Dosa? Sepenggal kata, sebuah label yang melekat hanya pada manusia. Karena bila tak ada satupun dosa pada manusia maka pasti dia bukan manusia , dia adalah malaikat. Namun sebaliknya, bila tak ada kebaikan sedikitpun pada diri manusia, hanya dosa saja yang ada, maka dia adalah shaitan. Manusia berada pada posisi yang tak bisa lari dari dosa. Bahkan orang yang meng claim paling bersih justru sedang menggenggam dosa besar, yaitu sifat sombong dihadapan Allah. Karena menolak fitrahnya sebagai manusia. Menyadari fitrah kita sebagai manusia yang tak bisa lepas dari dosa merupakan dasar untuk senantiasa tawadhu dan menyadari bahwa kita terlalu lemah , lemah dan sangat lemah. Itulah kesimpulan yang saya peroleh dari diskusi dengan teman ketika bertemu dikantor Imigrasi mengurus Penggantian passport baru. Teman ini menyikapi atas begitu banyak dosa para aparat terungkap didepan publik akibat seorang Gayus.
Teman ini mengulang hadith Nabi , dari Ayyub Al Anshari r.a. dari Rasulullah s.a.w. sabdanya: Seandainya kamu sekalian tidak mempunyai dosa sedikit jua pun yang patut diampuni Allah, nescaya Allah akan mendatangkan suatu kaum yang penuh dosa untuk diberikan-Nya ampunan bagi mereka." ( HR Muslim ). Subhanallah. Dosa berjamaah dan private terbentang luas dihadapan kita namun Allah siap untuk memberikan ampunan selagi manusia mau bertobat.
Iman manusia ibarat graphis bursa saham. Kadang naik , kadang turun dan akan selalu begitu. Bisa saja sekarang kita sangat dekat keimanan kita kepada Allah, sangat jauh dari perbuatan maksiat tapi bukan tidak mungkin besok dosa begitu mudah kita lakukan , begitu mudah di created. Al Gazali dalam buku Ihya Ulumuddin berkata , kebaikan dan keburukan itu menjadi kewajiban kita untuk mengelolanya dan itu teraktualkan dalam kepribadian kita. Al Quran dan Hadith adalah manual operation untuk itu. Allah menyediakan system yang melekat pada diri kita, yaitu proses pembakaran terhadap dosa dosa kita. Di dunia pembakaran dosa itu melalui Taubat. Bila didunia taubat tidak dilakukan maka diakhirat pembakaran tetap akan dilakukan oleh Allah melalui Api Neraka. Dua cara pembakaran ini di provide oleh Allah tak lain agar kita kembali dalam bersih dihadapan Allah.
Itulah sebabnya Allah sangat gembira menerima taubat dari manusia. Itu artinya manusia sadar akan fitrahnya dan sadar bahwa Allah maha pengampun. . Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala sangat gembira menerima taubat seseorang kamu, melebihi kegembiraan seseorang yang menemukan kembali barangnya yang hilang." ( HR Muslim ).. Begitu tingginya penghargaan Allah kepada orang yang bertaubat. Bagaikan pencinta yang menemukan kembali orang yang dicintainya.” dosa dan ampunan adalah dua hal yang tentang keperkasaan Alalh tak tertandingi dengan dilatar belakangi oleh sipat tak tertandingi pula yaitu maha pengampun. Kasih sayang Allah lebih besar dibandingkan amarahnya. Pintu taubat selalu terbuka selagi bumi masih berputara di porosnya. Pintu taubat terbuka walau manusia sedang berada digerbang sakratul maut.
Dengan sifat Maha pengampun ini , Allah menegaskan kepada kita, jangan bersedih , jangan takut , jangan ragu untuk terus melangkah dibumi yang dirahmati Allah. Manusia adalah tempat Allah membanggakan ciptaannya.Tempat Allah menebarkan cinta dan kasih sayangnya. Ketika Laut marah dan berkata kepada Allah, izinkanlah aku untuk menengggelamkan manusia yang telah inkar kepadamu. Kemudian Langit berkata, izinkanlah aku untuk runtuh agar menimpa anak cucu Adam karena mereka inkar.”Sedang bumi pun berkata, “Ya Tuhanku, ijinkan aku menelan anak cucu Adam. Sungguh, mereka telah menelan rezekiMu, tapi mereka menghamba kepada selainMu!” Allah pun menjawab, “Tinggalkan mereka semua! Karena jika kalian telah menciptakan mereka, tentu kalian akan menyayangi mereka!”
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa ‘ala aalihi wasallam beliau bersabda:“Seorang hamba melakukan dosa dan berkata: Wahai Rabb.. sesungguhnya aku telah berbuat suatu dosa maka ampunilah aku”, maka iapun diampuni. Kemudian ia berdiam diri (menjalani hidupnya) sampai apa yang dikehendaki Allah, dan berbuat dosa lainnya, maka iapun berkata; Wahai Rabb.. sesungguhnya aku berbuat suatu dosa maka ampunilah aku”, maka iapun diampuni, kemudian ia berdiam diri (menjalani hidupnya) sampai pada apa yang dikehendaki Allah dan ia kembali berbuat dosa yang lainnya, maka iapun berkata “Wahai Rabb.. aku telah berbuat dosa maka ampunilah aku”, maka Allah ‘Azza Wa Jalla berkata:“Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dan membalas dosa, sungguh aku telah mengampuni hamba-Ku". (HR. Bukhari & Muslim).
So, tunggu apalagi? Segeralah bertobat. Tutuplah semua pintu , putus semua jalan, dan duduklah bersama zat yang maha pemberi , maka Dia akan langsung mengurusimu. Barang siapa memperbaik batinnya, Allah tentu akan memperbaiki lahirnya. Barang siapa memperbaiki akhiratnya , Allah tentu akan memperbaiki urusan dunianya. Barang siapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan manusia. Barang siapa menempuh jalan kebenaran tentu sampai ketujuan yang sebenarnya. Ya , Kita punya dua pilihan membakar dosa , yaitu lewat taubat atau lewat neraka dan itu siksa yang sangat pedih.( QS. At-Taubah (9) :74 , QS Asqaf (46) : 31 )