Thursday, January 30, 2014

Akal dan Qalbu

Ada teman yang terkena kanker. Dia telah berusaha kemana mana untuk berobat tapi tidak juga berhasil. Seseorang yang sangat dia percaya dan juga sahabat baiknya  merekomendasikannya untuk berobat kepada “orang  pintar”. Diapun datang dengan penuh percaya. Sesampai ditempat seseorang itu dia tidak dimantrai seperti layaknya dukun. Tidak diberi obat seribu macam menyembuhkan penyakit.Tidak juga diharuskan menyerahkan sesajen untuk syarat penyembuhan penyakit.Tidak pula dimintai uang didepan.Tidak!.Seseorang itu hanya melihatnya dengan seksama dan kemudian memberinya sesuatu yang terbungkus kain hitam dalam keadaan terjahit. Bungkusan itu berukuran kecil atau hanya sebesar ujung jempol. Menurut seseorang itu bahwa benda yang ada didalam bungkusan kain hitam inilah yang akan menjamin dia sembuh. Orang itu meyakinkan bahwa sejak dia menyimpan benda terbungkus kain hitam itu maka penyakit akan segera pergi dan tak akan kembali lagi. Dia percaya itu. Apalagi informasi yang dia terima bahwa sudah banyak orang sembuh karena “orang pintar “ ini. Apa yang terjadi kemudian?  Menurut teman itu , benarlah. Setelah itu penyakitnya berangsur angsur pulih.Itu bisa dia rasakan dari perubahan phisiknya dan hilangnya keluhan akan penyakit.  Tiga bulan kemudian ,penyakit teman ini sembuh total.  Itu diketahuinya setelah dia pergi ke singapore untuk General Check up. Dokter yang memvonisnya mati karena hopeless,terkejut dan menyebut bahwa dia mendapatkan miracle.!

Miracle? Dia menggenggam bungkusan kain hitam dan rasanya dia ingin menyembah bungkusan itu karena telah memberinya miracle. Tapi rasa penasarannya memaksanya untuk membuka bungkusan kain hitam itu. Setelah dia buka ikatan jahitan itu. Ternyata tidak ada apapun didalam bungkusan itu. Itu hanya lipatan kain yang tebal. Sehingga seperti ada isi didalamnya.  Rasa penasarannya membuat dia mendatangi “orang pintar “ itu. Sesampai ditempat orang pintar itu, dia tanyakan mengapa didalam bungkusan kain hitang itu tidak ada apa apa?apanya yang membuat dia sembuh?  Logikanya mempertanyakan alasan kesembuhan itu. Menurut orang pintar itu , yang menyembuhkan dirinya adalah dirinya sendiri. Ketika dia percaya “benda’ tebungkus kain hitam itu sebagai cara sembuh maka  mindset yang selama ini tertanam didalam akalnya  bahwa  sembuh apabila kedokter  dan  kanker tidak ada obatnya atau sebagian besar orang meninggal karena kanker, itu telah berubah bahwa bukan dokter penyembuh  penyakit dan kanker bisa disembuhkan dan selalu ada harapan.  Keyakinannya itu membentuk cloud didalam otaknya sehingga terbentuk mindset baru,bahwa segala galanya akan baik baik saja.Dia merasa punya harapan lagi. Ketika dia punya harapan dia menjadi dirinya yang baru. Yang sebelumnya telah membuat cahaya dirinya mengabur seiring hilangnya harapan. Mindset baru itulah yang membuat GEN positip dalam DNAnya selalu menyala  untuk melakukan recovery sel yang rusak.

Teman saya melanjutkan ceritanya. Apa yang dilakukan oleh orang pintar itu adalah cara smart untuk mengembalikan orang percaya kepada qalbunya. Percaya kepada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh akal. Bahkan semakin tidak rasional semakin baik itu. Karena penyakit moral, penyakit sosial,penyakit phisik selama ini terjadi karena orang tunduk dengan akal dan pikirannya.  Tanpa qalbu selalu akal dan pikiran membuat orang semakin lemah dan renta dengan persoalan  yang justru terjadi karena persepsinya yang salah. Akal dan pikirannya yang membuatnya tersesat. Dan memang dalam kehidupan ini bila bergantung  kepada akal adalah kebodohan yang sia sia.  Kemudian orang “pintar itu” menyarankan kepada dia bahwa setelah dia tahu bahwa didalam bungkusan kain hitam itu tidak ada apa apa maka mulailah dia mengenal kekuatan dalam dirinya sendiri yang bisa melahirkan miracle. Bagaimana caranya? “orang pintar “itu berkata sebetulnya bahwa ada sesuatu dalam bungkusan kain hitam itu tapi dia tidak bisa melihatnya namun bisa dirasakan lewat keimanan. Ketika dia percaya maka itu akan menjadi kekuatan yang bisa menjadi ‘miracle bagi orang yang mentuhankan Akal dan pikirannya. Nah, kini ,kata orang pintar itu bahwa dia harus merubah persepsi benda didalam bungkusan kain hitam itu adalah Qalbu nya. Dia harus percaya kepada Qalbunya setiap dia akan melakukan kreasi dengan akalnya. Untuk itu dia harus percaya kepada Allah.

Jadi bila kita beriman kepada Allah maka akal kita hanya menuntun kepada kebaikan dan kebeneran.Kehidupan ini terasa  indah karena tidak pernah kawatir tubuh akan sakit walau tak punya asuransi. Tak pernah kawatir tidak makan walau khidupan semakin sulit.Tidak pernah kawatir akan masa depan walau kegagalan datang silih berganti,tidak akan kawatir akan penyakit walau berat sekalipun. Karena iman kepada Allah yang pasti melindungi.Itulah kehebatan akan keimanan sebagaimana Allah berfirman “Tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada iman, dan menjadikan iman itu indah di dalam qalbu kalian, serta menjadikan kalian benci kepada kekufuran, kefusuqkan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [QS. Al-Hujurat: 7]...


Thursday, January 23, 2014

Mencintai...?

