Islam tumbuh dengan subur menjangkau pulau dan benua di seluruh dunia. Dinasti islam bermunculan, Alquran dan Hadith digali untuk memperluas Ilmu pengetahuan. Masyarakat semakin berkembang dan pahampun beraneka ragam . Manusia semakin percaya kehebatan ilmu pengetahuan yang didapatnya. Isme dari pemikiran ditebar semakin meminggirkan keberadaan Al quran dan Hadith. “ Yaa Nabiyar Rahmah. Inikah fitnah besar itu ? “
Tak ada fitnah yang lebih besar kecuali manusia sudah menganggap dirinya dapat hidup tanpa keberadaan Allah;. Para pemimpin lupa akan amanahnya. Para orang kaya semakin jauh dari orang miskin. Para ulama bangga dengan ilmunya dan minta dibayar bila berbicara dan menulis. Tempat ibadah dibangun megah tapi kumuh jihad sosialnya. Para janda miskin dan anak yatim semakin banyak yang melata lapar dijalanan. Tempat maksiat bertebaran dimana mana. Alquran dan hadith dijadikan silang sengketa soal salah dan benar. Orang pandai menipu orang bodoh. Wanita berlaku sebagai pria , dan pria berlaku seperti wanita. Agamapun dipinggirkan dalam bersyariat dan yang teguh berjihad dituduh teroris untuk diburu sebagai pesakitan.
Ego disembah dan nafsu dibelai, orang lemah ditindas. Kekuasaan telah menjadi dogma baru sepeninggal Nabi untuk diburu dan disembah. Agama hanya dijadikan symbol. Dijadikan alat politik untuk menarik yang jauh dan merekat yang dekat. Hakikat agama semakin jauh dan jauh jalan bergeser ketempat kemaksiatan. Tidakah kita menyadari bahwa Alquran telah menceritakan tentang kaum yang musnah karena inkar kepada Allah. Agar kita sadar untuk kembali kepada hakikat kita diciptakan untuk meninggikan kalimat Allah.
Allah telah menyampaikan betapa pedihnya azabNya kepada kaum sebelum kita karena ingkar. Tapi kita abaikan itu. Padahal tanda tanda kehancuran alam secara structural telah kita ketahui . Global warming. ! Namun kita lebih memikirkan nasip nafsu yang mulai kehilangan tenaga untuk terus bermanja. Kita terus berpikir dan bekerja keras mengembalikan keseimbangan system ekonomi global. Kita masih percaya dengan cara cara kita yang bangga dengan kehebatan pikiran kita sendiri. Senyatanya berkali kali krisis terjadi sebagai akibat pemikiran yang rakus tapi tidak pernah disadari. Bahwa pemikiran akibat mempertuan nafsu pada akhirnya adalah kelelahan yang tak berujung. Tak ada nikmat kecuali kecemasan demi kecemasan.
Kita tak bisa menarik waktu mundur kebelakang. Global Warming akibat ulah kita, telah menjadi bom waktu yang setiap saat dapat menimbulkan bencana secara global. Ingatlah Alquran berkata. Sesuatu yang tadinya dirahmati oleh Allah akhirnya berubah menjadi bencana. Hujan yang tadinya pembawa rahmat (QS al-An'am/6:99), tiba-tiba menjadi sumber malapetaka banjir yang memusnahkan areal kehidupan (QS al-Baqarah/2:59). Gunung-gunung yang tadinya sebagai pasak bumi (QS al-Naba'/78:7), tiba-tiba memuntahkan debu, lahar panas, dan gas beracun (QS al-Mursalat/77:10). Angin yang tadinya mendistribusi awan (QS al-Baqarah/2:164) dan menyebabkan penyerbukan dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Q.S. al-Kahfi/18:45), tiba-tiba tampil begitu ganas memorak-porandakan segala sesuatu yang dilalewatinya (QS Fushshilat/41:16).
Laut yang tadinya begitu pasrah melayani mobilitas manusia (QS al-Haj/22:65), tiba-tiba mengamuk dan menggulung apa saja yang dilaluinya (QS al-Takwin/81:6). Kilat dan guntur tadinya menjalankan fungsi positifnya, melakukan proses nitrifikasi (nitrification process) untuk kehidupan makhluk biologis di bumi (QS al-Ra'd/13:12), tiba-tiba menonjolkan fungsi negatifnya, menetaskan larva-larva betina (telur hama) yang kemudian memusnahkan berbagai tanaman para petani (QS al-Ra'd/13:12). Disparitas flora dan fauna tadinya tumbuh seimbang mengikuti hukum-hukum ekosistem (QS al-Ra'd/13:4), tiba-tiba tumbuh dan berkembang menyalahi keseimbangan dan pertumbuhan deret ukur kebutuhan manusia (QS al-A'raf/7:132).
Semua itu hanya masalah waktu. Kelak semua bencana yang pernah datang secara partial dan regional akan terjadi serentak diseluruh wilayah di bumi ini. Inilah akibat dari proses fitnah besar itu yang telah berlangsung berabad abad. Yang telah mengabaikan Alquran dan Hadith sebagai tuntunan kejalan yang lurus Krisis ekonomi akibat dari krisis moral,. Krisis moral mengakibatkan krisis spiritual. Krisis spiritual akan mengakibat bencana Alam secara systematis dan comprehensive.
