Tuesday, August 01, 2017

Mengalahkan Jokowi?


Ada issue yang akan laku keras untuk di gunakan dalam Pemilu 2019, khususnya mengalahkan Jokowi, kata teman saya. Issue tentang Jokowi anti umat islam. Jokowi pro china dan PKI, Jokowi penggali hutang. Saya hanya tersenyum. Dan lagi, lanjut teman saya, bahwa issue itu dari sekarang sudah mulai ditiupkan. Apapun yang berkaitan dengan kebijakan yang menyentuh umat islam dijadikan pembenaran bahwa Jokowi anti Islam. Hebatnya partai partai lawan politik Jokowi, tidak lagi bicara tentang idiologi pancasila, tidak lagi bicara tentang nilai nilai kebhinekaan bangsa Indonesia. Bagi mereka yang peting Jokowi kalah. Bahkan keputusan Politik lewat mekanisme sidang Pleno DPR mengesahkan UU Pemilu dengan presidential threshold 20-25 dianggap lelucon. Ini semakin membuktikan mereka tidak paham bagaimana membangun insfrastruktur Politik kekuasaan dalam sistem demokrasi. Bayangkan apa jadinya bila presiden terpilih dengan PT 0%. ? apa engga lemah presiden itu dihadapan DPR? kan bisa kacau sistem presidentil negara ini.

Cobalah perhatikan, Jokowi mengeluarkan PERPPU Ormas , semua lawan politiknya serentak mengatakan Jokowi diktator dan sengaja memecah belah umat islam dan sekaligus meminggirkan perjuangan umat islam. Umat islam mana? islam mana? Jokowi itu beragama islam dan dia sumpah jabatannya diatas Al Quran. Soal PERPPU? itu PERPPU Ormas dibuat berdasarkan UUD 45 pasal 28. Bahwa siapapun berhak mendirikan organisasi tapi karena UUD 45 itu dasarnya adalah Pancasila maka tentu organisasi yang tidak bertentangan dengan Pancasila. Kalau bertentangan itu artinya mereka tidak setuju dengan UUD 45 pasal 28, lantas mengapa masih ngotot mau berorgansasi di republik ini. Wacana agar dana haji digunakan untuk insfrastruktur disikapi sebagai bentuk campur tangan negara terhadap urusan agama. Padahal sebelumnya UU tahun 2014 memang mengamanahkan dana haji menjadi tanggung jawab negara, yang dananya bisa ditempatkan dalam istrumen pasar uang juga investasi langsung. Saya rasa kalau PERPPU dan wacana dana haji itu itu dijadikan dasar menebarkan issue Jokowi anti islam, tentu semakin menunjukan kebodohan sendiri.

Jokowi pro China? Kerjasama ekonomi China indonesia bukan atas kekuasaan Jokowi tapi karena amanah UU dan Peraturan yang dibuat sejak era presiden sebelumnya. Samahalnya kebijakan dengan jepang, belanda yang bermitra dengan Indonsia sejak era Soeharto. Mengapa kepada bangsa yang pernah menjajah kita , kita bisa menerimanya, tapi kepada China yang tidak pernah menjajah kita justru kita melarang. Dan menjadikan stigma China itu sama dengan PKI. Padahal china tidak memberikan bantuan uang untuk tujuan politik mengekspor idiologinya sebagaimana halnya AS group memberikan bantuan kepada Soeharto, tapi kerjasama ekonomi atas dasar keuntungan bersama. Dimana salahnya ? Soal penyalah gunaan VISA wista oleh TKA asal China, itu terjadi bukan hanya pada TKA asal china tapi hampir semua TKA yang ada di Indonesia. Tapi kasusnya tidak umum, hanya segelintir saja yang menyalah gunakan VISA wisata untuk tujuan bisnis. Jadi kalau issue itu dikemukakan terus semakin membodohi rakyat.

Hutang? Semua Presidenyang pernah jadi pemimpin negeri ini melakukan hutang. Cobalah hitung hutang sejak era Soekarno sampai dengan era Jokowi. Bagaimana dampak ekonomi atas hutang itu? Di Era Jokowi dampak positip dibidang ekonomi dan sosial paling besar. Itu ditandai dengan semakin membaiknya semua index sosial dan ekonomi indonesia secara international.Rasio hutang masih jauh lebih rendah dibandingkan negara lain. Struktur hutang semakin lama semakin besar ke dalam negeri daripada sebelumnya lebih besar kepada luar negeri. Artinya kemandirian ekonomi semakin besar berasal dari domestik. Dan lagi apakah ada negara yang bebas hutang? Dan kalaupun berhutang juga apakah gampang berhutang? Emangnya investor atau lender itu orang bego yang gampang begitu aja kasih utang? emangnya DPR yang anggotanya ratusan orang itu gampang dibegoin untuk menjual negeri ini karena hutang? Ada UU yang mengatur ketat presiden boleh berhutang.

Jadi kalapun karena issue Jokowi anti agama, pro china, pro hutang menjadikan mereka pemenang dalam Pemilu 2019 dan mengalahkan Jokowi maka harus diakui mereka memang ahli menciptakan kebohongan dan kebodohan secara berjamaah. Dan rakyat yang memilihnya memang bukan asset yang bisa membuat negeri ini besar dan terhormat. Kita berharap politik itu dijalankan oleh mereka yang terpelajar dan terdidik secara moral dan akhlak,  agar proses demokrasi bisa berlangsung sehat dan terhormat...Mungkinkah ?

Friday, July 28, 2017

PANGAN...



Henry Kissinger pada tahu 1970 pernah berkata “Control oil and you control nations; control food and you control the people. Kendalikan minyakan maka anda akan kendalikan bangsa. Kendalikan pangan maka anda akan kendalikan rakyat. Makanya politik pangan AS lebih dahsyat daripada politik bomb nuklir. Dengan kekuatan pangan, AS dapat mendikte politik negara yang defisit pangan melalui instrumen bantuan pangan ataupun ekspor pangan.
Pangeran Joyoboyo pernah menasehati para muridnya. 
“ Bagaimana mempertahankan kekuasaan? Tanya muridnya. 
“ Kendalikan Tentara” 
“ Kalau tentara tidak bisa di kendalikan? 
“ Jangan ganggu umat beragama”
“ Kalau tentara dan umat beragama tak bisa dikendalikan, bagaimana?
“ Pastikan rakyat tidak kekurangan pangan. Maka tak ada kekuatan yang bisa menjatuhkan kamu”. Sejarah membuktikan pangan adalah basis sekaligus instrumen kekuasaan yang sangat efektif. Rakyat suatu negara akan tunduk jika pemerintahnya bisa menjamin kecukupan pangan. Di Indonesia, pemerintahan HM Soeharto sudah membuktikannya selama 30-an tahun.

