Wednesday, October 29, 2014

Ibu Susi

Suatu ketika para sahabat duduk bersama Nabi di depan sebuah masjid. Sedang asyik bercengkrama sambil bercakap-cakap, Nabi tiba-tiba berkata,”Yang akan lewat ini nanti adalah calon penghuni surga!” Para sahabat penasaran siapa gerangan calon penghuni surga itu? Tak lama kemudian seorang lelaki yang berpakaian sederhana lewat di depan Nabi dan para sahabat sambil menenteng terompahnya. Lelaki ini tidak tampak istimewa, penampilannya sama dengan jama’ah masjid biasa. Keesokan harinya Nabi dan para sahabat sedang duduk di depan masjid sambil bercakap-cakap seperti biasa. Tiba-tiba Nabi kembali berkata,”Yang lewat ini nanti adalah calon penghuni surga!” Para sahabat pun kembali dibuat penasaran sambil melongok ke kanan ke kiri siapa gerangan orang yang beruntung itu? Ternyata lelaki yang sama lewat di depan Nabi dan para sahabat sambil menjinjing terompahnya. Ali tak tahan dengan rasa penasarannya, ia memutuskan untuk membuntuti lelaki tersebut ikut pulang ke rumahnya. Tiba di rumah si fulan, Ali kemudian berkunjung dan bersilaturahmi. Ia pun bercakap-cakap sejenak dengan lelaki itu, namun tak ada yang istimewa dengan lelaki itu. Hingga menjelang malam, tak satu pun keistimewaan yang dapat dilihat oleh sahabat Ali dalam diri lelaki itu.

Ali memutuskan untuk ikut menginap di rumah si fulan, setelah memperoleh ijin pemilik rumah tentunya. Saat malam tiba, Ali bangun untuk menegakkan sholat malam beberapa malam. Sejenak kemudian ia menengok pemilik rumah si fulan. Ah ia tak bangun dari tidurnya, hanya saja tiap kali ia menggeser tubuhnya di atas dipan selalu ia ucapkan Allah, allah. Demikianlah beberapa hari Ali menginap di rumah si fulan untuk mengetahui apa keistimewaan calon penghuni surga ini. Keesokan harinya Ali berpamitan kepada si lelaki dan pulang ke rumahnya. Saat di masjid ia merenung, apa kelebihan lelaki itu sehingga ia dijanjikan masuk surga, sedangkan sholatnya seperti sholat para sahabat tak lebih. Sholat sunnah juga dalam takaran yang biasa, sholat sunnat qobliyah dan ba’diyah sholat wajib, tak lebih. Hingga akhirnya Ali tak tahan untuk menanyakan masalah ini kepada Nabi. “Wahai Nabi apakah kelebihan orang ini hingga ia dijanjikan masuk surga sedangkan ibadahnya saya lihat biasa-biasa saja?” Nabi pun tersenyum seraya berkata,” Orang ini tidak menyimpan dendam dalam hatinya, tidak pula kebencian kepada orang lain. Hatinya bersih dari noda hawa dan nafsu amarah, iri hati, dendam dan hasad. Hati yang bersih itulah yang menghantarkan ia masuk ke surga!” Subhanallah maha suci Allah yang mengangkat derajat orang-orang yang berhati bersih.

Saudaraku, kisah diatas adalah hikmah bahwa sorga hak Allah. Andaikan kita dimatikan sepuluh kali dan kembali dihidupkan sepuluh kali untuk terus beribadah kepada Allah, tidak akan cukup untuk membayar tiket masuk sorga? Jangankan reward sorga,mengganti nikmat yang telah Allah berikan kepada kehidupan kita saja tidak cukup untuk membayarnya. Lantas bagaimana sampai kita mendapatkan sorga? Sorga bukanlah reward atas ibadah kita tapi atas rahmat Allah kepada kita. Rahmat itu adalah hak yang bisa Allah berikan kepada siapapun yang dikehendakinya. Siapakah orang yang dikehendakinya ? adalah orang yang melewati kehidupan didunia ini dengan pribadi yang penuh rahman rahim. Artinya menjemput rahmat Allah haruslah dengan akhlak rahman rahim  juga. Seorang pelacur diusia senjanya akhirnya mendapatkan ampunan dari Allah dan berhak mendapatkan ticket sorga hanya karena dia menolong seekor anjing yang kehausan ditengah gurun pasir. Karenanya tidak berlebihan bila Rasul sampai bersabda bahwa “Tidaklah mukmin orang yang kenyang sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya.” Pernahkah sabda Rasul ini kita ingat ketika kita bangga dengan keislaman kita yang miskin spiritual sosial karena kadang kita terlalu sibuk memikirkan diri sendiri. Padahal Rasul SAW yang muliapun  sempat ditegur Allah karena bermuka masam dan mengabaikan seorang buta miskin yang hendak bertanya karena Rasul sedang asyik berdakwah kepada para sahabatnya. 

Saya tahu betapa banyaknya suara sumbang terhadap saudara mulimah kita yang dipercaya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan , hanya karena penampilannya tidak sesuai dengan Al Quran dan hadith. Dia bertato. Dia meroko. Dia minum wine. Dia tidak berhijab. Karena itu kita berhak menghakiminya bahwa dia tidak pantas memimpin dan kita lebih baik dari dia karena kita tidak merokok, tidak bertato, tidak minum wine dan tidak berhijab. Dan terlebih lagi bahwa dia tidak sarjana lulusan universitas hebat. Dia tidak lulus SMA dan hanya tamatan SMP. Yang pasti ibu Susi bukanlah pelacur tua yang akhirnya dimasukan sorga oleh Allah karena menolong seekorAnjing kehausan. IBu Susi jelas lebih baik dari pelacur tua itu. Karena dia menghabiskan usianya untuk berbuat menolong orang lemah dan memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain serta berkorban untuk itu. Tapi mengapa harus dia jadi pemimpin ? mengapa bukan saya atau anda atau kita yang hebat agama dan ilmunya. Mengapa? Begitulah keagungan Allah. Ini bukanlah antara ibu Susi dengan kita.Tapi antara kita dengan Tuhan. Bahwa Ibu Susi Pudjiastuti adalah hikmah luar biasa yang dibentangkan Allah kepada orang beriman dan berakal. Bahwa Allah akan mengangkat derajat seseorang sesuka Allah dan itu karena rahmatNya. Semakin anda hujat dia dengan segala kekurangannya semakin tinggi derajatNya dihadapan Allah , apalagi hujatan itu diringi oleh sifat cemburu dan benci. 

