Monday, March 31, 2014

PDIP dan Jokowi...

Dimanapun , bahkan di Amerika, di Eropa, kampanye menjelang PEMILU sangat menentukan menang kalah. Sukses partai tergantung dengan strategy pemenangan pemilu, yang didalamnya ada taktik kampanye. Bersyukurlah Partai seperti Golkar yang salah satu anggota DPP nya adalah Rizal Mallarangeng yang dikenal sebagai orang yang ahli  dibidang kampanye politik dan punya track record mengantarkan SBY menjadi presiden dua periode. Disamping itu sang Ketum mempunyai Media massa sendiri yaitu Tvone sehingga tidak sulit untuk melancarkan program kampanye baik langsung maupun tidak langsung.Begitupula dengan Hanura yang didukung oleh Haritanoe yang menguasai berbagai media TV dibawah bendera MNC group. Juga tak beda dengan Nasdem yang dikomandani oleh Surya Paloh sang pemilik Metro TV. PD lebih mengandalkan kepada pamor seorang SBY dengan dukungan dari infrastruktur kekuasaan sebagai incumbent. Sementara bagi partai lain seperti yang tidak punya media massa harus putar otak untuk bisa bersaing , seperti PKB yang memanfaatkan Rhoma Irama sebagai juru kampanye dan sekaligus capres. PPP dan PBB , PAN lebih mengandalkan kekuatan patron agama untuk meraih suara. PKS dan PDIP mengandalkan kepada kekuatan kader diakar rumput untuk meraih suara terbanyak. Maklum kedua partai ini adalah partai kader dan partai idiologi. Audience mereka adalah juga kader partai mereka sendiri. Tentu pendekatannya kepada calon pemilih berbeda dengan partai lainnya.

Tapi yang menarik dalam Pemilu kali ini adalah tidak nampak perseteruan keras dipermukaan antar partai kecuali semua satu suara bagaimana menjatuhkan pamor Jokowi sebagai Capres. Padahal Jokowi belum resmi sebagai Capres karena memang belum masuk phase Pemilu Presiden. Saat sekarang Jokowi hanya dideklarasikan oleh PDIP sebagai Capres dan penentuannya tergantung dari hasil Pileg  bulan April nanti. Apabila PDIP punya suara diatas ambang batas untuk mencalonkan Presiden maka Jokowi akan resmi sebagai Capres tapi kalau tidak maka akan ada koalisi dengan partai lain dan belum tentu Jokowi akan ditempatkan sebagai Capres. Mungkin karena hasil survey sebelumnya menempatkan Jokowi sebagai candidate presiden tertinggi elektabilitasnya dibandingkan kandidat lainnya maka segala cara dipakai untuk menjatuhkan citra jokowi termasuk juga menjatuhkan citra PDIP. Informasi yang beredar selama ini tentang PDIP adalah 1.Melegalkan outsorucing sebagaimana UU No. 13 tahun 2003. 2.Menggelar operasi militer di Aceh karena Aceh  menuntut ditegakkannya UU syariah. 3.Merilis UU terorisme. 4. Membebaskan obligator BLBI. 5.Mengobral Asset dan BUMN termasuk penjualan tanker pertamina.  Sehubungan dengan Jokowi semua sepakatat mengatakan bahwa Jokowi adalah Capres boneka dari Megawati, Jokowi pembohong karena inkar janji dalam Kampanye Cagub bahwa dia akan bertahan sampai usai masa jabatannya sebagai Gubernur.

Saya tersenyum membaca informasi tersebut. Mungkin orang awam mudah dipengaruhi akan informasi itu tapi bagi orang agak terdidik baik sangat mudah mengetahui berita itu bohong dan sengaja dihembuskan untuk tujuan politik yang tidak mendidik. Ketahuilah bahwa : 1. Outsourcing itu berkaitan dengan Revisi UU No.13/2003 atas adanya Inpres No. 3 Tahun 2006 tentang paket Kebijakan Iklim Investasi. Jadi rezim SBY yang mengadakan system outsourcing, bukan PDIP. 2). Dizaman Megawati UU No 18 tahun 2001 tentang Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan syariat Islam untuk Ace disyahkan, termasuk UU RKK.  Operasi Militer dilakukan bersifat terbatas atas usulan ketua MPR Amin Rais. 3.UU Mengenai Terorisme adalah kelanjutan dari Amandemen UUD 45 yang dirancang oleh DPR/MPR yang ketika itu dikuasai oleh Poros Tengah dan Golkar. 4. Pembebasan Obigator BLBI berkaitan dengan MSA ( master settlement Agreement) dan bagian dari skema penyelesaikan krisis 1998 atas tekanan dari DPR yang dikuasai oleh Poros Tengah dan Golkar. 5. Penjualan BUMN/Asset mengacu kepada UU APBN dimana tidak boleh ada tambahan hutang baru dan karenanya dimungkinkan menjual BUMN yang tingkat PSO nya dibawah 50% dan mengurangi subsidi. Tapi lawannya menjadikan issue pengurangan subsidi dan penjualan asset sebagai cara menjatuhkan citra PDIP sebagai  Partai wong cilik dan nasionalisme. Megawati dan PDIP sadar akan hal itu namun sebagai negarawan dia harus mengambil resiko untuk kepentingan jangka panjang. Terbukti setelah dia , SBY bisa bekerja dengan tenang untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan atas dasar UU RKK, rekonsialiasi Aceh dapat dilaksanakan.

Bagaimana dengan hujatan terhadap Jokowi bahwa dia ingkar janji dengan rakyat Jakarta? Sehingga terkesan kutu loncat dan haus kekuasaan. Untuk dimaklumi bahwa masalah jakarta berbeda dengan daerah lainnya.Jakarta ini sebagian besar kebijakan pembangunannya ada pada Pemerintah Pusat. Sebisanya Jokowi berusaha untuk melobi Pemerintah Pusat untuk memperbaiki hubungan birokrasi antara Pemrov dan Pusat agar Jakarta lebih efektif dan efisien dikelola sesuai program Jakarta baru,  tapi ternyata tidak mudah. Apalagi kekuatan PDIP di DPRD DKI tidak significant, belum lagi egoisme sektoral di Kabinet yang diwarnai oleh kepentingan politik partai dibalik Menteri maka semakin menyulitkan untuk adanya perubahan system. Seorang teman pernah bertanya kepada Jokowi prihal niatnya menjadi Presiden dalam kaitannya dengan janjinya dalam kampanye Pilkada. Menurutnya yang harus diketahui bahwa menepati janji satu hal namun memenuhi janji lain hal. Jokowi bisa saja menepati janji 5 tahun sebagai Gubernur tapi dia pasti tidak bisa memenuhi janjinya sesuai program Jakarta baru karena dijegal oleh hubungan birokrasi dengan Pemerintah Pusat.  Salah satu tekadnya menjadi President adalah dalam rangka memenuhi janjinya untuk menjadikan program Jakarta Baru berhasil sehingga Jakarta bisa menjadi icon bagaimana negara  dikelola dengan cara modern dan manusiawi.

