Sunday, December 01, 2024

Persepsi sesat

 





Persepsi itu penilaian atas dasar realita. Realita itu apa yang kita lihat, baca dan dengar. Realita bukan fakta. Nah di era sosial media. Informasi itu beterbangan begitu mudah lewat konten kreatif. Sebagai upaya membenamkan persepsi kepada anda. Ada yang bersifat hiburan, motivasi dan dokrin.Tentu tiap orang berbeda persepsinya. Sementara perspektif itu penilaian atas dasar fakta atau data. Untuk memahami fakta itu kita menggunakan pengetahuan umum. Semakin kaya literasi kita semakin luas pemahaman kita. Makanya persepsi cenderung misleading. Perspektif cenderung mencerahkan sebagai pembelajaran.


Mari kita ambil contoh sederhana soal persepsi. Sebagian besar orang akan menikah kalau sudah mapan. Setidak nya sudah punya kerjaan tetap. Atau lebih ekstrim lagi punya rumah dan tabungan. Persepsi itu terbentuk karena realitanya kehidupan rumah tangga itu tidak mudah. Tanpa persiapan materi tidak mungkin bisa bertahan dan bahagia.  Atas persepsi itu makanya banyak orang menunda menikah. Mereka dibayangin kehidupan rumah tangga itu sangat memberatkan. 


Bagaimana dengan perspektif menikah. Ada rumus dasar pengetahuan. 1 dibagi 0 sama dengan tak terdefinisi. Artinya kalau anda sendiri , tidak ada yang dibagi, ya anda tidak diperhitungkan. Menikah adalah dua jiwa menjadi 1 atau 1 dibagi 1. Walau berbeda jenis namun dipersatukan oleh cinta dan kasih sayang. Cinta itu human being. Anda tidak percaya cinta  dan tidak mengerti cinta, ya anda bukan manusia. Salah memaknai cinta, salah juga sebagai manusia. Karena perspektif menikah dasarnya cinta, maka persepsi tentang perkawinan bukan kondisisional. 


Nah mari kita lihat hasil perbedaan orang yang menikah karena persepsi dan menikah karena perspektif. Se-ideal  apapun persepsi pernikahan tidak akan sustain? Itu akan runtuh dengan sendirinya. Karena tidak ada kecantikan, kegagahan, harta atau uang, jabatan yang abadi. Sesuatu yang kondisional sangat rentan oleh waktu dan keadaan. Sementara menikah atas dasar perspektif, itu akan sustain. Dalam situasi dan kondisi apapun tetap saling bergandengan tangan.  Sampai disini paham ya.


Persepsi itu terbentuk di luar kesadaran. Cenderung emosional. Makanya dalam ilmu marketing. Anda mungkin mengenal konsep AIDA ( attention, interest, desired dan action). Dimana strategi marketing memang yang disasar adalah kognitif. Bagaimana pikiran anda terarah kepada satu persepsi. Melekat dalam benak anda sebagai ingatan. Sehingga anda tidak ragu membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Tanpa anda sadari persepsi itu  menyesatkan anda kepada keinginan dan aktulisasi diri yang bersifat ilusi.


Persepsi kita terhadap dunia Pendidikan adalah menyediakan tenaga kerja  bagi mesin ekonomi. Karena memang persepsi sebagian besar masyarakat  menyekolahkan anaknya agar anaknya jadi pegawai berkarir hebat dan punya masa depan. Sementara Wirausaha dipersepsikan beresiko dan tidak punya masa depan. Perspektif Pendidikan adalah mendidik orang mandiri. Punya daya kreatifitas tinggi dan bertindak atas dasar sains. Punya  mental resilience untuk survival. Jadi mau kerja atau wirausaha, itu hanya soal pilihan. 


Yang bahaya apabila kebijakan politik dibuat atas dasar persepsi. Kadang walau back up kebijakan itu ada kajian akademisnya, tetapi kalau yang melakukan kajian itu persepsinya sudah terbentuk lebih dulu, tetap aja hasilnya sebuah persepsi dalam bingkai akademis. Hasilnya pasti misleading. Contoh. Utang itu sebagai alat leverage untuk meraih income yang lebih besar. Itu perspektif nya. Tetapi karena persepsi utang adalah sumber pembiayaan, maka bayar utang juga dari utang alias gali lobang tutup lubang. Ya kena debt trap.


Yang sangat destruktif terhadap pembangunan peradaban adalah persepsi terhadap uang.  Bahwa apapun diukur dengan uang. Nilainya ditentukan oleh pasar. Di pesawat ada kelas ekonomi dan kelas bisnis. Kawasan, ada Kelas Real estate dan kelas RSS. Dalam politik ada kelas elite dan kelas jelata.  Sehingga kelas soslal terbentuk. Perbedaan kelas itu menentukan akses terhadap barang, jasa dan pelayanan. Feodalisme berkembang dan dikekalkan. Keadilan jadi omong kosong. 


