Friday, April 07, 2023

Bebaskan diri…

 



Saat saya SMA di Lampung, saya lihat orang Tionghoa keluar dari kendaraan bagus. Saya sempat nyeletuk “ Mereka kaya tapi kafir. “ 


“ Mengapa kamu berkesimpulan begitu. Padahal kamu tidak kenal mereka “ tanya ibu saya.


“ Ya karena mereka China. Kan agamanya beda dengan kita” Kata saya. 


“ Nak, sifat itu akan merusak mental kamu dan akhirnya merendahkan dirimu diihadapan Tuhan dan orang lain. Jangan perturutkan laku buruk” kata Ibu saya.  Kemudian Ibu saya cerahkan saya dengan firman Allah. “Janganlah sekali-kali kebencianmu kepada satu kaum, mendorong kamu tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Maidah [5]: 8).


“ Nak, jangan pernah kehilangan objektifitas meskipun kepada mereka yang tidak kamu sukai dan mereka yang membencimu. Ingat itu nak” kata Ibu. 


***


Semakin dewasa saya bergaul dengan beragam etnis dan strata sosial. Nasehat itu selalu saya ingat. Sehingga saya tidak punya musuh dan bisa terus bergerak ke depan. Mengapa ? Dalam kehidupan ini setiap orang yang kita temui memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Ada orang yang memiliki pemikiran positif. Dan ada juga orang yang mengalami pemikiran negatif. Mereka yang memiliki pemikiran, cara pandang, hingga kepercayaan negatif ini lebih banyak disebut dengan stigma.


Satu kesempatan saya bertemu dengan mentor saya. Dia pendeta, berkata “ Kalau rezeki kamu mau lapang. Maka yang utama harus kamu lakukan adalah buang stigma pada diri kamu. Secara personal, stigma itu penyakit mental sama dengan orang gila. Dalam konteks sosial, stigma itu adalah penyakit mental masyarakat, yang ditandai dengan sikap stereotip umum. Persepsi bahwa orang lain diluar kelompoknya salah dan harus dihindari atau dimusuhi, bila perlu dibully. Karenanya pastilah rasis dan diskriminatif. Penuh prasangka buruk.


Teman saya bercerita. Ketika usahanya  bangkrut, istrinya mengusirnya. Maklum istrinya juga professional di bank. Dia keluar rumah dengan hanya pakaian melekat di badan. Semua kenalan dihubunginya untuk mendapatkan bantuan, namun lebih banyak meminta dia bersabar tanpa memberikan solusi apapun. Akhirnya dia ingat salah satu wanita yang dia kenal baik namun kehidupannya tidak pantas di mintai tolong. Karena wanita itu hidup tidak berlebih. Hidupnya hanya berdagang di pasar tradisional dan masih tinggal sama orang tuanya. 


Namu ketika dia hubungi wanita itu langsung mendatanginya. Dengan seksama wanita itu mendengar segala masalahnya. Wanita itu memberi dia tempat tinggal di apartement yang baru dia beli. Wanita itu belum bisa tinggal sendiri karena belum menikah. Teman saya terima bantuan itu dengan haru karena pada saat itu yang dia butuhkan hanya tempat tinggal. Setelah dia berhasil bangkit kembali. Istri dan anak anaknya minta dia kembali. Dia berkumpul kembali dengan keluarganya. 


Tapi setelah dia cerita soal kebaikan teman wanitanya, Anak dan istrinya menyerbu rumah wanita itu. Bukannya berterima kasih, malah dituduh wanita itu pelakor. Kalau tinggal bersama di apartement pastilah berbuat zina. Itu stigma yang melekat. Segala umpatan ditujukan kepada wanita itu. Tapi wanita itu diam saja. Mengapa? “ Stigma wanita berteman dengan pria berkeluarga sebagai pelakor sulit dihilangkan di tengah masyarakat yang sakit mental. Kalau saya marah dan kecewa, itu artinya saya tidak ada beda dengan mereka.” kata teman saya menirukan sikap teman  wanitanya.


***


Pilihan  politik personal saya adalah PDIP. Tetapi sahabat saya banyak dari PKS dan PAN. Ya maklum karena saya dibesarkan dari lingkungan agama yang ketat. Ibu saya sebagai ustadzah dan pengurus Panti berafiliasi dengan Ormas Islam. Almarhum paman saya pernah jadi ketua DPD Muhammadiah. Antara pilihan politik dan kehidupan personal saya tidak ada korelasinya. Saya tidak merasa harus memusuhi PKS dan PAN, tentu tidak bigot terhadap PDIP.