PDIP itu awalnya merupakan fusi tiga partai yaitu Parkindo, Murba dan PNI. Tahun 2004, Parkindo pindah ke Partai Demokrat dan sangat berperan menggembosi suara PDIP dari kalangan umat kristiani. Kekuatan Murba di PDIP sangat sedikit bahkan konon katanya tahun 1996 semua sudah dihabisi oleh Laksus Kodam V Jaya sebagai kelanjutan dari peristiwa 27 Juli. Saya bukan kader PDIP dan juga bukan pemilih PDIP. Saya tetap menjadikan PKS sebagai pilihan saya. Mengapa saya memilih PKS itu tidak perlu dijelaskan. Namun bagaimanapun saya tidak mau kehilangan prinsip untuk mengatakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah.  Karena bagaimanapun di PDIP itu sebagian besar elite nya beragama Islam dan sesama muslim kita bersaudara dan wajib bagi kita untuk membelanya.Yang kini tersisa di PDIP adalah PNI atau Marhaen dengan idiologi pembela rakyat tertindas. Qur’an jelas menerangkan bahwa Allah tidak main-main dalam membela kaum Mustad’afin, karena sebutan pendusta Agama dalam surat Al Ma’un merupakan pernyataan yang keras, bahkan ditambah celakalah orang yang Sholat dan enggan memberikan bantuan orang miskin. Ingat bahwa di Surat Al Ma’un tersebut tidak sebatas pada pelaku individu tetapi juga pada tingkatan negara, karena kebijakan pemerintah yang pada akhirnya lalai terhadap kaum minoritas dan juga masyarakat miskin juga tidak jauh berbeda dengan seorang pendusta agama. Pada akhirnya seseorang yang juga hanya berdiam diri terhadap kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat miskin dan cenderung membiarkan adalah termasuk juga sebagai pendusta agama.

Sunday, March 23, 2014

Siapakah Jokowi?

Dulu tahun 80an saya terlibat dalam kelompok diskusi politik. Ini tidak dilakukan di kampus tapi dilakukan diperpustakaan Idayu jalan Kwini, Kwitang, Jakarta Pusat. Diskusi itu diadakan di pojok gedung Stovia secara sembunyi sembunyi tanpa sepengetahuan dari Pengurus Perpustakaan. Mengapa harus sembunyi sembunyi? Karena yang kami diskusikan itu berkaitan dengan paham marhaen dan ini terlarang oleh rezim Soeharto. Pada setiap acara kelompok diskusi , kami mendapatkan pencerahan dari mentor kami tentang Marhaen yang berjuang untuk kaum tertindas. Kami juga diajarkan berdebat secara santun oleh mentor kami. Ditanamkan makna mandiri itu apa. Prinsip mereka bahwa kita tidak bisa membuat rakyat mandiri bila kita sendiri tidak mandiri. Umummya teman teman aktif dalam kelompok diskusi adalah mahasiswa dari berbagai universitas yang berasal dari keluarga miskin. Mereka umunya cerdas. Hampir semua kami fasih berhasa inggeris karena dalam berbagai diskusi kami kadang menggunakan bahasa inggeris. Saya ikut dalam kelompok diskusi bukanlah karena saya pengikut Marhaen atau pencinta ajaran Soekarno. Keikutan saya lebih karena dorongan rasa ingin tahu sebagai anak muda. Hampir dua tahun saya terlibat aktif dalam kelompok diskusi. Hampir semua buku tentang Marxisme telah saya baca. Semua tulisan Soekarno dan Tan Malaka juga saya baca. Akhirnya saya putuskan keluar dari kelompok diskusi dengan membawa kenangan tersendiri tentang teman teman yang sangat bersemangat memperjuangkan Marhaen.

Untuk diketahui bahwa Marhaenisme adalah ajaran Soekarno tentang  Sosio Nasionalisme dan Sosio Demokrasi. Nama Marhaen sendiri diambil dari nama seorang buruh tani miskin di Jawa Barat. Bagaimanapun munculnya marhaenisme ini karena Soekarno terinspirasi dari buku Karl Marx namun tidak sepenuhnya Soekarno setuju dengan teori Karl Marx. Bagi Soekarno yang diperjuangkan bukan hanya kaum proletar atau buruh tapi siapa saja yang tertindas dan miskin ( kaum dhu’afaa). Makanya cakupan  Marhaen lebih luas dibandingkan dengan komunisme. Walau Marhaen, Komunis dan Islam berbeda barisan namun tetap seiring sejalan, sama sama anti kapitalisme, impelialisme, neoliberalisme, neokolonialime. Makanya tidak sulit bagi Soekarno untuk mempersatukan Komunisme dan PNI ( partainya kaum Marhaen) dan islam dalam satu barisan yang dikenal dengan istilah Nasakom. Cara cara berjuang Marhaen untuk mencapai tujuan politiknya indentik dengan yang dilakukan oleh Komunisme yaitu melalui revolusi. Jadi menurut saya  Soekarno tidak menggunakan Mark sebagai dogma tapi menjadikan komunisme Marx sebagai metode mencapai tujuannya. Yang membuat saya keluar dari kelompok diskusi dengan teman teman Marhaen adalah  rasa benci mereka kepada kaum kapitalisme itu sangat luar biasa. Kehebatan para mentor mencuci otak anak anak muda untuk menjadi militan membela cita cita marhaenisme, memang sangat luar biasa.  Berkat didikan agama dan pemahaman Tauhid dari kedua orang tua ,saya bisa menilai bahwa ada satu kekurangan dari marhaenisme yaitu bahwa mereka menanamkan kebencian kepada kaum kapitalis.Itu saya tidak suka.

