Sunday, June 17, 2018

Menjawab tentang Jokowi...

Bung bertanya “ apa kabar revolusi mental? Saya sebagai rakyat kecil yang tidak cari makan di negeri ini ingin menjawab dengan fakta. Jokowi tidak terlatih berbicara populis dengan retorika tetapi dengan perbuatan. Tidak menulis buku seperti ahli tafsir yang melahirkan revolusi sosial kaum wahabi atau tidak menulis buku merah seperti Mao tentang manifesto kebudayaan sebagai anti tesis komunisme Marx. Tidak. Jokowi seorang insinyur yang terlatih bekerja dan juga pengusaha yang terbiasa berpikir praktis. Jadi sebelum saya jawab lebih jauh pertanyaan anda sebaiknya ini dimaklumi dulu, ya sayang.

Bung AHY yang cerdas dan pintar. Masih ingatkah Perta? Itu loh trading arm Pertamina yang mengendalikan impor minyak yang disetir oleh mafia migas. Karena skema impor BBM itulah membuat Indonesia tidak pernah mandiri sebagai produsen BBM. Karena skema itu mendatangkan uang rente tak terbilang. Karena skema itulah negara rugi ratusan triliun selama 10 tahun sby berkuasa. Ingatkan? Nah itu sudah di removed dari tata niaga migas. Kini semua jadi transfarance dan negara hemat jutaan dollar setiap hari. Tiga kilang minyak raksasa sedang dibangun agar kita mandiri. Itulah buah dari revolusi mental ala Jokowi.

Bukan itu saja Bung, mafia pangan, mafia pupuk , mafia pajak , mafia ikan di libas nya tanpa ragu. Itu engga mudah Bung. Kalaulah mudah tentu sby sudah lakukan selama 10 tahun dia berkuasa. Tetapi jokowi tidak penduli akan semua hambatan. Yang kusut dia urai. Yang keruh dia jernihkan. Yang sulit dibuat mudah. Semua demi negeri yang dia cintai. Demi rakyat yang butuh hope dia dobrak status quo, dia gebrak orang yang tidur mimpi populis, dia hentakan orang yang berada di comfort zone. Tentu karena itu Jokowi menciptakan banyak musuh. Bacalah sosmed setiap hari menghujatnya. Dengarlah talk show TV oon yang terus menggiring opini membencinya. Itulah proses revolusi mental yang sedang berlangsung.

Bung AHY, begitu banyak rencana dibuat oleh sby. Apa hasilnya ? Hanya tumpukan kertas studi. Kalaupun diimplementasikan, kebanyakan mangkrak. Kini di era Jokowi itu diselesaikan tanpa gaduh. Diselesaikan ditengah warisan APBN yang defisit. Tanpa ada sedikit pun Jokowi mengeluh dan menyalahkan rezim sby. Justru atas dasar hormat kepada sby, Jokowi laksanakan semua rencana itu dengan sempurna. Walau karena itu Jokowi harus berhutang namun bukan hutang untuk belanja pegawai tetapi untuk investasi yang punya nilai tambah tinggi dimasa depan. Hasilnya kini Indonesia masuk investment grade dimata investor, masuk komunitas negara USD 1 triliun.

Bung AHY, orang Minang punya falsafah, alam terbentang jadi guru. Tuhan mendesign kehidupan ini dengan banyak peristiwa. Baik dan buruk adalah pembelajaran bagi orang berakal. Jokowi tidak menggurui kita dengan buku untuk paham revolusi mental. Tetapi Jokowi meminta kita belajar dari apa yang diperbuat. Orang Banyak berkata tentang apa yang seharusnya baik dikerjakan, tetapi Jokowi menunjukkan kepada kita bagaimana sebaiknya dikerjakan. Sebagaimana dia mendidik putranya mandiri jauh dari bayang bayang kekuasaannya. Itulah jokowi. Itulah revolusi mental. Untuk dipahami oleh rakyat yang mau berpikir. Pahamkan sayang ?

***
Kritik AHY terhadap kinerja Jokowi tak ubahnya dengan kelompok oposisi yang tak didukung data yang akurat. Hanya bedanya, AHYmenyampaikan dengan bahasa santu seperti SBY. Lima isu yang disasar AHY, yakni menurunnya daya beli masyarakat, naiknya tarif dasar listrik, kurangnya pembukaan lapangan pekerjaan, derasnya aliran tenaga kerja asing dan revolusi mental yang dinilai tidak berjalan.