Dan saya juga tahu diri bahwa saya bukan kader partai. Ngapain saya provoke mereka agar berkiblat ke PDIP.  Stigma bahwa PDIP anti islam dan PKS anti Soekarno saya buang habis. Karena patokan saya adalah Pancasila dan UUD 45. Partai berdiri karena konstitusi. Pilihan Politik saya atas dasar ilmu  dan pengetahuan bukan emosional.  Saya bisa saja salah atau benar, tetapi tidak harus membuat saya jadi follower buta tanpa kehilangan hak kritis saya kepada PDIP dan Jokowi. Tidak harus membuat saya jadi pembenci partai lain, tentu tidak menghalangi saya kritis terhadap mereka.


Saya berteman dan berbisnis dengan orang Yahudi. Bahkan Yahudi kolot yang tidak miras dan freesex. Kalau ketemu saya dia tidak lepas kapeah cubungnya. Juga orang Arab yang selalu pakai gamis, Saya juga punya mitra bisnis dari China, Eropa dan AS, tentu Indonesia. Saya focus menghadapi mereka dengan karakter mereka tanpa melihat identitas, asal usul mereka atau agama mereka. Kalau salah ya saya salahkan tanpa harus membenci. Kalau benar dan hebat ya saya berlajar tanpa harus mengidolakan mereka. Tidak akan merendahkan agama saya kalau saya belajar dagang dari China dan memahami financial knowledge dan business model dari orang Yahudi.


Menurut Imogen Tyler dalam bukunya Stigma: The machinery of inequality” Upaya menghapus stigma ini sangat penting jika kita ingin melawan kekuatan politik identitarian yang memecah belah, 'menyelamatkan umat manusia' dari mesin stigma yang ganas.  Perang terhadap stigma harus menjadi concern kaum terpelajar agar kesehatan mental masyarakat  dan peradaban cinta kasi terjelma bagi semua. Semooga.

Kelemahan kita adalah logika kita.

 



Logika itu berkaitan dengan hukum kausalitas. Kausalitas itu mengekor kepada hukum aksi dan reaksi atau hukum alam. Artinya setiap perbuatan selalu diawali karena reaksi. Tanpa reaksi tidak ada aksi. Perbuatan ditempatkan sebagai ekses dari respon yang ada. Kalau anda belajar filsafat itu dasar hukumnya. Dan semua tahu induk dari ilmu pengertahuan adalah filsafat ( mater scientiarum). Yang tidak berinduk kepada filsafat dianggap irasional.


Sejak muda saya belajar ilmu agama. Saya pelajari ilmu syariat dan fikih tapi saya tidak menemukan Jalan ke Tuhan. Malah membuat saya merasa bodoh dan lemah. Logika saya kuat sekali mempertanyakan banyak hal tentang syariat dan fikih. Apalagi melihat fenomena kehidupan yang terus berubah. Sementara saya tidak mau kehilangan rasa hormat kepada syariat. Saya beriman dan saya tidak bisa lepas dari fikih.  Dan karena itu saya hidup dalam keadaan terombang ambing.


Kemudian usia 30 an saya belajar ilmu tasauf. Di sini saya dipaksa mendefinisikan kembali tentang syariat dan hakikat. Awal belajar, membuat saya terjebak dalam ruang kosong. Syariat semakin menjauh dan hakikat tidak saya temukan. Ibu saya minta saya belajar dari Kitab Tasauf Modern Hamka. Saya baca lambat lambat. Akhirnya keranjingan sampai saya lumat semua buku itu.


Nah logika saya bertanya. Kalau tasawuf adalah pembersihan hati. Gimana caranya melaksanakan tasawuf itu. Bukankah marah, kecewa, sedih, nafsu rakus terhadap harta, tahta dan wanita,  takut, kawatir, itu ada pada diri manusia. Itu fitrah manusia. Bagaimana kita lepas dari itu. Bagaimana mengelolanya. Ini perlu bukti untuk membenamkan  persepsi tentang prinsip tasawuf. Kalau engga, saya akan kembali lagi ke ilmu syariat. Berputar putar lagi saya. Bingung lagi. Tapi saya terus berusaha mencari jalan ke Tuhan. Saya sempat pergi haji usia tepat 40 tahun. Itupun tidak membuat saya tercerahkan.


Mungkin karena effort dan niat saya sungguh sungguh untuk mendapatkan hikmah dalam perjalanan hidup saya. Entah kenapa. Tahun 2006 saya berangkat ke Shaolin Tempel di Hunan. Ikut program healing selama 40 hari. Saya sendiri tidak tahu mengapa saya ikut program healing ini. Selama di Klenteng itu saya tidak makan kecuali minum. Saya tetap melaksanakan sholat lima waktu. Seminggu puasa makan,  saya sudah merasa tidak tahan. Badan lemah. Tapi saya tetap bertahan. Masuk hari ke 10, saya  sudah benar benar tak ada tenaga. Tetapi para biksu itu  biasa saja. Mereka juga puasa. Kegiatan sama dengan saya. Mereka bangun setiap jam 2 pagi. Mereka meditasi. Saya sholat malam.