Dulu waktu SMA saya pernah membaca novel yang berjudul “ I lied “ (saya berbohong). Novel itu saya beli dari toko buku bekas di pasar loak. Saya sengaja membeli Novel berbahasa inggeris karena ingin melancarkan kemampuan membaca dalam bahasa inggeris. Setiap kalimat saya harus kuasai betul dan bila tidak mengerti saya harus buka kamus. Itu sebabnya saya tidak pernah lupa kisah dalam novel itu. Entah mengapa kemarin di bandara saya menemukan buku yang sama dalam bahasa inggeris tapi itu terjemahan dari novel bahasa francis.Anehnya ceritanya percis sama. Apakah ini plagiat. Ah bukan urusan saya. Cerita novel itu singkatnya adalah seorang wanita yang sangat mencintai pria idamannya. Wanita ini bukanlah wanita istimewa sehingga mudah membuat pria tertarik. Masalalu wanita ini juga tidak bagus karena dia pernah dikecewakan oleh pria yang dicintainya.Pria itu pergi setelah berhasil merenggut keperawanannya. Tapi dengan kekuranganya itu, tidak membuat dia merasa tidak pantas untuk mencintai seorang pria. Baginya mencintai bukanlah dosa dan karena itu tidaklah naif. Bila cinta tidak berbalas juga bukanlah hina karena pemberi cinta sesungguhnya adalah Tuhan.Tuhan yang membenamkan panah cinta itu kedalam hati manusia yang karenanya membuat manusia nyaman. Tidak semua cinta itu dibentangkan karpet merah yang sehingga orang yang dicintai otomatis menerima.Tidak! Tuhan punya caranya sendiri untuk bertautnya cinta itu. Yang pasti is not easy. It is true love. Ada perjuangan panjang untuk meraihnya.

Selanjutnya, benarlah, awal pertemuan dengan pria itu disebuah klinik dan berlanjut menjadi persahabatan. Pria itu bercerita bahwa dia sedang jatuh cinta kepada wanita lain dan wanita itu memberikan dorongan semangat untuk dia harus berjuang mendapatkan wanita idamannya itu. Namun berjalannya waktu, pria itu datang kepadanya bahwa dia gagal dengan cintanya. Wanita idamannya lebih mencintai pria lain. Pria itu down. Wanita sahabatnya memberikan semangat untuk dia bangkit kembali dan mencoba melupakan masa lalunya. Kadang kita harus menemukan banyak wanita yang salah untuk menemukan wanita yang tepat untuk jodoh kita. Dalam kekosongan itulah, pria itu mulai merasakan bahwa dia berhutang terhadap wanita sahabatnya ini. Mengapa ? Ketika dia dalam keadaan gundah, wanita itu menentramkan bukan bertanya. Ketika dia bersalah, wanita itu meluruskan bukannya menyalahkan. Ketika dia  tak bisa menjawab maka hati wanita itu yang menjawab. Ketika dia dalam keadaan lemah,wanita itu menguatkannya. Kecintaan wanita itu bukan hanya mempercayainya tapi bagaimana ia bersikap terhadapnya. Dan itu hanya ketulusan untuk sepatah kata bahwa cinta adalah cinta. Namun mereka bukanlah sepasang kekasih tapi hanyalah sepasang sahabat. Pria ini berusaha untuk merobah keadaan persahabatan menjadi kekasih namun selalu gagal. Hatinya tidak pernah bisa berkiblat dengan wanita itu. Namun dia sangat peduli pada wanita itu.  Hal ini tentu dirasakan oleh wanita itu, yang merasakan bahwa pria itu tidak pernah jatuh cinta dengan dia kecuali hanyalah sebatas teman. Itu sangat menyedihkan namun juga bukanlah dosa apalagi salah.

Disuatu senja pada suatu taman yang temaram , pria itu menatap wajah wanita itu , dan kemudian menghujam matanya. Seakan pria itu sedang mencari sesuatu dikedalaman mata wanita itu untuk menembus hati terdalamnya namun entah mengapa dia seperti masuk kelobang hitam. Namun senyuman wanita itu membuat dia nyaman untuk berkata lembuh” bolehkan aku melamarmu menjadi istriku”. Wanita itu terdiam dan akhirnya menangis. Yang ditangisi wanita itu adalah cintanya bertaut namun dia tak ingin pria itu kecewa dengan masa lalunya bahwa dia bukan lagi gadis suci. Pantaskah dia menjadi seorang istri dengan kekurangannya itu? Apakah dia harus berterus terang dan siap menerima kenyataan pria itu pergi setelah mengetahui keadaannya? Atau dia harus berdusta dan membiarkan yang terjadi biarlah terjadi.Dia siap menanggung resiko. Rasa cintanya yang begitu hebat membuat wanita itu lebih memilih untuk berbohong dan ikhlas menerima kenyataan kelak apabila pria itu pergi dengan kekecewaannya. Benarlah perkawinan terjadi. Berlalunya waktu,perkawinan itu melewati tahun demi tahun sehingga puluhan tahun.Mereka telah dikaruniawi sembilan anak dengan 25 cucu.  Sejak malam pertama dan selama usia perkawinan mereka, pria itu tidak pernah bertanya tentang keperawanan kepada wanita itu.Padahal wanitaitu tahu betul bahwa pria itu tidak bodoh untuk membedakan mana prawan dan mana tidak. Pria itu tidak peduli dan hari hari berlalu begitu saja.

Diusia senjanya , pria itu mulai sakit sakitan. Wanita itu selalu setia merawat suaminya sampai sembuh.Pada lain waktu,  wanita itu jatuh sakit dan ketika menjelang ajal wanita itu berkata kepada suaminya “ aku telah berbohong kepadamu selama usia perkawinan kita. Aku minta ridhomu dengan memaafkan aku. Aku ada  rahasia yang harus kamu tahu dari mulutku..”namun pria itu menutup mulut istrinya dengan jarinya sambil berkata “tidak ada rahasia diantara kita. Ketika aku memilihmu sebagai istri , aku sadari itu bahwa kamu bukanlah wanita pilihanku tapi kamu adalah takdirku. Kau adalah pilihan dari Tuhanku untuk membuatku sempurna.  Aku bisa merasakan bahwa ketika kau menjadi istriku saat itu juga kau tidak lagi memiliki dirimu.Kau telah menjadi miliku, milik anak anakmu dan cucumu.Kau berkorban seumur hidupmu. Selama usia perkawinan kita, kau telah menempatkan dirimu begitu sempurnanya sebagai belahan jiwaku. Kau tidak pernah meminta kecuali memberi dan memberi. Aku tahu bahwa setiap detak jantungmu adalah doa untukku,yang hanya berharap kebaikan untukku. Bagiku, cintamu lebih dari segala galanya. Karena seburuk apapun masalalumu, doamulah yang paling tulus untukku dan Allah tidak pernah mengabaikan doa yang tulus itu.” Wanita itu menangis haru mendengar kata kata suaminya dan meninggal sambil tersenyum untuk kembali kepada sang Pemberi Cinta sesungguhnya. Wanita itu telah menjadi sempurna hidupnya karena memang dia design oleh Allah untuk mencintai orang lain...