Padahal perspektif uang itu bukan tujuan, tetapi alat untuk membuat anda bahagia. Dan untuk bahagia tidak perlu mahal. Dunia ini akan selalu cukup bagi semua orang namun tidak cukup untuk satu orang rakus.



Wednesday, November 20, 2024

Kualitas elite rendah..

 




Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita  berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan literasi, mereka sangat mudah diyakinkan pihak luar untuk membuat kebijakan yang justru merugikan negara. Kadang membuat saya geleng geleng kepala. Ada Permen dibuat setiap bulan ganti. Bahkan Tax Amnesty mau diadakan lagi untuk ketiga kalinya. Ketahuan banget, saat membuat aturan itu mereka tidak paham esensi yang hendak dicapai.


Kadang hal sederhana saja mereka tidak pahami. Misal, udah jelas IUP itu diberikan kepada Perusahaan atas dasar tender offer atau lelang. Dalam lelang itu harus jelas kapasitas dan kapabilitasnya sebagai investor dan kontraktor. Hanya yang qualified yang bisa dapat IUP. Eh entah mengapa, muncul ide tanpa lelang. Kepres memberikan IUP dengan cara tunjuk aja. Kebetulan yang dapat fasilitas tanpa lelang itu adalah Ormas besar. Padahal esensi IUP itu adalah produktifitas dan efisiensi ekstraksi, bukan bagi bagi konsesi.


Kita eksportir batubara nomor 1 dunia, tetapi bursa batubara ada di Singapore dan Shanghai. Kita penghasil CPO terbesar dunia, tetapi bursa CPO ada di Singapore dan Malaysia. Itu artinya kita memang tidak paham arsitektur bisnis SDA. Mengapa ? kalau kita punya control atas bursa batubara, CPO, nikel, kita bisa tahu pasti kapasitas ekstraksi yang bisa membuat negara untung tanpa harus mengekploitasi SDA berlebihan.


Kalau bursa ada pada kita, otomatis trader akan berdatangan ke Indonesia. Nah financial iklusi bisa berkembang meningkatkan likuiditas dalam negeri. Kita akan jadi hub financial center untuk komoditas strategis. Yang tentu mendorong terjadi beragam peluang untuk tumbuhnya Industri downstream dalam negeri.


Kita adalah buyer pangan nomor lima terbesar di dunia. Mengapa kita tidak bangun ekositem pangan lewat bursa komoditas pangan , yang kita create sendiri? Kalau kita punya ekosistem bisnis pangan, Pelabuhan laut kita di Sulawesi, Lombok dan Sumatera bisa jadi Hub logistic berkelas dunia. Itu akan jadi magnit datangnya teknologi pertanian dan modal. Karena sumber daya lahan kita luas sekali dan posisi geographi kita sangat staregis di asia pacific.


Sudah tahu bahwa daya beli masyarakat drop. Apa pasal? Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah di Indonesia menurun dari 57,33 juta pada 2019 menjadi 47,85 juta pada 2024. Penurunan ini setara dengan 9,48 juta orang yang jatuh ke kelompok ekonomi yang lebih rendah atau jatuh ke kelas miskin.  Padahal kita semua tahu, yang menggerakan ekonomi domestic (dagang dan jasa ) adalah konsumsi kelas menengah. Tetapi anehnya engga ada sense of crisis walau index PMI kontraksi karenanya. Sibuk bela diri dengan retorika.


Implkasi hampir 10 juta orang  kelas menengah jadi miskin, itu sangat significant terhadap drop nya daya beli masyarakat. Sementara kita tahu bahwa lebih 50% sumbangan PDB itu adalah konsumsi rumah tangga. Dan pemerintah tetap saja naikan PPN 12%.  Ditambah lagi tidak ada upaya serius memberantas Judol dan Pinjol yang jelas berperan melemahkan daya beli. Ini membuktikan kebijakan tidak holistic dan tidak berorientasi pertumbuhan ekonomi berkualitas. 


Kini yang membuat kita miris. Orang terkaya di Indonesia, itu dari  batubara. Orang muda terkaya di Indonesia, juga dari batubara. Dari 10 pemilik private jet swasta, 8 pengusaha tambang. Tapi perusahaan holding mereka terdaftar di Singapore.  Anehnya, tidak ada keberanian menetapkan pajak kekayaan 10% kepada mereka. Inggris saja lakukan itu untuk mengatasi defisit anggaran. Apakah sebegitu bodohnya pemerintah, bila SDA itu tidak berdampak luas terjadinya transformasi ekonomi yang berkeadilan. Malah negara terjebak hutang gigantic. Lucunya pemerintah selalu punya alasan namun itu tidak mengubah apapun bagi kepentingan nasional.


