Sunday, February 22, 2009

Umur

Ketika waktu dan ruang masih menjadi bagian kehidupan kita, maka tak pernah kita menganggap kematian itu sesuatu yang pasti. Ketika orang yang kita cintai sedang menghadapi gelombang sakratul maut , kita terus berjuang dengan mengandalkan kekuatan ilmu dan harta untuk menyembuhkan orang yang kita cintai. Pada detik detik menuju kematian itu sebetulnya adalah pelajaran berharga bagi yang masih sehat untuk menarik hikmah bahwa umur pasti berakhir. Hikmah terbesar bagi setiap manusia adalah kematian itu sendiri. Bila semua orang sadar setiap saat maut akan menjemputnya tanpa bisa menolak , tentu kebaikan , kebenaran dan keadilan akan berterbaran dimuka bumi.

Pernah satu peristiwa di tahun 1990. Sahabat saya meminta saya menemaninya untuk membawa orang tuanya berobat ke Singapore. Saya menyanggupi. Apalagi ticket dan hotel disediakannya. Ketika sampai dibandara, sayapun terkejut karena satu pesawat isinya semua anggota keluarga dan sahabat sahabat dekatnya. Orang tuanya ditempatkan di first class dengan didampingi oleh putra putrinya. Sementara para sahabat dan kerabat jauh duduk di ekonomi class.

Selama dalam perjalanan udara itu, Saya mendengar satu sama lain berbicara tentang banyak hal dan tidak ada yang membicarakan tentang orang tua teman ini yang sedang sakit keras. Tak ada yang bercerita tentang kebaikannya. Masing masing terdengar berbicara soal urusan business diatanra mereka. Ada juga yang tergelak,. Tak tahu apa yang digelakan. Padahal dikelas utama pesawat ada sisakit dalam keadaan kritis untuk berharap keajaiban dari rumah sakit terkenal di Singapore.

Sesampai di Bandara Singapore , petugas Rumah Sakit sudah menanti didepan pintu pesawat dan ambulancepun standby dibawah untuk segera membawa pasien ke rumah sakit. Benar benar layanan first class. Itulah yang saya rasakan melihat situasi itu. Kamipun dilayani oleh petugas PR yang ramah dan membawa kami ke hotel berbintang lima. Sehari dirumah sakit, kamipun mendapat kabar bahwa orang tua teman ini telah menemui ajalnya.

Kami melihat dirumah sakit para anggota keluarga sibuk sekali. Wajah duka menyelimuti semua anggota keluarga. Tapi itu tak berlangsung lama. Apalagi beberapa agent terkenal dibidang cargo sudah datang ke Rumah sakit untuk mempersiapkan pengangkutan jenazah ke tanah air. Didalam pesawat , sebagian kami menempati tempat duduk first class dan sementara jenazah orang tua teman ini berada dicabin pesawat sebagai sebuah cargo. Disamping saya teman sempat berbisik “ Tadi ketika berangkat orang tuanya duduk di first class tapi sekarang dia ada di cabin cargo bersama tumpukan bagasi kita “

Sesampai di Jakarta , keluarga sibuk mengbungi agent untuk kremasi dan segala tetek bengek upacara yang diperlukan untuk penghormatan kepada jenazah. Setelah upacara selesai , para keluarga sibuk menghubungi notaries dan pengacara serta beberapa ahli dibidang keuangan untuk mengatur pembagian harta warisan dan penempatan harta direkening bank terkemuka di luar negeri. Begitulah sepenggal pengalaman yang saya lihat. Yang membuat saya bertanya, “ Untuk apakah semua yang kita perjuangkan ? bila kematian itu menempatkan kita sama seperti bagasi yang biasa ditempatkan dicabin. Bahkan dalam islam , mayat hanya dibungkus dengan kain putih. Tak lebih. Begitulah kerendahan jasad kita" hakikat manusia memang bukanlah jasadnya tapi ruh yang bersemayam didalam dirinya. Kematian adalah perpindahan ruh dari alam fana ke alam baqa.

