Monday, February 27, 2023

Kemandirian untuk berkembang.

 


 


Di China setelah reformasi pertanian tahun 2008, saya berkunjung ke China wilayah Barat yang memang termasuk wilayah yang tertinggal dibandingkan wilayah pantai timur. Ada satu desa saya temukan setiap rumah mereka pasti ada home industri. Ada yang membuat bata, peniti, kunci, miras, sepeda. Saya sempat bingung. Tapi dari kepala desanya saya dapat pemahaman dan tercerahkan, bahwa hambatan itu bukan masalah selagi ada tekad untuk berubah.


Kami tidak punya lahan. Semua lahan milik negara. Kami hanya punya hak pakai dan mengolah sesuai dengan arahan partai. Tidak boleh melanggar. Sementara imbal hasil produksi pertanian tidak cukup untuk kami hidup layak. Negara mengambil terlalu banyak hasil kerja keras kami. Kami hanya merasa kenyang selama tiga bulan setelah panen. Setelah itu kami kelaparan sepanjang musim. Musim dingin kami hanya makan bubur dan tahu yang dicukai.


Hasil musawarah dengan penduduk desa, kami sepakat untuk diam diam berproduksi selain bertani. Tentu kami berusaha meyakinkan kader partai lokal untuk mendukung kami.  Mereka setuju saja asalkan kami tidak meninggalkan produksi pertanian.


“ Dari mana kalian dapatkan tekhnologi untuk produksi peniti, bata, kunci, miras dan sepeda.” tanya saya.


“ Kami dapatkan dari universitas. Mereka para mahasiswa itu yang datang ke desa. Mereka menuntun kami membuat mesin pres bata, mesin pembuat peniti, kunci, miras dan sepeda. Kami memang sudah punya bakat keturunan soal cor metal. Jadi tahu bagaimana cetak mesin untuk dibagi bagikan kepada penduduk desa.”


“ Darmana dapatkan bahan baku besi ?


“ Dari pedagang yang ada di kecamatan. Mereka memberi kami bahan baku besi berupa limbah pabrik.  Kami olah jadi barang jadi dan hasil produksi kami dibeli oleh pedagang yang banyak datang dari kota. Memang harga murah, tetapi tetap saja kami dapat untung. Menambah penghasilan."


“ terus darimana permodalan ?


“ Karena usaha kami selain pertanian adalah ilegal , ya kami membentuk arisan. Uang hasil pertanian kami setor kepada ketua arisan. Siapa yang dapat uang arisan, dia akan dapat menjalankan home industri. Sementara yang belum dapat giliran uang arisan,  cukup jadi bekerja  dan sambil belajar berproduksi. Ketika dapat giliran uang arisan, dia sudah jago memproduksi sendiri. Begitulah, dari tahun ketahun akhirnya kami semua punya home industri sebagai pendapatan tambahan keluarga. Kami bisa makmur secara pantas lewat kerja keras.”


“ Terus, dengan ramainya home industri di desa, kan pasti pemerintah pusat tahu kalau kalian melakukan usaha ilegal. Apa yang terjadi?


“ Ternyata itu terjadi bukan hanya di desa kami, tetapi oleh sebagian besar desa di china. Ya mau engga mau, pemerintah harus melakukan reformasi ekonomi secara luas, terutama sektor ekonomi desa. Ya tahun 2008, usaha kami malah didukung pemerintah lewat revitalisasi desa. Kami tidak lagi berproduksi di rumah, tetapi di kawasan industri kecil, yang tertip dan terjamin ekosistem nya. Antusias desa sangat luar biasa.   


Lahan pertanian kami berubah jadi saham food estate. Pengelolaan pertanian secara modern berbasis riset.  Walau kami tidak bertani, kami tetap dapat deviden dari saham itu. Jadi kami bisa focus kepada industri ringan dan agro industri. Hanya lima tahun, China bisa memakmurkan 800 juta rakyat. Kini banyak orang kota yang kembali ke desa. Ekonomi China ada di desa, dan disanalah kekuatan kami sebenarnya ” katanya.


Apa yang dapat saya simpulkan. Perubahan yang terbaik itu berasal dari bawah. Dari rakyat sendiri. Gerakan massive dari rakyat untuk perubahan kemandirian mensejahterakan dirinya, apapun kekuatan status quo akan jatuh dengan sendirinya. Pemerintah harus mengikuti keinginan rakyat. Itulah esensi demokrasi sebenarnya. Bottop up, bukan top down.


Tuesday, February 21, 2023

Manusia dan Tuhan

 



Dari cerita teman di Turki saat maraknya kelompok jihadis. Anbari sadar bahwa kekuatan Jamaat Ansar al-Sunna tidaklah cukup besar untuk mencapai tujuan khilafah. Hanya modal semangat tapi dana dan logistik terbatas. “ Kita tidak bisa terus berjuang dalam keadaan lapar dan persenjataan kurang. Sementara sumber dana tidak ada. “ Kata Anbari kepada Abu Abdullah al-Shafi’i ketua Jamaat Ansar al-Sunna.