Masuk hari ke 20 saya sudah benar benar lemah. Sudah tak ada tenaga untuk duduk. Tetapi ada yang tegur. Saya terkejut. Siapa? dia menggunakan bahasa ibu saya.  Oh dia menggunakan bahasa telepati. “ Saya ada disamping kamu. “ Kata suara itu. Saya lirik ke samping.  “ Kamu sedang dikuasai oleh jiwa dan raga kamu. Itu sisi terlemah kamu. Padahal kekuatan kamu itu ada pada diri  kamu. Keluarlah dari dimensi itu” Lanjutnya.


“ Semua hidup ini hanya ilusi. Lapar, sakit, haus, senang, marah, kecewa, sedih, itu hanya ilusi. Buah dari permainan pikiran saja. Materi itu tidak ada. Ragamu lemah karena ia berusaha memperdaya jiwamu, agar jiwamu jadi budak ragamu. Selama jiwamu jadi budak ragamu, kamu terisolasi oleh pikiran kamu. Kamu  hidup dalam ilusi. Akan lemah selamanya. Orang lemah tidak akan menemukan kebijakan. Tidak akan menemukan jalan kepada Tuhan “ Katanya.


Kata kata itu seperti cuci otak. Membenamkan persepsi baru kepada saya.Selama seminggu saya gunakan persepsi itu bertarung melawan lapar. Akhirnya masuk hari ke 30 saya sudah tidak lemah lagi. Badan saya terasa enteng. Bahkan saya bisa melihat gerakan kupu kupu dengan slow motion. Dengan sumpit mudah saja tangkap lalat yang terbang. Pernah saya lempar daun kering ke arah pohon. Daun itu nancap kepohon.  


Nah, kalau anda mendewakan Logika, hukum kausalitas dan filasafat sebagai induk pengetahuan, Anda tidak akan percaya kalau saya bisa lempar daun kering ke pohon dan nancap. Tidak akan percaya dengan sekali gerakan sumpit bisa jepit lalat yang terbang. Tidak akan percaya air saya siram seperti silet tajamnya. Tapi itulah yang saya alami. Begitu juga orang yang llmunya tinggi lebih memilih diam ketika diajak berdebat oleh orang bodoh. Orang yang kaya memilih hidup sederhana di tengah lingkungan hedonisme


Apa hikmah yang saya dapat?. Konsepsi materi itu ada karena pengetahuan dunia, dan itu hanya berlaku saat anda terisolasi oleh ruang waktu. Yang terisolasi itu adalah pikiran. Jiwa akan mengikuti kemana pikiran kita. Tapi kalau  kita (ruh dalam dimensi sufi) lead terhadap jiwa ( captain of the soul ) maka kita sudah menjadi Shadow of God. Pengetahuan dunia kita tumbangkan. Dan kita bisa tersenyum menghadapi situasi apapun. Kita terlalu kuat untuk diperdaya dunia berserta materi dan cungkuneknya.

Monday, April 03, 2023

Eksistensi Israel dan Palestina


 

Tadi saya dampingi Lina meeting di Bank asing di Jalan Sudirman. Usia meeting, saya diantar  sampai Citraland. Karena oma sudah janji akan jemput saya di Citraland.


“ Pak, boleh tanya ? Kata lina. Saya dan lina duduk dibelakang. Yang setir supir kantor.


“ Apa ?


“ Mengapa kita menolak Israel ?  Tanyanya. Saya lirik dia.  Mengapa dia tertarik dengan politik? aneh aja. Tapi ya engga salah saya beri dia wawasan agar dia tidak jadi korban provokasi media massa. “ Secara hukum pendirian negara israel itu cacat. Karena dia berdiri hanya karena faktor historis, bukan berdasarkan the facto kekuasaan.  UUD 45 mengamanahkan untuk kita menolak segala bentuk penjajahan. Nah kalau kita percaya kepada UUD45 dan Pancasila. Masalah ini tidak boleh diperdebatkan. Itu udah final” Kata saya.


“ Loh kan sejak era Soekarno sampai sekarang Israel tetap eksis. Mengapa kita tidak berubah sikap?


“ Sejak era Soeharto kita kembali menjadi anggota PBB. Sejak itu pembelaan kita kepada pelestina ya melalui PBB. Kuridornya ya PBB. Tahun 1974 keluar resolusi PBB tentang two state solution, atau dua negara, Israel dan Palestina. Batas wilayah ditentukan dalam perjanjian Oslo, dan secara resmi ditandatangani di Washington, AS pada 13 September 1993. Selesai dah perjuangan kita. “ kata saya. Lina mengangguk.


“ Ya tahu itu. Proses perundingan sudah banyak sekali misalnya Perjanjian Oslo atau Insiatif Perdamaian Arab, semuanya sudah pernah berjalan, tapi kemudian berhenti. Terus kenapa sampai sekarang ribut terus? tanya lina.


