Saya mendapat kabar bahwa dia ada
didalam penjara. Sebagai teman , saya datang membesuknya dipenjara. Kasusnya
Narkoba. Dia bukan pemakai tapi pengguna. Ketika bertemu , saya melihat
keadaanya sangat lusuh. Tak nampak lagi seperti dulu yang saya kenal. Terakhir
saya bertemu dengannya enam tahun lalu. Saya masih ingat dia hampir tidak
percaya ketika menerima uang kiriman dari saya. Karena jumlahnya tak pernah
terbayangkan seumur hidup olehnya. Dia mendapatka uang itu karena jasanya memperkenalkan
saya dengan seseorang. Setelah itu , dia tidak pernah terlibat lagi. Delapan
bulan kemudian urusan saya dengan seseorang itu selesai. Tentu dia berhak
mendapatkan fee dari saya. Menurutnya
sejak dia menerima uang dari saya, kehidupannya berubah. Dia membeli rumah
dikawasan elite. Dia juga membeli kendaraan mewah. Bersama istri dan anaknya
dia keliling Eropa. Hidupnya berubah. Tapi karena uang pula membuat dia
mengenal dunia malam. Dari dunia malam ini dia berkenalan dengan wanita cantik
dan akirnya dinikahinya ( nikah sirih ). Karena itu istrinya minta cerai. Anak
anak ikut istrinya.l Dia membeli rumah untuk istri barunya. Namun tak lebih
tiga bulan perkawinan itu bertahan karena ketahuan istrinya selingkuh. Dia
harus keluar dari rumah karena rumah dibeli atas nama istrinya. Diapun terpaksa
pindah ke apartement seorang diri.
Dalam kekalutan akibat rumah
tangga hancur, diapun mencari tempat pelarian untuk menghilangkan gundah
gulananya. Diapun berkenalan dengan Narkoba. Lambat laut uangpun habis karena
untuk menutupi biaya hidup yang mahal. Sementara kecanduan dengan narkoba tidak
bisa dihilangkan. Maka terpaksa dia menjadi pengedar narkoba untuk dapat terus
mengkonsumsi narkoba. Dan akhinya tertangkap oleh polisi. Menurutnya, andaikan
dulu dia tidak pernah mendapatkan uang dari saya mungkin sekarang rumah
tangganya masih utuh. Pekerjaannya masih utuh. Dia tidak perlu terjebak dengan
narkoba. Tapi, kini karena uang berlebih membuat dia hancur. Dia tidak
menyalahkan saya. Dia hanya menyalahkan dirinya sendiri dan Allah maha benar
akan firmannya “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah
sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs.
Al-Anfaal/8: 28). Harta itu adalah cobaan.
Saya terenyuh dengan keadaan teman ini namun saya bahagia karena dia
mendapatkan hikmah. Sebagaimana dia katakan, apa yang baik menurut kita belum
tentu baik manurut Allah. Dan Allah maha tahu apa yang terbaik untuk kita. Namun
kadang kita tidak peduli dengan takaran kita sehingga menuntut lebih. Ketika
sesuatu kita terima diluar kapasitas kita maka itu akan menjadia cobaan yang
sangat berat.
Memang Harta adalah cobaan yang
sangat buruk , ingatlah kisah Karun (QS. Al Qashash ayat 78-81). yang dihinakan
dengan hartanya , dibenamkan ke bumi beserta hartanya . Mengapa ? “Sesungguhnya
manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, Dan
Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, Dan Sesungguhnya
Dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (Qs. Al-Aadiyat: 6-8). Sekali
anda mencintai harta maka harta itupula yang akan menghinakan anda. Ibnu Abbas
pernah berkata: “Ketika dinar dan dirham dibuat, Iblis mengambil dan
meletakkannya di matanya sembari berkata, “Engkau adalah buah hatiku, dan
penyejuk mataku. Denganmu aku akan membuat manusia melampaui batas dan kufur,
dan memasukkan mereka ke dalam neraka.
Aku rela anak adam menyembahku dengan mencintai dunia”.Namun menjadi
indah ketika harta digunakan untuk
berbagi kerena cinta dan kasih sayang, karena Allah. “Dan belanjakanlah (harta
bendamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik” (QS. Al Baqarah : 195). Ya umat islam seyogianya berharta lebih karena perjuangan dijalan Allah butuh ongkos yang tidak murah. Semakin besar harta ditangan semakin besar tanggung jawabnya dihadapan Allah dan semakin besar resiko masuk neraka namun sorga juga terbuka lebar.
Bagaimanapun kita harus punya
harta. Namun sebaik baiknya harta itu
didapat dengan proses sunatullah yang benar. Artinya tidak didapat dengan cara
mudah seperti berjudi, korupsi atau menipu atau lainnya. Teman saya pernah
mendapatkan capital gain dari sahamnya. Padahal perusahaanya belum mendapatkan
untung. Orang tertarik membeli sahamnya
karena future. Uang itu tidak
disimpannya di bank , tidak pula dibelanjakan untuk memenuhi keinginannya. Uang
itu dia gunakan untuk kegiatan amal. Membangun tempat ibadah dan menjadi donatur tetap bagi program
beasiswa anak anak yatim. Dia juga membantu kerabat serta teman temannya untuk
berkembang dan mandiri. Sebagian uang itu diinvestasikan kembali untuk kegiatan
usaha. Mengapa ? menurutnya, ketika dia menerima laba besar itu sebetulnya
Allah memberikan cobaan berupa bara api keatas tangannya. Bila ia genggam bara
api itu dengan nafsunya maka bara api akan membakarnya tapi bila ia genggam dengan niat ibadah maka bara itu akan dingin.
Bara itu akan semakin menyejukan ketika harta itu terdistribusi untuk
kaum duafa. Sampai kini hartanya terus bertambah dan dia teap sehat walafiat.
Artinya , harta itu membuat dia bahagia dan tentu membuat dia sehat lahir maupun batin.
"Dua manusia akan dirahmati: Yang pertama adalah orang yang diberi oleh Allah al-Qur'an dan ia hidup berdasarkan al-Qur'an itu. Ia menganggap halal apa saja yang dihalalkan, dan menganggap haram apa saja yang diharamkan. Yang lain adalah orang yang diberi harta oleh Allah, dan harta itu dibelanjakannya kepada sanak keluarga dan dibelanjakan di jalan Allah.
"Dua manusia akan dirahmati: Yang pertama adalah orang yang diberi oleh Allah al-Qur'an dan ia hidup berdasarkan al-Qur'an itu. Ia menganggap halal apa saja yang dihalalkan, dan menganggap haram apa saja yang diharamkan. Yang lain adalah orang yang diberi harta oleh Allah, dan harta itu dibelanjakannya kepada sanak keluarga dan dibelanjakan di jalan Allah.