PANGAN adalah kekuasaan. Ini bukan jargon kosong. Bagaimana kalau sampai gagal ? Prof Nouriel Roubini dari Universitas New York, yang memimpin lembaga Roubini Global Economics, dalam risetnya mengatakan bahwa akar masalah kerusuhan politik di kawasan timur tengah adalah krisis pangan. Petaka politik di Tunisia dan Mesir , di Aljazair, Jordania, Sudan selatan, karena warga sulit mendapatkan harga pangan yang murah. Harga pangan terus melambung. Apa yang terjadi pada negara Arab tersebut bisa saja terjadi di India, Pakistan, China, dan negara-negara di Amerika Latin apabila krisis pangan menimpa negara-negara itu. Bahkan Soekarno jatuh karena sebetulnya gagal menjaga stabilitas harga pangan.

Karena alasan itulah HM Soeharto kemudian menetapkan swasembada beras sebagai prioritas utama, sekaligus strategi 'menjinakkan' rakyat demi kelanggengan kekuasaannya. Itu diikuti para penerusnya termasuk Presiden Jokowi kini. Tapi oleh presiden sebelumnya ketahanan pangan lebih kepada kemampuan pemerintah memenuhi pasar melalui impor. Ketahanan pangan domestik tidak begitu diperhatikan. Indonesia dikuasai oleh mafian pangan. Kekuatan 'mafia' impor adalah kekuatan 'antikedaulatan' pangan. Bersama jaringan internasional dan domestiknya, ia akan selalu berusaha menggagalkan swasembada/kedaulatan beras dengan berbagai cara. Tujuannya agar keran impor beras tetap terbuka, dan kemudian dengan timbunan stoknya, mereka tetap bisa menguasai dan mengendalikan pasar beras domestik. Itu berarti ia mengontrol basis kekuasaan pemerintah sehingga bisa 'mendikte' pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang memihak kepentingannya. Makanya Indonesia tidak bisa bersikap tegas di forum international.

Di era Jokowi konsep ketahanan pangan diganti dengan “kedaulatan pangan”. Beras telah bertransformasi menjadi komoditas pangan bernilai paling strategis di Indonesia. Lebih dari sekadar bernilai ekonomi dan budaya, beras terutama adalah komoditas bermuatan nilai politik. Makanya engga aneh mengelola beras bukanlah hal yang sederhana karena ini berhubungan dengan kepentingan antarkelompok stakeholder-nya. Petani, pedagang, importir dan konsumen. Caranya ? memproteksi produksi domestik itu menjadi insentif bagi petani. Melalui APBN negara melakukan eskpansi fiskal dengan peningkatan investasi pertanian berupa, antara lain, rehabilitasi/peningkatan irigasi dan pencetakan sawah baru. Tapi apakah segampang itu? Tidak juga. Karena program bukan impor oriented, telah mengganggu kepentingan 'mafia' impor beras. Gejala resistensi lalu muncul dalam berbagai bentuk trik bisnis untuk melegitimasi impor. Bagaimanapun, agar pemerintah berdaulat, kekuatan 'mafia impor' itu serta jaringannya harus dipatahkan.

Untuk itu, lebih dari sekadar penegakan hukum, mutlak dibutuhkan kehadiran entitas bisnis beras nasionalis berkekuatan lebih besar. Entitas itu, yang bisa dikonsepsikan sebagai beras incorporated (beras Inc), bisa dilihat sebagai perwujudan gagasan Presiden Jokowi tentang 'agribisnis kerakyatan' sebagai basis kedaulatan pangan (beras). Ide dasarnya ialah integrasi empat komponen utama kekuatan agribisnis beras nasionalis untuk bersinergi mewujudkan swasembada (kedaulatan) beras, tanpa harus ada konflik kepentingan.

Pertama, komponen produsen padi/beras di 'tengah' yaitu korporasi petani berupa, misalnya, badan usaha milik petani (BUMP) atau badan usaha milik desa (Bumdes). Selain bergerak dalam budi daya, korporasi petani ini juga harus bergerak dalam pengolahan beras di ‘hilir'. Dengan begitu, petani sekaligus menjadi produsen utama beras sehingga akan memperoleh margin usaha yang lebih besar.

Kedua, komponen produsen benih/saprotan di 'hulu' yaitu BUMN pertanian produsen benih unggul padi (PT Sang Hyang Seri), saprotan pupuk/pestisida (PT Pupuk Indonesia), dan irigasi (Jasa Tirta). Selain menjamin ketersediaan benih unggul, saprotan, dan air, BUMN tersebut juga bermitra dengan korporasi petani. Tujuannya peningkatan produktivitas melalui dampingan teknologi dan manajemen budi daya padi. Dengan begitu, BUMN perbenihan/saprotan turut bertanggung jawab terhadap keberhasilan usaha tani, tidak semata menjadikan petani sebagai pasar.

Ketiga, komponen agroindustri pengolahan/pemasaran di 'hilir', yaitu BUMN pertanian bidang pengolahan, penyimpanan, dan distribusi/pemasaran (PT Bulog, PT Pertani). Selain bermitra dengan korporasi petani dalam pengembangan bisnis pengolahan beras, komponen ini sekaligus menjadi penjamin pasar beras produksi petani. Kemitraan Bulog dengan korporasi petani khususnya akan menjadi basis jaminan ketersediaan pasokan beras untuk stok pemerintah sehingga tak akan kesulitan menguasai stok beras sebanyak 10% dari total perkiraan kebutuhan konsumsi nasional.

Keempat, komponen industri finansial yaitu BUMN perbankan/asuransi. Bank BUMN menjamin ketersedian modal produksi padi/beras melalui skim modal kerja produksi padi dan investasi untuk agroindustri pengolahan beras. Sementara BUMN asuransi menyediakan perlindungan bagi petani terhadap risiko gagal panen. Asuransi akan menjadi insentif bagi petani padi untuk meningkatkan produktivitas usaha taninya.

Gerak sinergis empat komponen itu sebagai entitas integratif. Sampai sekarang program empat langsung dibawah kendali Presiden, itu masih berproses mencapai target surplus beras berupa stok beras pemerintah sebesar 10% dari total perkiraan konsumsi nasional. Dengan menguasai stok 10% ini, pemerintah dengan mudah dapat meredam upaya-upaya rekayasa instabilitas pasar beras yang bisa menggoyang kekuasaan pemerintah. Hanya masalah waktu target itu akan tercapai.