Monday, January 20, 2014

Jakarta banjir lagi...

Kemarin di Masjid Istiqlal saya bertemu dengan kenalan dan ngobrol sambil menanti waktu sholat maghrib.  Saya yakin dia bukan orang terdidik baik dari golongan menengah atas namun dia cukup cerdas sebagai penduduk jakarta. Mengapa saya bilang cerdas? Karena dia bisa bertahan dan surivive di Jakarta. Hanya orang cerdas yang bisa survive di Jakarta. Menurutnya Jakarta banjir sejak zaman Belanda. Semua tahu itu. Karena banjir sudah menjadi tradisi tahunan bagi rakyat DKI maka mereka hadapi dengan ikhlas sebagai sebuah rutinitas seperti layaknya mendapatkan pemimpin yang selalu brengsek disetiap lima tahun sekali. Tapi mengapa sekarang Banjir menjadi berita hebat dan selalu muncul di media TV dan dibicarakan oleh semua elite politik? Seakan semua peduli akan nasip derita rakyat Jakarta?  Karena seorang Jokowi maka peristiwa rutin yang hampir tidak pernah dipedulikan secara hati oleh pemimpin sebelumnya kini menjadi marak. Orang baru tahu bahwa Jakarta itu korban dari salah urus dan salah asuh oleh pemerintah. Antara pusat dan daerah punya kepentingan dan arogansi terhadap  Jakarta. Tahukah  anda bahwa wewenang menjaga fungsi Waduk, urusan 13 sungai besar yang berhulu di provinsi lain dan melintasi Jakarta, wewenang pengelolaannya ada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum. Adapun Pemerintah Provinsi Jakarta hanya memiliki kewenangan pada sungai kecil, saluran penghubung, dan saluran mikro saja. Padahal sumber banjir itu ada pada kehandalan management kanal barat dan kanal timur serta waduk. Demikian katanya kepada saya dengan penuh yakin, seyakin dia mendapat tahu dari media massa.

Teman saya direksi BUMN mengatakan bahwa mental birokrat dari pemerintah pusat dan Gubernur sebelumnya sangat ketal sehingga terkesan suka menunda nunda menyelesaikan masalah, hingga masalah Jakarta menjadi besar dan sangat besar yang tak mungkin diselesaikan dengan cepat kecuali ada revolusi sistem. Namun semua tahu bahwa di republik ini tidak akan ada tindakan cepat demi perbaikan dan keadilan,apalagi kalau sudah menyangkut wewenang maka tidak mudah dibicarakan. Pejabat indonesia keberatan wewenangnya diambil namun kalau ada masalah sangat pandai excuse seakan lari dari tanggung jawab. Maklum setiap wewenang berhubungan dengan anggaran dan itu berhubungan dengan “bidang basah".Selama setahun Jokowi berusaha untuk beradaptasi dengan situasi pengelolaan ibukota yang brengsek ini. Semua tahu bagaimana waduk Pluit diselesaikan oleh Jokowi padahal itu wewenang Pemerintah Pusat.  Memang tidak mudah! Namun dia berusaha untuk berdamai dengan realitas bahwa dia bagian dari sistem yang brengsek itu. Banyak program solutif untuk mengatasi banjir namun pelaksanaannya selalu terbentur birokrasi hubungan Pusat dan Daerah. karenanya memang tidak banyak yang bisa dia perbuat namun walau kecil yang baru dia lakukan dalam usia setahun kekuasaannya telah berhasil membuat perubahan significant. Titik banjir di zaman Foke awalnya 78, berkat ada  Banjir Kanal Timur,  turun jadi 62. Zaman Jokowi turun lagi jadi 45 dan sekarang sudah 35 titik ,setengah titik wilayah banjir berkurang. Ini prestasi yang sangat besar. Sangat besar. Kenalan yang saya temui di masjid istiqlal itu mengatakan bahwa biasanya didepan istiqlal ini banjir sampai ke pasar baru tapi sekarang sudah tidak ada lagi.

Ketika banjir datang , Jokowi selalu hadir ditengah tengah rakyat.Dia berdialogh dengan rakyat dan ikut terlibat langsung memberikan bantuan kepada korban banjir. Dia tidak sedang mencari popularitas namun kuli media selalu  mengikuti kemana dia pergi. Dia hanya ingin tahu keadaan rakyatnya.Tidak perlu kata kata untuk mengungkapkan perasaan berasalahnya dihadapan rakyat,seperti yang diinginkan oleh Amin Rais. Dengan kehadirannya seiap hari ditengah korban banjir dan mimik wajahnya sudah cukup menggambarkan betapa dia sangat sedih dan bersalah karena dia ada didalam sistem kekuasan negeri ini yang membuat rakyat jadi korban akibat kebijakan yang tak pernah serius berpihak kepada rakyat kecil. Tak sedikit dia diserang oleh para politisi dengan kata kata tendesius namun tidak satupun dia tanggapi. Dia ikhlas dijelekan dan dianggap gagal membangun jakarta. Dia tidak membela diri kecuali menyampaikan fakta adanya bahwa banyak hal yang harus dikerjakan untuk jakarta dan itu tidak akan selesai dengan berpolemik kecuali bekerja keras untuk itu. Ciri khas pemimpin yang baik adalah ketika masalah terjadi , dia tidak sibuk mencari cari kambing hitam tapi sibuk mencari solusi dan berbuat karena itu.Dia selalu berpikir positip bahwa pada posisi tersulitpun akan selalu ada jalan bagi orang yang berniat baik, apalagi orang yang diberi amanah untuk memimpin orang banyak. Setidaknya pada moment banjir ini dia punya kesempatan baik untuk berdialogh dengan rakyat agar jangan lagi menolak bila direlokasi ketempat RUSUN.Jangan lagi terprovokasi oleh petualang LSM yang dimanfaatkan oleh spekulan tanah untuk menarik keuntungan pribadi.  Saatnya patuh kepada pemimpin kalian. Karena sebagian besar yang jadi korban banjir adalah kalian yang tinggal dibantaran kali, kaum pinggiran. 