Partai kaum Marhaen adalah PNI atau Nasionalis. PDIP bukanlah partai kaum Marhaen namun saya tahu PDI digunakan oleh kaum Marhaen ketika Megawati memimpin PDI tahun 1993 untuk melawan rezim status quo Soeharto bersama Golkar. Namun  tahun 1996 tanggal  27 juli terjadi penyerbuan kantor PDI di Jl Diponegoro 58 yang dilakukan oleh massa tidak dikenal. Banyak aktifis Marhaen yang militan mati dalam  penyerbuan itu. Setelah itu terjadi operasi penangkapan oleh intelligent kepada aktifis marhaen. Ada juga  yang diculik oleh Kopassus. Belakangan saya tahu beberapa teman diskusi saya dulu termasuk yang ditangkap dan diculik. Sejak itu kaum pergerakan Marhaen menghilang. Mereka bahkan tidak ikut dalam pergolakan 1998 menjatuhkan rezim Soeharto untuk melahirkan rezim reformasi. Namun setelah reformasi angin kebebasan memungkinkan mereka mendirikan partai. Berdirilah PNI Marhaen namun kalah dalam Pemilu. Ini dikarenakan sebagian besar kekuatan akar rumput Marhaen lebih "nyaman" bersama Megawati ( PDIP) daripada mendukung partainya sendiri. Teman saya yang juga aktifis PDIP mengatakan kepada saya bahwa bagaimanapun PDIP bukalah rumah kaum Marhaen. Mereka ibarat  orang indekos di PDIP. Itu sebabnya tidak banyak orang marhaen yang duduk di DPP PDIP dan karenanya mereka tidak masuk kelompok yang berpengaruh di PDIP. Tapi walaupun mereka bukan elite PDIP namun mereka diterima rakyat untuk memimpin daerah seperti Jokowidodo dan Tri Rismaharini dll. Merekalah anak muda marhaen militan tahun 80an yang kini bisa membuktikan apa itu marhaenisme lewat kepemimpinan mereka yang merakyat

Ketika Jokowi resmi menjadi Capres dari PDIP maka sejak itu pula serangan dari lawan politiknya tiada henti. Jokowi dituduh President Boneka, Jokowi syiah, Jokowi antek Yahudi dan Konglomerat Hitam dan masih banyak lagi. Teman saya mengkawatirkan Jokowi akan tersingkir dan jatuh dengan tekanan yang begitu besar. Saya hanya tersenyum.  Orang lupa bahwa Jokowi itu adalah kader Marhaen, bukan kader PDIP yang pragmatis. Dia tumbuh dari suasana sulit selama 32 tahun dibawah ancaman Soeharto. Dia terbiasa menghadapi ancaman dalam bentuk apapun dan memang dia dilatih untuk siap berkorban kapanpun demi cita cita marhaen. Dengan majunya Jokowi sebagai capres maka hidden group dari kaum Marhaen akan bergerak efektif dan sistematis di akar rumput. Yakinlah bukannya Megawati yang akan mengendalikan Jokowi tapi Jokowi yang akan mengendalikan Megawati dan bila Jokowi terpilih sebagai presiden dan  PDIP unggul di PEMILU maka hanya masalah waktu akan ada restruktur PDIP untuk menempatkan kader Marhaen dalam jajaran elite PDIP. Ketika itu terjadi maka orientasi kekuasaan adalah membela kaum tertindas yang sejak Indonesia merdeka diabaikan. Ditangan kaum marhaen,  membela wong cilik bukan retorika tapi ruh perjuangan. Kalau mereka dekat kepada rakyat miskin, petarung hebat membela hak kaum miskin, rendah hati,  bukanlah pencitraan tapi  dokrin marhaen memang begitu...

Andaikan Jokowi terpilih sebagai Presiden dan menempatkan PDIP sebagai pemenang PEMILU maka benarlah kata pengamat politik bahwa kemenangan itu karena keterlibatan Tuhan didalamnya. Ada invisible hand dari Yang Maha Pengatur. Mengapa ? Allah akan mengangkat kaum dhu’afa sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al-Qoshash ayat 6, “Dan kami (Allah) akan menolong kaum dhu’afaa di muka bumi dan menjadikan mereka pemimpin dan orang-orang yang akan mewarisi (bumi).” Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya kemenanganmu adalah bersama-sama dengan kaum dhu’afaa.”...Wallahualam.

Wednesday, March 19, 2014

Kekuatan Cinta...

Sejak tahun 1949 hingga tahun 1980an, Taiwan dikendalikan oleh pemerintahan yang diktator di bawah satu partai, yakni Partai Nasionalis China atau Partai Nasionalis Kuomintang (KMT) sebagai partai berkuasa. Partai ini dipimpin oleh Chiang Kai-shek hingga meninggal 1975. Ia diganti oleh putranya, Chiang Ching-kuo. Namun disisi lain ada gerakan kaum muda terpelajar untuk menolong rakyat tertindas dari kekuasaan otoriter Partai.  Gerakan ini tidak mendapat resitensi dari Penguasa karena mereka mengkampanyekan program cinta sesuai ajaran Budha. Ya namanya program cinta tentu tidak ada menyalahkan orang lain apalagi menghujat pemerintah. Terkesan mereka mendukung partai penguasa. Mereka mengajarkan rakyat untuk memaafkan penguasa. Mereka mendidik rakyat kecil untuk sekecil mungkin berharap dan tergantung dengan pemerintah.  Caranya , mereka meng advokasi rakyat membuat Garakan Koperasi agar diizinkan pemerintah . Lambat namun pasti gerakan Koperasi tumbuh pesat dan rakyat kecil yang sebagian besar petani dan nelayan mendapatkan kemakmuran dari gerakan ini.

Tahun 1984 Chiang menunjuk Lee Teng-hui sebagai wakil presiden, yang pada akhirnya menjadi pengganti Chiang Ching-kuo sebagai presiden pada 1988. Terbukanya katup kebebasan berpolitik memberi ruang bagi munculnya kekuatan progresif.Pada  1986 gerakan kaum muda dengan program cinta itu mendirikan  Democratic Progressive Party (DPP) dan menjadi partai oposisi pertama di Taiwan yang berhadapan dengan partai berkuasa Kuomintang. Tapi dengan UU Taiwan hampir tidak mungkin  memberikan kesempatan Partai lain bisa ikut Pemilu. Kalaupun ikut Pemilu pasti kalah. Karena aturan mainnya harus memenangkan Partai Penguasa. Bagi kaum muda , diberi legitimasi mendirikan Partai sudah berkah luar biasa. Mereka tidak ingin ribut menuntut hak sama dengan partai penguasa. Sementera itu mereka terus bergerak dengan program cinta membina Rakyat untuk menjadi gerakan Koperasi berkelas dunia.Mungkin Taiwan adalah gerakan  Koperasi yang paling berhasil dan paling kuat didunia. Tahun 1990an Taiwan telah menjelma menjadi Negara Industry yang besar bukan karena konglomerasi tapi UKM yang tangguh melalui gerakan koperasi.

