Friday, January 08, 2010

Pahlawan

Gelar Pahlawan Nasional itu ada karena sejarah mencatatnya agar dikenang sepanjang masa.. Disekitar kita , dalam keseharian kita. sebetulnya hadir Pahlawan. Bagi Martina Mcbride mengatakan dalam lagu yang apik In my daughters eye ” , dimata putriku aku adalah Pahlawan. Begitu juga bagi saya, ibu adalah pahlawan bagi saya. Namun setelah saya dewasa dan ibu saya berangkat tua maka saya adalah pahlawan bagi ibu saya. Di era modern kini, para entrepreneur juga telah menjadi Pahlawan pencipta kemakmuran dan lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Penjaga kereta yang bergaji murah tetap berdedikasi untuk menjaga pintu kereta siang dan malam. Prajurit yang digaji ala kadarnya berdedikasi diwilayah sepi menjaga batas teritorial negara.

Terlalu banyak deretan Pahlawan yang bisa dicatat. Namun sejarah tak selalu mencatatnya dengan rapi, Karena sejarah yang kita kenal terlalu subjective oleh perspektif politik.Namun yang kita tahu dan pahami seorang pahlawan adalah yang kaya visi untuk ”memberi” ketika orang lain berpikir “memberi “ itu sangat mahal dan sulit. Kehidupan adalah harga yang terlalu mahal dan tak bisa dibeli. Tapi jutaan syuhada mati dihadapan bedil , Belanda dan Jepang untuk lahirnya kemerdekaan. Banyak orang pintar dan terdidik untuk hidup nyaman dan aman tapi Soekarno mengorbankan masa muda dan karirnya dipenjara. Ibu saya yang mengorbankan waktu dan tenaga, emosi dan lain sebagainya untuk saya. Semua mereka berbuat karena ”memberi” tanpa syarat.

Pahlawan adalah mereka yang melangkah diluar batas, melihat dari tabir kegegelapan bagi kebanyakan orang namun terang baginya. Berkorban karena cinta dan tak penting karena itu kadang mereka dipuja atau dimaki. Sebuah sikap yang tidak hanya dituntun oleh akal tapi lebih kepada tuntunan hati yang bermuara pada ruh spiritual. Mereka adalah segelintir orang yang sulit dipahami oleh akal kita yang menganggap segala sesuatunya dengan pamrih. Tak mungkin bisa dimaklumi oleh mereka yang berpikir kapitalism. Tak mungkin disadari oleh mereka yang doyan ”meminta” . Pahlawan dalam perspektif dunia akal adalah kekonyolan dan kesiasiaan. Melelahkan untuk dimengerti. Makanya tak banyak orang disebut sebagai pahlawan.

Tan Malaka pernah berkata ” Barang siapa sungguh sungguh menghendaki kemerdekaan buat umum, segenap waktu dan siap sedia dan ikhlas buat menderita ” kehilangan kemerdekaan diri sendiri ”. Itulah Tan Malaka, yang kontroversial. Dicatat oleh sejarah sebagai pembangkang idiologi Pancasila hanya karena dia berani berbeda menyuarakan negara tanpa kelas. Tan Malaka , sejarah hidupnya adalah sejarah keyakinanya. Juga adalah sajarah kita sebagai bangsa memaknai seorang Pahlawan. Saya tak berharap usulan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional karena perspektive politik kepentingan yang subjective. Karena saya yakin bahwa Gus Dur ketika dia berbuat dengan keyakinannya , diapun sadar untuk siap bernasif sama dengan Tan Malaka. Dan kalaupun kita ingin memberinya gelar Pahlawan nasional maka berilah dengan ikhlas. Itu saja.

Saya yakin bahwa Pahlawan untuk seorang Gus Dur dan juga bagi kita semua adalah sesuatu yang lebih bernilai dihadapan Allah. Karena Allah jelas mengatakan tak ada perbuatan yang terpuji “ kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (QS 95. At-tiin 6). “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan “ Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (TQS. 16. An Nahl 97). Karena itu gelar Pahlawan yang diberikan oleh manusia tak begitu penting. P

Memang tak mudah dipahami karena manusia tak ada yang sempurna namun Allah berlaku adil seadilnya dan hanya Allah pula yang berhak menilai. Nilai itu hakikatnya ada pada niat karena cinta untuk mencari keridhoaan Allah. ”Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (TQS.2. Albaqarah 207). Bagaimanakah sikap kita kepada Gus Dur ? atau kepada siapa saja yang telah berbuat karena cinta ...