Memahami umur adalah memahami bergeraknya waktu menuju kepada kepastian, kematian. Waktu terus bergerak kedepan. Dari detik menuju menit dan menit sampai ke jam. Dari jam menuju hari dan akhirnya keminggu dan terus kebulan dan tahun terlewati untuk mengulang kembali. Tak terasa usia bertambah. Kebanyakan manusia tak siap ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Samahalnya tak siap untuk menghadap maut. Apalagi merasa perkasa menghadapi maut. Itu disebabkan oleh kecintaan berlebihan kepada dunia dan akibatnya melupakan hakikat kehidupan sebenarnya bahwa manusia tak berhak apapun terhadap kehidupan ini kecuali Allah. Semua adalah milik Allah yang setiap saat berhak memberi dan mengambilnya.

Hanya orang bodoh dan tolol yang tak bisa belajar dari kematian…

Saturday, February 14, 2009

Intervensi Tuhan

Intervensi Tuhan diabad kini dalam derap kehidupan bukanlah hal yang memuaskan untuk dijelaskan dikampus kampus secular. Tapi tidak bagi Jhon Bar Penkaye yang termenung di Biaranya yang jauh terpencil ditepi Sungai Tigris yang mengalis deras, dipegunungan yang kini disebut Turki Tenggara. Samahalnya dengan Jimmy Carter yang termenung ditempat peristirahatannya di Cam David ketika mendengar laporan bahwa operasi Gurun telah gagal total di Iran , bahkan memalukan.

Betapa tidak ? Bagi Jhon ketika ditahun 680 mencoba menulis sejarah tentang zamannya ihwal penaklukan bangsa Arab di Timur Tengah, yang masih tersimpan dalam ingatan. Kala merenungkan berbagai peristiwa dramatis ini, perasaannya dipenuhi oleh teka teki. “ bagaimana bisa, “ ia bertanya, “ Orang orang tanpa senjata lengkap, berkuda tanpa baju baja atau perisai berhasil memenangkan pertempuran..dan meruntuhkan semangat kebanggaan diri orang orang Persia”.

Ia semakin terhenyak, “ hanya dalam periode yang sangat singkat seluruh dunia diambil alih orang orang Arab; mereka menguasai seluruh kota yang dikelilingi benteng, mengambil alih pengawasan dari laut ke laut, dan dari timur ke barat- Mesir , dari Crete ke Cappadocia, dari Yaman ke Gerbang Alan , bangsa Armenia, Syiria, Persia, Byzantium dan Mesir serta seluruh wilayah disekitarnya “ tangan tangan mereka ada dimana mana”.

Jimmy Carter , bangga dengan kehebatan detail operasi dari panglima angkatan bersenjata; dengan pesawat khusus tak terlacak oleh radar serta prajurit terlatih untuk sebuah operasi penyelamatan terhadap penyanderaan pejabatan di kedutaan AS- Teheran di tahun 1979. Bagaimana mungkin , Iran tanpa perlindungan senjata anti pesawat , tanpa dukungan pelacak anti radar , dengan sendirinya membuat jatuh pesawat tempur AS. Tak ada perang yang sesungguhnya kecuali AS harus menanggung malu akibat operasi yang gagal.

Lehman Brother, dan juga para petinggi otoritas Moneter AS tidak pernah membayangkan bila kehebatan analisis keuangan yang didukung lulusan terbaik Harvard, produk derivative keuangan yang didukungan oleh system clearing super canggih, akhirnya dalam hitungan hari rontok. Seluruh system keuangan tak berdaya menghadapi global resesi yang datang bagaikan tornando menyapu semua pemain dan pemanja kapitalisme. Bagaimana mungkin kemakmuran yang digayuh bertahun tahun, kebanggaan yang melekat bertahun tahun akhirnya menjadi ratapan sesal tak bertepi?

Jhon, Jimmy , dan juga Lehman, tentu akhirnya menyadari ini semua karena kehendak Tuhan. Tuhan melakukan intervensinya. Sejarah selalu mencatat keberadaan intervensi Tuhan. Ketika logika menjadi Tuhan, maka Tuhan diatas sana tentu bersikap untuk menunjukan tentang kesejatiannya. Disisi lain memperlihatkan bahwa tidak ada keabadian, kebanggaan, kehebatan, kebesaran selain Allah. Inilah yang ingin dan selalu diingatkan Allah kepada seluruh umat manusia dari masa ke masa.