Sebaiknya kita sebagai umat islam yang terlibat dalam gerakan syariah islam atau partai yang mengusung bendera Islam bisa melihat realita dengan kaca mata batin. Bahwa masih ada yang kurang pada diri kita sehingga rahmat Allah tidak pernah sampai pada perjuangan kita. Bersihkanlah hati dari segala sifat buruk. Hanya itu ticket kita bisa berjaya didunia dan mendapatkan sorga di akhirat. Mari kita doakan Ibu Susi agar dia bisa menjadi muslimah secara kaffah dan Allah memberikan rahmat dan hidayah kepadanya untuk melewati tugas mengenban amanah dengan selamat.Semoga.

Monday, October 27, 2014

Menjadi unggul...

Susi Pudjiastuti , wanita kelahiran 15 Januari 1965 Pangandaran, Jawa Barat di percaya oleh Jokowi untuk menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.  Susi hanya memiliki ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Susi adalah seorang pengusaha yang mengawali bisnisnya sebagai pengumpul ikan di pusat pelelangan Ikan Pengandaran. Lewat kerja keras siang malam, bisnisnya berkembang. Dia mendirikan pabrik pengolahan ikan pada PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan lobster bermerk Susi Brand. Pasarnya, pun berkembang hingga luar negeri seperti Asia dan Amerika. Berkembangnya pasar produk ini pun membuatnya mau tak mau membutuhkan sarana transportasi sehingga produk yang dibawa dalam keadaan segar. Akhirnya muncullah pemikiran untuk membeli sebuah pesawat pengangkut yang kemudian melatarbelakangi berdiri PT ASI Pudjiastuti Aviation dan berkembang hingga saat ini. Kesuksesan Susi menuai perhatian dari banyak kalangan. Hingga kemudian dia pun dianugerahi pengharagaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprose Exporter tahun 2005. Susi bisa berdiri sejajar bahkan lebih dengan sarjana  yang lulusan dalam dan luar negeri. Sebagai Menteri ,Susi akan memimpin para doktor dan mungkin professor untuk kejayaan Indonesia di laut.

Teman saya hanyalah tamat SMU. Dia percaya bahwa Allah SWT telah menjamin rezeki makhluknya. “Dan, tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah-lah yang akan memberi rezekinya.” (QS Hud [11]: 6). Karena itu dia tidak berkeluh kesan dengan masa kini dan takut terhadap masa depan walau tidak mampu melanjutkan pendidikan ke Universitas. Dia tegar dan menganggap keadaan hidupnya adalah tantangan yang harus dilewatinya. Ketika orang sibuk mencapai index prestasi di kampus, teman itu sibuk merintis usaha. Ketika orang lain sibuk memanjakan diri dalam pergaulan kampus, teman itu sibuk membaca buku, ikut kursus, seminar , belajar sendiri. Ketika orang lain sibuk membaca buktu diktat ekonomi dari dosen agar dapat nilai tinggi, teman ini telah membedah habis buku karangan Peter Drucker dan lain lain. Learning by doing pun terjadi, bagaimana mengembangkan pasar, menghadapi kompetisi, kemampuan berkomunikasi. Ketika orang lain sibuk mencari pekerjaan setelah tamat kuliah, teman itu sudah menjadi pengusaha yang menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Akhirnya hidupnya bermanfaat karena ia mampu memberi kepada orang lain dan mandiri.
 
China dengan komunitas diatas 1 miliar orang , dengan sumber daya alam yang terbatas, cuaca yang ekstrim, hancur dihantam revolusi kebudayaan, tetap percaya diri untuk bangkit dari luka masa lalu. Revolusi Deng tidak dengan retorika lompatan china jauh kedepan ala Mao tapi berakit rakit kehulu berenang ketepian, bersakit sakit dahulu, senang kemudian. Tidak ada lagi jaminan sosial ala komunis. Semua harus bayar dan semua barang harus sesuai harga pasar. Subsidi yang menjadikan negara diperas oleh rakyat yang malas harus dihapus. Selanjutnya , China harus tampil menjadi komunitas baru, komunitas yang ulet untuk menjadi pemenang dalam berproduksi dengan cara modern dan unggul dalam perdagangan International. Ketika negara lain sibuk berkosumsi, China sibuk berproduksi walau harus menjual dengan laba rendah. Ketika negara lain , elite politiknya sibuk berebut kekuasaan , sibuk bersaing dalam pemilu demokratis, parlemen sibuk merubah strukture UU, bangsa china lebih memfocuskan diri melakukan transformasi dari masyarakat yang lemah menjadi masyarakat yang kuat lewat kerja keras dan kebersamaan. Akhirnya china mampu berdaulat secara ekonomi karena kemakmuran tidak berasal dari hutang tapi kemandirian.

Kebanyakan dari kita, merasa selalu diatas angin dengan potensi yang ada.  Karena  gelar kesarjanaan merasa berhak menjadi middle class. Karena SDA melimpah merasa berhak minta subsidi.  Karena banyak doa dan zikir merasa berhak mendapatkan kesuksesan dengan mudahdari ALlah.Apa hasilnya ? para sarjana bukannya menjadi asset bangsa malah menjadi beban negara karena menambah daftar angkatan kerja yang harus negara sediakan.  SDA tidak menghasilkan kemakmuran tapi penjajahan gaya baru.  Agama tidak melahirkan spiritual sosial malah menjadi pressure sosial . Suksesnya Susi, juga teman saya dan China adalah buah dari kesadaran bahwa sesuatu yang sangat berharga adalah kehidupan. Besok adalah milik Tuhan dan kemarin tinggal catatan.  Kehidupan itu adalah hari ini. Masa lalu berhubungan dengan masa kini dan masa kini menentukan hari esok.  Terlalu banyak menghabiskan waktu dimasa kini dengan hal yang sia sia dan berharap hari esok yang lebih baik adalah kebodohan  yang tidak perlu, tidak elok. Kalau anda percaya Tuhan maka anda juga harus percaya kepada hukum ketetapan Tuhan  bahwa Tuhan tidak akan mengirim  uang ke rekening anda tapi anda harus kerja keras mendapatkannya.  Jadilah petarung terhadap hidup anda untuk mengalahkan diri sendiri dan menjadi captain terhadap diri sendiri, untuk menjadi sebaik baiknya dirimu saja.