***

Kalau dilihat dari neraca perdagangan antara Indonesia dengan China, sebenarnya kita lebih besar ketergantungan dengan  China.. Sejak tahun 2014 neraca dagang kita rata rata defisit  dengan China. Hanyaa tahun 2023 kita sedikit surplus karena kenaikan harga komodititas batubara dan nikel. 


MIsal tahun 2024 sampai oktober Indonesia ekspor non migas ke China sebesar USD 48 miliar  atau 24% dari total ekspor non migas. Nah bagaimana dengan Ekspor China atau barang impor China masuk ke Indonesia ? pada tahun 2024 saja mencapai USD 58 miliar ( sampai oktober ) atau  36% dari total barang impor non migas kita. Bayangkan hampir ¼ total ekspor non migas kita ke China. Lebih 1/3 dari total impor berasal dari China. Kalau  boleh dianalogikan kita sudah seperti salah satu provinsi di China. Hidup mati kita tergantung China.


Apa saja yang kita impor dari China? Sebagian besar produk Industri berupa barang modal seperti Mesin. Alat elektronik seperti Hape, EV, TV, AC. Tentu juga spare part. Produk pertanian seperti bawang putih dan buah buahan, bahkan ikan beku. Tentu ada juga barang lain namun kecil porsinya, seperti pakaian, tekstil, peniti, jarum.


Lucunya China Impor sebagian besar bahan baku berupa produk setengah jadi dari nikel, aluminium, timah dari Indonesia, termasuk batubara untuk pembangkit listrik. Dari itu, China bisa ekspor bukan hanya ke Indonesia tetapi kebanyak negara dan  itu, menghidupi banyak pabrik di China yang menampung jutaan Angkatan kerja. Sementara kita hanya kebagian buruh berupah murah dan kerusakan lingkungan. 


Surplus perdagangan China tahun 2024 oktober mencapai USD 785 miliar triliun. Ekspor china dalam 10 bulan pertama 2024 mencapai USD2,926 triliun. Adapun impornya mencapai USD2,141 triliun. Jadi, persentase ekspor China ke Indonesia hanya 2% dari total ekspor dan impor hanya 2% dari total impor. 


Apa artinya ? Dalam hal perdagangan, kita tidak  begitu penting bagi China. Andaikan kita ban China, Yang pasti rugi kita. China sih engga ada masalah. Nah atas dasar data ini makanya posisi tawar kita sangat lemah di hadapan China. Apalagi China kreditur terbesar ketiga di Indonesia. Masih percaya elite kita punya kompetensi?


Dan mau gimana lagi ? memang pejabat tidak paham membaca data dan kurang literasi. Mengapa ? Problemnya karena politik lewat demokrasi langsung mudah terkontaminasi toxin money politik, tidak memungkinkan tampil nya elite yang punya kompetensi kelas dunia dan visioner atas dasar nation interest.  Ditambah lagi mayoritas pemilih memang low grade IQ nya. 


Penutup.


Sejak  bayi dan sampai tumbuh menua hingga mati, kita tidak bisa menghindari pajak. Dari bangun tidur sampai tidur lagi. Kena pajak. Pergi keluar rumah dengan kendaraan. Itu BBM ada pajak PPN. Taksi ada pajak PPN. Makan di restoran kena pajak F&B. Belanja rokok di minimarket kena cukai dan PPN. Bahkan pergi ke cafĂ© atau restoran, kena pajak juga. Beli kain untuk membungkus mayat, kena pajak.


Bukan hanya pajak tetapi ada lagi yang harus dibayar. Apa itu ? bunga. Walau kita tidak berhutang. Tetapi proses produksi itu terjadi karena hutang bank. Produsen harus bayar bunga. Pedagang juga berhutang untuk stok. Bunga itu dibebankan kepada harga pokok dan harga  jual. Kita membelinya sekaligus bayar bunga produsen dan pedagang. Sementara karena negara juga mencetak uang lewat SBN, kitapun harus membayarnya dengan terdepresiasinya kurs.


Mengapa ?  Uang sebagai alat membayar barang dan jasa, adalah liabilities. Lewat pajak, dan bunga, kita mengongkosi system, agar ekosistem uang bekerja dengan beres. Tentu kita sebagai rakyat tidak perlu kecewa dengan mekanisme kehidupan  yang by design dirancang sebagai kreditur dan debitur dalam system ekonomi. Esensinya karena  rakyat lah uang itu menjadi mesin ekonomi menggerakan produksi dan konsumsi. Tentu tidak mudah memahami ini kecuali dengan kaca mata hati dan iman.


