Saturday, August 15, 2009

Nikmat dan Nafsu

Pada suata hari didalam kelas , seorang guru memberikan pertanyaan kepada muridnya. Tahukah kalian tentang 7 keajaiban dunia ? saya minta kalian menulis daftar keajaiban dunia dan segera kumpulkan kemeja saya.” Para murid dengan cepat menulis keajaiban dunia itu dalam daftar. Mereka menulis daftar tersebut yaitu , 1. Egypt's Great Pyramids 2. Taj Mahal 3. Grand Canyon, 4. Panama Canal , 5. Borobudur, 6. St. Peter's Basilica, 7. China's Great Wall. Tapi ada satu murid yang belum juga menyerahkan daftar jawaban tersebut. Kemudian Guru bertanya kepada murid ini « Apakah kamu ada kesulitan menjawab pertanyaan itu. Sang Murid menjawab " Sebentar bu, keliatannya jawaban saya berbeda dengan yang lainnya." " Ok sebutkan apa jawaban mu « Kata sang guru ..

« Menurut saya keajaiban dunia itu adalah 1 Melihat, 2. Mendengar. 3. Menyentuh. 4. Selera. 5. Merasakan. 6. Tertawa dan 7. Mencintai. Dapatkan dibayangkan kehidupan tanpa tujuh itu. ? « Jawab sang murid. Ruangan kelas sunyi senyap. « Karena hal yang sangat bernilai dalam hidup ini dan ajaib , tidak bisa dibangun dengan tangan atau dibeli oleh manusia. Dia abadi menyatu dalam jiwa manusia. Ini keajaiban yang tak boleh satu detikpun kita lupakan sebagai ujud rasa syukur kepada sang pencipta kita.

Memang banyak orang begitu bangga dengan segala yang mampu dibuat dan dibelinya didunia ini namun itu semua tidak ada yang abadi. Apakah arti keindahan dunia , wanita cantik, gedung megah dan tahta berjenjang bila kita tidak bisa melihat ? Apakah arti hidup ini bila kita tidak bisa mendengar indahnya burung berkicau dipagi hari. Tak bisa mendenar suara penyanyi mendayu diringi oleh alat musik. Tak bisa merasakan gejolak kehangatan persahabatan melalui sentuhan jabatan tangan dan pelukan. Tak bisa menikmati rasa manis , asam, pahit, asin hingga tak ada lagi hidangan lezat. Tak bisa merasakan ceria dan empati kepada orang lain. Tak mampu tertawa menyalurkan letupan bahagia dan kelucuan. Dan tak bisa mencintai, hingga kesepian didunia ini. Bayangkanlah ! apabila ketujuh keajaiban dalam hidup kita itu diambil oleh Allah.

Tapi keadilan Allah berlaku bagi semua. Baik kaya maupun miskin, bodoh maupun pintar, Dibarat mapun ditimur, semua manusia mendapatkan ketujuh nikmat itu sebagai anugerah terindah dari Allah. Acapkali kita bersua dengan orang yang cacat, tak bisa melihat karena buta, tak bisa mendengar karena tuli. Atau melihat orang sakit yang tak bisa merasakan apapun. Melihat orang lain yang kesepian karena kehilangan cinta. Setiap hari kita menyaksikan kekurangan orang lain dan dengan itulah Allah berdialogh dengan kita. Tidak ada yang diharapkan Allah dari kita kecuali rasa syukur dalam bentuk perbuatan yang sesuai apa yang Allah mau.

Yang mebuat manusia lupa bersyukur kepada Allah tidak lebih karena nafsunya menunggangi nikmat pemberian Allah itu. Dengan ketujuh pemberiaan Allah itu, kita merasa akan hidup selama lamanya dan lupa akan esensi tujuan hidup didunia sebagai jembatan menuju kehidupan yang abadi setelah kematian. Ketika tujuan sudah terkaburkan maka hubungan kita kepada Allah hanya satu bentuk cara kita berniaga kepada Allah. Syirik sosial. Solat karena hasrat masuk sorga. Berdoa karena hasrat meminta. Bersedekah karena hasrat dapat berkah harta. Cinta kepada Allah pun bersyarat, layaknya kapitalisme. Nothng to free, Padahal andai kita dihidupan tujuh kali didunia ini, tak akan mampu membayar ketujuh nikmat yang telah Allah berikan.

Menaklukan nafsu bukanlah menghindari nafsu tapi mengelolanya dengan baik sesuai tuntunan hadith dan al Quran. Puncak dari rasa sukur itu tak lain adalah Ikhlas untuk berbuat karena Allah. Maka kemakmuran , kedamaian akan terjadi kini dan disini…

Tuesday, August 11, 2009

Ingatlah !

