Saturday, June 18, 2005

Ekonomi Syariah

Betapa allah maha agung atas segala firmannya. Bedah konsep dengan kajian analisis Alquran sebagai pegangan hidup telah membuat saya sadar bahwa Islam itu adalah Agama yang sempurna. Konsep islam dalam ekonomi ternyata juga diterapkan oleh bangsa israel , seperti Credit Link Note, Swap asset, Derivative asset againt revenue, Saving on call, Joint Account by trustee, Manage account by trust dan banyak lagi. Lembaga keuangan berlomba menciptakan product investasi dengan scheme venture dan bukan didasarkan oleh Collateral phisik. Collateral utama adalah kepercayaan ( trust ). Lembaga keuangan tidak bertindak sebagai rentenir. Lembaga keuangan menempatkan dirinya sebagai mitra yang sejajar dengan nasabanya. Lembaga keuangan hanyalah sebagai Chineling dari trust. Lembaga keuangan hanyalah sebagai provider solution.Tidak ada mekanisme satu memanfaatkan yang lainnya. Semuanya itu mensyaratkan pengembangan usaha didasarkan oleh kepercayaan

Berdasarkan data ternyata 80% portfollio dana yang beredar di financial center Hongkong, Luxemburg , Singapore , New York ternyata berasal dari konsep ekonomi syariah.
Namun sistem trustee ini didukung oleh kesiapan IT dan perangkat hukum yang luar biasa solidnya. Karena trust tanpa didukung oleh peraturan hukum akan menimpulkan kezoliman bagi orang yang beritikad buruk terhadap trust yang ada. Bukankah disebutkan dalam alquran bahwa segala sesuatu harus tertulis dan sebagaimana sabda nabi bahwa masalah dunia kamu lebih tau.

Hebatnya dukungan IT dan peraturan yang ada telah membuat siapapun yang terlibat dalam transaksi ini dan beritikad buruk maka akan terkepung dan akhirnya hancur dengan sendirinya. Hancur oleh perasaan malu dan diasingkan oleh sistem itu sendiri ( black list ). Satu contoh , Seorang pengusaha membeli kendaraan angkutan niaga. Dia mendapatkan fasilias dana dari Bank. Bank memberikan fasilitas Mudarabah ( pola bagi hasil / trust by account ). Yang menjadi jaminan adalah rencana business angkutan dan integritas pribadi seseorang tersebut. Apabila dalam kenyataannya dia gagal membuktikan rencana businessnya maka dia harus diaudit melalui trustee yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan bersama. Apabila terbukti dia gagal karena faktor kecurangan maka hukum trustee akan berlaku bagi dia. Passport dan ID card nya dicabut. Sehingga praktis orang tersebut akan kehilangan akses sosial kemanapun dia pergi. Karena DataBase E - Government memblock posisi access dia terhadap transaksi apapun. Sebaliknya , apabila orang tersebut gagal karena faktor business maka lembaga keuangan sebagai mitranya wajib memberikan solusi kepada dia. Melindungi dia untuk bangkit kembali.

Hebatnya konsep trustee ini sesuai dengan syariah islam. Telah diadobt oleh seluruh negara didunia. Konsep inipula telah membangkitkan pasar uang melalui derivative credit link note, Trust Asset , dan lain lain. Konsep ini pula yang membuat sistem perbankan mereka tangguh dan tahan terhadap krisis. Bank dan LKBB telah menjadi motor penggerak dunia business. Mereka hidup tidak dari rente ekomomi melelaui suku bunga ( interst base ) tapi dalam bentuk professional base ( fee base ) dalam memberikan solusi financial source untuk nasabahnya.

Makanya tidak berlebihan bila konsep syariah memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk sukses. Ide dan creativitas dapat tumbuh subur karena didukung oleh sistem pembiayaan yang tidak diskriminasi. Bill gate adalah salah satu contoh. Pemula business usia muda dapat tumbuh menjadi raksasa business dibidang product inovative karena didukung oleh Ross Perot Venture Capital. Para mahasiswa yang cemerlang tidak perlu mencari kerja tapi mereka dapat mencoba intelektualitasnya sebagai enterpreneur.

Sayang sekali di Indonesia, konsep syariah baru sebatas retorika. Hanyalah penerapan sebatas penggunaan istilah dalam bahasa arab. Belum sampai kepada tahap implementasi trust. Mungkin karena kita belum siap dalam bidang E-Government dan Cyberlaw. Kita masih seneng berbisnis secara tatap muka dan silahturahmi untuk berkolusi demi keuntungan pribadi.
Wallahualam

Tawadhu dan Ikhlas

Seusai maghrib saya kedatangan tamu dirumah.
“ Assalamualaikum “ sapanya ketika sampai didepan pintu
“ Waalaikum salam “ Jawab saya sedikit kaget karena tidak mengenal tamu ini.” Anda siapa “ tanya saya
“ Saya Sobari . Jawabnya. “ anda adalah bapak Supriadi “ katanya dengan wajah diliput senyum.
“ Ya. Betul Pak. Ada apa ? Apa yang dapat saya bantu “
“ Saya tadi melewati masjid yang sedang dibangun. Orang disekitar masjid meminta saya untuk menemui bapak ? “
“ Ada apa ?
“ saya ingin memberikan sadakah untuk penyelesaian pembangunan masjid “ katanya dengan tetap diliput senyum. Saya memperhatikan penampilan orang ini. Tidak nampak dia memiliki kemampuan untuk bersedekah. Saya lirik diluar , tidak ada nampak kendaraan diparkir. Pasti orang ini datang dengan ankutan umum atau beca. Mungkin orang ini gila. Atau hanya ingin mempermainkan emosi saya. Ya karena sudah hampir empat tahun masjid itu tidak pernah selesai. Sementara saya sebagai ketua Panitia Pembangunan Masjid sudah bosan mengajak masyarakat untuk berinfaq atau bersedekah. Tapi hasilnya hanya uang kecil yang terkumpul didalam kotak amal. Sementara kotak amal yang diletakkan disetiap sudut pasar atau rumah makan hanya menghasilkan uang tidak seberapa. Padahal masyarakat yang ada disekitar masjid ini terdiri dari para pedagang yang rata rata mempunyai omzet Rp. 3 juta perhari.,
“ bagaimana Pak ? Kenapa bapak diam ? tegurnya yang membuyarkan lamunanku.
“ Eh , iya.Pak ehm..berapa bapak mau sumbang ? tanya saya masih diliput rasa tidak percaya.
“ Boleh saya tau ? berapa dana diperlukan untuk menyelesaikan masjid itu “ tanyanya dengan tenang. Pertanyaan yang lagi lagi membuat saya hilang hasrat untuk bicara banyak sama tamu ini. Dia pasti orang gila.
“ ya.. kita butuh dana sebesar Rp. 300 juta “ jawabku. Berharap orang itu cepat berlalu.
“ Baik, pak. Besok kalau bapak ada waktu , saya tunggu di Pengadilan Agama. Saya akan memberikan sadakah dihadapa hakim Agama.” Katanya tenang. “ jam berapa Bapak ada waktu “ lanjutnya
“ ya liat besok aja ya pak “ jawabku. Berharap orang itu cepat berlalu. Karena aku harus memimpin sholat isya dimasjid.
“ Baiklah , Ini nomor telp rumah saya. Kalau bapak siap , hubungi saya “ katanya. “ Permisi saya pamit dulu. Rumah saya jauh. “lanjutnya sambil berdiri dan berlalu. Baru saya sadar , tamu ini tidak saya tawarkan minum.