Tahun 2000, ketika Pemilu digelar. Seluruh rakyat Taiwan memilih melakukan liburan massal keluar kota atau keluar negeri. Mereka tidak mengatakan mereka GOLPUT.Tidak.Mereka hanya inginkan waktu libur yang diberikan pemerintah untuk pemilu lebih baik mereka gunakan untuk liburan bersama keluarga. Mereka tetap menyatakan setia kepada partai penguasa walau mereka tidak memilih. Ketika itu Mahkamah Agung PBB di Denhag menegaskan bahwa apabila pemilih tidak lebih 10% maka  Pemilu Taiwan tidak  legitimate. Akibatnya karena budaya malu China yang begitu tinggi akhirnya Partai Kuomintang ( KMT) merubah UU Pemilu yang adil. Sehingga memungkinkan Democratic Progressive Party (DPP) bisa ikut pemilu untuk bertarung secara fair. Dengan itu rakyat menyatakan akan berpartisipasi dalam pemilu.  DPP memenangi Pemilu untuk pertama kali pada 18 Maret 2000, dengan calonnya Chen Shui-bian. Kemenangan ini mencerminkan satu momen berakhirnya dominasi kekuasaan satu partai (KMT) selama 50 tahun. Ini juga bukti kuat keinginan rakyat atas satu perubahan sistem politik yang tidak lagi otoriter di bawah  satu partai saja. Kepercayaan rakyat kepada DPP bukanlah kepercayaan mereka kepada lambang Partai dengan sejuta jargon tapi karena orang orang DPP memang akrab lahir batin dengan rakyat.Mereka selalu hadir ditengah rakyat sebagai mentor untuk kemandirian disegala bidang. Gaya hidup mereka sederhana dan selalu menyebut diri mereka pelayan Tuhan.

Kemenangan ini bukanlah kemenangan mudah. Kemenangan ini didapat sesuai ajaran budha, menang tanpa peperangan. Menghadapi kezoliman dengan cinta.  Karena kekuatan sejati di dunia ini adalah Cinta. Karena Cinta adalah bahasa Tuhan dan produk surga. Yang meragukan kekuatan cinta untuk menang adalah orang yang ragu akan Tuhan. Tapi setelah DPP berkuasa di Taiwan, selama 10 tahun DPP gagal melaksanakan janjinya. Justru para elite partai tergoda dengan kemewahan hidup sebagai penguasa dan melupakan jasa para kadernya yang berjuang militan diakar rumput.Sementara Partai KMT berhasil melakukan konsolidasi dan perbaikan system organisasi Partai secara meyeluruh agar lebih dekat kepada rakyat. Tahun 2008 , KTM berhasil menang dalam PEMILU dengan perolehan suara mayoritas atau  70%. Sampai kini KMT berkuasa dan tidak ingin mengulangi kesalahan masa lalunya. Program rekrutmenl kader lebih mengutamakan moral dan aklhak dan para kader harus digaris depan membrantas Korupsi dan keteladanan tidak Korup. Ya, disaat semua rakyat telah makmur dan mereka cerdas maka kebohongan politisi tidak laku lagi untuk dijual mendapatkan kekuasaan.

Semoga ini menjadi pelajaran bagi siapa saja bahwa merebut kekuasaan memang tidak mudah namun mempertahankan kekuasaan jauh lebih tidak mudah. Karena cobaanya tidak datang dari lawan tapi dari diri kita sendiri, nafsu kita. Ingar pesan Rasul kepada sahabatnya ketika usai perang Badar , bahwa musuh sebenarnya adalah nafsu kita dan perang melawan nafsu adalah perang akbar sepanjang masa....

Tuesday, March 11, 2014

Perdamaian dan kasih sayang..

Saya punya sahabat di Tiongkok. Menurut saya dia penganut agama Budha yang baik. Saya tanyakan apakah dia mengenal Islam? Dengan tegas dia menjawab bahwa dia mengenal Islam dan mempercayai ajaran yang dibawa oleh Muhammad itu berasal dari Tuhan. Ada juga teman beragama Nasrani. Dia juga pribadi yang baik. Dirumahnya dia menampung beberapa anak yatim piatu yang dia pungut dari jalanan. Saya juga tanyakan apakah dia mengakui keberadaan Muhammad sebagai utusan Allah.Dengan tegas dia mengakui keberadaan Agama  Islam yang berasal dari Allah. Teman saya orang  Yahudi , yang saya kenal sebagai pribadi yang baik, dengan tegas mengakui Islam sebagai Agama yang bersumber dari Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah.Semua mereka percaya kepada Tuhan dan hari akhirat. Tapi mengapa mereka tidak memeluk agama islam? Alasannya mereka merasa nyaman dengan keberadaan agama yang sekarang mereka anut. Mereka memegang ajaran agamanya untuk berbuat karna cinta dan kasih sayang. Dengan rendah hati mereka mengakui bisa saja suatu saat mereka akan memeluk agama islam kalau hidayah Tuhan sampai.Memang ada juga banyak orang  beragama Budha,kristen, Yahudi yang dengan tegas tidak mengakui  islam sebagai agama. Bahkan mereka menuduh islam itu agama rekayasa Muhammad. Begitu juga banyak orang Islam tidak mengakui keberadaan agama seperti Budha, Kristen dan Yahudi. Bagi mereka pemeluk agama non muslim akan masuk neraka karena tidak diridhoi Allah hidupnya.  Walau pemeluk agama non muslim hidup mereka makmur namun mereka tidak dirahmati Allah. Demikian pendapat yang sering kita dengar. Sikap inilah yang membuat dunia renta dari perdamaian.

Allah telah dengan tegas berfirman dalam  surat Albaqoroh ayat 62,yang artinya “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”. Teman saya yang tidak bergama  Islam namun mengakui keberadaan Islam dengan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah termasuk orang yang beriman kepada Allah,hari kemudian. Selagi dia melaksanakan amal shaleh maka mereka akan menerima pahala dari Tuhan. Tapi bagi mereka yang tidak beragama Islam namun tidak mengakui keberadaan Nabi Muhammad dan Islam maka dia bukan orang yang termasuk beriman kepada Allah. Bukan orang yang masuk golongan agama samawi seperti yang dimaksud dalam Surat Al Baqarah ayat 62 itu. Mengapa ? Sejatinya agama Yahudi dan Nasrani mempercayai Muhammad lebih dulu sebagai utusan Allah, bahkan sebelum Nabi diangkat sebagai Rasul mereka sudah mengetahui tanda tanda kerasulan Muhammad. Tersebutlah Bahira seorang pendeta atau Rahib yang telah uzur. Dia dikenal luas sebagai rujukan ilmu-ilmu samawi karena ketekunannya mendalami kitab Taurat dan Injil. Ia memilih hidup berdiam diri di sebuah biara di kota Syam. Pada usia Muhammad  12 tahun ,dia sudah melihat tanda tanda kenabian itu pada Muhammad. Itu sesuai informasi yang didapatnya dari kitab injil dan Taurat. Jadi tidak ada alasan bagi orang yahudi atau nasrani menolak berita kehadiran Nabi dan tidak mengakui  kenabian Muhammad. Kalau mereka mengingkari itu artinya mereka mengingkari kitab sucinya sendiri. Maka patut dipertanyakan agama apa yang sedang mereka imani itu. Umat islam wajib mengakui agama yang dibawa oleh Rasul Rasul  yang lain sebagai dasar rukun Iman ( Q.S. Al-Mukmin : 78).

