Intervensi Tuhan diabad kini dalam derap kehidupan bukanlah hal yang memuaskan untuk dijelaskan dikampus kampus secular. Tapi tidak bagi Jhon Bar Penkaye yang termenung di Biaranya yang jauh terpencil ditepi Sungai Tigris yang mengalis deras, dipegunungan yang kini disebut Turki Tenggara. Samahalnya dengan Jimmy Carter yang termenung ditempat peristirahatannya di Cam David ketika mendengar laporan bahwa operasi Gurun telah gagal total di Iran , bahkan memalukan.
Betapa tidak ? Bagi Jhon ketika ditahun 680 mencoba menulis sejarah tentang zamannya ihwal penaklukan bangsa Arab di Timur Tengah, yang masih tersimpan dalam ingatan. Kala merenungkan berbagai peristiwa dramatis ini, perasaannya dipenuhi oleh teka teki. “ bagaimana bisa, “ ia bertanya, “ Orang orang tanpa senjata lengkap, berkuda tanpa baju baja atau perisai berhasil memenangkan pertempuran..dan meruntuhkan semangat kebanggaan diri orang orang Persia”.
Ia semakin terhenyak, “ hanya dalam periode yang sangat singkat seluruh dunia diambil alih orang orang Arab; mereka menguasai seluruh kota yang dikelilingi benteng, mengambil alih pengawasan dari laut ke laut, dan dari timur ke barat- Mesir , dari Crete ke Cappadocia, dari Yaman ke Gerbang Alan , bangsa Armenia, Syiria, Persia, Byzantium dan Mesir serta seluruh wilayah disekitarnya “ tangan tangan mereka ada dimana mana”.
Jimmy Carter , bangga dengan kehebatan detail operasi dari panglima angkatan bersenjata; dengan pesawat khusus tak terlacak oleh radar serta prajurit terlatih untuk sebuah operasi penyelamatan terhadap penyanderaan pejabatan di kedutaan AS- Teheran di tahun 1979. Bagaimana mungkin , Iran tanpa perlindungan senjata anti pesawat , tanpa dukungan pelacak anti radar , dengan sendirinya membuat jatuh pesawat tempur AS. Tak ada perang yang sesungguhnya kecuali AS harus menanggung malu akibat operasi yang gagal.
Lehman Brother, dan juga para petinggi otoritas Moneter AS tidak pernah membayangkan bila kehebatan analisis keuangan yang didukung lulusan terbaik Harvard, produk derivative keuangan yang didukungan oleh system clearing super canggih, akhirnya dalam hitungan hari rontok. Seluruh system keuangan tak berdaya menghadapi global resesi yang datang bagaikan tornando menyapu semua pemain dan pemanja kapitalisme. Bagaimana mungkin kemakmuran yang digayuh bertahun tahun, kebanggaan yang melekat bertahun tahun akhirnya menjadi ratapan sesal tak bertepi?
Jhon, Jimmy , dan juga Lehman, tentu akhirnya menyadari ini semua karena kehendak Tuhan. Tuhan melakukan intervensinya. Sejarah selalu mencatat keberadaan intervensi Tuhan. Ketika logika menjadi Tuhan, maka Tuhan diatas sana tentu bersikap untuk menunjukan tentang kesejatiannya. Disisi lain memperlihatkan bahwa tidak ada keabadian, kebanggaan, kehebatan, kebesaran selain Allah. Inilah yang ingin dan selalu diingatkan Allah kepada seluruh umat manusia dari masa ke masa.
Akal terlalu lemah untuk mengatur dunia. Akal tak pernah selesai dengan tesisnya untuk kemakmuran dan kebahagiaan. Akal hanyalah perangkai warna dan garis menjadi sebuah fotomorgana didepan kita, hingga berlalunya waktu semua sirna. Lantas, apakah perlu sebuah intervensi dari Tuhan untuk membuktikan semua itu. Padahal Allah telah menunjukan semua kata katanya lewat kitab mulia dan para utusannya. Allahpun telah memberikan contoh dari masa kemasa , dan sejarah mencatatnya dengan rapi. Tapi kita selalu lupa dan lupa, hingga sampai datangnya kita bertanya “ Bagaimana mungkin” ?