Hanya saja selama proses itu konplik kepentingan terus berlanjut dan segala upaya dilakukan mafia beras termasuk merekayasa beras domestik kelas premium dengan harga tinggi. Tujuannya tentu agar pemerintah lemah sehingga impor harus dilakukan dan program kedaulatan pangan gagal. Tapi Jokowi tidak akan pernah menyerah. Pedang hukum harus digunakan demi tujuan nasional tercapai.

Saturday, July 15, 2017

Sikap Mental Wirausaha




Ada teman dagang di pasar tradisional. Sepulun tahun kemudian teman itu sudah punya bisnis garmen dan kemudian berkembang punya usaha importir bahan kimia. Sekarang usahanya berkembang kesektor pariwista dengan membangun hotel. Tapi ada teman yang juga dagang di pasar tradisional. Sampai usaha  50 tahun tetap aja usahanya dagang disana, sampai akhirnya pasar di revitalisasi dan dia tidak dapat lagi berdagang disana. Karena engga ada uang untuk tebus kios yang modern. Akhirnya dia jatuh miskin dan kembali dagang di kaki lima. Ada lagi teman seorang insinyur dan tidak pernah sampai S2. Tapi dia sukses menjadi direktur BUMN. Tapi ada juga yang S3 malah karirnya hancur sebagai dosen dan keluarganya berantakan. Sementara dia jadi pesakitan di pengadilan akibat kasus pidana. Usia yang S1 dan S3 itu sama. Tapi nasip mereka berbeda.

Contoh terdekat lainnya adalah Jokowi, Dia seorang pedagang mebel awalnya, kemudian berkembang sebagai pabrikan dan terus berkembang sebagai eksportir dengan membuka outlet furniture di Eropa , Timur Tengah dan Shanghai. Dia sukses mendatangkan laba, memberikan keuntungan kepada suplier, mensejahterakan karyawan, dan memberikan pajak kepada negara. Apakah dia berhenti sebatas itu? Tidak. Dengan kekayaan yang tidak sekelas konglomerat tapi dia sudah selesai dengan dirinya sendiri. Dia ingin mengkrotibusikan hidupnya untuk lebih banyak orang mendapatkan manfaat. Makanya  jalan sebagai pemimpin lewat demokrasi ditempuhnya. Jadilah dia walikota. Bukan walikota yang doyan habiskan anggaran tanpa kreatifitas. Tapi walikota yang menciptakan pembaharuan di Solo. Dan kemudian di DKI yang berhasil meng eksekusi MRT yang tadinya mangkrak dalam studi lebih dari 10 tahun. Dan terakhir jadi presiden yang mampu mereformasi anggaran dari yang berorientasi konsumen menjadi produksi. Tapi ada walikota, atau gubernur atau presiden yang ketika dia menjabat tak lain hanya melaksanakan rutinitas jabatan. Membekukan procedure dan birokrasi sehingga mematikan kreatifitas dan inovasi jajaran dibawahya. Sementara semua kegiatannya hanya berorientasi belanja dan miskin produktifitas yang kreatif. Hasilnya, usai menjabat kalau selamat tidak ada kemajuan daerah yang dipimpinnya Kalau tidak selamat, ketangkep KPK karena OTT.  Jokowi dengan mereka berbeda, karena mindset berbeda.

Sejenak mungkin anda menilai bahwa orang yang sukses berkembang itu karena rezekinya bagus. Dan satu lagi yang semakin terpuruk. Tidak. Semua punya rezeki sama. Semua dapat cinta dari Tuhan. Tapi mengapa berbeda? Karena soal mental atau mindset entrepreneur ( wirausaha). Mungkin sebagian kita menganggap bahwa Wirausaha itu indentik dengan pedagang atau wiraswasta atau penjual. Bukan itu. Wirausaha entrepreneur bukanlah profesi tapi ia adalah sikap mental seseorang terhadap profesi yang dipilihnya untuk melewati hidup yang tidak ramah ini.

Menurut Thomas W Zimmerer pengertian entrepreneur adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan  peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Peter F Drucker mendefinisikan pengertian entrepreneur adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, bahasa kerennya ability to create the new and different. Menurut Kasmir pengertian entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Sedangkan menurut Zimmerer pengertian entrepreneur adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. Jadi kalau kita simpulkan pendapat ahli tersebut diatas maka saya sependapat dengan Soeparman Spemahamidjaja, Wirausaha atau entrepreneur adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. 

Anda tidak akan mampu berpikir kreatif , inovatif kalau anda terjebak dengan status quo apalagi dalam keadaan berada di comport zone. Contoh dagang sudah enak dapat uang setiap hari, ngapain juga harus mikir yang lain. Ini aja nikmati dan syukuri. Kalau dipaksa macam macem malah nanti jatuh bangkrut. Itu bagi orang yang tidak kreatif. Atau kalau sudah enak jadi pejabat ngapain pula berpikir macam macam, jalani aja apa adanya sesuai aturan dan UU, yang penting nanti dapat gaji dan setelah pensiun masih tetap digaji. Hasilnya baik yang pedagang maupun yang pejabat tidak akan menghasilkan apa apa dan tidak akan menjadi agent perubahan di tengah masyarakat. Tapi kalau dia kreatif maka usaha dagangnya akan berkembang, yang pejabat kinerjanya akan optimal dan dia mampu menjadi agent perubahan bagi lingkungannya.

Jadi kata kuncinya untuk berkembang dan berubah menjadi lebih baik karena waktu adalah sikap mental atau mindset entrepreneur. Visinya jelas bahwa dia dihidupkan Tuhan di dunia ini bukan hanya untuk dirinya tapi juga agar berguna bagi orang lain : untuk negara, sahabat, masyarakat dan keluarga. Sebaik baiknya seseorang itu bukan karena hafal AL Quran, banyak sholat, banyak zikir atau terus menyebut nama Tuhan. Bukan. Tapi karena kehadirannya berguna bagi orang lain. Semakin  banyak dia berguna bagi orang lain semakin mulia dia dihadapan Tuhan.

Pahamkan sayang..