Friday, January 01, 2010

Selamat jalan Gus Dur

Seorang Gus Dur adalah seorang yang berpikir Holistik. Ketika umat islam membenci Yahudi , Gus mendekat kepada Israel. Dia tidak membenci orang tapi membenci Pola pemikiran Yahudi sebagai sebuah silent idiology against Islam. Gus Dur tidak membenci Departement Penerangan tapi dia tak suka pola berpikir yang memaksa rakyat berkiblat pada satu informasi yang disakralkan. Gus Dur sangat peduli dengan fungsi sosial negara tapi dia tidak mau pola berpikir yang menempatkan pemerintah sebagai badan charity yang akan membuat rakyat semakin lemah bargain position nya. Itulah dasar dia membubarkan Depsos. Dia suka bersikap jenaka terhadap prilaku Kiyai tapi sebetulnya itu adalah sikapnya yang gerah terhadap budaya sektarian. Gus Dur menentang segala budaya Soehartoisme. Tapi dia tidak membenci Soeharto dan keluarganya.

Dengan itu semua membuat Gus Dur dikenal sebagai tokoh controversial. Sebetulnya yang controversial itu adalah lingkungannya. Berbagai bendera LSM dan Partai bertebaran dinegeri ini. Semua orang meng claim dia paling benar. Yang Partai teguh berpikir dengan caranya untuk atas nama rakyat. Para LSM juga bersikap yang sama. Maka kita renta akan kedamaian. Kita oportunis. Budaya sektoral ini hidup subur ditengah euforia demokrasi. Padahal hakikat dari cara berpikir holistik adalah berpikir dalam konteks kebangsaan. Pluralisme bukanlah menganggap semua agama sama. Bukan. Gus Dur hanya ingin meyakinkan semua pihak bahwa agama bukan sebagai biang untuk bertikai. Tapi menentramkanm begitupula politik.

Berpikir holistik bagi Gus Dur adalah jalan berliku dan terjal namun dia tetap melangkah dengan caranya. Bukanlah hal yang mudah dan murah. Kadang di elu elukan sebagai pemersatu. Tapi kadang dia dikecam secara ekstrim. Kalaulah kita dapat ikut larut sedikit dalam pola berpikir Gus Dur maka kita akan sampai pada hakikat membangun sebuah bangsa. Bahwa hakikatnya jangan ada lagi politik sebagai dewa. Jangan ada lagi agama dijadikan alat untuk berpikir sektoral karena Agama itu termaha luas untuk rahmat bagi seluruh manusia. Jagan ada lagi pemerintah segala galanya menentukan salah dan benar. Jangan ada lagi jabatan dan kekuasaan itu sakral untuk dipuja. Jangan ada lagi tentara itu garang menakuti rakyat. Jangan ada lagi istana itu sakral.

Gus Dur dengan sikapnya , bagaikan menari diatas kubangan lumpur. Licin dan kotor. Dia tetap menari dengan gayanya. Dia sadar baik penonton maupun teman serta keluarganya akan kecipratan kotoran itu. Tapi sebetulnya dia sedang membersihkan lantai untuk semua orang dapat menari tanpa harus kotor dan licin. Sebelum kubangan itu bersih, orang tak sabar melihatnya menari dan kena cipratan lumpur. Diapun terpaksa disingkirkan untuk diam. Benarlah dia di diamkan. Tersisihkan dari NU, juga dari PKB. Hiruk pikuk pesta berlangsung lagi ditengah lampu yang temaram diatas permadani indah melapisi lumpur. Kita puas. Karena semua seperti biasa kembali. Tapi kita lupa permadani itu akan kembali kotor karena alasnya kotor. Alas itu adalah pola berpikir kita yang sektoral dan oportunis.

Kini Gus Dur telah tiada. Takdir telah berlaku untuk seorang Gus Dur. Seberapa kuat tekadnya, Seberapa kuat niatnya untuk rakyat yagn dicintainya. Semua itu hanyalah permainan dihadapan Allah. Karena sesungguhnya manusia diukur bukan dari apa yang diraihnya tapi cinta dibalik perbuatannya. Dia kembali kepada dekapan Rabb nya , dimana kebenaran , kebaikan dan keadilan akan diperlihatkan kepadanya dengan jelas dan terang. Kita berdoa semoga Gus Dur mendapat tempat sebaik baiknya disisi Allah. Dan kita yang ditinggalkan dapat belajar dari sosok Gus Dur dari segala kekurangan dan kelebihannya untuk masa depan yang lebih baik. Semoga..

Selamat Jalan Gus Dur ...