Akal terlalu lemah untuk mengatur dunia. Akal tak pernah selesai dengan tesisnya untuk kemakmuran dan kebahagiaan. Akal hanyalah perangkai warna dan garis menjadi sebuah fotomorgana didepan kita, hingga berlalunya waktu semua sirna. Lantas, apakah perlu sebuah intervensi dari Tuhan untuk membuktikan semua itu. Padahal Allah telah menunjukan semua kata katanya lewat kitab mulia dan para utusannya. Allahpun telah memberikan contoh dari masa kemasa , dan sejarah mencatatnya dengan rapi. Tapi kita selalu lupa dan lupa, hingga sampai datangnya kita bertanya “ Bagaimana mungkin” ?

Sunattulah selalu berhubungan dengan akal dan sebab akibat. Itulah kehebatan Allah yang mengatur existensi Aku dan Makhluk. Dia sang penguasa yang semaunya merubah ketetapan ( sunatulah ) yang dibuatnya. Walau sesungguhnya kasih sayang Nya terlalu banyak kompromi kepada mahluk ciptaanya. Namun bila batas kompromi terlewati maka Allah bersikap dengan caranya, Impossible is nothing.

Sunday, February 01, 2009

Catatan dari Davos

Islam tumbuh dengan subur menjangkau pulau dan benua di seluruh dunia. Dinasti islam bermunculan, Alquran dan Hadith digali untuk memperluas Ilmu pengetahuan. Masyarakat semakin berkembang dan pahampun beraneka ragam . Manusia semakin percaya kehebatan ilmu pengetahuan yang didapatnya. Isme dari pemikiran ditebar semakin meminggirkan keberadaan Al quran dan Hadith. “ Yaa Nabiyar Rahmah. Inikah fitnah besar itu ? “

Tak ada fitnah yang lebih besar kecuali manusia sudah menganggap dirinya dapat hidup tanpa keberadaan Allah;. Para pemimpin lupa akan amanahnya. Para orang kaya semakin jauh dari orang miskin. Para ulama bangga dengan ilmunya dan minta dibayar bila berbicara dan menulis. Tempat ibadah dibangun megah tapi kumuh jihad sosialnya. Para janda miskin dan anak yatim semakin banyak yang melata lapar dijalanan. Tempat maksiat bertebaran dimana mana. Alquran dan hadith dijadikan silang sengketa soal salah dan benar. Orang pandai menipu orang bodoh. Wanita berlaku sebagai pria , dan pria berlaku seperti wanita. Agamapun dipinggirkan dalam bersyariat dan yang teguh berjihad dituduh teroris untuk diburu sebagai pesakitan.

Ego disembah dan nafsu dibelai, orang lemah ditindas. Kekuasaan telah menjadi dogma baru sepeninggal Nabi untuk diburu dan disembah. Agama hanya dijadikan symbol. Dijadikan alat politik untuk menarik yang jauh dan merekat yang dekat. Hakikat agama semakin jauh dan jauh jalan bergeser ketempat kemaksiatan. Tidakah kita menyadari bahwa Alquran telah menceritakan tentang kaum yang musnah karena inkar kepada Allah. Agar kita sadar untuk kembali kepada hakikat kita diciptakan untuk meninggikan kalimat Allah.

Allah telah menyampaikan betapa pedihnya azabNya kepada kaum sebelum kita karena ingkar. Tapi kita abaikan itu. Padahal tanda tanda kehancuran alam secara structural telah kita ketahui . Global warming. ! Namun kita lebih memikirkan nasip nafsu yang mulai kehilangan tenaga untuk terus bermanja. Kita terus berpikir dan bekerja keras mengembalikan keseimbangan system ekonomi global. Kita masih percaya dengan cara cara kita yang bangga dengan kehebatan pikiran kita sendiri. Senyatanya berkali kali krisis terjadi sebagai akibat pemikiran yang rakus tapi tidak pernah disadari. Bahwa pemikiran akibat mempertuan nafsu pada akhirnya adalah kelelahan yang tak berujung. Tak ada nikmat kecuali kecemasan demi kecemasan.

Kita tak bisa menarik waktu mundur kebelakang. Global Warming akibat ulah kita, telah menjadi bom waktu yang setiap saat dapat menimbulkan bencana secara global. Ingatlah Alquran berkata. Sesuatu yang tadinya dirahmati oleh Allah akhirnya berubah menjadi bencana. Hujan yang tadinya pembawa rahmat (QS al-An'am/6:99), tiba-tiba menjadi sumber malapetaka banjir yang memusnahkan areal kehidupan (QS al-Baqarah/2:59). Gunung-gunung yang tadinya sebagai pasak bumi (QS al-Naba'/78:7), tiba-tiba memuntahkan debu, lahar panas, dan gas beracun (QS al-Mursalat/77:10). Angin yang tadinya mendistribusi awan (QS al-Baqarah/2:164) dan menyebabkan penyerbukan dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Q.S. al-Kahfi/18:45), tiba-tiba tampil begitu ganas memorak-porandakan segala sesuatu yang dilalewatinya (QS Fushshilat/41:16).

