Thursday, December 02, 2021

Tahu diri.

 




Waktu merantau ke jakarta. Saya hanya tamatan SMA.  Pertama saya datangi adalah keluarga Ibu saya. Selama tinggal di rumahnya saya tahu diri. Pagi setelah sholat subuh saya pel lantai rumah dari dapur sampai ke depan.  Cuci piring kotor. Tetapi belum seminggu. Saya dibawa kerumah sepupu papa saya. Di rumah paman. Saya juga berusaha menempatkan diri sebaik mungkin. Bersihkan rumah. Suapin anaknya makan. Apapun disuruh saya kerjakan.  Namun belum sebulan, saya diantar ke rumah sepupu papa saya yang lain. Baru datang. Ditanya, kapan pulang.  Saya tidak menyalahkan keluarga besar ibu dan papa saya. Kalau sedara saya  tidak mau dibebani itu karena bagi mereka saya tidak ada masa depan. Hanya tamatan SMA. Tidak lulus PTN. Orang tua tidak mampu. Saya tidak iri dengan mereka yang juga tinggal di rumah sedara saya, yang dapat perlakuan baik. Itu karena mereka kuliah di Jakarta. Orang tua mereka mampu biayai. 


Saya tinggalkan rumah sedara saya. Saya jalan kaki dari Senen ke tanah abang dengan ransel dipunggung saya. Tidak ada tujuan. Sejak itu saya bertekad, untuk kerja apa saja asalkan dapat survival. Saya tetap mencintai sedara saya. Tidak ada prasangka buruk apapun. Itu wajar saja. Mereka pasti ada alasan. Kalau saya tidak mengerti sikap mereka. Maka yang pasti salah adalah saya. Bukan mereka. Saya harus berusaha mengerti sediri. Ini hidup saya, tentu hanya saya dan Tuhan saja. Tidak ada urusan dengan orang lain.


Di tanah abang saya buka notes kecil berisi alamat sedara saya di Jakarta. Dia dagang di tanah abang. Sampai di tokonya, dia beri alamat rumah. Saya disuruh ke rumahnya. Pertama kali saya lihat ketika pintu rumah terbuka adalah anak gadis yang masih pakai seragam SMU. “ Bang Jeli ya. Masuklah. “ Katanya tersenyum. Saya ceritakan bahwa saya dari kampung. Mau kerja apa saja. " Tinggal disini aja. Ayah ada usaha konveksi. Abang bisa jahit kan. " Katanya. Saya mengangguk. Dia adalah adik sepupu saya.  Kelak 3 tahun kemudian, gadis yang buka pintu rumah ini jadi istri saya.


Seperti biasa pagi pagi saya bersihkan rumah dari dapur sampai depan rumah. Pagi saya buka toko di tanah abang. Setelah itu saya kerja jahit pakaian kodian. Hanya setahun saya sudah dapat kerjaan sebagai penata buku dan juga ngajar kursus malam hari. Saat itu saya merasa sedikit ada sayap untuk berproses jadi elang. Tidak lagi tinggal di rumah sepupu. Mandiri. Namun setiap minggu hari libur saya tetap datang ke rumah sepupu saya. Apa saja saya kerjain di rumah. Termasuk ngajarin sepupu saya bahasa inggris dan tatabuku.  Kadang kerjakan PR matematikanya. Begitu cara saya berterimakasih.


Kalau akhirnya saya pindah jalur jadi pengusaha. Itu karena perasaan diskrimasi sebagai anak tamatan SMU. Saya merasa lebih keras kerja. Lebih rajin tetapi tetap tidak ada harganya. Saya tahu betapa tingginya status sarjana. Sementara adik saya 5. Saya anak laki laki tertua. Kalau hanya jadi pegawai penatabuku, memang cukup untuk hidup saya. Tetapi bagaimana saya bisa membantu orang tua saya, menjadi tongkatnya dimasa tua.


