Saturday, August 24, 2024

Wise man.

 



Dalam perjalanan pulang dengan Taksi. 


“ Tadi demo ya pak. Macet ? tanya saya kepada supir taksi. 


“ Ya macet, biasa saja.  “ kata supir taksi. Keliatan dia tersenyum. Saya balas senyum. 

 

“ Pak..” seru supir taksi. “ Anak saya kena PHK di pabrik. Yang menderita bukan hanya anak saya. Tentu banyak orang menderita akibat korban PHK. Setiap hari ada aja berita PHK. Cari kerjaan sekarang sulit dan uangpun semakin sulit. Kita engga salahkan presiden. Ya udah nasip kita kurang beruntung. Tetapi melihat fakta DPR berusaha menolak keputusan MK demi meloloskan putra Jokowi jadi Cawagub Jateng. Kita merasa Jokowi sudah melewati batas. Engga tahu diri. Ternyata selama ini dia tidak kerja memikirkan rakyat tetapi lebih memikirkan keluarganya sendiri. “ Kata supir taksi itu.


Saya terkejut. Ternyata demo aksi protes mahasiswa dan pelajar itu seperti mewakili hati rakyat banyak. Ya mewakili 9 juta Gen Z yang nganggur. Usaha informal yang bangkrut. Keluarga yang menderita akibat sengketa angraria. Masyarakat yang semakin kehilangan daya berkonsumsi karena inflasi harga pangan. Ya, hanya karena ingin memanjakan putranya,  Jokowi kehilangan kepekaan sosial. Secara politk sangat merugikannya.  Citra yang dia bangun bertahun tahun sebagai presiden bersehaja, runtuh dalam semalam. Lost Respect.


Tadi sebelumnya saya betemu dengan teman lama di café. Apa salahnya kalau anak presiden mencalonkan diri sebagai Gubernur atau walikota atau ikut Pilpres. Toh kan ini demokrasi. Yang milih kan rakyat dan proses nya kan kontestasi. Kata teman. Pertanyaan lain di era Soeharto namun nadanya hampir sama. Pak Harto dengan enteng bertanya, apa salahnya putra putri saya berbisnis. Toh mereka warga negara, yang juga punya hak untuk menghidupi dirinya. Kalau anda menangkap kata kata itu dengan pengertian awam, tentu sependapat. Tidak ada yang salah.


Memang tidak salah. Tidak pula melanggar hukum selagi prosesnya dilegitimasi. Dan justru negara bisa dianggap melanggar HAM kalau menghalanginya. Demikian argument mereka yang numpang hidup dari kekuasaan Jokowi. Tetapi dalam hidup ini kan engga semua mengacu kepada hukum tertulis. Jangan lupa, ada juga aturan tidak tertulis dan kadang tidak logika. Disebut dengan norma. Apa itu? etika dan moral. Nah ini masalah personal. MIsal  tidak ada salahnya makan anak ayam yang baru menetas dari telur. Kan telur aja dimakan. Daging ayam dimakan. Tetapi manusia beradab tidak ada yang mau makan. anak ayam yang baru menetas.


Tradisi politik China mengenal istilah darah biru. Hampir semua elite politik china sekarang berasal dari keluarga elite partai. Xi Jinping sendiri ayahnya, Xi Zhongxun adalah salah satu pendiri partai Komunis. Namun sejak Xi Jinping berkuasa. Dia tidak ingin meneruskan tradisi itu. Dia punya paradigma baru terhadap masa depan politik China. Ya dia pemimpin pembaharu. Dia menjauhkan Xi Mingze, putri tunggalnya dari arena politik. Padahal Xi jinping bisa lakukan dengan mudah untuk karir politik putrinya. Sebagaimana dulu ayahnya lakukan untuk dia. Apalagi China tidak mengenal pemilu langsung dan lagi putrinya lulusan Harvard.