Seharusnya elite politik ikut memberikan dukungan moral kepada Jokowi agar tabah menghadapi tantangan jakarta dan ikut memikirkan solusi dalam bentuk produk legislasi yang sehingga memungkinkan masalah banjir dapat dikelola dengan cepat , akurat dan terpadu. Tidak ada lagi terkesan tidak ada koordinasi antara pusat dan DKI. Seharusnya LSM berbasis agama,sosial maupun  budaya, termasuk KOMNAS HAM ikut mencerahkan rakyat untuk mau keluar dari wilayah bantaran kali dan waduk. Mau berela hati ditertipkan lewat program relokasi yang dicanangkan oleh Jokowi, sehingga bantaran kali dan waduk akan lebih mudah ditata dan program penangkalan banjir dapat terlaksana tanpa hambatan apapun dari segi pembebasan tanah. Sudah saatnya semua elemen masyarakat,elite politik untuk menjadikan program  Jakarta Baru sebagai program cinta bagi semua, bukan untuk PDIP, Garindra, tapi untuk rakyat Jakarta. ! bisakah? 

Sunday, January 12, 2014

Krisis moral pemimpin

Sejak Krisis mortgage tahun  2008  sampai hari ini AS tetap tidak bisa keluar dari krisis.Bahkan menempatkan AS dalam krisis baru yaitu krisis hutang. Artinya berbagai upaya terbaik dari para akademis terbaik lulusan universitas terbaik di AS telah gagal. Dampaknya dunia berhadapan dengan ketidak pastian pertumbuhan ekonomi. Bayang bayang  2014  akan terjadi krisis baru di kawasan emerging market seperti Indonesia dan lainnya sudah nampak. Mengapa ? Saya teringat ungkapan dari Jeffrey T. Kuhner , ia adalah kolumnis dari The Washington Times, yang dalam kolom nya mengomentasi bahwa krisis ekonomi terjadi karena krisis moral kepemimpinan di AS. Ini terjadi disemua level kepemimpinan di AS. “ We are now facing more than just a financial mess; almost every other major institution is under threat. The political system is adrift; public schools are failing; the borders are porous; the intelligence agencies are dysfunctional; the inner cities are infested with drugs and gangs; the family is broken; and millions are fleeing their churches. In most of our institutions there is poor leadership. A survey by Harvard's Center for Public Leadership revealed 77 percent of Americans believe the country faces a leadership crisis; this is prevalent across 12 different institutions and leadership groupings. In the survey, Congress, the executive branch, the business community and the media ranked in the lower echelons. Democratic capitalism is based on widespread social trust - especially, trust in leaders. Without this confidence, the whole system threatens to unravel. The solution is not more government regulation; it is moral and spiritual renewal. “

Jeffrey T. Kuhner adalah  kolumnis yang disegani di AS.Ungkapan tersebut diatas ingin menyadarkan public AS bahwa krisis terjadi harus disikapi secara fundamental terhadap akar masalah. Dana talangan tidak akan menjamin perbaikan ekonomi AS. Ini hanya mengobati rasa sakit tapi tidak menghilangkan sumber penyakit. Biang penyakit sebenarnya adalah ada pada kemorosotan moral para pemimpin AS. The solution is not more government regulation; it is moral and spiritual renewal.  Teman saya yang bekerja sebagai fund manager di New York mengatakan bahwa Krisis ekonomi AS saat ini lahir dari krisis spiritual. Sejarah modern AS dibangun di atas kebohongan yang mengatakan bahwa kemakmuran, ketenaran, dan kecanduan belanja adalah rahasia menuju kebahagiaan. Setiap hari media massa mengiklankan untuk  orang menjadi rakus dan tamak. Tidak punya uang ? ,canal berhutang disediakan dari Credit card yang sehari settle sampai dengan kredit perumahan yang sehari juga settle.Semua rakyat terbiasa dan akhirnya terlatih berhutang untuk mendapatkan kebahagiaan melalui berkonsumsi.  Pada waktu bersamaan para pemimpin larut dengan cara yang sama yaitu menyelesaikan masalah anggaran dan belanja melalui berhutang. Mereka bangun citra kepemimpinan melalui pertumbuhan ekonomi  lewat berhutang sampai pada titik tidak lagi layak berhutang. Karena sudah diatas ambang kepatutan untuk menerima hutang namun ini terus dipaksakan walau tidak rasional. Memang mereka tidak peduli.

Berbad abad yang lalu ini sudah dikawatirkan oleh para filsup tentang munculnya krisis spiritual. Deskripsi Plato dalam Republik, yang menyebutkan bahwa ada tiga bagian dari jiwa manusia yaitu hasrat, akal, dan thymos/gairah. Ketiganya saling bertautan dan menjadi dasar dari segala tindakan, tetapi disitu Plato lebih menekankan pada implikasi dari hasrat. Jika kita kontekskan deskripsi Plato ini tepat untuk mengidentifikasi beberapa persoalan seperti halnya demoralisasi kepemimpinan di Indonesia, dimana para pemimpinnya seringkali memiliki ‘hasrat’ yang ‘luar biasa’, salah satunya dalam mengendalikan negara ini. Sejalan dengan deskripsi Plato, dalam Terminologi Kant menyebutkan bahwa fungsi akal budi dalam moralitas dipengaruhi, salah satunya, oleh konsepsi tentang kategori—atau disebutnya sebagai ‘motif memuaskan hasrat sebanyak mungkin’. Sama seperti penekanan Hegel tentang ‘hasrat pengakuan’, atau lebih jelasnya disebut Hume sebagai ‘budak nafsu’. Para pemikir sekular tahu percis bahwa ada yang cacat dalam sistem yang mereka tawarkan dan itu lebih kepada akhlak dari manusia itu sendiri. Islam datang bertujuan merubah akhlak manusia untuk menjadi pemimpin yang baik ,baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Namun entah kenapa keberadaan agama ini tidak diakui sebagai platform  politik untuk memastikan manusia dan Agama tidak pernah terpisah dalam dimensi apapun. Mungkin karena tahu agama membuat jarak nafsu baik dan nafsu buruk, maka agama harus dihilangkan agar yang baik dan buruk bersatu untuk lahirnya isme abu abu, yang menipu dan menyesatkan. Ini yang membuat demoralisasi pemimpin terjadi...