“ Kalau sudah tahu engga ada masa depan. Engga ada respek, ngapain terus berharap dari kerja. Rasa hormat itu kita sendiri yang ciptakan, bukan orang lain. Kalau orang lain menghargai kita, itu karena kita memang punya nilai jual. Kalau engga, itu salah sendiri. Wajar saja.  Kami etnis China, jangankan jadi PNS, kuliah di PTN aja walau pintar, tetap saja sulit diterima. Ya jadi pedagang  juga engga buruk. Nikmati sajalah hidup ini apa adanya dan tahu diri siapa kita.” Kata teman saya mencerahkan saya.  Kata katanya itu tercata baik di buku harian saya. Sampai kini kami tetap bersahabat. 


Kemarin saya bertemu dengannya.  “ Jel “ serunya “ Dalam usia menua ini, kita harus bersyukur kepada Tuhan. Nikmat terbesar itu adalah kesehatan. Kita berdua engga ada penyakit yang serius. Saya masih bisa setir jauh. Engga ada asam urat, kolestrol , diabetes. Darah tinggi jelas engga ada. Di Spa saya lihat kamu Treadmill bisa satu jam. Itu nikmat lebih dari harta. Apalag anak anak udah mandiri. Walau kita bukan konglomerat tetapi Tuhan beri kita kesehatan.  Itu lebih dari harta apapun. Kalau kita punya  financial freedom, itu karena hidup kita sederhana. Kesederhanan itu kita dapat berkat pengalaman hidup yang pahit, terabaikan dan bangkrut berkali kali “ Katanya.


Politisasi agama

 




Dulu waktu masih usia 20an saya termasuk yang terprovokasi kebencian kepada Syekh Siti Jenar. Hampir semua ajarannya dianggap sesat oleh Guru ngaji saya. Tetapi usia 30an saya berusaha mendapatkan informasi objectif terhadap Jenar. Buku yang ada tidak didasarkan referensi yang kuat. Bahkan sebagian sejarawan  berpendapat bahwa sosok Syeh Siti Jenar hanyalah legenda yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Soal ajarannya “manunggaling kawulo gusti” itu sebenarnya copy paste atas pemikiran dari Al-Hallaj yang mengatakan “ana al-haq”. Ya semacam satire rakyat yang tidak suka kepada Ulama yang melakukan politisi agama untuk dapatkan akses kepada raja.


Tentang sosok pribadi Syeh Siti Jenar dari referensi yang ada. ia hidup pada abad ke-16 Masehi (1348-1439 H/1426-1517 M). Ia adalah putra Syekh Datuk Saleh, adik sepupu Syekh Datuk Kahfi, seorang penyebar agama Islam terkenal di Jawa Barat. Syekh Siti Jenar memiliki hubungan darah dengan dengan Sunan ampel.  Saat beranjak dewasa, Syekh Siti Jenar pergi ke Persi dan tinggal beberapa lama di Bagdad. Setelah itu, ia pergi ke Gujarat dan kembali lagi ke Malaka. Ia menikahi seorang wanita dan memiliki beberapa orang anak, antara lain Ki Datuk Bardud dan Ki Datuk Fardun.


Dari mentor spiritual saya, saya tercerahkan. Setidaknya saya berhenti paranoid tentang Siti Jenar, baik ajarannya maupun pribadinya. Mengapa ? “ Waktu itu ulama dari para wali sangat besar sekali pengaruhnya kepada kerajaan di jawa. Para raja ini memanfaatkan emosi agama agar rakyat patuh kepada raja. Setiap alun alun pasti ada Masjid raya. Dimana mana dibangun masjid. Itu cara politik ulama untuk memperkuat bargain politik kepada penguasa. Jenar, engga suka itu. Dia inginkan agama itu urusan pribadi antara manusia dengan Allah. Tidak ada definisi dan analogikan yang dipaksakan untuk memaknai Tuhan. “


“ Mengapa ? Tanya saya.


“ Kalau Tuhan bisa dianalogikan dan dikondisikan atas dasar dalil agama, maka manusia tidak lagi berTuhan, Tetapi sudah jadi kerumunan yang dikomado oleh iblis berwajah ulama. Mereka akan mudah jadi mangsa kekuasaan. Mudah jadi buih ditengah lautan. Agama sebagai rahmat bagi semua, menjadi rahmat bagi ulama saja. Itulah yang ditentang oleh Jenar.” 