Wednesday, July 12, 2017

HANGZHOU


Pendahuluan
Sebelum liberalisasi ekonomi Deng, Hangzhou ( ibu kota provinsi Zhejiang)   adalah contoh kemampuan pemerintah local melawan system komunis. Namun perlawanan ini tidak begitu diperhatikan oleh pemerintah pusat karena letak daerah ini yang jauh. Provinsi Zhejiang yang berbatasan dengan Taiwan. Kota ini awalnya tidak dirancang sebagai pusat industri tapi pusat pertahanan militer karena berbatasan dengan Taiwan. Hanya selat yang membatasi . Daerah ini sangat sedikit sekali mendapatkan anggaran dari Pusat dan hampir tidak mungkin untuk menciptakan pertumbuha. Namun rakyat yang ada di Zhejiang bangkit dengan kemampuan kemandirian. Pembangunan dilakukan oleh masyarakat dengan dukungan pendanaan dari budaya arisan. Kebiasaan masyarakat china yang suka berkelompok berdasarkan pertemanan serta hobi hidup hemat dan gemar menabung telah menjadikan system arisan ini mampu sebagai amunisi menuju kemakmuran.

Ketika system arisan ini menunjukan keberhasilan maka disinilah yang patut kita contoh dimana mereka mampu berbuat jenius tanpa dukungan penasehat keuangan Wall street dan pengacara di London. Larangan mendapatkan dana dari system perbankan telah mendorong terbentuknya system perusahaan keluarga kolektive ( koperasi ). Kemudian dengan melobi perusahaan Negara untuk menjadikan mereka sebagai anak angkat. Melalui perjanjian dengan manajemen perusahaan Negara tersebut , koperasi itu akan membungkus dirinya dengan nama, dokumen dokumen dan nomor rekening di bank dimana perusahaan Negara itu sebagai nasabah utama, Tentu terjadinya kolaborasi tersamar ini karena didukung adanya jaminan dari system arisan yang mampu memperkuan likuiditas bank. Langkah ini tidak hanya membuat usaha mereka halal menerima kredit bank, tetapi juga membebaskannya dari keharusan membayar pajak. Sementara para petanipun melalui system pertanian kolektive yang ditetapkan pemerintah berhasil mengelabui pemerintah dengan cara yang sama.

Tentu cara ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan tidak langsung dari penguasa partai local dan intelektual kaum muda yang tersadarkan oleh ambisi rakyat untuk mandiri. Namun melawan secara langsung kekuatan pusat adalah tidak mungkin. Maka tidak aneh bila banyak pemimpin usaha kolektif tersebut ( koperasi ) itu dimotori oleh pejabat partai local yang gigih memberikan pendidikan untuk menimbulkan semangat kemandirian. Disamping itu para pemuda lulusan universitas Zhejiang secara diam diam melalui program kebudayaan pergi kepenjuru china untuk memasarkan produk dan juga melobi pedagang Hong Kong untuk menjadi perantara mereka masuk kepasar international.

Apa yang terjadi kini? Hangzou sebagai ibu kota Zhejiang telah menjadi kota terbaik dan paling mandiri dari segi anggaran. Dan menjadi model pengelolaan kota di seluruh dunia. Lantas apa saja kehebatan Hangzou?

Ekonomi 
Mungkin anda sudah sering mendengar nama Alibaba atau nama Jack Ma sang billoner yang humble. Nah Jack Ma membangun Alibaba di Hangzhou. Mengapa ? Karena hanya di Hangzhou pusat venture capital yang paling berani membiayai start up business IT. The Internet Finance Building di sebelah barat Hangzhou yang menampung start up teknologi, budaya Silicon Valley sangat berakar disini. Jangan kaget kalau kita melihat Para pekerja muda berjalan-jalan dengan hanya mengenakan kaos ala Mark, celana jins dan sepatu kets. Setiap perkantoran dilengkapi ruang Gym, meja pingpong dan ruang untuk pesta jumat malam.

Dari dana modal ventura telah berhasil menciptakan diantaranya menjadi perusahaan berbasis IT berkelas dujnia. Ada ratusan perusahaan IT sebagai pengembang software yang melayani perusahaan yang bukan hanya dari china tapi juga dari seluruh dunia. Industri kreatif adalah tulang punggung ekonomi Hangzhou disamping tentu industri high tech dan light industrial yang banya tersebar di pinggiran hangzhou.

Awalnya Hangzhou hanyalah industri rumah tangga namun berkat pemimpin yang punya visi hebat telah berhasil melakukan trasnformasi menjadi wilayah yang berkembang karena tekhnologi dan produk ekspor yang murah. Provinsi tersebut menyumbang 6,3 persen ekonomi China tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi Zhejiang mencapai 8,3% sementara China rata rata petumbuhannya 7%.  Hangzhou telah menjadi kota paling mandiri dari segi APBD. Bahkan punya tabungan besar yang sehingga bisa membantu daerah lain untuk pembiayaan pembangunan. Pemerintah pusat hanya memberikan kebijakan agar terjadi pertumbuhan berkelanjutan di Hangzhou 

Kota hijau. 
Kurang dari satu jam dengan pesawat dari Shanghai, di tepi Sungai Qiantang, Hangzhou merupakan salah satu kota metropolitan terpenting di Republik China. Kota ini diracang sebagai kota hijau ( Green City). Keberhasilan membangun kota dengan concept green city ini di tandai semakin banyak orang menggunakan angkutan sepeda. Selalu sebelum gedung pencakar langit dibangun pohon dan taman dibuat terlebih dahulu dengan concept Green Building. Lahan terbuka hijau ada dimana mana. Beberapa jalan dan kawasan kota terlindungi dari kekunoannya, seperti halnya dengan daerah alami di pinggiran kota. Di tengah derap pembangunan yang berkompetisi diatasa kota kota besar di CHina, Hangzhou menolak konsep kota modern yang menghilangkan masa lalu dan warisan bydaya lama china. 

Primadona daya tarik Hangzhou adalah Danau Barat ( west lake). Di Cina, lebih dari 30 danau memiliki nama yang sama, dan kebanyakan dari mereka "dibaptis" untuk menghormati orang di Hangzhou. Ini adalah oasis sejati di antara gedung pencakar langit. Dengan luas lebih dari 6 km persegi, dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2011. Danau Barat telah menjadi sumber inspirasi bagi penyair China. Su Dongpo membandingkannya dengan seorang wanita muda yang gaunnya begitu indah. Penulis akhirnya menjadi gubernur dan membangun jembatan yang dinamai menurut namanya, Su. Itu terjadi pada abad ke-11. 