“Apa usul anda” tanya al-Shafi’i.


“ Bagaimana kalau kita merger dengan al-Tawhid wal-Jihad. Saya kenal dengan pimpinannya. Dia adalah Abu Musab al-Zarqawi. Salah satu elite dari Al Qaeda.


“ Tidak, “ kata al-Shafi’i dengan tegas. “ itu bagian dari AL Qaeda. Mereka piaraan anjing Amerika, piaran para kafir” lanjutnya dengan sinis.


“ Tapi anda perlu uang dan senjata? “ tanya Anbari. Al-Shafi’i terdiam. Sebenarnya antara Anbari dan para pejuang itu, pertentangan teologi. Anbari percaya kepada Tuhan dan kehendak Tuhan. Tapi dia juga percaya bahwa Tuhan tidak kirim bazoka dan RPG. Terbukti antar mereka tidak ada yang menang. Semua dihabisi AS sang pencipta dollar. AS percaya sistem kapitalisme. Money is God. Trust in God. Katanya. Belakangan dalam keadaan damai, di jantung kapitalis, wallstreet. Bursa AS tumbang karena krisis Lehman dan masuk ke lubang resesi. Sebenarnya mereka yang beriman namun bersyarat, seperti apa kata Socrates, yang mempertanyakan segalanya pada dasarnya meragukan segalanya. Pada akhirnya ia tak beriman kepada apa pun. Inilah yang dipahami kaum agnostik.


Jokowi itu orang baik. Sangat baik. Dia tidak memperkaya dirinya sebagai presiden. Taat beragama. Rajin sholat. Mencintai Ulama. Dan rakyat memilihnya karena dia orang baik yang religius. Tetapi apa artinya 1 orang baik dikelilingi 10 orang jahat di dalam sistem yang mengikatnya. Bisa jadi antara Jokowi dan mereka adalah pertentangan teologi. Jokowi percaya kepada Tuhan yang akan menjaganya. Mereka juga percaya kepada Tuhan namun Tuhan tidak kirim uang ke rekening mereka untuk logistik pemilu.


Jadi, bukan agama yang membentuk manusia, melainkan akhlaknya. Nabi dikirim Tuhan bukan untuk mengubah agama  dan  budaya, tetapi memperbaiki akhlak manusia. Allah memuji Nabi bukan karena ibadahnya tapi karena Akhlaknya ( QS. Al-Qalam 4). Maka memang benar ketika orang mengatakan, bukan agamanya yang jahat, melainkan manusianya. Tersirat di sini pengakuan tentang terbatasnya pengaruh agama bagi perilaku manusia umumnya. Yang tak pernah kita dengar ialah ketika pernyataan itu dibalik: bukan agamanya yang mulia, tetapi manusianya.…


Thursday, February 09, 2023

Pemilih cerdas.

 



Ketua Umum Ganjar Pranowo Mania Immanuel Ebenezer yang juga jadi relawan Jokowi di Pilpres 2019 mengatakan pembubaran akan dilakukan secara resmi pada Kamis (9/2) di Jakarta. Mereka akan menggelar jumpa pers. “ Itulah politik” kata teman kemarin waktu ketemu di cafe. “ Tapi bagaimanapun dalam konteks demokrasi, memang pemilih punya kebebasan mendukung dan menggalang dukungan dan kapanpun bisa balik arah atau bubar. Beda dengan Partai. Apapapun terjadi kader partai akan tetap solid “ Lanjut teman. Saya senyum aja.


Sebenarnya dalam sistem demokrasi, pemilih itu tidak perlu menggalang kekuatan dan pakai relawan segala. Sudah cukup dengan adanya ormas sebagai kekuatan informal, yang jumlahnya ribuan di Indonesia. Yang utama bagi pemilih adalah meningkatkan kecerdasaran politiknya. Apalagi Indonesia itu menganut indiologi terbuka, bukan idiologi totaliter. Jadi setiap orang bisa pindah pilihan partai dan juga pindah pilihan capres.


Apa itu pemilih cerdas? Pemilih cerdas adalah pemilih yang focus kepada kepentingan dia pribadi. Misal petani, ya dia harus nilai partai atau capres yang punya visi meningkatkan pertanian dan kesejahteraan petani.  Apa program meningkatkan kepemilikan lahan? apa program reforma Agraria? konkritnya gimana? kalau dulu pernah ada yang janji akan sukseskan reforma agraris dan terbukti tidak tercapai target, ya hukum partai atau capres itu dengan tidak memilih mereka lagi.