Setelah usai sholat Isa. Secara tidak sengaja saya melontarkan cerita kedatangan tamu kerumah kepada pengurus Masjid. Tanggapan mereka sama seperti saya. Orang itu gila dan tidak perlu dilayani. Karena besok semua pengurus punya banyak kesibukan, yang tidak mungkin meluangkan waktu untuk datang ke Pengadilan Agama.

Keesokan harinya. salah satu pengurus meminta saya untuk menemaninya ke show room mobil. Dia hendak menebus indent kendaraan yang dipesannya sejak empat bulan lalu. Karena lokasi show room tidak begitu jauh dari Kantor Pengadilan Agama maka saya tawarkan kepada teman ini untuk mampir ke Pengadilan. Dia sedikit sungkan tapi akhirnya setuju. Langsung saya menghubungi orang yang akan menyumbang itu melalui cell phone kerumahnya. Dia langsung menyanggupi untuk datang. Berjanji jam 11 siang sudah sampai di Kantor Pengadilan.
“ Baiklah. Tapi saya tidak mau tunggu terlalu lama di kantor pengadilan itu. Lewat setengah jam anda tidak datang , saya akan pulang . “ kata saya tegas. “ Insya Allah “ begitu jawabnya.

Tepat jam 11 saya dan teman sudah datang di pengadilan Agama. Tapi orang yang akan menyumbang belum juga datang. Lewat lima menit , Orang yang akan menyumbang itu datang dengan menumpang ankutan BECAK yang masuk langsung kedalam halaman Pengadilan. Teman saya yang melihat pemandangan itu , langsung tersenyum kecut. “ Mungkin kita yang gila. Tapi ya sudahlah , kita liat aja “ gerutu teman saya kala melihat kedatangan orang itu.

“ Assalamualaikum “ sapanya ketika sesampai didalam menjumpai kami.
“ Ya , Bagaimana Pak. Apakah bapak sudah bawa uangnya. “ tanya teman saya langsung kepokok persoalan.
“ Ini , uangnya “ katanya sambil memperlihatkan kantong semen ditangannya. “ mari kita menemui petugas untuk membuat akta penyerahan sumbangan ini. Maaf, bukan saya tidak percaya tapi ini perlu sebagaimama ajaran Alquran menyebutkan bahwa segala sesuatunya harus tertulis. “ katanya. Sambil melangkah kedalam menemui petugas pengadilan. Tanpa banyak kata kata, orang ini langsung menyerahkan tumpukan uang dihadapan petugas pengadilan. Petugas itu menghitung dan kemudian menyerahkan formulir untuk kami isi. Kemudia setelah tandatangani formulir itu ,maka uangpun pindah ketangan kami.
“ Pak , Mohon sumbangan ini tidak perlu disampaikan kepada siapapun. Cukuplah Bapak2 sebagai penitia dan Pak Hakim yang mengetahuinya. Saya menyumbang karena Allah” katanya ketika akan pamit berlalu. Melihat situasi yang diluar dugaan kami maka timbul rasa malu dan rendah dihadapan orang ini.
“ Mengapa bapak ikhlas menyumbang uang sebanyak ini. Sementara saya lihat bapak bukanlah orang kaya yang berlebih harta. Mobilpun bapak tidak punya. “ tanya teman saya dengan keheranan.
“ Saya merasa sangat kaya. Karena Allah memberikan saya qalbu yang dapat memahami Ayat ayat Alquran. Cobalah anda bayangkan. Bila uang itu saya belikan kendaraan , maka manfaatnya hanya seusia kendaraan itu. Bila saya membangun rumah mewah maka nikmatnya hanya untuk dipandang. Tapi bila saya gunakan harta untuk berjihad dijalan Allah , maka manfaatnya tidak akan pernah habis. “ Demikian jawabnya dengan sangat sederhana tapi begitu menyentuh.
“ Apa pekerjaan Bapak “ tanya teman saya.
“ saya petani Kopi. Alhamdulillah dari hasil kebun Kopi , lima anak saya semua sudah menjadi sarjana dan sekarang mereka hidup sejahtera. Lima limanya sudah berkeluarga. Anak dan mantu saya semua sudah menunaikan haji.”
“ Bapak memang sangat beruntung. Apa resepnya hingga bapak dapat mendidik anak yang sholeh” tanya saya.
‘ Resepnya adalah dekatlah kepada Allah. Cintailah Allah. Cintailah semua yang diamanahkannya kepada kita. Dan berkorbanlah untuk itu. Bukankah anak, istri , lingkungan dan syiar agama adalah amanah Allah kepada kita semua. Bila kita sudah mencitai Allah dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan maka selanjutnya hidup kita akan dijamin oleh Allah. Apakah ada yang paling bernilai didunia ini dibanding kecintaan Allah kepada kita... “

Dia berlalu dengan menumpang becak. Sementara saya dan teman saya tak berani mendahului becak yang ditumpanginya. Toyota Kijang merek terbaru yang baru saya beli bulan lalu tak mampu melewati becak itu Saya malu. Malu dengan kerendahan diri saya dihadapan orang yang tawadhu namun ikhlas berjihad karena Allah. Tak pantas diri ini disebut mencintai Allah.