Hampir 1.000 tahun kemudian, Danau Barat merupakan lokasi pengendara sepeda favorit di Hangzhou. Rute utama melintasi perbukitan berhutan di sebelah selatan danau. Jalur sepeda dua roda lainnya yang paling terkenal (motor-free) di Hangzhou melintasi perkebunan teh, yang merupakan tanaman utama yang tumbuh di luar kota. Saat sekarang,  salah satu jaringan penyewaan sepeda terbesar di dunia, yang didistribusikan di 2.700 titik pengumpulan ada di Hangzhou. Makanya engga aneh bila Hangzhao memenangkan beberapa penghargaan internasional (termasuk pengakuan dari PBB). Dan karena itu wajar bila jumlah wisatawan berkunjung ke Hangzhou mencapai 100 juta orang dan ini jumlahnya 8 kali lipat dari kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Penutup.
Jokowi pernah memerintahkan agar Ahok untuk terbang ke Hangzhou mempelajari bagaimana Hangzhou suskes menjadi kota wisata terbaik. Dan bukan hanya Jokowi , hampir kota kota besar terinspirasi akan kehebatan Hangzou. Tapi apa sebetulnya yang membuat hebat Hangzhou ? Ya rakyatnya memang hebat dan punya mental mandiri. Walau mereka tidak bisa menghilangkan tradisi lokalnya namun mereka bisa menerima pengaruh dari luar selagi itu baik untuk kemajuan. Mereka belajar dari luar dan kemudian memperaktekannya menjadi lebih baik tanpa kehilanga kearifan lokal. Banyak investor berdatangan dari manca negara karena rakyat Hangzhou memang pekerja keras dan terkenal jujur dan cepat belajar. Disamping itu berkah yang luar biasa dari Hangzhou, rakyatnya selalu dapat gubernur orang baik dan punya visi besar untuk menjadikan Zhejiang bukan hanya mandiri tapi tidak terbelakang dan modern.

Monday, July 10, 2017

Rusaknya reputasi Islam...


Prancis, di pertengahan Oktober 1989, tiga potong kain kepala mengguncang republik itu. Kepala Sekolah Collège de Creil di Osie memutuskan untuk mengeluarkan tiga gadis yang memakai jilbab dari sekolah. Para guru mendukung keputusan itu. Bagi mereka, yang hendak dipertahankan adalah ide tentang ”Prancis”, yang lahir sejak Revolusi 1789, persis 200 tahun sebelum insiden kerudung itu—yakni sebuah Prancis yang sekuler, yang menganggap pemisahan agama dari wilayah publik merupakan pembebasan, yang juga menghendaki persatuan dan kesatuan yang kuat, sehingga perbedaan budaya harus dilarutkan dalam asimilasi. ”Sekolah ini Prancis,” ujar si kepala sekolah, ”Ia terletak di Kota Creil, dan sifatnya sekuler. Kita tak akan membiarkan diri kita direcoki soal-soal agama.”

Bagi para aktivis yang memperjuangkan persamaan hak antara kelompok dalam masyarakat, tindakan kepala sekolah itu diwarnai keras oleh sikap melecehkan minoritas Islam di Prancis. Bagi kalangan agama, tindakan si kepala sekolah merupakan contoh semangat sekularisme yang militan dan sewenang-wenang. Kardinal Lustiger, Uskup Agung Paris, berseru: ”Janganlah kita berperang melawan anak-anak itu!” Juru bicara Federasi Protestan juga mengatakan: ”Kalangan Protestan menganggap tak ada alasan untuk melarang jilbab di sekolah,” dan ia memperingatkan agar Prancis bangun dari mimpinya untuk memerangi agama. Tokoh rohaniwan Yahudi Kota Paris bicara lebih tegas lagi bahwa ”mereka yang melarang anak-anak muslim memakai jilbab itu...menampakkan tidak adanya toleransi di kalangan mereka.”

Mengapa tokoh non muslim membela Islam di Prancis yang dikenal sangat sekular? Karena kalangan umat islam seperti da’i, ilmuwan, sastrawan, seniman berusaha menampilkan wajah rahmatan lil ‘alamin Islam, mulai dari kesantunan, intelektualitas, produktivitas, dan keterbukaan mengajarkan Islam dengan semua cara yang elegan. Mereka berusaha menciptakan atmosir damai ditengah Islamophobia yang sangat kental di Prancis. Ini tidak mudah. Namun perjuangan puluhan tahun dengan pesan damai itu, hasilnya masyarakat Prancis mulai merasakan kehangatan kehadiran muslim yang jauh berbeda dengan stigma yang mereka punya sebelumnya. Sekolah-sekolah SD hingga SMA muslim mulai bermunculan dan terbukti meraih banyak prestasi dan menunjukan kepada warga asli Prancis bahwa anak-anak muslim tidak berbeda dengan semua anak kulit putih eropa dalam kemampuan pendidikan. Universitas dan lembaga-lembaga kajian muslim bermunculan dan memjawab kebutuhan masyarakat muslim dan Perancis. Even-event akbar diadakan, seperti Rencontre annuelle des musulmans de France dan sangat terbuka mengundang non-muslim berpartispasi.

NAMUN...perjuangan puluhan tahun mereka yang ikhlas dan dalam kesabaran melakukan syiar islam di Prancis hancur begitu saja ketika terdi aksi teror di kantor majalah Prancis, Charlie Hebdo di Paris yang menewaskan 14 orang , termasuk 2 polisi. Dampak kejahatan ini sangat signifikan dan sangat berhasil menghancurkan citra Islam cinta damai. Diprediksi fenomena islamofobia setelah aksi terror ini akan kembali bangkit di seluruh Perancis. Dan dampaknya akan sangat terasa khususnya oleh muslimah dan oleh anak-anak muslim. Ruang gerak mereka akan lebih sempit kedepan, seperti dipersulit, dicemooh, dilecehkan, dll. Apalagi beberapa media-media mainstream memanfaatkan isu ini seperti menyoroti dengan sengaja kaitan ‘membela nabi dan pembunuhan’.

Saya yakin mereka yang melakukan aksi terror itu bukanlah Islam tapi musuh senyata nyatanya islam. Mereka musuh Islam yang bersembunyi dibalik dalil dan simbol Al Quran dan Hadith. Mereka bersorban, berjanggut, fasih berhasa Arab, dan hafal AL Quran namun mereka menebarkan kebenciaan , kemarahan, dendam, hujatan dengan mudah mengkafirkan orang lain, ekslusif, paranoid. Padahal upaya yang terbukti efektif melakukan syiar islam adalah melalui akhlak mulia dan Nabi telah mentelandankan betapa agung akhlaknya sehingga bisa merubah mental kaum Arab yang jahiliah menjadi berakhlak Al Quran. Islam tidak dibesarkan oleh retorika, kehebatan pidato diatas panggung tapi oleh akhlak cinta dan kasih sayang para pengikutnya. Ikuti sunah rasul , tentu harus ikuti akhlaknya.