Apa artinya? pemilih cerdas itu focus kepada masalah substansi, yang mudah dipahami oleh mereka yang merasakan langsung dampak dari kebijakan pemerintah. Setelah mereka pilih, kalau  ternyata program tidak tercapai ya mereka kritisi, Engga ada cinta mati. Kalau sukses ya biasa saja. Engga perlu dipuji segala. Karena pemimpin kan dibayar mahal untuk kerja, bukan gratis. Jadi sudah seharusnya mereka punya kinerja terbaik. 


Yang jadi masalah di negeri kita ini, pemilih rasional yang paham arti demokrasi dan tentu paham cara mengkritik, paling banyak hanya 10% selebihnya pemilih irasional. Faktor emosi karena agama, suku sangat dominan dalam menentukan pilihan.Makanya jangan kaget bila pemilu hanyalah drama, yang mudah diayun oleh konsultan kampanye dan para influencer. Maka jadilah para pemilih gerombolan bigot. Saling membenci yang tidak sudah. Padahal mereka adalah korban dari sistem yang berengsek, yang memang  sengaja merancang polarisasi ditengah masyarakat agar mudah mendulang suara. 


***

Petugas Partai…Dalam masyarakat itu terdiri dari berbagai kelompok dan golongan yang berbeda pandangan. Perbedaan itu harus dihormati. Prinsip demokrasi adalah free will sebagai bagian tidak terpisahkan dari HAM. Masing masing golongan atau kelompok harus mengorganisir diri mereka sesuai konsesus nasional berdirinya negara. Dari sanalah lahirnya Partai Politik. 


Secara umum, partai politik adalah sekelompok orang yang terorganisir dan memiliki pandangan dan cita-cita yang sama mengenai suatu pemerintahan. Untuk lebih konkritnya definisi itu silahkan baca Pasal 1 ayat 1 UU No 2 Tahun 2011 tentang Parpol.  Sampai disini paham ya.


Dalam sistem demokrasi, rakyat adalah pemilik kekuasaan. Kekuasaan itu diwakili oleh Partai. Jadi kalau bisa dianalogikan partai itu adalah proxy rakyat. Pengurus partai , kader partai adalah juga proxy rakyat.  Tapi untuk melegitimasi mereka sebagai proxy, bukan hanya sekedar berdirinya partai, tapi harus dibuktikan lewat Pemilu Langsung. 


Hasil pemilu itulah membuktikan apakah Partai dipercaya atau tidak oleh rakyat. Agar tertip, tentu diatur lagi batasan minimal suara yang dipercaya rakyat. Batasan suara yang bisa duduk di parlemen (  parliamentary threshold  dan mengusung presiden/ gubernur/ walikota/bupati ( presidential threshold ). Jadi walau rakyat berhak mendirikan partai, tetapi harus terorganisir dengan baik dan modern. Engga bisa modal bacot doang mau nyapres. Sistem kita tidak mengenal wakil dari independent. 


Nah yang harus kita pahami bersama bahwa demokrasi itu berbeda dengan otoriterian atau otokratis . Apa sih bedanya? ya otoriterian atau otokratis mengkultuskan individu. Jabatan presiden itu adalah sakral. Engga boleh disalahkan dan tidak boleh dikritik. Harus dipuji terus. Nah sementara demokrasi adalah tidak mengkultuskan individu. Demokrasi menjunjung tinggi sikap egaliter. Presiden/gubernur/walikota/Bupati/DPR, yang diusung partai dan anda pilih, dia tetaplah proxy atau bahasa mesranya petugas partai. Di AS disebut “ Admin”


Mengapa sebagian masyarakat alergi dengan sebutan petugas partai bagi jabatan presiden? ya karena budaya feodalisme di negeri ini belum sepenuhnya hilang. Sikap inferior complex rakyat dihadapan penguasa masih sangat tinggi. Padahal kalau rakyat sadar bahwa mereka sebagai penguasa dan pejabat politik adalah proxy mereka, seharusnya superior aja. Toh faktanya kan mereka numpang makan dan hidup makmur bersama keluarganya  dari pajak yang kita bayar.


***

Jokowi itu sebagai personal kita pilih karena dia orang baik dan tidak terhubung dengan Orba. Dari dia kita berharap agar ada perubahan. Tapi Jokowi sebagai presiden bukanlah Jokowi sebagai personal. Dia terikat dengan UU dan Hukum serta kekuatan sharing power, yang mereka semua juga kita yang pilih. Nah kumpulan dari mereka yang kita pilih itu bernama pemerintah. Tugas kita mengkritisi pemerintah itu. Apa yang dikritik? ya kebijakannya, bukan personalnya.


Ketika orang kita pilih sebagai presiden, DPR, maka sebenarnya kitalah pemilik kekuasaan. Istri saya memilih saya sebagai suami. Dia harus jaga saya. Tidak dengan memuji atau dikecam rasa takut, tetapi ya dikritisi. Dia tak pernah lelah mengkritisi. Sayapun tahu diri. Dia  bukan escort yang selalu memuji. Dia belahan jiwa saya. Dan lagi dia kritik karena dia peduli. Ya cinta rasional, bukan sekedar emosional. Begitulah seharusnya kita kepada pemimpin yang kita pilih lewat sistem demokrasi. Negara hebat karena rakyatnya  hebat.