Seminggu lagi 17 Agustus. Kita akan menyaksikan bendera dikibarkan dengan diiringi lagu kebangsaan. Kitapun akan mengingat jasa para pahlawan. Setelah itu selesai. Lantas dimanakah makna sebuah tanah air ? enam puluh empat tahun yang lalu para pemimpin kala itu mencantumkan dengan hati bergetar kalimat ” Bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa...” Karena kalimat itulah mereka berkyakinan hati untuk mempertahankan hak. Rakyat dibelakang mereka bahu membahu dan terkapar mati menjemput sahid. Apa yang diperjuangkan adalah hal yang universal. Tapi kini kita hanya mendengar kalimat itu dalam upacara dan ditanggapi dengan malas.

Kini, kita melihat Pancasila bukan lagi produk yang laku dijual diranah politik. Philosphy ”main” untuk menjadi pemenang menjadi trend baru. Pemain politik tak punya rasa percaya diri untuk mempertaruhkan pancasila sebagai landasan media image. Blackbery lebih laku dijual daripada Pancasila. Makanya jangan kaget bila kampanye politik perlunya consultant media yang tahu menipu publik demi image. ”Kita harus melihat ke barat dan belajar dari Barat untuk menjadi demokrat sejati. Anda tidak perlu paham soal angka kemiskinan dan ketertinggalan Indonesia dibanding negara lain. Yang harus anda pahami adalah kita berbangga diri sebagai bangsa yang demokratis dibanding Iran.”

Kini kitapun merasakan bahwa masa lalu yang bau amis darah demi berkibarnya sangsaka merah putih tak lagi sakral ketika rupiah kita sebagai lambang legitimasi negara tak laku di luar negeri untuk bayar hotel dan ticket pesawat. Pemahaman yang tercerahkan lewat media demokrasi telah mengaburkan hakikat merdeka. Bahwa orang peduli pada negerinya adalah amatir atau kolot. Orang yang memandang setiap negeri adalah negerinya, dia orang yang kuat dan professional. Dan orang yang menganggap asing negeri lain adalah fundamentalis alias ektrimis yang harus diperangi sebagai teroris. Ini era globalisasi. Batas nasionalisme tak perlu lagi diperjuangkan. Lewat satelit GPS , Satelit Springe dan MCI , dunia berada dalam satu kuridor menuju satu arah kiblat ke barat. Ini realita. Menentang ini adalah konyol.

Lantas dimanakah tanah air kita. Dimanakah kita harus berpijak ? apakah kita harus terus berpura pura tidak tahu dan membiarkan waktu menelan kita. Seperti sebagian orang berkata ” Apa salahnya AS dan Barat? Tanpa Cevron kita tidak bisa menutupi APBN untuk pendidikan dan kesehatan. Atau ” Tanpa underwrting JP mogant , global Bond kita tidak laku dijual. Tanpa asing kita sulit mengangkat pertumbuhan ekonomi dan menampung angkatan kerja.’ Singkatnya yang menolak asing dan bangga dengan potensi Indonesia untuk kemakmuran adalah ”mimpi. Yang realitas adalah potensi alam untuk globalisasi, bukan hanya untuk anak negeri yang bodoh dan tolol.

Dari itu semua, saya ingin mengutip kalimat Petrick Henry di abad ke 18 sebagai patriot AS mengusir kolonial inggeris ” Give me liberty or give me death ” . Kalimat ini juga ditulis di tembok jalanan Jakarta tahun 1945. Bahwa bagi AS dan juga kita , kemerdekaan adalah hak yang harus diperjuangkan dengan nyawa. Titik. Penjajahan dalam bentuk apapun harus dilawan.Untuk itulah perlu ada batasan kamu disana, kami disini. Nasionalisme menjadi kekuatan dahsyat untuk mempersatukan semua , menjadi benteng mempertahankan nilai nilai kemerdekaan dari waktu kewaktu. AS tak hentinya melakukan invasi kemana mana demi kepentingan nasional mereka. Sekecil apapun nasionalisme terganggu maka semua resource dikerahkan untuk melawan.

