Nama adalah Doa. Itu diyakini oleh budaya dan agama kita. Itu sebabnya kita memberi nama anak atau perusahaan selalu bernafaskan doa. Tujuannya agar harapan ( doa) mulia dapat terkabulkan seiring banyaknya orang menyebut nama itu.Makanya tidak ada orang memberi nama anak atau lembaga , nama binatang. Karena binatang itu mempunyai hukum dasar sunatullah untuk memangsa dan dimangsa secara culas.. Sementara manusia dengan segala aktifitasnya adalah rahmatanlilalamin, kasih sayang. Inilah budaya kita sebagai bagian agama berkata , adat melakukan.
Ketika LSI mengumunkan hasil surveynya tentang elektfitas Capres-Cawapres, orang terkejut atas pengakuan dari LSI bahwa survey itu dibiayai oleh FOX. Maka semua tahu bahwa FOX bukan hanya team sukses SBY Budiono tapi actor intelektual dibalik kegiatan SBY memenangkan Pemilu.. Dari situs FOX Indonesia, menyebutkan Fox Indonesia adalah lembaga “Strategic and Political Consulting” pertama di Indonesia yang didirikan pada tanggal 14 Februari 2008 oleh Choel Mallarangeng, MBA dan Rizal Mallarangeng, Ph.D serta didukung oleh sejumlah intelektual muda dan praktisi handal dari disiplin ilmu yang beragam. Sebagai lembaga profesional, Fox Indonesia menangani klien-klien untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada), pemilihan presiden (Pilpres), dan pemilu legislatif serta korporasi.
Misi FOX Indonesia adalah selalu inovatif dalam mencari cara-cara baru melakukan kampanye publik yang tidak hanya terbukti efektif tetapi juga cerdas, elegan dan efisien dalam mencapai tujuan. Tapi satu hal yang dilupakan oleh FOX tentang budaya Indonesia. Bahwa Indonesia bukan AS. Dulu SBY menang lebih karena simpati rakyat akan pribadi SBY yang sederhana. Penampilan Iklan bersama JK, nampak SBY berjaket kulit dan berkaus. Tak banyak suara , hanya senyumnya yang memikat membuat para ibu ibu jatuh cinta dan melupakan Mega yang ibu rumah tangga. Dan satu lagi jargon yang sekaligus menjadi magic word “ Bersama kita bisa” persis yang menjadi jargon Obama , Together we can do it.
Namun kini , berkat design strategy dari FOX, kita tidak lagi melihat sosok SBY yang sederhana, lugu dan karismatik. Deklarasi Capres – Cawapres SBY-Budiono diadakan dteimpat tertutup dan megah sekali. Persih ketika kampanye ala AS. Iklan yang terpampang di billboard , nampak SBY tersenyum dengan Jas Armani. Tak ada lagi nampak SBY yang dulu awal kita kenal. Pemilihan Cawapres Budiono pun tak lepas dari grand strategy dari FOX untuk memperkuat posisi elite PD menjadi Number one di pemilu 2014-2019. Ini kesalahan fatal dari FOX. Karena memancing emosi grassroots Golkar yang selama ini tidur untuk bangkit militant. Lihatlah dukungan mantan militer bangkit membela JK.
Kemudian, dengan arogannya menggunakan jargon “lanjutkan “. Seakan keberhasilan Lima tahun terdahulu berkat SBY. Padahal kita semua tahu bahwa system negara kita adalah Presidentil dengan sharing power DPR membuat UU. Artnya sukses pemerintahan SBY-JK berkat dukungan DPR. Kita juga tahu bahwa dukungan DPR itu karena kekuatan elite politik GOLKAR di Parlemen yang dikomandani oleh JK untuk tampil digaris depan melawan kelompok oposisi PDIP.
Ditambah lagi sikap Rizal (FOX) yang jenderung tendesius terhadap Prabowo dan Wiranto. Ini berlainan sekali dengan sikap asli SBY yang rendah hati. Keadaan ini semakin memperburuk citra SBY. Issue yang diembuskan oleh Mega Pro soal ekonomi kerakyatan semakin mendapat tempat karena sikap FOX yang cenderung melecehkan ekonomi kerakyatan. Semakin keras pembelaan FOX terhadap konsep ekonomi SBY-Budiono semakin terpuruk citra SBY. Karena ekonomi kerakyatan bicara soal emosi patriotisme.