“ Nah itu masalah lain. Itu masalah internal. “


“ Internal apa ?


“ Ya karena politik kepentingan para elite. Dan itu bisnis dibungkus Politik identitas. Di israel, partai Likud hidupnya jualan agama guna menarik donasi dari etnis yahudi di seluruh dunia. Semua tahu, 2/3 aset dunia dikuasai etnis Yahudi. Jadi 2% saja mereka sumbang, itu partai engga akan pernah kalah pemilu di israel dan pasti para elitenya kaya raya.


Di pihak Palestina, faksi Hamas perlu narasi perjuangan merebut kota Suci Yarusalem dan mengenyahkan Israel. Ini efektif sekali sebagai kemasan menarik donasi dari umat islam sedunia. Di Timur tengah itu banyak orang kaya Arab yang gampang emosinya terpancing membantu perjuangan merebut kota Yarusalem. Belum lagi dari negara islam lainnya. Mereka militan sekali cari sumbangan membatu HAMAS. Jangankan sempak, nyawapun mereka siap korbankan kalau diminta. Yang kaya ya elite Hamas.”  Kata saya.


“ Wah repot dong”


“ Yang bikin rumit dan sulitnya jalan mencapai kemerdekaan bagi rakyat Palestina adalah para broker donasi ikut terlibat terus mengompori seperti sales MLM. Masalah kecil diperbesar dan dianalisa yang ujungnya perlu donasi lagi. Saya pernah bertemu dengan Fund Manager Filantropi untuk Israel dengan alasan membantu kemanusiaan di Gaza.  Uang mengalir lewat Qatar, namun singgah di rekening elite Likud, kemudian berbagi dengan elite Hamas”


“ Mengapa ? 


" Agar drama terus berjalan dan donasi selalu ada underlying. Ya para broker jadi kaya raya juga.”


“ Eh ujung ujungnya uang.”kata lina tersenyum.


“ Ya mana ada di dunia ini urusan bisa rame tanpa uang. Dan ini udah jadi ladang bisnis.” Kata saya.


“ Jadi sebenarnya masalah israel dan Palestina itu sudah lama selesai.  Yang bikin rumit itu ulah elite masing masing. Kalau pelastina dan israel melaksanakan piagam PBB, kan udah berdiri dua negara yang berdampingan secara damai.”


“ Ya. Sementara rakyat palestina dan Israel mereka berbaur. Sebagian besar orang palestina kerja di wilayah israel karena gaji lebih besar daripada di  daerah otonomi palestina. Engga percaya? Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina, bersama dengan Pusat Penelitian Perdamaian Tami Steinmetz di Universitas Tel Aviv,  melakukan survey. 1. Dua negara berdampingaa secara damai. 2. Satu negara dengan hak yang sama setiap warga ( palestina dan Israel ). 3.  Satu negara tanpa hak yang sama untuk Palestina, atau pengusiran atau "transfer" populasi minoritas dari Israel atau Palestina yang lebih besar.  


Apa hasilnya? 43% rakyat kedua belah pihak memilih dua negara  berdampingan secara damai. Itu artinya mayoritas rakyat kedua negara ogah ribut dan inginkan perdamaian. Yang bikin ribut itu hanya elite saja. Yang korban rakyat banyak.” Kata saya.


“ Terus kenapa kita rakyat luar ikut kompori? Mau jadi sales HAMAS atau Sales LIKUD? bego aja kalau mau. Apalagi karena itu harus saling membenci. Islam benci Yahudi. Yahudi benci Islam. Sementara para bandar ketawa pelukan bersama gadis cantik di pusat kota Dubai. Sambil berkata " Kapan lagi cari uang gampang kalau bukan sekarang. " Kata lina.


“ Nah selanjutnya biarkan masalah kemerdekaan Palestina itu diurus pemerintah kita. Pemerintah lebih tahu bagaimana bersikap. Paham? “ kata saya.


“ Paham pak.” Kata Lina tersenyum. 


***


" Ngomong ngomong mengapa sampai FIFA coret kita sebagai tuan rumah U20 ? Tanya Makmur kepada Udin saat jalan ke lapau setelah usai sholat tarawih.


" Ada beberapa kemungkinan alasannya. Pertama. Saat kita mengajukan diri sebagai tuan rumah, kita yakin Israel engga bakalan lolos semi final U20. Eh engga tahunya lolos. Nah kena dah Peraturan Menteri Luar Negeri No.3/2019 yang melarang kerjasama dan kehadiran resmi delegasi Israel ke seluruh wilayah NKRI. Kedua. Setelah FIFA menginspeksi semua stadion hanya 2 yang memenuhi syarat. Ketiga. Peraturan FIFA melarang pejabat pemerintah merangkap ketua organsisasi sepakbola nasional. Keempat. Lima butir rekomendasi FIFA kepada presiden mengenai keselamatan dan keamanan pertandingan pasca tragedi Kanjuruhan sepertinya belum semua ditindaklanjuti. Keenam, bisa saja tekanan dari EU. Kan EU kontrol FIFA. karena bulan desember 2022 kita kalah di panel WTO atas kebijakan hilirisasi nikel dan kita naik banding. Ya marahlah EU. ” Kata Udin.