Banyak orang tidak paham makna GNP USD 1 triliun untuk Indonesia. Dengan kondisi GNP sebesar itu tidak datang begitu saja. Itu melewati proses yang tidak sebentar. Bung AHY, dalam sepuluh tahun terakhir pendapatan per kapita secara riil mengalami kenaikan dua kali lipat. Sementara itu inflasi dua tahun terakhir juga mencatat rekor sangat rendah dan stabil, yaitu di bawah 4 persen. Bung AHY, data memang menunjukkan bahwa pendapatan riil masayarakat tidak terjadi penurunan. Kalau dirasa konsumsi menurun maka itu terjadi karena fenomena kelas menengah yang tumbuh akibat meningkatnya pendapatan.

Bertambahnya kelas menengah dapat menyebabkan bergesernya jenis konsumsi masyarakat dari kebutuhan primer (makanan dan sandang) menjadi kebutuhan sekunder bahkan tersier (mewah). Jumlah nominal yang dikonsumsipun akan berubah seiring dengan kesadaran masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi. Hal ini sejalan dengan data dari Bank Indonesia bahwa dana pihak ketiga tahun ini meningkat 10 persen di kuartal kedua bila dibandingkan tahun lalu.

Jadi bung AHY, secara prinsip ekonomi, tidak terjadi hal yang dapat menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat. Dari kompilasi terhadap data Susenas menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi kelompok menengah dari Maret 2016 ke Maret 2017 masih di atas 6 persen, memang lebih rendah dibandingkan setahun sebelumnya yang pernah di kisaran 8 persen. Namun kelompok masyarakat 30 persen berpenghasilan terendah, konsumsinya tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan keberhasilan dari kebijakan transfer pemerintah. Engga percaya ?

Mari lihat fakta berikut …

Secara umum, daya beli masyarakat dapat diasosiasikan dengan penerimaan PPN Dalam Negeri yang merupakan pajak atas konsumsi barang/jasa. Pada tahun 2017 penerimaan PPN Dalam Negeri tumbuh 15,32 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2016 yang mencapai -2,15 persen. Beberapa sektor utama pada jenis pajak PPN Dalam Negeri tumbuh positif seperti sektor Industri Pengolahan (tumbuh 19,47 persen), Perdagangan Besar & Eceran (tumbuh 17,99 persen), dan Transportasi & Pergudangan (18,30 persen).
Belum juga yakin? Mari kita lihat data sebagai berikut ..

Dari sisi kinerja penerimaan pajak sektoral, 2 (dua) sektor utama yang dapat diasosiasikan dengan daya beli masyarakat: Industri Pengolahandan Perdagangan Besar & Eceran, pada tahun 2017 menunjukan tren yang positif: Dari sisi produksi, penerimaan pajak (seluruh jenis pajak) dari sektor Industri Pengolahan secara umum tumbuh 17,53 persen dengan pertumbuhan positif pada beberapa sub-sektor utama seperti Industri Pengolahan Tembakau (tumbuh 36,30 persen), Makanan (tumbuh10,45 persen), Minuman (27,54 persen), Kendaraan Bermotor (51,31 persen), Pakaian Jadi (19,96 persen), Komputer & Elektronik (14,49 persen).

Bagaimana dengan yang lain…

Coba liat ini dari sisi distribusi/penjualan, penerimaan pajak (seluruh jenis pajak)sektor Perdagangan Besar & Eceran secara umum tumbuh 26,08 persen dengan pertumbuhan positif pada beberapa sub-sektor utama seperti Perdagangan Besar & Eceran Non Kendaraan Bermotor (25,67 persen) dan Perdagangan Besar Perlengkapan Rumah Tangga (23,43 persen). Pertumbuhan positif PPN Dalam Negeri, penerimaan pajak sektor Perdagangan, dan penerimaan pajak sektor Industri Pengolahan memberikan indikasi masih kuatnya daya beli masyarakat, dari sisi produsen dan distributor.

Untuk data tahun 2018, realisasi penerimaan perpajakan periode Januari – Februari 2018 adalah sebesar Rp 160,75 triliun (9,93 persen dari APBN 2018) atau tumbuh 13,60 persen secara year-on-year. Pertumbuhan ini ditopang oleh pertumbuhan PPh Non Migas yang mencapai 12,26 persen, PPN yang tumbuh 18,00 persen, Cukai tumbuh 15,16 persen, serta Bea Keluar yang tumbuh 74,60 persen. Kinerja positif penerimaan pajak juga tercermin dari penerimaan sektor usaha utama seperti Industri Pengolahan dan Perdagangan yang tumbuh signifikan, masing-masing tumbuh 13,25 persen dan 33,56 persen.

Masih kurang yakin…Ini data berikut..