Tahun 2014 ini keadaan ekonomi  akan sangat sulit. APBN  2014 telah mengalokasikan dana stimulus seperti  ketika tahun 2008. Jadi tingkat kekawatiran krisis dalam negeri sudah pada titik siaga 5. Just the matter of time will come.  Mengapa ? Percis yang terjadi di AS seperti  yang dikatakan oleh  Jeffrey T. Kuhner , bahwa  krisis itu terjadi karena krisis moral para pemimpin disemua level.  Menurut saya saat sekarang Indonesia sedang  disimpang jalan, bahwa ternyata ada yang salah dengan ‘keimanan’ kita, dan disitu tragis-bahkan ‘ayat-ayat’ yang dibacakan beribu kalipun ternyata sudah tidak sanggup menghalau laju demoralisasi ini (bahkan ikut memproduksi). Disanalah ia telah melegitimasi lahirnya generasi politik dan ‘negarawan labil’ yang tidak lagi memiliki kearifan sebagaimana agama menuntun. Ini berarti kita semua sedang mengalami transisi dalam demokrasi, yang mana telah memfasilitasi bangkrutnya nilai nilai agama dan  spiritual kebangsaan. Maka tepat kiranya ungkapan bahwa “kita telah kehilangan banyak kepastian lama dan hanya memiliki sedikit kemungkinan baru”. Saatnya perkuat spiritual kita terlebih dahulu agar kita bisa memiliih pemimpin yang punya spiritual tinggi , yang tidak akan menjadikan “uang melahirkan kekuasaan dan kekuasaan melipat gandakan uang,kecuali pengabdian yang tulus untuk cinta dan kasih sayang.

Saturday, January 04, 2014

Berdoa dan berbuat...


Nothing to impossible. Demikian kata teman saya. Dia katakan itu bahwa bagaimana mungkin China yang tahun 70an adalah negara yang penduduknya berseragam buruh dan tani akhirnya kini menjadi kekuatan ekonomi nomor dua didunia. Satu demi satu perusahaan strategis Amerika jatuh ketangan China. Padahal AS mempunyai sistem moneter yang solid sehingga dapat diakses dengan mudah sebagai financial resource. Namun benteng pertahanan itu hancur oleh katamakan dan tak berdaya ketika mendapat serangan bergelombang dari kekuatan ekonomi China untuk meng akuisi apa saja yang dibanggakan oleh AS. Berita terkini, New York TImes, sebagai media bergengsi, sebagai lambang kekuatan keempat dalam sistem demokrasi di Amerika, kinipun akan diambil alih oleh China. Bagaimana China bisa tumbuh begitu cepat dan unggul menaklukan negara besar seperti Amerika dan Eropa. Padahal china adalah negara komunis yang sangat minim pemahaman agamanya,yang sangat berbeda dengan negara lain yang sangat kuat pemahaman agamanya. Utamanya negara yang mayoritas berpenduduk Islam ,mereka tetap berada dibawah taklukan Amerikan dan Barat kecuali Iran. Apakah Tuhan sedang memanjakan China dan mengacuhkan  negara lain? tanyanya. Menurut saya bahwa kesuksesan china adalah ia dipimpin oleh pemimpin yang baik yang mampu membuat rakyatnya menjadi sebaik baiknya rakyat. Itulah yang membuat China unggul.Ini sunatullah.

Dulu ketika Rasul masih hidup dan tinggal di Madinah, berkata "bahwa Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Padahal ketika itu, Konstatinopel adalah sebuah kerajaan yang dilengkapi dengan tentara terlatih dan dikelilingi oleh tembok kota yang sulit ditembus dengan tekhnologi yang ada pada saat itu. Dan lagi, ketika Rasul berkata itu, umat islam sedang dalam posisi hidup mati menghadapi serangan kaum kafir qurais,yang selalu terancam. Namun Sabda Rasul itu diyakini oleh para pengikutnya kecuali kaum yahudi. Mereka tahu bahwa apapun perkataan Rasul adalah bersumber dari Allah. Keimanan kepada Allah ,juga adalah keimanan kepada Rasul.  Kata kata Rasul itu dicatat dengan rapi oleh para sahabatnya, dan menjadi inspirasi hebat bagi para pejuang islam setelah Rasul wafat. Mereka ingin menjadi orang terpilih membuktikan sabda Rasul itu.Berkali-kali usaha ini dilancarkan, di antaranya: upaya penaklukan benteng Konstantinopel yang di lancarkan di zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan di bawah komando anaknya Yazid. Turut serta dalam pasukan ini Abu Ayyub al-Anshari, seorang shahabat Rasulullah yang pemberani. Namun usaha ini menemui kegagalan. Abu Ayyub al-Anshari akhirnya gugur ketika mengikuti pertempuran ini.

Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khalifah Umayyah, Khalifah Abbasiyyah, termasuk di zaman Khalifah Harun Arrasyid. Setelah kejatuhan Baghdad 656 H, upaya penaklukan Konstantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur terutama kerajaan Seljuk. Pemimpinnya Alp Arselan berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonus, pada tahun 463 H. Akibatnya sebagian besar wilayah kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk. Beberapa usaha untuk menaklukkan Konstantinopel juga dilakukan oleh para pemimpin Daulah Utsmaniyyah termasuk Sultan Murad II yang pernah melakukan beberapa kali pengepungan ke benteng tersebut. Demikianlah upaya untuk meraih  the dream come true dari pejuang islam. Semua mengalami kegagalan dengan korban para syuhada yang tidak sedikit.  Mereka berbuat dan mereka gagal. Mengapa gagal? Apakah Allah tidak meridhoi perjuangan menjatuhkan konstatinopel itu? Dimana pertolongan Allah? Kata teman saya. Saya katakan bahwa hadith itu adalah code tentang cara menjadi pemenang. Code ini tidak pernah dipahami oleh pejuang islam. Mereka hanya dibutakan oleh keimanan akan sabda Rasul. Namun akibat kegagalan berkali kali menyerang Konstatinopel, Sultan Murad II menyadari dan paham akan code dibalik hadith Nabi itu bahwa dia tidak qualified untuk menjadi penakluk. Bahwa kemenangan itu hanya mungkin bila pemimpinnya baik dan rakyatnya juga baik. Dia tidak sebaik yang dimaksud oleh hadith Nabi. Untuk itu dia focus untuk mengawali rencana penaklukan itu dari mendidik putranya dari usia balita untuk menjadi penakluk. Putranya itu bernama Muhammad Tsaniy,yang belakangan dikenal dengan Sultan Muhammad Al Fatih.