“ Jadi sebelum Ganjar bicara dan Koster kirim surat ke menpora,  sebenarnya FIFA sudah sampaikan secara informal bahwa kita disqualifikasi sebagai tuan rumah. Karena engga memenuhi standar compliance FIFA. Baru ramai setelah penolakan Ganjar dan Koster atas kehadiran timnas Israel. Ya politik. Pemerintah dan PSSI buang badan ke Ganjar dan Koster yang keduanya kader PDIP“  Kata Makmur.


“ Ya namanya tahun politik. Apapun digoreng.  Orang kecewa bebas ngomong apa saja. Itu biasa saja di alam demokrasi. Abaikan saja.” Kata Udin.


Sampai di lapau. Terdengar teman teman bicara soal issue yang sedang hangat dibicarakan.. Udin hanya diam saja saat teman temannya bicara Politik. “ Kau lihat tuh, Mur. PDIP akan nyungsep. Sejak ulah dua kadernya menolak kehadiran israel dalam pila FIFA U20 dan akhirnya Indonesia dicoret oleh FIFA sebagai tuan rumah. “ Kata Dulah. Dia mahasiswa.  


“ Memang seharusnya nyungsep aja tuh PDIP. Pendukungnya  sebagian memang otak sekolam. Pada baper. Katanya anti radikalisme, ternyata mereka lebih radikal. Anti amanah UUD 45 dan Pancasila.  Tuh rasakan sendiri. “ Kata Sukri dengan tersenyum cerah seraya mengambil rokok Udin. 


“ Ah tololnya kau Dulah. Kalau mahasiswa bodohnya seperti kau, entah bagaimana nasip negeri ini. “ Kata Bandi.  Hanya Bandi yang sarjana dan dia PNS.


“ Eh kenapa emangnya bang Bandi.” kata dulah.


“ Dengar ya. “ Kata Bandi sambil berdiri. “ Engga mungkin FIFA batalkan indonesia sebagai tuan rumah U20 dengan alasan penolakan kehadiran timnas israel oleh Ganjar dan Kortes. FIFA berusaha menghindari politik. Karena dari 86 negara anggota PBB  termasuk Indonesia menyetujui sanksi terhadap Israel. Rusia dan Tiongkok juga mendukung resolusi tersebut. Yang menolak hanya Amerika Serikat, dan 24 anggota lainnya termasuk Inggris dan Jerman. Itu resolusi baru diadakan desember 2022 silam.


Nah Majelis Umum PBB meminta Mahkamah International untuk memberikan pendapat tentang konsekuensi hukum dari pendudukan, pemukiman dan aneksasi Israel. “ Kata Bandi. Mereka semua terdiam. “ Tahu kalian apa artinya? kalau sampai FIFA beralasan mencoret Indonesia karena menolak kehadiran Israel, pasti akan dapat sanksi dari 86 negara itu. Bisa eksodus mereka dari FIFA. Jadi engga mungkin FIFA mau masuk kepolitik hanya mau bela israel. “ Lanjut bandi.


“ Kenapa FIFA bisa coret Rusia “ Tanya Dulah.


“ Loh FIFA itu patuh pada resolusi PBB yang ban Rusia dari semua event international. “ Kata Bandi.


“ Tapi kenapa tahun 2019 Indonesia ajukan tuan rumah. Dan setelah itu banyak kegiatan yang melibatkan israel “ Kata Makmur. 


“ Makmur nan rancak. Resolusi PBB atas sanksi Israel itu baru diadakan tahun 2022 tepatnya 31 desember. Paham kau. ! Ini perjuangan banyak negara membela hak rakyat palestina, termasuk Indonesia. Mereka akan terus berjuang di Mahkmah International”  “ Kata Bandi.


“ Sudah kubilang “ kata Sukri. “ lebih banyak negara di dunia ini yang berpihak kepada perjuangan umat islam untuk membela Palestina. Kalian aja yang tolol sok bela israel.” Lanjut Sukri.


“ Ah kau Sukri. “ teriak Dulah. “ Tadi kau doakan PDIP nyungsep  karena menolak israel. Sekarang kau puji negara yang tolak israel. Dasar otak kau terbalik balik. Sempak juga kau bolak balik pakainya. “ Kata Dulah.  Sukri berdiri. “ Beraninya kau hina aku. “ Teriak Sukri. “ Kau masih anak kemarin sore. Kencing saja belum lurus “ Lanjut sukri dengan garang. Udin berdiri dan mendamaikan. 