Wednesday, December 30, 2009

Bomb Waktu

Apa yang bisa anda maknai dalam setiap pergantian tahun ? Ceria ? karena masih diberi kesempatan menyongsong tahun baru dengan harapan baru.Sebagian orang memang peduli dengan pergantian tahun tapi sebagian lagi tak mau tahu. Bagi mereka semua tahun adalah sama. Bagi saya pergantian tahun adalah mengingatkan tentang satu hal ” kemunduran ”. Waktu memang bergerak kedepan tapi dalam dimensi raga., budaya, pengetahun terus bergerak mundur, mengecil, renta. Kita semua menuju satu titik putaran waktu untuk akhirnya punah. Percayakah anda ?...

Candi Borobudur dibangun pada abad IX ( 824 M) dengan luas 14.000 M2 dan ketinggian 35,29 M atau setara dengan gedung delapan lantai. Tidak ada struktur baja yang melekat pada bangunan ini. Dibangun diatas tumpukan batu yang terstruktur dengan tehknik mekanika tinggi hingga dapat bertahan sampai kini. Bayangkan andaikan teknik mekanika bangunan itu tidak precisi atau melesett satu centimeter saja maka seluruh tumpukan batu candi akan rubuh. Sampai kini bangunan Candi Borobudur itu dianggap sebagai keajaiban dunia. Kita sebut ajaib karena tidak ada tekhnologi kini yang mampu membuat bangunan tinggi dan besar tanpa tulang baja. Begitupula dengan bangunan suku Maya , Piramid di Mesir dan banyak lagi peninggalan sejarah bercerita tentang tingginya peradaban tempo dulu.

Kita kini merasa bangga dapat memiliki kendaraan super cepat. Tapi pada waktu bersamaan kita juga sadar tak akan mampu menjelajahi wilayah dengan berkuda atau jalan kaki atau berlayar dengan kapal kecil seperti orang terdahulu. Dari sini kita tahu bahwa phisik kita dibandingkan orang terdahulu jauh lebih lebih lemah.. Mereka kokoh terhadap cuaca dan waktu. Tapi kita renta , renta sekali. Kita bangga bisa menjelajah angkasa luar untuk mengetahui misteri alam semesta. Tapi misteri ini sudah disibak jauh sebelumnya..Tak ada yang kita dapatkan dari kehebatan teknologi luar angkasa melainkan rasa ingin tahu yang semakin besar namun tetap tidak beranjak dari ketertinggalan pengetahuan masa lalu. Juga semakin sadar tak mungkin bisa hidup diplanet lain. Kitapun sadar ilmu pengetahuan yang kita baggakan tidak bisa menyelesaiakn banyak hal termasuk menemukan obat anti kanker dan hipertensi.

Abad demi abad berlalu , bani Adam semakin kehilangan esensinya sebagai makhluk terbaik diplanet ini. Awalnya manusia hidup belajar dari Alam. Alam terkembang jadi guru. Karena seluruh alam semesta ini memang adalah pengetahuan yang diberikan Allah kepada manusia. Allah sendiri yang mengajarkan manusia untuk berinteraksi dengan alam lewat berbagai peristiwa alam. Ini merupakan satu sistem yang otomatis dan teratur dengan rapi. Sesuai dengan teori waktu yang memang terus bergerak mundur ketitik nol atau mengerut. Maka energy bumipun berkurang seiring semakin bergesernya perhatian manusia dari kekuatan jiwa kepada kekuatan akal. Ini adalah fitrah manusia akhir zaman.

Sebagian kita masih bangga dengan segala kemajua kita tapi sesungguhnya kita semakin purba. Dulu orang membunuh dengan pedang dan daya musnahnya terbatas. Kemudian dengan senjata mesin, daya musnahpun juga terbatas. Tapi kini senjata pemusnah tdaik lagi dalam bentuk senjata mesin tapi dalam bentuk media dan pengetahun untuk lahirnya budaya brengsek yang meminggirkan orang mikin. Membunuh secara sistematis lewat hukum dan UU serta kebijakan yang menyengsarakan orang lemah., semakin cerdasnya manusia untuk saling menzolimi , semakin rendahnya kesetiaan perkawinan, semakin rendahnya kesetiaan persahabatan, itu semua adalah ujud dari kemunduran manusia. Akal telah menjadi raja dengan nafsu sebagai kendaraan untuk mengangkangi hati nurani. Inilah manusia akhir zaman yang paling renta dan terbelakang dari hakikatnya diciptakan oleh Allah.