Kita kadang engga bisa bedakan antara Jokowi dan Pemerintah. Karena kebanyakan kita masih hidup dalam suasana kebatinan feodal. Presiden kita anggap raja, yang tidak boleh disalahkan. Maka jadilan kita terjebak dalam mentality victim seperti era kolonial dulu. Kita tahu raja atau sultan berkolaborasi dengan belanda dan kaum bangsawan, tapi kita hanya salahkan Belanda. Raja ata Sultan tetap kita hormati dan tidak boleh disalahkan. 350 tahun situasi itu kita pertahankan. 

Monday, January 23, 2023

Yusril dan Jokowi.

 




Selama ini Jokowi tidak pernah bicara terus terang mengenai Capres. Orang hanya menduga duga aja. Kadang terkesan Onani seperti orang ngecak kartu SDSB. Apapun sikap Jokowi dianalisa seperti dukun lotere. Tapi kemarin. Jokowi sebagai Presiden Ri bicara terus terang “ "Kalau menyimak apa yang disampaikan Prof Yusril dengan pengalaman sangat panjang, saya mendukung, loh, kalau Prof Yusril dicalonkan sebagai capres dan cawapres. Ini serius," ujar Jokowi dalam pidatonya di Rakernas PBB di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu, 11 Januari 2023.


Siapa itu Yusril Ihza Mahendra? Saya yakin semua mengenal dia. Yusril dilahirkan di Lalang, Manggar, Belitung Timur, 5 Februari 1956. Yusril adalah anak dari pasangan Idris Haji Zainal dan Nursiha Sandon. Ayah dari Yusril berasal dari Johor, Malaysia dan kakek Yusril merupakan seorang bangsawan Kesultanan Johor. Ibu Yusril memiliki garis keturunan dari Minangkabau. Dalam berumah tangga, Yusril menikah dua kali, yaitu dengan Kessy Sukaesih dan dikaruniai empat orang anak.  Setelah berpisah, dia kemudian menikah lagi dengan Rika Tolentino Kato pada tahun 2006 dan dikarunia dua orang anak.


Setelah lulus SMA, Yusril meneruskan pendidikannya mengambil Ilmu Filsafat di  Fakultas Sastra dan mengambil Hukum Tata Negara di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1982. Yusril juga melanjutkan program S2 di University Of The Punjab, India. Sementara untuk S3-nya diperoleh di University Sains Malaysia dan meraih gelar doctor of philosophy dalam ilmu politik. Usai Presiden Soeharto lengser, 1998, Yusril yang sebelumnya berkarir sebagai dosen hukum itu terjun ke dunia politik praktis. Dia mendirikan Partai Bulan Bintang (PBB), titisan Partai Islam Masyumi pada era Presiden Soekarno.


Kebetulan tahun 1999 saya tahu banyak dibalik layar politik nasional. Saya bukan aktifis nasional tapi saya berada dekat sekali dengan para elite politik. Sampai saya tahu siapa yang bakar gedung BI di Thamrin dan gedung BPKP di Hayam Wuruk Jakarta. Bukan sekedar tahu, tapi mendengar sendiri rencana operasi bakar dua gedung itu. Nah saya juga tahu bagaimana elite politik yang hanya hitungan jari jadi penentu sejarah proses reformasi paska jatuhnya Soeharto.


Suatu sore di bertempat di Menteng, Ada pertemuan tokoh elite. Hanya lima orang. Dari lima orang itu hanya 1 militer. “ Pak Amin jadi ketua MPR, Pak Akbar jadi Ketua DPR “ kata Pak Wiranto. Kemudian pak Wiranto berdiri dibelakang Gus Dur, dengan hormat Wiranto berkata “ Nah Gus Dur jadi Presiden.” Katanya. Nanti sidang Umum MPR akan diatur. Tapi Pak Amin, Gus Dur, Akbar tidak mau ajukan resmi surat ke MPR. Mereka kawatir dengan massa PDIP. Saat itu PDIP sebagai pemenang Pemilu 1999 dengan Suara diatas 30%. Benarlah. Saat mau sidang umum MPR, memang tidak ada satupun capres yang ajukan surat. Padahal sarat administrasi sesuai UU, calon harus ajukan surat resmi ke sekretariat MPR/DPR. Nah saat itulah Yusril ajukan surat resmi sebagai Capres. Padahal usianya masih sangat muda. Suara partainya di MPR hanya 2,8%, punya wakil 12 di DPR. Tapi dia berani ajukan resmi. 


