Sunday, August 30, 2015

Nilai persahabatan

Dia tertidur pulas setelah mendapatkan suntikan obat penenang. Dokter mengatakan bahwa dia akan baik baik saja. Saya menungguinya tanpa terpejam mata sejak jam 2 pagi dia masuk Ruang Gawat Darurat rumah sakit. Jam 6 pagi matanya bergerak dan yang pertama kali ditetapnya adalah saya. Dia tersenyum. Dipegangnya lengan saya " kamu nampak lelah. Pulanglah. Istirahat. Aku akan baik baik saja. " katanya. Saya menegaskan akan pulang setelah tahu apa penyakitnya dari dokter. Dia mengangguk tanpa melepas pagangannya dilengan saya. Pandangan matanya nampak kosong.Saya perhatikan dia nampak begitu rapuhnya. Dia sahabat saya yang telah 8 tahun sebagai mitra saya dalam bisnis. Kali pertama saya mengenalnya dia adalah single parent yang berjuang untuk menghidupi anaknya berusia 7 tahun sebagai Sales paket wisata. Enam bulan setelah perkenalan denganyan dia menawarkan bisnis penangkapan ikan dan cold storage untuk melayani ekspor ke Jepang. Bisnis itu berujung gagal karena mitranya yang culas dan kami harus menanggung rugi. Namun entah mengapa setelah itu dia murung berkepanjangan. Semakin saya memaafkan semakin dia tidak bisa memaafkan dirinya. Sampai akhirnya dia nyaris meninggal karena bunuh diri.

"Kamu sahabat saya.Seharusnya saya jaga harta perusahaan dengan baik tapi saya gagal menjaganya Untuk apalagi saya hidup bila saya mengecewakan kamu?" Demikian alasannya.

Berusaha saya memotivasinya untuk bangkit dan melupakan yang sudah lewat. Mungkin sudan jalan Tuhan menguji dia agar mendapatkan peluang yang lebih baik dan tentu menguji kesabaran saya. Saya katakan dirumah sakit bahwa ada mitra bisnis di Thailand bersedia menjalin kerjasama dengan saya dengan memanfaatkan buyer yang saya punya di Jepang. Dia nampak tersenyum ketika keluar rumah sakit. Dia berjanji akan bekerja keras memanfaatkan peluang ini. Saya katakan mungkin kita tidak ahli menangkap ikan tapi ahli menjual. Disinilah kita bisa dapat uang untuk mengembalikan kerugian yang lalu. Dia mengangguk. Sejak itu dia tampil semangat dan benarlah usahanya berkembang pesat. Kerugian yang lalu terbayar. Kamipun berhasil membangun processing fish. Dari akumulasi keuntungan ini dia mengajukan rencana bisnis Travel yang memang digemarinya. Saya mendukung. Bisnis Travel berkembang sampai membuka cabang di Ho cin min and Bangkok. 

Dia semakin sibuk sehingga lupa dia punya putri yang sedang tumbuh remaja yang harus diperhatikannya. Disinilah dilema. Saya minta dia mulai memikirkan mengurangi kesibukannya. Dia menolak dan kami selalu bertengkar soal ini. Akhirnya jalan kompromi diambil bahwa putrinya masuk asrama di singapore.Ternyata sejak putrinya tinggal di asrama dia semakin murung. Sampai akhirnya dia sakit karena depresi.

" Saya akan ikuti saran kamu. Saya akan kurangi kesibukan bisnis. Yuli akan pulang kerumah ya. Saya ibunya, sayalah yang harus menjaga dan merawatnya sampai kelak ada pria yang akan menjemputnya. Ya kan " katanya. Saya hanya mengangguk dengan tersenyum.

" Kamu tahu "'sambungnya " dulu saya punya suami yang sangat saya cintai dan diapun mencintai saya. Tapi dia pergi kewanita lain ketika saya sangat membutuhkannya. Tapi setelah itu saya bertemu kamu. Pria yang saya cintai tapi tidak pernah mencintai saya karena cintanya hanya untuk istrinya namun dia selalu ada untuk saya bahkan disaat tersulit.  Senyumnya meyakinkan saya bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan saya. Sentuhan tangannya memastikan dia akan selau menopang saya ketika jatuh. Dia tidak banyak berkata manis namun selalu berkorban untuk saya , menjaga..selalu. " Katanya dengan airmata berlinang.

Saya tesenyum sambil menggenggam jemarinya. " kamu sahabat saya dan akan selalu begitu untuk berbagi dan saling mengerti dan memaklumi. Ya kan Jess "

"Why did you do all this for me?' I don't deserve it. I've never done anything for you.' Katanya dengan terisak..

" You have been my friend,' kataku " that in itself is a tremendous thing.

No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...