Tuesday, January 07, 2025

Sukses berwiraswasta.

 




Apa syarat orang bisa berkembang dalam bisnis ? tanya pembaca blog saya, yang kebetulan bertemu dengan saya di cafe. Ada tiga. Satu, adanya dukungan lingkungan. Kedua, adanya peluang. Ketiga. Adanya skill dan pengetahuan. Demikian kata saya dengan cepat. Bisa jelaskan secara sederhana tiga hal itu, pintanya.


Satu. Kalau anda berada dalam lingkungan karyawan. Katakanlah orang tua pegawai, paman, tante juga pegawai. Kemudian anda bergaul juga dengan teman teman yang orang tuanya juga pegawai. Yakinlah, sulit muncul pengaruh berwirausaha. Kalaupun anda akhirnya terjun berwiraswasta, nah ketika ada masalah, maka mereka lah yang pertama melemahkan anda. Bukan menyemangati. Mengapa? Persepsi mereka sudah terbentuk bahwa bisnis itu beresiko. Pendapatan tidak pasti. Bukan masa depan yang baik.


Maka kalau anda ingin tetap berwiraswasta di tengah lingkungan yang tidak mendukung, maka yang harus anda lakukan adalah jangan cerita tentang kesulitan. Focus kepada diri anda saja. Jangan  dengar orang ngomong apa. Mungkin anda tidak bisa menutup mulut mereka yang melemahkan anda. Tetapi anda punya kedua tangan untuk menutup telinga anda. Jadi? Ya keluar dari lingkungan itu. Perbanyak network sesame pengusaha aja.


Dua. Peluang ada di mana mana. Namun itu  karena ada orang lain yang telah menciptakannya. Kalau anda berteduh di bawah pohon yang rindang di taman. Percayalah, itu karena tadinya ada orang yang menanam pohon itu. Nah masalahnya, apakah anda ingin jadi follower atas adanya peluang yang orang lain ciptakan atau anda ciptakan sendiri.  Itu soal pilihan. Tapi yakinlah, walau follower lebih terukur resiko nya. Lebih terukur cara menghindari resiko. Namun anda tidak akan kemana mana dan tidak akan jadi apa apa.


Jadi gimana menciptakan peluang? Pertama yang harus anda miliki adalah rasa ingin tahu.  Punya minat membaca dan memperkaya literasi. Mau bertanya dan menjadi pendengar yang baik. Dengan itu, anda bisa melihat peluang yang ada dengan persepsi berbeda, untuk melahirkan peluang baru.  Di India dan Bangladesh. Mereka sangat bergantung supply chain tekstil dari China. Nah Ketika harga kapas dan fiber semakin mahal, sementara daya beli domestic tidak naik. Pasar domestic akan turun. Bukan tidak ada pasar tetapi kemampuan pasar tidak bisa mengikuti kenaikan haga pokok. 


Mereka mengganti fiber dan kapas dari pelepah daun pisang dan bamboo. Dari sini munculah innovasi tekstil organic. Di China orang tidak ingin berebut pangan dengan ternak. Mereka tidak menggunakan jagung untuk pakan ternak tetapi menggunakan limbah bongkol jagung untuk pakan ternak ayam  dan ternyata menghasilkan telur yang banyak. Nah idea kreatif itu tidak akan datang tanpa pengetahuan. Kalau tidak ada literasi, peluang pelepah daun pisang dan bamboo sebagai pengganti kapas dan fiber akan disikapi skeptis. Bongkol jagung akan jadi limbah.


Ketiga. Bisnis di era modern sekarang tanpa skill dan pengetahuan seperti orang menggantang asap. Mengapa ? karena perubahan begitu cepat. Bayangkan 10 tahun lalu business aplikasi IT tumbuh cepat. Start up bermunculan seperti jamur dimusim hujan. Namun kini sebagian besar start up itu bangkrut karena tergerus dengan hadirnya internet of things dan artificial intelligent.


Dulu orang bisa kaya dari youtuber dan like and scriber. Tetapi belakangan provider applicator tidak lagi menyediakan income dari banyaknya view dan like. Tapi meminta yang nonton direct pay. Dan ini menuntut kualitas konten. Kalau kualitas konten hanya tempat orang bokek bergerumun, ya walau jutaan subscriber tidak akan menghasilkan uang. Kini yang kaya adalah creator konten yang memang punya skill ahli dibidangnya. Seperti tokoh masyarakat, pengamat ahli yang audience memang mereka yang mampu bayar. Kelak tiktok akan seperti youtube. Hanya masalah waktu.