Vladimir Putin di Rusia, juga hampir sama.  Hanya bedanya Rusia menganut system demokrasi langsung. Putin tidak memberi akses berkarir dalam politik kepada Maria dan Katerina, kedua putrinya. Padahal dengan power nya sebagai presiden dan pendiri partai, tidak sulit bagi Putin jadikan kedua putrinya dan menantunya sebagai walikota atau gubernur atau Menteri atau anggota DPR. Apalagi kedua putrinya bukan kaleng kaleng. Keduanya dosen dan peneliti.


Entah bagaimana Putin mendidik kedua putrinya sehingga tahu diri. Entah bagaimana Xi Jinping mendidik putrinya sehingga tahu diri. Mereka anak anak yang hebat yang ayahnya memang hebat. Tetapi begitulah karakter manusia yang punya martabat sebagai pengemban amanah. Mereka  sadar tanpa rakyat, mereka bukan siapa siapa. Mereka jadi wise man.  Dan dicintai rakyat bukan karena kinerjanya saja tetapi karena mereka tahu diri. Menjaga Norma: etika dan moral. Setidaknya mereka bisa menjaga suasana hati rakyatnya dengan tidak nepotisme. Karena mereka sadar masih banyak janji yang belum mereka delivery.


Apa sih wise man itu. Tanya teman.  Misal, kamu punya uang berlebih. Tentu bisa beli apa saja.  Bahkan bisa punya istri empat. Pasti banyak wanita yang bersedia tanpa dipaksa. Tidak ada yang salah. Kamu dianggap mampu. Kamu dengan uang kamu kok. Begitu persepsi awam. Tapi bagi Wise man, persepsi awam itu tidak berlaku. Mereka lebih patuh kepada norma: etika dan moral. Setidaknya menjaga suasana hati istri pertamanya.


Wise man, tidak akan menggunakan uang dan kekuasaan itu untuk memuaskan keinginannya. Memang tidak mudah, tetapi dia mampu menahan diri dengan cara keras kepada dirinya sendiri. Orang awam mungkin anggap dia tidak rasional. Atau pura pura kaya atau memang naif. Wise man tidak perlu dengar orang banyak atas sikapnya. Mereka punya martabat dan kuat secara personal tanpa harus euphoria dan mengharapkan tepukan.

Friday, August 23, 2024

Akhirnya selesai juga.





Tahun 2013 saya bertemu Valentina Guebuza di Hong Kong. Saya undang dia makan malam. Dia berkeluh kesah dengan kencangnya arus oposisi menekan ayahnya sebagai presiden Mozambik yang berkuasa sejak tahun 2005. “ Mereka tidak berterimakasih kepada ayah saya yang selama berkuasa sukses meningkatkan pertumbuhan PDB setiap tahun 8%. Belum lagi Bansos kepada rakyat miskin“ Katanya. Saya menyimak saja keluhannya.


Bagi saya, dia tidak seharusnya mengeluh. Karena sejak ayahnya berkuasa, bisnisnya berkembang pesat. Holding company nya bernama Gestão e Desenvolvimento, Lda, menguasai bisnis property, pertambangan, Telekomunikasi, Perbankan, TV Cable, Perikanan, Terminal UTC di Pelabuhan Beira dan lain lain. Dia juga bermitra dengan China dalam bisnis Railways of Mozambique (CFM), Cornelder de Moçambique, Nectar Mozambique, Sonipal, Seaboard Moz, Rainbow International, CFI Holdings, dan Merec Industries, StarTimes Media.


“ Apakah kamu ada saran terbaik untuk saya.” Tanyanya. Saya senyum aja. Apa pantas saya nasehati putri presiden yang ayahnya masih berkuasa. Saya tidak bisa memuji, apalagi dia bertanya itu dengan alasan“ Setidaknya sebagai teman.” Katanya.


“ Mengapa tidak jadikan oposisi sebagai sparing partners untuk bisa mendapatkan kritik terbaik atau setidaknya mendapatkan penilaian yang jujur terhadap kinerja presiden. Sehingga pemerintah bisa sustain jaga kinerjanya. “ Kata saya berusaha bijak.


“ Masalahnya oposisi itu sudah sampai tahap mengganggu stabilitas politik. Sementara rakyat jelata memuji kami. “ Katanya.