Laut yang tadinya begitu pasrah melayani mobilitas manusia (QS al-Haj/22:65), tiba-tiba mengamuk dan menggulung apa saja yang dilaluinya (QS al-Takwin/81:6). Kilat dan guntur tadinya menjalankan fungsi positifnya, melakukan proses nitrifikasi (nitrification process) untuk kehidupan makhluk biologis di bumi (QS al-Ra'd/13:12), tiba-tiba menonjolkan fungsi negatifnya, menetaskan larva-larva betina (telur hama) yang kemudian memusnahkan berbagai tanaman para petani (QS al-Ra'd/13:12). Disparitas flora dan fauna tadinya tumbuh seimbang mengikuti hukum-hukum ekosistem (QS al-Ra'd/13:4), tiba-tiba tumbuh dan berkembang menyalahi keseimbangan dan pertumbuhan deret ukur kebutuhan manusia (QS al-A'raf/7:132).

Semua itu hanya masalah waktu. Kelak semua bencana yang pernah datang secara partial dan regional akan terjadi serentak diseluruh wilayah di bumi ini. Inilah akibat dari proses fitnah besar itu yang telah berlangsung berabad abad. Yang telah mengabaikan Alquran dan Hadith sebagai tuntunan kejalan yang lurus Krisis ekonomi akibat dari krisis moral,. Krisis moral mengakibatkan krisis spiritual. Krisis spiritual akan mengakibat bencana Alam secara systematis dan comprehensive.

Dari Davos, di Forum Ekonomi Dunia, kita menyampaikan pesan. Sadarlah sebelum datang masanya. Jadilah orang yang selamat..marilah sholat marilah mencapai kemenangan. Bersama Allah kita bisa!

Monday, January 26, 2009

Masjid

Dua minggu lalu bunda maksa saya untuk datang melihat Masjid Kubah Mas di daerah Depok. Nama Masjid itu sebetulnya adalah Dian Al - Mahri. Mungkin karena kubahnya berwarna kuning keemasan makanya disebut Kubah Mas. Saya sebetulnya berat untuk melangkah ke sana. Karena bagi saya sholat dimanapun bagi Allah sama saja. Yang penting bukan tempatnya yang megah tapi kekhusuan sholat berjamaah itulah yang utama. Tapi karena desakan Bunda maka saya tak ada pilihan untuk tidak mengantarnya. Setelah melewati gerbang Satpam dan Parkir , maka kamipun masuk kedalam Masjid megah itu. Setelah keluar dari masjid itu saya berpikir , andaikan uang untuk membangun masjid yang megah ini dikelola secara professional dan hasilnya dipergunakan untuk kemanusiaan , tentu banyak sekali orang miskin yang dapat dibantu. Apalagi donator masjid ini juga siap dengan dana untuk membantu orang miskin.

Sebetulnya didalam Al Quran amalan yang paling sering disebut adalah memberikan makan orang miskin. Pembangunan masjid malah tidak ada dalam Al Quran. Bahkan ada pembangunan masjid yang dikecam dalam Al Quran yaitu pembangunan Masjid Dhirar ( QS. Taubah (9) Ayat 107.). Tapi mengapa pembangunan masjid di Indonesia menjadi tradisi ? Bahkan Inilah negeri dengan jumlah masjid terbanyak didunia. Hal ini tak lepas dari cara para Sultan terdahulu yang selalu menempatkan Masjid besar didepan alun alun. Tujuannya adalah agar penduduk dapat dipersatukan dalam dimensi agama. Sehingga para sultan tidak kesulitan untuk menggiring masyarakat sebagai perekat kekuasaan. Cara ini juga sebagai motivasi lahirnya icon kesatuan dari tingkat desa , kecamatan sampai ketingkat pusat dimana sang penguasa bertahta.