Kala itu banyak pengikut Syekh Siti Jenar. Mereka tercerahkan akan kebebasan Individu dalam beragama dan bersosial. Umumnya rakyat jelata.  Yang diam diam menolak ulama berpolitik. Itu sebabnya atas provokasi ulama, Sultan Demak berusaha menghabisi pemikiran Jenar. Namun setiap berdebat. Para wali kehilangan narasi melawan Jenar. Mengapa ? karena kehebatan ilmu nalarnya ( Ilmu logika/akal). Dalil tentang syariat gampang sekali dipatahkan oleh Jenar. 


Bahkan dengan satire dia bilang. Manusia tidak perlu sholat kalau ingatan mereka tentang sorga dan takut kepada Tuhan masih ada dibenakannya. Tuhan itu sumber cinta, dan dekati Dia dengan Cinta. Manusia bisa mati karena kebencian dan rasa takut, tetapi tidak akan mati karena kemiskinan dan kezoliman penguasa. Karena cinta membuat manusia terus hidup bersama Tuhan. Cukuplah Tuhan dan aku saja. Ya eling lebih utama daripada ritual, apalagi ritual untuk citra politik.

Saturday, November 27, 2021

Berbagi

 






Sore jam 5 saya pulang ke rumah. Perut keroncongan. 


“ Maaf. Kamu sudah makan ? Tanya saya ke supir taksi.


“ Tadi siang sudah pak.”


“ Bisa temanin saya makan? Tanya saya.


“ Saya antar aja bapak ke restoran. Biar saya tunggu di tempat parkir”


“ Temanin saya makan aja . Mau ya?


“ Terimakasih pak. Biar saya tunggu “


“ kamu tolong saya. Saya engga bisa makan sendirian. “


“ Kenapa ?


“ Ya engga apa apa. “ kata saya. Dia akhirnya mau temanin saya makan.   


“ Pak.. serunya. Ketika makan di restoran bersama saya. “ Usia saya sudah 50 tahun. Dulu pernah usaha. Tetapi gagal. Terlilit hutang. Habis semua. Sejak itu saya engga ada keberanian lagi bisnis. Sekarang inilah hidup saya. Dua anak saya jadi buruh. Hanya tamatan SLA” katanya dengan datar. Seperti ada sesal di raut wajahnya. “ Saya takut dan kawatir dengan hidup saya dan anak anak” lanjutnya 


“ Sebenarnya. Tidak ada orang yang benar berani. Saya berkali kali bangkrut namun saya terus bangkit lagi. Itu bukan karena saya punya keberanian. Tetapi itu hanya cara survival saja. Apapun pilihan tidak ada yang bagus. Tidak ada yang aman. Namun kita hasus memilin. Jadi sebenarnya dibalik keberanian itu ada rasa takut luar biasa dan itu membuat kita sulit bedakan takut dan berani. Akibatnya kita kebal dengan situasi apapun. Berlalunya waktu, kita baru sadar ternyata semua yang datang akan berlalu. Apapun itu. “ kata saya.


“ Wah dalam sekali pemahaman bapak”


“ Engga usah terlalu dipikirkan yang belum terjadi. Yang penting nikmati hari ini dengan suka cita. Gunakan kesempatan untuk terus berbagi. Karena alasan kita dilahirkan Tuhan adalah untuk berbagi kepada orang lain. “


“ Ya Terimakasih. Pantas bapak engga bisa makan sendirian” katanya tersenyum.


“ Walau hidup tidak ramah tetapi dengan cara makan bersama ini, saya bisa meyakinkan kepada diri saya bahwa saya pantas dilahirkan. Soal besar kecil, kaya atau miskin itu soal ukuran saja. Esensinya berbagi..”


Tuesday, November 02, 2021

Kepemimpinan.