Menangis karena Allah

Dalam satu email teman , mengatakan bahwa dia acap menangis kala sholat dan berdoa. “ Bang, bila kuingat dosa , rasanya aku takut dipanggil pulang oleh Allah. Aku takut bila tuhan tidak mengampuni dosaku. Aku takut siksa neraka. Dengan itu aku tak bisa menahan tangis. Dikala sholat atau berdoa, aku selalu menangis…Apakah syah sholat saya , bang “ Demikian emialnya kepadaku. Dilain kesempatan temanku yang juga aktifis kemanusiaan yang berjihad di Aceh menuturkan dalam isakan tangis dihadapan saya “ Kita lihat sesuatu yang dibangun bertahun tahun ternyata luluh lantak hanya lima menit. Tiada yang bisa lari dari kekuasaan Allah. Betapa meruginya diri ini bila tak pandai bersukur. Allah menguji kita dengan bencana ini agar kita lebih menanamkan sifat kasih sayang. Sifat ikhlas berbuat karena Allah. Membantu mereka yang terkena musibah. Tak sanggup saya membayangkan murka Allah bila hati kita tertutup dari sifat kasih sayang untuk mendapatkan ridho Allah.”

Teringat ungkapannya , sayapun teringat sabda Rasullullah SAW. “ Seorang yang menangis karena takut kepada Allah tidak akan masuk neraka sekalipun air susu kembali masuk kekantong kelenjarnya (perumpamaan untuk sesuatu yang tidak mungkin terjadi, artinya dia pasti dibebaskan dari neraka)", Hadist sahih ini dari Abu hurairah diriwayatkan oleh Nasaa'i dan al-tirmidzi. Menangis, kadang sulit dilakukan, walaupun sejak lahir manusia sudah terbiasa menangis. Sulit dilakukan saat dalam lapang dan bahagia. Ketika ada bencana, ujian, musibah, baru mata setetes demi setetes mengalirkan air mata, yang kadang entah untuk apa? dan tanpa makna.

Pernahkah kita menitikkan air mata saat terlintas siksaan Allah? azabnya yang begitu pedih, neraka yang menyala-nyala?, mungkin tidak, atau jarang sekali. Padahal "Mata yang menangis ditengah keheningan malam karena takut kepada Allah, tidak akan tersentuh api neraka", begitu sabda Rasulullah saw dalam hadist hasan riwayat Al-Tirmidzi. Dalam Hadist mauquf (sanadnya hanya sampai kepada sahabat) Disebutkan: "Tidak ada seorang hamba mukminpun yang meneteskan air matanya karena takut kepada Allah, meskipun butiran air mata tersebut sebesar kepala lalat dan air mata itu menetes disalah satu bagian wajahnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk neraka."

"Wahai saudaraku-saudaraku sekalian, tidakkah kalian menangis karena rindu kepada Allah. Bukankah sesungguhnya orang yang menangis karena takut kepada neraka akan dilindungi Allah dari neraka tersebut? Demikian nasehat Abdul Wahid bin Zaid.

Benar, menangis bisa menyelamatkan kita dari jilatan api neraka. Didalam hadist Abdurrahman bin Samurah, Nabi saw, bersabda: "Suatu malam aku bermimpi, "kemudian Nabi menyebutkan hadist dengan redaksi yang sangat panjang. salah satu isinya adalah sabda beliau: "Aku telah melihat seorang laki-laki dari umatku dipinggir neraka jahannam, kemudian dia dihampiri oleh rasa takut (yang dia miliki) kepada Allah. Amal itu (rasa takut kepada Allah) akhirnya menyelamatkannya dia dari api neraka Jahannam. Dan Aku Melihat ada seorang lelaki dari umatku terjatuh kedalam neraka. Akan tetapi dia didatangi oleh tetesan air matanya (yang menetes) karena takut kepada Allah. Maka air mata itupun mengeluarkan dia dari api neraka."

Karenanya jangan sia-siakan airmata hanya untuk menangisi sesuatu yang tak abadi, menangislah karena takut akan siksaan dan azab Allah swt, jauhilah kemaksiatan, mohonkan ampunan kepada Allah. Tetesan air mata yang mengalir sekarang akan menjadi embun penyejuk pada hari perhitungan kelak, maka menangislah saudaraku, agar selamat.

Pemimpin Ideal

Dalam suatu dialogh interaktif di Gedung Joeang. Safii Ma;rif mencoba memberikan tanggapan tentang “ Topic krisis pemimpin yang bermoral. “ Kita butuh keteladanan. Negeri ini tidak ada lagi keteladanan dari pemimpinnya yang dapat dijadikan kekuatan moral untuk memimpin” Katanya. Kemudian lanjutnya “ Lihatlah rakyat hidup kini bagai tak bertuan. Negeri ini seperti tidak ada pemimpin. Para elit politik sibuk dengan caranya sendiri sementara rakyat hidup tanpa perlindungan dan keadilan dari pemimpinnya. “ Buya Safie Ma’rif menyebut negeri ini seperti tidak ada pemimpin. Ya kalau pemimpin yang amanah karena Allah maka itu ungkapan ada benarnya.

Saya teringat akan kisah para pemimpin Islam sebagaimana Diriwayatkan oleh Atha'. Pada suatu hari setelah `Umar bin `Abdil `Aziz meninggal, aku datang kepada Fathimah binti `Abdil Malik, seraya aku bertanya kepadanya: "Wahai puteri Abdul Malik, ceritakanlah kepadaku tentang kebiasaan Amirul mukminin (`Umar bin `Abdil `Aziz)!."

Maka dia menjawab: "Sesungguhnya `Umar itu telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk melayani masyarakat, dimana sepanjang hari beliau duduk mengurusi urusan mereka."Apabila sampai waktu sore urusannya itu masih belum selesai, maka beliau melanjutkannya sampai malam. Pada suatu sore, dimana ketika itu beliau telah selesai mengerjakan segala urusannya, maka beliau segera mengambil lampu miliknya dan menyalakannya, lalu beliau shalat sunat sebanyak dua raka'at. Setelah itu beliau menundukkan kepalanya di atas tangannya, dan air matanya terlihat mengalir membasahi pipinya seraya beliau menangis dengan tersedu-sedu.