Namun dari kondisi yang renta ini, Allah tak henti hentinya berdialogh lewat bencana yang datang silih berganti , penyakit yang tak ada obatnya, keresahan, penderitaan terjadi dimana mana. Sebagai suatu cara kita kembali kepada kekuatan jiwa untuk dekat kepada Allah. Bumi ini bagaikan bomb waktu super raksasa. Countdown terus berlangsung Hanya masalah waktu bomb itu pasti meledak.. Besok tahun baru itu artinya waktu semakin menuju kepada titik nol dan pasti...apakah kita akan sampai pada titik nol atau berakhir sebelum titik nol , itu hanya soal waktu. Hanya orang bebal yang tak bisa membaca tanda tanda waktu...

Selamat tahun baru...

Tuesday, December 15, 2009

HUKUM KITA ?

‘Bibit – Chandra sudah dibebaskan dari segala tuntutan hukum. Akibat intervensi pemerintah dan publik. Walau tadinya begitu kuat upaya polisi dan jaksa menjadikan kedua pejabat KPK itu tersangka. Prita, yang sudah dinyatakan bersalah oleh Hakim, akhirnya kini mengarah kepada penyelesaian kasus diluar persidangan. Pihak Omni akan mencabut gugatan perdatanya. Soal Pidana akan diselesaikan sendiri keliatannya tanpa harus mendekam dalam penjara. Kedua kasus tersebut menjadi perhatian publik dan akhirnya selesai begitu saja. Tapi ada yang perlu dicatat disini bahwa system peradilan kita memang brengsek dan akhirnya tidak diyakini dapat memberikan rasa keadilan bagi publik.

Sekarang Kasus Century, anehnya tidak ada elite DPR dan publik mempermasalahkan kenapa Hakim menjatuhkan hukuman hanya 4 tahun kepada Robert Tantular. Tidak ada. Padahal gugatan ini dilaporkan Menteri Keuangan atas kejahatan perbankan yang sehingga negara dirugikan. Tidak ada yang memperhatikan bagaimana Menteri Keuangan langsung mengajukan banding atas keputusan hakim yang tidak adil itu. Bila semua tuntutan Menteri keuangan dipenuhi maka bukan tidak mungkin dana yang dilarikan keluar negeri dapat kembali dikuasai negara. Dalam hal ini pemerintah cq Menteri Keuangan adalah pihak yang dirugikan oleh hukum itu sendiri. Tapi tidak ada dukungan publik kepada menteri keuangan agar Hakim dapat menetapkan hukum seadil adilnya dengan membongkar siapa saja yang terlibat pidana dalam kasus Century ini.

Pada kasus Bibit – Chandra , Polisi dan Jaksa melihat materi hukum sebagai dasar untuk mengkriminalkan. Tapi publik melihatnya dari sisi politik. Publik menang. Soal Prita, Jaksa dan Polisi bersikap karena materi hukum itu sendiri tapi publik melihat dari rasa keadilan yang subjetive. Publik menang. Kasus Bank Century , lagi lagi polisi dan jaksa serta hakim melihat materi hukum bukan melihat azas keadilan tapi publik melihat kearah politik. Keliatannya publik lagi yang menang. Dengan dijadikannya Menteri keuangan dan Wapres sebagai pesakitan. Ketiga hal ini berkaitan dengan rasa keadilan, azas keadilan, politik. Dengan ketiga hal ini membuat keadaan hukum di Indonesia menjadi serba membingungkan.

Keadaan Hukum sekarang memang menyedihkan. Bukan saja rakyat yang bingung tapi juga penegak hukum dan pemerintah. Mereka bekerja berdasarkan system yang dibuat oleh negara dan tentu mereka harus tunduk dengan system itu sendiri. Kalau mereka melanggar system itu maka mereka dianggap tidak beriman kepada negara.Tapi kehendak publik soal keadilan yang kadang tabrakan dengan system hukum itu sendiri. Inilah dilemanya. Yang membuat system itu adalah DPR yang diusulkan oleh Pemerintah. Sudah lebih 10 tahun reformasi, masalah perbaikan system hukum belum juga sampai kepada rasa keadilan itu sendiri. Biangnya adalah elite politik yang tampil dipanggung memang brengsek. Niatnya sudah salah. Mau berkuasa dan dijadikan pemimpin karena ingin dihormati dan harta.Bukan berjuang karena Allah.

Suatu negara dikatakan berdaulat bila dia punya Hukum.Suatu masyarakat akan dinamis dan kondusif bila hukum tegak. Karena hukum lah kita berdiri tegak didepan mereh putih dan percaya dengan rupiah. Karena hukum lah kita mau datang ke bilik suara untuk memilih orang jadi pemimpin kita. Karena hukum lah kita bangga sebagai bangsa. Tapi apa jadinya bila hukum itu sendiri membuat kita ragu untuk berdiri tegak didepan merah putih dan ragu pegang rupiah. Ragu dengan pemimpin yang kita pilih. Ragu akan kebanggaan kita sebagai bangsa. Itulah yang kini dirasakan oleh publik. Seharusnya ini disadari oleh kita semua untuk focus kepada perbaikan system peradilan di Indonesia.

