Anda tahu awalnya kami marah dan
kecewa dengan pemerintah karena membiarkan orang kulit merah datang ke china
dengan modal dan tekhnologi. Apalah kami dibandingkan mereka yang telah lebih
dulu maju. Kata teman seorang peneliti di China. Tahun 1990 , General Motor
masuk ke China dan disambut dengan karpet merah oleh jajaran elite China.
Sebelumnya tahun 1986, VW sudah lebih dulu masuk ke China. Kedua perusahaan ini
membangun industry otomative dalam kapasitas raksasa. Milliaran dollar dana ditanamkan untuk memastikan mereka menguasai
pasar china yang sedang tumbuh. Apapun yang mereka keluhkan akan ditanggapi
dengan cepat oleh para elite china. Mereka mendapatkan fasiltas bebas bea
masuk, Fasilitas tax holiday. Dan kemudahan mendapatkan buruh berupah murah.
Pemerintah juga menjamin tersedianya para insinyur yang mau dibayar murah untuk
bekerja dibidang riset . Pemerintah juga menjamin resiko investasi
akibat perubahan politik dan kebijakan. Karenanya GM dan VW melaju penuh percaya diri. Mereka juga meminta kepada Pemerintah China agar
memberikan subsidi kepada industry part otomotive. Tujuannya agar peningkatan
produksi dapat didukung oleh
supply chain yang kuat.
Pemerintah china memerintahkan BUMN nya untuk membina UKM menjadi supply chain industry otomotive itu. Semangat untuk membangun industri pendukung itu tak hanya sekadar dalam bentuk komitmen modal, tetapi juga dukungan politik yang kuat. Strategi yang diterapkan tidak hanya sebatas soal kemudahan dan insentif yang bisa diperoleh oleh para pengusaha yang umumnya UKM tetapi juga konsep resiprokal. Pemerintah merancang sebuah regulasi kebijakan industri otomotif yang bertujuan kepada kemandirian. Dengan cara itu diharapkan dapat menampung angkatan kerja, memperbesar perolehan devisa, dan memiliki industri dengan dukungan supply chain yang kuat, dan melepaskan ketergantungan yang tinggi terhadap impor bisa terwujud. Belakangan program ini berhasil dengan sempurna. Hasilnya, China kini menjadi salah satu pemasok komponen terbesar di dunia dengan variasi kualitas yang banyak. China bisa menjadi salah satu pemain dunia di otomotif dalam segala bidang karena para pemerintah mampu melihat peluang tersebut dan mendorong pengusahanya untuk ambil bagian.
Pemerintah china memerintahkan BUMN nya untuk membina UKM menjadi supply chain industry otomotive itu. Semangat untuk membangun industri pendukung itu tak hanya sekadar dalam bentuk komitmen modal, tetapi juga dukungan politik yang kuat. Strategi yang diterapkan tidak hanya sebatas soal kemudahan dan insentif yang bisa diperoleh oleh para pengusaha yang umumnya UKM tetapi juga konsep resiprokal. Pemerintah merancang sebuah regulasi kebijakan industri otomotif yang bertujuan kepada kemandirian. Dengan cara itu diharapkan dapat menampung angkatan kerja, memperbesar perolehan devisa, dan memiliki industri dengan dukungan supply chain yang kuat, dan melepaskan ketergantungan yang tinggi terhadap impor bisa terwujud. Belakangan program ini berhasil dengan sempurna. Hasilnya, China kini menjadi salah satu pemasok komponen terbesar di dunia dengan variasi kualitas yang banyak. China bisa menjadi salah satu pemain dunia di otomotif dalam segala bidang karena para pemerintah mampu melihat peluang tersebut dan mendorong pengusahanya untuk ambil bagian.