Selanjutnya dari masa kemasa Masjid terus bermunculan dan dibangun dengan segala daya dan upaya untuk tampil megah. Bahkan Yayasan Dakap dizaman Pak Harto bertugas menggalang dana untuk membangun masjid seantero nusantara. Model dan rancangannya yang serba segi lima sebagai bentuk penyamaan paham dimana pancasila sebagai azas tunggal. Kemudian para orang kaya pun berlomba lomba membangun masjid dengan namanya sendiri atau nama yayasannya. Sebatas nampak dari luar sebagai upaya untuk syiar agama maka itu dapat diterima. Hanya saja yang menjadi kekawatiran adalah apabila pembangunan masjid itu bertujuan untuk politik kekuasaan atau sebagai wahana untuk aktualisasi diri para pengurus dan donator pembangunan masjid. Karena apapun dalihnya selain karena untuk mencari ridho Allah maka itu adalah perbuatan sombong dan takabur.

Bukan rahasia umum bila pengurus masjid dan donator masjid selalu ditempatkan pada tempat yang terhormat dimasjid. Selalu ada dibarisan depan. Walau dia datang terlambat. Bahkan pejabat yang ikut memberikan santunan dinanti oleh pengurus masjid didepan gerbang dan ditempatkan pada posisi terhormat. Kadang sikaf ini melupakan masjid adalah milik Allah dan semua orang dihadapan Allah adalah sama. Tradisi seperti inilah yang merupakan sarana ampuh bagi Iblis untuk menggelincirkan orang kaya dan penguasa kepada sirik social , yang bahkan menimbulkan sifat sombong dan takabur. Padahal dalam Islam sebaiknya sumbangan itu tidak perlu ada orang yang tahu selain Allah. Tangan kanan memberi tanpa diketahui oleh tangan kiri. Begitu sunnah rasul.

Esensi masjid bukanlah dari keindahan masjid. Bukan. Tapi ramainya orang datang berjamaah dengan khusu serta dijalin oleh rasa persaudaraan yang tinggi. Sholat berjamah dan masjid adalah ujud social culture umat dalam memahami syariat Agama. Bahwa kebersamaan itu adalah segala galanya,. Masjid harus berfungsi tidak hanya sebagai tempat sholat dengan kemegahannya untuk dilihat tapi lebih kepada sebagai sarana perjuangan umat untuk meninggikan kalimat Allah. Dari berkumpulnya umat dalam satu tempat , banyak hal tentang syariat berjihad dapat diorganisir.Yang utama adalah bagaimana membantu mereka yang lemah dan terzolimi. Para ulama harus sebagai mentor untuk memeriahkan masjid dalam nafas perjuangan itu. Sehingga tak lagi nampak Masjid harus dijaga oleh Satpam, Tak harus masjid terkunci rapat ketika tidak dipergunakan untuk sholat berjamaah. Masjid 24 jam terbuka bagi siapa saja yang ingin berjihad.

Kita tidak perlu masjid megah tampilannya tapi kumuh program sosialnya. Kita cukup masjid yang sederhana tapi megah program sosialnya. Mungkinkah ?

Wednesday, January 21, 2009

Kekuatan pikiran

Jam 11.40 pagi tanggal 20 january Acara pelantikan Obama di Washington DC dilaksanakan. Diliput oleh seluruh media massa dalam maupun luar negeri. Ratusan juta mata menonton acara itu. Anything is possible. Begitulah puncak keyakinan bangsa AS dan juga dunia tentang sosok Obama yang keturunan kulit berwarna menempati Gedung Putih sebagai pemimpin dari negara yang disebut super power. Ada harapan ditengah awan mendung yang menghadang perekonomian AS. Apa yang disampaikan oleh Obama dalam pidatonya tak lain sama dengan SBY ketika dulu berkampanye. Bersama kita bisa. Obama membangkitkan tradisi Amerika untuk berpikir positip. Bahkan menurutnya kehebatan budaya bangsa Amerika nampak ketika menghadapi kesulitan.Yes, WE CAN…

Para pemimpin memang memahami betul tentang psikology komunikasi. Seperti ungkapan Beyond psychology. Bahwa kekuatan pikiran ( power of mind ) bisa menentukan prilaku kita. Kita tidak bisa berpikir siapa kita , tetapi kita bergantung pada apa yang kita pikirkan. You don’t think what you are; you are what you think.Bila kita berpikir gagal maka kitapun akhirnya akan gagal. Bila kita berpikir bisa maka kitapun akan bisa. Para ahli psikologi sudah membuktikan ini dalam riset bertahun tahun. Sejarah mencatat bahwa banyak kejadian besar didunia ini dicreate oleh orang biasa tapi kekuatan pikiran mereka , impian dan semangat telah membuat impossible is nothing.

