Dari berbagai literatur buku dalam dan luar negeri, ada banyak sekali pengertian tentang Management. Namun pengertian itu selalu bicara tentang menagement sebagai suatu alat atau cara , management sebagai suatu kekuataan, magement sebagai suatu fungsi , managemetn sebagai suatu sistem, management sebagai suatu proses.. Begitu hebatnya pembahasan tentang management yang diajarkan dibanyak kampus tapi tetap saja perusahaan besar yang dibangun dengan segala resource limbung dan jatuh. Tetap saja negara besar seperti AS limbung dan terseok. Tetap saja raksasa ekonomi seperti Jepang, harus lempar anduk dari pasar uang global. Lantas , dimana makna management yang selama ini diajarkan ? Dimana alat itu ? kekuatan itu ? fungsi itu ? proses itu ? sistem itu ? Dimana ?
Pertanyaan ini pernah saya ajukan kepada salah satu professor di Beijing. Jawabannya sederhana bahwa Management itu berhubungan dengan manausia. Titik. Kalaupun ada barang dan modal yang terlibat dalam management maka itu tak lebih adalah pelengkap dan bukan penentu sebagai alat atau kekuataan atau fungsi atau lainnya. Kesalahan yang paling fatal adalah menempatkan manusia sejajar degnan sumber daya yang ada.. Mungkin teman saya ini melihat perpekstif management dari sisi sosialis. Tapi dari sisi kapitalism memang Manusia itu adalah alat atau cara untuk melaksanakan fungsi dan kekuatan modal.. Dua perspektif yang berbeda. Tapi esensinya sama, yaitu tiran. Dua duanya mengorbankan manusia, untuk kepentingan pertumbuhan harta.
Bila terjadi kiris moneter dari sistem kapitalis yang over liquid ( inflasi ) kemudian berimbas kepada krisis pasar yang over production (Deplasi ), gabungan ini disebut menjadi krisis struktural dalam tatanan ekonomi dunia. Kita melihat ketika suku bunga turun , mata uang melemah, seharusnya ekpansi kredit bank meningkat untuk mendorong sektor riel.. Tapi kenyataannya kredit bank tidak juga meningkat atau suku bunga tidak significant mempengaruhi peningkat LDR bank. Dari sini sistem kapitalis tersungkur dengan basic teorinya dikarenakan peningkatan sektor riel melemah akibat over production secara global. Artinya terjadinya kontraksi secara struktural antara dua sistem yang berbeda. Ini semua terjadi karena implikasi dari terlanjur salah memaknai tentang management.
Persepsi tentang Management memang harus direformasi atau harus ada transformasi dari management ala sosialis dan kapitalis menjadi management memanusiakan manusia untuk peningkatan kualitas hidup manusia. Untuk apa memacu produksi bila menguras sumber daya berlebih diluar kebutuhan pasar. Disatu sisi untuk apa meningkatkan pertumbuhan uang beredar dipasar uang dan modal bila produksi melemah karena imbals hasil antar sektor timpang. Belum lagi focus management kepada peningkatan harta yang melahirkan ilusi harga, ilusi business dan akhirnya ilusi manajemen yang dibungkus kantor mentereng, facilitas yang mewah dan standard gaji yang tinggi. Sangat renta , tak stabil.!
Islam punya platform yang jelas tentang konsep management untuk berbagai kepentingan manusia mengelola urusannya didunia. Esensinya adalah The right thing in the right way. Hal yang benar dengan cara yang benar. Hal yang benar ( the right thing ) itu bersumber kepada kekuatan spiritual , hati nurani bersikap tentang cinta dan kasih sayang. Tidak berlebihan mengejar laba namun memuaskan public sebagai konsumen. Gaji yang tidak berlebihan namun cukup. Jujur, transfarance, rendah hati , setia serta berbagai sifat mulia lainnya yang hanya dipahami oleh ketakwaan kepada Allah. . Sementara cara yang benar ( The right way ) adalah ilmu pengetahuan yang tepat dan cukup untuk menyelesaikan urusan yang benar. Artinya serahkan segala sesuatu kepada ahlinya. ( hadith Nabi).