Di Indonesia berdasarkan temuan Anggota Komisi HUkum dan HAM Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Anton Tabah mengatakan kristenisasi terpesat di dunia ada di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga termasuk negara Muslim dengan angka pemurtadan terbesar. Berdasarkan catatan MUI, sebanyak dua juta orang murtad setiap tahunnya. Perkembangan kristen tepesat di dunia ada di Indonesia. 140 persen selama lima tahun. Mengapa ini terjadi ? Tak ubahnya dengan di Prancis dan negara lain. Pindahnya orang keagama Kristen atau Katolik, atau Budha karena umumnya mereka mengenal islam dari orang tuannya atau faktor keturunan. Setiap hari mereka mendengar kotbah dari ustadz di Youtue atau TV selalu menyampaikan kebencian dan permusuhan kepada orang yang berbeda agama. Hujatan kepada pemerintah. Belum lagi aksi teror atas nama Islam yang di lakukan iSIS, dan beberapa ormas islam da partai Islam yang menggunakan cyber crime menebarkan kebencian lewat sosial media dan anti pluralisme. Belum lagi demo kolosal berjilid jilid menampilkan aura kebencian. Itu semua menciptakan image negatif terhadap Islam dan orang yang imannya kurang, bisa saja pindah agama.

Jadi kemunduran jumlah populasi islam merupakan kesalahan fatal dari para ulama oportunis yang menjadikan agama sebagai jalan memuaskan syahwat ekonomi dan politik. Tanpa mereka sadari cara mereka berdakwah telah meracuni orang orang lemah iman untuk jadi mesin perusak citra islam lewat aksi teror, tebaran kebecian, sifat ekslusif dan lain sebagainya. Dan juga membuat orang yang aqidahnya lemah berpindah keagama lain yang menjanjikan kedamaian dan cinta. Musuh utama umat islam bukanlah orang beragama lain tapi mereka yang mengaku islam yang tak henti hentinya merusak citra islam lewat aksi dan sikapnya kepada orang yang berbeda agama. Mereka sukses di Indonesia dan mereka puas. Upaya itu terus akan dilakukan sampai kelak mungkin di Islam akan minoritas di Indonesia.

Wahai saudara muslimku..marilah kembali kepada prinsip syiar islam yang menebarkan cinta kepada semua. "Dont tell them that Islam is the best but show them that Islam is the best. Dengan demikian akan banyak pengikut agama lain yang bisa kita yakinkan bahwa Islam bukan ancaman dan mereka akan memahami Islam dengan akal sehat. Seperti ungkapan teman saya di Ausi paska penyanderaan café yang dilakukan ISIS, dia bilang" tidak ada alasan yang bisa diterima demi agama orang mengancam dan akhirnya membunuh. Islam yang saya kenal adalah kamu sebagai sehabat saya, dan menyenangkan, penuh cinta..

Saturday, July 08, 2017

Babo dan Kaki.


Di Lapau Mak Siti, seperti biasa kami berkumpul selepas Isya. Sekedar menanti kantuk. Biasanya jam 10 malam kami akan segera angkat kaki. Kecuali ada yang nantangi main ceki.

 “ Menurut kau, dari organ tubuh kita, bagian mana yang paling penting “ Tanya Samad. 

“ Semua penting. Semua ciptaan Allah “ Jawab Sabri.

“ Bodoh kau. Kutanya mana yang penting. Kau jawab semua penting. Dasar kau memang seumur hidup tak bisa bedakan mana yang penting dan mana yang bukan “

“ Heh Samad, kenapa kau bilang begitu? jaga bicara kau. Aku lebih tua dari kau. Paham kau”

“ Kemarin kau utamakan pergi pengajian di surau. Sementara sawah kau yang harusnya dapat giliran air kau abaikan. Sampai pagi orang lain yang menikmati jatah air kau. Besok seperti biasa panen kau lebih buruk dari kami. Tapi kau bilang itu kehendak Tuhan. Anehnya keorang orang kau bilang kami tidak adil. Kau pandai menghibur diri atas nama Allah dan pandai menyalahkan orang lain atas nama Allah. Padahal kau memang pemalas. Lebih utamakan ikut pengajian guru Nando yang punya istri lebih dari satu tapi hidupya tak lebih menumpang dari santunan orang lain.” 

“ Heh..panjang sekali kau ceramahi aku. Aku bukan kau, Samad. Hidup kau memang hanya dunia  dan urusan akhirat tak penting bagi kau. Semoga Allah memberikan hidayah kau” 

“ Kudoakan semoga Allah membukankan pikiranmu sehingga cerdas bersikap dalam hidup. “

“ Kau pikir aku tidak cerdas ?

“ Tanah dan ladang keluarga kau lebih luas dari aku. Tapi keluargaku punya motor dan rumahku ada antena parabola. Kakakku sekolah di kota. Sementara orang tua kau, anak diperbanyak. Satupun engga ada yang sekolah sampai kekota. Orang tuamu suruh anak banyak mengaji tapi dia  tak ajarkan bagaimana anak bisa mandiri. “

“ Ya ya sudahlah. Kenapa pula kalian bertengkar.Engga akan sudah itu urusannya. Sekarang aku jawab pertanyaan Samad. Yang penting diantara organ tubuh kita adalah Kaki.” kataku.

“ Coba kau jelaskan mengapa kaki “ tanya Samad.

“ Kau ingat si Masri ?

“ Ya, ingat. Kamanakan si Dulah.”

“ Betul. Tadi dia miskin di kampung tapi karena ringan kakinya sampai dia di jawa. Sekarang dia kaya raya sebagai pedagang. Bahkan sudah pula pergi haji. Semua kamanakan dan orang kampung yang datang ke kota dibantunya modal. “ Kataku.

“ Ah itu riya. Dan lagi orang orang itu tidak dibantu tapi di pekerjakannya agar dia semakin kaya.”

“ Bukan riya tapi berbagi kesempatan. Dia pekerjakan oran agar orang punya rasa hormat dibantu.  Pahamkau, Sabri.” Kata Samad lagi.

“ Kalau menolong karena ALlah tak perlulah berharap apapun” Kata Sabri sengit.

“ Hanya orang dungu dan tak punya rasa malu kalau badan sehat dan kuat mau diberi begitu saja. Jangan kau bawa bawa nama Allah kalau alasan itu halal mengemis  bagimu.” 

“ Aku tidak pernah mengemis. “ Kata Sabri dengan nada keras.