“ Rakyat miskin itu bukan hanya tidak berharta, tepi miskin juga literasi. Mereka tidak punya kemewahan untuk agitasi dengan pemerintah. Kecuali berusaha terimakasih dengan memuji. Sementara Oposan itu keniscayaan dalam system demokrasi. Karena tidak ada pemerintahan yang sempurna. Pikirkan itu" Kata saya. Dia termenung. 


Dalam sistem demokrasi, apalagi negara yang terjebak dengan hutang, kekuasaan selalu rentan.  Presiden jatuh dan terhina bukan karena dia lemah, tetapi lelah melawan arus oposisi. Sibuk setiap hari pencitraan untuk menutupi boroknya dan menangkal dampak buruk dari kritik opisisi. Kan capek. Udah pasti engga lagi focus perbaiki kinerja dan menjaga pertumbuhan ekonomi berkualitas.


Tahun 2015 ayahnya lengser. Apa yang terjadi? Respect dari suaminya tidak ada lagi. Setahun setelah ayahnya lengser, saya dapat kabar dia meninggal karena KDRT. Tahun 2022 kakaknya di penjara karena skandal korupsi era ayahnya berkuasa. Menteri keuangan semasa ayahnya berkuasa juga dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh pengadilan AS karena melakukan pinjaman rahasia. Juga 11 orang pejabat penting era ayahnya termasuk dua pejabat intelligent masuk penjara.


Memang saat berkuasa ayahnya sangat yakin dengan permainan catur kekuasaanya.. Tapi justru semakin banyak ayahnya bermain semakin dalam lobang digali, yang kelak itu jadi kuburan teman temanya termasuk anak anaknya sendiri. Ayahnya, Armando Guebuza hidup kesepian . Meratapi nasip anak anaknya.


Tuesday, August 20, 2024

Merindukan Gus Dur.

 



Kalau boleh dikatakan kecelakaan Politik adalah Ketika 1952, NU memilih menjadi Partai Politik. Walau itu bertentangan dengan Khittah NU. Namun NU jalan terus dan kemudian bergabung dalam koalisi NASAKOM ( Nasionalis, Agama dan Komunis). Alasannya sederhana. NU ingin mengontrol PKI lewat koalisi. Mengendalikan lawan tidak dengan menjadi musuh tetapi jadi teman. Alasan fiqih, ya berpijak pada prinsip fiqih yang fleksibel dan elastis.  Jadi tidak hitam putih. Abu abu dikitlah. Namanya berjuang lewat perbuatan. Harus cerdas. Daripada ikut Partai Masyumi yang akhirnya dibubarkan Soekarno, kan lebih baik menerima jalan pikiran Soekarno sambil berusaha memperbaiki.


Tahun 1965, terjadi G30S PKI.  Soekarno lengser. Tahun 1971, muncul seruan kembali ke Khittah  NU 1926. Kala itu Ketua Umum PBNU KH Muhammad Dahlan menilai langkah tersebut sebagai sebuah kemunduran secara historis. Karena artinya NU harus menjauh dari Politik dan focus kepada ormas kemanusiaan saja. Sebagian besar tokoh NU masih percaya perlu menginfluence Politik. Karenanya walau Partai NU dilikuidasi. Namun faktanya secara tidak langsung NU membidani lahirnya PPP. 


Baru tahun 1983 pada Munas di Situbundo, kembali ke khittah disetujui. Itu berkat pikiran-pikiran brilian sekaligus pribadi-pribadi bersih penuh kharisma dari kedua tokoh besar, KH Achmad Siddiq dan Gus Dur. Namun harus dicatat. Bahwa kembali ke khittah itu bukan pula berarti NU tidak peduli dengan politik kebangsaan. Kepemimpinan ulama harus mampu menginfluence politik tetap pada jalur Pancasila.  Sejak itu rumusan hubungan islam dan Pancasila menjadi acuan bagi seluruh ulama NU. 