Jadi Islam merapkan Management berfokus kepada Manusia yang berakhlak dan berilmu sebagai titik kekuatan untuk melaksanakan fungsi barang, modal bergerak bagi kesejahteraan umat manusia dimuka bumi. Mungkinkah sosialis dan kapitalis menyadari kesalahan mereka. ?
Pertanyaan ini pernah saya ajukan kepada salah satu professor di Beijing. Jawabannya sederhana bahwa Management itu berhubungan dengan manausia. Titik. Kalaupun ada barang dan modal yang terlibat dalam management maka itu tak lebih adalah pelengkap dan bukan penentu sebagai alat atau kekuataan atau fungsi atau lainnya. Kesalahan yang paling fatal adalah menempatkan manusia sejajar degnan sumber daya yang ada.. Mungkin teman saya ini melihat perpekstif management dari sisi sosialis. Tapi dari sisi kapitalism memang Manusia itu adalah alat atau cara untuk melaksanakan fungsi dan kekuatan modal.. Dua perspektif yang berbeda. Tapi esensinya sama, yaitu tiran. Dua duanya mengorbankan manusia, untuk kepentingan pertumbuhan harta.
Bila terjadi kiris moneter dari sistem kapitalis yang over liquid ( inflasi ) kemudian berimbas kepada krisis pasar yang over production (Deplasi ), gabungan ini disebut menjadi krisis struktural dalam tatanan ekonomi dunia. Kita melihat ketika suku bunga turun , mata uang melemah, seharusnya ekpansi kredit bank meningkat untuk mendorong sektor riel.. Tapi kenyataannya kredit bank tidak juga meningkat atau suku bunga tidak significant mempengaruhi peningkat LDR bank. Dari sini sistem kapitalis tersungkur dengan basic teorinya dikarenakan peningkatan sektor riel melemah akibat over production secara global. Artinya terjadinya kontraksi secara struktural antara dua sistem yang berbeda. Ini semua terjadi karena implikasi dari terlanjur salah memaknai tentang management.
Persepsi tentang Management memang harus direformasi atau harus ada transformasi dari management ala sosialis dan kapitalis menjadi management memanusiakan manusia untuk peningkatan kualitas hidup manusia. Untuk apa memacu produksi bila menguras sumber daya berlebih diluar kebutuhan pasar. Disatu sisi untuk apa meningkatkan pertumbuhan uang beredar dipasar uang dan modal bila produksi melemah karena imbals hasil antar sektor timpang. Belum lagi focus management kepada peningkatan harta yang melahirkan ilusi harga, ilusi business dan akhirnya ilusi manajemen yang dibungkus kantor mentereng, facilitas yang mewah dan standard gaji yang tinggi. Sangat renta , tak stabil.!
Islam punya platform yang jelas tentang konsep management untuk berbagai kepentingan manusia mengelola urusannya didunia. Esensinya adalah The right thing in the right way. Hal yang benar dengan cara yang benar. Hal yang benar ( the right thing ) itu bersumber kepada kekuatan spiritual , hati nurani bersikap tentang cinta dan kasih sayang. Tidak berlebihan mengejar laba namun memuaskan public sebagai konsumen. Gaji yang tidak berlebihan namun cukup. Jujur, transfarance, rendah hati , setia serta berbagai sifat mulia lainnya yang hanya dipahami oleh ketakwaan kepada Allah. . Sementara cara yang benar ( The right way ) adalah ilmu pengetahuan yang tepat dan cukup untuk menyelesaikan urusan yang benar. Artinya serahkan segala sesuatu kepada ahlinya. ( hadith Nabi).
Jadi Islam merapkan Management berfokus kepada Manusia yang berakhlak dan berilmu sebagai titik kekuatan untuk melaksanakan fungsi barang, modal bergerak bagi kesejahteraan umat manusia dimuka bumi. Mungkinkah sosialis dan kapitalis menyadari kesalahan mereka. ?