Mari kita ingatkan sejarah kemerdekaan kita, diatas tumpukan batu nisan dan lembaran cerita diperpustakaan. Jangan dianggap usang. Biarkan anak anak kita mengetahui semua dan jangan ditutupi dengan alasan apapun. Karena para pahlawan yang gugur dimedan laga tak berharap banyak kecuali ”ingat ingatlah kami , agar apa yang kami korbankan tidak sia sia ” Dari ingatan inilah , spiritual kita bangkit untuk menjadi komunitas yang pandai ”berterimakasih” dengan semangat bela negara dan cinta tanah air untuk tegaknya keadilan, kebenaran dan kebaikan dibumi pertiwi. Semoga...

Wednesday, August 05, 2009

Iran

Hari senin kemarin, Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, secara resmi merestui masa jabatan presiden Mahmoud Ahmadinejad untuk kedua kalinya. Dengan telah diperolehnya restu pemimpin tertinggi Iran itu, Ahmadinejad akan segera diambil sumpahnya oleh Parlemen pada hari rabu. Perseteruan antara kubu A Ahmadinejad dengan kubu oposisi Rafsanjani , Mohammad Khatami, Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karoubi berakhir sudah. Walau keempat kubu oposisi itu menentang keputusan itu dengan tidak menghadiri acara perestuan itu, namun the game is over. AS dan sekutunya tetap tidak mendukung keterpilihan Ahmadinejad sebagai president. Walau system demokrasi Iran telah melewati proses yang rumit dan memenangkan capres yang anti AS.

Saya memperhatikan soal Iran ini secara cermat melalui media massa. Juga melalui jaringan sosial internet. Semua media massa pro barat/AS tak henti hentinya melakukan kampanye mengecam Iran dan mendukung kelompok oposisi.,. Tewasnya seorang wanita dalam demontrasi besar besaran di Teheran paska Pileg Iran, dimuat luas oleh media international. Tak ketinggalan berita bertebaran lewat situs internet yang dimotori oleh Twitter, yang kemudian diikuti oleh You Tube, Facebook dan lainnya. Pejabat tinggi National Security Agency semasa George Bush, Mark Pfeifle memuji para media massa tersebut dan mengatakan dalam wawancara dengan FoxNews bahwa pendiri Twitter berhak mendapatkan Nobel Perdamaian.Dan Obama pun berkata bahwa ” Justice is needed for Iranians.

Mungkin sebagian kita menganggap bahwa demokrasi di Iran telah gagal karena kecurangan dan kekerasan terhadap demontrans. Benarkah ? Peristriwa paska Pileg memang dimanfaatkan secara systematis oleh AS dan Barat untuk menyudutkan Ahmadinejad yang anti AS. Tentu oposisi yang menentang Ahmadinejad lebih dipilih atau didukung oleh AS karena oposisi berjanji akan membekukan program nuklir Iran dan sekaligus akan bersikap lunak terhadap AS/Barat. Cara cara memanfaatkan massa jalanan memang efektif dalam system demokrasi bila cara procedural tidak seperti apa yang diamuin oleh AS. Namun ini dibaca dengan jelas oleh para mullah yang merupakan majelis tertinggi di Iran.

Teman saya di Dubai, yang aktif mendukung project funding di Iran mengatakan bahwa ” keributan yang terjadi paska Pileg adalah cara smart para mullah ,seperti menebar u mpan dicelah celah bebatun ditengah gurun untuk menangkap ular yang bersembunyi. Iran memang butuh ekstra hati hati terhadap siapapun yang ingin merubah Iran menjadi boneka AS. Terbukti, setelah Pileg keributan terjadi dan Iran berhasil menggilas hidden enemy yang berlindung dibalik demokrasi. Mereka semua ditangkap dan diadili tanpa publikasi. ”. AS tidak pernah belajar dari masalalu. Dulu ketika ”Irangate”, Oliver O North anggota NSA menjadi pesakitan didepan Senat AS karena mendukung persenjataan bagi kelompok penentang mullah untuk melakukan kudeta terhadap Ayatullah Khomeini, yang terbukti itu hanya rekayasa Mullah untuk mendapatkan senjata dari AS melawan Irak ( yang didukung AS )

Banyak pihak tak begitu paham tentang system demokrasi di Iran. Bahwa di Iran penguasa tertinggi adalah para Mullah, yang sekarang dipimpin oleh Ayatollah Ali Khamenei. Mullah inilah yang bertanggung jawab menentukan kebijakan strategis Iran dan sekaligus mengomandoi Angkatan bersenjata dan badan intelligent Iran dan berwewenang menyatakan negara dalam keadaan perang. Panglima Angkat Bersenjata , Kepala Polisi, Stasiun radio/televisi serta enam dan dari dua belas anggota Mejelis Wali Iran juga dilantik oleh Pemimpin Tertinggi ( Mjullah). Jadi president dan parlemen dalam system kekuasaan Iran tak lebih hanyalah alat dari para mullah ( penguasa tertinggi ) untuk tegaknya Islam dalam menegakan keadilan. Inilah system demokrasi ala Islam yang diyakini oleh Iran sangat efektif membendung kekuatan dari luar.