Sejak itu pula secara kelembagaan NU tidak lagi berpolitik. PPP bukan partai NU tetapi vehicle bagi aktivis NU dan kader NU secara personal. Samahalnya era reformasi, Gus Dur dan kawan kawan mendirikan PKB. Itu juga bukan organic PBNU.   Gus Dur tidak membawa embel embel Islam. Tetapi kebangsaan. Dan Gus Dur terpilih sebagai Presiden pada tahun 1999, bukan karena PBNU, tetapi karena dia dikenal sebagai tokoh utama Prodem yang konsisten melawan rezim Orba secara terpelajar.


Dengan adanya fakta kini , adanya Pansus Haji, politisasi PBNU saat Pilpres 2024, dan terakhir adalah intervensi PBNU terhadap PKB. Saya merindukan pribadi Gus Dur ada di NU. Mengapa Gus Dur berani keluarkan Dekrit membubarkan DPR? karena dia tidak mau melanggar UUD 45 yang rohnya adalah Pancasila. Dia tidak peduli kalau karena itu dia harus dilengserkan. Begitulah model ulama NU sesungguhnya. Tidak kemaruk harta dan kekuasaan. Pejuang Pancasila. Ulama bersehaja yang menjadi inspirasi umat yang mendambakan negeri Makmur di bawah lindungan Allah… Alfatihah untuk tokoh inspirasiku.

Wednesday, August 14, 2024

Kekuasaan, memabukan





Mungkin sepanjang sejarah  Pemilu yang paling bersih dan jujur adalah Pemilu pada tahun 1955. Saat itu belum ada money politik. Setiap partai punya narasi idiologi yang jelas dan akar rumput yang memang mengakar. Maklum sebelum Indonesia di proklamirkan sebagai bangsa merdeka, sudah ada tiga besar kekuatan politik yang mengakar. Yaitu Agama, Komunis dan nasionalis. Tiga kekuatan itu berjasa  secara politik memperjuangkan kita lepas dari system colonialisme. Hanya saja, yang nasionalis ada yang condong ke agama, nasionalis religious seperti Hatta. Ada juga yang condong ke Komunis, nasionalisme sosial seperti Syahrir dan Tan Malaka.


UUD 45 yang sudah ada tidak dianggap sebagai konstitusi. Karena dibuat dalam waktu singkat dan tergesa gesa oleh mereka yang mengaku wakil rakyat Indonesia. Sebagai bangsa merdeka yang memilih bentuk republic, maka sudah seharusnya kita punya UUD yang dibuat oleh mereka yang dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu 1955 adalah pemilu pertama kali sejak kita proklamirkan kemerdekaan. Agenda utama tentu membuat UUD. 


Namun apa yang terjadi setelah Pemilu?  Ketika tiga golongan itu duduk satu meja dalam suasana damai, ternyata mereka tidak bisa dipersatukan. Masing masing dengan ego idiologinya sendiri sendiri. Keadaan ini diperhatikan oleh Soekarno. Kalau dibiarkan terus dewan konstituante tanpa ada kata sepakat melahirkan UUD, maka lama lama NKRI akan bubar. Apa yang diperjuangkan sekian lama dan berdarah darah, untuk lahirnya negara kesatuan akan sia sia. Makanya dengan dukungan ABRI, Soekarno pada tanggal  5 juli 1959 mengeluarkan dekrit Kembali kepada UUD 45 dan otomatis dewan konstituate dibubarkan. Demokrasi dibuang ke tong sampah. Sebenarnya dari awal Soekarno tidak setuju Dektrit itu. Tapi karena dorongan ABRI dekrit itu harus dilaksanakan.


Namun jangan pula dianggap bahwa Soekarno pro demokrasi dalam arti demokrasi liberal. Dalam notule rapat  dengan PPKI (panitia persiapan kemerdekaan Indonesia ), Soekarno tegas meminta agar hak-hak manusia dan warga negara tidak dicantumkan dalam undang-undang dasar Indonesia. Artinya jangan karena alasan HAM, nilai nilia kepemimpinan jadi lemah. Indonesia negara besar dan tidak bisa dipimpin dengan lemah. Pemimpin harus kuat. Dan karenanya demokrasi harus terpimpin. Dan setelah Soekarno jatuh, UUD 45 itu diteruskan oleh Soeharto. Presiden menjadi Lembaga tak tertandingi. Yang berhak menafsirkan Idiologi Pancasila adalah presiden. Semua orang harus ditatar P4 untuk memahami tafsir itu. Dan Soeharto berkuasa 32 tahun dalam stabilitas politik, keamanan dan ekonomi. Namun juga 32 tahun dalam KKN.