Makanya sangat mantiko kalau ada oknum pejabat berlaku seperti feodal atau raja atau dinasti sementara kompetensinya, baik dari segi akhlak maupun pengetahuan global dalam memakmurkan rakyat sangat rendah. Mengapa? Kekuasaan itu adalah cobaan terberat bagi manusia yang beriman. Ia adalah  amanah yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan. Karena ia berdiri diatas pengorbanan orang banyak dan harapan. Jadi tahu dirilah,  bekerja keraslah dan cerdaslah sebagai pejabat. Rendah hatilah.


Bagaimanapun ini masalalu. Kedepan, saya berharap YMP Prabowo memahami ini dan bersikap jelas agar bisa segera rasionalisasi pejabat. Sehingga kita bisa punya pejabat yang punya kompetensi tinggi dalam menyelesaikan masalah dan menghadapi ketidak pastian ekonomi global.

Thursday, November 14, 2024

Tahu diri..

 



Kalau anda sendirian, anda tidak perlu mikir apapun dalam bertindak. Karena yang nanggung resiko anda sendiri. Tapi Ketika anda menikah. Anda tidak bisa lagi bebas berbuat. Harus berpikir bijak. Ada istri yang akan ikut nanggung resiko. Ketika istri hamil. Anak lahir, bertambah lagi pihak yang harus anda pikirkan dalam bertidak. Keliatan kebebasan anda tidak lagi sepenuhnya bebas. Tetapi One is nothing. Two is something.


Begitu juga dalam kehidupan bisnis. Ketika anda usaha sendiri. Anda bebas. Mau buka toko jam berapapun. Engga ada yang peduli. Mau boros atau hemat, engga ngaruh kepada orang lain. Semua kembali kepada diri anda sendiri. Tapi Ketika anda mulai dirikan perusahaan resmi. Karyawan di hired, kebebasan anda dibatasi oleh UU PT. Engga bisa sembarangan, seperti usaha sendiri. Ada negara yang awasi. Maklum  negara berhak atas income anda dan karyawan berhak atas UMR.


Ketika anda pinjam uang ke bank. Bertambah lagi yang ikut terlibat. Anda tidak bisa seenaknya gunakan uang. Harus mulai patuh dengan prinsip akuntasi. Setiap gerak anda harus memikirkan bank, negara dan karyawan. Anda tidak bisa bebas sepenuhnya. Dan kalau anda masuk ke bursa. Bertambah lagi yang menjadi bagian dari anda. Yaitu public. Artinya setiap keputusan anda, banyak pihak yang harus anda jaga dan perhatikan. Setiap keputusan berdampak luas terhadap mereka.


Negara juga sama. Presiden hanyalah satu orang. Walau dia punya kekuasaan tertinggi. Namun dalam negara itu sudah terbentuk struktur yang kokoh, terkait dengan sosial, budaya, ekonomi, politik.  Struktur itu dalam bentuk Konstitusi, UU, Peraturan. Peraturan pun ada yang tertulis bersifat hukum positif, ada juga yang tidak tertulis berupa hukum moral. Presiden tidak bisa seenaknya membuat keputusan dengan alasan cepat atau hebat menurut persepsi dia. Kesalahan membuat keputusan bisa berdampak luas. 


Misal dengan alasan politik, membiarkan korupsi terjadi. Tidak tegas kepada penegakan hukum. Walau tidak berbuat namun keputusan bersikap seperti itu sudah mengorbankan rakyat banyak. Mungkin hukum dunia tidak bisa mengcover, tetapi hukum moral  tidak bisa dihindari. Setiap rakyat yang kelaparan atau kena PHK pasti mengutuki anda sebagai presiden. Anda bebas saja membuat keputusan berhutang karena alasan APBN. Tapi kalau karena utang itu income rakyat tergerus. Daya beli drop, karena inflasi dan depresiasi kurs. Itu akan jadi kutukan rakyat juga. Kutukan itu akan berdengung ke langit yang akan menyempitkan kubur anda kelak.


Nah baik kepala keluarga, pimpinan perusahaan, presiden. Sama saja. Tidak ada kebebasan seperti dia masih sendirian. Sebenararnya bukan berarti tidak bebas tidak bisa efektif berbuat.  Justru  semakin efektif kalau tahu bagaimana bertransformasi dari personal menjadi bagian dari peradaban. Apa maksudnya? Ya anda harus tahu diri. Tahu diri dalam hal menerima hukum tertulis maupun tidak tertulis. Patuhi itu. Bukankah aturan itu ada karena konsesus dari adanya Lembaga dan anda bagian dari Lembaga itu. Menghormati konsesus adalah menghormati diri anda sendiri.