 




Pada satu saat saya makan siang dengan teman di resto jepang. “ Sepertinya saya harus bercerai dengan suami. “ Katanya dengan mimik tenang.

“ Kenapa ? Kata saya terkejut.

“ Dia suami dan pria yang tidak responsif. 

“ Maksud kamu ?

“ Saya sedang bicara tentang masalah saya, pada saat dia sedang baca koran. Dia tidak berhenti baca koran. Terus aja. Paham kan, seperti itu contohnya. Artinya dia hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Tanpa peduli dengan saya.”

“ Oh i see. Apakah itu penting ?

“ Gimana sih kamu. Dia itu pemimpin keluarga. Seharusnya dia itu responsif. Engga bisa cuek begitu. “ Katanya dengan nada kesal.


“ Pemimpin itu ada dua jenis. Pertama, pemimpin yang memimpin. Dia tidak sibuk dengan masalah kecil dan keluhan. Karena dia percaya dengan pendelegasian tugas dan wewenang. Dia hanya focus melaksanakan visinya sebagai pemimpin. Bagaimana sumber daya yang ada bisa dioptimalkan agar kepemimpinannnya efektif melaksanakan ide besarnya. 


Kedua, pemimpin yang responsif. Dia selalu sibuk dengan masalah kecil dan mendengar keluhan. Karena dia menganggap orang dibawahnya seperti anaknya yang selalu dia kawatirkan dan jaga. Dia pasti tidak ada waktu memikirkan agenda besar. Dia mudah lelah dan mungkin mudah dikendalikan. “ Kata saya.


“ Dalam konteks keluarga gimana ?


“ Nah dalam keluarga, ide besar suami itu adalah bagaimana menjaga istri dan anaknya terhindar dari aib besar. 


“ Apa itu aib besar ? 


“ Kemiskinan. Miskin harta dan moral. Dia focus kesana saja. Untuk itu pria akan memilih istri yang mampu menjadi mitranya untuk melaksanakan ide besar itu. Makanya soal cantik dan pintar, engga penting amat. Ukurannya adalah kompetensi wanita sebagai ibu dan mitra bagi dia.


Jadi kalau kamu anggap dia tidak responsif , itu karena kamu  tidak siap punya suami sebagai pemimpin yang memimpin. Kamu inginkan suami yang mau menurut dengan semua keluhan kamu dan mendengarkan rengekan kamu. Yang salah bukan suami, tetapi kamu yang salah memilih. Mungkin juga dia salah memilih kamu“ Kata saya.


“ Jadi..” Katanya mengerutkan kening.


“ Perbaiki sajalah niat. Tentu yang tahu niat itu, hanya kalian  saja. Biasanya kalau menikah karena Tuhan, Tuhan juga yang akan menuntun agar memilih jodoh yang tepat. Bukankah satu sama dengan nol, dua sama dengan satu. Kalian harus saling menguatkan dan tahu menempatkan dirinya dengan tepat. “ Kata saya tersenyum karena melihat dia mulai tercerahkan.


***

Anda semua kenal siapa itu Bill Gate. Sang billioner kelas dunia yang hidupnya kini lebih focus kepada kegiatan amal. Bagaimana dia bisa mundur dari Microsoft tanpa ada kawatir akan masa depan Microsoft? Itu karena ada Paul Allen, tangan kanannya yang sedari awal berdiri Microsoft mendampinginya. Anda juga tahu siapa itu Steve Jobs. Pendiri Apple. Dia bisa bebas berkreasi karena ada orang kepercayaanya bernama Steve Wosniak. Begitu juga dengan Mark Zuckerberg, yang sukses mengembangkan facebook. Itu berkat ada orang hebat disampingnya yaitu Chris Cox.


Di Hong kong saya ada James. Dia adalah tangan kanan saya. Semua operasional holding yang berkaitan dengan sumber daya perusahaan seperti SDM, Uang dan material dia yang urus. Bisnis proses dari sejak keputusan bisnis dibuat sampai menghasilkan uang, itu dia yang lakukan. Saya hanya memberikan visi dan membuat keputusan strategis berkaitan dengan rencana ekspansi dan memberikan solusi disaat sistem organisasi perusahaan tidak mampu melaksanakannya. Selebihnya, hari hari dia yang melaksanakan detail operasional. Di Jakarta juga saya ada Jessica yang jadi tangan kanan saya.