"Kemudian aku datang menghampirinya sambil menenangkan kegundahan hatinya. Akan tetapi pada malam itu beliau tetap menangis sampai datang waktu Subuh, dan pada pagi harinya beliau berpuasa." Fathimah berkata: "Kemudian aku mendekatinya, seraya aku berkata kepadanya, Wahai Amirul mukminin, sebaiknya engkau menghentikan urusanmu ini sebelum malam tiba" Kemudian`Umar menjawab: "Ya, maka biarkanlah aku menyelesaikan kewajibanku dan kamu menyelesaikan kewajibanmu." Selanjutnya aku berkata kepadanya: "Aku berharap engkau mau menerima nasihatku ini."

Mendengar hal itu, maka beliau menjawab: "Kalau begitu, baiklah akan aku ceritakan kepadamu kenapa aku melakukan sesuatu sebagaimana yang kamu lihat dari diriku, dimana aku ini telah diserahi untuk mengurus urusan umat ini baik yang kecil maupun yang besar, yang hitam maupun yang merah."

"Setelah itu aku harus memikirkan orang hilang yang tidak diketahui jejaknya, orang fakir yang sangat membutuhkan bantuan, tawanan yang melarikan diri, dan aku harus mengetahui keberadaan mereka yang ada di daerah pinggiran dan yang di pedalaman. Aku sadar bahwa hal itu akan dimintai pertanggungan jawabnya oleh Allah, dan Nabi Muhammad SAW juga meminta jawaban tentang hal tersebut dariku. Oleh karena itu, maka aku merasa takut seandainya Allah tidak memaafkanku dan Nabi Muhammad SAW tidak menerima penjelasanku."

"Aku merasa khawatir sekali dengan keselamatan diriku, dan kekhawatiran inilah yang telah menyebabkan kedua mataku menangis dan hatiku merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Semakin aku mengingat hal itu, maka semakin sedih pula hatiku. Aku telah menceritakan semuanya kepadamu, maka berikanlah nasehatmu itu sekarang atau tinggalkanlah dan pergi dari sisiku.

Lihatlah tokoh Abu Bakar As-Shiddiq setiap hari berlomba-lomba dengan Umar bin Khattab mendermakan hartanya. Ber-fastabiqul khairat, berlomba-lomba mengejar keutamaan dalam berbuat baik untuk rakyat, negara dan agama. Lihat juga contoh pada pribadi Abdurrahman bin ‘Auf yang kunci-kunci brankasnya saja diangkut oleh beratus unta, teramat kaya, seluruhnya diabdikan buat rakyat jelata, untuk negara dan kepentingan perjuangan. Masih tentang Umar bin Khattab, khalifah ke-2 dalam pemerintahan daulah Islam ini adalah pemimpin paling berkuasa pada zamannya, tapi sangat sederhana dan bijaksana dalam kepemimpinannya. Beliau, Umar bin Khattab, belum akan tertidur dengan lelap setiap malamnya jika belum berkeliling (tanpa pengawalan) untuk mencari tahu kondisi rakyat yang dipimpinnya.

Diwiyatkan ada seekor keledai yang tergelincir di jalan raya yang agak rusak (karena jalannya bolong-bolong) sampai patah kakinya. Mengetahui peristiwa ini Umar amat menyesal dan memohon ampunan kepada Allah karena takut dimintakan pertanggungjawabannya di akhirat. Beliau merasa bersalah karena itu terjadi pada masa kepemimpinannya yang masih menyisakan sarana jalan yang tidak memadai sehingga mencelakakan, sekalipun hanya seekor keledai.

Dikisahkan pula sepulangnya Umar dari Madinah, sampailah Umar di suatu desa terpencil dan bertemu dengan seorang nenek. Umar bertanya tentang bagaimanakah kepemimpinan Amirul Mu’minin (sang pemimpin). Nenek menjawab, ”Celakalah Umar, karena sampai dengan hari ini dia belum pernah berkunjung dan mengetahui dan memperdulikan keadaan saya sebagai rakyatnya.” Rupanya si nenek tidak tahu kalau yang pria di hadapannya itulah Umar (Amirul Mu’minin). Sampai ketika seorang sahabat lewat dan mengucapkan salam kepada Amirul Mu’minin si nenek baru sadar bahwa pria di hadapannya adalah pemimpin yang dimaksudkan. Akhirnya dengan perasaan rugi dan menyesali atas ketidakberesannya selama memimpin dengan disaksikan salah seorang sahabat tadi, Umar –setelah bersepakat dengan si nenek- membayar semacam tebusan kepada nenek atas kelalaiannya selama memimpin, tidak memperhatikan seluruh wilayah kekuasaannya dengan adil. Tentu saja dengan bertekad untuk selanjutnya akan memperhatikan setiap jengkal tanah kekuasaannya, tidak ada yang dilupakan dan dibiarkan begitu saja.

Begitu pula riwayat Umar bin ‘Abdul Aziz –khalifah kelima- selama memimpin. Semasa kepemimpinannya tidak ada lagi orang yang mau menjadi penerima zakat karena rakyatnya sudah mencapai tingkat kemakmuran yang berlebih. Sikap sederhana dan kerja kerasnya terwujudkan dalam kemakmuran pada seluruh negeri kala itu. Sejak awal menjabat, beliau menanggalkan seluruh kemewahan yang dimilikinya dan memerintah dengan kesederhanaan. Seluruh warisan dari pejabat sebelumnya dimasukkan menjadi milik negara. Perhatikan ketika beliau harus mematikan lampu ketika menerima tamu dari keluarganya sendiri karena tidak mau menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Menurutnya, urusan keluarga adalah urusan pribadi, sehingga ia menolak berbuat korup kecil-kecilan. Beliau juga tidak bersedia meminum madu yang dibelikan istrinya karena tahu bahwa madu itu dibeli di pasar dengan menggunakan fasilitas kereta kuda milik negara.

Bayangkan kalau seluruh pejabat di negeri kita berkelakuan seperti ini atau paling tidak sepersekiannya mewarisi sifat kepemimpinan sederhana ini. Kepentingan publik, kepentingan negara berbatas tegas dengan kepentingan pribadi. Tidak akan ada niat untuk melakukan korupsi maupun merugikan pihak lain walau sekecil apapun. Maka tidak akan ada korupsi sendiri-sendiri dan korupsi berjamaah. Baik Umar bin Khattab maupun Umar bin Abdul 'Aziz keduanya memimpin dengan penuh rasa tanggung jawab, sederhana dan hati-hati. Semua ini adalah buah iman dan takwanya kepada Allah, karena kedekatannya kepada Allah. Sehingga ia paham benar apa arti di balik kepemimpinannya. Bahwa kepemimpinan akan dimintakan pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Memang, pemimpin yang menjalankan agamanya dengan baik pasti akan membawa kemaslahatan bagi seisi alam.