“ Kemarin kau terima dana BLT dari pemerintah. Kau puji puji pemerintah. Tapi kini tak ada BLT dan lisrik naik , kau balik marah marah kepada pemeritah. Kau bilang zolim lah. Apa itu engga mental pengemis. Kalau kau tak berharap kepada manusia dan hanya kepada Allah tak akan keluar dari mulut kau mengeluh sepanjang hari. Penat aku mendengar kau terus mengeluh di lapau, bahkan di surau.” Kata samad.

“ Baiknya aku pulang. Tak pantas aku bersama kalian yang munafik dan kafir.” Kata Sabri. Sebelum pergi Sabri berkata kepada Mak Siti “ Dia yang bayar minum kopi ku “ Menunjuk kearah Samad.

“ Kau bilang aku kafir dan munafik tapi minum kopi kau minta perai. Kantongku ternyata tak ikut haram bagimu ya Sabri.” 

Sabri hanya tersenyum kecut. Mereka bersahabat sedari kecil dan canda dalam satire mewarnai pergaulan mereka.

***
Babo (Kakek) ku pernah mengajak ku masuk kedalam kebun dan terus melangkah mendaki bukit. Sampailah di pinggir hutan tak bertuan.” Kita sampai disini karena kaki pemberian Tuhan. Karena kaki kita melihat begitu besarnya tumbuhan berjejer. Di dalamnya ada binatang . Ada kehidupan, Tentu ada rezeki. Kau sebagai pria minang, jangan kau beratkan melangkah. Ringangkan kaki untuk melangkah kemana saja kau suka. Bumi ini terlalu luas untuk hanya dipahami oleh Babo yang hanya pandai mengaji. NIkmat Allah itu tidak akan kau rasakan dengan menghafal Al Quran dan mendengar apa kata guru di surau. NIkmat Allah itu hanya kau rasakan apabila kau gunakan kakimu melangkah. Sekali kau ragu melangkah maka yang tampak hanya kampung halamanmu. Dan itu hanya masa lalu yang tak akan membuatmu menjadi apa apa.” 

Aku hanya manggut manggut. Karena entah yang keberapa kali kudengar Babo bicara seperti itu. Tapi Babo tidak pernah mengajak ku sampai kedalam hutan. Ketika kutanyakan itu, “ Nanti bila kau sudah dewasa, pergilah merantau ke negeri orang. Carilah ilmu dan pengalaman darimanapun sumbernya. Setelah itu pulanglah kemari, Masuklah ke hutan itu dengan ilmu dan pengalaman. Kelak kau akan berguna sebaik baiknya dirimu bagi orang lain.” demikian pituah Babo.

***

Tahun berganti , aku melanjutkan SMA di kecamatan. Kudengar banyak pria minang pulang kekampung tidak menerobos hutan tapi mereka datang dengan pakaian Guru mengaji. Ada sorban dan janggut. Setiap di surau yang terdengar kutukan dan hujatan kepada pemerintah. Kutukan kepada wanita minang yang hanya pakai baju kurung tanpa jilbab. Lambat laun orang kampung semakin kurang minat merantau. Karena mendengar kotbah di Surau bahwa di kota tempat maksimat bekulindan. Semakin banyak orang menjauh dari Surau. Hanya masalah waktu azab Allah akan datang. Neraka semua bagi mereka. Kita lebih baik hidup miskin di kampung daripada di kota jad calon penghuni neraka. Cerita orang kampung yang sukses di rantau tak lagi mewarnai setiap pembicaraan di lapau. Tak ada lagi motivasi anak muda untuk merantau. Yang ada hanyalah rasa takut. Takut masuk neraka.

Ketika liburan sekolah aku kembali ke kampung. Kudapati Babo sudah jarang bicara. Tak lagi mengajakku wisata ke pinggir hutan. Babo hanya kadang memperhatikan aku kalau sedang belajar di ruang tengah rumah. Kadang dia mengelus kepalaku ketika sedang membaca buku “ Rajin rajinlah kau belajar. Namun sehebat apapun kamu di kampung, kamu belum akan berguna. Merantau akan menjadikan kau seorang pria sejati. Yang tentu berguna bagi orang kampung” Kata Babo. Kulihat wajah tuanya nampak semakin tua. Dan aku bertekad setelah tampat SMA akan merantau.

Benarlah, setamat SMA aku merantau. Sahabatku Samad  ikut aku merantau walau dia hanya tamat SMP. Sabri tetap di kampung. Dia bahkan mendoakan agar kami dapat hidayah. Kami hanya mengaminkan. Namum ketika mengantar kami ke terminal bus , dia nampak sedih berpisah dengan kami sahabat masa kecilnya.

***

Tak terasa sudah 15 tahun aku merantau. Aku sudah jadi pengusaha yang mengageni produk impor. Telapak kakiku bukan hanya menginjak tanah Jawa tapi sudah pernah menginjak negeri China, Korea, Jepang, bahkan Eropa. Aku sudah menikah sesuai pilihan orang tua. Istriku adalah anak Mak Tuo-ku sendiri. Orang minang menyebut aku kembali ke Bako. Atau menikah dengan keluarga ayah. Selama 15 tahun, baru sekali aku pulang ke kampung, itupun ketika mendengar kabar bahwa aku sudah di tunangankan dengan keponakan ayah. Sementara Samad pergi merantau ke Sulawesi. Dia sukses sebagai pengusaha ekspedisi laut. Kami pernah bertemu waktu melaksanan rukun islam ke lima di tanah makkah.  Dia juga sama tak rindu untuk pulang kampung. Apalagi semua saudara dan orang tuanya sudah ikut dengan dia di rantau.

“ Aku tak merasa itu kampung yang pernah kita tinggalin. Suasana kampung tak lagi seperti dulu. Canda tawa teman sepermainan tak terasa hangat lagi ketika orang orang berbaju gaya padri dengan janggut dan jidat hitam semakin banyak di kampung. Entah darimana mereka itu mendapatkan ajaran.  Adat sudah lama di punggungi. Surau tak lagi diisi kisah hikmah agar hidup berakal mati beriman. Tapi surau sudah jadi tempat dokrin bahwa akhirat lebih penting dan sorga adalah pilihan hidup. Hidup di dunia tidak penting.” demikian alasan Samad. Aku hanya mengangguk dalam miris.

***
Dan, suatu waktu aku dapat kabar dari pak Tuo bahwa di kampung ku sekarang banyak sekali pekerja dari jawa berdatangan. Tapi mereka tidak menetap. Mereka hanya melewati kampung kami dengan kendaraan truk besar menuju pinggir hutan. Alat berat berdatangan. Semua pohon direbahkan, Bukit di ledakan. Akar kayu dibakar menimbulkan asap menghitam menutupi pandangan di jalan kampung. Memang jalan kampung diperbaiki. Diaspal. Kantor lurah diperbaiki. Surau di perbesar menjadi ukuran masjid yang megah. Rumah guru dan iman masjid di rombak seperti rumah orang kota. Para pemuka kampung tanpa bekerja tapi hidup senang dengan rumah berantena parabola, termasuk salah satunya Sabri.  