Kalau anda punya skill yang didukung oleh pengetahuan, anda bisa berkembang karena waktu. Walau perubahan datang cepat, cepat pula anda bisa beradabtasi. Kembali kata kuncinya adalah kainginan untuk menerima perubahan lewat pengetahuan yang mempertajam skill. Jadi tidak ada alasan berdiam diri dan merasa puas dengan apa yang anda capai pada hari ini. Sedikit anda terlena, hanya masalah waktu anda akan tenggelam oleh zaman.


Enak jadi pengusaha. Duit banyak dan bisa beli apa saja.” Katanya tersenyum setelah mendengar uraian saya.  Saya katakan, kalau  kamu niat berwiraswasta karena ingin kaya, hidup hedonism, kamu tidak akan pernah sukses. Apa pasal? Usaha tidak akan berkembang tanpa stakeholder dan tidak ada stakeholder yang bisa menerima anda rakus. Sehebat apapun anda punya bisnis, itu akan tumbang dengan sendirinya. Dan untuk bangkit lagi tidak akan pernah bisa selagi anda tidak ubah mindset anda. 


Pengusaha yang baik tidak pernah menganggap sumber daya sebagai asset tetapi liabilities. Karena itu mereka lebih memilih jalan hidup sederhana. Kecuali pengusaha rente yang perlu bergaya flamboyan karena lingkungannya bukan orang kreatif tetapi manifulatif.  Saya tidak tahu apakah yang saya uraikan itu bisa dipahami atau sudah biasa disampaikan oleh motivator dalam seminar motivasi. Tapi yang jelas tiga hal itu saya dapat dari pengalaman hidup. 

Sunday, January 05, 2025

Kesabaran Istri

 




Sedang duduk santai di cafe. Kebetulan di sebalah table saya ada keributan kecil. Seorang wanita berdiri depan table sepasang pria dan wanita. Dia berbicara dengan nada dingin namun menekan. Terdengar,  dia mempertanyakan kesetiaan pria itu sebagai suaminya. Oh baru tahu saya, ternyata pria itu suaminya yang sedang bersama  selingkuhannya. Pria itu dengan nada marah mendorong wanita itu dan segera ke kasir bayar bill. Berlalu besama selingkuhannya. Saya lihat wanita itu pucat. Dia berusaha memegang ujung kursi untuk menahan tubuhnya.


Saya segera berdiri dan mendekatinya. “  Apa ibu baik baik saja.” Kata saya ramah. Dia mengangguk. Wajahnya tetap pucat. Saya sarankan dia duduk. Saya panggil waitress untuk sediakan teh manis untuk wanita itu. “ Minumalah barang seteguk. “ Kata saya saat teh manis tersedia. Dia mengangguk. Tidak begitu lama,dia bisa tersenyum.“ Maaf, udah merepotkan.” Katanya. Saya mengangguk dan tersenyum.


Saya punya dua anak perempuan yang sedang tumbuh remaja. Pusing saya kalau memikirkan kelakuan suami. Bagaimana saya bahagia kalau terus dibayangi hal buruk terhadap kedua anak saya. Katanya kemudian. Kamu bisa bahagia bukan karena anak atau suami. Tetapi karena sikap kamu sendiri. Dan untuk bahagia, tidak perlu rumit. Sederhana saja. Sabar.


Apakah ada batasnya kesabaran itu? Kalau ada, bagaimana saya bisa tahu batasnya? Katanya dengan tatapan kosong. Saya katakan. Kesabaran adalah menanggung kesulitan tanpa mengeluh atau marah. Dan itu tentu tidak akan bisa kita lakukan tanpa ada ketenangan pikiran. Pikiran yang tenang adalah jiwa yang tenang. Ia bisa melihat dari tabir kegelapan, yang orang lain tidak bisa lihat. Dari sana batinnya tahu akan ada masanya semua akan berbuah indah. 