Jadi tak ada gunanya menjadikan DPR sebagai pahlawan soal kasus Century ini.Ini kotra productive bagi pembangunan bangsa. Harusnya publik mendesak DPR dan Pemerintah untuk melakukan upaya serius memperbaiki system hukum di Indonesia. Sudah saatnya hukum di Indonesia digali dari agama karena antara agama dan masyarakat telah terikat secara moral dan budaya berabad abad. Bila hukum bersumber dari agama maka tentu Allah yang akan menjaga ketertiban di bumi Indonesia. Masalahnya, masih adakah elite kita percaya kepada Allah ?

Thursday, December 10, 2009

Informasi dan Jiwa

Ada kemarahan ditengah masyarakat terhadap kasus korupsi yang sudah mewabah di negeri ini. Sebetulnya korupsi bukan hanya terjadi sekarang di era SBY tapi juga terjadi di presiden sebelumnya. Bahkan korupsi yang dilakukan oleh sebelum SBY mungkin lebih dahsyat quantitas maupun kualitasnya. Kalaupun ada kemarahan ketika itu namun hanya bersifat sementara. Tidak ada kemarahan terorganisir seperti sekarang ini. Karena peristiwa Century, Bibit – Chandra - Anggodo, Prita, terlah menimbulkan kemarahan secara masive kepada institusi negara seperti POLRI, Kejaksaan, Kehakiman serta lembaga kepresidenan dan DPR. Mengapa seperti ini ? apakah ini sebuah fenomena dari system demokrasi yang kita anut?

Untuk menjawab hal tersebut diatas mungkin kita harus kembali menelaah siapa diri kita sebenarnya. Pada manusia itu terdiri dari Ruh, Nafsu, JIwa dan Raga. Ruh berisi tentang blue print /hakikat kita sebagai manusia yang bermuara kepada cinta dan kasih sayang . Karena Ruh bersumber dari Dzat Allah. Tapi disebelah lain ada juga Hawa Nafsu yang juga adalah Dzat Allah. Sifat dan sikap Nafsu selalu ingin copy paste terhadap eksistensi Ruh. Bila Ruh bersifat berkuasa, berkehendak dan segala sifat agung Allah maka nafsu juga sama. Hanya yang membedakn nafsu dan Ruh adalah soal kualitas.

Ruh hanya hak Allah. Suci tak tersentuh oleh pengaruh dari luar. Sementara nafsu dapat dimasuki oleh pengaruh external yang merupakan mahakarya dari Iblis. Apa Mahakarya Iblis itu ? Tipu daya dengan memanfaatkan kelemahan materi kita sebagai manusia yang terisolasi oleh ruang dan waktu. Semua informasi tentang Ruh dipelesetkan oleh Iblis untuk memanjakan jiwa kita namun menipu. Nafsu itu dapat dengan mudah berlaku seperti Ruh, yang akhirnya justru kekuasaan menimbulkan korup, kehendak menimbulkan kerakusan ? Mengapa sifat “berkuasa” tidak menimbulkan kasih sayang, mengapa sifat "berkehendak" tidak menimbulkan sifat tawadhu dan sabar? Dan berbagai sifat maha agung Ruh menjadi hablur ketika sampai kepada nafsu.Padahal sifat Ruh selalu kepada kasih sayang. Justru hal inilah yang tidak ada pada nafsu. Mengapa ?

Ternyata nafsu berperan besar mempengaruhi Jiwa bersikap. Jiwa berada dipersimpangan jalan antara Ruh dan Nafsu. Memang mikrokosmos berupa sel, jaringan sel, organ sampai raga digerakan oleh Ruh. Namun pusat komando ini berasal dari otak manusia untuk mensikronkan kerja indra, organ dalam maupun luar tubuh. Dibalik otak inilah jiwa kita bersemayam. Apa yang kita pikirkan dan kemudian timbul inisiatif untuk begerak tegantung dari jiwa kita sendiri. Allah memberikan hak inisiatif kepada jiwa untuk itu. Itulah sebabnya Allah mengirim Rasul dan menurunkan AL-Qur’an sebagai tuntunan , agar jiwa cerdas menentukan jalan yang benar.

