Kemarin sudah di putuskan oleh bapak bahwa proyek reklamasi yang berkaitan dengan proyek giant sea wall akan diteruskan namun diperlukan perencanaan lebih solutif oleh Bappenas dan Pemda serta instansi terkait. Saya tahu bahwa mega proyek ini membutuhkan dana sedikitnya Rp 300 triliun. Sumber pendanaan dari APBN hampir tidak mungkin karena kebijakan bapak tentang Indonesia Centris terhadap dana fiskal yang ada. Sementara membangun secara bertahap rasanya tidak mungkin. Karena setiap tahun terus terjadi penurunan daratan Jakarta. Terlambat membangun sama saja tidak ada artinya. Karena semua akan disapu oleh bencana banjir. Atas hal tersebut , saya mengusulkan agar Proyek tersebut di dikelola oleh BUMN yang didirikan khsusus untuk mendapatkan solusi pembiayaan mega proyek tersebut. Lantas dari mana dananya ? BUMN bisa menerbitkan revenue Bond atau SUKUK melalui Limited offer kepada investor. Siapa yang akan menyerap SUKUK tersebut ?
Data World wealth report tahun 2015 tentang orang indonesia yang punya uang tunai diatas USD 1 juta adalah 42,000 orang dan menguasai uang sebesar USD 157 miliar atau Rp. 2000 triliun. Jadi pelepasan SUKUK sebesar Rp 300 triliun tidak ada arti dibandingkan potensi dana yang ada. Disampingi itu investor institusi seperti dana pensiun dan asuransi akan dipastikan menyerap SUKUK ini. Mengapa ? Mega proyek ini punya captive market dan tentu captive revenue. Darimana ?
1. Toll fee atas jalan toll yang di bangun diatas tanggul raksasa sepanjang 50 KM. Diperirakan sedikitnya 200.000 kendaraan melintasi jalan toll ini. BIla tarif toll Rp.20 ribu maka perhari pemasukan Rp. 4 miliar atau Rp. 120 miliar perbulan atau Rp.1,44 triliun per tahun.
2. Penerimaan dari operator Light train yang melintas diatas tanggul sepanjang 50 km dari barat ke timur sebagai outer ring road Jakarta Tangerang Bekasi. Bila sehari 500.000 penumpang dengan tiket Rp. 10.000 maka itu nilainya Rp.5 miliar perhari atau Rp. 150 miliar per bulan dan setahun Rp.1,8 triliun.
3. Penjualan konsesi bisnis atas 17 pulau yang direklamasi oleh Developer. Luas lahan reklamasi dari 17 pulau itu adalah 5.100 hektar. Bila harga konsesi bisnis per m2 seharga Rp. 10 juta maka total peneriman dari konsesi bisnis akan mencapai Rp.510 triliun. Dari penjualan konsesi bisnis lahan reklamasi ini saja biaya pembangunan proyek sudah kembali..
4. Waduk seluas 10.000 hektar yang akan menampung air 1 milliar kibik dari 13 anak sungai akan dapat sebagai penerimaan Penjualan air baku sebagai water Supply untuk penduduk Jakarta, Bekasi dan Tangerang.
Dengan sumber pendapatan empat hal tersebut diatas maka akan menimbulkan daya tarik bagi investor untuk membeli SUKUK. Disamping itu SUKUK akan aman karana di jamin oleh asset yang telah dibangun. Dan tentu nilai asset dari tahun ketahun akan terus meningkat. Lantas bagaimana peran serta publik ? Apabila proyek telah selesai dibangun maka BUMN sebagai pengelola dapat melepas saham ke publik ( IPO) sehingga proyek di miliki oleh publik. Hasil pelepasan saham ini digunakan untuk membayar sukuk. Selanjutnya proyek di miliki oleh publik secara tidak langsung. Pemda akan mendapatkan retribusi dan PBB untuk program kemanusiaan mengangkat mereka yang berada di kawasan kumuh agar dimanusiakn dengan memberikan subsidi kesehatan dan perumahan.
Ini hanya usulan dari rakyat yang peduli kepada negeri dan masa depan anak cucu. Bapak, selalu ada solusi selagi ada kemauan dan niat baik. Ingat Pak, dana akan mengalir sepanjang ada proyek yang punya basis income pasti dan aman. Doa kami selalu untuk bapak...
3 comments:
Saya sih kurang ngerti sama proyek reklamasi itu,, tapi saya yakin kalau itu untuk kebaikan yang kayaknya musti diterima dengan legowo
Saya setuju mas. Semoga beliau berkenan untuk melanjutkan proyek ini
Saya setuju mas. Semoga beliau berkenan untuk melanjutkan proyek ini
Post a Comment