Thursday, September 12, 2024

Jangan sombong dan bodoh

 


Kalau ada orang bertanya “ apa sih sumbangsih kamu terhadap negara? Maka sebenarnya di kepalanya masih terbenam paham komunisme  atau facisme. Atau bisa saja pahamnya gagal terhadap system demokrasi. Mengapa ? Bahwa ketika negara masuk ke system demokrasi, maka setiap orang sejak bayi sampai manula, dari bangun tidur sampai tidur lagi, mereka memberikan sumbangsihnya kepada negara lewat pajak. Kemana wajah anda hadapkan dan kemana langkah anda ayunkan , ada harus bayar pajak konsumsi. 


Apakah ada barang dan jasa yang anda konsumsi bebas pajak.? Kan engga. Bahkan gorengan tempe dan tahu yang anda beli dari pedagang kaki lima, itu kena bea impor kedele. Apalagi belanja di mall. BBM yang ada beli dari SPBU itu kena PPN.  Belanja di outlet retail seperti Indomart, walau beli rokok pun kena pajak dan cukai. Jadi paham ya. Jangan pernah pertanyakan kepada orang lain soal sumbangsih nya kepada negara. Itu sangat merendahkan diri anda sendiri. Membuktikan anda tolol dan dungu.


Makanya dalam system demokrasi, kalau ada pejabat negara merasa tidak pantas di kritik dan merasa paling suci. Dan orang membelanya. Itu juga membuktikan keterbelakangan berpikir. Arogansi otoriterian. Mengapa? Semua pejabat, pemimpin dari level rendah sampai atas, mereka bukan pekerja volanter. Mereka bersama keluarganya hidup dari pajak yang dibayar rakyat. Menikmati fasilitas dari pajak rakyat. Mendapatkan kehormatan dari pajak rakyat. 


Yang namanya orang bayaran, ya tahu diri dihadapan orang yang bayar. Engga mau dikritik? Ya silahkan mengundurkan diri. Engga ada yang paksa anda kerja. Engga ada jaminan anda dibayar bisa seenaknya membusungkan dada. Merasa paling benar dan paling terhormat.  Apalagi anda tidak perlu mikir darimana dapatkan uang. Selalu tersedia. Kalaupun anda korup tanpa diketahui, resiko yang tanggung rakyat. Derita rakyat yang harus menanggung pajak ini dan itu. Sementara anda dan keluarga tetap happy aja.


Berhentilah memamerkan hidup hedonism dari kemelimpahan sumber daya yang anda dapatkan dari pajak rakyat. Bekerja sajalah dengan baik. Jangan korupsi dan jangan songong. Selagi anda rendah hati dan bersih, apapun keadaan, rakyat akan terima dan bisa bersabar.  Karena mereka punya Tuhan, dan cukuplah tuhan tempat berharap dan bergantung. Pahami suasana hati rakyat yang semakin lama semakin terjepit oleh kehidupan yang tidak ramah, yang harus menelan pil pahit dari dunia yang hipokrit. 


Nah terakhir. Beredar issue bahwa akan ada apel akbar relawan berani mati bela Jokowi. Menurut saya ini puncak dari sikap arogan. Anti demokrasi. Jokowi itu tidak perlu dibela, karena dia ada di negara hukum. Hukum yang akan memagarinya. Dan lagi selagi dia benar. Tuhan yang akan melindunginya. Apakah tidak lagi percaya kepada hukum dan Tuhan. Jangan bermain api dalam suasana ekonomi yang tidak baik baik saja. Redam emosi dan kembalilah kepada akal sehat. Yakinlah, bangsa ini masih punya martabat dan Jokowi akan baik baik saja.

No comments:

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...