Bagaimanapun Tiga Capres/Cawapres yang sekarang berlaga dalam Pemili adalah putra putri terbaik Indonesia. Siapapun yang terpilih , maka dialah yang terbaik diantara yang baik. Seharusnya, mereka yang berlaga ini didampingi oleh pihak pihak yang paham budaya keindonesiaan, yang cinta damai, tenggang selera, hormat menghormati tanpa harus melecehkan yang lain. FOX harus berlajar dari team sukses Mega Pro dan JK Wiranto…ataut setidaknya mengikuti cara awal ketika SBY mencalonkan diri sebagai presiden.
Ketika LSI mengumunkan hasil surveynya tentang elektfitas Capres-Cawapres, orang terkejut atas pengakuan dari LSI bahwa survey itu dibiayai oleh FOX. Maka semua tahu bahwa FOX bukan hanya team sukses SBY Budiono tapi actor intelektual dibalik kegiatan SBY memenangkan Pemilu.. Dari situs FOX Indonesia, menyebutkan Fox Indonesia adalah lembaga “Strategic and Political Consulting” pertama di Indonesia yang didirikan pada tanggal 14 Februari 2008 oleh Choel Mallarangeng, MBA dan Rizal Mallarangeng, Ph.D serta didukung oleh sejumlah intelektual muda dan praktisi handal dari disiplin ilmu yang beragam. Sebagai lembaga profesional, Fox Indonesia menangani klien-klien untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada), pemilihan presiden (Pilpres), dan pemilu legislatif serta korporasi.
Misi FOX Indonesia adalah selalu inovatif dalam mencari cara-cara baru melakukan kampanye publik yang tidak hanya terbukti efektif tetapi juga cerdas, elegan dan efisien dalam mencapai tujuan. Tapi satu hal yang dilupakan oleh FOX tentang budaya Indonesia. Bahwa Indonesia bukan AS. Dulu SBY menang lebih karena simpati rakyat akan pribadi SBY yang sederhana. Penampilan Iklan bersama JK, nampak SBY berjaket kulit dan berkaus. Tak banyak suara , hanya senyumnya yang memikat membuat para ibu ibu jatuh cinta dan melupakan Mega yang ibu rumah tangga. Dan satu lagi jargon yang sekaligus menjadi magic word “ Bersama kita bisa” persis yang menjadi jargon Obama , Together we can do it.
Namun kini , berkat design strategy dari FOX, kita tidak lagi melihat sosok SBY yang sederhana, lugu dan karismatik. Deklarasi Capres – Cawapres SBY-Budiono diadakan dteimpat tertutup dan megah sekali. Persih ketika kampanye ala AS. Iklan yang terpampang di billboard , nampak SBY tersenyum dengan Jas Armani. Tak ada lagi nampak SBY yang dulu awal kita kenal. Pemilihan Cawapres Budiono pun tak lepas dari grand strategy dari FOX untuk memperkuat posisi elite PD menjadi Number one di pemilu 2014-2019. Ini kesalahan fatal dari FOX. Karena memancing emosi grassroots Golkar yang selama ini tidur untuk bangkit militant. Lihatlah dukungan mantan militer bangkit membela JK.
Kemudian, dengan arogannya menggunakan jargon “lanjutkan “. Seakan keberhasilan Lima tahun terdahulu berkat SBY. Padahal kita semua tahu bahwa system negara kita adalah Presidentil dengan sharing power DPR membuat UU. Artnya sukses pemerintahan SBY-JK berkat dukungan DPR. Kita juga tahu bahwa dukungan DPR itu karena kekuatan elite politik GOLKAR di Parlemen yang dikomandani oleh JK untuk tampil digaris depan melawan kelompok oposisi PDIP.
Ditambah lagi sikap Rizal (FOX) yang jenderung tendesius terhadap Prabowo dan Wiranto. Ini berlainan sekali dengan sikap asli SBY yang rendah hati. Keadaan ini semakin memperburuk citra SBY. Issue yang diembuskan oleh Mega Pro soal ekonomi kerakyatan semakin mendapat tempat karena sikap FOX yang cenderung melecehkan ekonomi kerakyatan. Semakin keras pembelaan FOX terhadap konsep ekonomi SBY-Budiono semakin terpuruk citra SBY. Karena ekonomi kerakyatan bicara soal emosi patriotisme.
Bagaimanapun Tiga Capres/Cawapres yang sekarang berlaga dalam Pemili adalah putra putri terbaik Indonesia. Siapapun yang terpilih , maka dialah yang terbaik diantara yang baik. Seharusnya, mereka yang berlaga ini didampingi oleh pihak pihak yang paham budaya keindonesiaan, yang cinta damai, tenggang selera, hormat menghormati tanpa harus melecehkan yang lain. FOX harus berlajar dari team sukses Mega Pro dan JK Wiranto…ataut setidaknya mengikuti cara awal ketika SBY mencalonkan diri sebagai presiden.
No comments:
Post a Comment