Sedari kecil, Muhammad Al Fatih sudah didik dengan baik oleh orang tuanya agar memenuhi qualifikasi yang disabdakan oleh Nabi. Dia diserahkan kepada guru terbaik untuk mendidiknya menjadi terbaik. Gurunya adalah Syeikh Aaq Syamsuddi. Nama asli Syeikh Aaq Syamsuddin adalah Muhammad bin Hamzah al-Dimasyqi al-Rumi. Dilahirkan di kota Damaskus, negeri Syam, pada tahun 792 H/1389 M. Nasabnya bersambung dengan Abu Bakar al-Shiddiq r.a. Ia seorang ahlussunnah berasal dari negeri Syam. Ia mengajari Muhammad al-Fatih berbagai disiplin ilmu dasar, yaitu al-Qur’an, al-hadits, Fikih dan bahasa Arab. Disamping itu Muhammad Al Fatih juga mendapatkan ilmu pengetahuan umum dari guru lainya. Sehingga dia mendapatkan pengetahuan yang luas dibidang agama dan umum. Dalam usia 8 tahun dia sudah hafal Al Quran. Dia juga mendapatkan ilmu hikmah dari sejarah para pemimpin sebelumnya yang berusaha menjadi penakluk konstatinopel namun gagal. Gurunya meyakinkannya bahwa dialah sang penakluk sebenarnya. Keyakinan ini ditanamkan bahwa dia harus menjadi yang terbaik dari sisi akhlak untuk menjadi teladan rakyatnya , agar rakyatnya juga menjadi rakyat yang terbaik.Hanya dengan cara itulah hadith Nabi itu akan menjadi realita. Dari sejak remaja kemuliaan akhlak Muhammad Al Fatih memang sudah mendapat pujian dari banyak orang. Dia juga cerdas dan menguasai 6 bahasa. Itu sebabnya dalam usia remaja , Sultan Murad II menyerahkan tahta kepadanya.

Ketika Muhammad Al Fatih naik tahta maka segera dia menyusun rencana penaklukan. Pemahamannya  tentang sejarah masa lalu dari kegagalan para pejuang islam merebut konstatinopel dipelajarinya dengan seksama untuk ia mendapatkan hikmah. Ia membuat rencana serangan itu dengan hati hati dan penuh perhitungan tanpa terkesan terburu dan bernafsu. Dia juga mendidik pasukannya untuk dekat kepada Allah, dengan melakukan sholat berjamaah wajib maupun sunat. Tujuannya agar kekuatan tempur bukan hanya karena kekuatan phisik tapi kekuatan spiritual untuk niat karena Allah. Berkali kali serangan dilakukan ke benteng pertahanan konstatinopel berkali kali gagal dengan korban tak terbilang namun tidak membuat surut semangat Al Fatih untuk terus melangkah maju dengan tekadnya. Kesabarannya sangat luar biasa. Muhammad Al Fatih berhasil menaklukan konstatinopel.  Ketika dia dan pasukan masuk kota konstatinopel , dia tidak menzolimi mereka yang kalah, tidak membunuh musuh yang menyerah. Perang hanya bertujuan untuk menegakan keadilan, menyampaikan kebenaran ilahiah dan selanjutnya yang dikedepankan adalah kasih sayang. Dia tidak memaksa umat kristen berpindah agama islam. Semua penduduk konstatinopel mendapatkan perlindungan dari sultan,walau mereka berbeda. Kabar gembira yang di sampaikan Rasul delapan abad yang lalu terbukti sudah. Bahwa konstatinopel jatuh ketangan umat islam dan itu dilakukan oleh pemimpin yang sangat baik dan didukung oleh pasukan yang juga sangat baik. Ini harus menjadi hikmah bagi umat islam sekarang bahwa hanya pemimpin yang baik yang bisa mendidik rakyat menjadi baik, dan menjadi pemenang.  Jadi berhentilah berdoa bila malas berbuat dan ragu melangkah.

Saturday, December 28, 2013

Tengelamnya kapal Van Der Wijk

Dengan wajah yang berlinang air mata , Aku dan dirimu berjanji di tepian danau. Kemanapun aku pergi kau akan menanti diriku selamanya. Akan menjadi pedamping hidupku”,Demikian penggalan dialogh antara Hayati dan Zainuddin dalam filem Tengelamnya kapal Van Der Wijk. Film ini memang memancing emosi bagi siapa saja yang menonton. Tak bisa menahan,  air mata akan jatuh beriinang. Saya dapat merasakan gemuruh perasaan  hati para penonton itu.  Itu manusiawi. Betapa tidak. Semua orang selalu ingin rencananya yang berlaku. Padahal dalam kehidupan ini sehebat apapun rencana manusia pada akhirnya Allah lah yang menentukan. Film diangkat dari Novel buah karya Hamka. Saya membaca novel ini usia 14 tahun waktu SMP. Hamka berhasil mengangkat  hakikat kehidupan itu dalam Novel Romance bernilai sastra tinggi. Dia bagaikan Khalil Gibran yang mengungkapkan rahasia Allah lewat karya sastra. Hamka begitu apiknya menyampaikan pesan agama dalam bentuk metapora kisah percintaan antara Zainuddin dan Hayati.  Bahwa manusia terlalu lemah ketika dia berharap cintanya kepada manusia. Bagaimanapun cinta manusia selalu subjective. Sehebat apapun cinta manusia akan selalu tidak siap bila harus berkorban karena cinta itu. Banyak yang tegar berkata cinta namun tak banyak yang siap bila cinta harus berbagi atau pergi ketempat lain.