Hamka dalam tafsir Al Azhar mengulas mengenai Firman Allah dalam  surat Albaqarah ayat 62 , bahwa “kesan pertama yang dibawa oleh ayat ini ialah perdamaian dan hidup berdampingan secara damai di antara pemeluk sekalian agama dalam dunia ini. Janganlah hanya semata-mata mengaku Islam, Yahudi atau Nasrani atau Shabi'in, pengakuan yang hanya di lidah dan karena keturunan. Lalu marah kepada orang kalau dituduh kafir, padahal Iman kepada Allah dan Hari Akhirat tidak dipupuk, dan amal shalih yang berfaedah tidak dikerjakan. Kalau pemeluk sekalian agama telah bertindak zahir dan batin di dalam kehidupan menurut syarat-syarat itu tidaklah akan ada silang sengketa di dunia ini tersebab agama. Tidak akan ada fanatik buta, sikap benci dan dendam kepada pemeluk agama yang lain". Ada teladan dari Rasul yang amat baik dalam pergaulan antar agama. Pernah beliau menyembelih binatang ternaknya, lalu disuruhnya lekas-lekas antarkan sebagian daging sembelihannya itu ke rumah tetangganya orang Yahudi. Ada lagi suatu saat datang utusan Najran Nasrani menghadap beliau ke Madinah, Rasul menerima mereka sambil berkata santun "Ya Ahlal Kitab " (Wahai orang-orang yang telah menerima Kitab-kitab Suci).Juga diceritakan Rasul menyuapi makan pengemis buta Yahudi di pasar madinah,sementara pengemis itu selalu menghujat Rasul. Namun tidak menghalangi Rasul untuk beramal-shalih terhadap mereka.

Nabi Ibrahim mengundang lelaki tua makan kerumahnya. Di tengah perjalanan,  Ibrahim as bertanya kepada lelaki tua itu mengenai agama yang dianutnya dan si lelaki tua itupun menjawab bahwa ia seorang yang tidak beragama (atheist). Mendengar hal ini Ibrahim as pun menjadi marah dan membatalkan undangan makannya kepada si lelaki tua. Namun tak lama setelah itu beliau mendengar suara dari atas, ”Wahai Ibrahim, Kami bersabar atasnya selama tujuh puluh tahun meskipun ia tidak beriman (kepada Kami), namun engkau tidak dapat bersabar atasnya meskipun hanya tujuh menit saja?”. Mendengar hal ini Ibrahim as pun sadar, lalu beliau pun segera menyusul lelaki tua itu untuk kembali ke rumahnya untuk makan malam bersamanya. Dalam kehidupan kita sekarang, kadang bila ada orang beragama lain yang begitu baik amalannya kita curigai dengan kefanatikan kita. Yang kadang-kadang saking fanatiknya, maka imannya bertukar dengan cemburu: "Orang yang tidak seagama , yang tidak semahzab ,yang tidak seide dengan kita adalah musuh kita. "Dan ada lagi yang bersikap agresif., menyerang, menghina, dan menyiarkan propaganda bahwa agama /golongan yang lain itu kafir, sesat, bid'ah.Ternyata kita terlalu hebat belajar mengurai dalil dibalik hadith Rasul dan Firman Allah namun kadang kita sangat lupa tentang pribadi Rasul yang lebih mengutamakan perdamaian dan Allah yang maha pengasih lagi penyayang.
Wallahu A'lam Bishawab

Saturday, March 08, 2014

Akhlak, Islam satu...

Didepan saya, terjadi perdebatan sengit antar teman. Awalnya mereka berbicara masalah ringan dan santai namun akhirnya bertengkar. Saya pening  mendengar mereka berdebat dengan dalilnya masing masing dan auranya sudah menampakan kebencian satu sama lain. Saya teringat tulisan wall dari sahabat saya di Dumay mengatakan begini. Pertanyaannya begini, “Sejahat apa sih orang yang kamu benci itu?”, “Sebiadab apa sih orang yang kamu laknati itu?”,”Sekufur apa sih orang yang kamu tuduh sesat itu?”. Apa dia sejahat Abu Lahab yang menyiksa Sahabat Rasulullah? Apa dia sebiadab Abu Jahal yang mengubur anaknya hidup-hidup? atau dia sekufur Firaun yang mengakui dirinya Tuhan? Sebiadab Abu Lahab, Rasulullah masih mendoakan kebaikan untuknya saat beliau berdoa agar Islam dimenangkan dengan salah satu dari dua Umar. Sekufur-kufurnya Firaun, Allah masih menyuruh dua Nabinya yang mulia, Musa dan Harun untuk berbicara pada Firaun dengan lemah lembut. Sekarang, pertanyaannya, “Apa kamu sebaik Nabi Muhammad sehingga dengan mudahnya mencaci orang lain?”, “Apa kamu semulia Nabi Muhammad, sehingga dengan mudahnya melaknat orang lain?”, “Apakah kamu setaat Nabi Muhammad sehingga dengan mudahnya menuduh orang lain sesat?”. Kalau orang yang kamu benci, kamu laknat dan kamu sesatkan tidak selevel dengan Firaun, Abu Lahab atau Abu Jahal, dan kamu sendiri tidak sebaik, setaat dan semulia Nabi Muhammad, maka jagalah perbuatan dan perkataanmu, hargailah orang lain, hargailah perbedaan.  “Karena tidak semua jari itu sama panjang”, begitu kata orang Syria, maka wajar kalau dalam hidup ada perbedaan, perbedaan pasti ada, kalau kita punya 1000 kesamaan, kenapa harus mempermasalahkan 1, atau 10 ataupun 100 perbedaan?

Memang yang sangat mengkawatirkan selama ini adalah sulitnya golongan dalam islam itu bersatu. Masing masing merasa paling benar dan merasa paling pantas berbicara atas nama Islam. Itu sebabnya bendera Partai Islam ada banyak sesuai dengan golongannya masing masing. Namun kemarin ada secercah harapan bahwa islam akan bisa bersatu. Ada wacana yang dilontarkan oleh tokoh Islam untuk mempersatukan Partai Islam.  Apalagi melihat NU dan Muhammadiah tampil bareng dalam acara memperingati kematian Kiyai Sahal,ini suatu tanda baik untuk masa depan islam di Republik ini. Mungkinkah kelak akan berdiri negara Islam di Indonesia? Kalau bicara negara Islam maka akan muncul lagi perdebatan. Mengapa ? masing masing golongan punya pendapat berbeda lagi. Apakah Islam tidak punya manual handbook tentang bagaimana politik itu sendiri harus dijalankan? Menjawab ini , saya teringat dengan  pendapat Buya Syafii Maarif yang mengatakan bahwa disebabkan dua alasan; pertama , Al-Qur’an pada prinsipnya adalah petunjuk etik bagi umat manusia, bukanlah sebuah kitab ilmu politik, kedua, sudah merupakan kenyataan bahwa institusi-institusi sosio politik dan organisasi manusia selalu berubah dari masa ke masa. Dengan demikian, diamnya Al-Qur’an dalam masalah ini dimaksudkan agar tidak terjadi kebekuan hukum-hukum kenegaraan dalam setiap periode sejarah umat manusia. Apa yang dikatakan oleh Buya Safii Maarif adalah sesuatu yang membuat hati dan akal saya bisa berdamai. Bagaimanapun Buya adalah tokoh agama berkelas dunia.Kearifan beliau sebagai pemimpin ulama dan pemimpin Umat tak perlu diragukan.