Friday, June 17, 2005

Cinta dan Kasih Sayang Islam

Benarlah adanya bahwa Islam adalah ajaran terakhir yang diturunkan Allah kepada umat manusia. Islam adalah agama manusiawi dan disiarkan secara manusiawi oleh Muhammad SAW. Kenyataan bahwa Islam sebagai ajaran terakhir yang diturunkan oleh Allah melalui Muhammad SAW. Q.S. al-Maai'dah : 3 : "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai "Islam" itu jadi agama bagimu"]. Begitu sempurnanya ajaran Islam hingga dia memiliki keuniversalan yang tak lekang oleh waktu. Dimaklumi bahwa Islam terlahir dari perjalanan sejarah agama samawi. Hingga Islam menjadi Agama yang membawa kasih sayang . karena secara nilai mengakumulasi ajaran-ajaran sebelumnya sehingga ia "jalan terbaik" bagi umat.

"Islam" yang secara bahasa dari kata "aslama" ( fi'il madli atau kata kerja lampau ) yang berarti "ketundukan", "kepatuhan", seakar kata dengan kata "sulmaa", "aslam" yang berarti "lebih aman", "selamat," "damai", juga seakar kata dengan "sullam" yang berarti "tangga" atau "proses". Ia memang merupakan proses awal tumbuhnya kedamaian dan kasih sayang. Dan sebenarnya kedamaian serta kasih sayang memang tidak dapat dihadirkan tanpa melalui "al-hukmu", "alhakamah" [ aturan, kekang ] dan "al-mahabbah", "al-hubaab" [cinta-kasih]. Karenanya "aturan" dan "cinta-kasih" merupakan kata kunci lahirnya "arrahmah" (kasih sayang).Alasan mengapa kata itu yang dipilih dan paling banyak digunakan dalam al-Qur'an dengan sebanyak 321 kali dibanding kata "hubb" (cinta) dan "wudd" (kasih) karena pengertian kasih sayang yang ditampilkan al-Qur'an lebih cenderung merupakan "suatu sifat yang terwujud dalam tindakan".

Oleh karena itu, dalam ajaran Islam ada istilah trilogi ajaran Ilahi yakni iman, islam dan ikhsan. Ketiga-tiganya tidak dapat dipisah satu sama yang lain, bahkan ketiga-tiganya merupakan satu kesatuan yang utuh atau saling tumpang tindih. Dalam satu di antara ketiganya ada dua istilah yang masuk, sehingga dalam Islam ada iman dan ihsan. Dalam iman ada islam dan ikhsan serta dalam ikhsan terdapat islam dan iman. Namun puncak dari ketiganya adalah ikhsan. Ikhsan inilah yang merupakan sifat yang terwujud dalam tindakan sehingga ikhsan yang berarti "berbuat kebaikan dan memperbaiki" akan selalu memberikan kedamaian serta kasih sayang kepada yang lain.

Berarti kebaikan yang diinginkan oleh Islam harus dilandasi dengan kasih sayang karena kebaikan atau "al-birr" adalah sikap yang baik, sikap ketaatan, sikap yang benar, sikap yang saleh serta yang selalu belas kasihan kepada yang lain dengan didasari oleh hati nurani. Karenanya belas kasihan juga disebut dengan "al-syafaqah wa al-luthf" sehingga sikap itu lebih mengarah kepada kelembuatan atau lemah lembut yang kemudian titik temu "lemah lembut" (layyinah) itu juga kepada "rahmah". Berarti rahmat merupakan suatu sifat yang mengarah kepada segala kebaikan dengan perkenan Tuhan sebagaimana firman-Nya : "Maka sebab kasih sayang Allah-lah kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu…...". (Q.S. Ali Imran : 159).

Kata "rahman" menggunakan rumusan kata "fa'lan" yang berfungsi untuk menunjukkan makna banyak dan tak terhingga. Menurut al-Jauhari, kata rahman merupakan sifat kasih sayang Tuhan yang meliputi seluruh makhluk, serta baik mu'min atau kafir. Sedang kata "rahim" menggunakan rumusan kata "fa'iil" yang mengandung unsur penyangatan (mubalaghah) seperti contoh lain "aliim". Kata "rahim" ini merupakan sifat kasih sayang Tuhan yang khusus pada orang-orang beriman saja. Kemudian mayoritas kedua sifat yang seakar kata dengan "rahmah" itu terletak dalam status "majrur" bukan "marfu" , "manshub" atau "majzum". "Marfu" menunjukkan pengertian "kemandirian", sedang "manshub" menunjukkan pengertian "kesejajaran" dan "majzum" menunjukkan kepada pengertian "statis, tidak berkembang". Adapun "majrur" menunjukkan pengertian "hal yang mengikuti di belakang suatu hal lain". Karena itulah, maka pengertian kasih sayang dalam Islam merupakan sesuatu yang terjadi sesudah mengerjakan hal lain sebelumnya.

Jika kasih sayang telah mencapai batasnya, maka ia dinamakan Cinta. "cinta adalah kasih sayang yang melimpah". Cinta juga lebih istimewa dibanding kasih sayang, sebab setiap cinta sama dengan kasih sayang, tetapi tidak semua kasih sayang sama dengan cinta. Kasih sayang itu lebih istimewa dibandingkan pengetahuan kognitif, sebab semua kasih sayang sama dengan pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah kasih sayang. Dari pengetahuan lahir dua hal yang bertentangan, yaitu kasih sayang dan ketidaksenangan, sebab kasih sayang berarti keinginan untuk bersama dengan sesuatu yang sesuai dan cocok, baik jasmaniah maupun ruhaniah, yang dinamakan Kebaikan Murni dan Kesempurnaan Mutlak. Jiwa manusia berusaha dan ingin mendapatkan kesempurnaan. Sebaliknya, ia tidak ingin bersama sesuatu yang tidak cocok atau berharga, entah itu secara jasmaniah maupun ruhaniah, yang dinamakan Kejahatan Murni dan Kekurangan Mutlak. Jiwa manusia selalu menjauhi ini, dan dengan demikian menimbulkan suatu penolakan alamiah. Kasih sayang berasal dari situasi pertama, dan ketidaksenangan dari yang kedua.