Saturday, August 01, 2009

Miracle

Dalam kehidupan sekarang ini, kita tentu sering menghadapi masalah. Kadang membuat gundah dan kawatir dengan segala masa depan kita. Kehilangan pekerjaan, diburu hutang, tak mampu bayar uang sekolah anak. Istri sakit tak ada uang berobat, di aniaya orang lain ,di fitnah dan banyak lagi yang menyesakan dada kita. Kita seperti berada diruang sempit ,dimana kekuatan akal dan tenaga tak lagi mampu mengatasinya. Maka jangan lupa…jangan lupa untuk berdialogh dengan Allah..

Dalam hadith yang dirawikan oleh HR. Bukhori Muslim., bercerita tentang tiga orang pemuda yang tersesat didalam sebuah goa. Karena sesuatu hal , hingga goa itu tertutup rapat. Dengan segala daya mereka berusaha untuk keluar dengan menggeser batu itu. Tapi tak berhasil. Upaya mencari jalan alternative untuk keluar dari goa itupun tak berhasil ditemukan. Akal dan kekuatan mereka tak berdaya menghadapi kenyataan ini. Mereka lelah. Lantas diantara mereka berkata.” Hanya Allah yang bisa menyelamatkan kita keluar dari goa ini. Karena apapun upaya kita telah dicoba dan hasilnya nihil. Nah marilah kita berdoa …” Mereka membutuhkan miracle.

Ketiga pemuda ini sadar bahwa mereka bukanlah seorang Ahli Ibadah yang hafal alquran atau pernah berjijhad membela agama dimedan perang. Tentu ada terbersit didalam pikiran mereka rasa malu untuk meminta mirracle dari Allah. Dalam batas rasional , kadang ketika manusia didorong oleh hasrat yang besar namun akal dan tenaga tak mampu menggapainya maka miracle selalu didamba. Dalam hal pemuda ini , apakah pantas mendapatkan itu dan kalau pantas bagaimana mendapatkannya ? Maka mereka sepakat untuk berdialogh dengan Allah lewat amalan yang pernah diperbuatnya., Dengarlah cara mereka berdialohg :

Pemuda pertama : ’Wahai Allah dahulu saya mempunyai ayah dan ibu dan saya biasa tidak memberi minuman susu pada seorang pun sebelum keduanya (ayah-ibu), baik pada keluarga atau hamba sahaya. Pada suatu hari saya menggembalakan ternak ditempat yang agak jauh sehingga tidaklah saya pulang kecuali sesudah larut malam sementara ayah ibuku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan saya pun segan untuk membangunkan keduanya dan saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapa pun sebelum ayah ibu. Lalu saya menunggu keduanya hingga terbit fajar, maka bangunlah keduanya dan minum dari susu yang saya perah itu. Padahal semalam anak-anakku menangis didekat kakiku meminta susu itu. Wahai Allah jika saya melakukan itu semua benar-benar karena mengharapkan keridhoan-Mu maka lapangkanlah keadaan kami ini

Allah Menjawab : Pintu goa tersibak sedikit tapi belum cukup lebar untuk bisa keluar. … Mirracle pertama terjadi

Pemuda Kedua : ’Wahai Allah saya pernah terikat cinta kasih pada anak gadis pamanku, karena sangat cintanya saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya akan tetapi ia selalu menolak hingga terjadi pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku maka saya memberikan kepadanya seratus duapuluh dinar akan tetapi dengan perjanjian bahwa ia akan menyerahkan dirinya kepadaku pada malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada diantara dua kakinya, tiba-tiba ia berkata,’Takutlah kepada Allah dan jangan kau pecahkan ‘tutup’ kecuali dengan cara yang halal. Saya pun segera bangun daripadanya padahal saya masih tetap menginginkannya dan saya tinggalkan dinar mas yang telah saya berikan kepadanya itu. Wahai Allah jika saya melakukan itu semata-mata karena mengharapkan keredhoan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini.