Ketika Soeharto jatuh. Ada kehendak kuat untuk mengembalikan demokrasi secara utuh lewat amandemen UUD 45. Lembaga demokrasi seperti KPK, MK, DPD, MPR, DPR, dan lain lain dibentuk. Sharing power terstruktur sedemikian rupa namun share holder tetaplah Partai. Belakangan di era Jokowi, ada UU ITE  hate speech. Yang sebenarnya mengurangi hak warga negara menyampaikan pendapat. Kemudian muncul lagi wacana RUU Pers dan penyiaran. RUU TNI. Yang semuanya mengarah kepada esensi dari UUD 45. Presiden memang bukan diktator tapi konduktor orchestra oligarki yang mengolok olok civil society.


Perjalanan sejarah bangsa kita diwarnai oleh proses yang tidak sabar menjalankan visi saat kemerdekaan di proklamirkan. Sampai hari ini kita masih bicara politik dan menjadikan politik sebagai panglima. Sementara Visi keadilan sosial  terlupakan oleh kekuasaan yang memang memabukan. Dengan retorika yang diulang-ulang, lewat pecintaran yang tidak pernah kehabisan drama, tentang Pemimpin yang hebat dan selalu benar, ternyata akhirnya gagal! 


Tidak ada system negara atau idiologi yang bisa jadi jembatan emas. Semua kembali kepada pribadi masing masing elite penguasa. Bahwa kekuasaan itu ibarat jembatan tipis setipiis rambut dibelah 7. Apabila jatuh tergelincir. Di bawahnya menanti jilatan api panas yang siap menelan. Sikap hati hati sangat diperlukan. Setidaknya hati hati menerima pujian. Jangan sampai membuat sombong. Hati hati menerima fasilitas, jangan sampai kemaruk harta. Ya perkuat keseimbangan antara spiritual dan intelektual atau cerdas hidup. Bukan bangunan megah dan proyek hebat ukuran sukses memimpn tetapi kepemimpinan yang menginspirasi rakyat untuk mandiri dan punya martabat sebagai bangsa merdeka.


Sunday, August 11, 2024

Berkah teknologi internet

 


Awalnya China khawatir dengan hadirnya Internet. Mereka paham manfaatk IT terhadap pertumbuhan sains dan ekonomi. Namun karena informasi tersebar luas. Pengaruh buruk bisa saja dengan mudah meng infiltrasi China. Sementara mereka sudah berdarah darah membangun ideologi. Apa pengaruh buruk itu? hilangnya identitas China. Pemerintah membayangkan masa depan. Internet membuat generasi muda terjebak jadi follower fantasi, Itu akan meracuni spirit innovasi dan kreativitas serta kemandirian.  


“Kami ingin terus membangun kebebasan berpikir dan berkreasi tanpa menghilangkan spirit egaliter.” kata teman di China. Maka apa yang harus dilakukan.? Di penghujung tahun 1999, China memutuskan untuk masuk ke dalam sistem IT. Saat itu teknologi internet sedang berkembang sangat pesat. Semua hal jadi serba terbuka. Anywhere, anytime,  orang bebas mengakses informasi. Bagi kita yang ada di luar China memang agak sulit memahami bagaimana bentuk internet bisa diadopsi oleh negara Komunis. Tapi China sudah sangat menguasai arsitektur IT secara utuh. Mereka sudah riset lebih 10 tahun atau sejak tahun 1987. 


Ada tiga hal yang menjadi dasar dan fokus pemerintah mempersiapkan era IT. Pertama, membangun data center sebagai clearing house ID setiap orang China. Ini awalnya berupa digital signature. Kemudian berkembang menjadi fingerprint. Dan kini sudah ke tahap face identification. Kedua. China membangun data center khusus e government yang terintegrasi dengan platform independent. Ketiga. Membangun infrastruktur telekomunikasi guna mendukung IT. China punya sendiri kabel FO yang terhubung dengan konsorsium gateway internet global. Tiga hal itu tahun 2008 sudah rampung 100%. 