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, banyak hal yang sebelumnya tidak mungkin dalam sektor perdagangan dan jasa berubah menjadi suatu fakta yang tidak disangka sebelumnya. Porsi belanja orang miskin untuk telp selular sebesar 25% dari pendapatannya. Hebat kan. Mereka tidak keberatan listrik naik. Loh, belanja selular lebih besar dari anggaran listrik rumah mereka. Jumlah orang miskin turun loh Bung. Daya serap angkatan kerja terselubung terserap lewat penyediaan lapangan kerja pembangun infrastruktur. Kan engga mungkin bangun jalan, irigasi, pelabuhan, bandara pakai robot. Ya kan sayang..

Berdasarkan data jumlah pemudik yang menggunakan motor turun sampai 55%. Fakta ini menunjukkan bahwa orang lebih memilih menggunakan angkutan umum karena hampir sebagian besar jalan menghubungkan kota sudah bagus dan bahkan di Jawa sebagian sudah menggunakan jalan tol. Jadi waktu tempuh semakin cepat. Dulu orang naik motor karena menggunakan kendaraan umum bisa terjebak macet luar biasa akibat jalan yang buruk. Dengan orang memilih mudik menggunakan angkutan umum maka fakta tak terbantahkan bahwa sebagian besar orang Indonesia adalah konsumen jasa yang mampu membayar untuk mendapatkan layanan terbaik bagi dirinya.

Selama Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, menurut Bank Indonesia (BI) pertumbuhan jumlah uang beredar naik 14% atau Rp 167 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 147 trilun. Selama 10 tahun terakhir , tahun ini uang yang diedarkan BI mencapai puncak tertinggi yaitu sebesar Rp 691 triliun. Ini suatu fakta bahwa tingkat pendapatan dan kemakmuran dalam bentuk purchasing power memang bukan retorika.

Jadi kalau ada orang bilang Jokowi membangun demi pencitraan dan retorika maka sebetulnya mereka berkaca kepada diri mereka sendiri yang menganggap kekuasaan itu adalah berkah untuk hidup senang diatas retorika atas nama agama dan idiologi. Makanya memang program hanya retorika. Namun Jokowi tidak bicara kecuali menyampai fakta lewat kerja keras agar orang bisa merasakan dan menikmatinya. Jadi pelajari fenomena ekonomi dan lihat secara cerdas agar tidak terperangkap pemikiran ekonomi terbelakang. Bagaimanapun sikap kritis Bung AHY patut di hormati…

Renungan fitri


Seusai bersibuk dengan aktifitas keseharian ,saya pulang mendekati dini hari. Walau malam telah menjemput namun Jakarta masih ramai. Masih ada beberapa tempat yang terhalang macet. Entah apa sebabnya. Ketika lampu merah , mata saya tertuju kepada wanita yang duduk di pinggir jalan. Di sampingnya ada baskom tempat dia menjual sesuatu. Di sampingnya nampak juga anak balita yang tertidur beralaskan kain. Wanita itu menatap saya dan mendekati kendaraan saya. Saya bukan kaca jendela kendaraan. Dengan tersenyum, dia menawarkan dagangannya. Saya membalas senyumnya seraya menanyakan namanya.

Dia menyebut dirinya Markiah. Singkat saja nama itu. Ya, Markiah seperti wanita lainnya yang terseret arus kota yang sulit ramah kepada seorang janda miskin. Kemana suaminya? entahlah. Ketika saya beli susu kedelai yang dia tawarkan, dia tampak lelah namun tegar. Tentu. Ketika saya beri uang tanpa membeli daganganya, dia menolak dengan halus. Saya merasa terjatuh berkeping keping. Ya Tuhan maafkan aku. Aku salah menilai wanita ini sehingga aku menduga dia pengemis.

Tuhan, engkau tunjukan kepadaku wanita perkasa melewati nasip. Dia tidak menadahkan tangan. Tidak menjual diri. Ketika saya rasakan susu kedelai memang enak. Dengan harga 5.000 satu kantong plastik saya merasakan susu kedelai terbaik. Dia tidak hanya menjual untuk uang tapi memang menjual karena cinta, tahu berterimakasih kepada konsumen yang telah membeli produknya.

Hidup memang tidak sempurna. Sekeras apapun kamu berpikir utopis dan berharap datang namun yang terjadi terjadilah. Seorang pengusaha sukses nan filantropi akhirnya hancur karena badai krisis moneter yang tak pernah dia bayangkan akan terjadi. Wanita soleha tak pernah meminta uang belanja kepada suaminya namun dia harus bertanya mengapa dia harus di madu? Seorang jenderal yang tak henti beriklan bertahun tahun dan di dukung sederet ulama hebat akhirnya hanya dapat sujud syukur palsu terpilih sebagai presiden. Nyatanya dia dikalahkan oleh tukang kayu yang bukan jenderal dan bukan pula pimpinan partai.