Allah menjawab : Pintu goa bergeser semakin lebar namun masih belum cukup untuk bisa keluar. Miracle kedua terjadi

Pemdua ketiga : ’Wahai Allah dahulu saya seorang majikan yang mempunyai banyak buruh pegawai dan pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu dan ia segera pergi meninggalkan upah, terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya pergunakan upah itu sehingga bertambah dan berbuah menjadi kekayaan. Setelah beberapa waktu lamanya buruh itu pun datang dan berkata,’Wahai Abdullah berilah kepadaku upahku dahulu itu?’ Saya menjawab,’Semua kekayaan yang didepanmu itu adalah dari upahmu yang berupa onta, lembu dan kambing serta budak penggembalanya itu.’ Orang itu berkata,’Wahai Abdullah kau jangan mengejekku.’ Saya menjawab,’Saya tidak mengejekmu.’ Lalu diambilnya semua yang disebut itu dan tidak meninggalkan satu pun daripadanya. Wahai Allah jika saya melakukan itu semua karena mengharapkan keredhoan-Mu maka hindarilah kami dari kesempitan ini

Allah menjawab “ Pintu goa terbuka lebar. Hingga mereka semua bisa keluar dari ruang sempit digoa itu. Miracle ketiga terjadi dan tuntas menyelesaikan masalah..

Kisah diatas sebagai suatu analogi bahwa impossible is nothing. Ada tiga amalan sholeh tertinggi dan ini sejajar dengan berjihad dimedan perang membela agama, yaitu Berbakti kepada ibu bapak. Kedua, menolak berzina dan yang Ketiga berlaku adil kepada yang lemah…Inilah yang akan memberikan miracle kepada anda semua bila akal dan tenaga tak lagi mampu mengatasi. Dikala ada kesempatan dan lapang maka perbanyaklah amal sholeh itu. Karena itu adalah trigger untuk mendapatkan miracle yang bersumber dari Allah.

Saturday, July 18, 2009

NKRI

Setiap elite berkata lantang kalau ditanya soal NKRI. Jawaban mereka jelas dan tegas : “NKRI harga mati” atau “ tak bisa ditawar “. Demikianlah adanya. Dulu ketika Indonesia diproklamirkan maka konsep negara kesatuan bukanlah konsep yang mudah untuk dicetuskan. Rapat marathon dalam PPKI berlangsung alot. Satu sama lain bersiteganng soal ini. Pertanyaan mendasar yang sulit dipecahkan adalah “ apa yang mengharuskan kita bersatu”. Sumatera tidak punya kepentingan apapun bila harus bergabung dengan jawa. Begitupula dengan Jawa, Kalimantan dan lainnnya bersikap sama.

Tapi sejarah mencatat , bahwa para tokoh pendiri negara kala itu, berhenti berbeda pendapat ketika ruh agama diungkapkan kedepan. Yang mempersatukan kita adalah “agama kita “. Agama kita mengenal satu Tuhan. Mengapa kita harus berbeda bila tujuan hidup kita adalah sama. Mengapa ? Demikian Muhammad Yamin berkata dan kemudian dijabarkan oleh Soekarno. Ini semua diaminin oleh Agus Halim , Hatta dan lainnya. Perbedaan suku dan budaya tak lagi dibahas bila sudah menyangkut soal agama. Itulah sebabnya Ketuhanan Yang Maha Esa ditempatkan dalam sila pertama Pancasila. Mungkin kitalah satu satunya negara didunia yang menjadikan Tuhan sebagai dasar bernegara dan menempatkan urutan pertama dari Palsafah negara.

Mengapa ketika Agama dikedepankan lantas semua setuju disebut sebagai negara kesatuan ? Jawabannya sederhana. Bahwa setiap agama mengajarkan satu hal , yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tidak ada agama yang mengajarkan keadilan yang subjective. Tidak ada!. Adil dan beradab sangat tinggi sekali nilainya. Didalamnya terkandung cinta dan kasih sayang. Berbuat karena cinta untuk memanusiakan manusia. Manusia memang butuh kerja dan itu adalah keadilan. Tapi membayar upah dengan murah adalah tidak beradab. Sekolah hak keadilan bagi semua orang tapi menyuruh orang membayar uang masuk perguruan tinggi mahal maka itu tidak beradab namanya. Perbedaan kelas dan terjadi jurang yang lebar antara si kaya dan simiskin merupakan bentuk dari tidak adanya kemanusiaan yang adil dan beradab dinegeri ini.