Nutrisi raga kita adalah makanan. Semakin sehat yang kita makan semakin sehat pula tubuh kita.Begitupula sebaliknya.Nutrisi jiwa adalah informasi. Semakin sehat informasi yang diterima maka semakin sehat jiwa kita. Begitupula sebaliknya. Bila informasi hukum dan ekonomi serta pengetahuan kita dapat dari pemikiran sekuler maka jiwa kita akan bersikap sekuler (individualistis, hedonis, materialistis ). Bila informasi itu kita dapat dari AL Quran dan Hadith maka jiwa kita akan bersikap seperti Rasul. Orang yang setiap hari mendapatkan informasi dan terus berulang ulang maka akan mendorong jiwanya memaknai seperti apa yang diinginkan oleh informasi tersebut.Inilah hakikat "jiwa"

Jadi bila kini gema informasi Anti Korupsi lewat berbagai media terus berkembang maka ini adalah berkah tak terhingga dari Allah untuk bangsa kita. Hal ini sebelumnya tak pernah terjadi. Dari maraknya kemarahan orang banyak tentang korupsi maka sebetulnya ini adalah genderang perang secara terbuka melawan nafsu. Khususnya jiwa sekuler sedang diperangi leh jiwa religius. Kita bisa berharap semoga bagi jiwanya yang sudah dikuasai oleh Nafsu dapat disadarkan untuk berkiblat pada Ruh. Pada saat itulah jiwa akan berangsur angsur mulai menghadap kepada Ruh. Maka Al-Qur”an dan Hadith mulai dilirik untuk memperterbal khasanah pengetahuan agar hak inisiaptif jiwa hanya bermuara kepada cinta dan kasih sayang untuk lahirnya kebaikan, kebenaran dan keadilan disini. Semoga...

Friday, December 04, 2009

Kiamat

“Benarkah kiamat tahun 2012.? “ demikian putra saya bertanya kepada saya seusai dia menonton film berjudul 2012. Saya hanya tersenyum mendapatkan pertanyaan itu. Apa yang terbayang oleh saya adalah kehebatan Holiwood menjual tema tetang hal yang menakutkan atas sesuatu yang selama ini tidak diyakini oleh orang barat /orientalis.Tapi bagaimanapun film 2012 sudah mampu mengingatkan esensi kehidupan kita bahwa pada saatnya kehancuran itu akan terjadi sebagai bagian dari sunatullah tentang eksistensi alamsemesta berserta isinya. .

Fase manusia itu “ada” melewati tahapan. Semuanya berhubungan dengan sang waktu. Waktu bergerak kedepan dan tak pernah surut kebelakang. Keadaan awal manusia tercipta pada suatu "ruang yang tak berwujud". Dia ada tapi tiada. Fase ini melewati rentang waktu yang sangat panjang sampai Allah membuat blue print / formula eksistensi manusia dalam bentuk saripati tanah. Saripati inilah yang dibentuk utuh menjadikan manusia Adam ( prototipe manusia ) setelah dicampurkan jiwa dan ruh. Setelah Adam dijadikan oleh Allah maka proses berlangsung miliaran tahun sampai dibentuknya bumi berserta alam semesta.

Ketika Bumi terbentuk , Manusia tak lagi diciptakan seperti Allah menjadikan Adam. Tapi berasal dari air hina ( sperma plus ovum ) yang juga merupakan saripati tanah. Sebetulnya tidak berbeda dengan Adam. Hanya prosesnya berbeda. Kalau Adam diciptakan langsung dari cetakan ( Protipe) tapi manusia setelah Adam dijadikan melewati proses terbentuknya saripati tanah melalui zat makanan yang dimakan manusia. Keberadaan alam semesta berserta isinya tak lebih mendukung eksistensi manusia di bumi. Itulah sebabnya manusia itu disebut rahmatan lilalamin.

Alam semesta sendiri awalnya dibentuk dari bioplasme yang sangat kecil ( hampir tak nampak dengan kasat mata ) namun mempunyai energy tak terbatas. Enstein sendiri hanya bisa menduga besaran energy itu dalam teori relativitas energy. Biosplasme ini meledak yang dikenal dengan BIG BANG. Ledakan tersebut menimbulkan debu kosmik yang berputar , berproses , bermetamorfosa , miliaran tahun hingga menjadi galaksi termasuk bumi.. Sampai kini proses itu terus berlanjut sampai semua menjadi tidak ada atau kembali kepada Allah.