Thursday, October 16, 2014

Akhlak Islami

Kemarin ketemu teman yang juga rekanan DKI untuk proyek pengerukan kali ciliwung. Teman ini punya kesan tersediri terhadap JOKOWI sebagai Gubernur DKI. Dia pernah diajak blusukan oleh Jokowi ke pemukiman kumuh dibantaran kali. Ketika itu Jokowi masuk kesalah satu rumah penduduk karena kebetulan dipaksa oleh pemilik rumah untuk mampir. Alasannya orang tuanya yang lagi sakit ingin bersalaman dengan Jokowi. Karena ukuran rumah sangat kecil hanya muat 4 orang maka yang masuk kedalam rumah itu hanya Jokowi, ajudan dan termasuk teman itu. Yang lain menunggu diluar. Dirumah itu tidak ada korsi tamu. Para tamu hanya duduk dilantai beraalaskan tikar lusuh. Pemilik rumah menyuguhkan minuman. Ketika teman itu hendak minum, dia mencium bau sabun pada gelas itu.Dia batal minum.Dia tahu bahwa gelas itu tidak bersih. Dia perhatikan gelas yang lain juga sama karna nampak membayang kesan kotor. Benarlah, para ajudan juga melakukan hal yang sama dengan teman ini, tidak jadi minum. Namun Jokowi dengan tersenyum sambil berbicara dengan pemilik rumah, menghabiskan minuman itu. Tidak ada kesan diwajah Jokowi ragu minum air itu. Setelah keluar dari rumah itu, teman itu bertanya kepada Jokowi " Apakah bapak merasakan aroma sabun pada gelas itu" Dengan tersenyum Jokowi berkata " Air dengan gelas beraroma sabun adalah inspirasi saya untuk berbuat karena cinta. Pemimpin tidak akan merasakan ini kalau dia hanya berada dikantor atau di istana. Sikap empati terbangun apabila batin kita bisa akrab dengan derita kaum miskin. Cintai mereka dan jaga perasaan mereka.

Cerita teman ini membuat saya termenung. Sikap Jokowi adalah repleksi dari akhlak islam sesungguhnya. Jokowi bisa saja menolak minum karena gelasnya berbau sabun tapi itu tidak dilakukan oleh Jokowi. Dia tetap minum untuk menyenangkan tuan rumah yang telah menjamunya. Hal ini pernah diteladankan Rasul. Suatu ketika ada seorang lelaki  Fakir dari Ahli suffah mendatangi Rasulullah dengan membawa cawan yang di penuhi oleh buah Anggur, yang di hadiahkannya kepada Rasulullah. Rasu makan anggur itu dengan tersenyum dan membuat bahagia sipemberi. Para sahabat yang ada disekitar beliau bingung mengapa Rasul tidak membagi anggur itu kepada mereka. Setelah si fakir itu pergi, Rasul berkata bahwa“Sungguh kalian telah melihat si lelaki fakir sangat kegirangan dengan cawan yang berisi buah Anggur itu. Sesungguhnya manakala aku mencicipi  buah Anggur tersebut, Aku rasakan Pahit rasanya. Jadi  aku tidak mengajak kalian untuk makan bersama, sebab aku khawatir kalian akan menampakkan rasa pahit di wajah kalian sehingga dapat merusak kegembiraan si lelaki fakir tersebut. Itulah empati namanya. Menurut Al-Quran, kesempurnaan empati ini akan terwujud ketika seseorang sanggup melakukan dua hal (Ali Imron: 159). Pertama, sanggup mengekspresikan ucapan dan sikap yang tidak menyinggung atau menyakitkan (fadzdzon). Kedua, sanggup memberikan bantuan (gholiidzon). Banyak orang yang sikap dan ucapannya bagus tetapi tidak bisa berbuat apa-apa secara nyata. Banyak juga yang bisa membantu tetapi ucapannya menyakitkan. Ini empati juga, tetapi kesempurnaanya belumlah optimal.

Sikap empati itu merupakan akhlak islami yang melekat dalam jiwa Jokowi. Mungkinkah ini bagian dari pencitraan? Berempati bukanlah pekerjaan mudah, kata teman saya. Kalau tujuan pencitraan , anda tidak akan bisa makan dengan santai sampai kenyang di Warung kaki lima. Kalaulah tujuan pencitraan, anda tidak akan mau minum air didalam gelas yang berbau sabun apalagi setiap hari anda hidup dilingkungan kelas menengah atas, yang serba bersih dan tertip. Kalaupun tujuan pencitraan,  anda tidak akan bisa berpuluh tahun tahun naik pesawat kelas ekonomi padahal status sosial anda adalah business class. Semua itu dilakukan oleh Jokowi karena begitu keyakinannya beragama. Dont tell that Islam is the best but show them that Islam is the best. Islam adalah akhlak yang mengamalkan apa yang dikatakan. Pribadi islam adalah pribadi rendah hati , berlaku lemah-lembut terhadap mereka yang dekat maupun yang jauh,yang seiman maupun tak seiman, yang satu golongan maupun yang berbeda golongan. Pemaaf dan selalu mendoakan orang yang membencinya agar mendapatkan hidayah dari Allah, gemar bermusyawarah untuk kebaikan dan siap mengalah untuk kebanaran, siap berkorban untuk keadilan. Ketika dia bersikap maka ia akan bertawakkal kepada Allah. Mengapa ? Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Ia pribadi yang ikhlas yang memberikan cahaya bagi siapa saja.