Bila Kemanusiaan yang adil dan beradab dapat ditegakan dinegeri ini maka pasti Persatuan dan kesatuan akan terbentuk dengan sendirinya. Cinta tanah air dan bela negara akan menjadi ruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan kita sesali bila Papua bergolak.Itu karena rasa kemanusiaan yang adil dan beradab tidak dirasakan oleh rakyat papua. Mereka menyaksikan setiap hari Freeport menguras hasil bumi mereka tapi kehidupan mereka masih miskin dan terbelakang. Ini satu contoh. Tanyalah rakyat di Pulau Sipadan tentang keberadaan Republik ini? Kenyataanya sehari hari kebutuhan pokok mereka didatangkan dari Malaysia, dan mereka lebih mengenal ringgit daripada Rupiah.

Ketika Persatuan Indonesia dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang adil dan beradab oleh seluruh rakyat maka kepemimpinan dipercayakan kepada elite . Mereka adalah segelintir orang yang lahir dari proses kepemimpinan yang berakar dari bawah. Mereka menjadi inpirasi bagi public sebagai taladan dan akhirnya melahirkan aspirasi kolektif. Karena para elite ini bersikap dan berbuat berdasarkan hikmat dan kebijaksanaan. Merupakan perpaduan kehalusan nurani dan kekuatan pikiran untuk cinta, keikhlasan. Tidak ada menang kalah dalam mengambil keputusan. Semua dimusyawarahkan untuk menghasilkan mufakat. Semua berpihak kepada kebenaran bukan golongan atau kepentingan. Tapi lihatlah kini,..elite politik layaknya berdagang dengan amanahnya. Pemerintahpun sudah bergaya seperti broker nasional resource kepada asing. . Penegak hukum sudah berlaku diatas keadilan subjective. Karena kekuasaan didapat dari membayar dan kepemimpinan sudah jauh dari hikmat kebijaksanaan.

Bila elite kekuasaan terdiri dari orang orang yang amanah berdasarkan hikmat dan kebijaksanaan maka tentu keadilan social bagi seluruh rakyat akan terjelma. Bila Pancasila hanya jadi jargon politik saja dan mengawal NKRI dengan bedil….Tidak akan ada kesatun dan persatuan dibawan system yang jauh dari agama. Kalaupun ada maka itu adalah keterpaksaan saja….Semoga kita menyadari Pancasila sebagai sikap hidup berbangsa dan bernegara. Karena bila tidak maka terlalu mahal taruhannya bila sampai terjadi perang kelas. Tak akan ada yang bisa meleraikan karena agama sebagai pemersatu dan pendamai sudah terkaburkan Jangan jadikan Pancasila hanya sebatas jargon. Jangan..

Tuesday, July 14, 2009

Berdialogh

Di setiap detik jantung kita berdetak, Allah berdialohg dengan kita. Berbagai peristiwa yang terjadi pada diri kita juga adalah bentuk lain cara Allah berdialogh kepada kita. Saya merasakan ini sebagai cara saya mendidik diri saya sendiri. Punya pemerintah yang zolim karena Allah inginkan ladang ibadah untuk mereka yang peduli.. Punya teman yang lemah karena Allah inginkan kita kuat untuk menjaga mereka. Punya penyakit kolestrol karna Allah inginkan kita menjaga makan kita. Syekh Terbesar, Ibn Arabi yang mengatakan bahwa alam semesta merupakan bentuk tajalli dari Allah. Karena itu kemana saja kita arahkan pandangan mata kita, sebenarnya kita menangkap "tanda" Tuhan di sana untuk mengajak kita berdialogh.

Untaian dialogh yang begitu indah lewat berbagai perisitiwa dan perenungan itulah yang akhirnya membuat saya terbiasa menulis dialogh itu dalam buku harian. Ketika saya menulis , saya berupaya melepaskan semua tesis akal saya. Karena ketika kata kata terungkapkan lewat pikiran maka ia akan subjectif. Saya menjadikan buku harian saya sebagai bahasa hati saya. Ketika sampai pada ujung tulisan, biasanya akal saya berusaha membuat satu kesimpulan. Tapi saya segera menutup rapat rapat akal saya. Akhirnya memaksa saya untuk membuka Al-Quran dan Hadith. Sayapun menemukan kesimpulan dari dialogh itu dan saya tercerahkan untuk tetap tersenyum dan bahagia dengan segala peristiwa yang ada. Begitulah keseharian saya untuk mengaktualkan dialogh antara saya dengan Allah. Setiap hari saya berusaha meng update kepribadian saya lewat dialogh itu.