Sunattulah selalu berhubungan dengan akal dan sebab akibat. Itulah kehebatan Allah yang mengatur existensi Aku dan Makhluk. Dia sang penguasa yang semaunya merubah ketetapan ( sunatulah ) yang dibuatnya. Walau sesungguhnya kasih sayang Nya terlalu banyak kompromi kepada mahluk ciptaanya. Namun bila batas kompromi terlewati maka Allah bersikap dengan caranya, Impossible is nothing.
Betapa tidak ? Bagi Jhon ketika ditahun 680 mencoba menulis sejarah tentang zamannya ihwal penaklukan bangsa Arab di Timur Tengah, yang masih tersimpan dalam ingatan. Kala merenungkan berbagai peristiwa dramatis ini, perasaannya dipenuhi oleh teka teki. “ bagaimana bisa, “ ia bertanya, “ Orang orang tanpa senjata lengkap, berkuda tanpa baju baja atau perisai berhasil memenangkan pertempuran..dan meruntuhkan semangat kebanggaan diri orang orang Persia”.
Ia semakin terhenyak, “ hanya dalam periode yang sangat singkat seluruh dunia diambil alih orang orang Arab; mereka menguasai seluruh kota yang dikelilingi benteng, mengambil alih pengawasan dari laut ke laut, dan dari timur ke barat- Mesir , dari Crete ke Cappadocia, dari Yaman ke Gerbang Alan , bangsa Armenia, Syiria, Persia, Byzantium dan Mesir serta seluruh wilayah disekitarnya “ tangan tangan mereka ada dimana mana”.
Jimmy Carter , bangga dengan kehebatan detail operasi dari panglima angkatan bersenjata; dengan pesawat khusus tak terlacak oleh radar serta prajurit terlatih untuk sebuah operasi penyelamatan terhadap penyanderaan pejabatan di kedutaan AS- Teheran di tahun 1979. Bagaimana mungkin , Iran tanpa perlindungan senjata anti pesawat , tanpa dukungan pelacak anti radar , dengan sendirinya membuat jatuh pesawat tempur AS. Tak ada perang yang sesungguhnya kecuali AS harus menanggung malu akibat operasi yang gagal.
Lehman Brother, dan juga para petinggi otoritas Moneter AS tidak pernah membayangkan bila kehebatan analisis keuangan yang didukung lulusan terbaik Harvard, produk derivative keuangan yang didukungan oleh system clearing super canggih, akhirnya dalam hitungan hari rontok. Seluruh system keuangan tak berdaya menghadapi global resesi yang datang bagaikan tornando menyapu semua pemain dan pemanja kapitalisme. Bagaimana mungkin kemakmuran yang digayuh bertahun tahun, kebanggaan yang melekat bertahun tahun akhirnya menjadi ratapan sesal tak bertepi?
Jhon, Jimmy , dan juga Lehman, tentu akhirnya menyadari ini semua karena kehendak Tuhan. Tuhan melakukan intervensinya. Sejarah selalu mencatat keberadaan intervensi Tuhan. Ketika logika menjadi Tuhan, maka Tuhan diatas sana tentu bersikap untuk menunjukan tentang kesejatiannya. Disisi lain memperlihatkan bahwa tidak ada keabadian, kebanggaan, kehebatan, kebesaran selain Allah. Inilah yang ingin dan selalu diingatkan Allah kepada seluruh umat manusia dari masa ke masa.
Akal terlalu lemah untuk mengatur dunia. Akal tak pernah selesai dengan tesisnya untuk kemakmuran dan kebahagiaan. Akal hanyalah perangkai warna dan garis menjadi sebuah fotomorgana didepan kita, hingga berlalunya waktu semua sirna. Lantas, apakah perlu sebuah intervensi dari Tuhan untuk membuktikan semua itu. Padahal Allah telah menunjukan semua kata katanya lewat kitab mulia dan para utusannya. Allahpun telah memberikan contoh dari masa kemasa , dan sejarah mencatatnya dengan rapi. Tapi kita selalu lupa dan lupa, hingga sampai datangnya kita bertanya “ Bagaimana mungkin” ?
Sunattulah selalu berhubungan dengan akal dan sebab akibat. Itulah kehebatan Allah yang mengatur existensi Aku dan Makhluk. Dia sang penguasa yang semaunya merubah ketetapan ( sunatulah ) yang dibuatnya. Walau sesungguhnya kasih sayang Nya terlalu banyak kompromi kepada mahluk ciptaanya. Namun bila batas kompromi terlewati maka Allah bersikap dengan caranya, Impossible is nothing.