Jadi kiamat itu adalah sunatullah dari eksistensi alam semesta berserta isinya termasuk manusia. Kiamat bukanlah hal yang mistik tapi sesuatu yang jelas diinformasikan oleh alquran dan hadith. Ini pasti terjadi. Tapi kapan itu akan terjadi,kita tidak akan pernah tahu.Karena kita terisolasi oleh ruang dan waktu. Selagi jiwa kita dibalut oleh raga kita maka selama itu pula kita tidak akan pernah tahu tentang masa depan. Hanya “jiwa “ yang bisa melihat masa depan. Makanya ketika raga kita tercabut dari jiwa kita karena kematian maka secara sunatullah pula kita bisa melihat peristiwa kiamat dengan jelas. Walau waktu dibangkitkan /kiamat belum sampai kepada kita tapi jiwa kita mampu melihat masa depan itu. Kebenaran akan Alquran dan hadith menjadi terang namun rasa sesal untuk memperbaiki kesalahan tak ada gunanya lagi karena raga kita sudah tercabut.

Kiamat adalah kelanjutan proses keberadaan alam semesta dan manusia. Bumi sebelumnya telah digulung, kitab mulia sudah digulung, hadith telah digulung, juga alam semesta sudah digulung. Yang ada adalah dunia baru dengan dimensi lain namun tetap dibumi (QS: Al A'Raaf (7):25). Fase pada bumi baru ini akan melewati proses miliaran tahun bahkan lebih lama dibandingkan proses keberadaan bumi kita sekarang. Pada proses inilh ujud sejatinya eksistensi manusia diadili (QS: Al An 'aam (6): 160) tentang kebenaran, kebaikan. Pada fase ini pula kehidupan hanya diisi dua kelas, yaitu sorga dan neraka. Tidak ada pemerintah,presiden atau Raja selain Allah.Yang sorga mendapatkan nikmat sebaik baikya disisi Allah (QS. Huud (11): 108). Yang neraka mendapatkan seburuk buruknhya azab dari Allah ( QS. Huud (11) : 106-107)

Fase terakhir bukanlah kiamat. Fase tarakhir adalah apabila semua lenyap dan yang eksis hanyalah Allah QS: Ali Imran (3): 109 ). Maka usailah sudah drama keberadaan manusia melewati rentang waktu (QS: An Aam (6): 62). Makanya Allah berfirman ( QS; AL Ash (103) :1-3“ Demi waktu , sesungguhnya manusia hidup dalam keadaan merugi kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya mentapi kesabaran.. “ Saatnya menebarkan kebaikan amal sholeh dimuka bumi untuk cinta hanya kepada Allah, satu tanpa dipersekutukan ( QS: Al Baqarah (2) : 165)

Wallahu a’lam bishshawab...

Tuesday, December 01, 2009

Kerja besar

Ketika terjadi glombang krisis keuangan global tahun 2007, banyak negara yang tergolong paling maju ekonominya ambruk. Diawali oleh rontoknya Lembaga keuangan di AS kemudian melanda negara maju lainnya seperti Jepang, Korea, Eropa, Inggeris, China. Di AS , Lehman Brother dinyatakan bangkrut, yang juga menyeret Perbankan kelas dunia lainnya dalam kubangan kerugian berskala gigatic. BOA, Citicorp dan lainya. Juga bank bank kecil limbung dan akhirnya masuk antrian penyelamatan dari pemerintah akibat hancurnya pasar CMO dan CDO. Di Inggeris, Barclay dan RBS terpaksa dibail out oleh FSA akibat CMO dan CDS yang gagal bayar. Tetangga terdekat kita, Singapore juga terdesak akibat krisis ini dan akhirnya membail out UBS melalui Temasek ( BUMN sngapore )

Hampir tak ada satupun negara yang mencatat record tertinggi ekonominya , selamat dari gelobang krisis ini. Bahkan China terpaksa mem bail out perbankannya sebesar USD 320 billion. Rusian terpaksa menutup bursa pasar modal dan keuangannya. Tapi Indonesia mungkin adalah satu satunya negara yang masuk 20 Negara dengan GNP terbesar didunia yang paling kecil dampaknya. Apa yang membuat Indonesia dapat berkelit seperti ini ?: Tak lebih setahun sebelum krisis terjadi ketika pertemuan Menteri Keuangan se Asia di Tokyo, Sri Mulyani sudah menyampaikan indikasi akan terjadi glombang krisis ini. Tapi para peserta pertemuan tak memberikan perhatian serius atas masalah ini. Kita bisa maklum tentang analisis Sri Mulyani karna dia mantan petinggi IMF dan lama berkecimpung dalam dunia riset dibidang ekonomi. Tentu dia tahu arah makro dari suatu masa depan ekonomi.