Yang menciptakan alam semesta berserta isinya adalah Allah. Allah berkuasa untuk segala galanya. Namun Dia menghadirkan berbagai peristiwa di alam semesta ini melalui kita. Allah memanfiestasikan diriNya dalam diri kita. Kita adalah ungkapan Tuhan dialam semesta. Makanya kita adalah mitra Allah. Melalui peran apa kita sebagai mitra Allah itu ? Tentu melalu pikiran kita. Kadang sebagian manusia tidak menyadari hal ini dan cenderung mempertanyakan keberadaan Allah secara phisik. Padahal Allah hadir dalam keseharian manusia. Tapi kadang manusia tetap belum yakin. Samahalnya kadang manusia tidak yakin bahwa Allah hadir dalam dirinya.

Memahami kekuatan pikiran ini memang tak jauh dari hal pertama , bahwa kita menciptakan kejadian dialam semesta ini bersama Tuhan. Kedua, kita bekerja sama dengan Tuhan untuk menciptakan berbagai peristiwa yang kita kehendaki. Artinya Allah itu sangat dekat dengan kita. Bahkan dalam tasawuf , kita harus memikirkan diri kita sebagai manifestasi Tuhan. God as me. Tuhan sebagai aku. Sebagaimana paham wahdatul wujud bahwa kehendak seseorang bersatu dengan kehendak Tuhan. Pada tingkat tertentu, dalam pengalaman ruhani yang sangat tinggi, yakni paling ujung dari seluruh perjalanan sufi, manusia tidak lagi bisa membedakan mana dirinya dan mana Tuhan. Pada tahap ini kemampuan akal tak lagi berfungsi untuk membedakan antara khalik dan makhluk, antara Tuhan dan aku.

Allah sangat tahu apa yang terbaik untuk kita. Namun kadang kala pikiran kita tidak sesuai apa yang telah tetapkanNya untuk kita. Contoh Allah tahu bahwa kemiskinan itu cara terbaik untuk kita. Tapi kita minta kaya kepada Allah.Namun karena kasih Allah maka keinginkan kita melalui pikiran kita dipenuhi juga oleh Allah. Artinya kasih Allah mendahului kekuasaannya. Kalau kita berpikir jahat hasilnya adalah kejahatan. Kalau kita berpikir gagal maka hasilnya adalah kegagalan. Kalau pikiran kita memandang lemah negeri kita tanpa bantuan asing maka terjajahlah kita. Iran berkayakinan dan terpusat pikirannya bahwa tanpa bantuan Eropa dan Amerika mereka bisa mandiri. Terbukti mereka mampu mandiri. Beda dengan negara negara yang ada di timur tengah ,yang selalu tergantung dengan Amerika dan Eropa.

Karena berbagai peristiwa dialam ini tak lepas dari hasil yang dibentuk oleh pemikiran kita makanya kita harus bertanggung jawab atas berbebagai peristiwa disekitar kita. Baik dan buruk hasilnya adalah pilihan cara kita berpikir. Andai anda orang lain berpikir buruk maka hindarilah karena kalau buruk yang terjadi maka kitapun ikut bertanggung jawab Allah maha adil dan menjadi pendukung kuasa untuk menunaikan itu semua.. Alangkah indahnya bila hanya pemikiran mulia yang selalu dekat sama kita sebagaimana kita dekat kepada Allah. Sehingga tujuan kemuliaan hakikat kita terpenuhi lewat pemikiran kita yang selalu menyatu dengan Allah; Sebagai rahmat bagi Alam semesta bukannya perusak.
wallahualam

Wednesday, January 14, 2009

Pemimpin

“ Setiap pemimpin itu harus mempunyai agenda. “ George Bush menyampaikan kepada Scott McClellan. “ Orang menilai pemimpin itu dan sejarah mencatat mereka berdasarkan kesuksesan yang diraih, lebih dari hal lainnya. Dalam politik tidak penting bagi rakyat bagaimana pemimpin meraih hasil, apakah didukung kalangan luas atau sempit, serta apakah dia terbuka dan jujur dalam usahanya. Selama programnya terbukti sukses, rakyat cenderung hanya melihat hasil akhir, bukan bagaimana cara pemimpin melakukannya. Karena kata kata tetaplah kata kata. Janji tetaplah janji. Tapi hasil adalah segala galanya.“