Selanjutnya kata teman itu , Jokowi mengatakan bahwa ketika dia merasakan aroma sabun pada gelas itu, hatinya menjerit karena inilah yang dirasakan oleh sebagian besar rakyatnya setiap hari yaitu kelangkaan air bersih. Air adalah esensi kehidupan dan negara gagal menjaga yang esensi itu. Mereka yang tinggal didaerah kumuh menghadapi masalah kesehatan, pendidikan, perumahan, kesempatan berusaha, lingkungan yang buruk dan lain sebagainya. Mengapa ? karena selama ini negara tidak hadir ditengah tengah mereka. Negara terlalu jauh untuk dijangkau dan menjangkau. Akibatnya keadilan sosial semakin jauh dan jauh. Saya terhenyak. Tentu dengan mengetahui derita rakyatnya, membuat empati Jokowi semakin tebal. Dia semakin sensitif dalam berjuang membela keadilan bagi kamu duafa. Dia tidak akan ragu untuk mengambil resiko politik bila kebijakannya tidak menguntungkan elite politik dan mungkin juga merugikan kepentingan kelompok menengah atas yang miskin empati. Menjadi pemimpin bukan soal menyenangkan semua orang tapi bagaimana menyenangkan Allah. Dan Allah suka kepada orang yang berjuang untuk kebenaran, kebaikan demi tegaknya keadilan sosial. Bila Allah suka maka semua menjadi mudah.Karena setiap perbuatan baik atas dasar ikhlas karena Allah maka siapapun pasti menang.! Yakinlah. 

Tuesday, October 07, 2014

Silaturahmi...

Sejak kemenangan SBY dalam Pilpres 2004, sampai kini telah 10 tahun lamanya, SBY dan Megawati tak bertegur sapa. Kita tidak tahu mengapa sampai akhirnya terjadi permusuhan diantara mereka. Silahturahmi terputus begitu saja padahal sebelumnya hubungannya sangat akrab bagaikan bersaudara. Namun , nak bahwa ini bukan teladan yang baik bagimu. Walau mereka adalah pemimpin kita namun mereka bukan terpilih karena agama berkata adat memakai. Mereka adalah produk kapitalis melalui sistem demokrasi. Selagi kepentingan sama maka mereka akan selalu bersama sama, tapi kalau kepentingan berbeda maka mereka akan berjauhan satu sama lain. Sangat buruk laku dan kini itupula yang dipertontonkan oleh Prabowo yang tidak ingin bertegur sapa atau bertemu dengan Jokowi. Lagi silahturahmi terputus.  Kamu tahu , Nak bahwa sebesar apapun dosamu kepada Allah,maka Allah akan ampuni dan kesempatan sorga masih ada untukmu namun bila engkau memutuskan silahturahmi maka Allah tidak akan mengampuni dan pintu sorga tetutup untukmu. Rasul mengingatkan bahwa Rahmat Allah tidak akan turun ke atas suatu kaum, jika didalamnya ada orang yg memutuskan silaturahmi. Mengapa sebegitu kerasnya ancaman dosa akibat memutus silahturahmi? Karena sikap ini tak lain adalah sikap terendah manusia. Karena ia  merasa paling benar,merasa paling terhormat,merasa paling pantas atau tak ubahnya sifat iblis yang memelihara sifat sombong dihadapan Adam dan tentu takdirnya menjadi laknat Allah. 

Kita adalah manusia, Nak. Bukan setan, bukan pula hewan. Bagaimana sebetulnya manusia itu bersikap? Bacalah firman Allah ini dalam hadith Qudsi Kitab Imam al-Ghazali  “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pengajaran daripada Tuhanmu dan penawar bagi hati. Kenapakah kamu memilih untuk berbuat baik hanya kepada mereka yang berbuat baik kepadamu? Kenapakah kamu memilih untuk bersilaturahim hanya kepada mereka yang bersilaturahim denganmu?  Kenapa kamu memilih untuk berbicara hanya kepada mereka yang berbicara denganmu? Kenapa kamu memilih untuk memberi makan hanya kepada mereka yang memberi makan kepadamu? Kenapa kamu memilih untuk memuliakan hanya kepada mereka yg memuliakanmu. Tidak terlebih baik seseorg itu darapada yang lain. Sesungguhnya orang yg beriman kepada Allah  dan Rasul, mereka melakukan kebaikan kepada orang yang jahat kepada mereka, bersilaturahim kepada mereka yg memutuskannya. Memaafkan mereka yang tidak memberi kemaafan kepadanya. Mereka amanah kepada mereka yang mengkhianatinya. Berbicara kapada mereka yang enggan berbicara dengannya. Memuliakan mereka yang menghinanya. Sesungguhnya Aku tersangat mengetahui tentang perbuatan kamu.” Camkanlah itu selalu. Jangan kamu tiru kelakuan kapitalis yang hanya berteman apabila menguntungkan. 

Tidak ada orang sebaik Rasululah Saw. yang senantiasa berbuat baik terhadap mereka yang bukan saja musuh beliau, akan tetapi kepada orang yang haus akan darah beliau dan darah para sahabatnya sekalipun. Ketika terjadi Fatah Mekkah, Rasulullah mengampuni orang-orang yang dulunya melempari beliau dengan kotoran unta, menghalangi jalan beliau dengan duri-duri, menganiaya beliau dan berusaha membunuh beliau serta para sahabatnya. Pada hari itu beliau bersabda "Wahai penduduk Mekkah! Hari ini tidak ada pembalasan terhadap kalian. "Laa Tatsriiba 'alaikumul Yaum."Kalian semua bebas!. Saya yakin seburuk apapun orang kepadamu belum sebanding jahatnya kaum jahiliah Makkah kepada Rasul yang sehingga memaksa Rasul harus hijrah dari kota kelahirannya , Makkah. Tapi tak ada sebiji sawipun Rasul menyimpan dendam. Ketika beliau berkuasa, siapapun mereka, yang jauh mendekat, yang dekat merapat. Walau diantara mereka tetap tidak ingin memeluk agama Islam namun rasa hormat Rasul tidak berkurang. Ketika mayat orang Yahudi sedang diusung melewati Rasulullah Saw. tiba-tiba Rasulullah Saw. berdiri menghormati mayat orang Yahudi itu. Sahabat berkata ya Rasulullah, mengapa engkau berdiri, ini kan jenazah orang Yahudi. Rasulullah Saw. menjawab, Yahudi juga manusia, kitapun harus menghormatinya. Allah membanggakan pribadi Rasul dalam firmannya 68.4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.Subhanallah ! 