Dalam bisnis anda tidak perlu 100 orang kepercayaan. Cukup 1 aja. Itu udah berkah. Dengan adanya orang kepercayaan yang menjalankan roda perusahaan, anda bisa focus kepada visi dan strategi untuk mengembangkan bisnis. Artinya anda harus ada mitra atau tangan kanan yang berpikir dengan otak kirinya melaksanakan bisnis proses. Sementara anda focus kepada otak kanan memadukan instuisi dan kekuatan spiritual untuk membangun organisasi yang transformatif.


Lantas bagaimana dapatkan tangan kanan yang bisa dipercaya ? Itu tidak bisa didapat dengan cepat. Butuh proses sampai anda yakin dia orang yang tepat. Tentu ada test lewat pengalaman dan kebersamaan. Tetapi intinya adalah anda harus lebih dulu merebut hatinya. Kalau itu sudah diyakinkan, dia akan mengerti anda dan selanjutnya dia bisa loyal. Nah loyalitas itu bukan karena gaji dan tunjangan tetapi karena dia percaya dengan visi anda.


Lantas bagaimana mengelolanya? jangan sedikitpun ragu terhadap dia. Berikan kepercayaan penuh baik secara management maupun secara personal. Jangan pernah intervensi kebijakannya. Jangan! Tetapi terus pantau perkembangannya. Baca laporannya dengan teliti. Kalau kurang skill ya suruh dia kursus atau ikut seminar. Kalau ada kesempatan usahakan memberikan pencerahan secara spiritual sesuai visi anda. Yakinlah. Dengan adanya tangan kanan, walau bisnis banyak, anda tidak kehilangan privasi sebagai pengusaha. Anda tetap kapten atas hidup anda.


Dalam keluarga juga sama. istri itu tangan kanan anda. Beri dia kepercayaan penuh dan siapkan semua sumber daya agar dia nyaman menjalankan amanah sebagai CEO rumah tangga.

Dalam kehidupan negara dan politik juga organisasi perusahaan, Dua jenis pemimpin itu akan nampak. Kalau semua dikerjakan karena pemimpin responsif maka yakinlah tidak akan ada perubahan yang berkelanjutan. Tetapi kalau semua dikerjakan dengan hebat berkat pendelegasian, maka perubahan akan terus terjadi kearah yang lebih baik. Karena kepemimpinan menjadi efektif dan transformatif.

Thursday, October 28, 2021

Berbagi Cinta.

 

bersama anak panti



10  tahun lalu  waktu lebaran saya berkunjung ke rumah ibu saya. “Amak mau mendirikan panti asuhan untuk putri.” Kata ibu saya.

“ Amak engga muda lagi. Istirahat ajalah. “ Kata saya. Itu diaminkan oleh semua adik adik saya. 

“ Amak udah sewa rumah untuk panti. Nanti kalau berkembang barulah cari tanah untuk bangun sendiri.”

“ Darimana amak dapatkan uang” Kata saya. Itu sekedar alasan agar menahan rencannya dan kami tidak akan mendukung secara financial.

“ Dari Tuhan. “ Katanya tegas. Saya tidak bisa lagi berdebat. 


Setahunn setelah itu saya datang lagi ke lampung untuk berlebaran. Ibu saya ajak saya pergi ke suatu tempat “ Apa ini mak?Kata saya ketika sampai di lokasi.

“Amak dapat kepercayaan dari aisyiah untuk gunakan tanah wakaf dibelakang TK. Inilah yang akan dijadikan lahan untuk panti” Kata ibu saya bersemangat. “ Kalau bangun ini selesai, anak panti engga lagi sewa rumah.”

“ Sewa?

“ Ya. Amak sewa rumah untuk mereka.”