Perkawinan dan persahabatan dua hal yang bernilai dihadapan Allah walau konteks berbeda. Dua duanya dibangun karena cinta. Namun hakikatnya adalah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah. Sebelum akad nikah terucapkan maka hubungan hanyalah sebatas persahabatan. Persahabatan pun bukanlah sesuatu yang tak bernilai. Dihadapan Allah, persahabatan punya nilai sangat tinggi. "Dimanakah mereka yang saling mengasihi karena Aku? Pada hari ini tdk ada naungan kecuali naunganKu. Aku akan melindungi mereka dalam naunganKu.” (HR. Muslim dari Anas ibn Malik ra). Persahabatan karena Allah selalu menunjukan kebaikan bukan menyalahkan. Selalu bersabar dengan kekurangan kita namun juga pelindung kita dalam kebodohan. Selalu berprasangka baik dan mendoakan untuk kebaikan. Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya. Sementara hubungan suami istri terpaut karena perintah Agama. Suami setia kepada istri atau istri setia kepada suami maka itu hanya mungkin tercipta bila keduanya berikrar setia kepada Allah. Bahwa tidak ada yang mereka cintai selain Allah. Kalaupun suami mencintai istri dan setia karena dia mencintai Allah begitupula sebaliknya. Bila perkawinan, persahabatan terjadi bukan karena Allah maka yang ada hanyalah teman ketika tertawa dan pergi ketika kita menangis.  Istri yang berkata sayang ketika abang ada uang dan pergi ketika abang  jatuh miskin. Seperti itulah hakikat cerita yang ingin Hamka ungkapkan kepada pembaca novelnya dan kini kepada penonton film

Zainuddin sebagaimana manusia pada umumnya tidak siap bila cinta tidak berujung kepada perkawinan. Dia meradang kesedihan ketika mengetahui Hayati telah bersama pria lain. “Kau bertemu laki-laki lain yang lebih segala-galanya dariku. Kau pergi begitu saja di saat aku berharap besar ingin bersamamu. Pertemuanmu dengan laki-laki lain membuat dirimu harus terpikat dengannya. Apapun alasannya, permintaan orang di sekitarmu untuk memilih dirinya. Sehingga dirimu memilih untuk mengingkari janji antara diriku, dengan dirimu yang akan menjadi pasangan kelak di kemudian hari.” Dua bulan Zainuddin jatuh sakit karena itu dan baru dapat sadar setelah mendapat nasehat dari seorang sahabatnya yang bukan ahli agama. Bahwa cinta bukanlah melemahkan. Tapi menguatkan agar bisa belajar dari kisah pilu masa lalu. Zainuddin harus menerima kenyataan harapanya tidak bersua dengan kenyataan.Dia harus mengubur masa lalunya dan pergi menjauh dari Hayati. Dengan itu dia bisa membuka lembaran baru. Namun kenangan tentang Hayati tidak pernah surut.Kekuatan cintanyalah yang membuat dia mampu menulis kisah roman sehingga mengantarkannya sebagai penulis terkenal. Dia telah menjadi pria sukses karena kisah masalalunya yang terusir dari ranah minang. KIsah pilu yang menyayat hati karena wanita pujaanya yang pergi melupakan janji setia.  Hidupnya berubah seiring semakin terkenal namanya. Dia tidak lagi pemuda miskin yang dicampakan wanita karena kemiskinannya. 

Namun kembali Hamka memperlihatkan kehebatannya membangun kisah hikmah. Ketika Hayati dan Zainuddin bertemu kembali di Surabaya. Kisah lama besemi kembali dalam nilai nilai persahabatan diantara mereka. Zainuddin berela hati menolong Hayati dan suaminya yang ditimpa kesulitan.  Hayati berutang budi kepada Zainuddin. Ketika suami Hayati meninggal dunia maka Zainuddin sangat menentukan keadaan untuk menjadikan Hayati sebagai istri. Tapi entah kenapa dia tak bisa melupakan masalalunya yang terluka karena pengkianatan cinta Hayati. Dengan berat, dia minta Hayati untuk menjauh dari hidupnya. Hayati harus pulang kampung. Bagi zainuddin masalalu biarlah berlalu. Namun ketika Hayati telah pergi dari hadapannya, Zainuddin menyesal. Kalau dia bisa melupakan masalalu ,mengapa dia tidak berdamai untuk  hari ini? Setidaknya memaafkan Hayati dan membiarkan Hayati dekat dengannya sebagai seorang sahabat. Bukankah cinta seorang sahabat juga bernilai dihadapan Allah.  Namun ketika kesadaran itu datang, semua telah terlambat. Hayati kembali kepada pemilik cinta yang sebenarnya yaitu Allah. Kematian Hayati menjadi sesal bagi Zainuddin namuan mendatangkan hikmah.  Kalau dia mencintai  Hayati maka diapun harus mencintai Allah. Rumah megah yang dimilikinya diwakafkan kepada Panti Asuhan, yang bernama  HAYATI. Menikah adalah takdir. Mencintai adalah pilihan. Andaikan cinta tidak bersua takdir maka janganlah cinta berubah jadi benci. Jadikan ia sebagai sahabat untuk saling berbagi dan melindungi karena Allah..

Sunday, December 22, 2013

Atut, Patron- Klen

Pada dasarnya masyarakat Indonesia itu direkat oleh hubungan Patron –Klen. Istilah ‘patron’ berasal dari ungkapan bahasa Spanyol yang secara etimologis berarti ‘seseorang yang memiliki kekuasaan (power), status, wewenang dan pengaruh.  Sedangkan klien berarti ‘bawahan’ atau orang yang diperintah dan yang disuruh. Selanjutnya, pola hubungan patron-klien merupakan aliansi dari dua kelompok komunitas atau individu yang tidak sederajat, baik dari segi status, kekuasaan, maupun penghasilan, sehingga menempatkan klien dalam kedudukan yang lebih rendah (inferior), dan patron dalam kedudukan yang lebih tinggi (superior). Atau, dapat pula diartikan bahwa patron adalah orang yang berada dalam posisi untuk membantu klien-kliennya. Pola relasi seperti ini di Indonesia lazim disebut sebagai hubungan bapak-anak buah, di mana bapak mengumpulkan kekuasaan dan pengaruhnya dengan cara membangun sebuah keluarga besar atau extended family. Setelah itu, bapak harus siap menyebar luaskan tanggung jawabnya dan menjalin hubungan dengan anak buahnya tersebut secara personal, tidak ideologis dan pada dasarnya juga tidak politis. Pada tahap selanjutnya, klien membalas dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan kepada patron. Para Patron ini adalah mereka ketua Adat, pemuka Agama, tokoh masyarakat atau orang yang dituakan, para cerdik pandai, bangsawan,ketua LSM.  Mereka bukanlah pejabat formal namun secara defakto kekuasaan mereka real. Mereka dihormati dan disegani oleh komunitasnya.