“ Mengapa kalian harus bertengkar. Mungkin tendang bola saja kalian tidak lurus. Mau teriak segala menyesali kegagalan indonesia sebagai tuan rumah U20. Apalagi berharap timnas kita akan masuk final U20. Terlalu besar sempak daripada otak kalian  “ Kata Bandi. “ Bang Udin bisa bantu jelaskan ke mereka “ Kata Bandi.


“ Apa yang harus aku jelaskan. Suka pun tidak aku dengan bola sepak. Kemarin tujuh belasan aku sedang main dikeluarkan oleh bang Jambek. Katanya rusak permainan gara gara aku salah sepak bola, yang kena kaki orang terus. Tak bisa aku komentar. Aku hanya berharap. Kalau kalian mau main bola. Aku jual sempak dan celana pendek dari kaus.” Kata Udin sambil hembuskan asap rokok GG.

Monday, March 27, 2023

Kaya dari rente

 






Mengutip data impor komoditas pangan, volume impor cabai pada awal tahun ini mencapai 4,18 juta kilogram. Naik 237,07% dari catatan Januari 2022 sebanyak 1,24 juta kilogram. Begitu juga dengan bawang merah, kentang, ikan sardin, ikan tuna. Nah tahukah siapa yang impor komoditas itu ? Ya industri pengolahan makanan. Di Indonesia tercatat jumlah industri pengolahan makanan termasuk ukm ada 1,5 juta unit. Kebayang engga. Betapa rapuhnya industri yang bahan bakunya ada di bumi  kita tapi kita masih bergantung impor.


Mengapa itu terjadi ? Karena sejak era orba kita tidak pernah mampu melakukan transformasi ekonomi. Sektor Pertanian kita tidak di design untuk menjadi bagian supply chain industri. Sektor pertanian kita masih dikelola sekedar ganjel perut dan bertahan hidup. Belum menjadi sektor yang dikelola dengan Visi industri.  Padahal pasar tersedia, sumber daya tersedia. Tapi semua itu tidak menjadikan kita cerdas. Malah membuat kita malas dan tidak mandiri.


Nah yang SDA tersedia saja sebagai bahan baku, industri pengolahan kita tidak mampu mandiri. Apalagi yang rantai pasokan nya tersedia dia luar negeri. Mana mungkin punya Visi seperti china tanam gandum di Rusia demi mengamankan pasokan industri pengolahan makanan domestik.  China bangun smelter nikel di Indonesia demi mengamankan pasokan industri domestiknya. 


Terpuruknya industri TPT ( tekstil dan produk tekstil ) adalah contoh betapa pembangunan industri kita terbelakang. Sudah sangat jauh tertinggal. Mungkin dengan china udah engga mungkin dijangkau. Dengan Vietnam dan Thailand saja kita kalah. Lihat bagaimana Vietnam dan Thailand bisa ekspor beras ke Indonesia. Itu karena supply chain sektor pertanian mereka sangat solid dan efisien. Bahkan dengan Malaysia kita kalah. Market place CPO dipegang Malaysia. Padahal lahan sawit kita lebih luas daripada Malaysia. Itu karena Downstream CPO Malaysia tumbuh pesat berkat supply chain yang lentur.


Kalau anda berbisnis secara profesional dengan standar akuntabiltas tinggi, invest di Indonesia itu bukan keputusan bisnis yang bagus. Kecuali anda mau bisnis rente dan culas, Indonesia adalah ladang bisnis yang paling menguntungkan. SDA boleh dijarah. Pengawasan lingkungan yang lemah dan longgar. Law enforcement yang lemah. Dan semua aparat bisa diatur dengan uang. Dan standar AML juga longgar sehingga uang rente bisa bebas keluar masuk perbankan. Itulah kita dulu dan kini. Sama saja. Engga berubah. Kecuali yang kaya makin kaya.



Modus kriminal.

Kalau korupsi uang APBN itu kelas nyamuk. Kalau mark up proyek itu kelas capung. Tapi kalau korupsi dana non budgeter, nah itu kelas buaya. Penguasa indonesia itu sangat jenius mendesign dana non budgeter yang mudah di rampok secara berjamaah. Hebatnya, aturan dan kelembagaan itu sengaja dibuat grey area tanpa ada pengawasan publik.


Di bidang Telkomunikasi, ada namanya, USO (Universal Service Obligation). USO ini dana yang dipungut dari operator telekomunikasi sebesar 1,25% dari pendapatan kotor. Untuk apa dana USO Itu ? untuk membangun akses telekomunikasi, terutama di wilayah-wilayah terpencil, terluar, dan terdepan (3T) yang tidak digarap operator karena tidak memiliki skala ekonomi dan bisnis yang menguntungkan. Dana USO ini kelola oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), dibawah Keminfo


Nah karena dana ini bukan APBN atau non budgeter, aturan penggunaan jadi longgar. Zaman SBY dipakai untuk proyek Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan. Itu jadi proyek mangkrak. Uang habis hasil engga jelas. Era Jokowi pengawas independent BAKTI, yaitu BRTI ( Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) dibubarkan. Maka setelah itu BAKTI semakin mudah dibancakin. Kelasnya engga lagi ratusan militar tapi triliunan seperti kasus kemarin ditangkapnya Menkoinfo.