Ya inilah permainan Tuhan. Kalau hidup tanpa surprise, semua sempurna? Padahal ketidak sempurnaan adalah fakta yang memaksa kita rendah hati. Saya masih ingat Markiah tadi, kita malu bila masih berkeluh kesah dengan keadaan. Kadang paranoid kepada pemerintah dan siapa saja. Kadang merasa kawatir tentang masa depan. Senantiasa mengutuki keadaan yang tidak seperti kita mau, sehingga bertanya mengapa Tuhan tidak memberi yang aku mau. ? terus berpikir ingin menjadi matahari padahal untuk menjadi lentera pun kita tidak sanggup.

Padahal semua bukan antara kita dengan keadaan tapi antara kita dengan Tuhan. Untuk menguji keimanan kita. Bukankah tidak dikatakan seseorang beriman sebelum di uji, dan ujian itu hanya ada karena kehidupan itu memang tidak sempurna. Kamu berkata bahwa kita bisa copy paste dengan kehidupan Madinah di era Rasul memimpin asalkan Al Quran dan Hadith sebagai pegangan kita. Ya kita harus berpegang kepada kitabullah dan Sunnah namun kita tidak seharusnya hidup dalam utopia masalalu. Kita manusia biasa yang tidak mungkin sekelas Rasul.

Karenanya sadarilah bahwa zaman ideal era kepemimpinan Rasul di Madinah tak akan pernah terjadi lagi. Walau kita berusaha mencapainya kita hanya seperti menggapai surya di pangkal akanan. Kita hanya akan selalu mendapatkan hangat dari cahayanya, dan kita senantiasa berikhtiar ke sana. Tapi mungkinkah mencapai kaki langit itu, menjangkau terang itu, dengan kebencian dan permusuhan? Hidup jadi berarti bukan karena mencapai. Hidup jadi berarti, karena mencari, memberi dan mengasihi. Itulah nilai agama sesungguhnya. Rahasia Allah terlalu luas untuk dipahami kecuali laluilah hidup ini dengan ikhlas. Itu sudah cukup karena kita akan diadili sendiri sendiri dihadapan Tuhan. 

***

Monday, June 11, 2018

Pemimpin.

Abdullah bin Umar dia berkata : Rasulullah bersabda “Kalian semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap rakyat yang dipimpinnya. Seorang raja memimpin rakyatnya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya itu. Seorang suami memimpin keluarganya, dan akan ditanya kepemimpinannya itu. Seorang ibu memimpin rumah suaminya dan anak-anaknya, dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya itu. Seorang budak mengelola harta majikannya dan akan ditanya tentang pengelolaanya. Ingatlah bahwa kalian semua memimpin dan akan ditanya pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya itu.” [Al-Bukhari meletakkan hadits ini di kitab 49; Budak. Bab 17; dibencinya perbuatan menyiksa budak.]

Ibu saya pernah menasehati saya “ Kamu adalah pria. Dalam hal apapun takdir kamu terlahir sebagai pemimpin. Begitu agama dan adat kita mendidik kaum pria. Setiap pemimpin dituntut untuk berkorban. Seberapapun besar pengorbanan kamu kepada mereka tetap saja tidak akan memuaskan mereka semua. Akan selalu ada yang tidak suka. Akan ada yang tidak puas. Akan selalu ada yang bergunjing dibelakang kamu. Akan selalu ada yang tidak akan berterima kasih kepadamu. Tetapi kamu tidak boleh mengeluh atas sikap mereka itu. Mengapa? Karena memimpin itu bukan” mendapatkan” tetapi “memberi” dan berkorban untuk itu. Kamu tidak berhak atas keadilan dari mereka tetapi dari Tuhan. Selagi kamu menuntut keadilan kepada mereka atas apa yang telah kamu lakukan maka kamu bukan lagi seorang pemimpin tetapi pengekor”