Kemudian pemerintah mengawal perkembangan konten multimedia yang berproses menuju global society, Konten diawasi ketat. Yang merusak budaya China ya dilarang. China melarang keras konten judi dalam bentuk apapun. Tidak dibenarkan konten mengajak publik donasi dengan alasan agama atau kemanusiaan. Fitur Like and subscriber dihapus pada setiap konten internet. Jadi para influencer dari kalangan selebritis tidak bisa memanfaatkan ketenarannya untuk dapatkan penghasilan. Sosial media dari Barat seperti Youtube, facebook dan lainnya dilarang. Bahkan mesin pencari Google dilarang di China.


Larangan itu menimbulkan kreativitas bagi generasi China untuk menciptakan konten sendiri, yang terbukti kini lebih hebat dari negara lain. Seperti lahirnya WeChat yang terpadu dari Chat, videocom, blog, sosial media sampai kepada ecommerce. Mesin pencari Baidu, Sogou dan Bing lebih hebat daripada Google. Baidu Map lebih bersih dan akurasi dibandingkan google map. Mereka punya Silicon valley di Hangzhou dan Tsingtao, yang melahirkan berbagai aplikasi. 


Proses itu semua di lead oleh negara secara ketat dan diarahkan agar internet menjadi sumber daya untuk melakukan   lompatan jauh kedepan. 8 tahun lalu mereka sudah masuk 5G  dan kini sudah masuk era AI. Xiaomi membangun pabrik smartphone baru di  di Changping, China. Luasnya 8,1 hektar. Kapasitas tahunan 10 juta smartphone Xiaomi MIX Fold 4 dan Xiaomi MIX Filp. Tapi tahukah anda bahwa pabrik ini tanpa ada buruh di dalamnya. Semua proses produksi dikerjakan secara artificial intelligence. Bekerja 24 jam tanpa perlu uang lembur. Di jamin pabrik bersih tanpa debu.


Karena semua dikerjakan oleh AI, maka standar kualitas pasti sama. Proses produksi satu unit ponsel pintar hanya perlu waktu 1 detik. Jadi sebatang rokok habis anda hisap, udah 300 ponsel tercipta.  Udah pasti sangat efisien. Jadi walau AS dan Eropa tentukan tarif impor produk china 20% tetap saja bisa competitive dengan produk buatan AS dan Eropa.  Makanya Apple dan Samsung di China hanya punya dua pilihan. Ubah bisnis model mereka lewat proses produksi high tech atau keluar dari China. Makanya Samsung dan Apple udah mulai pindahkan pusat produksi nya ke Vietnam.


Mengapa China tidak memikirkan kehilangan buruh? Maklum selama sekian dekade era internet telah membuat wirausaha tumbuh pesat terutama dari kalangan muda. Terjadinya gelombang arus orang kota pindah ke desa sejak adanya modernisasi Pertanian. Ini menciptakan peluang ekosistem baru dalam agro Industri yang melahirkan banyak newcomer entrepreneur. Seorang pemuda yang membuka pertanian rumah kaca yang dijalankan secara AI, dengan lahan kurang dari 1 hektar mampu memberikan penghasilan setahun 500.000 yuan atau lebih Rp. 1 miliar. 

Kini ada 180 juta orang China berwirausaha. itu memerlukan lebih 1 miliar pekerja. Sementara China punya masalah besar rendahnya tingkat kelahiran bayi. Mereka kekurangan tenaga kerja. Jadi memang masalah kelangkaan pekerja merupakan ancaman serius bagi China di masa depan.  Kehadiran teknologi AI menjadi solusi. Manusia bisa memanfaatkan mesin untuk hidup lebih makmur tanpa harus menguras tenaga. Sehingga ada waktu membaca dan menulis.  Berkat IT, belum tua mereka sudah kaya namun hidup secara egaliter menikmati Eat, peace and love. Beda dengan Indonesia, gara gara internet, Judol dan pinjol mewabah membuat orang muda miskin dan bankrut. Dari awal kita tidak pernah paham apa dan bagaimana mengelola Internet sebagai sumber daya. Hanya jadi follower buta.