Modus kriminal rampok dana non apbn itu terjadi luas, bukan hanya di Menkoinfo, juga terjadi pada Kelapa Sawit, batubara dan lain lain. Apa penyebab sehingga dana non budgeter itu mudah jadi modus kriminal ? Apapun namanya dana tunai terkumpul pasti mengundang maling dan oportunis datang. Dan ini pasti engga kerja sendiri. Ini konspirasi dari elite partai, pejabat tingkat pusat sampai daerah. Sangat sadis caranya. Benar benar pesta mereka. Kalau sampai ada yang masuk penjara, itu karena pembagian engga rata saja. 


Ambil contoh, Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKS). Berdasarkan pasal 93 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014,  dana iuran berupa CPO Suppoting Fund (CSF) digunakan sebagai pendukung program pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan. Dari 2015-2019 dana terkumpul Rp. 47,28 triliun. Apa yang terjadi ? Anggaran BPDPKS 89% untuk subsidi pabrik biodisel. Apa anda yakin jumlah subsidi tepat sasaran? Apalagi penikmat subsidi atau insentif itu hanya segelintir perusahaan saja.


Seharusnya dana non budgeter itu tidak perlu dalam bentuk Uang. Tiru Ahok mengelola Dana Fasum dari  iuran developer. Prinsipnya sama, bagaimana pengembang punya sosial obligation terhadap orang yang tidak mampu beli rumah. Ahok tidak minta uang cash dari pengembang, tapi RUSUN. Yang bangun RUSUN ya developer, bukan pemda DKI. Tujuan dana Fasum tercapai dan modus korupsi bisa dihindari. Kalau tunai, tuh lihat kasus korupsi proyek RUSUN DP 0% DKI


Mindset kaya miskin

Jalanan di kota besar semakin macet, jalan tol pun kadang macet.  Bandara penuh sesak orang bepergian, restoran di hari minggu ramai, tempat wisata ramai disaat liburan. Kelompok ini yang dianggap mampu untuk membeli hal-hal di luar kebutuhan mendasar, seperti hiburan, kendaraan pribadi, asuransi kesehatan, dan lainnya. Nah jumlah mereka di Indonesia kalau menurut laporan Bank Dunia dalam “Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class” (2020), jumlahya dibawah 10% dari populasi Indonesia. Mereka ini disebut kelas menengah atau  middle income.


Jadi kalau Srimulyani mengatakan bahwa sarat agar indonesia lepas dari minddle income trap maka pertumbuhan ekonomi harus diatas 6%. Untuk kkeluar dari jebakan Middle Income, fokus kebijakan jangka menengah-panjang meliputi mengurangi ketimpangan SDM (Human Capital Gap), ketimpangan infrastruktur (infrastructure gap), dan ketimpangan institusional (institutional gap). Artinya agar dibawah 10% penduduk Indonesia itu bisa jadi berpenghasilan tinggi, harus diberi dukungan lewat fiskal dan moneter. Mantul.


Lantas gimana dengan data garis kemiskinan penghasilan Rp2.324.274,00/rumah/bulan yang berjumlah 26,36 juta orang indonesia. Artinya kalau garis kemikinan dinaikan jadi Rp. 5 juta/bulan, mungkin jumlah orang miskin mencapai 200 juta. Apakah masuk hitungan.? Jadi terlalu naif kita bicara tentang program keluar dari middle income trap. Karena kita sebenarnya belum masuk negara yang berpenghasilan menengah. Kita masih masuk negara berkembang yang dipenuhi kubangan kemiskinan.


Menurut saya kelas menengah di Indonesia itu lahir dari skema korupsi lewat APBN dan business rente. Buktinya? Walau ekonomi kita tumbuh diatas 5%, namun tidak terjadi transformasi ekonomi dari SDA ke industri dan innovasi. Bahkan kontribusi sektor industri terhadap PDB malah turun. Bagaimana bicara middle income country kalau malah deindustrialisasi


Tapi di Indonesia pemerintah itu bebas bicara dan rakyat percaya saja. Karena kita memang bangsa yang punya mentality victim. Artinya bangsa yang doyan dikorbankan oleh politik. Bahkan walau miskin tetap saja tidak terima kalau pemerintah disalahkan. Sangat miris.  Human capital gap antara kaya dan miskin sebenarnya lebih kepada gap mindset. ORang kaya berusaha mendekati pemerintah dan menikmati rente. Orang miskin berusaha memuja pemerintah dan tetap miskin… bahkan mau diadu domba ditahun politik..