Dari Davos, di Forum Ekonomi Dunia, kita menyampaikan pesan. Sadarlah sebelum datang masanya. Jadilah orang yang selamat..marilah sholat marilah mencapai kemenangan. Bersama Allah kita bisa!
Tak ada fitnah yang lebih besar kecuali manusia sudah menganggap dirinya dapat hidup tanpa keberadaan Allah;. Para pemimpin lupa akan amanahnya. Para orang kaya semakin jauh dari orang miskin. Para ulama bangga dengan ilmunya dan minta dibayar bila berbicara dan menulis. Tempat ibadah dibangun megah tapi kumuh jihad sosialnya. Para janda miskin dan anak yatim semakin banyak yang melata lapar dijalanan. Tempat maksiat bertebaran dimana mana. Alquran dan hadith dijadikan silang sengketa soal salah dan benar. Orang pandai menipu orang bodoh. Wanita berlaku sebagai pria , dan pria berlaku seperti wanita. Agamapun dipinggirkan dalam bersyariat dan yang teguh berjihad dituduh teroris untuk diburu sebagai pesakitan.
Ego disembah dan nafsu dibelai, orang lemah ditindas. Kekuasaan telah menjadi dogma baru sepeninggal Nabi untuk diburu dan disembah. Agama hanya dijadikan symbol. Dijadikan alat politik untuk menarik yang jauh dan merekat yang dekat. Hakikat agama semakin jauh dan jauh jalan bergeser ketempat kemaksiatan. Tidakah kita menyadari bahwa Alquran telah menceritakan tentang kaum yang musnah karena inkar kepada Allah. Agar kita sadar untuk kembali kepada hakikat kita diciptakan untuk meninggikan kalimat Allah.
Allah telah menyampaikan betapa pedihnya azabNya kepada kaum sebelum kita karena ingkar. Tapi kita abaikan itu. Padahal tanda tanda kehancuran alam secara structural telah kita ketahui . Global warming. ! Namun kita lebih memikirkan nasip nafsu yang mulai kehilangan tenaga untuk terus bermanja. Kita terus berpikir dan bekerja keras mengembalikan keseimbangan system ekonomi global. Kita masih percaya dengan cara cara kita yang bangga dengan kehebatan pikiran kita sendiri. Senyatanya berkali kali krisis terjadi sebagai akibat pemikiran yang rakus tapi tidak pernah disadari. Bahwa pemikiran akibat mempertuan nafsu pada akhirnya adalah kelelahan yang tak berujung. Tak ada nikmat kecuali kecemasan demi kecemasan.
Kita tak bisa menarik waktu mundur kebelakang. Global Warming akibat ulah kita, telah menjadi bom waktu yang setiap saat dapat menimbulkan bencana secara global. Ingatlah Alquran berkata. Sesuatu yang tadinya dirahmati oleh Allah akhirnya berubah menjadi bencana. Hujan yang tadinya pembawa rahmat (QS al-An'am/6:99), tiba-tiba menjadi sumber malapetaka banjir yang memusnahkan areal kehidupan (QS al-Baqarah/2:59). Gunung-gunung yang tadinya sebagai pasak bumi (QS al-Naba'/78:7), tiba-tiba memuntahkan debu, lahar panas, dan gas beracun (QS al-Mursalat/77:10). Angin yang tadinya mendistribusi awan (QS al-Baqarah/2:164) dan menyebabkan penyerbukan dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Q.S. al-Kahfi/18:45), tiba-tiba tampil begitu ganas memorak-porandakan segala sesuatu yang dilalewatinya (QS Fushshilat/41:16).
Laut yang tadinya begitu pasrah melayani mobilitas manusia (QS al-Haj/22:65), tiba-tiba mengamuk dan menggulung apa saja yang dilaluinya (QS al-Takwin/81:6). Kilat dan guntur tadinya menjalankan fungsi positifnya, melakukan proses nitrifikasi (nitrification process) untuk kehidupan makhluk biologis di bumi (QS al-Ra'd/13:12), tiba-tiba menonjolkan fungsi negatifnya, menetaskan larva-larva betina (telur hama) yang kemudian memusnahkan berbagai tanaman para petani (QS al-Ra'd/13:12). Disparitas flora dan fauna tadinya tumbuh seimbang mengikuti hukum-hukum ekosistem (QS al-Ra'd/13:4), tiba-tiba tumbuh dan berkembang menyalahi keseimbangan dan pertumbuhan deret ukur kebutuhan manusia (QS al-A'raf/7:132).
Semua itu hanya masalah waktu. Kelak semua bencana yang pernah datang secara partial dan regional akan terjadi serentak diseluruh wilayah di bumi ini. Inilah akibat dari proses fitnah besar itu yang telah berlangsung berabad abad. Yang telah mengabaikan Alquran dan Hadith sebagai tuntunan kejalan yang lurus Krisis ekonomi akibat dari krisis moral,. Krisis moral mengakibatkan krisis spiritual. Krisis spiritual akan mengakibat bencana Alam secara systematis dan comprehensive.
Dari Davos, di Forum Ekonomi Dunia, kita menyampaikan pesan. Sadarlah sebelum datang masanya. Jadilah orang yang selamat..marilah sholat marilah mencapai kemenangan. Bersama Allah kita bisa!
No comments:
Post a Comment