Awal tahun 2000 General Motors Corp dan Volkswagen telah tumbuh menjadi dua raksasa otomotif yang memiliki kinerja terbaik di China. Mereka tidak pernah menyadari
bahwa mereka sedang digiring kedalam lubang pembantaian oleh ribuan UKM yang
didukung oleh BUMN China. Mereka tetap saja agresif, bahkan VW yang paling
agresif. Raksasa otomotif Jerman ini melakukan investasi secara all out. Menurut
data otomotif dunia, pada awal tahun 2003 VW Santana menguasai mayoritas pasar
dalam negeri China. Manajemen VW tak sedikit pun merasa takut produknya bakal
dijiplak, bagi mereka cuma satu kata, pasar China tak ubahnya tambang emas yang
tak pernah habis ditimba. VW pada era itu mampu menjual 511.000 unit, sedangkan
GM di posisi kedua dengan volume penjualan sebanyak 110.000 unit. Dari itu semua, para investor asing berpesta
menikmati keuntungan tak terbilang dari melimpahnya pasar dalam negeri dan
keunggulan bersaing dipasar international karena harga produk yang murah
dihasilkan dari pabrik china yang berupah murah. Rakya china tidak marah bila
upah mereka jauh lebih murah ketimbang upah pekerja di Amerika dan Taiwan.
Mereka bekerja dengan antusias dan percaya bahwa pemerintah berniat baik.
Sejak tahun 2003 satu demi satu professional GM dan VW mengundurkan diri. Pemerintah
memberikan mereka dukungan akses perbankan untuk mendapatkan modal mendirikan
pabrik otomotive. VW maupun GM sebelumnya tidak pernah berpikir bahwa para pekerjanya dapat menjadi pesaingnya. Mereka lupa bahwa para insinyur , ekonom yang bekerja sebagai professional itu semua adalah kader Partai yang punya misi untuk kemandirian China. Berkat dukungan supply chain yang telah eksis berkelas dunia dan dukungan lembaga riset yang disubsidi negara. Pabrik otomotive yang didirikan para professional ex GM dan VW dengan merek china itu mampu menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Pihak VW dan GM menuduh china membajak design dan tekhnologi namun pihak china tidak ambil pusing. Mereka tetap bekerja keras. Yang baik dari VW dam GM mereka tiru yang buruk dibuang. Setidaknya mereka sangat tahu kelemahan masing masing merek tersebut dan tentu tahu bagaimana mengalahkannya.
Tindakan ini jelas merupakan hal
yang menyakitkan karena VW dan GM merupakan dua pelaku yang selama ini loyal
terhadap mitra kerjanya di China, termasuk kepada pemerintah. Puluhan tahun
mereka berada di China. Kehadiran mereka tidak hanya sekadar sebagai agen
tunggal pemegang merek (ATPM) seperti di Indonesia, tetapi total menjadi
industri. Dana miliaran dollar sudah
mereka tanamkan di China, teknologi terbaru terus dibangun, tetapi yang didapat
adalah air tuba. Terbukti data otomotif dunia menunjukkan, pangsa pasar VW,
yang pada tahun 2001 masih mencapai 40 persen, kini tinggal 20 persen. Bahkan,
GM yang membangun usaha patungan di Shanghai pangsanya terus terpangkas hingga
35 persen dan laba keseluruhannya merosot 80 persen, tinggal menjadi 33 juta
dollar AS. Hancurnya pasar diduga oleh
para analis adalah kesalahan strategi pasar dari VW dan GM sendiri, yang begitu
yakin menetapkan harga setinggi tingginya untuk meraih laba tinggi. Sementara
china punya prinsip laba rendah dengan volume tinggi untuk menjamin pertumbuhan
berkelanjutan.
Kini 70 % kendaraan yang ada dijalanan China adalah merek China dan sisanya merek jepang , Amerika, Eropa namun sebagian besar sahamnya telah berpindah ke pengusaha china. Teman itu berkata kepada saya bahwa mereka ingin terus
bersahabat dan menjaga keharmonian kemitraan dengan siapapun. Tidak ada niat
mereka untuk air susu dibalas tuba. Tidak ada. Namun mereka tidak ingin
membiarkan modal dan tekhnologi menjajah china. Kemenangan china bukanlah
karena kepintaran dibidang sains tapi lebih kepada semangat gotong royong dari semua elemen. Pemerintah dan rakyat bahu membahu untuk keunggulan China. Ini adalah perang total untuk bebas dari
penindasan dan lahirnya keadilan dibidang ekonomi dan sosial. Kini rakyat dapat merasakan bahwa para
pemimpin yang didukung oleh puluhan ribu insinyur terbaik china mampu
menjadikan china bermartabat sebagai tuan dinegerinya sendiri. Bagaimana denganIndonesia.?
No comments:
Post a Comment