Oleh karena itu, pertama-tama adalah jenjang pengetahuan, kedua jenjang kasih sayang, dan ketiga jenjang cinta. Kita tidak dapat mencapai dunia cinta, yang berada di atas semua yang lain, tanpa membuat tangga pengetahuan dan kasih sayang, yang merupakan makna jalinan kata-kata "dua langkah dan kamu sampai disana". Begitu pula, dunia cinta adalah ujung dari dunia pengetahuan dan kasih sayang; orang yang tiba disana, telah mencapai batasan sebagai alim yang teguh dan filosof yang saleh.
***
Bahwa hanya rahmat allah yang dapat menyelamatkan kita dari azab neraka dan sengsara di dunia. Rahmat Allah adalah sesuatu yang sangat agung. Rahmat allah adalah hak allah dan hanya diberikan kepada orang yang dapat mencintai allah dengan segala hak NYA. Kunci rahmat allah adalah kesediaan kita untuk mampu melakukan secara ikhlas apapun didunia ini dengan dasar rahman dan rahim. Kasih dan sayang. Disunah kan agar setiap kita melakukan pekerjaan apapun dimuka bumi ini haruslah diawali dengan Bismillaahirrahmaanirrahiim ( dengan nama Allah yang maha pengasih lagi penyayang. ).

Mengapa begitu pentingnya sifat kasih sayang itu? Dapat dimaklumi bila sifat kasih sayang ini tertanam didalam diri kita maka kehidupan didunia akan menjadi penuh kedamaian. Pejabat tidak akan korupsi karena dorongan kasih sayang kepada sesama. Dia akan menyadari perbuatan korupsi itu akan menimbulkan kesengsaraan bagi orang banyak. Para suami juga akan bekerja keras dan tidak akan selingkuh karena dorongan rasa kasih sayang kepada istri yang diamanahkan allah kepada dirinya. Para istri tidak berpaling dari amanah suami dan akan mengabdi kepada suami karena rasa cinta dan kasih sayangnya. Masyarakat akan bergotong royong untuk saling membantu satu sama lain karena dorongan kasih sayang. Tiada kaum duafa yang terlupakan, tiada fakir miskin yang terlantar, tiada yatim piatu yang tersisihkan , tiada para orang tua yang teracuhkan, Tiada pedagang yang mengejar laba semata , Tiada ulama yang hanya mengejar uang transfor, Tiada pejabat /penguasa yang acuh dengan rakyatnya, bila didalam hati tertanam sifat kasih sayang. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "ALLAH SWT mempunyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat) kepada jin, manusia, binatang, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas-kasih dan berkasih sayang, dan dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (ALLAH SWT) menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti." (H.R. Muslim).

Begitu indahnya sifat kasih sayang yang diberikan allah kepada kita. Hingga sifat kasih sayang itu telah menjadi kekuatan yang sangat dahsyat bagi Nabi Muhammad SAW dalam menyiarkan risalah kerasulannya. Begitupula Seluruh kaum sufi menjadi obor penerang bagi masyarakat karena sifat kasih sayangnya.

Bila kasih sayang itu sudah tercabut dari seseorang maka orang itu tidak berhak lagi menyebut “ dengan nama Allah yang maha pengasih lagi penyayang. “ Karena hanya orang yang mampu menggunakan sifat allah ( kasih sayang ) yang boleh melakukan perbuatan atas nama Allah. Dan Allah hanya memberikan rahmat dan karunianya kepada orang yang mempunyai sifat kasih sayang dengan sesama. Sebagaimana sabda Nabi “ Sebaik baiknya kamu adalah yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain “ Perbuatan baik hanya mungkin dapat dirasakan baik bila dilaksanakan dengan penuh kasih sayang.

Bersikaplah penuh kasih kasayang kepada sesama. Karena sifat kasih sayang digunakan untuk menunjukkan sifat Allah SWT. Dan seharusnya sifat itu juga direalisasikan oleh manusia melalui perkenan "Yang Maha Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-rahim). Islam adalah rahmat bagi alam semesta Q.S. Al-Anbiyaa': 107 : "Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi "rahmat" bagi semesta alam".

Mind corruption

Menurut hukum di Indonesia bahwa kebijakan public tidak bisa diadili. Artinya bila Mentri, Gubernur, Bupati, Walikota, Presiden , membuat keputusan dengan Surat berlabelkan Republik Indonesia maka seburuk apapun dampaknya ditengah masyarakat maka itu tidak bisa diadili. Hukum kita hanya mengenal hukum positip. Bila karena keputusan itu pejabat mendapatkan keuntungan pribadi berupa uang dan memperkaya diri maka itu dapat dijadikan tersangka dan akhirnya terpidana. Mengapa kebijakan pejabat publik itu tidak bisa diadili? Karena setiap kebijakan dibuat berdasarkan sumber hukum yang jelas dan berjenjang. Lengkap pula dengan istilah ”mengingat ” ” menimbang” dengan bahasa pilosopis dan bahasa hukum. Ya, sebuah cara procedural untuk memastikan hukum manusia adalah hukum Tuhan yang bebas dari kesalahan. Baik kah itu ?

Mind corruption atau korupsi pemikiran ternyata jauh lebih dahsyat daya rusaknya dibandingkan korupsi uang. Atau kalau ingin dibuat lebih praktis bahwa kejahatan korupsi uang karena adanya korupsi pemikiran. Nah, mind corruption itu dalam bentuk kebijakan , dalam keputusan berlabelkan Republik Indonesia. Cobalah perhatikan, ditengah budaya brengsek para elite, acap kita tahu tentang kebijakan pemerintah yang pada gilirannya menguntungkan pihak tertentu. Selalu kebijakan tu datang berkat loby dari orang atau kelompok yang punya kepentingan. Kepentingan itu bisa bersifat politik,uang atau kekuasaan. Para petani betapa sulitnya mendapatkan keuntungan lebih dari hasil kerja kerasnya karena kebijakan import bibir, import pestisida, import pupuk dan import beras. Pengusaha angkutan dan supir merasa terpenggal pendapatannya karena kebijakan kenaikan harga BBM tanpa diberi hak untuk menaikkan tarrif secara pantas

Sistem kapitalisme adalah mind corruption yang berskala predator. Sistem ini mengenal buy low sell high and pay later. Mereka yang menguasai tekhnologi menuntut diadakannya perlindungan akan hak paten.Pejabat yang berkuasa memenuhi hak mereka dengan UU dan peraturan , lengkap dengan ancaman penjara bagi yang melanggar. Tapi pada waktu bersamaan , pemilik paten menjadikan tekhnologi sebagai cara untuk memeras konsumen. Mereka bebas menentukan harga sesukanya, dengan alasan kebebasan pasar ( free market). Perhatikanlah , tak ada satupun linked produk ( bahan pendukung industri , pertanian, IT , pertambagan ) yang tak dikuasai oleh pemilik tekhnologi. Mereka adalah Trans National Corporation (TNC). Mereka kuat dibidang riset dan pendanaan. Dengan sistem kapitalisme mereka hidup menjadi diktator ekonomi dan memaksa semua negara tunduk dengan mereka.