Nasehat ibu saya itu selalu saya ingat. Dalam memimpin keluarga saya tidak pernah minta dilayani dirumah walau saya bekerja keras untuk memuaskan kebutuhan keluarga. Tidak pernah menepuk dada atas apa yang telah saya berikan. Dan karenanya berhak dihormati berlebihan dan memperlakukan istri semau saya. Mengapa ? Apa yang saya lakukan untuk keluarga itu adalah liabilities yang harus saya tunaikan. Itu tanggung jawab saya dihadapan Tuhan dan cukuplah Tuhan sebagai penilai. Begitu juga dalam kepemimpinan lain entah itu di LSM perusahaan,pemerintahan, pemimpin harus menempatkan dirinya sebagai undertaker yang visioner. Bukan gila hormat dan serba paranoid. Bukan yang gampang buat excuse tetapi smart menemukan solusi. Bukan yang lebih ingin didengar tetapi suka mendengar. Bukan yang merasa paling benar. Mudah meminta maaf dan suka memaafkan. Gemar bekerja dan kaya pengetahuan untuk memberikan inspirasi kepada bawahannya melakukan perubahan yang positip.

Walau begitu, pemimpin yang baik sadar bahwa dia ditempatkan sebagai orang yang paling dinilai oleh orang banyak. Karenanya dia renta sekali di hujat, di fitnah dan digunjingkan dibelakangnya. Artinya selagi orang penduli dan Sadar bahwa pemimpin itu punya nilai maka dia akan selalu dibicarakan kelebihan dan kekurangannya. Kecuali pemimpin itu memang tidak ada nilai maka akan muncul sikap apatis dari orang yang dipimpinnya. Contoh pengusaha yang sukses menghela gerbong organisasi nya pasti banyak karyawan yang membencinya namun banyak juga yang mencintainya. Makanya jadi pemimpin yang baik itu harus berjiwa besar. Engga gampang baperan dan focus kepada agendanya untuk hidup dijalan Tuhan, maka hasilnya pasti maksimal dihadapan Tuhan. Ya tirulah Jokowi ...

Monday, May 28, 2018

Islam dan perbedaan

Entah mengapa semakin bertambah usia dan melihat perkembangan zaman sekarang , rasa kagum kepada pendiri bangsa ini semakin besar. Betapa tidak? Karena ada segelintir tokoh islam yang ikut dalam team pembentukan dasar dan philosopi bangsa ini. Mereka tidak terjebak dalam islam indentitas untuk membuat konsep negara. Pemahaman tauhid yang sangat bijak dan membumi dimana nilai islam itu tertuang dalam pancasilan. Apa itu? Islam tidak dibangun dengan nilai nilai syariat atas dasar takut kepada Allah tetapi nilai islam itu bertumpu kepada Cinta dimana ending nya adalah keadilan sosial bagi semua. Bahwa keadilan itu adalah pakaian cinta Allah, mendekati keadilan adalah mendekati Allah.

Pancasila dengan jelas dan diakui oleh semua agama bahwa yang utama atau nomor satu adalah Tuhan Yang Maha Esa, selebihnya bukanlah yang utama dan tidak masuk sumber kekuatan. Tidak ada satupun manusia bisa mengatakan dia paling benar mewakili Tuhan dan tidak bisa dibenarkan ada narasi menyalahkan yang berbeda. Karena sumber kebenaran itu hanya Allah. Itu antara individu dengan Tuhan saja yang tahu. Tauhid menjamin kebebasan manusia dan memuliakan hanya semata kepada-Nya. Pandangan ini memunngkinkan Pancasila menolak segala dominasi atas nama SARA. Tauhid memiliki esensi sebagai gagasan yang bekerja untuk kemanusiaan yang adil dan beradab untuk terjadi persatuan dan kesatuan diantara umat. Pancasila bukan meliat sebuah agama kolektif yang diajarkan oleh fikih dan syariah, tetapi lebih luas dari itu. Yaitu Cinta. Dan ini gurunya adalah Rummi.

Agama masalah private yang manifestasinya dalam bentuk cinta diatas perbedaan yang ada. Jadi kalau islam mengatakan bahwa perbedaan itu adalah rahmat maka benarlah Pancasila mengamalkan apa yang diajarkan Islam. Para pendiri negara kita sangat paham bahwa negeri ini akan besar karena kesadaran diri untuk mau bermusyawarah atas dasar cinta. Agama itu bagaikan elang yang terbang tinggi diatas langit namun membumi bagaikan induk ayam yang menyelesaikan keseharian atas dasar semangat gotong royong, cinta dan kasih sayang. Makanya bermusyawarah untuk mencapai mupakat adalah kata kuncinya. Karena ia menolak pemaksaan kehendak. Demo jalanan. Makar. Aksi Teror. Tanpa dasar kecintaan kepada Tuhan YME rasanya tidak mungkin manusia bisa tercerahkan dan bersedia duduk bersama atas dasar hikmah dan bijaksana. Atas dasar itulah rakyat akan terlibat dalam semangat emansipasi untuk membangun negeri demi tercapainya keadilan sosial bagi semua.