Jadi kalau sebagai kepala keluarga. Hormati posisi istri atau suami pada tempatnya. Tahu diri! Kalau mau selingkuh atau berbuat nekat, pikirkan dampaknya kepada istri/ suami dan anak anak. Karena resikonya bukan anda doang. Tapi ada istri/suami dan anak yang ikut kena dampaknya. Sebagai pengusaha, jangan anggap asset perusahaan punya pribadi. Pikirkan hak karyawan, banker, negara dan investor. Tahu diri. Sebagai presiden jangan sok berkuasa seperti raja. Negara itu republic milik semua orang. Banyak pihak yang ikut mikir dan peduli. Banyak nasip orang dipertaruhkan. Tahu diri! Patuhi aturan dengan rendah hati. Gitu aja

Sunday, November 10, 2024

Saran kepada YMP: Swasembada pangan.

 




YMP Prabowo Subianto menargetkan swasembada pangan dalam lima tahun kepemimpinanya. Untuk merealisasikan targetnya ini, bahkan dirinya membentuk Kementerian Koordinator Khusus Bidang Pangan yang dinahkodai oleh Zulkifli Hasan.  Saya tidak ingin mengkritik tetapi mengingatkan serta menambahkan saran agar niat baik YMP itu terlaksana. Ada tiga catatan dari saya.


Pertama. Sebaiknya pemerintah revisi dulu UU Ketahanan Pangan No. 18/2012. Karena menurut UU itu ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan. Tidak ada pasal mengharuskan swasembada pangan. Yang ada,  jaminan tersedianya pangan yang cukup, aman, dan bergizi, dan terjangkau.  Karena UU itu ketahanan pangan kita hancur. 


Kalau tidak ada perubahan UU tersebut, maka janji Menko Pangan bahwa pemerintah mungkin tak akan mengimpor beras pada tahun 2025 nanti. Itu hanya omong kosong. Karena amanah UU mengharuskan impor kalau stok berkurang. Jadi impor tidak tabu dan mudah menimbulkan moral hazard rente impor. Perubahan ini penting agar program swasembada pangan punya payung hukum yang kuat dan bisa menjadi mandatory spending APBN untuk ekspansi lahan, sarana dan prasarana, riset pertanian.


Kedua. Belum ada UU Swasembada Pangan. Yang ada UU No. 41 tahun 2009, yang terkait dengan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2P). UU ini bertujuan untuk: Menekan laju konversi lahan sawah, Mempertahankan fungsi ekologi lahan, Menjamin keberlanjutan pasokan pangan, Melindungi lahan-lahan subur dengan produktivitas tinggi.  UU ini nyatanya dalam praktek di langgar begitu saja. Sehingga setiap tahun 70.000 hektar lahan pertanian berkurang luasnya. Bahkan lahan estate food di Kalimantan Tengah berubah fungsi jadi lahan kebun sawit. 


Seharusnya ada UU Khusus Swasembada pangan. Sehingga program Menteri pertanian akan membentuk petani milenial  untuk  program pencetakan sawah baru, 3 juta hektare sawah dalam 4 tahun dan optimalisasi lahan (oplah) 1 juta hektare di 2025 akan secure dari upaya konversi lahan. Program ekologi pertanian bisa dilaksanakan dengan focus meningkatkan kesejahteraan petani. Tentu reforma agraria lebih punya kepastian hukum.


Ketiga. Peran BULOG harus menyatu dengan UU Sistem Resi Gudang No.9 tahun 2011. Artinya kalau memang akan lakukan trasformasi BULOG, ya jangan lagi BUMN dengan penugasan sebagai operator operasi pasar untuk stabilitas harga dan pasokan. Tetapi lebih kepada tataniaga pangan ( regulator/otoritas tataniaga). 


Nah jadikan BULOG sebagai business supply chain pangan. Lengkapi dengan infrastruktur modern seperti warehousing ecommerce market place berbasis IT. Sehingga memotong rente. Lengkapi juga dengan supply chain financial yang terhubung dengan fund provider dan clearing house commodity. Sehingga pasar produksi petani terjamin. Penentuan jenis produksi pangan bisa diarahkan sesuai demand pasar. Pasokan pupuk, bibit, pestisida  terjamin langsung tanpa perantara. Dana riset dan pembinaan lebih terprogram.


***

Mengapa tiga catatan itu saya sampaikan ? karena di era modern sekarang, kita harus mengubah paradigma pertanian dari tradsional ke business as usual. Jangan lagi dipolitisir. Pertanian sudah seharusnya dikelola dengan mindset industry. Apa maksudnya? Business yang sustain apabila kepentingan produsen mencetak laba terjaga tanpa merugikan konsumen. Dan disanalah peran negara harus hadir dalam bentuk insentif produksi, bukan konsumsi. 


Karena pada akhirnya harga akan turun sebagai efek kompetisi. Tentu selagi iklim usaha pertanian ramah ( tanpa rente), akan membuka peluang bagi semua untuk berproduksi, dengan harga terjangkau. Kalau tiga hal tersebut menjadi perhatian, tidak perlu orang dibujuk jadi petani. Orang akan datang dengan antusias nya sendiri. Karena tahu bertani bisa menjadi kaya. Demikian.