Saat pemilihan presiden dilakukan di Sidang MPR RI, Oktober 1999, Yusril maju sebagai calon dengan perolehan 232 suara, Megawati 305 suara, dan Abdurahman Wahid 185 suara. Harus maju putaran kedua. Peluang Yusril terbuka lebar sebagai Presiden berikutnya menggantikan BJ Habibie. Namun Amin Rais sebagai ketua koalisi Partai islam minta dia mundur. Yusril menyerah. Tapi dia alihkan dukungan kepada Gus Dur. Kalau sesuai UU, seharusnya yang jadi presiden itu Yusril. Gus Dur jadi Presiden dan Megawati jadi Wakil. Yusri jadi menteri Kumham. 


Saat itu terjadi perbedaan pendapat. Yustri menolak rencana Gus Dur untuk menghapus Tap MPR soal ajaran Marxisme dan membubarkan MPR. Benarlah, karena itu Gus Dur diberhentikan oleh MPR. Megawati naik jadi Presiden. Saat itulah Megawati mempercayakan Yusril untuk merampungkan 100 lebih RUU, termasuk membentuk KPK, pemisahan TNI dengan Polri. Hubungan Yusril dengan ibu Mega sangat baik dan dekat. Yusril tidak ada perbedaan pendapat dengan Megawati. Sama chemistry soal politik persatuan.


Yusril dekat dengan Ormas Islam. Maklum partainya berbasis islam. Makanya engga aneh bila dia pernah jadi pengacara HTI menggugat pemerintah karena kasus pembubaran HTI lewat Perppu Nomor 2 Tahun 2017.   Mengapa? Apakah Yusril pendukung HTI atau pendukung paham Khilafah? tidak. Saya tahu betul paham agama Yusril itu adalah Masyumi yang memang anti khilafah. Jauh sekali perbedaan tafsir antara Masyumi dan HTI. Bahkan dari 9 orang team BPUPKI dua berasal dari Masyumi. Kalaulah masyumi itu sepaham dengan khilafah, tidak akan pernah ada Pancasila.Bagi anda yang lahir era 90an mungkin tidak mengenal aliran Masyumi. Tahun 50an, NU dan Muhammadiah berpolitik lewat Masyumi.


Dulu, Suroto Kartosudarmo yang juga anggota organisasi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) tampil menjadi kuasa Hukum Kartosoewirjo, tokoh Negara Islam Indonesia (NII). Tapi saat G30S PKI, Suroto Kartosudarmo juga tampil menjadi pengacara PKI. Jadi bisa dimaklumi bila Yusril yang juga pendiri PBB ( idiologi Masyumi) membela HTI di PTUN. Apa yang dibela Yusril ? Ya HAM. HAM itu universal. Tidak mengenal batas idioloig. Itulah yang dibelanya. Kalah menang, itu tidak penting. Namun dia juga tidak menolak ketika diminta jadi pengacara  pasangan calon Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menghadapi gugatan hasil pemilu 2019  oleh Prabowo-sandi di MK. Dia juga diminta oleh Jokowi untuk menelaah pembebasan Ustaz Abu Bakar Ba’asyir yang dihukum seumur hidup karena kasus terorisme.


Waktu Pilgub DKI dia bersaing dengan Jokowi dan kalah. Tapi hubungan tetap baik. Itu karena hubungan secara personal antara Yusril dengan Jokowi sudah terjalin lama. Yusril mendukung Jokowi sejak Pilpres 2014 dan 2019 bahkan ikut mendukung saat Jokowi maju pilkada Solo untuk jadi walikota. Soal politik dalam konteks islam, mungkin Yusril adalah mentornya Jokowi. Jadi dukungan Jokowi kepada Yusril itu bukan sekedar lipstick, tetapi memang mendasar. Bagi umat islam jauh lebih rasional Yusril daripada Anies. Kira kira begitu.

Sunday, January 22, 2023

Kisah dana haji.

 


Sebenarnya program dana haji ini pertama kali aja sejak tahun 1996, Keppres No. 35 Tahun 1996 dan 52 Tahun 1996, yang kemudian dikukuhkan dalam UU No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Haji, bahwa DAU merupakan hasil efisiensi dana BPIH. Akhirnya pengukuhan ini diikuti dengan terbitnya Keppres No, 22 tahun 2001 tentang Badan Pengelola Dana Abadi Umat. Penggunaan DAU itu untuk pendidikan dan dakwah, kesehatan, sosial, ekonomi, pembangunan sarana dan prasarana ibadah, penyelenggaraan ibadah haji. Tapi yang dipakai itu hanya bunganya saja. Sementara pokoknya tidak.


Pada pertengahan 2005, terjadi kasus korupsi DAU. Kasus ini menjadikan Taufiq Kamil, Dirjen Bimas Islam dan Said Agil Husin al Munawar, masuk bui. Masing masing kena penjara 4 tahun dan 5 tahun. Tapi setelah itu dibentuk BPIH. Badan dibawah menteri agama. Saat itu bukan rahasia umum bila banyak pengusaha melobi dana haji ini untuk dapat pembiayaan proyek. Caranya sederhana aja. Anda bisa geser uang itu ke bank yang mau beri anda kredit. Bunga diatur. Skemanya, kapitalisasi bunga setahun dijadikan collateral. Sementara BPIH dapat uang didepan dana manfaat dari pengusaha. 