Agama kita , Nak adalah agama Cinta. Firman Allah selalu diawali dengan kalimat sifat pengasih penyayangNya. Kitapun dianjurkan untuk membaca Bismillah ir-Rahman ir-Rahim dalam mengawali setiap perbuatan agar setiap perbuatan kita adalah bagian dari cinta. Begitu agungnya ajaran  Islam yang diteladankan secara sempurna oleh Rasul. Sebab mencintai manusia , Nak, adalah merasa jadi bagian dari orang lain , merasa terpaut dengan sebuah komunitas, merasa bahwa diri, identitas, nasib, terajut rapat, dengan tindakan memberi. Mencintai manusia , nak adalah merasakan, mungkin menyadari, bahwa tak ada yang sempurna, tak ada yang abadi , selain Allah, yang bisa sebegitu rupa menggerakkan hati untuk hidup, bekerja dan terutama saling mengasihi. Mencintai manusia ,nak adalah mencintai Allah itu sendiri. Pemaaflah dan berlemah lembutlah, agar nampak Indah.karena nak, manakala kau mempunyai cinta.kau adalah makhluk terindah ciptaan Allah. Ingatlah Firman Allah tentang pribadi Rasul “"Sesungguhnya kamu dapati suri tauladan yang sebaik-baiknya dalam Pribadi Rasulullah, bagi orang-orang yang mengharapkan bertemu dengan Allah dan hari kiamat dan yang banyak-banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab : 21). Semoga Pak SBY dan Ibu Megawati dibukakan hidayah Allah untuk mau saling membunuh egonya dan kembali terjalin silahturahmi, juga kepada Pak Prabowo dan Jokowi. 

Friday, October 03, 2014

Demokrasi dan Hong Kong.?

Seorang remaja bercerita tentang kehidupan dari temannya yang ayahnya seorang pejabat kota Hong Kong. Remaja ini menceritakan secara rinci segala hal termasuk keadaan  aparment temannya yang pernah dia kunjungi. Cerita ini dimuat di majalah dinding sekolah dan juga diposting di Web sekolah. Sehari setelah cerita ini dimuat, pejabat kota itu ditangkap oleh KPK Hong Kong dengan tuduhan penggelapan pajak. Pajak apa? Pajak kekayaan. Dengan informasi dari remaja itu dan pemeriksaan langsung KPK , terbukti pejabat kota itu berbohong mengenai luas apartement dan daftar barang mewah yang dimilikinya. Karena kejadian itu, Walikota Hong Kong mengundurkan diri. Dia merasa malu dan ikut bertanggung jawab karena gagal mendidik pejabatnya untuk jujur dan amanah.  Rakya Hong Kong  menyadari bahwa sejak Hong Kong dikuasai oleh Pemerintah Pusat China dengan sistem kepemimpinan keras , hukum tegak kepada siapapun. Triad atau kejahatan terorgansir yang melibatkan aparat hukum dapat dimusnahkan melalui operasi para militer. Para penimbun barang yang merupakan ciri khas Hong Kong yang memperkaya pedagang dan pejabat kota berhasil digulung oleh  inteligent tentara yang terlatih membongkar prakter kartel pedagang. Sejak Hong Kong dikuasai China, kemakmuran meningkat 4 kali dan yang penting keadilan tegak. Itu sebabnya banyak tadinya warga hong kong yang melarikan diri ke luar negeri karena kawatir ketika inggeris menyerahkan Hong Kong ke China , kini mereka kembali lagi ke Hong kong dan Pemerintah China menerima mereka dengan tangan terbuka.

Semua tanggung jawab sosial kepada rakyatnya mampu didelivery oleh pemerintah Hong Kong dengan sempurna dan ini semua berkat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat China.  Nah, sebegitu hebatnya China  tapi mengapa rakyat Hong Kong marah besar ketika Pemerintah Pusat China menghapus UU Pemilihan Langsung di Hong Kong? Ketika hal ini saya tanyakan kepada teman di Hong Kong bahwa kemakmuran secara materi tidak perlu dijadikan alasan negara bisa berbuat apa saja. Itu hanya materi.Tapi manusia bukan hanya hidup dari materi tapi juga dari rasa hormat. Memilih langsung pemimpin adalah menempatkan rasa hormat kepada rakyat. Hanya rakyat terjajah yang tidak punya hak memilih sendiri pemimpinnya. Menurutnya, hanya orang yang beradab dan modern yang masih punya rasa hormat, dan tentu marah kalau hak itu diambil. Karena satu satunya yang diperjuangkan dalam hidup adalah kehormatan. Bila kita tidak peduli lagi soal kehormatan maka kita sama dengan budak.! Namun , teman itu menyadari bahwa pemerintah pusat ( Beijing ) tidak akan berubah sikap. Bagi Partai Komunis, ini soal platform bagaimana kekuasaan itu ditegakkan. Tak boleh ada satupun kekuasaan kecuali Partai Komunis. Membagi kekuasaan ( sharing power) sebagaimana demokrasi liberal adalah kelemahan. China tidak bisa dipimpin oleh sistem yang lemah.!