Monday, August 05, 2024

Kepemimpinan.

 


20 tahun lalu saya minta ke ibu Wenny agar membangun bisnis model berbasis kepada SDM high grade untuk mendukung supply chain global dan ekosistem trading international. Baru sekarang saya tampil bicara di depan kalian semua, itupun sempat tertunda selama 1 bulan setelah laporan kinerja Yuan holding beserta anak perusahaannya pada semester pertama. Baiklah. Ok saya lanjut.  Setiap kita terlahir sebagai pemimpin setidaknya dalam lingkungan terkecil di Rumah Tangga. Setiap pemimpin harus punya sifat dasar seperti visioner, tahu diri, rasa hormat, Cinta, komunikasi, gemar belajar, berkolaborasi, inspirator, integritas dan keberanian. 


Pemimpin harus punya visi besar untuk rencana masa depan dan tentu tahu apa yang harus ia lakukan pada hari ini dengan berkaca kepada masa lalu. Pemimpin harus tahu diri. Ia punya keterbatasan untuk menjelaskan secara detail visinya itu. Rencana yang baik harus bisa dimengerti oleh semua pihak, bahkan orang idiot pun bisa paham. Makanya dia harus memberi  tempat terhormat kepada mereka yang punya skill akademis membuat perencanaan itu.


Dalam proses management, Pemimpin harus mampu berkomunikasi dengan semua pihak dalam bahasa yang mudah dipahami. Bahasa terbaik adalah bahasa cinta. Hilangkan semua prasangka buruk. Like or dislike. Satu sama lain harus menempatkan rasa hormat terhadap lainnya. Jadi bersikaplah dengan data. Focus kepada data dan informasi yang objektif dalam bersikap. Kalau ada yang kurang segera perbaiki dan kalau ada yang baik harus ditingkatkan. Kalian sebagai pemimpin harus menjadi inspirator menumbuhkan bahasa cinta itu.  


Dunia terus berkembang dan waktu mengajarkan kepada kita tentang perubahan sebagai sebuah keniscayaan. Pemimpin harus punya kemampuan belajar secara mandiri. Dengan demikian kalian sebagai pemimpin juga bertanggung jawab menumbuhkan semangat belajar itu kepada semua bawahannya. Jangan pernah ragu berinvestasi kepada R&D dan jangan pernah takut mengakui kelemahan kita dalam hal sains. Ber-kolaborasi-lah dengan siapapun yang punya teknologi, walau harus berinvestasi karenanya. Hanya dengan cara itu kita bisa tumbuh berkelanjutan di tengah arus perubahan yang dahsyat.


Visi besar dan rencana hebat, tidak akan menjadi kenyataan kalau kalian sebagai pemimpin tidak punya keberanian melaksanakannya. Keberanian bukan hanya soal eksekusi tetapi punya integritas terhadap visi. Jangan mudah menjadi pragmatis. Itu dalam jangka panjang menyesatkan. Karena sama saja kalian berjalan tanpa rencana dan visi. Tanpa mercusuar. Kalian sebagai pemimpin harus punya keberanian mendelegasikan otoritas kepada bawahannya. Jangan pernah intervensi mereka, tetapi influence mereka agar terus konsisten mengikuti standar kepatuhan management yang berbasis kepada punishment and reward.


Nah terakhir. Pemimpin yang efektif karena ia punya rasa hormat. Rasa hormat yang menginspirasi adalah rendah hati. Akar dari kesombongan dan jauh dari sikap rendah hati adalah feodalisme dan nepotisme. Hindari itu! Jangan pernah menepuk dada dan berusaha membangun citra personal. Jangan. Itu toxin terhadap kesehatan organisasi. Rendah hatilah, bahwa tanpa bawahan, tanpa stakeholder,  kalian nothing. Rendah hati adalah bahasa cinta bagi semua. Tentu bahasa cinta kepada Tuhan. Paham ya..