Makanya jangan kaget bila Anggota DPR Komisi VIII Ali Maschan Moesa menyebut penyelenggaraan haji penuh dengan penyelewengan.  “ Bahkan, kelebihan dana yang ditaruh pada bank tertentu dipindah ke rekening baru. Yang agak sulit lagi yang dana itu, setoran Rp 25 juta, sekarang yang terkumpul hampir Rp 55 triliun, itu laporannya sulit. Kadang kurang transparan kadang disukuk, uangnya ditaruh di beda bank," ungkapnya. Saat itu skema sukuk bukan pada SBN Sukuk, tetapi pada bank syariah atau pihak swasta ( umumnya  tergolong konglomerat kroni SBY).


Nah era Jokowi, sebenarnya Jokowi engga mau urus soal dana haji itu. Karena sudah ada uu dan aturannya. Tapi petinggi MUI lapor ke Jokowi soal dana haji. Teman saya cerita, Jokowi marah besar. Jokowi perintahkan audit. Kaget dia ! Uang ada tapi tersandera dibeberapa proyek dan bank lewat SUKU. Mau marah lagi sulit. Karena sebagian besar dana itu penempatannya melibatkan elite politik. Solusinya saat itu saya usulkan bailout aja. Bubarkan BPIH dan yang terlibat penjarakan. Negara engga ada duitnya. Jokowi sedang focus ke insfrastruktur ekonomi. Kata teman. 


Tapi ada pihak yang datang ke menteri agama dan MUI. Mereka tawarkan program investasi atas sisa dana haji yang ada dan termasuk skema penyelesaian dana haji yang nyangkut. Saya senyum aja baca proposal itu. Ini keterlauan skemanya, Eh entah mengapa proposal itu malah bergulir ke DPR. BPIH dihapus diganti dengan BPKH ( Badan Pengelola Keuangan Haji).  Sejak tahun 2017, keuangan haji bukan lagi menjadi tanggung jawab Kementerian Agama tapi BPKH. Bagaimana dengan dana yang tersandera itu? apakah sudah selesai ? Entahlah. Yang saya tahu sekarang uang haji ditempatkan di SBN SUKUK. Tapi tempo hari BPKH gunakan uang haji untuk bailout Bank Muamalah. Faktanya waiting list semakin lama dan biaya terus naik dan naik. Seperti ponzy mungkin tepatnya.

Friday, January 20, 2023

Berpikirnya Tan Malaka

 





Kalau anda baca buku Madilog ( material, dialektika, Logika). Anda akan digiring oleh Tan Malaka berpikir dalam kotenks Madilog. Apa sih material ? Itu cera berpikir yang berdasarkan fakta dan realitas. Atau sesuatu yang bisa dilihat dan dirasakan dengan Panca Indra. Apa itu Dialektika? bahwa tidak ada kebenaran yang absolut. Logika, adalah pertimbangan akal dan pikiran. Tentu berdasarkan informasi yang kita terima dan kemampuan kita melihat fakta. Saya tidak akan membahas detail filsafat.  Saya akan bahas secara analogi saja. Ya analogi pedagang sempak.


Material. 

Kita percaya apa yang kita lihat dan rasakan itulah yang kita percaya. Kalau tidak dirasakan dan dilihat, itu artinya ilusi. Mari kita bedah,kata Tan Malaka, Dia pakai referensi filsafat seperti Eugene. Jeruk itu warnanya kuning. Benar. Rasanya manis. Benar. Kalau dijatuhkan suaranya empuk. Benar.  Tapi kalau tidak ada mata, apakah ada warna kuning? Tidak.  Kalau lidah tidak ada. Apakah ada rasa manis? tidak. Kalau tuli, apakah terdengar suara empuk ?  Tidak. 


Apa artinya?. Jeruk yang rasanya manis dan warnanya kuning, sebenarnya tidak ada, Mengapa ? Rasa manis itu bukan pada jeruk. Tetapi ada pada lidah. Warna kuning itu bukan pada jeruk. Tapi ada pada mata. Suara empuk itu bukan pada jeruk. Tetapi telinga.  Segala sesuatu yang material itu kembali kepada diri anda sendiri. Materi itu hanya konsepsi dan persepsi, bukan realita. Kalau anda membahas materi dan memburunya, maka anda hidup dalam dunia konsepsi, itu pasti ilusi. Engga percaya? anda tidur, pancaindra tidak berfungsi, maka semua konsepi itu lenyap. Apalagi kalau mati.


Dialektika. 