Thursday, March 09, 2023

Selalu di jalan Tuhan.

 



Bebarap tahun lalu saya amprokan dengan teman lama di kantor BKPM. Saya sempat lupa tapi dia berusaha mengingatkan siapa dia. Saya segera merangkulnya. Dia datang ke BPKM untuk izin perluasan pabrik. Dia bermitra dengan temannya dari KL. Saya kagum dengan dia, bukan hanya setelah melihat dia sukses sekarang tapi pribadinya adalah inspirasi saya sejak dulu ketika kami masih belia.


Namanya iwan. Dia pria yang baik. Walau dia sudah yatim sejak usia 10 tahun. Namun dia punya akhlak baik. Sekolahnya hanya tamat SMU. Saya mengenalnya waktu di pelelangan ikan di kota saya. Setiap pagi iwan membantu nelayan mengangkut hasil tangkapan ke pelelangan. Dari itu dia dapat upah. Dia tinggal di masjid, di ruang paviliun. 


Setiap subuh saya sering mendengar suara azan yang dilantunkan oleh Iwan. Suaranya merdu sekali. Masuk SMU saya tidak lagi bertemu dengan Iwan. Karena dia pindah ke kota lain. Kami bertemu lagi ketika di rantau di Jakarta. Saya bertemu dengan dia di tanah Abang. Dia jualan es dengan kereta dorong.


Sama dengan di Kota saya. Di rantau juga Iwan aktif di masjid. Suatu saat saya dapat kabar bahwa Iwan di kantor polisi. Saya segera datang ke kantor polisi. Saya dapati Iwan sedang di periksa oleh polisi karena menghamili anak gadis orang. Atas nasehat polisi, iwan akan bebas asalkan dia mau menikahi anak gadis itu. Selama interogasi itu, iwan hanya diam dan mengangguk. Dia tidak membantah. Kedua orang tua wanita itu senang karena iwan mengakui perbuatannya dan mau bertanggung jawab.


Tapi karena itu, kalau iwan ke masjid orang mencibir. Dia tidak boleh lagi azan di masjid. Tempat dagangnya di ujung gang di gusur oleh RW. Iwan dianggap orang tidak bersih lingkungan. Kedua orang tua Wanita itu menjadikan Iwan sebagai kuli usaha keluarga. Iwan terima. Walau hanya dapat upah makan. Maklum dia tinggal di rumah Wanita itu. Setelah itu saya dapat kerjaan sebagai Sales di Perusahaan Jepang. Kami tidak lagi saling kontak.


“ Gimana istri kamu? Siapa itu “ kata saya mengingat peristiwa dulu tahun 80an.


“ Setelah wanita itu melahirkan. Saya diusir oleh keluarganya. “ kata Iwan tersenyum.


“ Mengapa ?


“ Wanita itu berkata jujur kepada kedua orang tuanya. Bahwa bukan aku yang menghamili nya. Tetapi orang lain, pacarnya.”


“ Lantas mengapa sampai wanita itu berkata jujur ? 


“ Wanita itu berkata kepada kedua orang tuanya, selama hamil, walau sudah status suami istri tapi aku  tidak pernah menyentuhnya.


“ Mengapa dulu kamu tidak membela diri ? Tanya saya


“ Sekeras apapun aku berusaha meyakinkan, orang tidak akan percaya. Bukankah lebih baik aku diam dan tidak perlu membela diriku?


“Terus apakah tetangga  tahu tentang pengakuan wanita itu ?


“ Tidak. Saya tidak mau membuka aib mereka”


“ Mengapa? Bukankah itu perlu mengembalikan nama baik kamu?


“ Apalah artinya buat aku? Diejek dan difitnah juga tidak masalah, kalau dengan menutup aib wanita itu, aku bisa meringankan beban si wanita dan menyelamatkan kehormatan keluarganya”


Saya terdiam.


Iwan melanjutkan. “Sebaik apapun kita, akan selalu ada orang berprasangka buruk kepada kita. Mereka akan selalu menghakimi kita. Saat kita berbuat baik, kita dibilang punya tujuan tertentu. Saat kita salah, mereka hanya akan menghina kita. Karena itu biarlah kita selalu berbuat baik. Pada akhirnya kita hanya butuh Tuhan menilai kita, bukan manusia. Reputasi di hadapan Tuhan lebih penting.”


Saya rangkul dia. “ Kau inspirasiku Wan.”

“ Ah Ale, kaulah ispirasiku. Saat itu hanya kau yang percaya kepadaku. Kau yang terus ada bersamaku disaat sulit tempo hari. Aku sebenarnya ingin jumpa kau. Tapi aku malu. Apalagi beberapa tahun lalu aku ketemu dengan Florence di Riau, kini kau terlalu jauh untuk aku jangkau, Ale. Tapi doaku selalu untuk kau. Kau sahabat terbaikku, ale. “

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...