Thursday, November 07, 2024

Judol racun yang sengaja ditebar.?

 



Saya dapat cerita dari supir Ojol. Derita dan sesal akibat judol. Tadinya usaha konfeksinya lancar. Namun karena covid, usahanya terpuruk. Dari sisa uang tabungan, dia gunakan iseng main Judi slot secara online. Awalnya main kecil. Tetapi setelah menang diapun terpacu dan terpancing main agak besar. Akhirnya tidak lagi terkontrol. Apa hasilnya?. Tabungan habis. Rumah tangga bubar. Anaknya yang laki laki ikut dia dan yang perempuan ikut istrinya.  Dia harus mulai dari nol lagi. 


“ Yang saya sedihkan pak. “ katanya dengan nada getir. “ selama kecanduan judol itu tiap hari saya ribut dengan istri. Mudah sekali marah. Kalau istri minta uang. Mudah sekali tersinggung, kalau istri peringatkan. Engga ada lagi rasa sayang dan cinta, yang mengharuskan saya bersabar. Itu karena saya selalu focus ingin menang. Namun yang didapat malah kalah terus. Saya menyesal namun harga akibat kebodohan itu sangat mahal. Moga orang lain tidak ikut senasip dengan saya.” Lanjutnya.


Bagi orang kaya berjudi itu hanyalah hiburan. Karena kecanduan bertaruh, sama seperti menghirup kokain. Tetapi tetap saja itu tidak sehat secara mental. Nah bagi orang miskin. Kecanduan judi disamping merusak mental juga merusak ketahanan financialnya. Cepat sekali jatuh kelas. Kalau dia kelas menengah, cepat sekali jatuh ke kelas miskin. Kelas miskin mudah terjangki penyakit social, seperti melacur, merampok atau menipu.


Makanya semua agama melarang berjudi. Jadi tidak perlu ada survey tandingan bahwa berjudi menyehatkan mental atau berjudi mendatangkan pajak dari sumber underground. Engga perlu. Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit social akibat judi jauh lebih besar dari pada putaran uang yang ditimbulkannya. Kalau niat bernegara membangun peradaban, makan berjudi itu sangat merusak peradaban.  


Kalau melihat data trend judi online dari tahun ketahun, jelas sekali peningkatannya sangat cepat. Bahkan data 2024 berdasarkan survei Drone Emprit, negara kita menduduki peringkat pertama sebagai negara yang memiliki banyak pemain judi online di dunia. Padahal melanggar  UU ITE No. 1 Tahun 2024  Pasal 27 ayat (2) jo. Pasal 45 ayat (3). Ancaman hukuman pidana penjara maksimal 10 tahun. Mengapa sampai massive dan trend nya terus meningkat ? Nah saya akan membahas masalah judol ini secara menyeluruh namun ringkas.


Regulasi

Kalaupun pemerintah bisa block situs judol, dan memang sudah jutaan di-block namun itu tidak efektif. Karena tidak sulit untuk membuka situs baru dengan mengubah DNS. Lantas apa penyebabnya ? karena kita tidak punya data center khusus clearing ID Privat. Apalagi PP No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP PSTE). PSE lingkup privat boleh  menyimpan data pada server di luar negeri. 


Inilah sumber masalahnya.  Dengan data privat ada di luar negeri. Maka melalui rekening virtual atau digital cash, berjudi online mudah dilaksanakan bagi siapa saja dan dimana saja.  Tindakan blockir itu sama saja useless. Buang waktu. Kecuali PP No. 71/2019 diubah. Masalahnya apakah kita siap dengan data center sendiri? Tentu sangat siap kalau ada kemauan.


Besarnya aliran dana.

Aliran dana Judol ini sangat besar, dan karena dia bisnis underground tentu bebas pajak.  Menurut Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengatakan hingga November tahun ini, nilai transaksi judol sudah tembus Rp 283 triliun.  Aliran dana menggunakan nama pribadi, jumlahnya massive. Layering dana ini sampai ke rekening bandar tentu sangat canggih dan tanpa keterlibatan oknum aparat  tidak mungkin terjadi.


Bayangkanlah. Putaran uang sebanyak itu dipastikan 100% Profit. Karena dipastikan tidak ada yang menang kecuali bandar. Tentu uang sebanyak itu bisa berubah jadi dirty money. Yang memungkinkan aparat, pejabat dan politisi hidup dari uang pelaku criminal, yaitu bandar judi. Proses distribusi uang itu melalui praktek pencucian uang yang merupakan induk dari kejahatan ekonomi. Tentu semakin sulit diberatas judol. Kecuali system pemerintahan yang bersih. 