Bukan hanya dalam bidang tekhnologi linked produk, Dalam dunai keuangan pun sama. Semua produk investasi pasar uang dan modal berbasis kepada kekuatan lingkaran pemilik modal kelas dunia. Tak mungkin saham bisa laku deras bila tidak di underwrite oleh Fund Manage kelas dunia. Tak laku asuransi dijual bila tidak didukung reinsurance kelas dunia. Tak laku clearing house bila tidak didukung oleh international clearing house. Tak laku mata uang bila tidak didukung oleh mata uang asing seperti Dollar, euro. Semua itu tidak datang dengan sendirinya. Ia datang karena kekuatan yang melahirkan kebijakan oleh pejabat Publik. Yang dapat kita rasakan adalah semakin tergantung kita dengan kekuatan modal dan tekhnologi ,yang sebagian besar mereka orang kafir. Mereka menjajah kita lewat pemuasan akan barang dan jasa. Semakin hari semakin membuat kita semakin tergantung seiring dengan semakin mahal barang dan jasa itu.

Negara yang kita cintai terjebak dalam permainan ala kapitalisme itu. Uang sudah diperdagangkan, Riba sudah menjadi permisif. Ketamakan sudah menjadi air susu ibu. Individualisme menjadi kepribadian untuk aman dalam putaran waktu. Ya, mind corruption , memang dahsyat menghancurkan peradaban. Itu semua karena pejabat public tidak melihat hakikat mereka terpilih mengemban amanah. Mereka hanya bercermin kepada realiitas yang harus tunduk tanpa berbuat apapun. Maka jadilah masyarakat dan bangsa terjajah dalam segala hal. Sangat sulit kemerdekaan dibidang ekonomi dapat tercipta ditengah budaya mind corruption ini.

Aceh Ku sayang , Aceh Ku malang

Aceh 26 desember 2004. Jam 9.10. Badai trusnami menghantam Aceh. Gelombang yang super dahsyat berkecepatan 100 Mill /jam telah menggusur apa saja yang dilewatinya. Kota yang bergitu tertata dengan rapi dan dibangun dalam waktu berabad abad dengan dana yang tidak sedikit , akhirnya luluh lantak dalam hitungan menit.. Secara sains sangat mudah menjawab fenomena alam ini. Namun bagaimana menjelaskan makna bencana ini kepada keluarga korban yang terpaksa kehilangan segala yang dicintainya.

Ketika kita saksikan ratapan tangis anak yang kehilangan orang tuanya. Orang tua yang kehilangan anaknya. Kita semua tertegun. Diam seribu bahasa. “ Jika tatanan dunia dibentuk oleh kematian, tidakkah lebih baik bagi tuhan jika kita menolak mempercayai Nya dan berjuang dengan seluruh daya melawan kematian tanpa perlu menatap surga tempat Ia duduk berdiam diri ? Demikian Albert Camus dalam La Peste. Ungkapan keluguan teologis namun sangat manusiawi. Karena Tidak ada manusia yang siap untuk diambil haknya dengan paksa. Namun , tidak dimikian dengan Musa yang akhirnya karena Allah , dia menemukan jawaban makna dari kasih allah yang tiada zolim kepada hambanya, dari seorang Nabi Allah bernama Khaidir.
“ Aku memang diminta oleh Tuhanku untuk berguru dengan mu hai Khadir. Tapi untuk menerima kenyataan dimana anak tidak berdosa engka bunuh , rumah penduduk engkau bakar dan perahu nelayan engkau hancurkan, jelas aku tidak dapat menerima. Aku lebih memilih tidak lulus dalam ujian. “ Demikian protes Musa kepada khadir. Syahdan , kemudian Nabi Khaidir menjelaskan apa yang dilakukannya terhadap apa yang dilihat oleh Musa. “ Ketahuilah Hai Musa bahwa Anak itu, ku bunuh karena kelak bila dewasa dia akan durhaka kepada ibu bapaknya. Rumah penduduk satu kampong saya bakar , itu karena kelak kampung ini akan mendapatkan murka allah karena mereka telah menelantarkan anak yatim piatu. Adapun perahu itu aku hancurkan karena , apabila perahu itu sampai diseberang maka semua penumpang perahu aku dibunuh oleh razim yang zolim” AKhirnya Musa , bertobat karena kesombongan dan kebodohannya kepada allah. Ternyata masih ada manusia dimuka bumi ini yang dapat melihat dari tabir kegegelapan. Melihat setiap bencana dari kacamata iman.. Ternyata bencana itu ada karena kasih allah kepada hambanya. Kematian bukan akhir dari kehidupan. Bencana adalah jalan bebas hambatan menuju kebahagiaan hakiki dan keabadiaan dialam surgawi, tentunya bagi orang yang ber tawakal dan ikhlas.

***

Dibalik pemandangan bangunan porak poranda , tangis warga dan mayat bergelimpangan di seluruh pelosok kota dan desa, yang segera bisa kita lakukan hanyalah doa, semoga dibalik musibah ini tersimpan hikmah dan kasih dari Allah buat warga Aceh. Semoga anak anak Aceh yang meninggal itu kini telah bermain main di surga bersama para malaikat dan teman teman barunya. Bukankah Allah berjanji bahwa anak anak yang belum berdosa itu kalau meninggal akan langsung menjadi penghuni surga ?
Allah mengutus Malaikat mengendarai Tsunami menjemput anak anak untuk pindah rumah dan bermain di alam surgawi. Mungkin Allah kasihan jika nantinya anak anak itu tumbuh berkembang dalam lingkungan yang salah karena dizolimi oleh pemerintah yang korup.
Begitupun para orang tua yang meninggal, mereka sudah lama teraniaya oleh perlakuan pemerintah yang tidak adil dan tidak jujur terhadap masyarakat Aceh. Kekayaan alamnya dikeruk keluar, ladang ganja yang dari dulu tumbuh liar kini jadi obyek perburuan dan pedagangan gelap hasil hutan, rakyanya telah lelah dan hampir putus asa karena dipolitisasi oleh kekuatan pemerintah. Ini terus berlangsung dari satu rezim ke rezim berikutnya.