Awalnya kehidupan kami baik baik saja. Tetapi sejak suami saya kena PHK dan terjun berwiraswasta. Lambat laun dia berubah. Apalagi boss nya yang modalin dia adalah wanita. Saya tidak lagi dipandang sebalah mata. Bagaimana saya bisa tahan ? Saya harus menghindari ketidak nyamanan itu. Cerai! Saya katakan bahwa kita tidak bisa menghindari ketidaknyamanan. Karena kita bertumbuh dewasa dari ketidak nyamanan itu. Jadi pertanyaannya bukan bagaimana cara menghindari tetapi cara menghadapi dan melaluinya. Balik lagi kepada sikap sabar.


Apakah saya harus bersabar dengan sikap suami saya yang selingkuh. Tanyanya. Kamu tidak punya pilihan kecuali kamu memang tidak lagi mencintai suami kamu. Kata saya. Dan itu soal lain. Apapun bisa jadi alasan. Itu human being. Mengapa ?   Bukankah dia tidak lagi setia? Untuk apa lagi dipertahankan. Kesetiaan pria tidak seperti persepsi wanita. Dimana pria tidak boleh berbagi perhatian kepada wanita lain. Tidak begitu.  


Bagi pria, cinta itu bukan soal sex. Karena tidak sulit dia dapatkan sex hebat di luar rumah. Cinta itu bukan karena masakan istri lezat. Dia bisa dapatkan makanan terlezat di luar rumah. Jadi apa cinta itu bagi pria.? Cinta bagi pria adalah rindu rumah untuk dia pulang. Dan itu adalah istrinya di rumah. Ketika sampai di rumah. Pria sudah terperangkap dengan cintanya. Dia akan utuh sebagai pria yang patut dicintai. Kalau kamu tidak pahami ini, pria akan mencari tempat lain untuk dia pulang. Itu human being.


Mengapa ? karena dalam diri suami itu ada sifat animal. Semua pria begitu. Dia  ditakdirkan harus punya kemampuan survival di tengah ketidak ramahan hidup. Dia tidak akan cerita bagaimana dia direndahkan di luar rumah. Kadang dia berhutang tanpa diketahui istri dan anak nya. Kadang dia harus berdrama dengan teman temannya , termasuk wanita agar dia punya ruang untuk dapatkan rezeki. Bagi dia, uang bukan sekedar memberi nafkah tetapi juga rasa hormat dihadapan istrinya. 


Apa mungkin saya juga selingkuh, Kan bukan hanya pria bisa. Katanya. Itu juga soal pilihan, kata saya. Tapi harus ingat. Selingkuh tidak membuat wanita nyaman di rumah dan akan selalu gelisah. Karena dalam diri wanita tidak ada sifat animal. Beda dengan pria yang memang ada sifat animal. Cuek aja. Sifat ketuhanan lebih dominan pada wanita. Apa itu? Kasih. Dia ditakdirkan harus berkorban nyawa demi lahirnya anak manusia dan terus berkorban sepanjang usia. Pengorbanan itu adalah kasih. Makanya kalau wanita selingkuh pasti akan paradox. 


Apakah bapak minta saya membenarkan sikap suami saya.? Ini bukan soal sikap suami kamu. Saya sedang bicara tentang sikap kamu. Kalau kamu tidak pahami dimensi sabar sebagai istri, sebenarnya kamu tidak pernah mencintai suami kamu. Kamu hanya mencintai diri kamu sendiri. Sampai kapanpun kamu tidak akan bahagia dan tidak akan menemukan kelengkapan.  Pria yang satu ranjang dengan kamu itu adalah pria akhir zaman yang sampai mati dia tidak akan pernah jadi malaikat, apalagi jadi Nabi. Dia terdiam dan akhirnya permisi pulang.


Seminggu kemudian saya dapat SMS. “ Saya suaminya Aya. Terimakasih pak udah mendamaikan kembali rumah tangga kami. istri saya berubah setelan ketemu bapak. Dan saya juga akan berubah jadi suami yang baik. Doakan terus kami ya pak.”  Saya senyum aja.



Sukses berwiraswasta.

  Apa syarat orang bisa berkembang dalam bisnis ? tanya pembaca blog saya, yang kebetulan bertemu dengan saya di cafe. Ada tiga. Satu, adany...