Perintah YMP Prabowo kepada Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam), Kejaksaan Agung (Kejagung), hingga Polri untuk tidak ada yang membekingi judi online. Artinya genderang perang terhadap Judionline sudah ditabuh. Mungkinkah perang bisa dimenangkan? Dengan terbongkarnya keterlibatan pegawai Menkodigi dan bila terus berlanjut kepada mastermind nya, itu tanda kemenangan akan diraih. Kalau engga, Indonesia emas dipastikan berubah jadi Indonesia cemah. Engga ada hope. Semoga para aparat dan politisi terketuk hati nuraninya untuk melaksanakan perintah YMP. Semoga.


Sunday, November 03, 2024

Cuan dibalik impor gula..

 







Fasilitas bisnis impor gula itu memang sudah dipastikann rente. Apapun alasannya termasuk stabilitas harga, itu omong kosong. Ini bisnis mudah dapatkan uang mudah. Mengapa ? Kita ambil contoh tahun 2024 aja. Harga gula ditingkat retail oleh Bapanas Rp. 17.500/kg. Harga impor raw sugar Rp.7300/kg ( USD 471/Ton, harga April 2024). Ditambah dengan ongkos transport, asuransi, dan pengolahan, distribusi, senilai Rp. 4000 per kg, maka harga pokok siap dijual Rp 11,300. Untung per kg Rp.6200.  


Disparitas harga impor dan local lumayan besar. Hitung aja berapa cuan dapat dari volume impor.  Tahun 2017 mencapai 4.484.099 ton, 5.028.853 ton (2018). Dari tahun 2019 hingga 2023 ndonesia masih mengimpor gula dalam jumlah 26.189.406,3 ton.  Ya karena cuan besar, tentu kompetisi juga sangat ketat antara sesama importir. Ya adu kuat akses politik tidak bisa dihindari.


Dalam kasus Tomas Lembong. Yang mengajukan Izin impor gula itu perusahaan swasta yang kerjasama dengan unit business dari Polisi  dan TNI( Inkoppol, SKKP TNI-Polri, Inkop Kartika/TNI-AD.). Mereka kerjasama dengan swasta yang punya pabrik refinery mengolah gula kristal mentah (GKM) menjadi gula kristal putih ( GKP). Nah pihak swasta pun tidak menjual langsung GKP itu ke masyarakat. Tetapi melalui BUMN (PT. PPI).


Jadi skema bisnis real nya sederhana aja. PT PPI kerjasama dengan importir swasta untuk mengolah GKM jadi GKP. Setelah itu PT. PPI akan membayar GKP seharga yang disepakati. Maklum yang diberi hak pemerintah menjual GKP impor hanyalah PT. PPI.  Ini hanya business as usual. Deal sebenarnya antara konsumen GKP dengan pihak Swasta. PPI itu hanya jual terbitkan invoice doang. Engga kerja dan engga keluar modal tapi dapat fee, begitu juga dengan unit bisnis TNI/POLRI.


Sekilas yang bermain itu unit bisnis Polri/TNI dan BUMN. Logika awam saja. Kalau mungkin sampai Menteri harus melanggar administrasi dalam pemberian izin impor tentu tekanan politik tidak hanya dari PT. PPI dan Koperasi TNI/POLRI, tetapi ada yang lebih kuat dibelakang itu. Dan tidak mungkin TomLem tidak minta dukungan politik dari menko dan Presiden untuk menghadapi tekanan ini. Dan kalau sampai dia keluarkan juga izin, itulah batas kekuatan dia. Mungkin anda mengerutkan kening dan meragukan logika awam saya. Baik saya lanjut. 


Data BPK secara rinci pada periode Tom Lembong menjabat ( 2015 sampai 2016 ), persetujuan impor gula yang diterbitkan untuk perusahaan swasta adalah 682.700 ton. Setelah dia tidak jadi Menteri sampai tahun 2017, impor  mencapai 1.694.325 ton GKM. Apa artinya ? walau didudga itu memang melanggar administrasi, namun Menteri sesudah  Tomlem tidak juga mampu malawan dengan mengembalikan sesuai aturan. Tetap lanjut aja. Padahal aturan belum diubah. Presiden belum berganti. Hebatnya Menteri setelah TomLem tidak ( belum ) dijadikan tersangka. 


Ada empat hal yang saya garis bawahi dan semoga pihak jaksa bisa mengklarifitkasi nya agar nitizen tidak terus berdengung menyalahkan Prabowo. 


Pertama. Kasus Impor gula ini dikeluarkan sprindik pada oktober tahun 2023. Jadi clear ya. Ini engga ada urusannya dengan Prabowo. Ini era Mulyono  ketika masih presiden. 