Tuesday, July 16, 2024

Survival..

 


APBN itu adalah politik. Disusun dengan pendekatan politik anggaran. Pasti ada konsensus dan kesepakatan antara pemerintah dengan  DPR. Namun dalam politk tidak ada kesepakatan yang final, bahkan tidak pernah terjadi sesuai dengan niat awalnya. Dalam perkembangannya selalu terjadi adu kekuatan tarik menarik dengan sesama elite. Jokowi menyayangkan peringkat pendidikan yang jauh tertinggal di posisi ke-57 secara global. Dia tentu tahu penyebabnya. Karena alokasi mandatory spending 20% APBN untuk pendidikan diselewengkan ke dana desa sesuai UUDesa. Ini penting untuk elektoral bagi Capres yang didukungnya.


Jokowi pun mengingatkan infrastruktur sebaik apapun tidak akan berdampak besar pada bangsa dan negara apabila SDM belum mumpuni, itu kata Jokowi dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/7). Jokowi paham. Tetapi dia tidak paham bagaimana mencapainya. Bahkan dia tidak paham bagaimana komunikasi yang inspiratif kepada bawahan nya, terutama kepada kepala daerah yang dapat dana transfer mandatory spending. Sehingga apa yang dia katakan tidak sesuai dengan realitas. Apa yang dia janjikan, bukan harapan yang bisa dia delivery. Ya waiting for nothing.

Retorika itu absurd. Orang banyak terkooptasi olehnya. Karena harapan. Dan juga politik punya cara memaksa mereka yang berisik lewat UU  ujaran kebencian agar adab santun terjaga. Kalau itu kurang, masih ada tokoh dari Ormas keagamaan bicara tentang Wahyu Tuhan, bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Utamakan akhlak daripada Fiqih katanya. Hindari chaos dan utamakan NKRI. Tokoh ormas itu jelas  berbeda dengan mayoritas rakyat. Mereka tidak perlu menanti. Karena harapan sudah mereka raih. Setidaknya hidup berkecukupan sebagaimana elite bangsa ini.

Menggantungkan harapan kepada politik, terutama kepada Pemimpin, itu seperti lakon teater Waiting for Godot karya Samuel Beckett. Dari lakon waiting for Godot itu  nampak ada suasana silent konsesus. Seperti kata orang jawa "Sing waras ngalah".  Rakyat punya cara berdamai dengan kenyataan yang pahit sambil tetap menantikan datangnya harapan.  Demi harapan mereka menolak bertengkar atau chaos. Keadaan hening tanpa gejolak. Stabilitas politik terjaga dengan baik. Dalam suasana tenang itu, tingkat kepuasan rakyat kepada Pemerintahan Jokowi diatas 70%.


Apa yang terjadi dibalik sunyi itu ?  harapan politik untuk membentuk civil society yang kuat kandas. Dalam suasana waiting for godot. Politik adalah hening. Politik adalah medan permainan bagi mereka yang mampu membayar dan membeli keadilan, mengatur hukum, politik transaksional yang saling menyandera, selebihnya hanya penonton yang hidup dalam menanti harapan. Politik di Indonesia, bukan hanya defisit APBN karena hutang. Tetapi juga defisit etis dan moral karena tamak. Sadari itu!. 

So..

Jangan sampai kooptasi politik mendominasi terhadap nasib anda. Jangan! Kehidupan ini bukan soal makmur atau miskin. Karena kalau anda makmur bukan karena anda hebat. Kalaupun miskin,  itu juga bukan dosa. Bukan soal penguasa atau jelantah. Karena penguasa juga pemain, dan jelantah, bagian dari pemain juga. Kan penguasa dipilih oleh rakyat dalam suasana free for vote. Bukan soal penantian yang akan datang besok. Karena besok itu yang pasti hanyalah kematian. Tetapi soal hari ini bagaimana anda bisa  survival.  Fungsikan akal anda secara optimal. Dan di suasana mendung, anda bisa ngopi dan makan ubi kayu seraya berbagi. Seharusnya begitu daripada waiting for godot.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...