Bukankah rakyat China  tidak memilih secara langsung?. Mereka tidak mempermasalahkan dan tidak merasa sebagai budak, apalagi merasa terjajah. Kata saya. Rakyat China yang ada didaratan atau diwilayah diluar Hong Kong ,memang tidak mempunyai hak memilih langsung pemimpinnya, katanya  namun semua pemimpin dan anggota Legislatif ( Kongres Rakyat) dari tingkat Desa sampai Provinsi adalah mereka yang memang sehari harinya adalah pemimpin informal rakyat. Keberadaan pemimpin informal karena rakyat yang memilihnya secara langsung lewat komunitas masing masing. Ini budaya China. Jadi kalau kemudian para pemimpin informal itu menjadi anggota legislatif ( KR) atau pejabat kota , rakyat tidak mempermasalahkan karena memang itulah pekerjaan Partai yaitu menarik para pemimpin informal menjadi “pengurus rakyat”. Berbeda dengan di Hong Kong, budaya kepemimpinan berdasarkan komunitas dan klan sudah hilang sejak Hong Kong  dikuasai Inggeris selama 100 tahun. Rakyat Hong Kong sehari hari memang sangat tergantung kepemimpinan dengan pemerintah. Karena itu mereka merasa tersinggung dan akhirnya marah bila hak mereka sebagai warga negara dihapus untuk memilih sendiri pemimpinnya. Seharusnya ini disadari oleh pemerintah Pusat China. Bahwa hong kong berbeda dengan China daratan.

Bagaimana dengan Indonesia, tanya teman dari Hong Kong.  Saat sekarang, saya katakan bahwa rakyat Indonesia didaerah berhak memilih langsung wakil di Parlemen melalui Pemilu. Namun Gubernur / walikota/ bupati yang memilih adalah Parlement ( DPRD). Menurutnya itu bagus dan efisien. Karena kita memilih wakil kita di parlemen tentu mereka lebih paham siapa yang terbaik untuk memimpin kita. Tapi , kata saya bahwa anggota parlemen yang kita pilih itu bisa kapan saja diberhentikan oleh Partai. Teman itu berkerut kening, sambil berkata , lantas untuk apa rakyat disuruh memilih langsung wakilnya di parlemen kalau Partai bisa memberhentikan kapan saja? Itu artinya anggota parlemen yang dipilih langsung oleh rakyat hanya bekerja untuk kepentingan partai, bukan untuk kepentingan rakyat yang memilihnya. Teman itu menggeleng gelengkan kepala sambil berkata bahwa hak sosial anda untuk hidup sejahtera telah lama dirampas oleh elite politik dan kini hak politik pun dirampas. Dan anda hanya diam! Saya rasa, menurutnya itu yang disebut dengan kebodohan struktural , dimana orang tak ubahnya dengan keledai. Saya hanya terdiam....

Sunday, September 28, 2014

Sistem atau akhlak?

Ada SMS “When the world is ready to fall on your little shoulders, And when you're feeling lonely and small, You need somebody there ..” saya tersenyum. Wenni selalu begitu bila dia ingin bertemu dengan saya. Petikan lagu  you are only lonely adalah ciri khasnya untuk mengingatkan kepada saya bahwa dia tidak sendirian. Dia sahabat saya. Sehebat apapun rezim  itu, pada akhirnya mereka akan jatuh. Demikian katanya. Apa penyebabnya? Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Harvard's Center for Public Leadership bahwa krisis ekonomi di Amerika dan kemudian merambat ke Eropa serta dunia karena akibat dari krisis kepemimpinan. Seluruh lembaga trias politica yang tergabung dalam sistem demokrasi mengalami demoralisasi kepemimpinan. Albert Hirschman mengatakan dalam esainya, Against Parsimony: Three Easy Ways of Complicating Some Categories of Economic Discourse: ketika politik mengabaikan moralitas dan semangat bermasyarakat, public spirit, dan hanya mengandalkan gairah mengejar kepentingan diri atau golongan, sistem itu akan menggerogoti vitalitasnya sendiri. Sebab vitalitas itu berangkat dari sikap menghormati norma-norma moral tertentu, sikap yang katanya tak diakui dan dianggap penting oleh ideologi resmi kapitalisme. Kini memang terbukti: Pasar yang hanya mengakui bahwa rakus itu bagus seperti yang dikumandangkan oleh risalah macam The Virtue of Greed dan In Defense of Greed pada akhirnya terguncang oleh skandal Enron, Madoff, Lehman Brothers. Begitupula ketika Soeharto, SBY diujung kekuasaannya terungkap yang lama ditutupi dan akhirnya rupiah terpuruk dengan harga ikut pula melambung memenggal pendapatan para buruh, petani miskin.  

Kepercayaan runtuh, ketika para elite politik terbelah sikapnya paska Pilpres, yang membuat konstitusi semakin kacau. Menurut teman itu bahwa sekarang kita meributkan mengenai apakah UU Pilkada langsung lebih baik dibandingkan Pilkada Tidak Langsung (melalui DPRD). Setiap periode apabila ada masalah maka kita selalu menyalahkan UU. Padahal ini tidak ada hubungannya dengan UU. Ini berhubungan dengan akhlak. Apakah belum cukup bukti bahwa ini semua karena demoralisasi pemimpim, yang ditandai kesibukan duniawi sebatas ritual agama dan politik, yang apapun dimanfaatkan untuk memuaskan kerakusan. Apapun sistem baik asalkan semua pihak yang menjalankannya berakhlak baik. Inilah yang sering dilupakan oleh kita, dan anehnya para elite politik selalu menggunakan alasan sistem untuk mengaburkan kesalahan akibat demoralisasi politik. Imâm al-Ghazâlî dalam kitab Al-Arba´Ã®n fî Ushûl al-Dîn menjelaskan bahwa jiwa seseorang yang sudah terbiasa merasakan kenikmatan berbuat jahat maka dapat dipastikan akan sulit untuk bisa berbuat baik seperti kegemaran beribadah, cinta kepada Allah, cinta kepada makhluk. Apalagi karena harta dan kekuasaan membuat dia terus mendapatkan kemudahan melakukan perbuatan maksiat itu. Karenanya bila sudah diatas ambang batas, dan peringatan dari orang sholeh tak lagi didengar maka Allah yang berkuasa berbuat dengan sesukanya. Caranya ya dengan mencabut kenikmatan dunia. Bila harta yang memabukan maka harta itu akan dicabut Allah seperti Allah membenamkan Qarun kedalam perut bumi. Bila kekuasaan yang memabukan maka kekuasaan ini akan dijungkirkan seperti Firaun yang tenggelam didasar laut.

