Demokrasi itu seperti wadah. Apapun
bisa masuk kedalam wadah itu dan siapapun boleh menggunakan wadah itu. Tidak ada exclusivity fungsi. Semua pihak setara (equality) untuk bertarung dalam system demokrasi. Bila kaum sosialis yang menggunakan demokrasi maka jadilah dia demokrasi untuk
sosialis. Bila kaum komunis yang menggunakan maka jadilah demokrasi untuk
komunisme walau hanya satu partai seperti di China. Bila kaum kapitalis yang
menggunakan maka jadilah dia demokrasi untuk kapitalisme seperti di Barat dan
Amerika. Bila demokrasi untuk islam maka jadilah dia seperti Republik Islam Iran.
Kemana arah demokrasi tergantung siapa yang nyetir. Siapa yang dipercaya oleh orang banyak maka
dialah pemenang dan berhak menggunakan demokrasi untuk apa saja yang dia
suka,termasuk menjadi negara Islam atau negara komunis atau kapitalis. Namun
demokrasi bukan sesuatu yang baik bagi mereka yang menolak prinsip keseimbangan
dalam kekuasaan ( balance power) atau
dalam istilah demokrasi disebut trias politika. Dimana hak pemerintahan, hak
membuat UU dan hak mengawasi terpisah. Mengapa sampai ada trias politika? Untuk
memastikan yang berkuasa itu adalah UU dan Peraturan bukan lembaga. Siapapun
yang melanggar maka akan berhadapan dengan pedang hukum. UU dan Peraturan
tergantung dari mereka yang ada didalam legislatif. Bila mayoritas partai islam
maka UU dan Peraturan tentu sesuai dengan Syariah Islam. Bila mayoritas sekular ya, hukum sekular. Makanya aneh juga kalau umat islam tidak bisa bersatu untuk menguasai wadah ( demokrasi) itu.
Seorang teman mengirim pesan
melalui Inbox kepada saya.Dia sulit menerima bila ada golongan dalam Islam
dengan berani mengkampanyekan bahwa demokrasi itu system kufur, dan bahkan
orang yang mempercayai system demokrasi dianggap syrik. Siapapun dia,selagi mengucapkan
dua kalimat syahadat akan sangat tersinggung dan terluka hatinya bila disebut
syrik perbuatannya dan kufur tindakannya. Tidak usah ditanggapi karena rasul bersabda "Barangsiapa yang berkata pada saudaranya ‘hai kafir’ kata-kata itu akan kembali pada salah satu diantara keduanya. Jika tidak (artinya yang dituduh tidak demikian) maka kata itu kembali pada yang mengucapkan (yang menuduh)”.Walau memang tidak ada terminologi
demokrasi dalam islam namun pada dasarnya sesuai dengan syariat Islam melalui perangkat syura (permusyawaratan) dan bai’at ( kontrak
politik) yang mengikat rakyat untuk
berkomitmen tunduk dan taat pada pemimpin yang dipilihnya. Kesesuaian antara
Islam dengan demokrasi juga terlihat ketika Islam mengutuk dan mengecam para
diktator; sementara di sisi lain mengedepankan pemimpin yang kuat, amanah,
kredibel, kapabel serta mampu mengayomi rakyatnya. Islam memerintahkan umatnya
untuk mematuhi keputusan mayoritas. Islam juga mengandung ajaran bahwa tangan
Allah bersama jama’ah (rakyat banyak). Rasulullah saw bersabda kepada Abu Bakar
dan Umar, “Kalau kalian berdua sepakat dalam suatu hal, aku tidak akan
menentang pendapat kalian berdua.” Ini menunjukkan bahwa aspirasi dari
jumlah orang yang lebih banyak harus didahulukan dari aspirasi segelintir
orang, termasuk pendapat Rasulullah sendiri (dalam masalah ijtihadi duniawi).
Tapi bagaimanapun demokrasi itu tidak
ada dalam AL Quran. Ini system sekular dan kufur. Demikian kata sebagian orang. Saya hanya tersenyum. Apakah
sesuatu yang tidak diatur dalam AL Quran
lantas bukan berasal dari Allah? Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta
untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum
habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu (pula)”. (QS al- Kahfi [18]:109). Ilmu Allah itu teramat luas, yang terbagi dua jalur
, yaitu Jalur khusus (khasshah), dan
jalur umum (‘ammah). Jalur khusus
adalah ilmu yang diwahyukan dan diajarkan langsung oleh Allah melalui para
Rasul dan Nabi, dan ini tertuang dalam bentuk Kitab Suci, seperti Muhammad SAW,
Al Quran dan hadith. Wahyu-wahyu itu
merupakan ayat-ayat qauliyah. Jalur umum adalah ilmu yang tidak bersumber dari
kitab Suci. Ilmu ini di berikan oleh Allah secara langsung kepada siapa saja ( termasuk non muslim).Pengetahuan ini disebut dengan
ayat-ayat kauniyah. Kemanapun wajah dihadapkan Ayat ayat Allah terbentang untuk dipahami bagi mereka yang berpikir. Setiap orang memiliki kecerdasan yang
berbeda-beda tergantung dari effort yang dilakukan untuk menggali ilmu Allah
yang satu ini. Katakanlah seperti perkembangan ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu sosial, Ilmu ekonomi, Kebudayaan, Ilmu Tata negara, yang masing masing dari waktu kewaktu terus berkembang menjadi lebih baik dari teori sebelumnya. Ilmu Allah yang didapatkan dengan jalur umum ini merupakan
kebenaran empiris yang perlu di kaji dahulu sebelumnya untuk mendapatkan
kebenaran yang tidak bertentangan dengan Al Quran. Bila tidak bertentang dengan AL Quran dan hadith maka itu sebagai penguat iman. Tapi kalau bertentangan maka cukuplah itu sebagai pengetahuan.
Khasanah islam bersumber dari ilmu khasshah dan ‘ammah. Dengan demikian seharusnya umat islam harus berpikir luas. Islam itu satu dan ilmu Allah termaha luas untuk kita bijak menerima perkembangan zaman. Makanya ketika naik pesawat udara
, saya tidak mengagumi manusia yang menciptakan pesawat itu tapi mengagumi
Allah. Menggunakan computer yang canggih ini, saya mengucapkan Subhanallah,
bukan memuji Bill Gate yang menciptakan windows system. Ketika mendapat uang
,saya tidak memuji uang atau boss tapi
memuji Allah yang memberi rezeki.Ketika mendapatkan istri yang sholeha , saya
tidak memuji istri setinggi bintang dilangit tapi memuji Allah yang menjaga
istri saya tetap istiqamah. Ketika menerima demokrasi dan masuk dalam bilik
suara, saya tidak memuji Plato sebagai pencetus system demokrasi yang dikenal
dengan trias politica tapi memuji Allah. Kita diberi kebebasan untuk memilih
kepemimpinan dalam system demokrasi. Baik buruk, tergantung pilihan kita ,
itulah demokrasi,karena ia hanyalah wadah bukan tujuan. Karenanya saya memilih
orang dan partai karena Allah. Kalau demokrasi menghasilkan pemimpin yang
amanah maka saya tidak akan memuji pemimpin itu tapi Allah.Kalau demokrasi menghasilkan pemimpin yang brengsek, saya tidak
akan menghujatnya kecuali berserah diri kepada Allah dan bersabar tanpa mengurangi ibadah dan amaliah...