Kemudian ,sejak tekhnologi Blogger mulai mewabah. Saya berpikir mengapa tidak dipubliskan buku harian itu kedalam Blog. Bukankah dialogh ini juga dirasakan oleh semua orang. Tapi tak banyak orang yang mau mencatatnya dengan jujur dan mendapatkan pencerahan dari itu. Maka sejak tahun 2006 saya aktif di blog. Ternyata dari blog inilah saya mendapatkan banyak sahabat dan juga memberikan masukan kepada saya. Masukan dari mereka inilah yang saya anggap sebagai cara Allah berdialogh dengan saya lewat orang lain dan ini langsung terpubliskan kepada orang banyak. Suatu cara ukhuah yang dahsyat dari sebuah rahmat Allah akan keberadaan akal. Agar semakin banyak manusia diplanet bumi ini semakin mudah dialogh Allah tersebarkan. Sehingga syiar Agama dapat terjadi dengan cepat meluas.

Mungkin karena blogger tidak dinamis sebagai ajang komunikasi msssal kecuali untuk yang gemar menulis. Karena tidak semua orang mampu menyampaikan hasil dialoghnya dengan Allah lewat tulisan seperti di Blog, maka dengan rahmat akal yang diberikan Allah, manusia berhasil mendapatkan technology Facebook, Friendster dan lain sebagainya. Tekhnologi ini memungkinkan bahasa sederhana, spontan ,singkat dapat disampaikan kepada orang lain , yang memungkinkan terjadinya interaksi satu sama lain. Tekhnologi Blogger maupun Fb adalah tekhnologi yang bebas dari hukum perdata maupun pidana.Karena tekhnologi ini memungkinkan siapapun dalam komunitas Fb dapat memberikan hak jawab bila tidak berkenan.

Apa yang menarik dari keberadaan Blog dan Fb .Saya merasakan pengalama spiritual yang luar biasa. Ada yang tersentuh dengan tulisan saya dan akhirnya terinspirasi membuat Novel untuk semangat kemandirian lewat kaum terdidik. Dia minta izin untuk memasukan cerita dalam blog saya kedalam Novelnya. Serta merta saya mendukung karena apa yang saya tulis bukanlah milik saya tapi milik Allah. Itu adalah milik semua orang yang beriman. Bebas disadur atau tidak ada copy right. Novel ini sudah dicetak dan rencana akan di filmkan. Ada juga seorang yang hampir bercerai ,kembali utuh karena membaca blog saya. Suami istri tersebut sekarang menjadi sahabat saya dalam dunia maya. Ketika saya terjebak dalam kelelahan, maka blog saya adalah pencerah jalan saya untuk tetap tegar..Ya saya mencerahkan diri saya sendiri.

Perkenalan saya lewat komunitas blog melahirkan silahturahmi lewat chating, skype . Walau belum pernah bertemu atau hanya betemu didunia maya namun perasaan hati begitu dekatnya. Dan ketika berjumpa secara phisik, hati kita sudah menyatu. Ketika bertemu kami saling berbagi perasaan. Yang keluar adalah ruh kasih sayang untuk berbuat demi cinta. Hati merasa damai dan bahagia. Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw “ Siapakah manusia yang paling baik ? Rasulullah Saw menjawab “ Orang yang sanggup memberi manfaat kepada sesamanya.” Kemudian sahabat itu bertanya lagi “ Amal apa yang paling utama” Rasulullah Saw kembali menjawab “ Memberi rasa bahagia pada hati orang yang beriman ( HR Tjabrani). Itulah repleksi dari keberadaan Allah yang berdialoh disetiap detik jantung berdetak . Masalahnya adalah apakah kita mau mendengarkannya ? kemudian menularkannya kepada siapapun.

Alquran dan solusi

Jalanan dijakarta hampir setiap hari macet. Apalagi kalau jam pergi atau pulang kantor. Semua macet dan melelahkan. Kondisi ini setiap hari kita rasasakan. Lantas apa solusinya ? Jawabnya tergantung dari sudut mana orang melihat macet itu. Polisi akan memberikan solusi dengan system Three in one untuk mengatasi macet di Jalan Sudirman dan Pemda menyetujui melalui Perda. Tapi tetap juga macet. Ahli sosilogy menilai kemacetan karena budaya masyarakat yang tidak disiplin. Dan Polisi setuju. Maka setiap sudut jalan ada pos polantas untuk menjaga masyarakat tetap disiplin. Tapi hasilnya tetap macet. Para ahli tata kota menilai perlunya jalan toll dalam kota dan outer ring road. Tapi hasilnya jalan toll pun macet. Ekonom berkata bahwa jalanan tak mampu lagi menampung laju pertumbuhan kendaran makanya tahun depan akan dibuat aturan pajak tinggi bagi pemilik kendaraan. Bagaimana hasilnya ? Thailand juga pernah menerapkan itu tapi gagal mengatasi kemacetan. Karena budaya rakus orang kaya tidak bisa dikendalikan dengan pajak.