Sahabat saya dalam Dumay mengatakan bahwa Isi kandungan Al Quran yang berupa hukum, hampir 80% berkaitan dengan individu, tidak ada hubungannya dengan Negara dan pengadilan.Artinya 80% itu dilakukan oleh individu tanpa harus melalui Negara. sisanya 20% yang berhubungan dengan Negara dan pengadilan serta perundang-undangan. Bagaimana kita menuntut Negara untuk membuat undang-undang dan menegakkan 20% isi Quran sedangkan 80% lagi kita sia-siakan! kita ribut memperjuangkan 1 ayat potong tangan, dan melupakan 80 ayat zakat dan sedekah! Itu sebabnya kalau kita ingin membangun peradaban Islam yang dirahmati Allah maka bukannya negara islam yang harus jadi prioritas tapi bagaimana membangun akhlak Islam itu kepada seluruh  umat islam. Ini tugas Dakwah yang menjadi prioritas. Dakwah yang efektif adalah melalui keteladanan para ulama, cerdik pandai,tokoh agama. Bagaimana berdamai dan bijak dengan pluralisme, bagaimana hidup rendah hati berbuat dan bersikap, bagaimana hidup mandiri tanpa mengandalkan hidup dari syiar atau dakwah tapi menghidupi syiar islam dengan keringatnya sendiri. Ya, apabila individu islam baik maka khilafah akan muncul dengan sendirinya sebagai sebuah sunatullah.Tapi selagi umat islam masih kemaruk soal harta, jabatan , pemalas,tidak mandiri maka wacana khilafah akan disikapi dengan sinis , dan bukan tidak mungkin disikapi dengan fitnah , bahwa khilafah hanyalah cara pintar untuk berkuasa dengan memanfaatkan emosi spiritual umat islam.

Bagaimanapun Negara Islam atau Khilafah itu harus ada. Sebagai umat islam kita harus percaya bahwa khilafah adalah cara yang paling diridhoi Allah. Ingat Firman Allah “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika diantara kamu berlainan pendapat tentang sesuatu kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (As-Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)”. Saya sependapat dengan itu namun yang utama bagaimana memastikan semua pihak yang terlibat dalam suatu urusan atau negara itu bersedia kembali kepada AL Quran dan Hadith bila terjadi perselisihan diantara mereka.  Kembali kepada Allah dan Rasul itu bukanlah kembali kepada dalil AL Quran dan Hadith yang  bisa saja terus diperdebatkan tapi  kembali kepada niat untuk semata mata beribadah kepada Allah. Niat ikhlas karena Allah. Apabila semuanya dikembalikan kepada Allah maka tidak akan ada pertengkaran dan perdebatan salah benar. Yang ada adalah musyawarah untuk mencapai mufakat dengan mengedepankan ruh kasih sayang dan melupakan nafsu untuk superior dihadapan orang lain dan mendapatkan keuntungan materi dari superioritas itu. Ya , kembali kepada Al Quran dan Rasul artinya kembali kepada niat untuk beribadah kepada Allah dan intinya adalah ikhlas. Lupakan harta dan kekuasaan. Bisakah ? inilah yang paling sulit untuk umat akhir zaman.
Wallahualam.

Friday, February 28, 2014

KPK digembosi?

Diruangan Sauna saya bersama teman dari Medan berbicara tentang seputar RUU KUHAP dan KUHP yang menjadi kontroversial. Terutama pihak yang menentang RUU itu adalah KPK, MA, Polri, BNN dan BNPT. Tahu apa penyebab mereka menentang RUU itu? Tanya teman saya. Saya hanya diam karena memang tidak mengikuti berita. Beda dengan dia yang praktisi hukum, tentu mengikuti perkembangannya. Menurutnya RUU itu memaksa mereka penegak hukum harus bekerja dengan pendekatan professional bukan kekuasaan. Para penegak hukum harus orang orang well educated dengan standard terbaik dibandingkan yang lain.  Tapi dengan KUHAP dan KUHP yang ada sekarang serta UU kelembagaan seperti MA, KPK, BNPT, BNN soal peradilan dilaksanakan melalui pendekatan kekuasaan. Sebagai sebuah system ini tidak akan melahirkan keadilan. Apa bedanya dengan dulu era Soeharto dimana keadilan dilakukan melalui pendekatan kekuasaan. Ini cenderung tiran. Apalagi lembaganya tidak boleh di intervensi atau diawasi. Tapi bukankah system itu dibentuk di era Reformasi yang sukses mereform hukum Indonesia berazaskan demokratisasi. Teman ini tersenyum dan berkata kepada saya bahwa yang berganti itu hanya baju namun systemnya tidak berubah.Apa itu? KUHP masih memakai era Belanda ( era kolonial/penjajahan) dan KUHAP era Soeharto (tahun 1981). Jadi bohong besar ada reformasi  hukum.Ini hanyalah politik para bedebah reformasi yang membohongi rakyat dan ingin berkuasa dengan cara cara Soeharto dan kolonial/ penjajah. Saya tersenyum.Karena teman ini menampakan wajah sangat marah.

