kita memperlakukan permainan pada masa bocah. Kita melakukan semuanya dengan senang, tanpa beban. tiap detik harus fun abis! karena dalam kondisi fun, otak menghasilkan neurontransmitter yang disebut endorfin. mirip morfin yang bisa menghilangkan rasa sakit dan menawarkan perasaan nyaman dan tenang. dalam keadaan seperti itu maka ide-ide keren akan berebut bermunculan.

Agar tetap bisa senang, lakukan apa yang menurut anda adalah panggilan jiwa anda. ide seperti ini sebenarnya sudah pernah diulas oleh paulo coelho dalam novel fenomenal sang alkemis. Coelho menyebutnya dengan legenda pribadi. jadi buku ini idenya cukup basi, hanya cara penyampaiannya yang kontroversial dan bombastis. Benar bahwa cara penyampaiannya yang sengaja dipaksakan seolah mengaitkan ngaitkan berbagai hal sebagai analogi untuk pembenaran tesisnya. Padahal kenyataanya tak ada satupun cara mudah yang bisa didapat oleh peradaban modern dewasa ini tanpa kerja keras. Segala sesuatu yang besar lahir karena dorongan rasa ingin tahu. Dari rasa ingin tahu itu bergerak kepada ingin mencari tahu. Dari mencari tahu , timbulah semangat untuk berbuat sesuatu. Dari berbuat inilah menimbulkan effort yang besar , kerja keras siang dan malam melewati berbagai hambatan untuk lahirnya aktualitas..

Keliatannya tulisan Gratzon, ikut memberikan pembenaran latar belakang kehancuran ekonomi AS dan Eropa serta Jepang dewasa ini, yang melahirkan budaya malas , konsumtive dan kehilangan etos sebagai pembaharu. Padahal kebangkitan Ekonomi AS paska perang dunia kedua lebih disebabkan etos kerja keras visioner yang merupakan fuel besar membuat bangsa AS memimpin perubahan diabad 21. Hari ini kita melihat fakta kehebatan ekonomi China karena etos kerja keras. Tapi ada yang menarik apa yang ditulis oleh Gratzon bahwa At the end of the day, it's not what I learned but what I taught, not what I got but what I gave, not what I did but what I helped another achieve that will make a difference in someone's life....and mine" Ini menyiratkan bahwa pada akhirnya hakikat manusia bukanlah mendapatkan tapi memberi…dan itu hanya mungkin bila kita berbuat,bukan malas. Ya,kan..

Friday, April 09, 2010

Bandul

Saya seperti keledai atau lebih tepat kuda penerjang bukit. Hidup saya selalu ditekan oleh tuntutan yang tidak bisa saya hindari. Saya harus menghidupi ribuan karyawan. Bayar bunga bank , angsuran hutang Bank dan belum lagi harus ngemong pejabat. Setiap saya bangun pagi , terasa begitu berat beban yang menghimpit sehingga saya tidak pernah tau lagi keindahan mentari pagi. “ Demikian teman saya bertutur. Dulu puluhan tahun lalu, dia juga pernah mengeluh betapa sulitnya hidup serba diatur dan terjebak dengan rutinitas sebagai karyawan. Dia putuskan untuk berhenti kerja. Ingin mandiri. Kini dia tidak lagi merasa hidup serba teratur. Karena tidak ada yang mengatur. Dia tidak lagi menghadapi rutinitas yang membosankan karena dia sebagai creator dan leader. Tapi dia sekarang menghadapi “tuntutan yang tidak bisa dihindari. Artinya dalam rentang waktu hidupnya , dia telah melakukan kesalahan. Hidup sebagai karyawan, itu salah. Juga hidup sebagai pengusaha juga salah. Lantas mana yang benar. Mungkin dia dulu menyalahkan tuhan ketika menjadi karyawan. Dan kini tentu dia akan menyesali mengapa tuhan menjadikannya sebagai pengusaha. 'Dan sedikit sekali daripada hamba-Ku yang tahu berterima kasih (bersyukur)." (QS. Sabda': 13).