Namun setelah indonesia merdeka, selalu ada usaha untuk membangun nilai agama kolektif atau islam indentitas. Sampai pakaian pun harus berbeda, tatanan budaya didobrak. Ini bukan soal indentitas sebagai sebuah kebenaran tetapi islam sebagai produk politik. Maka jadilah islam sebagai sebuah idiologi. Transaksional terjadi tanpa bisa dihindari. Islam jadi pembenaran pembunuhan tanpa perlu ada perang. Bahkan membenci dengan mereka yang sama sama mengucapkan dua kalimasahadat. Ketika ada yang berkata bahwa ia paling benar dalil agamanya maka ada dua hal yang sedang mereka perjuangkan, pertama adalah agama sebagai alat merebut hegemoni politik untuk meraih kekuasaan, kedua, memperkecil nilai islam itu sendiri agar Islam sebagai rahmatanlilalamin meredub melalui kampanye perbedaan mahzab, golongan, etnis. Keduanya sengaja untuk melepaskan agama sebagai kekuatan individu,yang terikat langsung dengan sang Khalik.

Passion..

Kalau ada orang pendidikan tinggi. Pernah sekolah di luar negeri. Cerdas dan berwawasan luas. Namun tidak ada lapangan pekerjaan sesuai kapasitas dia. Kalaupun ada , pekerjaan itu hanya membayar karena dia “ngantor dan ngoceh “ selebihnya kosong. Lantas apakah negara gagal menyediakan lapangan pekerjaan untuk dia? apakah dia hanya jadi potensi SDM tanpa jadi potensi real? Jawabnya bukan terletak kepada pendidikan. Pendidikan hanyalah 30% dari potensi orang untuk mempunyai nilai. Ada 2/3 lagi potensi yang harus dilengkapinya. Apa itu ? Potensi intelektual, dan spiritual. Kalau dia punya potensi intelektual maka dia tidak perlu menunggu pekerjaan yang tersedia tetapi dia menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau dia punya pontesi spiritual , dia tidak perlu malu bila untuk memulai langkah besarnya dia harus mengambil resiko dengan pendapatan rendah atau serba tidak pasti.

Masalahnya di negeri kita sudah terbentuk mindset bahwa pendidikan tinggi punya hak mendapatkan strata sosial lebih tinggi dibandingkan orang tak punya pendidikan cukup. Merasa paling tahu dan berhak bilang orang lain salah. Berhak untuk mendapatkan kesempatan lebih besar. Kalau kesempatan tidak ada maka dia bisa menyalahkan siapapun dengan segudang teori yang dia tahu. Faktanya teori yang dia ketahui tidak bisa menghidupi dirinya sendiri kecuali berharap ada orang lain mau membayarnya. Orang seperti ini banyak. Titel S2 atau S3 tetapi income kalah sama emak emak yang jualan online dari rumah. Mereka ini ada disemua instansi pemerintah dan lapisan masyarakat. Mereka bubble value SDM dengan tingkat yield lebih rendah dari junk bond. Hebatnya mereka sangat piawai merangkai retorika menjadi bubble haters. Karenanya tatanan budaya jadi rusak. Agama jadi dagangan. Dan politik jadi gaduh.

Di China sejak tahun 2008 dikeluarkan kebijakan bahwa tidak boleh ada lagi penerimaan pegawai lebih mengutamakan sarjana atau alamamater tertentu. Bahkan di china, lulusan SMU sampai sarjana tanpa nilai di ijazahnya. Qualifikasi ditentukan dari test dimana 80% berdasarkan studi kasus lapangan dan attitude. Lantas dimana nilainya ? Pendidikan sekolah dan kampus hanyalah 10% bekal untuk qualified mendapatkan peluang di tengah masyarakat. 90% ditentukan oleh semangat kemandirian dan karakter. Apa artinya ? China percaya bahwa SDM manusia itu 90% ditentukan oleh kebudayaan dan akhlak. Agama berkata budaya memakai. Perbuatan manusia adalah manifestasi budaya dalam menerapkan hakikat agama ( = akhlak). Dan hakikat ini tidak diuji dari pengetahuan kampus tetapi dari proses ulat jadi kepompong, dimana mereka harus melewati sakit dan terluka agar mereka tahu arti bersyukur dan paham bagaimana mencintai.