Kedua. Pada tanggal 12 Mei 2015, rapat koordinasi antar kementerian menyimpulkan bahwa Indonesia mengalami surplus gula, sehingga tidak membutuhkan impor gula. Kalau akhirnya izin impor keluar, tidak bisa dijadikan dasar hukum adanya pelanggaran. Karena berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No 527/MPP/kep/9/2004 tentang Ketentuan Impor Gula Kristal Mentah tidak perlu ada koordinasi atau rekomendasi dari kementerian terkait


Ketiga. Mari lihat data.  Tahun 2015 produksi gula nasional 2.623.923 ton. Di sisi lain, kebutuhannya mencapai 2.817.743 ton. Minus. Pada tahun 2016 produksi gula refinasi 2.510,49 ton. Konsumsi 2.647,89 ton. Minus lagi.  Jadi kesimpulan rapat koordinasi antar kementrian itu tidak berdasar. Karena memang tidak ada surplus gula.


Keempat. Pelaksana impor tidak diberikan kepada BUMN (PT. PPI)  tetapi kepada swasta (PT.AP). Karena yang di-import bukan gula kristal putih  (GKP) tetapi Gula Kristal Mentah (GKM). Sementara PT.PPI tidak punya refinery GKM. Tapi Tomas Lembong menugaskan PT. PPI sebagai mitra dengan pihak swasta yang punya refinery GKM jadi GKP. Kalau ada deal antara PPI dan swasta atau koperasi, itu business  as usual.  Kan engga melibatkan uang negara. 


Jadi kalau kebijakan ini salah dan tetap salah menurut jaksa. Tentu alasannya tidak berdasarkan empat hal itu. Apa ? ya bisa saja alasannya makro dan politis. Katakanlah, bahwa impor gula itu membuat kebijakan swasembada gula tidak bisa tercapai. Merugikan petani. Nah itu tepat. Tapi pastikan juga bukan hanya Tomas Lembong. Semua Menteri perdagangan yang keluarkan izin impor juga ditangkap. Bila perlu semua pihak terkait langsung maupun tidak langsung tangkap juga. Pasti rakyat akan bertepuk tangan. Citra presiden Prabowo akan meningkat.

Monday, October 21, 2024

Derita rakyat desa...

 


YMP Prabowo mengatakan dalam pidato kenegaraannya. “Janganlah kita bangga diterima sebagai anggota G-20 (kelompok negara berpendapatan tinggi), jangan bangga disebut ekonomi terbesar ke-16. Namun apakah kita sungguh paham dan melihat gambaran utuh dari keadaan kita? Apakah kita sadar kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar?” 


Pemerintah Jokowi sering bicara dengan angka dan data tentang kesuksesan pembangunan desa dan pertanian. Angka jalan desa, bendungan, irigasi terbangun jadi indicator kesuksesan itu. Namun data dari Lembaga independent yang kredibel membuktikan lain. Kita ambil data The Global Food Security Index (GFSI). Yang mengukur ketahanan pangan dari empat indikator besar, yakni keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaan pasokan (availability), kualitas nutrisi dan keamanan makanan (quality and safety), serta ketahanan sumber daya alam (natural resources and resilience).


Skor indeks GFSI sebesar 60,2 poin pada tahun 2022.  Skor itu di bawah rata-rata global sebesar 62,2. Rata-rata Asia Pasifik pun lebih tinggi sebesar 63,4. Selama 10 tahun kekuasaan Jokowi,  pada akhirnya kita tidak pantas disebut dengan negara agraris. Hancur pertanian. Makanya jangan kaget bila data FAO, berdasarkan Indeks Kelaparan Global ( Global Hunger Index /GHI), Indonesia memperoleh skor 16,9. Di ASEAN kita menempati ranking tiga tertinggi tingkat kelaparan. Padahal kita satu satunya negara ASEAN yang anggota G20.


Data BPS 2023, jumlah masyarakat Indonesia yang bekerja di bidang pertanian, kehutanan dan perikanan sebanyak 40,69 juta orang. Jumlah pekerja terbanyak dibandingkan sector industry dan perdagangan. Tapi tidak ada keberpihakan negara. Faktanya terendah juga perannya terhadap PDB, terendah juga pertumbuhannya. Data BPS tahun 2022 menunjukkan sumbangan sektor pertanian kehutanan dan perikanan  terhadap PDB sebesar 12,4%, di bawah industri pengolahan sebesar 18,34 persen, serta perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,85 persen. Apes kan rakyat desa. 


Gagalnya pembangunan sektor pertanian era presiden sebelumnya memang sukses menyengsarakan rakyat pedesaan dan nelayan gurem. Jadi ketidak adilan social itu fakta.  Semoga YMP Prabowo bisa konsisten dengan sikapnya dan tetap memberikan peluang sebesar besarnya kepada para kritisi untuk membantunya menghadapi para opportunis yang ada di lingkaran kekuasaannya. Janga ditiru presiden sebelumnya. Yakinlah Tuhan bersama pemimpin yang membela orang lemah terutama kaum miskin.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...