Teman saya yang lain juga pernah bertutur bahwa dia sangat kecewa karena gagal mendaki gunung himalaya setelah berhasil menaklukan Gunung Jaya Wijaya. Tapi jauh sebelumnya dia pernah mengeluhkan karena belum berkesempatan mendaki gunung Jaya Wijaya. Saya tidak tau apa yang akan dikeluhkan bila dia telah berhasil menaklukkan Gunung Himalaya. Mengejar puncak ego adalah sifat manusia pada umumnya dan sebagaimana firman Allah"Sesungguhnya Allah sentiasa melimpahkan kurnia-Nya kepada manusia (seluruhnya), tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur." (QS. al-Baqarah: 243).

Manusia acap kali terjebak dalam egonya. Karena dia selalu melihat dari sisi negatif atas takdir yang menimpanya. Dia tidak mampu menerima apa yang disebut sisi “ kelebihan dan kekurangan, Kebaikan dan keburukan “. Dua kata yang selalu bersanding. Keseimbangan yang mengharuskan kita untuk terus bergerak. Layaknya ayunan bandul jam. Ayunan kekiri dan kekayan yang selalu sama. Tapi ayunan itu akan tetap bergerak apabila tempat bertumpu ayunan itu kuat. Keterhentian ayunan itu akan membuat proses terhenti. Kekiri atau Kekanan. Dua duanya selalu tidak nyaman karena tidak ada keseimbangan. Tidak ada warna. Hidup akan menjadi hampa. Kita harus mempunya kekuatan untuk mempertahankan bandul kehidupan dalam situasi dan kondisi apapun. Karena itu pasti akan terjadi seiring waktu berlalu. “ Sesungguhnya Kami (Allah) menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah antara mereka yang terbaik perbuatannya."(QS. al-Kahfi:7).

Tidak berlebihan bila orang bijak berkata “ Aku membutuhkan kesulitan agar aku dapat mengerti makna kemudahan. Aku membutuhkan penderitaan agar aku dapat memahami kebahagiaan. Aku memahami kebencian orang lain bila mengharuskan aku untuk belajar mencintai orang lain. “ Seharusnya hidup bukanlah untuk dianalisa apalagi dikeluhkan tapi dilalui sambil melihat langkah dibelakang dan mensyukuri setiap apapun yang kita terima. " Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl:78).

Begitupula kita selalu inginkan segala sesuatu dapat berjalan sesuai apa yang kita mau.. Kita tidak menyadari bahwa setiap hasil adalah suatu reward dari kesabaran , ketekunan dan kerja keras. Proses ini bergulir tanpa bisa kita hindari. Kualitas dan kuantitas reward sangat tergantung kualitas kita melewati proses waktu itu. Setiap manusia mempunya kualitas sendiri sendiri dan sehingga mempunyai reward sendiri2 sesuai takarannya. Itu sebabnya takdir manusia menjadi berbeda. Ada karyawan , ada pengusaha dan penguasa , ada kaya , ada miskin. Menyadari ini akan membuat kita disadarkan bahwa hidup terlalu singkat bila kita hanya sibuk menilai reward. Reward materi tidak memberikan apaapa kecuali kehampaan. Sementara menanamkan kepuasan , rasa syukur terhadap diri sendiri karena mampu memuaskan orang lain dan menghidarkan diri dari segala perbuatan maksiat adalah buah yang tak ternilai. Apapun buahnya , kita telah menentukan pilihan kita secara benar. 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (Q.s. Ibrahim: 7

Saturday, April 03, 2010

Anas Urbaningrum

Kini Partai Demokrat sedang memilih calon Ketua Umum. Pertarungan memprebutkan calon Ketua Umum nampak menarik karena menampilkan ciri khas democrat; bersaing secara sehat dan terbuka. Tapi yang lebih menarik adalah agenda menampilkan tokoh muda kepuncak pimpinan partai . Ini merupakan agenda brilian dari Partai Demokrat untuk memberikan kesempatan kepada tokoh muda tampil. Maklum saja hampir semua partai politik di Indonesia selalu menampilkan tokoh tua dipuncak pimpinan. Pertarungan perebutan Ketua Umum sekarang menjadi perhatian luas public. Karena SBY periode mendatang tidak mungkin ikut lagi dalam putaran Pemilu Calon president. UU hanya membatasi dua periode untuk president.