Scott terpukau dengan sikap George Bush. Dia akhirnya bersemangat dan bangga bekerja sebagai salah satu team George Bush. Dia melihat George Bush mempunyai kualitas sebagai pemimpin muda yang terbukti ketika menjabat Gubernur Texas mampu mengendalikan gejolak kepartaian, menyatukan masyarakat , dan membawa hasil positif. “ Saya tidak memiliki alasan untuk bersiap menghadapi kekecewaan dimasa depan “ Demikian Scott berkeyakinan terhadap George Bush.

Dari tingkat nasional, Scott terlibat membantu George Bush menuju Gedung Putih. Persaingan ketat menuju Washington memaksa mereka bekerja keras siang dan malam. Geoge Bush memperoleh kemenangan dalam pemilu. Selama di gedung putih, barulah Scott melihat secara nyata hasil dari sikap hidup Geroge Bush dalam memimpin. Kebohongan demi kebohongan terus terjadi, pengelabuan data intelligent, fitnah terhadap lawan politik dan banyak lagi. George Bush terus melenggang dengan caranya untuk menuntaskan agendanya. Akhirnya Scott memilih keluar dari team George Bush. Dia merasa pilihan terburuk dalam hidupnya adalah ketika dia memutuskan untuk bergabung dalam team George Bush.

Itulah sepenggal kisah dari Scott McClellah, mantan Juru Bicara Gedung Putih, yang ditulisnya dalam buku Inside The bush White House and Washington’s Culture of deception. Sejarah kepemimpinan AS banyak menghasilkan scandal Watergate, FBIgate, Irangate dan lain lain. Tapi selama kepemimpinan Bush , tak ada scandal yang bisa diungkap karena kejujuran terkunci dan kebohongan menjadi budaya. Inilah warisan yang harus diterima oleh Obama. Bush memang berhasil dengan agendanya, menyerbu Irak dan akhirnya menggulingkan Sadam. Menciptakan bad image terhadap eksistensi gerakan Fundamentalis Islam diseluruh dunia. Memacu pasar uang dan modal melesat bagaikan roket menggairahkan investasi di AS. Memacu kebebasan Pasar.

Namun kebohongan tetaplah kebohongan. Tak ada hasil yang seperti diharapkannya bila itu keberhasilan sejati. Kehebatan Geroge Bush memanfaatkan system untuk berbohong memang membuat dia lepas dari jeratan hukum ataupun scandal walau Irak menguras Anggaran dan merusak International image bangsa Amerika yang cinta kebebasan, walau pertumbuhan ekonomi AS menghasilkan bubble asset dan akhirnya merontokan kehebatan system moneter kapitalis, walau pasar bebas membuat rontok banyak industri AS sendiri, walau gerakan Islam semakin kuat menyatu dan garang menguasai Libanon, menguasai daerah pendudukan palestina di Gaza.

Yang terpenting ternyata bukan hasil yang diperoleh, tapi kebaikan apa yang dapat dihasilkan. Kebaikan ( goodness ) itu hanya mungkin dicapai bila dibalik setiap sikap dan perbuatan didasarkan oleh sikap cinta dan kasih sayang. Memang tak ada pemimpin yang sempurna. Juga samahalnya manusia. Tapi kejujuran apapun dalihnya harus menjadi agenda utama, siapapun yang ingin jadi pemimpin, dibidang apapun. Karena kejujuran berujung kepada Kebenaran dan akhirnya tentu keadilan bagi siapa saja akan terbentuk.

Tak ada pemimpin yang ideal dibumi ini. Selain Nabi Muhammad. Itupun Malaikat harus berkali kali membelah hati dan jantung Nabi untuk membersihkan segala tabiat buruk yang melekat didalam dirinya agar sempurna. Tapi kita manusia biasa terlalu lemah untuk bisa seperti Nabi Muhammad. Kita memang tidak mungkin menjadi manusia superman yang bebas dari segala kesalahan dan bertumpu dengan segala sikaf mulia. Karenanya kita hanya butuh pemimpin yang mampu berbuat dengan cinta dan ketulusan. Itu saja.