Tadinya ada pameo banyak anak banyak rezeki. Kemudian oleh ahli sosial dan ekonomi, membuat tesis. Yang benar itu adalah sedikit anak banyak rezeki. Bertahun tahun program KB diterapkan dibanyak negara. Apa yang terjadi kemudian?. Terbukti negara yang penduduknya besar seperti China dan India, adalah negara yang tahan dari krisis dan cepat tumbuh menuju kemakmuran. Akhirnya kebenaran baru digaungkan. Manusia dianggap sumber daya yang diperhitungkan. Bahasa mesranya, bonus demografi. Sama dengan sumber daya Alam. 


Logika.

Semakin banyak produksi semakin besar pendapatan. Semakin besar penduduk semakin besar peluang memenangkan kompetisi. Itu logika standar dan menjadi pilihan berpikir. Tetapi ternyata logika itu salah. Terbukti  tidak cukup dengan kuantitas, tetapi juga perlu kualitas. Kuantitas besar tapi kualitas rendah untuk apa?  Belakangan dikoreksi lagi, tidak penting kuantitas tetapi kualitas. Dari kualitas akan didapat value.  Ternyata value menimbulkan bubble dan ilusi. Akhirnya kalah juga dengan yang focus kepada kuantitas. Mutar engga jelas. Artinya kalau anda berpikir logika, jangan bangga. Tidak menjamin anda pintar, bukan tidak mungkin anda bertambah bego.


Apa yang hebat dari pemikiran Tan Malaka? dia mengajak kita berpikir terpadu dan holistik dari sudut Material, dialektika dan logika. Harus saling terkait satu sama lain. Engga bisa sektoral, Misal.kita menolak negara agamais sebagai tujuan keadilan. Tapi kita  sendiri yang sekular gagal mencapai tujuan keadilan dan kebenaran. Terus ngapain dengan arogan mengatakan berpikir agama terbelakang. Kita setuju bahwa agama menjadi dasar tercapainya keadilan. Nyatanya sejarah mencatat banyak negara agama gagal mencapainya. Terus ngapain menyimpulkan yang tidak ikut agama itu sesat dan Firaun.


Apa artinya? Salah besar kalau ada upaya mematikan atau membonsai daya kritis.  Karena dari kritis itulah kita masuk dalam dimensi Madilog. Satu sama lain akan tercerahkan. Tanpa perlu saling mempertentangkan perbedaan pendapat. Apalagi bersifat personal. Hingga akhirnya sampailah kita pada satu kesimpulan, That in life it is not about what we get but what we give. Not what we learned but what we teach. Not what we thought but what we do for the good of ourselves and others. Jadi rendah hatilah. 


Dah gitu aja.


Sunday, January 15, 2023

Daya tahan.

 


Tahun 2013 saya cuti bisnis selama 5 tahun. Ini saya gunakan waktu untuk melaksanakan hobi berlayar. Saya gunakan yacht ukuran 27 meter dengan layar ganda dan motor. Rencana saya akan berlayar solo ke Pulau Mentawai. Start dari Ancol. Awi peringatkan saya agar tidak perlu pergi. Bahaya kalau sendirian. Tapi saya cuek saja. Walau dia sendiri tidak mau temanin saya. Dengan dukungan alat navigasi dan atat komunikasi satelit. Saya dengan ceria melaju membelah teluk jakarta.


Target saya adalah Tanjung alang alang untuk masu ke selat sunda. Setelah pulau harimau akan berbelok melintasi Palau kraktau dan terus menuju kota Agung. Sampai sejauh ini pelayaran sangat nikmat. Tidak ada gelombang yang gila. Saya menikmati pelayaran itu. Kadang dengan auto kemudi saya bisa gunakan waktu membaca dan memasak. Sampai kota agung saya tidur di dalam kapal. Saya perlu istirahat. Karena lewat kota agung saya akan menghadapi gelombang tanjung China.




Setelah cukup istirahat. Saya melaju ke arah pulau enggano. Patokan saya adalah Belimbing dan krui. Namun masuk tanjung China, selepas maghrib, saya dihantam gelombang 7 meter dan hembusan angin 40 knot. Saya pasang autopilot untuk turunkan layar dan ganti motor penuh. Perahu berayun 180 derajat dan layar utama robek sedikit. Saya ikatkan tali pada tubuh saya. Dan kembali ambil kendali untuk pastikan yacht tidak tabrak gelombang tapi berjalan di tebing gelombang. Dan kurangi kecepatan saat kapal terdorong ke bawah gelombang, sampai harus bersiap tancap gas menaiki tebing gelombang, untuk siap turun lagi. Begitu terus lebih dari 2 jam. Butuh konsentrasi tinggi ditengah badai.