Jadi apa sebetulnya RUU itu yang sehingga membuat lembaga Penegak Hukum tidak setuju? Menurutnya hanya tiga tapi tiga itu betul yang membuat RUU ini stuck selama 13 tahun sejak di ajukan diawal Reformasi. Yang ketiga itu adalah pasal yang berkaitan dengan alat bukti, penyelidikan, Kekuasaan MA. Pada KUHAP sekarang, alat bukti itu terbatas kepada keterangan saksi, keterangan akhli, surat, petunjuk, keterangan terdakwa. Dengan KUHAP ini kalau orang korupsi atau berbuat kriminal  tidak perlu ada barang bukti. Cukup alat bukti “petunjuk “ sudah bisa menjadikan orang terpidana. Alat bukti berupa “petunjuk”telah menjadi alat untuk merekayasa seseorang menjadi terpidana atau bebas.  Karena itupula membuat keadilan itu diperdagangkan dan bisa pula menjadi barter politik.  Contoh walau KPK berhak menyadap orang namun hasil sadapan itu tidak bisa dijadikan bukti namun dapat dijadikan “petunjuk”. Yang berhak menjustifikasi “petunjuk”itu ya hakim sesuai arahan dari Jaksa penuntut. Itu sebabnya LHI terkena hukuman 16 tahun. Itu sebabnya ABB dihukum seumur hidup , Antasari dipidana seumur hidup. Dalam RUU KUHAP, alat bukti itu berupa adanya barang bukti, surat surat, bukti elektronik, keterangan seorang ahli, keterang seorang saksi, keterangan terdakwa, pengamatan hakim. Dengan KUHAP yang baru ini memaksa seluruh aparat penegak hukum harus bekerja keras untuk memastikan seseorang  pantas dihukum. Tidak bisa lagi bergaya seperti preman masuk kerumah orang main sita dan tangkap atau bunuh tersangka seperti kasus teroris

KPK , BNN dan BNPT, keberatan bila kebebasan dan kekuasaan dalam proses penyelidikan dibatasi.Alasan mereka bahwa korupsi, teroris,narkoba adalah extra ordinary crime yang harus dilakukan dengan cara extra ordinary. Seperti hak menyadap dan menahan/menangkap. Masalahnya adalah kapan orang itu mulai disadap dan kapan berakhirnya, tidak ada yang tahu. Mengapa orang itu disadap, juga tidak tahu. Yang tahu hanya lembaga penyelidik dan Tuhan. Kekuasaan Lembaga penyelidik begitu besar sehingga mengabaikan HAM. Bagaimanapun manusia tidak bisa dihukum karena niat atau proses melakukan kejahatan sebelum dia terbukti benar melakukannya.Tuhan saja tidak menghukum orang karena niat jahatnya kecuali setelah dia melakukannya. Itu sebabnya dalam RUU diatur ketentuan penyelidikan dimana aparat hukum tidak bisa menyadap tanpa izin ( dan atau lapor ) dari pengadilan dan tidak bisa menangkap orang tanpa pra peninjauan dari mayor hakim ( Hakim tingkat kabupaten). Dengan demikian, sejak orang itu dicurigai dan mulai disadap dan diawasi sejak itupula hak orang dilindungi oleh hukum. Disatu sisi tindakan aparat hukum dalam penyelidikan mendapat legitimasi dihadapan UU karena hasil penyelidikan berupa rekaman kaset/video/SMS dapat menjadi alat bukti dipengadilan. Jadi tidak ada sama sekali tujuan RUU KUHAP dan KUHP untuk melemahkan KPK, BNN,BNPT. Bahkan tidak mengurangi hak mereka untuk melakukan penyelidikan, termasuk menyadap. Mereka tetap sebagai otoritas untuk memberantas extra ordinary crime tapi harus dilakukan dengan cara cara professional dan smart. Tidak bisa lagi dengan cara cara mafia atau preman jalanan. Sesuai RUU, keputusan Mahkamah Agung , tidak boleh lebih berat dari putusan Pengadilan Tinggi. Hal ini didasarkan pada kewenangan MA itu sendiri yang hanya memeriksa penerapan hukum dari judex jurist. Jadi tidak bisa lagi MA menjadi lembaga paling berkuasa dan paling tak bisa dibantah.

Mengapa sekarang DPR  dan Pemerintah justru satu suara untuk mengajukan RUU tersebut dan ingin dalam waktu singkat ini RUU itu disyahkan menjadi UU? Teman ini mengatakan bahwa para elite politik yang kini berkuasa ingin agar Indonesia menerapkan UU KUHAP dan KUHP yang menjunjung HAM dan dilaksanakan oleh penegak hukum dengan pendekatan intelektual dan akhlak pengabdian untuk kebaikan, kebenaran dan keadilan.  Oh mulia sekali. Ya dengan begitu bila kelak setelah PEMILU ternyata yang unggul adalah Partai beridiologi sosialis nasionalis maka dipastikan tidak akan dengan mudah dilakukan balas dendam kepada kelompok demokrat kapitalis seperti menggunakan perangkat UU era Belanda dan Soeharto. Tetapi UU KUHAP dan KUHP yang baru ,yang mengutamakan kebaikan, kebenaran dan keadilan...sangat utopis yang tentu tidak mudah diterapkan dan cenderung membuat orang pintar semakin mudah korup dan mudah lolos. Kata saya. Teman itu tersenyum. Yang pasti harus ada kesetaraan agar tidak ada tiran. Soal kejahatan itu lebih kepada pendidikan akhlak moral masyarakat. Hukum manusia tidak bisa menyelesaikan masalah kecuali pendidikan akhlak yang berlandaskan kepada keimanan kepada Tuhan yang Maha Tahu dan Maha Berkuasa. Pendikan Agama harus pegang peranan untuk perubahan yang lebih baik.

Sunday, February 23, 2014

Fitrah pemimpin...

Saat menjelang PEMILU tiada berita tanpa opini miring tentang JOKOWI.  Opini ini bukan berasal dari mereka yang anaknya mendapatkan fasilitas Jakarta Pintar. Bukan dari mereka yang mempunya kartu Jakarta Sehat. Bukan dari mereka yang mendapatkan fasilitas Rusun. Bukan dari mereka yang lingkungannya terkena program  Kampung Deret yang menyulap perkampungan kumuh menjadi kampung yang bersih dan manusiawi. Bukan pula dari mereka yang mendapatkan kenyamanan layanan administrasi kependudukan di Kelurahan dan kecamatan. Opini miring tentang Jokowi berasal dari budayawan, politisi, pengamat dan Lembaga Survey, jaringan sosial anti Jokowi.  Opini mereka inilah yang diberitakan setiap hari, bahwa Jokowi hanya pandai blusukan tapi hasilnya tidak ada untuk perbaikan DKI. Kehebatannya tidak sehebat pencitraannya. Hati hati bahwa  Jokowi adalah agent dari Yahudi. Jokowi itu Syiah. Dia kafir. Dari berbagai berita itu,intinya hanya satu bahwa JOKOWI tidak qualified menjadi President RI. Yang qualified adalah pengusaha yang nyaris bangkrut karena hutang betumpuk atau sang Jenderal yang berpasangan dengan pengusaha yang menyerobot perusahaan teman sendiri, atau jenderal yang sepanjang karirnya memimpin Kill master Army yang hidup bergantung dari adiknya, atau Musisi yang menceraikan istrinya karena ingin menikah lagi, atau wanita tua yang tak pernah bisa memaafkan lawannya, atau para kaum muda professional dan jutawan yang tak pernah dekat secara lahir batin dengan rakyat miskin. Hanya mereka yang qualified! Bukan Jokowi.