Apakah perlu datangnya kehancuran kekuasaan atau hilangnya harta baru berubah menjadi baik? Sebaiknya berubahlah bila saatnya harus berubah. Bukankah manusia dibekali kecerdasan lahiriah dan spiritual untuk menjadi lebih baik. Jangan biarkan diri seperti hewan. Mulailah meNolkan diri. Semua orang bisa menjadi baik asalkan ada kemauan. Rasul bersabda " Perbaikilah akhlakmu" Jika akhlak itu tidak dapat dirubah sudah tentu nabi Muhamamd Saw tidak memerintahkan sebagaimana hadis tersebut. Konsep perbaikan akhlak itu adalah dengan membersihkan dan mensucikan kalbu dari segala hal yang tidak disukai oleh Allah Swt.dan merias diri dengan segala hal yang dicintai oleh Allah. Dengan jalan mujâhadah dan riyâdhah melaui fase-fase sebagai berikut. Fase pertama: membersihkan atau menjernihkan hati dari akhlak tercela yang mencakup sepuluh sifat tercela yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, yang meliputi; nafsu makan yang rakus, berbicara kotor, amarah, kedengkian, bakhil dan cinta dunia, ambisi dan gila harta, cinta dunia, takabur, takjub diri dan riya’. Fase kedua: merias atau mengisi hati dengan akhlak mulia yang mencakup sepuluh sifat mulia yang satu dengan yang lain juga saling berkaitan, yang meliputi; taubat, khauf, zuhud, sabar, syukur, ikhlas dan jujur, tawakal, cinta, ridla terhadap qadha’ , mengingat mati atau hakikat mati serta siksa kubur.

Imâm al-Ghazâlî berpendapat walaupun akhlak tercela manusia itu banyak jenisnya sebagaimana yang telah beliau uraikan dengan panjang lebar dalam kitab Al-Ihyâ’ . Namun, menurutnya sumber dari akhlak-tercela tercela itu timbul dari sepuluh sifat tercela di atas dan satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Sehingga tidak cukup menghilangkan satu, dua atau tiga sifat saja. Melainkan harus secara bersamaan. Dengan menghilangkannya berarti menghilangkan induk dari sifat-sifat tercela termasuk berbicara kotor yang mempunyai cabang sebanyak 20 sifat tercela. Demikian juga setelah seseorang itu bersih dari sifat-sifat tercela tadi. Maka, Dia harus segera memasukkan akhlak-akhlak yang mulia. Sebagai hiasan dan wujud bahwa akhlaknya telah bersih dari akhlak yang tercela. Imâm al-Ghazâlî memberikan juga sepuluh sifat mulia yang menjadi dasar bagi penanaman sifat-sifat mulia yang lainnya. Dengan memiliki akhlak yang mulia, yaitu akhlak yang bersumber dari al-Qur’an dan hadis, maka manusia akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Di tengah kepayahan yang menimpa bangsa ini diperlukan kearifan tersendiri untuk memandang masa depan. Setidaknya bagi mereka yang sudah terlalu kaya karena korupsi atau manipulasi tanpa tersentuh hokum untuk mengNolkan dirinya ; memulai sesuatu yang baru dan lebih bernilai. Agar masyarakat bangsa ini memandang masa depan bukan sebagai penantian waktu yang tak kunjung selesai. Kalau tidak , maka waktu yang makin absurd seperti diperlihatkan tokoh Estragon dan Vladimir dalam lakon Menunggu Godot (Waiting for Godot) Samuel Beckett. 

Jadi sudah saatnya siapapun kita ,khususnya para elite politik harus mulai mau menNOLkan dirinya dan kemudian melakukan revolusi mental melalui perbaikan Akhlak. Yakinlah bila ini menjadi upaya kolektif maka kebaikan, kebenaran dan keadilan akan menjadi bagian yang menghiasi kehidupan berbangsa dan bernegara, apapun sistemnya! Kalau tidak maka masa depan bangsa ini seperti lentingan Bob Dylan dalam lagu ballada Blowing in the Wind: How many times must a man turn his head/and pretend that he just doesn't see/How many ears must one have/before he can hear people cry/How many deaths will it take till he knows/that too many people have died.

Saturday, September 20, 2014

Kesendirian...

Tadi pagi seusai sholat subuh berjamaah, istri saya berkata kepada saya bahwa hanya masalah waktu sibungsu kami akan juga berumah tangga. Maka dirumah hanya tinggal kami berdua saja. Bila saya keluar negeri maka istri akan tinggal dirumah sendirian. Nampak wajahnya murung namun hanya sebentar. Dia kembali tegar dan berkata bahwa andaikan saya dipanggil Allah lebih dulu , dia tidak akan pernah meninggalkan rumah ini. Dia tidak mau jauh dari kamar tidur kami. Dia akan nikmati kesendirian dengan damai sambil berdoa untuk anak cucunya, serta berharap tubuh tetap sehat untuk bisa pergi menengok anak cucunya, kapanpun dia mau. Dia berharap sayapun akan melakukan hal yang sama bila dia panggil Allah lebih dulu. Saya hanya tersenyum mendengar celoteh istri sepagi ini. Namun saya dapat merasakan kekawatiran sangat pada dirinya tentang kesendirian yang pasti dijemput dan dirasakannya. “ Mbak pulang kekampung karena orang tuanya sakit. Semoga orang tuanya cepat sembuh dan mbak cepat kembali kerja.” Demikian bunyi SMS dari ibu saya yang mengabarkan ART pulang. Walau hanya sebuah pesan singkat namun setelah membacanya air mata saya berlinang. Betapa tidak. Pesan itu bermakna mendalam , bahwa keseharian bunda diurus oleh orang lain yang berstatus Asisten Rumah Tangga ( ART). Tujuh orang anak dilahirkannya, namun masa tuanya diurus orang lain. Walau Bunda tinggal dirumah namun apa bedanya dengan tinggal dirumah jompo? Berkali kali saya dan saudara saya meminta agar bunda tinggal bersama kami. Tapi Bunda menolak karena dia tidak mau keluar dari rumah warisan ayah.