Benar benar tantangan yang luar biasa. Berkali kali saya terlempar ke laut tapi bisa masuk kapal lagi. Lewat tanjung China dan masuk belimbing krui, Keadaan sudah teduh. Masuk enggano dengan gagah. Saya sempat istirahat di Enggano. Keesokannya berlayar lagi ke Pulau Mentawai. Di kepulau mentawai ini yang harus dijaga adalah pulau karang. Pastikan kapal megikuti navigasi agar tidak kena karang. Hanya semalam, di Mentawai, saya kembali ke jakarta. 4 hari 4 malam dan 2 hari di samudra dan 4 hari di darat istirahat. Walau usia 50 tahun. Terasa saya belum terlalu tua. 


Hukum dilaut berlaku hukum besi. Disaat badai datang Anda tidak bisa melawan arus dan tidak bisa menghadang gelombang. Arus harus anda ikuti dan gelombag dilalui dengan berjalan di tebingnya. Setelah badai berlalu, yang pertama yang harus anda lakukan adalah kembalikan perahu dijalurnya. Hidup juga begitu. Disaat survival engga usaha idealis. Lakukan apa saja. Jangan lawan arus. Mainkan semua gaya. Nah setelah established, ya kembali ke jalur Tuhan. Tobat. Patuhi navigasi dengan disiplin. 


Menaklukan gelombang di tengah samudera adalah upaya menaklukan diri sendiri. Ditengah badai anda tidak boleh kehilangan focus. Anda harus tetap tenang. Hilangkan rasa takut dan kawatir. Hanya ada dua pilihan. Tenggelam atau selamat sampai ditujuan. Sedikit lemah gelombang akan melumat anda. Hidup memang begitu. Lemah ? ya jadi korban. Dilumat zaman.


***


Ada teman lulusan perguruan tinggi. Dia tamat kuliah usia 22 tahun. Langsung dapat kerjaan di PMA. Selama 20 tahun dia pindah kerja ada 5 kali. Apa alasannya. Lingkungan kerja tidak nyaman. Dan baginya berhenti kerja bukan resiko. Karena pendidikannya mendukung dia mudah dapat kerjaan. Tapi apa yang terjadi kemudian.? masuk usia 50 tahun dia sudah lelah. Menikah usia 40 dan baru punya anak usia 45 tahun. Baru terasa beban hidup semakin sulit. Pindah kerja engga mudah lagi. Karena usia tidak muda lagi. Kini dia menua dalam sesal merasa gagal.


Apa yang terjadi pada teman saya itu. Dia memang pintar sekolah. Tapi tidak bisa cerdas hidup. Mengapa saya  katakan tidak cerdas ? karena dia tidak punya daya tahan ( Resilience ) terhadap tantangan yang ada. Dia memilih menghindari tantangan dan cari tempat yang menurutnya nyaman. Ternyata berkali kali pindah. Sama saja. Mana ada tempat yang nyaman. Nyaman itu ada di hati. Tentu hati yang menerima realitas. Berdarmai dengan kenyataan untuk terus melangkah tanpa henti. 


Waktu awal memulai bisnis maklon ( manufacture supply service)  di China, saya mengalami kegagalan berkali kali. Maklum saya berproduksi tanpa punya pabrik. Saya hanya menyewa mesin dan fasiitas produksi saja. Salah beli bahan baku. Akibatnya engga bisa masuk ke dalam mesin. Salah menentukan pabrik pengolahan, stok bahan menumpuk digudang. Macam macam masalah datang. Belum lagi masalah bahasa. Saya new comer di China. Bahasa mandarin saya kurang sekali.  Dalam setahun saya rugi lebih USD 1 juta. Tabungan ludes.


Andaikan kegagalan itu membuat saya menyerah dan pulang ke Indonesia. Saya tetap tidak akan bisa survival. Karena masalah ada dimana saja. Saya tetap di China. Saya hadapi kegagalan dan belajar dari itu. Akhinya saya bisa sukses untuk shipment pertama. Sekali lepas kapal berlayar maka samudera luas menanti. Saya bekerja keras setiap hari. Mungkin 18 jam sahari. Mengelilingi dunia memasarkan produk. Hanya 3 tahun saya sudah punya puluhan produk dan menjangkau pasar Eropa, AS, Afrika. Tahun keempat itu saya sudah punya pabrik sendiri.  


Padahal saya tahu. Banyak orang Indonesia yang berbisnis di China. Mereka dari  keluarga kaya. Tetapi uang habis, mereka pulang. Ya selesai. Di Indonesia, urang orang tua mereka juga dihabisi. Karena sikap pragmatis yang cepat sekali pergi menghindari kesulitan. Sedangkan saya ketika sukses di bisnis maklon tidak memuat saya euforia dan lupa diri. Saya masuk ke medan bisnis yang lebih rumit. Yaitu Private Equity. Jalan setahun keuntungan dari maklon hampir habis. Tapi saya terus bergerak dan putar otak. Tahun berikutnya saya berhasil akuisisi Perusahaan satelite di AS dan selanjutnya jadi mudah dan terus berkembang. Kini saya walau hanya tamat SMA  dan menua namun tanpa sesal apapun kecuali rasa syukur kepada Tuhan. Itu aja.


HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...