Kemudian ibu saya ajak saya ke rumah  yang disewanya untuk panti. Saya terharu. Setahun beroperasi, ibu saya bisa menghidupi anak panti tanpa sepeserpun bantuan dari saya. Yang lebih terharu, ternyata tidak nampak kelelahan dari ibu saya yang sudah menua. Semangatnya tidak berkurang.


“ Berapa anggaran biaya panti ini? Kata saya.


Ibu saya memberikan proposal. Lengkap dengan gambar design panti. Profesional sekali.


“ Aku tanggung semua biayanya. Bangunlah.” Kata saya spontan.


“ Anakku, membangun panti itu bukan sekedar mambangun phisik. Tetapi yang lebih utama adalah membangun gerakan cinta. Bukan berapa banyak orang sumbang. Tetapi seberapa banyak orang mendukung. Semakin banyak orang terlibat, semakin besar nilai moral dan sosialnya. Kalau engga ada uang, ya tenaga, Engga ada uang dan tenaga, ya pikiran. Engga ada pikiran, ya empati. Itulah hakikat dari gerakan sosial untuk membela anak yatim dan miskin.


“ Mengapa ?


“ Kalau gerakan cinta itu berkembang, maka tidak perlu lagi rumah panti. Orang akan senang hati menampung anak yatim di rumahnya untuk mereka rawat dan jaga dengan cinta.”


Saya terhenyak. “ Ya udah mak. Aku paham. Gini aja mak.” Kata saya negosiasi.” Aku sediakan dana stimulus aja. Dengan dana stimulus itu akan menggugah orang untuk ikut nyumbang. Dana itu bisa dipakai untuk bangun fondasi dulu. Nah kalau orang udah lihat ada pembangun, mereka juga percaya dan tergugah untuk sumbang. Gimana?


“ Itu baru anak amak. Jadi jeli mau bantu?”


“ Ya. tetapi dengan syarat. Engga boleh stress mikirkan anggaran. Nanti kalau melemah lagi aliran sumbangan, aku keluarkan lagi dana stimulus. Begitu saja sampai selesai.” Kata saya. Ibu saya rangkul saya. 


Setahun setelah itu bangunan panti sudah selesai. Kini sudah ada dua panti yang selesai dibangun. Saya hanya memberikan stimulus. Kalau yang pertama saya keluarkan anggaran stimulus 80%. Namun yang kedua justru dana stimulus saya keluar hanya 5%. 95% dari donasi masyarakat. Jadi pesan sosial menggalang  cinta untuk kemanusiaan bagi anak yatim tercapai.  Sebagaimana sholat memang tidak dilarang sendirian tapi alangkah lebih baiknya dilakukan secara berjamaah, kata teman saya. Begitupula dalam gerakan spiritual social, bagi yang kaya raya tentu tidak salah bila mereka membangun project social atas nama dirinya atau lembaganya,  tetapi alangkah lebih baiknya bila pembangunan itu dilakukan secara berjamaah. Karena ketika berjamaah, semua yang beriman mendapatkan kesempatan untuk terhindar dari golongan pendusta agama ( QS AL Ma’un ). 


Tak penting berapa yang bisa mereka berikan untuk kegiatan amal , yang penting adalah nilai kebersamaan, nilai berjamaah berbuat karena Allah , ikhlas karena Allah. Itulah yang penting. Dari kebersamaan ini akan lahir masyarakat yang berempati untuk menegakkan keadilan kepada mereka yang lemah. Sama seperti yayasan  Tzu Chi yang berkembang bukan karena donatur segelintir orang tetapi oleh banyaknya orang yang terlibat sebagai donasi. Donasi dalam  bentuk apa saja. Bukan hanya uang, bisa pikiran, tenaga, dan empati. Memang membujuk orang menggalang kebersamaan itu tidak mudah. Berat sekali. Lebih mudah gelontorkan dana, selesai. Tetapi value spritual tidak ada. Yang ada adalah rasa sombong seperti kaum filantropis. Ya value kapitalis..


Thursday, October 21, 2021

Propaganda lewat Film.