Arah makro yang mungkin disadarinya adalah invisible power dalam dunia keuangan. Ini ada tapi tiada. Ada , karena banyak kebijakan pemerintah tak bisa lepas dari invisible power yang didukung oleh negara maju dan lembaga multilareral. Tidak ada , karena memang lembaga yang bernama invisible power itu tidak ada selain yang real power yaitu negara. Fiksi tentang kekuatan neoliberal yang bertujuan untuk mengkerdilkan pemerntah dihadapan pasar sangat dipahaminya sebagai sebuah realitas. Karena itu analisisnya menjadi tajam. Dia paham betul bahwa pasar keuangan yang semakin liberal hingga kekuatan pemerintah dipasung untuk me-restore bila terjadi goncangan.

Itulah sebabnya ketika krisis global, pasar keuangan hancur dan negara dipaksa untuk mengikuti aturan pasar melalui program bail out LPS atau di AS disebut dengan FDI. Bila ini tidak cukup ya hukum pasar berlaku ”. Free entry free fall ” sesuai dengan amanat Neoliberal.. Tapi bila ini diikuti maka praktis kepercayaan publik akan hancur terhadap sistem perbankan nasional. dan ini akan berujung kepada hancurnya kepercayaan publik kepada pemerintah. Inilah efek sistemik yang ditakuti sebenarnya. Disamping itu, ini juga sebagai target utama dari kekuatan invisible power ; Pemerintah yang lemah dan akhirnya memohon dukungan dari Lembaga Multilateral. Seperti ketika tahun 1997. Tapi , kali ini masalah itu sudah dipahami betul oleh Sri Mulayani. Dengan cepat Perpu dibuat sebagai cara membuka belenggu tangan pemerintah dari kedigdayaan UU perbankan dan pasar uang..

Dengan Perpu itulah KKSK bergerak cepat mengatasi masalah Bank Century hingga tidak menimbulkan efek sistemik. Mungkin orang bertanya bahwa masalah bank century bukan masalah besar yang sehingga dapat menimbulkan efek sistemik. Tapi orang lupa hakikat pertarungan yang sebenarnya dalam konstelasi global disektor moneter. Ketika itu CDS Indonesia melonjak dari kisaran 350 bps menjadi lebih dari 1200 bps hanya dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan pada Oktober 2008. Sebagai pembanding, pada November 2009, CDS Indonesia berada pada angka di bawah 200 bps. Yang disebabkan oleh tingginya country risk kita diprediksi oleh pasar. Artinya tanpa disadari serangan itu sudah mengarah kepada kekuatan stabilitas keuangan nasional. Hanya butuh letupan kecil sudah cukup melahirkan bomb sekala nuklir hingga rontok semua kekuatan financial kita. Inilah yang harus dipahami dasar keluarkannya kebijakan bail out.

Soal adanya pihak yang mendapatkan manfaat dari situasi keruh ini, ya kita harus mengawasi proses hukum Bank Century di Pengadilan. Kita harus mem pressure Jaksa dan Polisi, KPK agar bekerja lebih efektif untuk membongkar siapa saja yang mendapatkan manfaat akibat kebijakan pemerintah hingga negara dirugikan. Soros pernah berkata ” Pemain akan selalu diuntungkan dari situasi apapun bila pemerintah lengah...dan apa kata orang tua " Ingat ! kejahatan bukan hanya karna niat tapi karena memang ada kesempatan. Berhati hatilah !. Bukan tidak mungkin mereka yang diuntungkan itu adalah agent dari kekuatan invisible power. Itulah yang harus diganyang. Bukan kebijakannya

Bila kini DPR dan LSM berkoar menyudutkan Sri Mulyani dan Pemerintahan SBY maka kita perlu pertanyakan niat mereka. Apakah memang mereka inginkan pemeritah lemah ketika badai terjadi. Ataukah memang DPR tetap berkeinginan UU dibidang Perbankan diserahkan kepada mekanisme pasar yang notabene dikuasai oleh Invisible power. Seharusnya dari peristiwa Century ini dan krisis tahun 2007, dijadikan dasar bagi kekuatan politik di DPR untuk me restore UU pebankan dan Investasi Indonesia agar tak lagi berkiblat kepada kekuatan neoliberal yang direkomendasikan oleh IMF dan groupnya. Kembalilah kepada hukum yang diamanahkan oleh Al-Quran dan hadith secara kafah. Itulah kerja besar kita kedepan. Jangan ada lagi sengketa yang melelahkan. Karena kita semua bersaudara dan musuh kita jelas ada didepan mata bahkan sangat dekat dengan kita.

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...