Tuesday, January 13, 2009

Iman

Ada yang sempat mengatakan kepada saya “ Orang kafir memuja berhala dan bersujud dihadapannya. Kini kita melakukan hal yang sama. Pemikiran orang kafir sudah kita imani untuk bersikap dan bertindak. Ketika bertemu orang Amerika dan Barat yang kafir kita menunduka diri dan menghormati mereka dengan segala bentuk. Tapi kita tetap menganggap diri kita muslim. Dan akibatnya kita mempunyai banyak berhala didalam diri kita, seperti ketamakan, ambisi, dengki dan iri hati , dan kita tunduk dengan semua itu. Maka baik secara lahir maupun batin, kita berbuat sama dengan pemuja berhala, tetapi kita tetap menganggap diri kita muslim “

Saya katakan hal itu tidak perlu dirisaukan. Bahwa selagi kita bisa melihat yang jelek maka ruh kebaikan terpancar didalam diri kita. Air laut terasa asin manakala kita sudah merasakan air sungai.. Yang indah nampak dipermukaan , menyeramkan bagi ruh. Yang terhormat nampak , namun terhina bagi ruh, yang terpintar dipermukaan, namun bodoh dihadapan ruh. Begitulah kemuliaan ruh yang bersemayam didalam diri kita. Menuntun kita untuk menilai dan memilah semua tipu daya dunia untuk mencapai kesempurnaan. Memahami agama sebagai hakikat selalu mencerahkan. Yang tidak bicara tentang ritual kecuali melakukanya seperti bernafas. Rukun Islam itu adalah kesehariannya dalam bersyariat sebagai cara mengingat Allah seumur hidup.

Agar kita tidak terjebak dalam kehidupan yang menipu maka dalam suluruh disiplin rohami selalu ditegaskan bahwa iman sebagai bagian yang tak terpisahkan dari amal. Iman itu dalam bahasa arab artinya adalah Aman.. Keamanan berujung kepada kedamaian. Bagi kebanyakan orang, akal terlalu dominant membahas soal keimanan. Akibatnya keamanan tidak didapat. Padahal memahami iman haruslah dengan cahaya Allah. Melalui tafakkur dan keilmuanm, untuk mengenal Tuhan menuju keamanan sejati. Mengenal dan akrab dengan Allah sebagai saksi setiap perbuatan, setiap pikiran, setiap niat. Sebagai pelindung siang dan malam dari segala fitnah dan bencana. Sebagai pemberi cinta daripada amarah.

Tanpa syak, manusia terdiri dari jasad yang sangat rendah dan roh, yang agung.. Tuhan menciptakan keduanya dari kesempurnaan Kuasa Nya. Srratus ribu kebijaksanaan yang ternyatakan dari roh luhur , seratus ribu kegelapan dari jasad kasar ini. Itulah sebabnya, Tuhan berfirman kepada para malaikat “ Lihatlah , sesungguhnya aku menciptakan makhluk dari tanah, Manakala telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan roh Ku maka hendaklah kamu bersujud. Kepadanya ( QS: 38:72-73). Dia dihubungkan jasad tanah dengan hembusan napas Roh Nya sendiri, sehingga cahaya dan Napas ketuhanan menjadikan tanah hitam ini sarana bagi kebajikian, keadilan dan pemelihara amanat Tuhan: maka ia menjadi sarana bagi keselamatan,pendakian , dan derajat ketinggian. Tujuan bukanlah tanah hitam, melalui ketamakannya bagi cahaya “Aku hembuskan napas roh Ku kedalam dirinya”, hendak menjadikan lampu penerang, bagi niat jahat mencuri dan pengkianatan.

Mensucikan diri bukanlah menghindar dari interaksi dengan siapapun. Melainkan menanamkan jihad Akbar kepada diri sendiri . Berkeyakinan mampu membunuh nafs dengan menghentikan budaya “ meminta “ dan “memohon”. Membangun sikaf keseharian untuk memberi dan memberi karena cinta. Memang setiap perang akan ada korban dan pendertaan, Kadang kalah, kadang menang. Namun akhir dari pertempuran adalah memenangkannya. Penderitaan karena perang dengan nafs terlalu tak berarti bila dibandingkan penderitaan diakhirat kelak bila kita kalah. Inilah puncak keimanan untuk mencapai puncak spiritual yang menetramkan Menuju keselamatan di dunia dan akhirat.

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...