Makanya jangan terkejut bila semakin tinggi pendidikan orang semakin menunduk dia. Apalagi bila seorang pengrajin di desa diumumkan oleh pemerintah berhasil menampung 10 angkatan kerja dan punya omzet miliaran tanpa sedikitpun fasilitas dari negera. Hal ini semakin membuat mereka menunduk dan sampai akhirnya mereka tidak lagi melihat capaian pendidikan yang diraih, tidak lagi melihat apa yang didapatnya tetapi apa yang dia berikan. SDM terbaik untuk peradaban tidak menghitung berapa yang didapat tetapi berapa yang diberikan, dan pasti engga baper.

Sunday, May 27, 2018

Cinta ?

Saya ingin mengaduk ngaduk logika dan kemapanan emosional anda dalam melihat persoalan sederhana. Tetapi syaratnya jangan baper ya. Begini, ada wanita cantik rupawan yang disukai oleh pria kaya. Wanita itu bangga dan merasa tersanjung karena kecantikannya berbalas pantas dari pria kaya. Apalagi bukan hanya kaya tetapi juga gagah rupawan. Nah mari kita lihat logika sederhana. Ketika wanita bangga terpilih karena kecantikannya maka pada waktu bersamaan juga pria bangga karena kekayaannya mampu menaklukan wanita cantik rupawan. Disini bukanlah cinta yang memicu terjadinya kesepakatan tetapi sebuah transaksional. Ada barang ada harga. Cinta hanya soal retorika namun value didepan menentukan harga.

Disini kita tidak bicara harga barang tetapi value seperti terjadi di bursa saham. Bisa naik bisa juga jatuh. Tergantung sentimen. Begitu juga dengan hubungan pria wanita. Awalnya hubungan memang luar biasa Ibarat pasar sedang hot hot nya. Apapun kinerja disikapi dengan sentimen positip. Sang wanita mulai menentukan kondisi disaat pria sedang on trap dalam euforia cinta. Namun karena waktu, pilihan semakin beragam dan berkembang. Bagi pria , ketika wanita terus meminta uang maka otak kalkulasi bisnis pria bekerja baik. Lirik kiri kanan membandingkan portfolio yang ada ditangan dengan yang ada diluar. Keputusan dibuat, awalnya rebalancing dengan mulai menempatkan wanita bukan the first one tetapi the second. Wanita juga ketika requirement nya di pertanyakan maka diapun melakukan rebalancing.

Dari rebalancing antara kedua belah pihak maka selanjutnya terjadilah take position sell and walk out. Pria melepas portfolio nya atas wanita untuk mencari yang lebih excited. Wanita juga berusaha mendapatkan market yang mau take down dia. Kalau bisa dapatkan pria yang lebih tajir.Tetapi masalahnya uang terus bertambah dan value pria terus meningkat tetapi wanita semakin lama value phisiknya semakin menurun karena faktor usia. Lambat laun karena usia tidak bisa dibohongi akibatnya melantai dibursa terpaksa di delisting karena no value. Masuk ke pasar sekunder , nilai kalah dengan harga steak newzealand satu porsi. Kalau sudah begitu , hidup jadi insecure dan dampaknya baper engga jelas. Karena masih merasa ayam merak diantara ayam kampung.

Hubungan transaksional dapat menjebak siapapun. Mengapa ? karena transaksional menggunakan marketing komunikasi yang bisa menggunakan dalil agama ataupun sekularisme. Namun pada akhirnya harus ada yang dikorbankan dan ada yang membayar karena itu. Setelah deal terjadi maka puas dan tidak puas mulai dibicarakan.Bargain terjadi terus menerus, sampai akhirnya satu sama lain disconnect. Masalahnya selesai. Toh tidak ada yang dirugikan. Semua terjadi atas dasar suka sama suka. Tetapi yang jadi masalah kadang banyak orang ketika menentukan pilihan bertransaksi , dia baper. Merasa ingin menguasai orang lain padahal dalam transaksi tidak ada hegemoni kecuali suka sama suka walau sadar bahwa tidak pernah terjadi deal yang sempurna.

Hidup itu sangat renta dari apa yang kita pikirkan bila kita menganggap segala sesuatu ukurannya materi atas dasar transaksional. Mengapa ? selalu ujungnya penyesalan dan keluhan. Hidup itu sangat kuat dan indah bila kita bisa terus berusaha ikhlas. Mencintai orang lain dengan tulus selalu memberikan nilai tanpa batas ; tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan. Selalu indah waktunya.