 




Selama lebih dari 10 tahun di China, Saya suka nonton drama TV. Padahal di Indonesia hal yang jarang sekali saya tonton adalah Drama TV. Mungkin sudah lebih 20 tahun saya tidak nonton Drama TV.  Jadi apa yang menyebabkan saya tertarik. ? Tentu beralasan. Saya pernah berbisnis dibidang film dan rumah produksi (PH). Jadi saya tahu bagaimana tekhnis sinema dan proses produksi, yang melibatkan ahli pembuat skenario, pengatur lampu, peran, musik dan sutradara. Karena itu saya kagum dengan tampilan drama TV di China. 


Teman saya seorang wanita penulis skenario di Wuhan cerita kepada saya. Dia sedang menggarap cerita dengan tema cinta kepada keluarga. Selama 1 tahun dia riset secara langsung. Tinggal bersama mereka dari kelas bawah maupun atas, menyelami fenomena yang sedang terjadi pada keluarga akibat adanya perubahan zaman. Memahami mindset yang berkembang di masyarakat. Setelah itu dia harus belajar tentang kebudayaan dalam keluarga di China, AS dan Eropa. Dari sana lahirlah film drama hebat, yang kaya hikmah dalam setiap dialogh. Engga asal adegan atau sekedar follow trend apa yang suka ditonton orang.


Sahabat saya di Changsa yang pengusaha industri kimia tidak merasa rendah dan kawatir ketika melihat putranya belajar mandiri berbisnis. Diawali membuka restoran kecil dengan karyawan 1 orang.  Padahal dia punya uang banyak untuk memanjakan putra satu satunya itu. Mengapa ? 


“ Istri saya mendidik dia jadi petarung yang tabah dan punya semangat. “ Katanya. 


“ Bagaimana istri kamu mampu memotivasinya?tanya saya.


“ Itu berkat drama TV, yang mengajarkan semangat dan karakter wirausaha.” Katanya.


“ Mengapa ?


“ Dalam ilmu psikologi ada yang disebut dengan konsep Neoro Linguistic Programming ( penyusunan bahasa syaraf ) yang menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai susunan syaraf yang sama. Artinya segala sesuatu yang orang lain dapat lakukan , kita juga bisa melakukannya. Film drama TV menggunakan konsep itu. Mendidik orang meniru yang baik.


Saya sadar bahwa drama TV di China itu tidak lebih bagian dari propanda politik. Itu sebabnya semua perusahaan TV dimiliki oleh Negara.  Partai menggunakan media TV untuk mendidik rakyat bela negara, semangat wirausaha, perang terhadap korupsi, cinta kepada orang tua, setia kawan, peduli dalam semangat berkorban, keutamaan keluarga, dan cinta. 


Walau sifatnya propaganda, namun ditampilkan dengan tekhnis sinema yang luar biasa cerdasnya. Orang tidak merasa sedang masuk perangkap brainwashing. Karena cerita drama memang menggiring emosi  dan psikis penonton untuk belajar memahami makna dibalik adegan. Ya menghibur dan mendidik. Sehingga proses perubahan mental dan transformasi budaya terjadi terus menerus kearah yang positif.


Di Indonesia, media TV memang orientasinya bisnis. Tidak penting apakah itu mendidik atau tidak. Yang penting orang terhibur dan rating naik. Dari sana pendapatan iklan meningkat. Walau karena itu acara TV lebih banyak mengarahkan orang jadi bigot, mengggap dunia itu  too good to be true. Realitas yang menyesatkan dan karenanya penonton terjebak kepada kehidupan hedonis, individualisme, tidak open minded. Makanya jangan kaget,  kemajuan sains yang berhasil membawa manusia ke platnet lain tetapi kita masih doyan membahas omong kosong.



Wednesday, October 20, 2021

Meyakinkan Investor


 


Saya sedang nongkrong di Starbuck Plaza Indonesia. Sedang asyik ada yang tegur saya dari luar. Ternyata teman saya.  Kami ngobrol sebentar. Saya tawarin minum kopi dia engga bisa. Karena ada janji ketemu relasi di Grand Hyatt. Setelah teman saya pergi. Datang dua anak muda, Pria dan wanita mendekati saya. “ Maaf pak. Saya kenal dengan teman bapak tadi. Dia kan boss distributor besar di Indonesia dan punya jaringan retail juga. “ Katanya. Saya senyum saja. 