Ketika crisis global terjadi. Semua stress. Export dan import macet. Investasi stuct. China menuding AS dengan FED yang otokrat dan arogan sehingga mengakibatkan nilai asset jatuh dipasar, ditambah lagi difisit anggaran yang membesar semakin membuat renta cadangan devisa China dalam US dollar yang didapat dari pengorbanan seluruh rakyatnya.. Disisi lain AS, menuding China yang terus berproduksi dengan harga murah hingga membuat sector produksi dalam negeri AS collapse. Juga AS perlu difisit untuk menggerakan fiscalnya walau itu harus ditutup dari hutang. China dan AS adalah represent dari kegelisan dunia terhadap macetnya lalu lintas uang dan barang. Solusi yang mengemuka dalam petermuan G20 di Italia tidak menyelesaikan masalah macet itu.Inilah cermin dunia sekarang dibawah bayang bayang kelebihan produksi dan penurunan permintaan. Dari inflasi ( AS/negara kapitalis ) menuju deplasi ( Bagi China dan negara sosialis lainnya ) dan akhirnya terjebak dalam crisis structure yang saling mengikat.

Macet…macet..itu adalah masalah didepan mata..Tak ada sesungguhnya solusi yang mampu diberikan oleh kita. Ini sebagai satu contoh bagaimana manusia terkaburkan tentang sesuatu yang nyata didepannya namun tak mampu memperbaiki. Begitu banyak cerdik pandai di dunia tapi selalu gagal mengatasi masalah yang langsung ke pokok persoalan. Mengapa ? Soal keadilan. Macetnya jalan raya karena tidak ada satupun penguasa yang mau mengorbankan anggaran demi keadilan. Mayoritas penduduk tidak punya kendaraan maka seharusnya negara mengutamakan pengadaan system angkutan masal yang adil dengan menyediakan MRT ( Mass Rapid Transportation ). Tidak perlu ada lagi perluasan jalan dalam bentuk Toll dan lain sebagainya. Harusnya anggaran dan kebijakan ditujukan terbentuknya system MRT. Begitupula soal macetnya system keuangan global. Harusnya mulai terpikirkan untuk melakukan keadilan penebaran modal ( Capital distribution ) kepada negara lain yang dua pertiga belum menikmati kebebasan financial.

Tapi para cerdik pandai itu yang juga duduk sebagai elite penguasa, terbutakan hatinya untuk melihat esensi persoalan yang ada. Akal dan nafsu mereka segera menolak bila soal keadilan sebagai satu solusi. Padahal kalau keadilan angkutan ditegakan, semua pihak diuntungkan dalam jangka panjang. Rakyat menjadi mobile untuk melaksanakan aktifitasnya sehingga mereka mampu meningkatkan penghasilannya. Negara mendapatkan laba. Produsen kendaraanpun dapat memperluas pasarnya kewilayah lain yang belum padat. Begitupula disektor keuangan. Bila keadilan penebaran modal tercipta maka pasarpun akan meluas, inflasi akan terkoreksi positip. Karena ada modal, ada kegiatan ekonomi, ekonomi bergerak orang punya penghasilan dan akhirnya mampu belanja. Atau setidaknya mulailah untuk mekakun write off hutang negara miskin sebagai satu bentuk penebusan dosa collective dimasa lalu , bukanya malah memperbesar anggaran untuk IMF. Selanjutnya kedepan program hutang dikawal ketat berdasakan pola keadilan dibawah system demokrasi.

Soal “keadilan” yang bersendikan kepada “kebenaran” untuk menghasilkan “kebaikan” ini mejadi sulit dicerna karena manusia semakin menjauh dari Alquran. Padahal Alquran itu adalah blue print kehidupan yang di design oleh Allah secara sempurnan sebagai jalan yang lurus. “(Alquran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali Imran: 138). Dan banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan bahwa Alquran itu adalah petunjuk bagi manusia. Sesuatu yang fungsinya menjadi "petunjuk" tentu harus jelas dan dapat dipahami. Hal-hal yang tidak jelas tentu tidak dijadikan petunjuk. “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Q.S. Al-Qamar: 17, 22, 32, dan 40). Tapi inilah yang kebanyakan orang pandai lupa sehingga mereka lebih bodoh daripada orang tolol…Semoga kita semua termasuk orang yang “berakal dan mau mengambil pelajaran dari Alquran”

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...