Kami meminta Bunda tinggal bersama kami untuk kami rawat dan jaga karena begitulah perintah Allah, bahwa “ jangan menyembah selain aku dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu (QS. Al Isra’:23). Kewajiban menyembah kepada Allah bersanding dengan kewajiban berbuat baik kepada Bunda. Inilah keadilan Allah. Karena ketika Bunda berkorban sebetulnya itulah repliksi cinta Allah yang hadir dalam kehidupan kami. Mencintai dan menghormati Bunda adalah repliksi kecintaan kepada Allah itu sendiri. Bila cinta Bunda tak bertepi maka begitulah cinta Allah yang juga tidak bertepi. Rasa syukur kepada Allah haruslah terujudkan dengan senantiasa menghormati dan berkorban kepada kedua orang tua , khususnya Bunda ( QS-Luqman 14 ). Itu mengapa ketika saya dengan tegas berkata kepada istri saya bahwa saya tidak akan pergi lebih dulu ke Tanah Suci untuk melaksanakan rukun islam ke lima sebelum Bunda pergi menunaikan ibadah haji lebih dulu.  Istri saya tersenyum bahagia dengan sikap saya dan karena itu adalah pelajaran terindah untuk anak anak kami bahwa orang tua harus utama. Tapi sebegitu besarnya keinginan kami untuk memuliakan Bunda , namun Bunda punya sikap sendiri. Dia ingin tetap dirumah bersama kenangan indahnya dengan Ayah. Bukan itu saja, juga kenangan indah tempat dimana dia membesarkan tujuh orang anaknya dengan segala kepayahan.Tidak ada tempat terindah selain dirumah ini, demikian kata bunda suatu waktu. Lelahnya segera larut bukan ketika kami menamatkan kuliah tapi ketika kami berumah tangga,Itu tandanya sebentar lagi dia akan mendapatkan cucu.

Lamunan saya kepada Bunda dirumah. Bunda  baru saja selesai berdoa setelah sholat isya. Dengan sedikit tertatih ia berjalan menuju almanak yang tergantung di dinding. Setelah mengamati angka demi angka dalam almanak tersebut, Hari Raya idul fitri masih lama, gumamnya. Karena hanya idul fitri hidupnya terasa lengkap, dengan wajah yang tak pernah henti tersenyum bahagia melihat anak,menantu, cucu, cicit datang memeluknya dengan hangat. Setelah hari raya, bunda kembali dengan kesendiriannya. Kemudian perhatiannya beralih pada sebuah foto keluarga dari masing masing putra putrinya. Dengan bingkai beraneka rupa sesuai dengan 7 orang anaknya. Juga photo wisuda anak, cucu yang juga terpampang didinding. Salah satu photo itu ada juga ketika bunda duduk dipelaminan bersama ayah. Bunda mengamati satu persatu foto yang terpampang tersebut. Suaminya. Dan tujuh orang anaknya. Tiga laki-laki dan empat orang perempuan. Entah mengapa, mereka sama-sama tersenyum saat berfoto. Bunda menghela nafas panjang. Kesunyian juga akhirnya yang menetaskan rindu. Suara anak-anak. Canda keluarga. Barangkali adalah arus kebahagiaan yang hanyut ke muara. Adakah kesendirian dapat melunasi semua itu?  Bunda bergumam sendiri, lalu duduk dilantai beralaskan karpet lembut untuk memulai aktivitasnya tiap malam, mengaji. Menulis untaian dakwah sebagai perintang waktu sebelum larut mengirimkan kantuk. Sebelum ia benar-benar jenuh dengan rangkak malam yang akhir-akhir ini ia rasa bergerak sangat lamban. Semenjak kami semua berkeluarga,  serta semenjak ayah meninggal, rumah itu mulai sunyi. 

Hanya Etek, adik ayah yang juga sudah uzur bertaut 5 tahun usianya dengan bunda yang setia mendampingi bunda. Usia bunda sudah tujuh puluh empat tahun. Tak banyak kesulitan memang dalam hidup bunda. Selain rumah peninggalan warisan ayah, kamipun tidak pernah absen untuk mengirimkan uang tiap bulan dan memenuhi semua kebutuhan bunda. Tapi kesunyian dengan apa harus dibayarnya? Tiap hari dilalui oleh bunda seolah-olah hari yang sama. Selalu bangun jam 3 pagi. Setelah sholat tahajud , dia mulai mengaji menanti subuh. Setelah itu Bunda akan melangkah kemasjid yang tak jauh dari Rumah untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Seusai sholat subuh , bunda akan berjalan pagi, biasanya tujuannya adalah Panti Asuhan yang didirikannya lima tahun lalu. Menjelang siang, bunda akan kembali kerumah. Demikian rutinitasnya. Sering ia tersenyum sendiri apabila mendengar lantunan tape dari rumah tetangga dengan lirik pantun Minang yang menggelitik: Kalaupun ada batang cumanak. Daunnya banyak yang muda. Kalaupun ada banyak dunsanak. Tapi tak ada tempat beriya. Ya, mereka semua jauh. Bunda tak sanggup memaksa kami untuk pulang, untuk menetap bersamanya sebagaimana bunda tak ingin tinggal bersama kami, dirumah kami. Tak terasa air mata saya berlinang. Bunda tentu sangat merindukan kami, apalagi cucunya. Sebagaimana istri saya sangat rindu untuk memeluk cium anak cucunya. Bila rindu itu datang,  kadang tak bisa dibendung untuk segera bersua. Tak dilaksanakan tentu akan menyiksa. Itu jugalah yang dirasakan oleh bunda, bertahun tahun lamanya jauh dari kami.

Mungkin ini yang kita lupa. Bahwa suatu saat pasangan kita pasti pergi. Anak-anak pergi. Dan kita kembali sendiri. Ketuaan adalah kesunyian. Serupa usia. Atau mungkin waktu yang juga sudah tua. Pada akhirnya kita memang tak akan dapat mengelak dari kesendirian. Rindu hanyalah sebatas keinginan. Apa pun selebihnya adalah milik Tuhan! Bunda sadar itu dan dia ikhlas.Semoga kelak istri saya juga bisa seperti Bunda...

Akhlak atau spiritual

  Apa pendapat bapak soal kenaikan pajak PPN 12 % “ tanya Lina. Peningkatan tarif PPN tujuannya tentu untuk meningkatkan penerimaan negara d...