“ Pak, serunya. “ Boleh saya bertanya soal bisnis. ?

 

“ Kenapa ?


“ Pasti bapak pengusaha. Saya boleh tanya?


“ Tanya aja”


“ Saya sudah dua kali buat proposal bisnis.  Udah banyak investor saya temui. Tetapi selalu gagal.  Bagaimana meyakinkan investor agar mereka mau keluar uang? 


Saya tersenyum. Saya pandang lama dia. “ OK.” kata saya menarik napas. “  Ini cangkir starbuck. Benar ?“ Kata saya menunjukan cangkir ke depan dia. 


“ Benar. “


“ Kamu tahu terbuat daripada apa cangkir starbuck ini ?


“ Engga tahu. “


“ Ini terbuat dari Iimbah singkong dari industri tapioka dan limbah jagung  dari industri ethanol.” 


“ Oh..”


“ Pada awalnya perancang bisnis ini melihat peluang lain. Dia berkata kepada investor, saya akan buat kemasan dari limbah pabrik tapioka dan etanol. Yang ada di kepala investor ketika mendengar kalimat singkat itu adalah pertama, bahan baku yang mudah dan murah. Itu bisa menjamin kelangsungan produksi. Kedua, produk yang punya hubungan kuat dengan stakeholder  yaitu pemerintah dan industri yang menghasilkan limbah. Ini pasti sustainable. Cukup dua itu saja, investor akan bertanya lebih jauh. Proposal bisnispun dia baca.  Proces deal terjadi. Investor pun akan rogoh kantong nya untuk mendukung.”


“ Terus gimana dengan marketing. ?


“ Dia datangi starbuck dengan kalimat singkat. -Kami menyediakan produk kemasan yang akrab lingkungan. Dengan anda menjadikan kemasan dari bahan baku limbah maka anda sudah berperan dalam menjaga bumi. Juga berperan mengurangi limbah plastik. - “ Kata saya.


“ Mengapa akhirnya mereka mau dan bersedia jadikan produk kemasan dari limbah itu?


“ Semua banker dan lembaga keuangan punya misi mendukung produk ramah lingkungan.  Dan starbuck kan berkembang berkat ekosistem keuangan yang melibatkan perbankan dan pasar modal.”


“ Oh begitu..” katanya bengong seakan berpikir. 


“ Di kuliah mata pelajaran apa itu pak ?


“ Engga tahu. Saya engga pernah kuliah. Tapi dalam dunia bisnis, itu disebut dengan enterpreneur vision. Wawasan wirausaha yang bekerja untuk kepentingan stakeholder, yaitu pemerintah, investor, suplier, konsumen, karyawan.  Nah selagi kamu punya bisnis dengan prinsip entrepreneurship vision, siapapun yang kamu temui akan mendukung kamu. Pemerintah akan permudah izin. Orang punya ilmu dan skill akan mendukung. Suplier akan senang menjadi bagian bisnis proses kamu. Investor happy menanamkan uangnya.” kata saya  


Saya menghabiskan minuman. Mereka berdua saling pandang. Mungkin mau tanya lagi.Tetapi saya sudah berdiri untuk pergi. “ terimakasih pak. “ kata mereka.

“ Investor tidak akan pernah percaya hanya  karena membaca proposal yang kamu buat.  Mereka akan percaya  kalau meeting, kamu bisa yakinkan mereka dalam 5 menit. Tetap semangat ya. Kalian masih muda, Masa depan masih panjang. Teruslah belajar dan bersemangat.Udah ya.“ Kata saya.


Akhlak atau spiritual

  Apa pendapat bapak soal kenaikan pajak PPN 12 % “ tanya Lina. Peningkatan tarif PPN tujuannya tentu untuk meningkatkan penerimaan negara d...