Saya bukan Follower Jokowi, dan tentu pasti bukan orang yang selalu memuji Jokowi. Bagi saya teladan dan pujian hanya teruntuk kepada junjungan saya , Nabi Besar Muhammad SAW. Namun saya ingin kebenaran itu diungkapkan agar masyarakat bisa cerdas menilai mana  yang asal bunyi dan mana yang mengkritik untuk perbaikan. Mengapa Monorail tetap dilanjutkan sementara pengelola tidak  diganti walau tract record nya buruk.? Jawabnya sederhana bahwa Pt. Jakarta Monorail ( JM) adalah pemenang tender pengelola proyek monorail di DKI.  JM mendapatkan legitimasi dari Gubernur sebelumnya. Jokowi tidak bisa merubah atau membatalkan keputusan yang telah dibuat oleh Gubernur sebelumnya. Yang bisa membatalkan itu adalah Pengadilan. Secara hukum sampai sekarang JM tidak melakukan kesalahan sehingga bisa dianggap default. Kalau JM sampai sekarang belum bisa membangun karena memang belum ada uang. Kenapa belum ada uang? karena terbentur dengan dukungan legal dari Pemrov DKI. Bagaimana mungkin JM akan mendapatkan sumber pembiayaan sementara mereka sendiri belum legitimate sebagai pengelola karena PKS ( Perjanjian Kerja Sama) belum ditanda tangani oleh Jokowi. PKS hanya akan ditanda tangani oleh Gubernur  apabila ada financial closing. Padahal tanpa PKS engga mungkin JM bisa melakukan financial closing. Karena resikonya besar sekali. Dalam hal PKS ini Pemrov DKI mengikuti standard compliance yang mengatur tentang PPP. Ini sama saja dengan Chicken and egg. Seharusnya UU dan Peraturan mengenai PPP ini diperbaiki oleh Pemerintah pusat dan DPR agar investor lebih mudah menggalang dana. Ingat bahwa yang mangkrak bukan hanya monorail tapi ada puluhan proyek nasional stuck karena regulasi yang tidak mendukung.

Memang ketika kampanye Jokowi menyatakan dengan tegas bahwa dia tidak setuju dengan jalan toll tengah kota namun setelah jadi Gubernur Jokowi tetap melanjutkan rencana toll tengah kota. Mengapa ? jawabnya sederhana bahwa Toll dalam kota itu adalah proyek Pemerintah Pusat. Gubernur tidak berhak membatalkannya. Kalau jokowi tetap ngotot maka dia dianggap melanggar sumpah jabatan dimana dia harus tunduk dengan UU dan peraturan yang lebih tinggi. Bagaimana soal pengadaan Busway yang terkesan tidak well mangement. Harus diketahui bahwa secara UU dan Peraturan, Gubernur bukanlah penanggung jawab anggaran. Penanggung jawab ada pada SKPD yang mendelagasikannya kepada Pimpro. Penanggung jawab sebetulnya adalah Pimpro. Gubernur hanyalah pengambil kebijakan terhadap anggaran. System demokrasi bekerja efektif karena kecintaan orang kepada Jokowi sehingga media massa berhasil mengungkapkan kebobrokan management pengadaan busway tersebut. Jokowi bertindak cepat dengan memerintahkan Inspektorat melakukan investigasi dan mencopot Kepala Dinas yang terlibat dalam proyek pengadaan busway. Sampai saat ini secara administrasi belum ada kerugian negara karena pemda DKI baru membayar 20% dari harga kendaraan yang dibeli. Yang pasti dari peristiwa ini menimbulkan shock hebat terhadap jajaran SKPD bahwa mereka tidak bisa lagi main main dengan anggaran seperti era Gubernur sebelumnya. Mereka harus bekerja cepat dan efisient serta well management.Kalau tidak mereka akan tersingkir dari kompetisi karirnya.

Masalah banjir dan kemacetan seakan menjadi senjata ampuh bagi semua pihak untuk menyudutkan Jokowi padahal masalah banjir dan kemacetan di DKI tidak sepenuhnya dibawah kendali Pemrov. Inilah yang harus dipahami oleh Publik. Sarana utama pengedalian banjir seperti waduk, Kanal Barat dan Kanal Timur ,dibawah kelola Pusat yaitu Kementrian PU. DKI hanya kebagian saluran tersier dan sekunder. Soal kemacetan, tidak semua jalan di DKI dibawah kendali Pemrov,seperti  Jalan toll dalam kota yang berdampak kepada kemacetan dijalur non toll sepenuhnya wewenang Kementrian PU , dan ini termasuk gorong gorong yang ada dibawah jalan toll ,dan trotoar. Kebijakan keras terhadap pemilik kendaraan tidak bisa diterapkan cepat karena butuh Keputusan Presiden. Belum lagi kebijakan pemerintah pusat terhadap program mobil murah yang berperan besar memperumit upaya jakarta tidak macet. Makanya jangan terkejut bila program ideal yang diusung oleh Jokowi ketika kampanye melambat pelaksanaannya karena proses komunikasi dengan pusat memang tidak mudah. Karena ini berhubungan dengan politik kekuasaan dimana ada beragam partai yang duduk dipusat dan satu sama lain saling cross connecction dengan DPR,DPRD dan LSM.Sedikit saja Jokowi berlaku keras,maka serangan balik sangat kejam dan tidak peduli niat baik Jokowi  untuk rakyat Jakarta.

Sampai hari ini JOKOWI tidak pernah mengomentari wacananya sebagai capres terunggul dibandingkan dengan capres yang lain. Diapun tidak merasa bangga akan tingginya elektabilitas lembaga Survey terhadap peluangnya menjadi presiden. Karena itu tidak ada alasan yang tepat baginya untuk membalas orang yang menghujatnya, merendahkannya sampai memfitnahnya agar citranya jatuh.  Dia hanya tersenyum dengan itu semua tanpa terpengaruh sama sekali dan usahanya tetap focus bekerja keras sebagai Gubernur. Bahwa pada hari ini dia mendapatkan amanah untuk kepentingan orang banyak dan  soal besok dia tak ingin berwacana. Itu urusan Allah. Dia hanya tahu bahwa urusan jabatan baginya adalah urusan penugasan dan itu sesuai aturan ada ditangan Partai.Dalam hal ini ada pada Ibu Megawati sebagai KETUM PDIP. Dia sadar itu sebagai sikap rendah hatinya. Tapi  itulah yang membuat saingannya merasa punya peluang untuk merusak citranya dengan cara cara omong kosong. Bagaimanapun Jokowi memang berbeda dengan yang lain.Dia tidak menghujat, tidak menfitnah, tidak merendahkan orang lain, dan yang penting dia tidak korup. Seumur hidupnya tidak pernah jadi pegawai alias jongos. Dia memang  terlahir sebagai leader. itulah fitrahnya yang senantiasa dijaganya dengan akhlak islami, yaitu cinta dan kasih sayang...

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...