Hutan itu telah menjelma menjadi kebun sawit dan di tengah tengahnya ada perkampungan orang jawa, yang tak pernah menyatu dengan warga kampung kami. Konon katanya orang jawa dapat tanah gratis 2 hektar dan jaminan makan selama pohon sawit belum menghasilkan. Tapi selama itu mereka harus bekerja keras agar pohon sawit terawat baik. Sementara penduduk kampung kami semakin muram dan semakin pemarah kepada pemerintah. Tapi para pemuka masyarakat dan tokoh agama mereka hidup senang tanpa harus kerja keras. Orang kampung bilang itu kharamah orang suci yang rezekinya bisa datang darimana saja…sebetulnya itu  donasi dari simata sipit  juragan kebun.

”Kau tahu apa sebenarnya yang membuat orang kampung kita kalah sama pendatang dari jawa ?”Kata ku suatu waktu kepada Samad ketika bertemu dengannya di Singapore.

Samad menggeleng.

”Karena mereka tak lagi menggunakan kakinya. Setiap hari pikiran dan fantasinya kepada sorga dan takut neraka. Akibatnya mereka engga kemana mana. Kakinya bengkak dan malas melangkah. Hilang akal sehat dan tentu hilang semangat menaklukan dunia untuk mencapai kesempurnaan iman dihadapan Allah. Bukan salah bundo mengandung buruk surat tangan sendiri. Bukan salah aseng mendapatkan kebun besar karena kita malas melangkah dan berbuat”

Samad diam, hanya terpana. Sebenarnya, aku tak begitu yakin apakah memang perlu menyimpulkan seperti ini kepada Anda hingga cerita tentang Babo dan kaki punya versi lain. Karena belakangan memang aku tak bisa membangun kampungku tapi di kampung lain aku mencetak kebun sawit di provisi lain di sumatera dan Samad juga berhasil mencetak kebun coklat di sulawesi. Bumi ini luas dan milik Allah dan itu hanya untuk orang berlmu dan mau bekerja keras menghadang resiko dan kelelahan.

Sunday, July 02, 2017

Agama yang mendamaikan...


Tayangan Tafsir Al-Misbah yang dibawakan Quraish Shihab di Metro TV pada Sabtu (12/7) menuai kontroversi.  Terkait masalah kontroversi tersebut, Quraish Shihab memberikan klarifikasi langsung melaui situs resminya pada Selasa (15/7) dalam judul 'Tentang Tayangan Tafsir al-Mishbah 12 Juli 2014’. ''Uraian tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah sebab masuk surga, walau saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa Rasulullah akan begini (masuk surga),’”. Apa yang dikatakan oleh Quraish Shihab adalah teori dasar untuk memahami mana wilayah manusia dan mana wilayah Allah. Manusia tugasnya beramal baik, dan soal sorga itu urusan Allah. Tidak ada istilah berlaku SWAP amal dengan Sorga. Kalau ada yang protes dengan teori ini maka ketahuan kalau dia beramal soleh karena mental kapitalis. Bukan Allah yang dituju tapi sorga. 

Tapi bagi sebagian orang yang menjadikan agama sebagai fiture Politik maka secara cepat tanpa mendengar dan membaca secara utuh dalil yang disampaikan Quraish Shihab, langsung menuduh ia Syiah. Hujatan dan cemoohan pun datang bertubi tubi kepada dia. Sama halnya dengan Buya Safie Maarif yang dihujat karena membela Ahok. Tapi Quraish Shihab, sang Ulama hebat yang menjadikan Al Quran dan Hadith dalam konteks ilmu pengetahuan untuk memperkuat keimanan itu, tetap tenang tanpa terprovokasi ikut menghujat atau perang dalil dengan pihak yang tak sepaham dengan dia.

Melihat fenomena seperti itu, saya lama termenung. Teringat dengan sahabat saya di China yang sedari kecil dididik oleh orang tuanya bahwa agama itu adalah sebuah karunia. Orang tuanya tidak mendidik dia menjadi atheis. Walau ia tahu orang tuanya tidak pernah menyampaikan dokrin agama seperti apa seharusnya dia pahami. Ketika akhirnya dia mengenal agama Budha, kemudian Islam, orang tuanya kelihatan meragukan agama yang dia pahami. Ada tersirat kekawatiran dari orang tuanya, apabila  karena alasan agama itu dia berhak menyalahkan orang lain.  Dalam pergaulannya dia sering menemukan kekawatiran itu. Bagi Pemerintah China, semua agama baik sepanjang ia memperbaiki fi’il manusia dan merawat harapan. Tentu tidak elok untuk menganggap iman, sesembahan, dan kitab suci yang berbeda dari agama kita sebagai hal yang “terkutuk”. Seandainya hanya ada satu agama saja di muka bumi, dan semua yang di luar pengaruhnya akan dijatuhi hukuman abadi…mengapa Tuhan tidak jadikan semua manusia sama agamanya ? 

Namun orang tuanya bijak. Tidak pernah keraguan itu disampaikan. Orang tuanya hanya ingin dia terus berbuat yang sebaik-baiknya kepada orang lain. Orang tuanya menolak doa yang meminta-minta. Baginya kehidupan adalah karunia yang maha hebat dari Tuhan, apalagi yang harus diminta. Orang tuanya hanya ingin dia hidup sederhana, dan beragamapun juga dengan cara sederhana. Meminta meminta adalah ujud kerakusan. Apa yang terjadi kemudian ? Dia menemukan jalan Tuhan, yang tidak menjadikan dia hidup dalam tuntunan orang lain tapi tutunan Tuhan langsung. Dengan akal dan hatinya dia menjadi muslim. Dia menjadi dirinya sendiri bersama Tuhan. Begitulah di China , dimana agama bukan fiture politik yang melahirkan kekuasaan tapi fiture menjadi pribadi agung, yang mendamaikan   bagi semua.

Di Indonesia  kini makin tampak bagaimana tak tak mudahnya manusia berdamai dari perbedaan iman dan tafsir. Kalau melihat pertikaian dengan amarah dan kebencian karena adanya perbedaan yang diyakini maka bukan hanya menodai mereka yang berbeda tapi juga menodai agama itu sendiri.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...