Sungguh malang nasib warga Aceh. Padahal inilah daerah yang paling unggul melawan pemerintah kolonial. Bila seluruh wilayah Indonesia dijajah belanda selama 350 tahun maka Aceh hanya sempat diduduki oleh Belanda sekitar 40 tahun. Itupun dalam situasi tanpa kedamaian bagi Belanda di ACeh. Dalam perjuangan kemerdekaan , maka Aceh dikenal sebagai daerah yang memiliki peralatan tepur terlengkap , mandiri dan strategi tempur gerilya yang paling baik bila dibandingkan dengan wilayah lain. Ketika delegasi Indonesia akan berangkat ke Belanda untuk perundingan Meja Bundar, maka warga aceh tanpa diminta , mereka mengorbankan apa saja untuk dijual agar dapat membeli pesawat untuk disumbangkan kepada delegasi RI. Dan ini pesawat pertama yang dimiliki oleh pemerintah RI. Tidak usah diajarkan kepada masyarakat Aceh tentang nilai nilai kehormatan bangsa karena mereka telah membuktikannya dengan darah pertarungan tanpa henti. Mereka tidak pernah berkompromi dengan pemerintah yang zolim. Sejak era Soekarno sampai kini , masyarakat Aceh tanpil didepan memerangi ketidak adilan, kebobrokan moral. Kita semua marah kepada Soekarno ketika dia jatuh padahal kita memujanya ketika dia berkuasa tapi Aceh memeranginya ketika berkuasa. Kita semua marah kepada Soeharto ketika dia jatuh , padahal kita ikut menikmati keceriaan ketika dia berkuasa tapi Aceh memeranginya ketika berkuasa. Aceh bukanlah kumpulan masyarakat yang “nrimo “ atas ketidak adilan. Bukanlah masyarakat yang pandai menjilat karena pangkat , jabatan atau harta. Aceh dihuni oleh masyarakat yang mendengar dendang ibunya ketika mereka masih kanak kanak “ Nak , Bila kau besar kelak , berjuanglah untuk bangsa, berkorbanlah demi kehormatan agamamu dan andai kau harus mati maka ibu akan ikhlas karena engkau telah menjadi syuhada “

Hingga kamarin sebelum bencana, Aceh masih dalam status darurat Sipil. Artinya perjuangan mereka tidak pernah berhenti. Tuhan Maha kasih dan Maha mendengar jerit tangis terdalam mereka. Tuhan tahu kelelahan dan keputusasaan mereka.. Mereka perlu dipahami, diperhatikan dan dipeluk dengan hangat dan tulus sebagai saudara kandung yang syah dan terhormat dari bangsa Indonesia , seiman dan seagama... Tengisan itu sudah lama diteriakkan, tetapi kita tidak mendengarkan sungguh sungguh. Air mata mereka telah kering, sementara penderitaan terus berkelanjutan. Ribuan nyawa melayang oleh peluru yang dimuntahkan TNI/Polri. Kekhusukan beribadah dan ketekunan mencari ilmu yang menjadi etos orang Aceh hampir hilang karena tidak adanya stabilitas politik , keamanan dan ekonomi. Dan setelah bertahun tahun kita semua tidak mampu berbuat banyak membantu penderitaan mereka, Tuhan bertindak dengan cara Nya sendiri, yang secara lahiriah sulit dipahami karena menggunakan logika paradoksal. Hanya dalam hitungan menit, seluruh scenario yang dibuat para politisi berantakan digilas tsunami yang menawarkan proposal Tuhan untuk kita yang masih hidup…

Anak anak bersama orang tuanya dijemput oleh kereta kencana tsunami untuk diboyong ke syurga, berkumpul dengan para syuhada pejuang Aceh yang lebih dulu tinggal di sana. Kita yang masih hidup memperoleh tugas mulia untuk merancang scenario baru bagi masa depan Aceh yang damai, makmur , berdaulat, religius dan berkeadaban. Kita semua merindukan kembalinya kejayaan Aceh dimasa lalu sebagai pusat peradaban untuk direkontruksi kembali. Bukankah julukan Serambi Mekkah merupakan kebanggaan, prestasi dan sekaligus amanah yang harus dijaga dan dipertahankan, bukannya sebagai onggokan museum warisan masa lalu.

***
Musibah tsunami ini tidak saja menawarkan proposal baru bagi warga Aceh , tetapi juga bangsa Indonesia. Di antara hikmah yang muncul ke permukaan adalah bangkitnya gelora kemanusiaan dan kebangsaan yang mengagumkan, yang selama ini terpendam hiruk pikuk dan keluh kesah politik serta ekonomi yang melelahkan.
Kita pantas berbangga , bangsa ini masih memiliki nurani dan solidaritas tinggi , ditunjukkan oleh spontanitas untuk berpartisipasi meringankan penderitaan warga Aceh. Musibah ini bagai dirigen yang memimpin paduan suara, meneriakkan semangat kemanusiaan dan ke Indonesiaan tanpa pandang agama, suku dan afiliasi partai politik. Peringatan Tahun Baru dan Idul Adha menjadi lebih bermakna saat memperoleh teguran illahi yang ditiupkan ke hati kita melalui tsunami, tamu agung yang semoga meninggalkan hikmah dan berkah.
Kita berharap agar politisi , pejabat Negara , dan warga Indonesia mampu membaca , melihat dan mendengar dengan hati bening akan surat cinta Tuhan yang tertulis melalui bahasa kemarahan alam agar kita menjadi arif, rendah hati , dan sujud kepada Nya., bukan pada ego pribadi yang diproyeksikan dalam bentuk ketamakan, kerakusan dan kepongahan.

Mengapa petani China dan Thailand kaya raya.

  Anda mungkin tahu semua apa itu sauce tomat. Tentulah. Itu menu tambahan wajib yang tersedia di meja saat anda makan sup atau nasi goreng....