Ada tiga calon yang memperebutkan kursi Ketua Umum, Yaitu Andi Malarangeng, Anas Urbaningrum dan Marzuki Alie. Ketiga tokoh ini dikenal luas oleh public dan merupakan tokoh yang bersinar ketika awal reformasi. Namun dari ketiga tokoh ini , maka menurut saya Anas Urbaningrum mempunyai kualifikasi paling pas untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Apalagi dikaitkan dengan tantangan kedepan dimana Partai Demokrat harus menyediakan calon president sebagai pengganti SBY.

Siapakah Anas Urbaningrum.? Sejak SD hingga perguruan tinggi, Anas selalu juara. Anas juga meraih predikat mahasiswa teladan dan lulusan terbaik Universitas Airlangga. Dia dikenal aktif berorganisasi sejak SMP. Saat sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kunir, Blitar dia tercatat sebagai Sekretaris OSIS. Lalu menjadi Pengurus OSIS SMA Negeri Srengat, Blitar. Dari OSIS, Anas melangkah lebih jauh, memimpin organisasi kemahasiswaan berskala nasional, HMI. Dia adalah tokoh muda yang tampil bersinar ketika diawal reformasi. Dengan posisinya sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI) periode 1997-1998, dia aktif memberikan dorongan kepada mahasiwa untuk tampil digaris depan menjatuhkan rezim Orba.

Posisinya di HMI bukan didapat dengan mudah. Semua tahu bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang banyak melahirkan tokoh politik nasional. Sistem pendidikan politik dan kaderisasi yang berkompetisi dalam nafas perjuangan Islam interlektual, telah menempatkan HMI diperhitungkan sebagai pencipta elite nasional yang bergengsi. Kader HMI ada disemua Partai Politik, dan selalu bersinar dimanapun mereka berada. Intelektualitas Anas tak perlu diragukan. Beberapa buku berhasil ditulisnya Menuju Masyarakat Madani : Pilar dan Agenda Pembaruan(1997), Ranjau-Ranjau Reformasi: Potret Konflik Politik Pasca Jatuhnya Soeharto (1999), Jangan Mati Reformasi (1999).Melamar Demokrasi ( 2004), Islamo-demokrasi: Pemikiran Nurcholish Madjid (2004), Pemilu Orang Biasa (2004) serta Menjemput Pemilu 2009.

Anas dibesarkan dalam lingkungan agama yang ketat. Melihat sosok Anas kita melihat sosok intelektual islam. Soal kepribadian ,dia duplikat Nurcholish Madjid, santun penuh tolerant dan selalu bersikaf tenang dalam situasi kondisi apapun. Soal gaya politik, dia duplikat Akbar Tanjung. Diplomatis dan rendah hati serta olah kata yang sempurna. Kongres Bahasa Indonesia ke-9 yang digelar dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2008, memilih Anas sebagai satu satunya tokoh politik yang yang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Pencalonannya dirinya sebagai ketua Umum Partai Demokrat didukung penuh oleh elite partai Demokrat yang berasal dari Islam, seperti Akhmad Mubarok dan lain.

Ada sifat khas Anas yang juga merupakan teladan dari Rasul bahwa dia tidak pernah memaksakan diri untuk tampil berkuasa. Dia menghindari kampanye menokohkan dirinya lewat iklan dan poster besar seperti Andi Malarangeng. Dia adalah politisi yang menempatkan akhlak mulia diatas segala galanya. Dikenal bersih dan disenangi oleh siapapun. Penyejuk ditengah terik panas komplik elite politik. Dia bersandar kepada politik akal sehat dan nurani. Itulah sebabnya dia tidak perlu meminta dukungan SBY untuk maju sebagai calon ketua umum. Terpilihnya Anas sebagai ketua Umum adalah kemenangan Partai democrat dalam regenerasi tanpa kehilangan moto sebagai “partai yang santun”. Selamat berjuang Bung Anas di Munas PD, Semoga Allah meridhoi perjuangan anda. Bukan masalah menang atau kalau tapi adalah niat untuk beribadah kepada ALlah..maka dimanapun anda berada, anda tetap menang...

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...