Bertahan hidup

Di musim panas, saya berhenti sejenak ketika ada seorang wanita mengayuh kereta berisi barang rongsokan ditengah hiruk pikuk pasar. Udara panas menyengat keras. Wanita itu tetap sabar. Wajahnya nampak keras seakan tak menyisakan ragu dan takut untuk bertahan hidup ditengah lautan manusia lebih dari 1 miliar di China. Teman saya menegur saya “ apakah kamu baik baik saja. “ saya mengangguk. Tetapi teman saya memperhatikan suatu tanya tentang apa yang baru saya lihat. Dia menarik saya masuk ke dalam cafe untuk lepas dari terik matahari. Setelah memesan kopi se gelas untuk dirinya, dia kembali duduk bersama saya.

Bagi orang china, kata teman saya. Bertahan hidup adalah fitrah alam. Ini hukum ketetapan Tuhan. Hidup terasa hambar dan tidak ada arti bila tanpa tantangan. Bertahan hidup sangat tertanam dalam diri setiap makhluk hidup. Alam sendiri berjuang setiap hari demi kelangsungan hidupnya. Bertahan hidup menunjukan akar yang baik bagi kelangsungan perkembagan jiwa positip. Setiap upaya bertahan hidup bagaikan biji kecil dari pohon tumbuh terus lebih besar dan lebih tinggi ke arah cahaya. Wanita itu berjuang dan terus melangkah tanpa henti. Kadang menunjukan pemandangan luar biasa. Itu semua buah dari ribuan langkah untuk bertahan hidup.

Kehidupan memaksa orang harus memilih. Apapun pilihan disertai hukum Tuhan, yang kadang kita abaikan, dan itulah kelemahan manusia. Namun cinta, cinta adalah mesin. Mesin ini yang mendorong orang kembali kepada hukum Tuhan. Karena Tuhan mencintai manusia lewat proses hidupnya. Setiap makhluk menyadari ini. Tuhan menawarkan, hidup sesuai dengan aturanNya. Untuk mencapai keseimbangan sempurna. Manusia menerjemahkan cinta Tuhan dalam berbagai cara sementara waktu terus berlalu. Tapi cinta selalu ada di sana. Mungkin berbeda dari satu abad ke abad yang lain. Tapi dia terus mendorong orang untuk bertindak. Mencintai orang lain. Mencintai keluarga. Mencintai negara.

Senja telah datang. Sebentar lagi buka puasa. Saya tidak lagi merasa lapar. Karena apalah arti lapar bila dibandingkan dengan kerasnya bertahan hidup dari wanita itu. Juga samahalnya dengan banyak orang duafa yang bertahan hidup di negeri saya. Mereka kumpulan manusia yang sebetulnya kuat. Karena mereka tidak mengeluh dan tidak berharap dari segala kemudahan. Mereka bertahan hidup berkat cinta Tuhan yang membuat mereka mengabaikan untuk membenci dalam keluhan yang tiada henti. Walau mereka tidak paham apa itu agama sesungguhnya namun Tuhan hadir dalam proses hidupnya. Membuat mereka selalu punya harapan. Tanpa berputus asa akan rahmat Tuhan.

Sebetulnya kemiskinan lahir dari ketidak seimbangan. Karena manusia mengabaikan hukum Tuhan untuk mencapai keseimbangan. Takut miskin dan menghindar dari kelelahan. HIlanglah struggle untuk mencapai keseimbangan itu. Dunia sekular hanya menghitung rasio Gini atas distribusi kekayaan tetapi lupa menghitung distribusi cinta. Makanya yang nampak adalah peradaban paradox, dimana ilmu tidak melahirkan kebijakan dan harta tidak menimbulkan kebahagiaan tetapi justru menangis ditempat sepi dan menumpang tawa ditempat ramai. Selalu punya waktu melihat keluar namun buta melihat kedalam. Selalu punya alasan membenci dan menolak untuk memaafkan apalagi memaklumi.

“ Hidup adalah perjuangan atas sebuah pilihan. Wanita itu tidak memilih untuk meminta dan modus. Tentu pilihannya ada resiko. Mungkin dia bisa saja menolak resiko agar terhindar dari luka dan jatuh. Namun yakinlah dia tidak akan menjadi apa apa dan bukan siapa siapa. Tetapi dengan dia melewati resiko, terluka dan jatuh, dia tahu arti mencintai dan paham bagaimana bersyukur kepada Tuhan. Itulah hakikat dari kehidupan, berjalan dijalan Tuhan dan selalu berprasangka baik kepada Tuhan tanpa prasangka buruk terhadap orang lain” demikian kata teman saya mengakhiri pertemuan hari itu.

Mengapa petani China dan Thailand kaya raya.

  Anda mungkin tahu semua apa itu sauce tomat. Tentulah. Itu menu tambahan wajib yang tersedia di meja saat anda makan sup atau nasi goreng....