Kalaulah Patron – Klen itu tumbuh secara alamiah maka itu bagus.Karena dia diuji oleh waktu dan tentu penghargaan dari klen atas dasar pengabdian tulus Patron. Namun rusaknya  Patron Klein ini adalah ketika era kolonial. Pemerintah Belanda sengaja ikut campur dalam terbentuknya Partron ditengah masyarakat. Seseorang yang dikenal dekat dan loyal dengan  Belanda saja yang diakui sebagai patron. Karena rakyat tidak bisa lari dari ketergantungan dengan pemerintah maka mereka tidak  bisa menolak ketika patron yang harus mereka ikuti tidak sepenuhnya yang mereka inginkan.  Menempatkan Soekarno sebagai Boneka di zaman Jepang juga adalah satu bentuk mengendalikan klen untuk setia kepada kepentingan pemerintah (jepang). Terpilihnya Soekarno sebagai Presiden karena faktor Patron dimana orang jawa sangat mengagumi Soekarno. Para pendiri negara sadar betul akan kepatronan  Soekarno dihadapan penduduk yang hampir 100 juta ketika itu. Ketika PEMILU diadakan tahun 1955 , sudah dapat ditebak bahwa para Patron yang ada ditengah masyarakat Indonesia , yang tadinya patuh dibawah Soekarno, terpecah belah sesuai dengan bendera Partai. Soekarno melihat ini sebagai suatu realitas yang bisa menjadi ancaman bila tidak dikelola. Itu sebabnya Soekarno menerapkan demokrasi terpimpin untuk menarik kelompok nasionalis, agama, komunis dalam satu barisan.  Karena hanya mereka inilah para patron yang real ditengah masyarakat.

Jatuhnya Soekarno karena kehebatan operasi inteligent yang menarik keluar barisan agama dari kekuatan Soekarno. Issue yang ditebarkan ketengah rakyat adalah bahwa Komunis anti Tuhan. PKI akan membunuh semua orang beragama utamanya umat islam. Black Campaign ini berhasil membangkitkan pembrontakan dikalangan patron islam untuk bersama sama dengan Tentara mengganyang PKI dan sekaligus menjatuhkan Soekarno. Ketika Soeharto tampil , cara cara menggunakan patron sebagai penghubung antara pemerintah dengan rakyat tetap digunakan. Karenanya Soeharto bersama TNI ikut aktif mengawasi terbentuknya Patron ditengah masyarakat. Hanya mereka yang dikenal loyal saja yang bisa diakui sebagai Patron. Golkar sebagai mesin politik  Soeharto tahu betul bagaimana menggalang kekuatan dari para patron ini. Makanya Golkar selalu menjadi pemenang dalam setiap pemilu. Namun bagaimanapun keberadaan patron yang tidak tumbuh secara alamiah dan lebih karena rekayasa kekuasaan atau dipaksakan dicangkokan ditengah klen sebetulnya adalah kekuatan mengambang. Terbukti ketika era Reformasi dan diberlakukannya demokrasi langsung, patron karena faktor agama , budaya, sosial , kalah oleh Partai  Demokrat yang tidak mengusung patron yang sudah exist tapi mendekati patron real yang selama era Soeharto diabaikan. Mereka inilah yang jadi kekuatan untuk mempengaruhi rakyat untuk tidak patuh kepada tokoh agama , tokoh masyarakat dan lainnya karena kemaruk soal harta dan mengabaikan tujuan kemakmuran. Partai Demokrat unggul karena sebagian besar memang rakyat ( klen ) sudah muak dengan patron yang exist tersebut.

Walau berbagai daerah existensi patron bentukan Golkar rezim Soeharto sebagian besar tereliminasi oleh angin kencang reformasi namun tidak bagi Banten, yang setelah reformasi termasuk daerah yang tetap dipagar oleh patron bentukan Golkar.  Hal ini karena ada satu tokoh masyarakat bernama Chasan Sochib. Katanya dia bergelar Tubagus karena merupakan keturunan Sultan Banten. Ketokohannya sangat berpengaruh di Banten. Dia pula yang menggalang para patron yang ada di Banten untuk meminta DPR mengesahkan pemisahan Banten dari Jawa Barat. Dengan Banten sebagai provinsi maka Golkar dapat lebih leluasa melokalisir kekuatan politiknya diwilayah ini dan menjadi penyumbang suara terbesar dalam PEMILU dibandingkan wilayah lainnya. Namun karena keberadaan  patron itu bukan karena niat untuk pengabdian atas dasar agama, budaya tapi karena kepentingan pribadi maka instrik diantara patron tidak bisa dihindarkan. Mereka tidak peduli dengan klen ( rakyat). Mereka hanya peduli pada diri mereka sendiri. Diantara mereka punya prinsip “berbeda pendapat kalau pendapatan berbeda. Artinya selagi “bagi bagi”kue tidak adil maka mereka akan saling bunuh diantara mereka. Itu sebabnya Djoko Munandar kader Golkar yang jadi Gubernur Banten  tersingkir karena kasus korupsi,dan digantikan oleh Atut.  Menurut cerita ia tersingkir karena konplik Patron dari Ayah Atut ( Chasan Sochib ). Kini  apa yang menimpa Atut percis sama seperti kejatuhan Djoko Munandar,namun penggantinya adalah Rano Karno yang konon katanya PDIP berhasil meng eliminate sebagian besar patron bentukan golkar di Banten melalui politik “wong cilik”.Ya untuk banten yang sebagian besar rakyatnya masih sangat miskin, jargon Wong Cilik “ itu sangat ampuh untuk menarik rakyat keluar dari status quo.

Kalaulah hubungan Patron klen itu atas dasar untuk kebaikan demi kebenaran dan tegaknya keadilan  maka  kemakmuran dan kesejahteraan akan terjadi ditengah masyarakat. Pengikat Patron dengan klen yang sangat kokoh adalah cinta dan kasih sayang atas dasar agama dan budaya. Tanpa dasar cinta dan kasih sayang maka hubungan patron klen hanyalah hubungan kapitalis yang dapat luntur oleh waktu dan kondisi, dan Atut sudah merasakannya kini. Tugas Rano Karno bersama kader PDIP di Banten untuk mengembalikan patron klen tumbuh secara alamiah dan menjadi kekuatan real ditengah masyarakat dalam membangun Banten menjadi lebih baik , lebih makmur dari sebelumnya.

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...